Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BUSINESS MODEL DESIGN


MATA KULIAH : PROJECT USAHA
DOSEN PENGAMPU : ALI FIKRI HASIBUAN, S.E., M.Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Anggita Pangaribuan 7213260010
Nurul Pratiwi 7213260002
Kevin Heston Daniel Simanjuntak 7213560021

PRODI KEWIRAUSAHAAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSTAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah project usaha yang
berjudul “Business Model desaign”.

Penulis makalah ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan
kemampuan yang kami miliki, dan penyampaiannya kami usahakan dengan bahasa-bahasa
yang singkat, dan sederhana agar mudah dimengerti / pahami oleh para pembaca.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan makalah ini dengan baik dan
kami sangat berterimakasih kepada dosen pengampu Bapak Ali Fikri Hasibuan, SE., M.Si.
yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,
kai berharap sekiranya makalah ini dapat diterima dan berkenan dihati pembaca.

Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan dalam penulisan makalah
ini karena masih jauh dari kata sempurna. Dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi banyak orang.

Medan,26 Maret 2024

Kelompok 5
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
1.1 Desaign Produk ....................................................................................................................... 6
1.2 Desaign Thinking .................................................................................................................... 7
1.3 Pentingnya Desaign Bisnis Dalam Perusahaan ....................................................................... 8
1.4 Wawasan Pelanggan ............................................................................................................... 9
1.5 Empati ........................................................................................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................................................. 11
PENUTUP ............................................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan pasar yang semakin global membuat tekanan persaingan


usaha dari beberapa sektor di Indonesia semakin ketat. Semakin tumbuhnya
perkembangan yang dibarengi dengan ancaman persaingan usaha ini dikarenakan
adanya program Masyarakat Ekonomi ASEAN (Association of South East Asia
Nations) yang direalisasikan pada tahun 2016 ini. Konsekuensi atas kesepakatan
MEA tersebut berupa aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus
bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan
modal. Ini artinya, tingkat persaingan akan semakin kompetitif (Badan Pendidikan
dan Pelatihan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2015).
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadikan negara-negara anggota
ASEAN sebagai pasar tunggal dengan daya saing ekonomi tinggi dimana barang,
jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang lebih bebas. Tujuan dari
MEA adalah menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang stabil, dan daya
saing serta integrasi dengan regulasi, efektif untuk perdagangan dan investasi
yangmana terdapat kebebasan aliran pelaku usaha dan tenaga kerja serta arus bebas
barang, jasa, investasi dan juga modal (Wangke, 2014: 2).
Agar perusahaan tetap berkembang di pasar yang kompetitif, maka
perusahaan dituntut untuk memiliki competitive advantage dengan cara
memberikan nilai lebih berupa inovasi di dalamnya. Menurut Ojasalo (2008),
inovasi dapat diciptakan melalui inovasi pada produk, proses, dan pasar.

1.2 Rumusan Masalah

Adapaun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :


a. Definisi desaign produk
b. Pengertian desaign thinking
c. Fungsi design thinking dalam sebuah perusahaan

1.3 Tujuan Penulisan

Dan tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :


a. Mengerti apa itu design produk
b. Memahami apa itu desaign thinking
c. Mengetahu fungsi desaign thinking dalam perusahaan
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Desaign Produk

Desain produk adalah aspek penting dalam dunia bisnis. Desain yang menarik dari suatu
produk dapat menjadi faktor penentu kesuksesan dan kelancaran operasional bisnis. Pengertian
desain produk adalah proses menciptakan konsep, perencanaan, dan pengembangan produk
atau barang. Proses tersebut memadukan fungsi, estetika, dan kinerja untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pengguna atau konsumen. Desain produk melibatkan sejumlah
tahapan. Mulai dari tahap identifikasi tren, penelitian pasar, perancangan konsep, pencarian
bahan dasar/bahan baku, pengembangan prototipe, sampai dengan pengujian
produk.Tujuannya bukan hanya untuk menciptakan produk yang tidak hanya efektif dalam
menjalankan fungsinya. Melainkan juga untuk menarik secara visual dan menghadirkan
kualitas yang layak serta kenyamanan penggunaannya. Beberapa fungsi desain produk tersebut
adalah:

1. Desain produk yang menarik dapat membuat produk lebih memikat konsumen dan
meningkatkan daya tarik pasar. Desain yang estetis yang menarik mata konsumen dapat
mempengaruhi keputusan pembelian.

2. Desain yang konsisten dan berkesan dapat memperkuat identitas merek. Konsumen
yang mengidentifikasi produk dengan merek tertentu cenderung lebih setia dan loyal
terhadap merek tersebut.

