Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

MAKALAH PEMODELAN BISNIS

OLEH:

EGY ARLIANTY ALWI

S1B1 18 065

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
KATAPENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh.
Puji serta syukur kepada tuhan yang maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah sehingga penulis menyelesaikan makalah berjudul Sembilan Blok
bangunan. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Dosen mata
kuliah Pemodelan Bisnis yang telah memberikan tugas dan seluruh pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, karena dalam penulisan makalah ini penulis mendapat banyak
bantuan dari berbagai sumber.

Penulis mengetahui masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini oleh
Karena itu penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya dapat
menyelesaikannya lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat dibaca dan
member banyak manfaat bagi pembaca.

Kendari, 17 Juni 2021

Penyusun

i
DAFTARISI

Judul

Kata pengantar............................................................................................................ i

DaftarIsi ..................................................................................................................... ii

BABI PENDAHULUAN...................................................................................... 1

Latar Belakang............................................................................................................ 1

Rumusan Masalah....................................................................................................... 2

Tujuan.......................................................................................................................... 3

BABII PEMBAHASAN....................................................................................... 2

1. Customer Segments (segmen pelanggan)..................................................... 4


2. Value Propositions (nilai proposisi)................................................................ 5
3. Channels (saluran).......................................................................................... 6
4. Customer Realitionship (hubungan pelanggan)............................................. 7
5. Revenue Streams (Arus pendapatan)............................................................ 8
6. Key Resources (Sumber daya utama)............................................................. 11
7. Key Activities (Aktivitas kunci)....................................................................... 12
8. Key Partnerships (Kemitraan utama)............................................................. 13
9. Cost Structure (Struktur biaya)...................................................................... 13

BABIII PENUTUP................................................................................................ 14

Kesimpulan.................................................................................................................. 14

Saran ........................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di Indonesia menyebabkan para pelaku usaha saling


berlomba dalam memperkenalkan jati diri serta produk yang dihasilkan oleh perusahaan
dengan memanfaatkan teknologi saat ini, sehingga bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Perusahaan besar yang telah dikenal oleh masyarakat biasanya mempunyai strategi khusus agar
produk yang dihasilkan maupun merek perusahaan lebih mudah di ingat oleh masyarakat.

Dunia bisnis selalu mengalami perkembangan yang selalu mempunyai daya tarik
tersendiri yang membuat para ahli baik itu dari kalangan akademisi maupun praktisi
memberikan perhatian khusus untuk mengembangkan model bisnis guna mempermudah para
pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya. Saat ini telah banyak dari kalangan praktisi maupun
akademisi yang telah membuat suatu sistem yang dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan
usahanya. Konsep model bisnis tergolong sesuatu yang baru, akan tetapi konsep model bisnis
sudah mulai populer sejak tahun 1990an ketika model bisnis dan perubahan lingkungan bisnis
didiskusikan dalam konteks internet (Afuah,2004; Afuah dan Tucci, 2001; Osterwalder, 2012).
Dalam beberapa tahun terakhir, konsep model bisnis mulai banyak digunakan sebagai cara yang
umum untuk menjelaskan bagaimana perusahaan berinteraksi dengan pemasok, mitra kerja,
dan pelanggan (Zott dan Amit: 2011).

Salah satu model bisnis yang saat ini sedang dikembangkan dan mulai banyak digunakan
oleh perusahaan-perusahaan adalah Business Model Canvas. Business Model Canvas (BMC)
merupakan salah satu alat strategi yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah model bisnis
dan menggambarkan dasar dari pemikiran tentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan, dan menangkap nilai. Business Model Canvas adalah suatu alat untuk membantu
kita melihat lebih akurat rupa usaha yang sedang atau akan kita jalani. Mengubah suatu konsep
bisnis yang rumit menjadi sederhana yang ditampilkan pada satu lembar kanvas yang berisi
rencana bisnis dengan sembilan elemen kunci yang terintegrasi dengan baik didalamnya

1
mencakup analisis strategi secara internal maupun eksternal perusahaan (Osterwalder dan
Pigneur :2012).

