Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aplikasi Kewirausahaan


Tentang Penulisan Deskripsi Usaha

Dosen Pengampu : Rita Ningsih, S.E., M.Pd

Kelompok 3 :

 Febriyawan Rama Putra (201713500123)


 Muhammad Abdul Faris (201713500135)
 Clara Nurul Indah Sari (201713500118)
 Zariyah (201713500143)
 Achmad Rifqi Nursyamsi (201713500133)

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yaitu tentang
Penulisan Deskripsi Usaha
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa yang tidak luput
dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa,
kami menyadari masih terdapat kekurangan. Tetapi walaupun demikian kami
berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat
sederhana.
Dan kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca
pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang
bersifat membangun.

Jakarta, 31 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………… i

DAFTAR ISI………………………………………………………………..
i

BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1. Latar Belakang..............................................................................................1
2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
3. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
1. Mengidentifikasi Latar Belakang Usaha.......................................................4
2. Mengidentifikasi Visi Misi dan Tujuan Usaha.............................................5
3. Membuat Perencanaan Pengembangan Usaha..............................................6
4. Membuat Pentingnya Produk/Layangan yang Ditawarkan..........................6
5. Membuat Rencana Inovasi Produk...............................................................8
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
KESIMPULAN......................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Munculnya persaingan dalam berwirausaha merupakan hal yang tidak
dapat dihindari. Dengan adanya persaingan maka wirausahawan
dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari
luar maupun dari dalam usaha yang akan memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap kelangsungan hidup usaha. Untuk itu seriap
wirausaha dituntut untuk selalu mengerti dan memahami apa yang terjadi
dipasar dan apa yang menjadi keinginan konsumen, serta berbagai
perubahan yang ada dilingkungan bisnis sehingga mampu bersaing dengan
dunia bisnis lainnya dan berupaya untuk meminimalisir kelemahan
kelemahan dan memaksimalkan kekurangan yang dimiliki. Dengan
demikian para wirausaha dituntut untuk menetapkan strategi dalam
memulai usaha seperti mendeskripsikan usaha tersebut terlebih dahulu
dengan mengidentifikasi usaha yang ingin kita buat dan memiliki visi misi
yang jelas agar tercapai tujuan yang kita inginkan,untuk melakukan itu
semua para wirausahawan harus membuat perencanaan pengembangan
usaha terlebih dahulu hal ini berguna sebagai persiapan awal yang dimana
memiliki dua fungsi yaitu sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan
manajemen usaha dan sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan
permodalan yang bersumber dari luar.

2. Rumusan Masalah

1. Mengidentifikasi latar belakang usaha


2. Mengidentifikasi visi misi dan tujuan usaha
3. Membuat Perencanaan Pengembangan Usaha
4. Membuat pentingnya produk/layanan yang ditawarkan
5. Membuat rencana inovasi produk

3. Tujuan

Selain untuk memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah Aplikasi


Kewirausahaan,
adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi latar belakang usaha
2. Untuk mengidentifikasi visi misi dan tujuan usaha
3. Mengetahui pembuatan perencanaan pengembangan usaha
4. Mengetahui pentingnya membuat produk/layanan yang ditawarkan ke
konsumen
5. Mengetahui pembuatan rencana inovasi produk

BAB 2
PEMBAHASAN

1. Mengidentifikasi Latar Belakang Usaha


Mengidentifikasi latar belakang usaha merupakan langkah awal
dalam menjalankan usaha, biasanya terdiri dari apa yang kita lakukan,
kapan, dan bagaimana cara lebih jelas mengenai tipe usaha yang akan
dirintis, siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan produk atau jasa apa
yang akan ditawarkan.
Identfikasi latar belakang usaha dikembangkan dengan focus
kepada pemegang kepentingan. Latar belakang usaha yang lengkap
biasanya termasuk suatu penaksiran lingkungan bisnis, rencana
manajemen, rencana pemasaran, dan rencana keuangan.
Penaksiran lingkungan bisnis meliputi lingkungan ekonomi,
lingkungan industri, dan lingkungan global. Rencana manajemen termasuk
di dalamnya rencana operasional menitikberatkan pada usulan struktur
organisasi produksidan sumber daya manusia dalam perusahaan.
Perencanaan pemasaran meliputi lima langkah yaitu : target pasar,
karakteristik pasar, penentuan harga, distribusi, dan promosi. Selanjutnya
rencan keuangan terdiri dari dua yaitu kelayakan bisnis dan pendanaan
bisnis.
Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang rumit
untuk memulai usahanya. Seringkali rencana bisnis dibuat bentuk catatan
saat melakukan diskusi atau tanya jawab. Seringkali juga orang memulai
bisnis tanpa rencana sama sekali, sehingga ide-ide menjadi kabur dan
mereka tidak tahu apa yang selanjutnya harus mereka lakukan. Dengan
menulis sebuah rencana, meskipun itu berupa catatan-catatan kecil, kita
akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai jenis bisnis yang
diinginkan, serta bagaimana bisnis harus dikembangkan sejalan dengan
perkembangan zaman.
Beberapa hal yag dapat dipikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu :
1. Jenis usaha apa yang akan dirintis
2. Tujuan apa dari bisnis yang akan dirintis
3. Bagaimana bisnis akan menghasilkan uang
4. Siapa yang akan menjadi pelanggan
Identifikasi Peluang Usaha
Sebuah (atau lebih) peluang usaha (business opportunities)
dikatakan ada jika di dalam pasar terdapat kemungkinan yang
menguntungkan untuk menawarkan atau menjual barang dan jasa yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, atau preferensi
konsumen (Frinzes, 2011: 229).
Selanjutnya Frinzes (2011: 230) mengidentifikasi ada tidaknya
sebuah peluang usaha berdasarkan tiga kondisi pasar sebagai berikut :
1. Ketika sebuah produk atau jasa sudah ada di pasaran tetapi tidak atau belum
dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, atau selera konsumen. Hal ini dapat
terjadi karena : Kualitasnya rendah, Produknya tidak user friendly atau tidak
ramah pemakai, Harganya terlalu mahal atau tidak rasional, Produk tidak
sesuai dengan keyakinan/kepercayaan pemakainya, Produk dinilai
ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan mode atau trend, Konsumen merasa
kesulitan memperoleh produk tersebut, Tidak memiliki fitur yang membuat
konsumen terkesan
2. Adanya kenyataan atau kondisi ketika konsumen membutuhkan sebuah
produk yang dapat mengatasi persoalan yang mereka hadapi namun tidak ada
di pasaran. Misalnya sebuah produk yang dapat mempercepat proses
pengeringan kaca atau lantai atau mobil, cairan yang dapat dengan cepat
memberihkan porselin atau keramik yang sudah telanjur kotor dan sulit
dibersihkan dengan cara biasa.
3. Ketika ada sebuah inovasi (temuan baru) barang atau jasa yang sebelumnya
tidak diketahui oleh konsumen. Misalnya upaya menciptakan sebuah “atap”
yang dapat melindungi pengendara sepeda motor dari panas dan hujan.
Sebuah alat serupa payung yang dapat melindungi jemuran dari terpaan hujan
dengan segera.
Kendati bukan perkara yang mudah, setidaknya ada 4 langkah strategis
yang diusulkan Frinzes (2011: 233) untuk mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan memilih sebuah peluang bisnis yakni, pertama, mengidentifikasi
kebutuhan dan keinginan konsumen ; kedua, memindai (scanning) atau
menyaring lingkungan, mengevaluasi individu dan masyarakat secara umum ;
ketiga, meneliti secara cermat peluang-peluang bisnis yang muncul ;
keempat, memilih salah satu peluang dan mempersiapkan sebuah rencana
usaha.

2. Mengidentifikasi Visi Misi dan Tujuan Usaha

Pengertian Visi adalah serangkaian kata yang menunjukkan impian,


cita-cita atau nilai inti sebuah organisasi, perusahaan atau instansi. Visi
merupakan tujuan masa depan sebuah instansi, organisasi, atau perusahaan. Visi
juga adalah pikiran-pikiran yang ada di dalam benak para pendiri. Pikiran-pikiran
tersebut adalah gambaran tentang masa depan yang ingin dicapai.

Selain itu, visi juga adalah Pandangan mengenai arah sebuah


manajemen. Mau dibawa ke arah mana manajemen tersebut? Agar bisa
membangun kesuksesan, maka perlu ada arah jelas mengenai laju perusahaan atau
instansi.