3. Produk yang baik dapat meningkatkan kinerja dan fungsionalitasnya. Ini membantu
memenuhi harapan konsumen terkait dengan bagaimana produk tersebut dapat digunakan.

4. Desain produk yang baik juga meliputi kegiatan pemilihan bahan yang tepat dan teknik
produksi yang benar.

5. Produk yang didesain dengan konsep ramah lingkungan dapat membantu mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan. Tentunya akan mendukung citra atau imej
perusahaan.
Desain produk yang unik dan inovatif dapat membantu produk menjadi terlihat berbeda dari
kompetitor. Ini dapat menjadi faktor penting dalam memenangkan pangsa pasar dan menarik
perhatian konsumen.

1.2 Desaign Thinking

Desain thinking adalah pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah


kompleks dan mengembangkan solusi yang inovatif dengan fokus pada pengalaman pengguna.
Pendekatan ini menggabungkan pemikiran kreatif dengan pemahaman mendalam tentang
kebutuhan pengguna, tujuan bisnis, dan faktor-faktor lain yang relevan.
Desain Thinking didasarkan pada lima poin utama yang membantu dalam memecahkan
masalah secara kreatif dan inovatif. Berikut adalah kelima poin tersebut:
1. Empati: Memahami pengguna secara mendalam dengan melihat dunia dari perspektif
mereka. Ini melibatkan berkomunikasi secara aktif, mengamati, dan menggali kebutuhan,
harapan, dan tantangan pengguna.
2. Definisi Masalah: Mengidentifikasi masalah yang ingin diselesaikan dengan jelas dan
jelas. Ini melibatkan merumuskan pertanyaan yang relevan dan menentukan tujuan yang
ingin dicapai.
3. Ideasi: Menghasilkan berbagai gagasan dan solusi yang mungkin untuk menyelesaikan
masalah yang diidentifikasi. Fase ini melibatkan brainstorming, pemikiran kreatif, dan
penjajakan berbagai alternatif.
4. Prototyping: Membuat model atau representasi visual dari solusi-solusi yang diusulkan
untuk diuji dan dievaluasi. Prototipe dapat berupa sketsa kasar, mockup digital, atau model
fisik yang membantu dalam menguji konsep dengan cepat.
5. Pengujian: Mengujikan prototipe atau solusi pada pengguna atau pemangku kepentingan
untuk mendapatkan umpan balik langsung. Ini membantu dalam memvalidasi ide,
mengidentifikasi kekurangan, dan melakukan iterasi untuk meningkatkan solusi sebelum
peluncuran. Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis, Desain Thinking
membantu tim dan individu dalam mengembangkan solusi yang lebih relevan, efektif, dan
memenuhi kebutuhan pengguna dengan baik.
1.3 Pentingnya Desaign Bisnis Dalam Perusahaan

Desain Thinking memiliki banyak manfaat dan pentingnya dalam konteks bisnis, antara lain:

1. Pemecahan Masalah yang Lebih Baik: Desain Thinking membantu bisnis untuk
memecahkan masalah dengan pendekatan yang lebih holistik dan kreatif. Dengan fokus
pada pengalaman pengguna dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan,
solusi yang dihasilkan cenderung lebih efektif dan relevan.
2. Pendekatan ini mendorong inovasi karena mendorong tim untuk berpikir di luar kotak,
menghasilkan ide-ide baru, dan menciptakan solusi yang berbeda dari yang telah ada
sebelumnya. Hal ini dapat membantu bisnis untuk tetap kompetitif dan relevan di pasar
yang terus berubah.
3. Peningkatan Pengalaman Pengguna: Dengan fokus pada pengalaman pengguna, Desain
Thinking membantu bisnis untuk menciptakan produk dan layanan yang lebih intuitif,
mudah digunakan, dan memuaskan bagi pelanggan. Ini dapat meningkatkan loyalitas
pelanggan dan meningkatkan citra merek.
4. Pengurangan Risiko: Dengan melibatkan pengguna dalam proses pengembangan,
Desain Thinking membantu bisnis untuk mengidentifikasi masalah atau kekurangan
sejak dini, sehingga dapat melakukan perbaikan sebelum peluncuran produk atau
layanan. Hal ini dapat mengurangi risiko kegagalan atau respons negatif dari pasar.
5. Kolaborasi Tim yang Lebih Baik: Desain Thinking mendorong kolaborasi antara
berbagai departemen dan anggota tim yang berbeda latar belakang, seperti desainer,
pengembang, pemasar, dan pengguna akhir. Hal ini memungkinkan berbagai perspektif
dan keahlian untuk digabungkan, menghasilkan solusi yang lebih komprehensif.
6. Penyesuaian dengan Perubahan: Dengan fokus pada pengamatan pasar dan pemahaman
yang mendalam tentang kebutuhan pelanggan, Desain Thinking membantu bisnis untuk
lebih responsif terhadap perubahan pasar dan tren industri. Hal ini dapat membantu
bisnis untuk tetap fleksibel dan adaptif.
Dengan demikian, Desain Thinking tidak hanya membantu bisnis dalam
menghasilkan produk dan layanan yang lebih baik, tetapi juga memainkan peran penting
dalam memperkuat keunggulan kompetitif, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan
menciptakan nilai jangka panjang.
1.4 Wawasan Pelanggan

Pada wawasan pelanggan fokusnya adalah bagaimana melibatkan pelanggan dalam


mengevaluasi bisnis model .

