Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PARADIGMA PEMASARAN

OLEH :
REZKI RUSLI PUTRI
P042211002

PROGRAM STUDI AGRIBISINIS


PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
 PENDAHULUAN

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan
salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen.
Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung
dalam kaitannya dengan pasar. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama
yang harus dilakukan oleh para produsen atau para pengusaha dalam upaya
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, agar lebih berkembang dan
mendapatkan laba yang di harapkan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam
merealisasikan tujuannya, tergantung kepada aktifitas yang di lakukan perusahaan dalam
melaksanakan kegiatan pemasaran.

Paradigma secara harfiah berarti model atau bentuk. Jadi, paradigma pemasaran
adalah model atau bentuk pemasaran yang dilakukan oleh marketing dalam menjual
produk atau jasa yang mereka punya. Patokan yang digunakan adalah komponen utama
pemasaran, yaitu Marketing Strategy, Marketing Tactic, dan Marketing Value. Paradigma
bauran pasar telah mendominasi pola pikir para pelaku pemasaran, penelitian, dan
pelaksanaannya sudah dimulai sejak tahun 60-an. Paradigma pemasaran apapun haruslah
sesuai dengan kebutuhan konsep pemasaran sehingga dapat menjadi hal yang ideal dan
menjadi acuan. Konsep pemasaran yaitu pencapaian sasaran organisasi (perusahaan)
untuk menentukan kebutuhan, keinginan, dan minat pasar serta menyerahkan kepuasan
yang didambakan secara efektif dan efisien dengan cara yang bersifat memelihara atau
memperbaiki kesejahteraan konsumen dan masyarakat. Era globalisasi memberikan
pengaruh cukup besar bagi pemasaran dan penumbuhan tantangan-tantangan baru dalam
profesi pemasaran masa kini. Pemasaran di tuntut untuk dapat memahami bagaimana
kejadian-kejadian yang ada di berbagai penjuru dunia mempengaruhi pasar domestik dan
peluang pencarian terobosan baru, dan tentu saja bagaimana perkembangan-
perkembangan tersebut akan mempengaruhi pola pemasaran perusahaan. Abad dua puluh
satu sudah datang, orang-orang menyebut abad 21 ini dengan sebutan abad informasi. .
Pemasaran yang banyak berhubungan dengan konsumen, akan di pengaruhi juga oleh
informasi. Bahkan dunia pemasaran tidak akan hidup tanpa adanya informasi, apapun
bentuk informasi tersebut. Apalagi telah terjadi pergeseran paradigma pemasaran, dari
pemasaran tradisional (transactional marketing) menuju pemmasaran hubungan
(relationship marketing), pemasaran hubungan tidak bisa melepaskan diri dari informasi.
 PEMBAHASAN
 Perubahan Paradigma abad 21
Dalam kegiatan marketing dan selling di abad 21 akan terdapat perubahan
paradigma para pelaku baik produsen maupun pemasar di dalam menjalankan Strategi
Pemasaran produk dan jasa secara menyeluruh. Bila paradigma lama di abad ke 20
masih tetap dipegang teguh, diyakini para pelaku tersebut tidak akan dapat langgeng
dalam kancah persaingan bisnis. Persaingan bisnis di abad ke 21 lebih merupakan
persaingan yang bersahabat dan tidak saling menjatuhkan di antara industri-industri
serupa. Pada abad ini sudah terjadi pergeseran paradigma pemasaran, yaitu dari
sistem lama menjadi baru. Hal tersebut disebabkan oleh makin banyaknya tuntutan
dari pelanggan terhadap pemasar dan tingginya tingkat persaingan bisnis.
- Paradigma Lama dalam Pemasaran
Terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Positioning, Differentiation, dan Brand.
Awalnya, proses pemasaran suatu produk/jasa hanya sesederhana ini:
a) Positioning Adalah menancapkan informasi dan nama produk ke
benak konsumen, contohnya seperti menyuarakan slogan.
b) Differentiation Adalah memberikan identitas pembeda produk yang
