Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

BUSINESS MODEL CANVAS

Disusun Oleh :

1. Okinta Dea Saputri ( E2A017166 )

2. Rissa Putri Sundami ( E2A017168 )

3. Fajar Amalia ( E2A017170 )

4. Siti Nur Afifah ( E2A017171 )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

1
DAFTAR ISI

BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
1.3. Tujuan ...................................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
BUSINESS MODEL CANVAS ......................................................................................... 6
2.1. Pengertian Business Model Canvas ........................................................................ 6
2.2. Beberapa cara penggunaan BMC:............................................................................ 7
2.3. Keuntungan BMC : .................................................................................................. 8
2.4. Kerangka Business Model Canvas ......................................................................... 10
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang semakin lama semakin


bertambah, tentunya para masyarakat harus berusaha untuk mendapatkan
kebutuhannya sehari-hari yang sangat mendesak. Namun dengan berkembangnya
teknologi yang saat ini semakin maju maka masyarakat pun sudah tidak begitu
khawatir. Banyak masyarakat yang sudah memanfaatkan teknologi yang
berkembang untuk membuka lahan pekerjaan seperti berbisnis. Dalam memulai
berbisnis tentunya harus mengetahui bisnis apa yang ingin anda jalani dengan
mengetahui bisnis yang ingin anda geluti maka anda harus mengetahui seluk
beluk yang terdapat dalam bisnis anda.

3
Banyak alasan mengapa masyarakat jaman sekarang mengutamakan dan
mencoba untuk berbisnis, salah satunya Sejak munculnya praktik e-commerce,
model bisnis menjadi salah satu konsep yang paling menonjoldi antara konsep-
konsep manajemen yang lain. Hadirnya e-commerce membuat para praktisi bisnis
mengubah total model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai.
Penyebab utama kepopuleran model bisnis adalah karena ditengarai banyak
organisasi yang tumbuh pesat karena kemampuannya menciptakan model bisnis
yang tepat. Hal yang paling penting diutamakan dalam berbisnis adalah mencari
keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Namun tak dipungkiri bahwa keadaan
ekonomilah yang memaksa mereka untuk berusaha memenuhi kebutuhan mereka
masing-masing. Keadaan ekonomi yang memaksa mereka untuk aktif dan
bertindak mencari penghasilan yang didapat melalui cara berbisnis. Namun, ada
juga para pegawai yang menjalani bisnis karena alasan usaha sampingan. Banyak
keuntungan yang bisa didapatkan dalam berbisnis namun juga bukan hanya
keuntungan yang didapatkan tapi kerugian pun juga bisa kita dapatkan dalam
memulai suatu bisnis. Meskipun dalam berbisnis ada hal negatifnya, namun kita
tidak boleh menyerah untuk melakukan suatu bisnis. banyak masyarakat yang
berfikiran bahwa dengan memulai usaha bisnis maka mereka harus mempunyai
modal yang sangat besar, namun mereka salah. Dalam memulai suatu bisnis anda
tidak memerlukan modal yang cukup besar, yang anda perlukan adalah suatu
keberanian dalam menanggung resiko yang akan anda hadapi jika anda
mengalami suatu kerugian dalam bisnis anda.
Di era persaingan usaha yang semakin berkembang pesat dan beraneka
ragam, ini kita dituntut untuk bisa menciptakan peluang usaha kecil menjadi
peluang besar. Dengan mengikuti perkembangan sikap customer yang bervariatif.
Hal ini menuntut kita untuk menciptakan suatu inovasi baru dan bisa memuaskan
kebutuhan masyarakat. Pada kehidupan yang modern ini masyarakat cenderung
membutuhkan sesuatu yang instan, maka tidak heran banyak sekali bermunculan
produk – produk instan.Untuk mewujudkan itu semua kita membutuhkan
perencanaan yang matang agar usaha yang kita bangun dapat terwujud dan

4
berkembang sesuai harapan kita dan sejalan sesuai koridor. Maka dari itu kita
harus merencanakan apa saja yang kita perlukan, bagaimana perencanaannya?,
prosesnya?, Bisnis model kanvas akan mennggambarkan dengan jelas.