1. Pada teknik ini dipikirkan tentang;

2. Apa saja yang harus diselesaikan pelanggan dan bagaimana cara membantu mereka

3. Perlakuan seperti apa yang disukai pelanggan?

4. Bentuk hubungan seperti apa yang dinginkan pelanggan?

5. Untuk nilai apa sajakah pelanggan benar-benar bersedia membayar?

6. Di sini untuk lebih memudahkan dalam memahami teknik ini dapat menggunakan peta
empati untuk menggali wawasan pelanggan

1.5 Empati

Sebuah alat bantu yang dikembangkan oleh perusahaan berpikir visual, disebut
XPLANE. Alat bantu ini disebut juga “pembuat profil pelanggan yang benar-benar sederhana”,
membantu melampaui karakteristik demografi pelanggan dan mengembangkan pemahaman
yang lebih baik tentang lingkungan, perilaku, kepedulian, dan aspirasi.

1. Dengan alat ini dapat menemukan model bisnis yang lebih kuat karena profil pelanggan
memandu perancangan proposisi nilai yang lebih baik, cara yang lebih nyaman dalam
menjangkau pelanggan dan hubungan pelanggan yang lebih baik.

2. Peta empati memungkinkan memahami dengan baik apa yang benar-benar bersedia dibayar
pelanggan

Pemetaan model bisnis yang sudah ada memang satu hal; merancang model bisnis yang baru
dan inovatif itu hal lain. Yang diperlukan adalah proses kreatif untuk membangun sejumlah ide
model bisnis dan memilih salah satu di antaranya yang terbaik. Proses ini disebut pembentukan
ide. Penguasaan seni dalam pembentukan ide menjadi sesuatu yang sangat penting ketika tiba
waktunya untuk mendesain mode bisnis baru yang sehat. Ide untuk inovasi model bisnis bias
dari manapun dan kesembilan blok bangunan model bisnis dapat menjadi titik awalnya. Inovasi
model bisnis yang transformative mempengaruhi lebih dari satu blok bangunan. Kita dapat
melihat dengan jelas empat pusat inovasi model bisnis;

1. terpacu oleh sumber daya,

2. terpacu oleh penawaran

3. terpacu oleh pelanggan, dan

4. terpacu oleh keuangan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Model bisnis seperti sebuah mobil. Desain mobil yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda
- mesin konvensional beroperasi dengan cara yang sangat berbeda dengan mesin hibrida, dan
transmisi standar dengan transmisi otomatis - dan menciptakan nilai yang berbeda bagi
pengemudi. Cara mobil dibuat membatasi apa yang dapat dilakukan pengemudi; hal ini
menentukan taktik apa yang dapat digunakan oleh pengemudi. Mobil kompak bertenaga rendah
akan memberikan nilai lebih bagi pengemudi yang ingin bermanuver di jalan-jalan sempit
dibandingkan dengan mobil SUV besar yang tidak memungkinkan untuk melakukan hal
tersebut. Bayangkan pengemudi dapat memodifikasi fitur-fitur mobil: bentuk, tenaga,
konsumsi bahan bakar, kursi. Modifikasi semacam itu tidak akan bersifat taktis; modifikasi
tersebut merupakan strategi karena akan mengubah mesin ("model bisnis") itu sendiri.
Singkatnya, strategi adalah merancang dan membangun mobil, model bisnis adalah mobilnya,
dan taktik adalah cara Anda mengemudikan mobil. Perusahaan dapat bersaing melalui model
bisnis dengan tiga cara: Mereka dapat memperkuat siklus kebajikan mereka sendiri, memblokir
atau menghancurkan siklus pesaing, atau membangun komplementaritas dengan siklus
pesaing, yang menghasilkan substitusi yang berubah menjadi komplementer.

3.2 Saran

Bagi para pembaca memberikan tanggapan yang konstruktif terhadap isi makalah ini, baik
berupa apresiasi atas hal-hal yang baik maupun saran untuk perbaikan. dan semoga makalah
ini dapat membantu memberikan beberapa informasi yang bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai