Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN
“Kewirausahaan Metode Canvas”

Dosen Fasilitator :
Ika Saridewi Kartika, SE., M.M
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Dini Dian N (1710026)
2. Dwi Wahyu Endarti (1810032)
3. Hanina Salsabila (1810046)
4. Lintang Izzah I (18100520
5. Mila Dwi S (1810060)
6. Prinka Arifiyah (1810078)
7. Siti Aisyah (1810096)

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta berkat-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen fasilitator Ika
Saridewi Kartika, SE., M.M diajukan sebagai tugas mata kuliah Kewirausahaan
dengan judul “Kewirausahaan Metode Canvas” di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah Surabaya bidang S1 Keperawatan. Terima kasih kami
ucapkan kepada selaku dosen fasilitator mata kuliah Kewirausahaan yang telah
membimbing dan memberikan materi kuliah demi lancarnya penyelesaian
makalah ini. Kami menyadari dalam menyusun materi yang telah kami sajikan ini
masih jauh dari sempurna, dimana banyak kekurangan dan perlu perbaikan. 
Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Demikian makalah ini disusun semoga dapat digunakan sebagaimana
mestinya dan memberikan manfaat bagi para pembacanya.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Permasalahan.....................................................................................................2
A. Rumusan Masalah.......................................................................................2
B. Tujuan.........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS...........................................................................3


2.1 Definisi Business Model Canvas........................................................................3
2.2 Komponen Utama Business Model Canvas.......................................................3
2.3 Cara memanfaatkan bisnis model canvas..........................................................7
2.4 Salah satu bidang produk/jasa yang menggunakan Metode Canvas..................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................11


3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran.................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Osterwalder & Pigneur dalam (Risnaputra dan Gandung, 2020),
sebuah model bisnis merupakan menggambarkan pemikiran tentang
bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan dan menangkap nilai-
nilai dari suatu bisnis. Konsep dari sebuah model bisnis harus sederhana,
relevan, dan secara intuisi mudah dipahami dengan tidak bermaksud
menyederhanakan fungsi perusahaan yang sangat kompleks. Sedangkan,
menurut (Hertatik dan Teguh, 2017), bisnis merupakan suatu organisasi yang
menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Perkembangan bisnis dan industri di Indonesia semakin lama semakin
meningkat persaingan. Keadaan ini menimbulkan persaingan antara
perusahaan, pesaing yang semakin bertambah, volume produk yang semakin
meningkat, bertambah pesatnya perkembangan teknologi. Hal ini menuntut
perusahaan untuk lebih memerhatikan lingkungan. Oleh karena itu, setiap
perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi, pelayanan yang cepat, mudah dan terus berusaha
menciptakan berbagai inovasi – inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan
bertahan di pasar. Selain produktivitas dan efisiensi yang perlu ditingkatkan,
perusahaan juga harus memahami dan mengetahui apa saja yang dibutuhkan
oleh konsumen saat ini.
Oleh karena tuntutan perusahaan sedemikian rupa, maka digunakanlah
metode bisnis canvas. Metode bisnis canvas sendiri memiliki 9 elemen (blok
bangunan dasar) yang akan membantu perusahaan yang akan menjalankan
suatu bisnis yang akan dijalankan. Dengan menggunakan metode bisnis
canvas, perusahaan dapat melihat dari gambaran besar namun tetap detail dan
lengkap apa saja elemen – elemen yang terkait dengan bisnis yang akan
dijalankan. Dengan mengevaluasi satu per satu elemen – elemen itu akan
mempermudah dalam menganalisis apa yang kurang tepat sehingga dapat
diambil langkah atau keputusan untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan.

1
Penggunaan metode bisnis canvas dianggap sebagai model bisnis yang
paling lengkap dikarenakan dapat memberikan gambaran hubungan antara
keseluruhan komponen internal maupun eksternal organisasi dan
memperlihatkan bagaimana hal tersebut saling berhubungan dengan
menciptakan dan menangkap nilai yang akan diberikan oleh perusahaan
(Setiawan dan Maharani, 2017).

1.2 Permasalahan
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi dari Business Model Canvas ?
2. Bagaimanakah komponen – kompenen yang ada pada Business Model
Canvas ?
3. Bagaimanakah cara memanfaatkan Bisnis Model Canvas ?
4. Bagaimanakah implementasi produk/jasa yang menggunakan Metode
Canvas ?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Business Model Canvas.
2. Untuk mengetahui komponen – komponen yang ada pada Business
Model Canvas.
3. Untuk mengetahui cara memanfaatkan Bisnis Model Canvas.
4. Untuk mengetahui implementasi produk/jasa yang menggunakan
Metode Canvas.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Business Model Canvas


Business Model Canvas adalah bahasa yang sama untuk menggambarkan,
memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis. Alat ini
menyediakan bahasa umum untuk strategi, inovasi, dan membantu
memberikan dan membuat keputusan terbaik, sehingga dapat
mengoptimalkan suatu model bisnis yang baru (Osterwalder dan pigneur,
2012: 12).
2.2 Komponen Utama Business Model Canvas
1) Customer Segment (CS), yaitu menentukan segmen target customer
dari bisnis yang akan dikembangkan. Posisikan diri pada sisi
customer untuk memperhatikan apa yang dilihat, didengar, dipikirkan
dan dilakukan, menjadi keinginan dan tujuan, rasa takut, dan harapan.
Cd
2) Value Proposition (VP), yaitu memperkirakan kebutuhan customer
yang sudah diidentifikasi pada customers egment. Berdasarkan
kebutuhan itu, selanjutnya dapat didefinisikan value (nilai) apa yang
akan diberikan agar mampu memenuhi kebutuhan customer. Value
yang diberikan itu akan menjadi nilai inti dari kegiatan bisnis.
Beberapa macam value seperti :
a) Inovation, beberapa value proposition memenuhi berbagai kebutuhan
pelanggan yang belum pernah mereka terima sebelumnya. Contoh
inovasi dalam keperawatan, seperti: telenursing.
b) Performance, value ini memberikan nilai dengan menunjukan kinerja
yang optimal. Meningkatkan kinerja produk atau layanan merupakan
cara yang umum untuk menciptakan nilai. Sektor PC biasanya
mengandalkan faktor ini, yaitu dengan melemparkan mesin yang
andal ke pasar. Akan tetapi, peningkatan kinerja juga memiliki
keterbatasan. Sebagai contoh, belum lama ini PC yang lebih cepat
dengan kapasitas atau daya tampung disk yang lebih besar dan grafis
yang lebih baik, gagal meningkatkan permintaan pelanggan.

3
c) Customization, menyesuaikan produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan spesifik pelanggan individu atau segmen pelanggan juga
menciptakan nilai.
d) Design, desain itu penting tetapi sulit diukur. Sebuah produk terlihat
menonjol karena desainnya yang superior. Dalam industri fashion dan
produk elektronik konsumen, desain dapat menjadi bagian value
proposition yang sangat penting.
e) Brand merupakan value yang mengutamakan nilai jual dari nama
sebuah produk. Pelanggan dapat menemukan nilai dalam sebuah
tindakan yang sederhana karena menggunakan atau memasang merek
tertentu. Misalnya, menggunakan jam tangan Rolex yang
menunjukkan kekayaan.
f) Price, harga merupakan salah satu value yang paling dominan untuk
menarik pembeli. Biasanya semakin murah harga sebuah produk,
maka minat pembeli akan semakin besar. Menawarkan nilai yang
sama pada harga yang lebih rendah sering dilakukan untuk
memuaskan kebutuhan segmen pelanggan yang sensitif terhadap
harga.
g) Cost reduction, adalah mengurangi biaya, value ini ditawarkan
biasanya berupa produk yang kedepannya dapat mengurangi biaya
operasional. Misalnya: software ERP mengurangi resiko merupakan
value yang biasanya diterapkan dalam produk-produk asuransi.
h) Access, merupakan value yang mempermudah pelanggan untuk
melakukan atau mendapatkan sesuatu dengan diberikan hak akses.
i) Comformity, adalah kenyamanan, dimana biasanya dalam sebuah café
ditawarkan kenyamanan yang ekstra, seperti: sofa, musik serta
pelayan yang ramah.
3) Customer Relationship (CR), yaitu mendefinisikan hubungan antara
perusahaan dan customer. Macam-macam jenis hubungan mulai dari
memberikan bantuan personal perorangan kepada setiap customer,
dengan memanfaatkan komunitas, atau bahkan berupa ‘self-service’,
yaitu tidak berhubungan langsung dengan customer. Osterwalder dan

4
Pigneur (2010) membagi customer relationship menjadi 6 bagian berikut:
a) Personal Assistant → komunikasi yang terjadi antara pelanggan
dengan petugas pelayanan pelanggan agar pelanggan mendapatkan
bantuan selama proses penjualan atau setelah pemberlian selesai.
b) Dedicated Personal Assistance → dengan menugaskan seseorang
yang khusus dalam melayani pelanggan secara individual.
c) Self Service → pelanggan tidak berhubungan langsung dengan
perusahaan, tetapi perusahaan menyediakan saran yang diperlukan
oleh pelanggan dalam membantu dirinya sendiri.
d) Automated Service → hubungan yang menggabungkan proses layanan
mandiri dengan layanan otomatis
e) Communities → perusahaan membangun hubungan antar sesama
anggota dengan membentuk sebuah komunitas untuk saling bertukar
pikiran dalam mengetahui keinginan dan para pelanggannya.
f) Co-creation → membangun sebuah hubungan dengan konsumen
untuk menciptakan sebuah nilai proposisi.
4) Channel (ch), yaitu cara untuk mencapai customer. Channel ini adalah
jalur antara perusahaan dengan customer, bagaimana delivery dari
value yang diberikan akan mampu mencapai customer dengan baik.
5) Revenue stream (rs), yaitu representasi dari jalur penerimaan uang
yang akan diterima dari setiap customer segment. Definisikan cara
tertentu untuk menghasilkan revenue dari setiap customer segment.
6) Key resource (kr), adalah sumber daya utama yang menjelaskan
mengenai aset terpenting yang diperlukan dalam membuat model
bisnis kerja.setiap model bisnis memerlukan sumber daya utama.
Sumber daya utama akan memungkinkan perusahaan untuk membuat
dan melebihi proposisi nilai, mencapai pasar, memelihara hubungan
dengan segmen pelanggan, dan memperoleh pendapatan.
7) Key activities (ka), adalah kegiatan utama yang menjelaskan hal
terpenting yaitu perusahaan harus membuat model bisnis. Setiap
model bisnis dibuat untuk sejumlah kegiatan utama. Hal ini merupakan
tindakan yang paling penting bagi perusahaan sehingga harus maksimal

5
untuk dapat menghasilkan operasi yang berhasil. Seperti kunci
sumber daya, diwajibkan untuk membuat dan melebihi proposisi nilai,
pencapaian pasar, mempertahankan hubungan pelanggan, dan
pendapatan yang diperoleh, seperti kunci sumber daya, kegiatan
tergantung pada jenis model bisnis.
8) Key partners (kp) adalah kunci kemitraan yang menjelaskan jaringan
pemasok dan mitra yang membuat pekerjaan model bisnis.
Perusahaan menjalin kemitraan untuk banyak alasan, dan kemitraan
menjadi landasan model bisnis. Perusahaan membentuk aliansi untuk
mengoptimalkan model bisnisnya, mengurangi resiko, atau
memperoleh sumber daya. Ada empat jenis kemitraan:
 Strategi aliansi antara non-pesaing
 Strategi kemitraan antara pesaing (coopetition)
 Usaha bersama: usaha untuk mengembangkan bisnis baru
 Hubungan pembeli - pemasok untuk menjamin pasokan yang
dapat diandalkan
9) Cost structure adalah struktur biaya yang menggambarkan semua biaya
yang dikeluarkan dalam mengoperasikan model bisnis ini. Blok
bangunan ini menjelaskan biaya yang paling besar terjadi antara
biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat menghasilkan value
proposition yang ditujukan pada customer segments sehingga didapat
revenue stream. Biaya tersebut dapat dihitung relatif mudah setelah
mendefinisikan sumber daya utama, kegiatan utama, dan kunci
kemitraan.
Gambar dibawah ini merupakan contoh Business Model Canvas, yang
terdiri dari 9 Building Blocks

6
2.3 Cara memanfaatkan bisnis model canvas
1) Membangun relasi konsumen. Bisnis model canvas (BMC) penting untuk
membangun relasi dengan konsumen. Relasi dengan konsumen penting
agar konsumen kita tidak lari ke pesaing lain.
2) Meningkatkan penjualan. Ketika strategi marketing kita satukan melalui
BMC ini, diharapkan target penjualan tercapai. Customer Segment,
Channel, Customer Relationship (3 blok di BMC) memiliki tujuan untuk
meningkatkan penjualan.
3) Menghadapi pesaing. Hal ini tidak kalah penting, ketika BMC suudah
dijalankan adalah kita akna membangun bisnis yang kokoh untuk
menghadapi pesaing.
4) Memastikan bisnis berjalan. Seringkali kita bingung memulai dan
menjalankan bisnis. Di BMC ini kita memasukkan siapa saja yang
nantinya akan mendukung bisnis kita berjalan. BMC ini penting untuk
memetakan apa aja yg dibutuhkan agas bisnis kita tetap berjalan.
5) Mempunyai Sistem Bisnis. BMC ini adalah cara yang efektif untuk
membuat sistem bisnis. Tujuannya membuat bisnis makin efektif dan biaa
menghasilkan maksimal meskipun kita tidak rutin berada di bisnis kita.

7
2.4 Salah satu bidang produk/jasa yang menggunakan Metode Canvas
Salah satu bidang produk/jasa yang menggunakan metode canvas adalah
usaha bisnis UMKM Kedelai Edamame Goreng, maka dibuatlah metode
Canvas sebelum dipasarkan ke konsumen agar produk yang dipasarkan nanti
dapat berjalan dengan baik dan sesuai tujuan.
1. Customer Segment (CS)
Segmen yang dipilih adalah seluruh lapisan masyarakat
(unsegmented). Studi kasusnya adalah pada masyarakat di Kabupaten
Jember.
2. Value Proposition (VP)
Value proposition produk edamame yang ingin diberikan adalah
produk edamame goreng. Kriterianya adalah berkualis baik, tidak
berminyak, tidak menimbulkan serik ketika dikonsumsi dan tanpa
pengawet.
3. Customer Relationship (CR)
Customer relationship mencantumkan contact person untuk saran
dan kritik sebagai bentuk layanan konsumen. Saran dan kritik akan
digunakan untuk perbaikan selanjutnya.
4. Key Resource (KR)
Key resource untuk produk edamame goreng meliputi tiga hal
utama yang penting. Hal utama tersebut, yaitu: bahan baku, peralatan,
dan tenaga kerja.
5. Channel (CH)
Usaha edamame goreng chanel yang ingin digunakan, yaitu direct
selling. Direct selling adalah penjualan langsung produk edamame
goreng kepada masyarkat.
6. Revenue Stream (RS)
Revenue stream usaha edamame goreng yang ditargetkan adalah
penjualan produk edamame goreng dan penjualan minyak yang tidak
terpakai. Penjualan kulit edamame sebagai limbah produksi pada
peternak juga dilakukan dalam rangka pemanfaatan limbah.