kita jual dengan produk sejenis, bisa dari segi fungsional atau tampilan
fisik. Misal, antara detergen Rinso dengan SoKlin. Meski keduanya
memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai bahan pembersih pakaian,
namun ada perbedaan karakteristik yang spesifik. Rinso sangat kuat
dengan karakternya sebagai detergen anti noda. Sedangkan So Klin
juga berada di area keunggulannya tersendiri yaitu membersihkan
dengan menjaga kelembutan serat kain.
c) Brand Lalu yang terakhir adalah memberikan merk unik pada produk
yang kita jual. Makin unik nama dan logo sebuah brand, produk akan
semakin mudah diingat oleh konsumen. Sebuah brand yang sudah
memiliki kekuatan yang mumpuni akan menjadi icon untuk produk
sejenis
- Paradigma Baru dalam Pemasaran
Terdiri dari tiga kata kuci, yaitu Clarification, Codification, dan Character.
 Pergeseran Paradigma Pemasaran
Pergeseran paradigma pemasaran disebabkan oleh pelanggan yang semakin
menuntut lebih banyak dari produsen dan semakin tingginya intensitas persaingan.
Pemasaran relational merupakan suatu strategi yang menjalin hubungan jangka
panjang dengan konsumen berdasarkan loyalitas yang terbentuk berdasarkan
pemenuhan kebutuhan konsumen. Pergeseran paradigma pemasaran telah membentuk
suatu konsep baru bagi manajemen pemasaran perusahaan. Perusahaan harus
mempersiapkan diri dengan mengarahkan visi dan misi kearah mana kecenderungan
pasar membentuk diri dan menentukan strategi pemasaran secara tepat untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, berkembang dan mendapatkan
profit jangka pangjang. Pergeseran paradigma pemasaran dapat dilihat sebagai
berikut:
- Pergeseran dari mass marketing ke target marketing
Dari pemasaran satu macam produk untuk semua orang menjadi produk
tertentu untuk kelompok tertentu. Pemasar lebih memfokuskan pada
kelompok pelanggan yang teridentifikasi dan bukan kepada semua kelompok.
- Pergeseran dari mass marketing ke interactive marketing
Dari pelayanan pemasaran untuk konsumen secara massal menjadi
pelayanan pemasaran oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan yang
diberikan kepada pelanggan,sehingga menciptakan hubungan timbal balik
yang akrab secara individual.
- Pergeseran dari transaction marketing ke relationship marketing
Dari pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan transaksi menjadi
pemasaran yang menciptakan jalinan hubungan jangka panjang dengan
pelanggan.
- Pergeseran dari Conventional Attacking strategy ke predatory marketing
Dari strategi pemasaran dengan cara menyerang sisi lemah pesaing
menjadi menyerang sisi kekuatan pesaing.
- Pergeseran dari customer satisfaction ke Lasting Customer Enthusiasm
Dari usaha memuaskan pelanggan melalui produk yang superior dan
menggunakan bauran pemasaran untuk memuaskan pelanggan menjadi usaha
mempengaruhi konsumen melalui aspek kognitif, afektif, dan konatif. Suatu
aspek yang memerlukan perhatian untuk mencapai Lasting Customer
enthusiasm yaitu aspek keakraban seperti halnya sebagai saudara dengan
pelanggan.
- Pergeseran dari Conventional Customer ke Green Customer
Dari konsumen yang masih belum menghendaki produk-produk yang
ramah lingkungan menjadi konsumen yang perduli dan menghendaki produk-
produk yang ramah lingkungan.
- Pergeseran dari Traditional marketing system ke Customer engineering
Dari pemasaran yang mendasarkan program-programnya pada apa yang
telah mereka lakukan pada masa lalu, menjadi pemasar yang memfokuskan
pada pelanggan. Enam tahapan yang harus ditempuh dalam Customer
engineering adalah:
1) Menganalisis pelanggan,
2) Mengembangkan basis data yang lengkap,
3) Menciptakan rancangan penjualan,
4) Membuat layak rancangan penjualan,
5) Membentuk angkatan penjualan langsung dan
6) Merealisasikan tahapan-tahapan di muka sambil melakukan
pengukuran.