Jika dirangkum, definisi atau pengertian visi adalah sebagai berikut:

 Visi adalah suatu tulisan yang menyatakan Cita-cita suatu perusahaan,


instansi, atau organisasi di masa depan.
 Visi adalah suatu tulisan singkat, fokus, dan jelas, yang merupakan arah
sebuah perusahaan, instansi, atau organisasi.
 Pengertian Visi adalah sebuah gagasan tertulis mengenai tujuan utama
pendirian sebuah perusahaan, instansi, atau organisasi.
Jika visi adalah gagasan mengenai tujuan utama, maka Misi
Adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mencapai visi tersebut. Selain
itu, misi juga merupakan deskripsi atau tujuan mengapa perusahaan, organisasi
atau instansi tersebut berada di tengah-tengah masyarakat.

Misi juga bisa dikatakan sebagai Penjabaran sebuah visi. Jika visi hanya


dituliskan dalam satu kalimat saja, maka misi akan dijabarkan dengan beberapa
kalimat yang mudah untuk dipahami pembaca atau siapa saja yang melihatnya.

Jika diambil kesimpulan, maka pengertian atau Definisi Misi adalah:

 Misi adalah penjabaran-penjabaran dari sebuah visi perusahaan, instansi, atau


organisasi.
 Misi adalah langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang harus dilalui sebuah
perusahaan, instansi, atau organisasi untuk mencapai visi utama.
 Misi adalah langkah-langkah yang bisa diambil untuk merangsang adanya
pencapaian visi utama.

PERBEDAAN VISI DAN MISI

Dari pengertian visi dan misi di sub bab sebelumnya. Dapat kita ambil kesimpulan
bahwasanya visi memiliki sekian perbedaan mendasar. Berikut beberapa perbedaan
visi dan misi;

NO VISI MISI
 1 Visi adalah gambaran besar, tujuan utama dan cita-cita suatu Misi adalah Penjabaran atau langkah-
perusahaan, instansi, pribadi atau organisasi di masa depan. langkah yang akan dilakukan untuk
mencapai / mewujudkan visi tersebut
 2  Visi berupa cita-cita jangka panjang dan berorientasi kedepan. Misi berupa cita-cita jangka pendek dan
berorientasi masa kini.
 3 Visi biasanya bersifat permanen, ketika suatu organisasi, lembaga Misi biasanya diubah ketika misi-misi
atau instansi membuat Visi. Maka pantang bagi mereka untuk tersebut dianggap gagal mewujudkan
merubah visi tersebut. Hal ini juga berkaitan dengan kredibilitas dan suatu Visi 
konsistensi. 
 4 Visi biasanya terdiri dari satu deret kalimat atau poin yang jelas, Misi biasanya terdiri dari beberapa
padat dan mewakili segalanya  kalimat penjabaran atau berbagai macam
poin yang lebih banyak dari visi
 5 Berisi pernyataan-pernyataan umum Pernyataanya bersifat khusus dan lebih
detail
TUJUAN KEWIRAUSAHAAN SECARA UMUM

Bisnis tanpa tujuan kewirausahaan ibarat bangunan tanpa pondasi yang


kokoh. Bisnis tersebut mungkin saja bisa terbangun, namun kekuatannya akan
sangat rapuh. Tanpa tujuan kewirausahaan, sebuah bisnis akan mudah hancur
ketika dihadapkan pada situasi yang sulit. Karena itulah, tujuan kewirausahaan
merupakan hal yang sangat penting untuk disusun sebelum seseorang
memutuskan untuk membangun sebuah bisnis. 

Ada banyak sekali tujuan kewirausahaan yang dapat dijadikan panduan


oleh setiap pembisnis. Tujuan kewirausahaan tentunya berbeda-beda, tergantung
dari individu yang ada di belakangnya. Secara umum, tujuan kewirausahaan tidak
hanya baik untuk diri wirausahawan sendiri. Tujuan kewirausahaan sering kali
lebih luas, yakni tujuan kewirausahaan dapat pula baik untuk pihak-pihak lain
yang berada jauh dari bisnis tersebut. 