8
7. Key Activities (KA)
Aktivitas utama dalam usaha edamame goring, meliputi: pembelian
dan penyimpanan bahan baku, produksi, promosi, pemasaran, serta
evaluasi dan pengembangan produk.
8. Key Partners (KP)
Key partners usaha edamame goring, meliputi: strategic alliance
between noncompetitors (perusahaan kemasan), buyer supplier
relationship (Mitra Tani), dan perbankan. Key partners dengan
pemerintah juga diperlukan dalam upaya untuk mendapatkan perizinan
legalitas, meliputi: BPOM, SNI, dan barcode.
9. Cost Structure (CR)
Cost structure dalam usaha edamame goreng ini adalah biaya
investasi, biaya tetap dan tidak tetap, biaya penyusutan, biaya
pemeliharaan. Selain itu, angsuran kredit dalam menjalankan suatu usaha
juga perlu dipehatikan.

Business Metode Canvas Produk Edamame Goreng

9
Dapat ditarik kesimpulan, dengan diimplementasikannya metode canvas
terkait bisnis Edamame Goreng, diharapkan target dan tujuan yang diinginkan
pengusaha dapat tercapai. Tidak hanya itu, future canvas yang diimplementasikan
juga diharapkan dapat terus memperbaiki kualitas produk bisnis Edamame
Goreng.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penggunaan metode bisnis canvas dianggap sebagai model bisnis yang
paling lengkap dikarenakan dapat memberikan gambaran hubungan antara
keseluruhan komponen internal maupun eksternal organisasi dan
memperlihatkan bagaimana hal tersebut saling berhubungan dengan
menciptakan dan menangkap nilai yang akan diberikan oleh perusahaan.
Busines Model Canvas adalah bahasa yang sama untuk menggambarkan,
memvisualisasikan, menilai, dan mengubah model bisnis. Busines Model
Canvas memiliki beberapa komponen diantaranya Customer Segment (CS),
Value Proposition (VP), Customer Relationship (CR), Channel (ch),
Revenue stream (rs), Key resource (kr), Key activities (ka), Key partners
(kp), Cost structure. Cara pemanfaat dari model canvas ini dapat
membangun relasi konsumen, meningkatkan penjualan, menghadapi pesaing,
memastikan bisnis berjalan, mempunyai sistem bisnis.

3.2 Saran
Saran kami, seiring perkembangan zaman yang makin canggih dan ber
IPTEK tinggi sebagai mahasiswa keperawatan selain mempelajari ilmu
kesehatan kami juga harus mampu berinovasi maka dari itu dalam mata
kuliah kewirausahaan dalam keperawatan ini diharapkan kami mampu belajar
dan berkembang serta berinovasi semaksimal mungkin. Salah satunya dengan
memperdalam salah satu ilmu dalam berwirausaha yaitu kewirausahaan
dengan metode canvas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dewobroto, W. S. 2012. Penggunaan Business Model Canvas Sebagai Dasar


Untuk Menciptakan Alternatif Strategi Bisnis Dan Kelayakan Usaha. Jurnal
Teknik Industri, 2(3), 215-230.
Elliyana, Ela., Sulistiyono, Drajat. 2020. Buku Ajar Kewirausahaan. Malang:
Ahlimedia Press.
Herawati, N., Lindriati, T., & Suryaningrat, I. B. 2019. Penerapan bisnis model
kanvas dalam penentuan rencana manajemen usaha kedelai edamame
goreng. Jurnal Agroteknologi, 13(01), 42-51.
Hertatik dan Teguh Baroto. 2017. Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode
Business Model Canvas. Malang: Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Malang.
Sanawiri, B., & Iqbal, M. 2018. Kewirausahaan. Universitas Brawijaya Press.
Setiawan, Aditya dan Maharani Eka. 2017. Analisis Bisnis Model Pada Driverbdg
Menggunakan Pendekatan Business Model Canvas (Business Model Analysis
Of Driverbdg Using Business Model Canvas). E-Proceeding of Management
4, No. 3.

12

Anda mungkin juga menyukai