Pada saat akan memetakan suatu bisnis dengan menggunakan Business Model Canvas,
maka digunakan sembilan blok bangunan dasar. (Osterwalder dan Pigneur 2012) mengatakan
bahwa model bisnis dapat dijelaskan dengan sangat baik melalui sembilan blok bangunan dasar
yang memperlihatkan cara berfikir tentang bagaimana cara perusahaan menghasilkan uang.
Sembilan blok bangunan tersebut diletakkan pada sebuah susunan yang disebut dengan
Business Model Canvas. Business Model Canvas terbagi menjadi sembilan blok utama yaitu;
Customer Segment (Segmentasi Pelanggan), Value Proposition (Proposisi Nilai), Chanel
(Saluran), Customer Relationship (Hubungan Pelanggan), Revenue Streem (Arus Pendapatan),
Key Resources (Sumber Daya Utama), Key Activitie (Aktivitas Kunci), Key Partnership (Kemitraan
Utama), dan Cost Structure (Struktur Biaya). Kemudian bagian –bagian ini akan dibagi lagi pada
dua sisi yaitu sisi kiri (logika) dan sisi kanan (kreativitas).

Disadari atau tidak sebenarnya sudah banyak perusahaan-perusahaan yang telah


menerapkan Business Model Canvas dalam pelaksaaan kegiatan bisnisnya. Perkembangan
bisnis saat ini banyak sekali bentuk dan jenisnya, bahkan beberapa bentuk dari bisnis tersebut
memiliki produk yang sama, sehingga secara tidak langsung membuat para pelaku usaha harus
bersaing untuk mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya. Maka cara yang paling efektif
untuk memenangkan hati konsumen adalah dengan memberikan kepuasan terhadap
konsumen dan kepuasan akan tercapai jika perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Hal tersebutlah yang menyebabkan perusahaan akan berlomba dalam memberikan nilai
terbaik kepada konsumen. Dengan menggunakan Business Model Canvas perusahaan akan
menemukan jawaban atas segala kebutuhan konsumen yang menjadi segmentasinya. Value
yang ditawarkan perusahaan harus berbeda dan lebih memberi kepuasan terhadap konsumen
jika perusahaan ingin unggul dalam bersaing dengan perusahaan lain.

B. Rumusan masalah
10. Apa maksud dari Customer Segments (segmen pelanggan)
11. Apa maksud dari Value Propositions (nilai proposisi)
12. Apa maksud dari Channels (saluran)

2
13. Apa maksud dari Customer Realitionship (hubungan pelanggan)
14. Apa maksud dari Revenue Streams (Arus pendapatan)
15. Apa maksud dari Key Resources (Sumber daya utama)
16. Apa maksud dari Key Activities (Aktivitas kunci)
17. Apa maksud dari Key Partnerships (Kemitraan utama)
18. Apa maksud dari Cost Structure (Struktur biaya)

C. Tujuan

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Customer segments (segementasi pelanggan)

Pengetahuan mengenai apa yang pelanggan pikirkan, inginkan, dan bagaimana melayani
pelanggan adalah suatu hal yang sangat berguna bagi perusahaan untuk mengembangkan
strategi perusahaan yang sesuai di tengah persaingan pasar yang kompetitif. Pelanggan
memiliki perbedaan keinginan, minat, dan kebutuhan, maka memperoleh pemahaman
mendalam mengenai pelanggan adalah suatu hal yang sulit. Karena sebuah organisasi tidak
dapat melayani seluruh pelanggannya pada suatu pasar, segmentasi pelanggan merupakan
suatu hal yang digunakan untuk mengklasifikasikan pelanggan untuk tujuan pemasaran (Dibb &
Stern, 1995) Segmentasi pelanggan adalah suatu cara untuk mengelompokkan pelanggan ke
dalam beberapa kelompok (cluster) dan setiap kelompok memiliki beberapa anggota dengan
karakteristik yang sama. Usaha untuk mengklasifkasikan objek-objek dengan suatu kesamaan
ke dalam satu grup tersebut juga dapat dikatakan sebagai clustering. Analisis cluster akan
membangun suatu cluster yang baik ketika setiap anggota dari cluster memiliki derajat
kesamaan yang tinggi (homogen internal) (Growe, 1999; Castro, 2002).
Pada penelitian terdahulu, mencoba membagi segmen pelanggan pada beberapa karakter
yaitu, geografi, demografi, dan psikografi. Kemudian peneliti mengadakan uji coba terhadap
segmen pelanggan dengan menunjukan respon dari kebutuhan yang mereka inginkan. Dengan
melihat dari segi manfaat, penggunakan situasional, atau merek. Selain melihat dari respon
bagaimana mereka memilih produk/jasa dari segi kualitas dan harga.
Klasifikasi Segmen Pelanggan
Supaya lebih jelas dan terstruktur Ciputra (2015:3) menerangkan bahwa BMC membagi
customer segment menjadi lima katagori berdasarkan kebutuhan pelanggan:
a. Mass Market
Pasar massa tidak membeda bedakan antara segmen segmen pelanggan nya. Mass
Market berbicara mengenai segmen pasar yang sangat luas dengan kebutuhan yang sama.
b. Niche Market

4
Pasar ceruk seperti ini menyasar segmen pelanggan yang spesifik dan terspesialisasi.
Model bisnis semacam ini banyak ditemukan dalam hubungan pemasok dan pembeli.
Menurut Kotler (11:280) Biasanya para pemasok/ marketers mengindentifikasi pasar ceruk
ini dengan membagi ke beberapasegmen sampai kepada subsegmen.
c. Segmented
Kategori berikutnya adalah Segmented. Segmented membedakan customer dengan
kebutuhan dan permasalahan yang berbeda namun masih dalam satu kategori.
d. Diversified.
Suatu bisnis dengan segmen pelanggan yang memiliki dua atau lebih segmen pelanggan
yang kebutuhannya sangat berlainan dan masalah yang sangat berbeda.
e. Multi side Market
Multi side market yaitu mengenai dua segmen pelanggan yang saling tergantung satu
sama lain. Beberapa perusahaan atau organisasi melayani dua atau lebih segmenpelanggan
yang saling tergantung.

2. Value propotions (proposisi nilai)

Value proposition merupakan salah satu bagian dari bisnis model kanvas. Blok bangunan
bisnis model kanvas menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan
nilai untuk segmen pelanggan spesifik. value proposition tidak hanya mengacu pada produk
fisik, tapi lebih menekankan nilai-nilai unggul yang bisa kita tawarkan ke pelanggan untuk
menjawab kebutuhannya. Tentu saja nilai unggul ini harus lebih bagus, harus lebih menarik dari
pada yang pesaing lain tawarkan. Nilai unggul sangat penting, karena akan menentukan apakah
pelanggan nanti akan berpaling kepada perusahaan kita atau berpaling kepada pesaing.
Menentukan value proposition yang menarik, dapat menjawab kebutuhan pelanggan kita
dengan tepat.
Osterwalder (2012:22) value proposition adalah alasan yang membuat pelanggan beralih
dari satu perusahaan ke perusahaan lain. value proposition dapat memecahkan masalah
pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Setiap value proposition terdiri dari
gabungan produk atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik yang

5
manfaatnya dapat ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Beberapa proposisi nilai yang
menjadi inovatif dan mewakili sebuah penawaran baru atau justru mengubah penawaran yang
ada. Proposisi nilai mungkin saja sama dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan
fitur dan atribut tambahan.
Value proposition lebih dari sekedar produk, yaitu mengenai nilai-nilai lebih yang bisa
perusahaan tawarkan untuk menjawab kebutuhan pelanggan, jadi tidak sekedar produk, jasa,
atau hak paten atau hak pakai, sehingga tidak akan membatasi value proposition hanya
diproduk saja

3. Channel ( Saluran)

Channels merupakan suatu gambaran bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi


dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan proposisi nilai.
Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan
pelanggan. Perusahaan dapat memberikan solusi kepada pelanggan, sehingga solusi ini
menjadi nilai yang ditawarkan sampai kepada target pelanggan suatu perusahaan.
Membedakan antara saluran langsung dan tidak langsung, kemudian saluran yang kita miliki
dan yang dimiliki mitra.Saluran komunikasi, distribusi, dan penjualan merupakan penghubung
antara perusahaan dan pelanggan. Fungsi dari saluran yaitu menurut Ostewalder (2011: 26):

1. Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan.


2. Membantu pelanggan mengevaluasi ProposisiNilai perusahaan.
3. Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik.
4. Memberikan Proposisi Nilai kepada pelanggan.
5. Memberikan dukungan purnajual kepada pelanggan.
Saluran mitra sifatnya tidak langsung. Memilih berbagai macam pilihan, seperti distribusi
penjualan dalam jumlah besar, ritel atau situs web. Tetapi dapat diatasi dengan menemukan
keseimbangan yang tepat dari berbagai jenis saluran yang berbeda. Kemudian integrasikan
semua salurah tersebut untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang hebat dan
memaksimalkan pendapatan.

