OLEH:
S1B1 18 065
KENDARI
2021
KATAPENGANTAR
AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Puji serta syukur kepada tuhan yang maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah sehingga penulis menyelesaikan makalah berjudul Sembilan Blok
bangunan. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Dosen mata
kuliah Pemodelan Bisnis yang telah memberikan tugas dan seluruh pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, karena dalam penulisan makalah ini penulis mendapat banyak
bantuan dari berbagai sumber.
Penulis mengetahui masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini oleh
Karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya dapat
menyelesaikannya lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat dibaca dan
member banyak manfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTARISI
Judul
Kata pengantar............................................................................................................ i
DaftarIsi ..................................................................................................................... ii
BABI PENDAHULUAN...................................................................................... 1
Latar Belakang............................................................................................................ 1
Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
Tujuan.......................................................................................................................... 3
BABII PEMBAHASAN....................................................................................... 2
BABIII PENUTUP................................................................................................ 14
Kesimpulan.................................................................................................................. 14
Saran ........................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia bisnis selalu mengalami perkembangan yang selalu mempunyai daya tarik
tersendiri yang membuat para ahli baik itu dari kalangan akademisi maupun praktisi
memberikan perhatian khusus untuk mengembangkan model bisnis guna mempermudah para
pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya. Saat ini telah banyak dari kalangan praktisi maupun
akademisi yang telah membuat suatu sistem yang dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan
usahanya. Konsep model bisnis tergolong sesuatu yang baru, akan tetapi konsep model bisnis
sudah mulai populer sejak tahun 1990an ketika model bisnis dan perubahan lingkungan bisnis
didiskusikan dalam konteks internet (Afuah,2004; Afuah dan Tucci, 2001; Osterwalder, 2012).
Dalam beberapa tahun terakhir, konsep model bisnis mulai banyak digunakan sebagai cara yang
umum untuk menjelaskan bagaimana perusahaan berinteraksi dengan pemasok, mitra kerja,
dan pelanggan (Zott dan Amit: 2011).
Salah satu model bisnis yang saat ini sedang dikembangkan dan mulai banyak digunakan
oleh perusahaan-perusahaan adalah Business Model Canvas. Business Model Canvas (BMC)
merupakan salah satu alat strategi yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah model bisnis
dan menggambarkan dasar dari pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan, dan menangkap nilai. Business Model Canvas adalah suatu alat untuk membantu
kita melihat lebih akurat rupa usaha yang sedang atau akan kita jalani. Mengubah suatu konsep
bisnis yang rumit menjadi sederhana yang ditampilkan pada satu lembar kanvas yang berisi
rencana bisnis dengan sembilan elemen kunci yang terintegrasi dengan baik didalamnya
1
mencakup analisis strategi secara internal maupun eksternal perusahaan (Osterwalder dan
Pigneur :2012).
Pada saat akan memetakan suatu bisnis dengan menggunakan Business Model Canvas,
maka digunakan sembilan blok bangunan dasar. (Osterwalder dan Pigneur 2012) mengatakan
bahwa model bisnis dapat dijelaskan dengan sangat baik melalui sembilan blok bangunan dasar
yang memperlihatkan cara berfikir tentang bagaimana cara perusahaan menghasilkan uang.
Sembilan blok bangunan tersebut diletakkan pada sebuah susunan yang disebut dengan
Business Model Canvas. Business Model Canvas terbagi menjadi sembilan blok utama yaitu;
Customer Segment (Segmentasi Pelanggan), Value Proposition (Proposisi Nilai), Chanel
(Saluran), Customer Relationship (Hubungan Pelanggan), Revenue Streem (Arus Pendapatan),
Key Resources (Sumber Daya Utama), Key Activitie (Aktivitas Kunci), Key Partnership (Kemitraan
Utama), dan Cost Structure (Struktur Biaya). Kemudian bagian –bagian ini akan dibagi lagi pada
dua sisi yaitu sisi kiri (logika) dan sisi kanan (kreativitas).
B. Rumusan masalah
10. Apa maksud dari Customer Segments (segmen pelanggan)
11. Apa maksud dari Value Propositions (nilai proposisi)
12. Apa maksud dari Channels (saluran)
2
13. Apa maksud dari Customer Realitionship (hubungan pelanggan)
14. Apa maksud dari Revenue Streams (Arus pendapatan)
15. Apa maksud dari Key Resources (Sumber daya utama)
16. Apa maksud dari Key Activities (Aktivitas kunci)
17. Apa maksud dari Key Partnerships (Kemitraan utama)
18. Apa maksud dari Cost Structure (Struktur biaya)
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengetahuan mengenai apa yang pelanggan pikirkan, inginkan, dan bagaimana melayani
pelanggan adalah suatu hal yang sangat berguna bagi perusahaan untuk mengembangkan
strategi perusahaan yang sesuai di tengah persaingan pasar yang kompetitif. Pelanggan
memiliki perbedaan keinginan, minat, dan kebutuhan, maka memperoleh pemahaman
mendalam mengenai pelanggan adalah suatu hal yang sulit. Karena sebuah organisasi tidak
dapat melayani seluruh pelanggannya pada suatu pasar, segmentasi pelanggan merupakan
suatu hal yang digunakan untuk mengklasifikasikan pelanggan untuk tujuan pemasaran (Dibb &
Stern, 1995) Segmentasi pelanggan adalah suatu cara untuk mengelompokkan pelanggan ke
dalam beberapa kelompok (cluster) dan setiap kelompok memiliki beberapa anggota dengan
karakteristik yang sama. Usaha untuk mengklasifkasikan objek-objek dengan suatu kesamaan
ke dalam satu grup tersebut juga dapat dikatakan sebagai clustering. Analisis cluster akan
membangun suatu cluster yang baik ketika setiap anggota dari cluster memiliki derajat
kesamaan yang tinggi (homogen internal) (Growe, 1999; Castro, 2002).
Pada penelitian terdahulu, mencoba membagi segmen pelanggan pada beberapa karakter
yaitu, geografi, demografi, dan psikografi. Kemudian peneliti mengadakan uji coba terhadap
segmen pelanggan dengan menunjukan respon dari kebutuhan yang mereka inginkan. Dengan
melihat dari segi manfaat, penggunakan situasional, atau merek. Selain melihat dari respon
bagaimana mereka memilih produk/jasa dari segi kualitas dan harga.
Klasifikasi Segmen Pelanggan
Supaya lebih jelas dan terstruktur Ciputra (2015:3) menerangkan bahwa BMC membagi
customer segment menjadi lima katagori berdasarkan kebutuhan pelanggan:
a. Mass Market
Pasar massa tidak membeda bedakan antara segmen segmen pelanggan nya. Mass
Market berbicara mengenai segmen pasar yang sangat luas dengan kebutuhan yang sama.
b. Niche Market
4
Pasar ceruk seperti ini menyasar segmen pelanggan yang spesifik dan terspesialisasi.
Model bisnis semacam ini banyak ditemukan dalam hubungan pemasok dan pembeli.
Menurut Kotler (11:280) Biasanya para pemasok/ marketers mengindentifikasi pasar ceruk
ini dengan membagi ke beberapasegmen sampai kepada subsegmen.
c. Segmented
Kategori berikutnya adalah Segmented. Segmented membedakan customer dengan
kebutuhan dan permasalahan yang berbeda namun masih dalam satu kategori.
d. Diversified.
Suatu bisnis dengan segmen pelanggan yang memiliki dua atau lebih segmen pelanggan
yang kebutuhannya sangat berlainan dan masalah yang sangat berbeda.
e. Multi side Market
Multi side market yaitu mengenai dua segmen pelanggan yang saling tergantung satu
sama lain. Beberapa perusahaan atau organisasi melayani dua atau lebih segmenpelanggan
yang saling tergantung.
Value proposition merupakan salah satu bagian dari bisnis model kanvas. Blok bangunan
bisnis model kanvas menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan
nilai untuk segmen pelanggan spesifik. value proposition tidak hanya mengacu pada produk
fisik, tapi lebih menekankan nilai-nilai unggul yang bisa kita tawarkan ke pelanggan untuk
menjawab kebutuhannya. Tentu saja nilai unggul ini harus lebih bagus, harus lebih menarik dari
pada yang pesaing lain tawarkan. Nilai unggul sangat penting, karena akan menentukan apakah
pelanggan nanti akan berpaling kepada perusahaan kita atau berpaling kepada pesaing.
Menentukan value proposition yang menarik, dapat menjawab kebutuhan pelanggan kita
dengan tepat.
Osterwalder (2012:22) value proposition adalah alasan yang membuat pelanggan beralih
dari satu perusahaan ke perusahaan lain. value proposition dapat memecahkan masalah
pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap value proposition terdiri dari
gabungan produk atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik yang
5
manfaatnya dapat ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Beberapa proposisi nilai yang
menjadi inovatif dan mewakili sebuah penawaran baru atau justru mengubah penawaran yang
ada. Proposisi nilai mungkin saja sama dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan
fitur dan atribut tambahan.
Value proposition lebih dari sekedar produk, yaitu mengenai nilai-nilai lebih yang bisa
perusahaan tawarkan untuk menjawab kebutuhan pelanggan, jadi tidak sekedar produk, jasa,
atau hak paten atau hak pakai, sehingga tidak akan membatasi value proposition hanya
diproduk saja
3. Channel ( Saluran)
6
Blok Bangunan Saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi
dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan Proposisi Nilai.
Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan
pelanggan, saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian
yang mereka alami (Ostwalder & Pigneur, 2009).
Suatu media dari perusahaan di dalam melakukan komunikasi dan mencapai para
pelanggannya untuk menyampaikan nilai-nilai yang dimiliki. Komunikasi, distribusi d\an jalur
penjualan memberikan perusahaan suatu anjak muka bagi perusahaan kepada para
pelanggannya. Jalur penjualan merupakan media yang memudahkan bagi bagi pelanggan untuk
memperoleh pengalaman dari berhubungan dengan perusahaan yang memberikan fungsi
antara lain awareness,evaluation, purchase, delivery dan after sales. Adapun channel pada
perusahaan yaitu a) sosial media, b) penjualanlangsung.
4. Customer Relationship
Brent Frei dalam Greenberg yang disadur dari buku Yevis Marty Oesman (2010 : 37)
mendefinisikan manajemen kerelasian pelanggan sebagai perangkat proses dan teknologi yang
menyeluruh dalam mengelola hubungan dengan pelanggan potensial dan pelanggan yang ada
dan mitra bisnis dalam pemasaran, penjualan dan pelayanan tanpa mempedulikan saluran
pemasaran. Tujuan manajemen kerelasian pelanggan adalah mengoptimalkan kepuasan
pelanggan dan mitra, pendapatan dan efisiensi usaha serta menciptakan hubungan yang paling
kuat dalam tingkat organisasi. Stanley dan Brown (2000 : 8), dikutip dari buku Oesman
mengungkapkan bahwa manajemen kerelasian pelanggan merupakan suatu proses
mendapatkan, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan yang menguntunhgkan dan
memerlukan suatu fokus yang jelas terhadap atribut suatu jasa yang dapat menghasilkan nilai
kepada pelanggan sehingga dapat menghasilkan loyalitas.
Sedangkan menurut Storbacka dan Lehtinen (2001:3), dikutip dari buku Oesman
manajemen kerelasian pelanggan merupakan hubungan yang kooeperatif antara provider
dengan pelanggan sehingga kedua belah pihak sama-sama untung dan akhirnya dapat
meningkatkan nilai mereka.
7
Arti pelanggan bagi suatu perusahaan yaitu asset jangka panjang. Hubungan Pelanggan
menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen
pelanggan yang spesifik (Ostewalder, 2011:28). Sehingga dibutuhkan adanya media komunikasi
long lasting antara pelanggan dengan perusahaan, agar hubungan yang baik dapat terjaga.
Pelanggan juga akan merasa dihargai dan hal ini akan membuat mereka loyal dengan
perusahaan. Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangun
bersama segmen pelanggan.
Gama (2015:1) Customer Relationship menurut Osterwalder dan Pigneur (229:2011)
blokbangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun
perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan
jenis hubungan yang ingin dibangunnya bersam asegmen pelanggan. Hubungan pelanggan
dapat didorong oleh motibasi, yaitu akuisisi, retensi (mempertahankan pelanggan,upselling
(pengkatan penjualan).
5. Revenue streams ( Arus pendapatan)
Revenue Streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing
segmen pasar atau dengan kata lain revenue streams adalah pemasukan yang biasanya diukur
dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Jika kepuasan pelanggan
adalah jantung dari sebuah model bisnis, maka revenue streams adalah pembuluh arterinya.
Revenue streams bukan mempresentasikan keuntungan yang didapat, karena secara umum
diketahui bahwa keuntungan merupakan pendapatan bersih setelah dikurangi biaya-biaya
usaha (PPM Manajemen, 2012). Perusahaan harus sering memikirkan nilai tambah apakah yang
dapat digunakan sehingga pelanggan mau untuk membayarnya. Apabila pertanyaan ini dapat
dijawab, maka perusahaan dapat menyimpulkan satu atau lebih dari revenue streams yang
didapat dari masing-masing segmen pasar Masing-masing revenue streams memiliki
mekanisme harga yang berbeda satu sama lain, misalnya harga tetap, bargaining, auctioning,
market dependent, volume dependent, dan yield management.
Hal ini mengenai apa saja yang mendatangkan keuntungan, mendatangkan keuangan bagi
perusahaan. Misalnya penjualan secara fisik, penjualan produk secara fisik atau jasa, layanan
jasa yang mendatangkan uang secara langsung. Blok yang pertama hingga kelima adalah blok
8
yang berhubungan dengan bagian penjualan bagian depan, sedangkan blok selanjutnya dari
bagian BMC ini yang akan kita bahas adalah blok yang lebih banyak berhubungan dengan
bagian belakang atau produksi & operasional.
Model bisnis dapat dibentuk dari 2 (dua) macam Revenue Streams:
1. Pendapatan didapatkan dari satu kali transaksi.
2. Pendapatan yang didapatkan berulang kali yang dihasilkan dari pembayaran
berkelanjutan baik untuk memberikan value proposition kepada pelanggan ataupun
tidak menyediakan dukungan pasca pembelian.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan Revenue Streams:
1. Penjualan Aset (Asset Sale)
Pemahaman yang umum dari asset sale didapatkan dari penjualan produk perusahaan yang
berupa barang atau jasa. Memperoleh pendapatan dari penjualan aset sudah menjadi
praktik bisnis yang lazim.
2. Biaya Pemakaian (Usage Fee)
Revenue stream ini didapatkan dari penggunaan jasa pelayanan. Apabila jasa pelayanan
yang digunakan semakin banyak maka pelanggan akan membayar lebih mahal.
Perusahaan-perusahaan dalam berbagai industri jasa akan mengutamakan aliran
pendapatan ini.
3. Biaya Langganan (Subscription Fees)
Revenue stream ini didapatkan dengan cara menyediakan pelayanan untuk pembelian
berkelanjutan dalam suatu periode tertentu. Misalnya, suatu perusahaan memberikan
member card kepada pelanggan yang loyal sehingga pelanggan dapat menikmati
fasilitas lebih dari perusahaan.
4. Sewa (Lending/ Renting/ Leasing)
Revenue stream ini didapatkan dari memperbolehkan seseorang untuk mendapatkan hak
eksklusif menggunakan aset perusahaan dalam periode waktu tertentu. Kaidah dasar
dari aliran pendapatan ini adalah adanya harta tetap (fixed asset) yang berwujud secara
fisik yang dimiliki oleh perusahaan, dan dapat dimanfaatkan oleh pelanggannya sebagai
kompensasi pembayaran sewa. Dalam hal ini, pemberi pinjaman memiliki keuntungan
9
yaitu dapat memperoleh pendapatan berulang kali. Peminjam atau penyewa juga
memiliki keuntungan yaitu dapat
menikmati suatu produk maupun jasa dalam waktu tertentu tanpa harus memiliki produk
itu sepenuhnya.
5. Lisensi (Licensing)
Revenue stream ini didapatkan dari pemberian pelanggan suatu ijin untuk menggunakan
hak kekayaan intelektual yang dilindungi secara hukum dengan imbalan biaya lisensi.
Lisensi memperbolehkan pemegang lisensi untuk mendapatkan pendapatan tanpa harus
membuat produk atau mengkomersialisasikan jasa. Lisensi umumnya digunakan pada
industri media.
6. Biaya Jasa Perantara (Brokerage Fees)
Revenue stream ini didapatkan dari hasil pelayanan intermediasi antara dua atau lebih
pihak. Aliran pendapatan ini umumnya diperoleh dari perusahaan maupun perorangan
yang menerapkan model bisnis keagenan. Penyedia kartu kredit, misalnya, memperoleh
pendapatan dengan mengambil presentase dari setiap nilai transaksi yang dilaksanakan
antara pelanggan dengan pedagang. Contoh lainnya adalah agen real estate yang
mendapatkan komisi detiap kali berhasil mencocokkan pembeli dan penjual dalam
transaksi.
7. Iklan (Advertising)
Revenue stream ini didapatkan dari biaya yang dikeluarkan untuk periklanan produk, jasa,
ataupun brand. Pada umumnya, industri media dan event organizer memiliki
keuntungan yang besar pada periklanan.
8. Donasi (Donation)
Aliran pendapatan donasi ini tercipta dari penerimaan sejumlah uang ataupun produk
berwujud yang dapat dinilai dengan satuan uang dari individu ataupun organisasi yang
dikenal dengan sebutan “donor”, menggantikan terminology umum yang disebut
dengan pelanggan. Perbedaan antara donor dan pelanggan terletak pada manfaat yang
akan diterima. Tidak ada produk yang akan diterima oleh donor. Namun donor akan
10
menerima manfaat yaitu pemenuhan misi organisasinya dalam hal tanggung jawab
sosial.
11
4. Finansial (Financial)
Beberapa model bisnis membutuhkan sumberdaya finansial dan atau jaminan finansial,
misalnya uang tunai, kredit, kebutuhan-kebutuhan lain untuk memenuhi kebutuhan
sumberdaya perusahaan.
5. Teknologi (Technology)
Pada perusahaan yang high-tech, teknologi menjadi sumber daya utama yang sangat
menentukan. Pada perusahaan telekomunikasi, penguasaan teknologi terbaru menjadi
penentu untuk mewujudkan value propositions yang dijanjikan kepada pelanggan.
6. Saluran Distribusi (Channel)
Saluran distribusi kini juga menjadi sumber daya yang penting. Bagi perusahaan consumer
good, saluran distribusi untuk produk mereka menjadi sangat penting.
12
Aktivitas ini bertujuan untuk mengatasi masalah dan memberikan solusi baru atas masalah
pelanggan secara individu. Aktivitas penyelesaian masalah khususnya merupakan jenis
kegiatan operasi bagi konsultan, rumah sakit, dan organisasiorganisasipelayanan lain.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bisnis Model Canvas ( BMC ) memiliki Sembilan elemen, yaitu Customer Segment, Value
Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resources, Keya Activities,
Key Partnership dan Cost Sructur .
BMC kita dapat melihat lebih akurat bagaimana usaha yang akan atau sedang dijalankan.
Serta dengan BMC dapat memetakan suatu bisnis lebih sederhana dan strategis.
Saran
Dengan Bisnis Model Canvas diharapkan dapat memudahkan para pebisnis baik pemula
maupun yang sudah menjalankan dalam mengetahui aspek – aspek terpenting dalam suatu
bisnis.
14
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, D., Pujotomo, D., & Puspitasari, D. (2015). Pengembangan Strategi Hubungan
Pelanggan Berdasarkan Segmentasi Pelanggan Menggunakan Data Mining. Industrial
Engineering Online Journal, 4(2).
Nurmanisa, A., & Sanawiri, B. (2016). Analisis Customer Segment, Channels, Dan Customer
Relationship Dalam Pembentukan Value Proposition Di Starbucks Coffee (Studi Kasus
Pada Starbucks Coffee Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis, 34(1), 10-18.
Warnaningtyas, H. (2020). Desain Bisnis Model Canvas (BMC) Pada Usaha Batik Kota
Madiun. JURNAL EKOMAKS: Jurnal Manajemen, Ekonomi Kreatif dan Bisnis, 9(2), 52-
65.
Santoso, S., Soleh, O., & Humaeroh, S. (2020). Aplikasi Jendela Akademik Sebagai Media
Komunikasi Orangtua Dan Sekolah Pada BP2IP Tangerang. Journal Sensi, 6(1), 13-23.
Sultan, R., & Hasbi, I. ANALISIS BISNIS MODEL KANVAS PADA KADATUAN
KOFFIE BANDUNG ANALYSIS BUSINESS MODEL CANVAS ON KADATUAN
KOFFIE BANDUNG.
15