 Perbedaan Transaction Marketing Dan Relationship Marketing


- Transaction Marketing (Paradigma Lama)
a) Terfokus padapenjualan tunggal
b) Berorientasi pada feature produk
c) Bersifat jangka pendek
d) Sedikit memperhatikan pelayanan
e) Dimoderasi oleh kontak dengan konsumen
f) Orientasi Proses produksi pada kualitas
- Relationship Marketing (Paradigma Baru)
a) Berorientasi padakonsumen
b) Orientasi pada manfaat produk
c) Bersifat jangka panjang
d) Menekankan pelayanan
e) Memiliki komitmen tinggi
f) Menjalin kontak dengan konsumen
g) Kualitas adalah segalanya
 Paradigma pemasaran produk pertanian
Salah satu paradigma pemasaran akhir-akhir ini yang cukup populer
adalah pemasaran produk pertanian tidak berpihak pada petani produsen
terutama petani produsen dengan lahan pertanian yang relatif sempit/terbatas.
Petani produsen dengan lahan pertanian yang sempit dan didirikan
denga cara-cara bertani tradisional pada umumnya proses produksinya tidak
efisien dan bahkan mengganggu biaya produksi pertaniannya hanya
diperhitungkan dari biaya-biaya produksi yang riil dikeluarkan sehingga
biaya-biaya yang tidak keluar akan secara nyata dianggap bukan faktor
produksi sehingga terus dipergunakan dalam proses biaya produksi. iasanya
yang diperhitungkan hanya tenaga kerja yang diambil dari luar keluarganya
sehingga secara nyata diperlukan biaya untuk tenaga kerja tersebut contoh
buruh tani yang digunakan sehinnga petani produsen betul-betul secara nyata
mengeluarkan biaya yang berupa upah sedangkan tenaga sendiri dan
keluarganya sering tidak diperhitungkan. Akibat dari hal tersebut diatas biaya tenaga
kerja sendiri/keluarganya tersebut diperhitungkan sebagai keuntungan yang
diperoleh. 
Keragaman potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sosial budaya dan
iklim pembangunan daerah membuka peluang bagi lembaga pembangunan pertanian
untuk lebih kreatif untuk mengembangan strategi pendekatan yang bersifat
spesifik lokalita dan berkelanjutan. Keberhasilan pembangunan ekonomi di
pedesaan tidak terlepas dari sinkronisasi kebijakan pembangunan pertanian di
tingkat nasional, regional dan daerah.
Paradigma modernisaisi pertanian yang bertujuan merubah sektor
pertanian tradisional menjadi sektor pertanian modern yang dikenal dengan
“revolusi hijau” telah mampu meningkatkan produksi pertanian khususnya
pertanian tanaman pangan (padi) juga diikuti dengan munculnya berbagai
masalah generasi kedua, seperti:
a) Rentannya sistem pertanian pangan di Negara-negara sedang berkembang
terhadap serangan hama penyakit;
b) Ketergantungan petani pada input-input modern (pupuk kimiawi,
pestisidan dan herbisida);
c) Masalah sosial (perbedaan antara petani kaya dan petani miskin) yang
disebabkan oleh adanya perubahan dalam berbagai situasi tradisional yang
semula berperan dalam mekanisme pemerataan; dan
d) Berkembangnya ekonomi uang di daerah pedesaan.