6
Blok Bangunan Saluran menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan berkomunikasi
dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan Proposisi Nilai.
Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan
pelanggan, saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap kejadian
yang mereka alami (Ostwalder & Pigneur, 2009).

Suatu media dari perusahaan di dalam melakukan komunikasi dan mencapai para
pelanggannya untuk menyampaikan nilai-nilai yang dimiliki. Komunikasi, distribusi d\an jalur
penjualan memberikan perusahaan suatu anjak muka bagi perusahaan kepada para
pelanggannya. Jalur penjualan merupakan media yang memudahkan bagi bagi pelanggan untuk
memperoleh pengalaman dari berhubungan dengan perusahaan yang memberikan fungsi
antara lain awareness,evaluation, purchase, delivery dan after sales. Adapun channel pada
perusahaan yaitu a) sosial media, b) penjualanlangsung.

4. Customer Relationship
Brent Frei dalam Greenberg yang disadur dari buku Yevis Marty Oesman (2010 : 37)
mendefinisikan manajemen kerelasian pelanggan sebagai perangkat proses dan teknologi yang
menyeluruh dalam mengelola hubungan dengan pelanggan potensial dan pelanggan yang ada
dan mitra bisnis dalam pemasaran, penjualan dan pelayanan tanpa mempedulikan saluran
pemasaran. Tujuan manajemen kerelasian pelanggan adalah mengoptimalkan kepuasan
pelanggan dan mitra, pendapatan dan efisiensi usaha serta menciptakan hubungan yang paling
kuat dalam tingkat organisasi. Stanley dan Brown (2000 : 8), dikutip dari buku Oesman
mengungkapkan bahwa manajemen kerelasian pelanggan merupakan suatu proses
mendapatkan, mempertahankan, dan mengembangkan pelanggan yang menguntunhgkan dan
memerlukan suatu fokus yang jelas terhadap atribut suatu jasa yang dapat menghasilkan nilai
kepada pelanggan sehingga dapat menghasilkan loyalitas.
Sedangkan menurut Storbacka dan Lehtinen (2001:3), dikutip dari buku Oesman
manajemen kerelasian pelanggan merupakan hubungan yang kooeperatif antara provider
dengan pelanggan sehingga kedua belah pihak sama-sama untung dan akhirnya dapat
meningkatkan nilai mereka.

7
Arti pelanggan bagi suatu perusahaan yaitu asset jangka panjang. Hubungan Pelanggan
menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen
pelanggan yang spesifik (Ostewalder, 2011:28). Sehingga dibutuhkan adanya media komunikasi
long lasting antara pelanggan dengan perusahaan, agar hubungan yang baik dapat terjaga.
Pelanggan juga akan merasa dihargai dan hal ini akan membuat mereka loyal dengan
perusahaan. Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangun
bersama segmen pelanggan.
Gama (2015:1) Customer Relationship menurut Osterwalder dan Pigneur (229:2011)
blokbangunan hubungan pelanggan menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun
perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan
jenis hubungan yang ingin dibangunnya bersam asegmen pelanggan. Hubungan pelanggan
dapat didorong oleh motibasi, yaitu akuisisi, retensi (mempertahankan pelanggan,upselling
(pengkatan penjualan).
5. Revenue streams ( Arus pendapatan)
Revenue Streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing
segmen pasar atau dengan kata lain revenue streams adalah pemasukan yang biasanya diukur
dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Jika kepuasan pelanggan
adalah jantung dari sebuah model bisnis, maka revenue streams adalah pembuluh arterinya.
Revenue streams bukan mempresentasikan keuntungan yang didapat, karena secara umum
diketahui bahwa keuntungan merupakan pendapatan bersih setelah dikurangi biaya-biaya
usaha (PPM Manajemen, 2012). Perusahaan harus sering memikirkan nilai tambah apakah yang
dapat digunakan sehingga pelanggan mau untuk membayarnya. Apabila pertanyaan ini dapat
dijawab, maka perusahaan dapat menyimpulkan satu atau lebih dari revenue streams yang
didapat dari masing-masing segmen pasar Masing-masing revenue streams memiliki
mekanisme harga yang berbeda satu sama lain, misalnya harga tetap, bargaining, auctioning,
market dependent, volume dependent, dan yield management.
Hal ini mengenai apa saja yang mendatangkan keuntungan, mendatangkan keuangan bagi
perusahaan. Misalnya penjualan secara fisik, penjualan produk secara fisik atau jasa, layanan
jasa yang mendatangkan uang secara langsung. Blok yang pertama hingga kelima adalah blok

8
yang berhubungan dengan bagian penjualan bagian depan, sedangkan blok selanjutnya dari
bagian BMC ini yang akan kita bahas adalah blok yang lebih banyak berhubungan dengan
bagian belakang atau produksi & operasional.
Model bisnis dapat dibentuk dari 2 (dua) macam Revenue Streams:
1. Pendapatan didapatkan dari satu kali transaksi.
2. Pendapatan yang didapatkan berulang kali yang dihasilkan dari pembayaran
berkelanjutan baik untuk memberikan value proposition kepada pelanggan ataupun
tidak menyediakan dukungan pasca pembelian.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan Revenue Streams:
1. Penjualan Aset (Asset Sale)
Pemahaman yang umum dari asset sale didapatkan dari penjualan produk perusahaan yang
berupa barang atau jasa. Memperoleh pendapatan dari penjualan aset sudah menjadi
praktik bisnis yang lazim.
2. Biaya Pemakaian (Usage Fee)
Revenue stream ini didapatkan dari penggunaan jasa pelayanan. Apabila jasa pelayanan
yang digunakan semakin banyak maka pelanggan akan membayar lebih mahal.
Perusahaan-perusahaan dalam berbagai industri jasa akan mengutamakan aliran
pendapatan ini.
3. Biaya Langganan (Subscription Fees)
Revenue stream ini didapatkan dengan cara menyediakan pelayanan untuk pembelian
berkelanjutan dalam suatu periode tertentu. Misalnya, suatu perusahaan memberikan
member card kepada pelanggan yang loyal sehingga pelanggan dapat menikmati
fasilitas lebih dari perusahaan.
4. Sewa (Lending/ Renting/ Leasing)
Revenue stream ini didapatkan dari memperbolehkan seseorang untuk mendapatkan hak
eksklusif menggunakan aset perusahaan dalam periode waktu tertentu. Kaidah dasar
dari aliran pendapatan ini adalah adanya harta tetap (fixed asset) yang berwujud secara
fisik yang dimiliki oleh perusahaan, dan dapat dimanfaatkan oleh pelanggannya sebagai
kompensasi pembayaran sewa. Dalam hal ini, pemberi pinjaman memiliki keuntungan

9
yaitu dapat memperoleh pendapatan berulang kali. Peminjam atau penyewa juga
memiliki keuntungan yaitu dapat
menikmati suatu produk maupun jasa dalam waktu tertentu tanpa harus memiliki produk
itu sepenuhnya.
5. Lisensi (Licensing)
Revenue stream ini didapatkan dari pemberian pelanggan suatu ijin untuk menggunakan
hak kekayaan intelektual yang dilindungi secara hukum dengan imbalan biaya lisensi.
Lisensi memperbolehkan pemegang lisensi untuk mendapatkan pendapatan tanpa harus
membuat produk atau mengkomersialisasikan jasa. Lisensi umumnya digunakan pada
industri media.
6. Biaya Jasa Perantara (Brokerage Fees)
Revenue stream ini didapatkan dari hasil pelayanan intermediasi antara dua atau lebih
pihak. Aliran pendapatan ini umumnya diperoleh dari perusahaan maupun perorangan
yang menerapkan model bisnis keagenan. Penyedia kartu kredit, misalnya, memperoleh
pendapatan dengan mengambil presentase dari setiap nilai transaksi yang dilaksanakan
antara pelanggan dengan pedagang. Contoh lainnya adalah agen real estate yang
mendapatkan komisi detiap kali berhasil mencocokkan pembeli dan penjual dalam
transaksi.
7. Iklan (Advertising)
Revenue stream ini didapatkan dari biaya yang dikeluarkan untuk periklanan produk, jasa,
ataupun brand. Pada umumnya, industri media dan event organizer memiliki
keuntungan yang besar pada periklanan.
8. Donasi (Donation)
Aliran pendapatan donasi ini tercipta dari penerimaan sejumlah uang ataupun produk
berwujud yang dapat dinilai dengan satuan uang dari individu ataupun organisasi yang
dikenal dengan sebutan “donor”, menggantikan terminology umum yang disebut
dengan pelanggan. Perbedaan antara donor dan pelanggan terletak pada manfaat yang
akan diterima. Tidak ada produk yang akan diterima oleh donor. Namun donor akan

10
menerima manfaat yaitu pemenuhan misi organisasinya dalam hal tanggung jawab
sosial.

6. Key resources (sumber daya utama)


Menurut Osterwalder & Pigneur (2012), KeyResources adalah sumber daya yang
memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proporsi nilai, menjangkau pasar,
mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan. Sumber
daya dapat berbentuk fisik, financial, intelektual, atau manusia. Sumber daya dapat dimiliki
atau disewa oleh perusahaan atau diperoleh dari mitra utama.
Key resources adalah sumber daya utama yang dibutuhkan oleh perusahaan supaya
model bisnis dapat berjalan. Sumber daya utama ini membuat sebuah perusahaan
dapat
membentuk dan menawarkan value propositions, mendapatkan pasar, mengawasi
hubungan dengan segmen-segmen pasar, dan mendapatkan penghasilan. Key resources
dibentuk berdasarkan tipe model bisnis. Key resources dapat berupa benda fisik,
finansial, intelektual, maupun manusia. Key resources dapat dimiliki oleh perusahaan
maupun bekerjasama dengan Key partners.
Key resources dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Fasilitas (Physical)
Dalam kategori ini termasuk aset-aset fisik misalnya fasilitas pabrik, bangunan, mesin dan
peralatan, sistem, sistem penjualan, dan jaringan distribusi.
2. Intelektual (Intellectual)
Sumberdaya intelektual meliputi brands, pengetahuan, paten dan hak cipta, partnerships,
dan database pelanggan yang merupakan komponen yang penting dalam membuat
model bisnis yang kuat. Sumberdaya intelektual sangat sulit untuk dibangun namun saat
telah berhasil dibangun dapat memberikan nilai tambah yang sangat bagus.
3. Manusia (Human)
Setiap bisnis memerlukan sumber daya manusia, namun manusia adalah aset yang sangat
penting dalam model bisnis.

11
4. Finansial (Financial)
Beberapa model bisnis membutuhkan sumberdaya finansial dan atau jaminan finansial,
misalnya uang tunai, kredit, kebutuhan-kebutuhan lain untuk memenuhi kebutuhan
sumberdaya perusahaan.
5. Teknologi (Technology)
Pada perusahaan yang high-tech, teknologi menjadi sumber daya utama yang sangat
menentukan. Pada perusahaan telekomunikasi, penguasaan teknologi terbaru menjadi
penentu untuk mewujudkan value propositions yang dijanjikan kepada pelanggan.
6. Saluran Distribusi (Channel)
Saluran distribusi kini juga menjadi sumber daya yang penting. Bagi perusahaan consumer
good, saluran distribusi untuk produk mereka menjadi sangat penting.

7. Key activities (aktivitas kunci)


Blok bangunan aktivitas kunci menggambarkan hal-hal terpenting yang harus dilakukan
perusahaan agar model bisnisnya dapat berkerja. Setiap model bisnis membutuhkan sejumlah
aktivitas kunci yaitu tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat
beroperasi dengan sukses. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci juga
diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau pasar,
mempertahankan Hubungan Pelanggan dan memperoleh pendapatan. Seperti sumber daya
utama aktivitas-aktivitas kunci berbeda bergantung pada jenis model bisnisnya. Untuk
produsen software microsof, aktivita-aktivitas kunci mencakup pengembangan software.
Key activities dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Operasi Produksi (Production)
Aktivitas ini bertujuan untuk mendesain, membuat, dan mengantarkan produk dalam jumlah
tertentu dan atau kualitas baik. Aktivitas produksi mendominasi dalam model bisnis dalam
pabrik pembuatan barang. Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi jenis produksi meliputi
pengadaan bahan yang diperlukan dari pemasok, pengolahan dalam proses produksi, serta
penyaluran produk jadi atau jasa kepada pelanggan.
2. Operasi Jasa (Problem Solving)

12
Aktivitas ini bertujuan untuk mengatasi masalah dan memberikan solusi baru atas masalah
pelanggan secara individu. Aktivitas penyelesaian masalah khususnya merupakan jenis
kegiatan operasi bagi konsultan, rumah sakit, dan organisasiorganisasipelayanan lain.

3. Platform dan Jaringan (Platform/ Network)


Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi bisnis yang berbasis platform dan jaringan adalah
perancangan, pembangunan, dan pengembangan hardware dan software, termasuk
jaringan internet dan website. Aktivitas-aktivitasnya meliputi penyediaan pelayanan yang
dibutuhkan oleh para pelanggan dan pengguna, termasuk proses penyampaiannya dan
penjagaan hubungan dengan para pelanggan.

8. Key Partnerships ( Kemitraan utama)


Key partnerships sendiri diartikan sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh
perusahaan tetapi tidak dimiliki oleh perusahaan tersebut sehingga dibutuhkan kerja sama
dengan pihak lain untuk melengkapi kekurangan sumber daya yang dibutuhkan
perusahaan.Menurut Mustaroglu et al. (2013) key partnerships mengacu pada koperasi yang
diprakarsai secara sukarela dari perjanjian perusahaan dengan perusahaan lainnya untuk
melakukan aktivitas yang berkaitan dengan proposisi nilai.

9. Cost structure ( Struktur biaya )


Cost structure merupakan komposisi biaya untuk menggerakkan roda organisasi,
mewujudkan proposisi nilai yang dijanjikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien,
menjadi kunci
besarnya laba yang diperoleh organisasi, kendati demikian prinsip dasar efektivitas dan
efisiensi hendaklah dikedepankan secara proporsional dan kontekstual tanpa mengurangi
kepuasan pelanggan.

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Bisnis Model Canvas ( BMC ) memiliki Sembilan elemen, yaitu Customer Segment, Value
Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue Stream, Key Resources, Keya Activities,
Key Partnership dan Cost Sructur  .

BMC kita dapat melihat lebih akurat bagaimana usaha yang akan atau sedang dijalankan.
Serta dengan BMC dapat memetakan suatu bisnis lebih sederhana dan strategis.

Saran

Dengan Bisnis  Model Canvas diharapkan dapat memudahkan para pebisnis baik pemula
maupun yang sudah menjalankan dalam mengetahui aspek – aspek terpenting dalam suatu
bisnis.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D., Pujotomo, D., & Puspitasari, D. (2015). Pengembangan Strategi Hubungan
Pelanggan Berdasarkan Segmentasi Pelanggan Menggunakan Data Mining. Industrial
Engineering Online Journal, 4(2).

Nurmanisa, A., & Sanawiri, B. (2016). Analisis Customer Segment, Channels, Dan Customer
Relationship Dalam Pembentukan Value Proposition Di Starbucks Coffee (Studi Kasus
Pada Starbucks Coffee Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis, 34(1), 10-18.

Indah, D. P. (2017). Pengembangan Value Proposition dalam Pembentukan Strategi


Pemasaran (Studi kasus pada PT. Suryaraya Nusatama Surabaya) (Doctoral dissertation,
Universitas Brawijaya).

Ardiyhanto, D. I. D. I. (2011). Analisis Pengaruh Customer Relationship terhadap Loyalitas


Pelanggan dalam Pembelian Sepeda Motor Yamaha pada PT. Megatama Motor di
Makasar. Unpublished Undergraduate Thesis, Makasar.

Warnaningtyas, H. (2020). Desain Bisnis Model Canvas (BMC) Pada Usaha Batik Kota
Madiun. JURNAL EKOMAKS: Jurnal Manajemen, Ekonomi Kreatif dan Bisnis, 9(2), 52-
65.

Santoso, S., Soleh, O., & Humaeroh, S. (2020). Aplikasi Jendela Akademik Sebagai Media
Komunikasi Orangtua Dan Sekolah Pada BP2IP Tangerang. Journal Sensi, 6(1), 13-23.

Sultan, R., & Hasbi, I. ANALISIS BISNIS MODEL KANVAS PADA KADATUAN
KOFFIE BANDUNG ANALYSIS BUSINESS MODEL CANVAS ON KADATUAN
KOFFIE BANDUNG.

GUNAWAN, M. F. (2016). PERANCANGAN BUSINESS MODEL CANVAS SEBAGAI


ALTERNATIF STRATEGI BISNIS BUDIDAYA IKAN GURAME (Studi Kasus Pada
UKM Mitra Mina Desa Sridadi, Kecamatan Kalirejo, Lampung Tengah).

15

Anda mungkin juga menyukai