Model bisnis merupakan sesuatu yang menggambarkan dan menjelaskan


mengenai bisnis Start –Up itu sendiri dengan tujuan agar bisa membantu dalam
melakukan pertimbangan perubahan dan kemajuan bisnis secara professional.
Model bisnis yang dipaki kali ini adalah Businnes Model Canvas (BMC) yang
dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur. BMC merupakan
satu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat bagaimana rupa usaha yang
sedang atau kita jalani. Dalam model bisnis ini pun mengubah konsep model
bisnis yang pertamanya rumit menjadi sederhana. Dimana terdapat kerangka
bisnis (BMC), dan cara merumuskan ide Bisnis BMC. BMC disajikan dalam
bentuk selembar kanvas berisi Sembilan element (kotak) yaitu : Customer
Segments, Value Proposition, Channel, Customer Relationsip, Revenue Stream,
Key Resourcess, Key Activities, Key Partnership, Cost Struct

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Business Model Canvass (BMC) ?


2. Bagaimana Kerangka Business Model Canvass (BMC) ?
3. Bagaimana Merumuskan Ide Bisnis BMC?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Business Model Canvass (BMC).


2. Untuk mengetahui kerangka Business Model Canvass (BMC).
3. Untuk mengetahui cara merumuskan ide bisnis BMC.

5
BAB II

BUSINESS MODEL CANVAS

2.1. Pengertian Business Model Canvas

Business Model Canvas pertama kali dikembangkan oleh Alexander


Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dan
dalam buku Business Model Generation ini, Alexander Osterwalder mencoba
menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-
elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis secara sederhana dan
mudah dimengerti. Intinya bahwa model bisnis itu terdiri dari 9 elemen yang
disebut sebagai 9 building blocks.

6
Business Model Canvass adalah sebuah alat (tools) yang digunakan untuk
mensederhanakan konsep model bisnis yang rumit dan kompleks agar dapat
dimanfaatkan oleh sebuah organisasi / wirausahawan untuk membuat,
mendiskusikan, dan memahami sebuah model bisnis dengan lebih sistematis.

Dalam salah satu referensi menyebutkan pengertian Model Bisnis Kanvas


adalah sebuah management startegi bisnis yang memungkinkan kita untuk
menggambarkan, mendesain kemudian mengerucutkan beberapa aspek bisnis
menjadi satu strategi bisnis yang utuh. Jika dilihat sepintas, sebenarnya alur model
bisnis kanvas nampak cukup sederhana. Secara garis besar, alurnya mengalir dari
satu elemen bisnis menuju elemen penting berikutnya.

2.2. Beberapa cara penggunaan BMC:

1. Visual Thinking
Cara terbaik menggunakan BMC adalah dengan membuat poster berukuran besar
dan menempelkannya di dinding. Setelah itu founder dapat menggunakan sricky
note seperti post-it untuk mengisi 9 elemen. Sticky note memungkinkan group
thinking karena setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi aktif.

2. Iterasi dengan cepat


Iterasi adalah proses dimana founder ”keluar dari kantor / ruangannya” dan
mencoba memvalidasi idenya, kemudian kembali ke kantor untuk memperbaiki
model bisnis dan produknya berdasarkan feedback yang didapat dari market.
Dengan sifat ringkas dan menyeluruh dari BMC, founder dapat dengan cepat
melakukan iterasi ini.

7
3. Dengan cepat melihat kaitan 9 komponen
Dengan cara ini, tim dapat menemukan hubungan dari peluang pasar atau
proposisi nilai unik. Sehingga diharapkan tim dapat mendokumentasikan ide-ide
baru sebagai hipotesis baru untuk menguji BMC sebagai iterasi baru.

4. Memaksa tim dengan ringkas menyampaikan pikirannya


Tim dipaksa menjelaskan dengan tepat dan ringkas apa yang akan mereka uji atau
yang akan mereka tindak lanjuti pada iterasi berikutnya, karena informasi-
informasi dicatat dengan pendek pada post-it.

5. Memudahkan startup untuk membaginya dengan partner / rekan kerja


Karena BMC disajikan dalam bentuk poster besar dan ditempel pada dinding,
maka mudah untuk berbagi melalui foto atau mengambil poster dari dinding untuk
diperlihatkan pada pihak lain yang berkepentingan.

2.3. Keuntungan BMC :

1. Bisa dipakai untuk semua jenis model bisnis, seperti :travelling, restoran, hotel,
perkebunan, mining, dan sebagainya.
2. Cepat mengetahui keseluruhan kekuatan dan kekurangan bisnis.
3. Proses analisa kebutuhan dan profit dapat dilakukan dengan cepat.
4. Memetakan bisnis untuk mengetahui kelemahan sejak dini dan memahami
kekuatan bisnis dari sudut pandang yang benar.
5. Pemetaan BMC menggambarkan secara sistematis bisnis yang kemudian dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan pengembangan manajemen strategis
bisnis.

Penyebab mengapa sebuah model bisnis dapat gagal bersaing.

8
1. Solving and Irrelevant Customer Jobs atau Value Proposition yang dianggap
tidak penting oleh sebuah Customer Segments, yaitu sebuah Value Proposition
yang tidak menyelesaikan sebuah masalah pelanggan (customer problems)
meskipun Value Proposition yang telah dibuat merupakan sebuah inovasi baru
atau solusi dari sebuah permasalahan pelanggan, namun solusi yang ditawarkan
merupakan (produk atau jasa) dianggap kurang/ bahkan tidak penting sebelumnya
oleh sebuah customer segements. Contoh:
2. Segway sebuah produk yang inovatif namun dianggap sebagai produk yang tidak
menyelesaikan sebuah customer problem.
3. Newton sebuah produk personal assistant yang dianggap kurang penting pada
waktu pertama kali diluncurkannya.
4. Flo TV sebuah handheld tv yang kurang dapat diterima di pasar juga merupakan
contoh dari sebuah Value Proposition yang tidak dianggap penting oleh sebuah
Customer Segments
5. Flawed Business Model, yaitu sebuah business model yang lemah. Lemah disini
dapat diartikan jika model bisnis yang telah dibuat ternyata membutuhkan biaya
akuisisi pelanggan lebih besar dibandingkan dengan perolehan atau omset dari
pelanggan. Meskipun Value Proposition yang ditawarkan mampu menyelesaikan
sebuah customer problem namun hasil yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya
akusisi pelanggan yang dianggap terlampau tinggi.
Contoh:
Customer Acquisition Cost > Customer Lifetime Value
Kodak dengan Kamera Digital
6. External Threats, yaitu ancaman dari lingkungan eksternal. Adanya ancaman dari
kompetitor yang mampu menawarkan Value Proposition dengan model bisnis
yang sama dengan biaya yang lebih murah, adanya keunggulan teknologi yang
tidak mampu diikuti oleh sebuah organisasi disaat kompetitor menerapkan
teknologi baru tersebut atau mungkin karena pertimbangan konsumen yang
menganggap model binis kurang ramah terhadap lingkungan dsb.
7. Poor Execution atau eksekusi yang lemah, yaitu meskipun sebuah model bisnis
yang telah dibuat merupakan model bisnis yang benar namun karena kelemahan

9
eksekusi dari model bisnis tersebut maka sebuah model bisnis dapat saja gagal.
Lemahnya tim manajemen juga mampu menghambat dan menggagalkan sebuah
model bisnis.

2.4. Kerangka Business Model Canvas

Sebelum membuat model bisnis kanvas, kita harus mempelajari 9 elemen


penting yang mendukung kemajuan suatu bisnis. Elemen-elemen tersebut yaitu:

1. Customer Segments
Elemen pertama ini membuat kita harus menentukan segmen pelanggan mana
yang akan menjadi target bisnis kita. Misalnya, suatu maskapai penerbangan
mengeluarkan 2 produk untuk memenuhi kebutuhan 2 segmen pelanggan yang
berbeda atau ada 2 stasiun televisi yang menyajikan 2 acara berbeda untuk
memenuhi segmen pelanggan yang berbeda.

2. Value Propositions
Value propositions akan membahas mengenai manfaat atau benefit apa yang akan
didapatkan para pelanggan jika memilih bisnis kita. Hal ini menjadi kesempatan
bagi kita untuk menjabarkan kekuatan dan keunggulan yang membedakan bisnis
kita dengan bisnis yang lain.

10
3. Channels
Melalui penggunaan channels yang tepat, kita baru bisa menyampaikan value
propositions kepada customer segments. Jadi, memikirkan channels juga menjadi
salah satu elemen terpenting bagi keberhasilan bisnis.

4. Revenue Streams
Aliran pendapatan tentu menjadi salah satu tujuan utama dari sebuah bisnis.
Sehingga elemen yang satu ini harus dikelola semaksimal mungkin untuk
meningkatkan pendapatan bisnis. Jangan sampai ada bahan baku, produk atau
kinerja yang tidak dimanfaatkan secara maksimal dan mengakibatkan kerugian
pada bisnis.

5. Customer Relationship
Elemen yang kelima membahas bagaimana jalinan hubungan kita dengan
pelanggan. Perlu pengawasan yang ketat dan intensif agar pelanggan bisnis kita
tidak mudah berpaling ke bisnis yang lain hanya karena jalinan hubungan yang
kurang baik.

6. Key Activities
Kegiatan apa yang harus dilakukan untuk menciptakan value prepositions yang
efektif? Hal ini tentu menjadi pembahasan yang tak kalah penting dalam elemen
key activities.

7. Key Resources
Agar bisa mewujukan tujuan bisnis, kita tentu harus mengelola sumber daya
bisnis tersebut semaksimal mungkin. Semua jenis sumber daya mulai dari
pengelolaan bahan baku, penataan SDM dan penataan proses operasional menjadi
perhatian dalam membuat model bisnis

8. Key Partnership
Bisnis yang baik tidak hanya mampu menjalin hubungan dengan para pelanggan
saja. Karena hubungan dengan pihak supplier atau tim pemasaran juga harus

11
diperhatikan. Tak ada salahnya menjalin hubungan baik untuk menciptakan siklus
bisnis sesuai dengan ekspektasi.

9. Cost Structure
Elemen terakhir yang tak kalah pentingnya dengan kedelapan elemen lainnya
adalah struktur pembiayaan bisnis. Mengelola biaya secara efisien akan membuat
bisnis yang kita jalankan menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko
kerugian.

2.5. Merumuskan Business Model Canvas

Business Model Canvas dapat dirumuskan ke dalam suatu ide bisnis dengan
cara memanfaatkan Bisnis Model Canvas, diantaranya:

1. Membangun Relasi Konsumen

Bisnis Model Canvas (BMC) penting untuk membangun relasi dengan konsumen.
Relasi dengan konsumen penting agar konsumen kita tidak lari ke pesaing.

2. Meningkatkan Penjualan

Ketika strategi marketing kita satukan melalui BMC ini, diharapkan target
penjualan tercapai. Customer Segment, Chanel, Custome Relationship (3 blok di
BMC) memiliki tujuan untuk meningkatkan penjualan.

3. Menghadapi Pesaing

Hal yang tidak kalah penting ketika BMC sudah dijalankan adalah kita akan
membangun bisnis yang kokoh untuk mengahadapi pesaing.

12
4. Memastikan bisnis berjalan

Seringkali kita bingung memulai dan menjalankan bisnis, di BMC ini kita
memasukan siapa-siapa saja yang nantinya akan mendukung bisnis kita berjalan.
BMC ini penting untuk memetakan apa saja yang dibutuhkan agar bisnis kita tetap
berjalan.

5. Mempunyai Sistem Bisnis

BMC ini adalah cara yang efektif untuk membuat sistem bisnis, tujuannya
membuat bisnis makin efektif dan bisa menghasilkan maksimal meskipun kita
tidak berada di bisnis kita.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bisnis Model Canvas ( BMC ) memiliki Sembilan elemen, yaitu Customer


Segment, Value Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue Stream,
Key Resources, Keya Activities, Key Partnership dan Cost Sructure.
BMC kita dapat melihat lebih akurat bagaimana usaha yang akan atau
sedang dijalankan. Serta dengan BMC dapat memetakan suatu bisnis lebih
sederhana dan strategis.

3.2 Saran

13
Dengan Bisnis Model Canvas diharapkan dapat memudahkan para
pebisnis baik pemula maupun yang sudah menjalankan dalam mengetahui aspek –
aspek terpenting dalam suatu bisnis.

14

Anda mungkin juga menyukai