Permasalahan-permasalahan pembangunan pertanian masih dapat dianalisis lebih


rinci mengenai faktor-faktor penyababnya:
a) Meningkatnya serangan hama penyakit pada tanaman pangan
disebabkan oleh meningkatnya penggunaan teknologi pertanian
modern.
b) Ketergantungan petani pada input-input modern disebabkan oleh
orientasi peningkatan produksi sebagai tolok ukur keberhasilan
pembangunan pertanian tanpa mempertimbangkan dampak-dampak
negattif terhadap penerapan teknologi modern.
c) Meningkatnya stratafikasi sosial di pedesaan seperti adanya perbedaan
petani kaya dan petani miskin atau adanya golongan petani berperilaku
rasional (rational behavior) dan golongan petani yang mementingkan
diri sendiri (self interested) disebabkan oleh perbedaan pemilikan/penguasaan
lahan pertanian yang berakibat pada meningkatnya kemiskinan.
d) Berkembangkannya ekonomi uang di pedesaan tidak diimbangi oleh
pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada kelembagaan
sosial pedesaan.

 Pemasaran Baru
Teknologi informasi jaringan. Revolusi digital telah menciptakan era informasi.
Era informasi menjanjikan tingkat produksi yang lebih akurat, komunikasi yang lebih
tepat sasaran dan penetapan harga yang relevan. Globalisasi adalah proses
penyebaran unsur- unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara
mendunia melalui media cetak maupun elektronik. Kemajuan teknologi dalam
transportasi, pengiriman barang, dan komunikasi telah mempermudah perusahaan
dalam memasarkan produknya ke negara lain dan juga mempermudah konsumen
untuk memberli produk dan jasa dari pemasar lain. Produsen mengalami persaingan
yang meningkat dari merk domestik maupun asing. Askibatnya biaya promosi
meningkat dan keuntungan menjadi kecil.Konvergensi Industri. Batas-batas industri
mengatur dengan sangat cepat karena perusahaan-perusahaan menyadari karena
paluang dipersinggungan dua industri atau lebih. Resistensi Konsumen. Sikap
konsumen merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen yang
terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku. Kepercayaan konsumen adalah
pengetahuan konsumen tentang suatu objek, atributnya, dan manfaatnya. Adapun
kemampuan baru konsumen :
- Peningkatan berarti dalam hal daya beli.
- Ragam barang dan jasa yang lebih banyak.
- Sejumlah informasi hamper tentang apa saja.
- Kemudahan yang lebih besar dalam memesan dan menerima pesanan.
- Kemampuan untuk membandingkan catatan tentang produk dan jasa.
- Suara yang lebih kuat untuk mempengaruhi teman sepergaulan dan umum.

 Dimensi Pemasaran
- Teknik Pemasaran
Teknik pemasaran yang baik dapat menunjang bisnis untuk berkembang
dengan pesat dan sesuai perencananaan yang dibuat. Tujuan dari pemasaran
yang baik adalah agar produk yang dihasilkan dapat dikenal oleh Teknik
pemasaran merupakan suatu metode untuk mempromosikan produk atau jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan dengan strategi-strategi yang terbaik untuk
memperoleh keuntungan. Dengan adanya teknik pemasaran ini diharapkan
dapat membuat konsumen lebih tertarik. Sederhananya, teknik pemasaran
adalah segala sesuatu yang Anda lakukan untuk membawa bisnis atau
meningkatkan visibilitas dan reputasi perusahaan, masyarakat luas, dan
tentunya akan meningkatkan potensi penjualan. Pemasaran digital adalah
salah satu teknik pemasaran untuk mempromosikan sebuah merek dengan
menggunakan media digital yang dapat menjangkau konsumen secara tepat
waktu, pribadi, dan relevan.

- Elastisitas permintaan dan penawaran


Elastisitas adalah ukuran persentase perubahan pada satu variabel yang
disebabkan oleh perubahan satu persen pada variabel lain. Elastisitas
merupakan tingkat kepekaan perubahan kuantitas suatu barang yang
disebabkan oleh adanya perubahan faktor-faktor lain.  Elastisitas permintaan
(elasticity of demand) adalah tingkat kepekaan perubahan permintaan
terhadap perubahan harga dan pendapatan. Elastisitas permintaan dapat
diartikan sampai dimana responsifnya perubahan permintaan sebagai akibat
dari perubahan faktor-faktor penentu permintaan. Pengukuran elastisitas
permintaan kerap dinyatakan dalam ukuran koefisien elastisitas permintaan.
Koefisien permintaan merupakan ukuran perbandingan persentase perubahan
harga atas barang tersebut. Jenis-jenis elastisitas permintaan antara lain adalah
sebagai berikut:
1) Permintaan Inelastis Sempurna (E = 0). Permintaan inelastis
sempurna terjadi bilamana perubahan harga yang terjadi tidak ada
pengaruh nya terhadap jumlah permintaan E = 0, artinya bahwa
perubahan sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah
permintaan. Contoh: obat-obatan pada waktu sakit. Pada kurva in
elastisitas sempurna, kurvanya akan sejajar dengan sumbu Y atau P. 
2) Permintaan Inelastis (E < 1). Permintan inelastis terjadi jika
perubahan harga kurang berpengaruh pada perubahan permintaan E <
1, artinya perubahan harga hanya diikuti perubahan jumlah yang
diminta dalam jumlah yang relatif lebih kecil. Contoh: permintaan
terhadap beras. 
3) Permintaan Elastis uniter (E = 1). Permintaan elastis uniter terjadi
jika perubahan permintaan sebanding dengan perubahan harga E = 1,
artinya perubahan harga diikuti oleh perubahan jumlah permintaan
yang sama. Contoh: barang-barang elektronik. 
4) Permintaan Elastis (E > 1). Permintaan elastis terjadi jika perubahan
permintaan lebih besar dari perubahan harga E > 1, artinya perubahan
harga diikuti jumlah permintaan dalam jumlah yang lebih besar.
Contoh: barang mewah. 
5) Permintaan Elastis sempurna ( E = ~ ). Permintaan elastis sempurna
terjadi jika perubahan permintaan tidak berpengaruh sama sekali
terhadap perubahan harga. Kurvanya akan sejajar dengan sumbu Q
atau X. E = ~ artinya bahwa perubahan harga tidak diakibatkan oleh
naik-turunnya jumlah permintaan. Contoh: bumbu dapur.

Elastisitas penawaran (Elasticity of Supply) merupakan ukuran yang


menggambarkan sampai dimana kuantitas yang ditawarkan akan mengalami
perubahan sebagai akibat perubahan harga. Elastisitas penawaran
menunjukkan persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat
perubahan harga sebesar satu persen. Elastisitas penawaran adalah tingkat
tanggapan (respons) terhadap perubahan harga. Jika harga bergerak naik,
biasanya penawaran akan meningkat. Jika tidak meningkat, penawaran itu
tidak elastis. Penawaran dikatakan elastis jika kenaikan harga juga diikuti
kenaikan produksi. Makin besar angka elastisitas makin besar elastisitas
penawaran, artinya perubahan harga yang relatif kecil mengakibatkan
perubahan jumlah yang ditawarkan relatif besar. Elastisitas harga atau harga
yang ditawarkan adalah nol bila kurva penawaran merupakan garis vertikal
(harga tidak berpengaruh pada jumlah yang ditawarkan), tak terhingga bila
kurva penawaran berbentuk horizontal yang berarti bahwa jumlah yang
ditawarkan tidak terbatas pada harga tertentu. Jenis-jenis elastisitas penawaran
antara lain adalah sebagai berikut :
1) Penawaran Elastis sempurna ( E = ~ ). Penawaran elastisitas
sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi
penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran
elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi
sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai koefisiennya tidak
terhingga. Barang-barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang
yang pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan.
Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen, penggunaan mesin-
mesin modern dan lain-lain. Contoh: VCD, buku gambar, dan lain-
lain.
2) Penawaran Elastis sempurna ( E = ~ ). Penawaran elastisitas
sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi
penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran
elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi
sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai koefisiennya tidak
terhingga. Barang-barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang
yang pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan.
Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen, penggunaan mesin-
mesin modern dan lain-lain. Contoh: VCD, buku gambar, dan lain-
lain.

3) Penawaran Elastis sempurna ( E = ~ ). Penawaran elastisitas


sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi
penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran
elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi
sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai koefisiennya tidak
terhingga. Barang-barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang
yang pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan.
Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen, penggunaan mesin-
mesin modern dan lain-lain. Contoh: VCD, buku gambar, dan lain-
lain.
4) Penawaran Elastis sempurna ( E = ~ ). Penawaran elastisitas
sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi
penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran
elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi
sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai koefisiennya tidak
terhingga. Barang-barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang
yang pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan.
Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen, penggunaan mesin-
mesin modern dan lain-lain. Contoh: VCD, buku gambar, dan lain-
lain.
5) Penawaran Elastis sempurna ( E = ~ ). Penawaran elastisitas
sempurna terjadi jika harga suatu barang tidak berubah, akan tetapi
penyediaan dari barang berubah, atau dengan kata lain, penawaran
elastis sempurna terjadi jika perubahan penawaran tidak dipengaruhi
sama sekali oleh perubahan harga, sehingga nilai koefisiennya tidak
terhingga. Barang-barang yang bersifat elastis sempurna adalah barang
yang pada harga tertentu penawarannya terus mengalami perubahan.
Ini terjadi karena pertambahan jumlah produsen, penggunaan mesin-
mesin modern dan lain-lain. Contoh: VCD, buku gambar, dan lain-
lain.

- Budaya Pemasaran
Masing-masing negara mempunyai budaya yang berbeda. Secara garis
besar, budaya di dunia dibagi menjadi dua, yaitu budaya barat dan budaya
timur. Pemasar di budaya barat cenderung agresif dalam beriklan, dan bahkan
sering ditemukan iklan suatu brand menyerang brand lain secara langsung.
Contohnya iklan Samsung dan Iphone, iklan Nike dan Adidas, Pepsi, dan
Coca Cola yang sering menyindir satu sama lain. Hal ini dianggap sebagai
normal di negara barat.
Sementara di budaya timur termasuk Indonesia, pemasar cenderung lebih
berhati-hati dan lebih menjaga keharmonisan, meskipun dengan brand
saingannya. Brand juga hanya dapat memberi kode “implisit” dan tidak
menyebutkan nama brand saingan saat meng-highlight kekurangan brand
saingannya dan menonjolkan kelebihannya brand pemasar. Memahami
budaya membantu kita dalam memahami bagaimana orang lain
menginterpretasikan lingkungan mereka. Budaya, dapat membentuk orang
dalam melihat dunianya dan bagaimana hal tersebut dapat berfungsi dalam
dunia tersebut. Budaya dapat membentuk personal values, group values serta
sikap termasuk dalam hal ini apa yang dapat berjalan dengan baik, ataupun
tidak berjalan dengan baik, apa yang dapat membantu dan tidak membantu
dan apa memberi arti dan mana yang tidak memberikan arti.
Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan budaya. Kegiatan
pemasaran tidak terlepas dari bagian budaya manusia. Pemasar menggunakan
budaya sebagai dasar analisis konsumen, dan keputusan strategi perusahaan,
karena budaya menjadi landasan manusia, dalam bertindak, bersikap dan
bertingkah laku dalam masyarakat. Budaya agar dipertimbangkan oleh
masyarakatnya mempunyai karakteristik budaya, keyakinan (belief), nilai-
nilai budaya (value), atau prakteknya harus bisa disampaikan dan diterima
oleh sejumlah kelompok yang signifikan. Sehingga budaya dipandang
menjadi kebiasaan kelompok yang terkait langsung dengan anggota
masyarakat yang lain.

Anda mungkin juga menyukai