1. Tujuan kewirausahaan : Meningkatkan jumlah wirausaha berkualitas

Tujuan kewirausahaan yang pertama adalah meningkatkan jumlah wirausaha


berkualitas. Tujuan kewirausahaan ini berdasarkan pada pemikiran jika seorang
pembisnis tentunya membutuhkan sumber daya manusia lain untuk membantunya
membangun perusahaan. Dengan bimbingan yang tepat, sumber daya manusia
tersebut tidak hanya dapat diberdayakan kemampuannya, namun juga dapat
dilatih dan dikembangkan supaya dapat menjadi calon wirausaha yang
berkualitas. Tujuan kewirausahaan ini tidak menutup kemungkinan jika suatu hari
nanti, “si anak buah” akan mampu mandiri dan membuka usahanya sendiri.
Setelah tujuan kewirausahaan ini terwujud, maka sang pembisnis telah berhasil
meningkatkan jumlah wirausaha berkualitas. 

2. Tujuan kewirausahaan : Membudayakan semangat wirausaha di


masyarakat

Wirausahawan dapat dikategorikan sebagai orang-orang yang memiliki jiwa


tangguh, kompetitif, dan pandai mencari peluang. Semangat wirausaha yang tidak
pernah padam ini sangat baik jika mampu ditularkan ke masyarakat sebagai
sebuah tujuan kewirausahaan yang selanjutnya. Tujuan kewirausahaan
membudayakan semangat wirausaha di masyarakat dapat diwujudkan dengan cara
yang sangat sederhana, yaitu dengan bersikap seperti apa adanya seorang
entrepreneur. Sikap tersebut tentunya akan menginspirasi dan membuat
masyarakat tergerak untuk mencoba berwirausaha. Sikap tangguh dan tidak
mudah menyerah juga sebaiknya diperlihatkan supaya tujuan kewirausahaan ini
dapat membangun semangat orang-orang muda di masyarakat supaya mau bekerja
keras untuk mendapatkan keberhasilan. 

3. Tujuan kewirausahaan : Memajukan dan menyejahterakan masyarakat

Tujuan kewirausahaan yang selanjutnya adalah untuk memajukan dan


menyejahterakan masyarakat. Semakin sukses dan semakin berkembangnya
sebuah bisnis, pasti akan membutuhkan semakin banyak sumber daya manusia.
Hal ini berarti semakin banyaknya lapangan pekerjaan yang terbuka bagi
masyakarat. Dengan berkurangnya jumlah pengangguran, berarti sebuah bisnis
telah berhasil mewujudkan tujuan kewirausahaan untuk memajukan dan
menyejahterakan masyarakat.

TUJUAN KEWIRAUSAHAAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Pendidikan formal di Indonesia selama ini selalu didasarkan pada berbagai


ilmu pengetahuan konvensional seperti Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia,
hingga bahasa asing. Ilmu-ilmu ini penting karena anak-anak perlu mengetahui
berbagai hal mengenai alam maupun sosial yang mungkin selama ini tidak dekat
dengan dunianya. Tetapi selain itu semua, ilmu kehidupan pun sebenarnya juga
perlu diajarkan untuk anak-anak sejak usia dini. Sayangnya, banyak sekolah yang
luput untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
untuk anak didiknya, misalnya ilmu untuk bertahan hidup secara mandiri. 

Salah satu tujuan kewirausahaan yang dimiliki oleh Bapak Ciputra adalah
untuk mewujudkan terciptanya 4 juta entrepreneur baru di Indonesia. Tujuan
kewirausahaan ini menjadi lebih mudah untuk diwujudkan jika anak-anak telah
mendapatkan pendidikan entrepreneurship sejak usia dini. Pendidikan
kewirausahaan sejak dini bukanlah hal yang aneh bagi beberapa etnis di
Indonesia. Etnis Tionghoa misalnya, sejak kecil mereka telah dibiasakan untuk
menjaga toko orang tuannya. Alhasil ketika dewasa, mereka telah terbiasa untuk
menghadapi konsumen dan akan lebih siap ketika hendak membuka bisnisnya
sendiri. Etnis Minang, Bugis, dan Madura pun tidak jauh berbeda. Sejak kecil
mereka telah dididik untuk memiliki bisnisnya sendiri, sehingga ketika dewasa
mereka tidak lagi bergantung pada perusahaan untuk mendapatkan pekerjaan. 

Jiwa kewirausahaan sebenarnya ada dalam diri masing-masing orang,


namun kemampuan ini akan mampu lebih berkembang jika ditunjang oleh
lingkungan pendidikan yang mendukung. Karena hal itulah tujuan kewirausahaan
dalam bidang pendidikan seharusnya dapat diapresiasi dan semakin
dikembangkan oleh banyak pihak. Semakin banyak sekolah yang mengajarkan
pendidikan entrepreneurship kepada anak didiknya sejak dini, maka semakin
mudah pulalah tujuan kewirausahaan ini untuk terwujud. 
Tujuan kewirausahaan yang berorientasi pada perlunya pendidikan
kewirausahaan di Indonesia merupakan sebuah tujuan kewirausahaan yang mulia.
Tujuan kewirausahaan ini rupanya juga disetujui oleh R. Djatmiko Danuhadimejo
yang menyusun berbagai alasan pentingnya pendidikan kewirausahaan di
Indonesia, yakni:

1. Untuk mengembangkan dan membina bibit bakat pengusaha sehingga dapat


tumbuh lebih berbobot dan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
2. Untuk memberi kesempatan kepada setiap manusia agar dapat menumbuhkan
kepribadian wirausaha
3. Untuk membentuk manusia yang berwatak unggul dan meningkatkan daya saing
dan daya juang
4. Dengan kepribadian wirausaha yang dimiliki oleh generasi muda, maka negara
dapat menyusul ketertinggalannya terhadap negara-negara maju
5. Untuk menumbuhkan cara berpikir yang rasional dan produktif serta
memanfaatkan waktu dan faktor modal yang dimiliki oleh wirausaha tradisional
pribumi.

3. Membuat Perencanaan Pengembangan Usaha


a. Pengertian Perencanaan dan Pengembangan Usaha

Menurut wikipedia (2014) dalam manajemen, perencanaan adalah proses


mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain (pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan) tak akan dapat berjalan.

Menurut dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993) (dalam Suryana,2003)


wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani
menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
Untuk dapat melakukan semua itu diperlukan sebuah perencanaan yang tepat
dan terperinci, sebab perencanaan usaha merupakan suatu alat untuk
memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan dengan benar dan tepat, yang
mencakup pemilihan kegiatan yang akan dijalankan, bagaimana menjalankan
dan kapan dimulai dan selesainya pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya
tujuan usaha.

Perencanaan usaha merupakan langkah awal yang menunjukkan bahwa


seseorang serius untuk berwirausaha, dan untuk menghindari faktor-faktor
yang menyebabkan kegagalan, serta mengantisipasi setiap tantangan yang
akan dihadapi dalam menjalankan usaha. Seorang wirausaha, menurut
Norman M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993) (dalam
Suryana,2003), mengemukakan definisi wirausaha sebagai berikut : “An
entrepreuneur is one who creates a new business in the face of risk and
uncertainty for the perpose of achieving profit and growth by identifying
opportunities and asembling the necessary resourses to capitalize on those
opportunuties”.

Rencana usaha harus dibuat karena perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan. Di samping itu pembuatan rencana usaha
menunjukkan sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha dan
komitmen yang kuat untuk menjalankan usahanya sehingga tidak mudah
menyerah dan putus asa ketika menghadapi setiap kendala dan resiko usaha.

b. Rencana Pengembangan Usaha

Rencana usaha merupakan sesuatu yang penting bagi seorang pengusaha di


mana David H. Bangs, Jr. (1995) menyatakan bahwa seorang
pengusaha/pelaku usaha yang tidak bisa membuat perencanaan sebenarnya
merencanakan kegagalan. Rencana usaha harus dibuat tertulis sehingga dapat
dijadikan sebagai rujukan dan pedoman untuk menjaga agar kegiatan bisnis
terarah dan focus pada pencapaian tujuan. Dengan membuat suatu penilaian
terlebih dahulu sebelum melakukan investasi yang kemudian dituangkan
dalam suatu laporan secara tertulis, Manfaat yang bisa diperoleh dari
perencanaan bisnis adalah, bisa digunakan sebagai pedoman atau alat untuk
mengetahui apakah kegiatan bisnis yang akan dijalankan itu memungkinkan
dan memiliki kelayakan untuk dijalankan dan berapa waktu yang dibutuhkan
untuk mewujudkannya serta dapat dijadikan sebagai alat pengawasan.

Menurut Bygrave, (1994:115) ada beberapa alasan penting mengapa orang


harus menyusun perencanaan usaha dan perencanaan pengembangan usaha:

a) Menunjukkan bahwa bisnis ini layak dan menguntungkan

Perencanaan usaha akan membuat kita dapat melihat dengan jelas apakah usaha
yang dijalankan nanti memiliki keberhasilan yang tinggi dan juga harus bisa
menyakinkan orang lain tidak akan merugi bila melakukan kerjasama dengan
anda.

b) Mendapatkan pembiayaan bank

Dengan adanya perencanaan usaha yang jelas akan memudahkan kita untuk
mencari bantuan kerjasama dari berbagai pihak karena didalam perencanaan usaha
menunjukkan aspek keuangan,dan aspek pemasaran yang hal tersebut akan
memudahkan kita mendapat dukungan berupa pinjaman melalui bank.

c) Mendapatkan dana investasi

Perencanaan usaha yang jelas juga memungkinkan kita untuk mendapatkan


pinjaman melalui pihak-pihak lain yang potensial yang akan mendukung
pemenuhan investasi usaha kita.

d) Mengatur dengan siapa harus bekerjasama

Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain yang


sudah ada dan saling menguntungkan misalnya dari para produsen yang dapat
diharapkan memasok barang buat usaha anda.

e) Mendapatkan kontrak besar

Perencanaan yang baik menarit minat perusahaan-perusahaan yang lebih besar


memberi pekerjaan atau kontrak yang dapat dikerjakan oleh usaha anda.

f) Menarik tenaga kerja inti

Perencanaan yang baik mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau


mempunyai keahlian untuk bergabung bekerja sama dengan anda. Mungkin saja
anda memerlukan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk memduduki
posisi kunci dalam usaha anda, namun anda harus berhati-hati menerima orang-
orang tertentu yang dapat pula menjerumuskan usaha anda pada kerugian.

g) Memotivasi dan fokus

Perencanaan yang baik menjamin adanya perhatian yang fokus pada tujuan dari
berbagai personil yang ada dalam usaha. Sebab sebuah perusahaan akan
bertumbuh makin lama makin komplek, sehingga business plan menjadi
komponen yang sangat penting bagi setiap orang untuk tetap berpijak pada arah
yang benar.

Perencanaan mungkin bukan untuk semua orang. Ini bukan obat buat segala
penyakit atau obat penenang bagi hambatan dalam kemajuan seseorang. Bagi
mereka yang mungkin bukanlah wirausahawan, melihat perencanaan sebagai
berikut :
1.   Bagi orang yang hati-hati, juga khawatir akan kegagalan, melihat bahwa
penentuan gol akan merupakan sumber ketegangan dan tekanan dan mempertinggi
rasa takut gagal. Konsekuensi mental dan fisik yang mungkin dari kecemasan
tersebut yang mempengaruhi aktivitas yang dapat kontra produktif bagi mereka.

2.   Menyiapkan gol dan rencana memerlukan penentuan pilihan dan komitmen. Ini
artinya menentukan prioritas dalam gol. Inheren terhadap proses ini adalah
kemungkinan di masa depan atau pilihan yang belum di ketahui sekarang, yang
dapat saja lebih menarik untuk dipilih, sehingga menjadi hilang atau peluang yang
diabaikan. Dilemma ini mempengaruhi keputusan seseorang dalam karirnya.

3.   Komitmen terhadap gol yang berorientasi karir, terutama bagi mereka yang muda
dan belum banyak mengetahui dunia nyata. Sebagai missal, berapa banyak anak
muda memilki informasi akurat, pengetahuan dan pengalaman tentang karir
tertentu atau peran untuk menjadi insinyur, pilot, wirausahawan ?.

4.   Bagi seseorang yang cenderung kompulsif dan obsesif, penentuan gol bagaikan
memberikan bensin pada api. Perencanaan yang efisien dan manajemen waktu
akan mendorong seseorang untuk tenggelam dalam sesuatu tugas tertentu, proyek
atau karir, sehingga mengeasmpingkan keluarga, teman, komunitas, atau tanggung
jawab lain. Inipun merupakan dilemma bagi semua orang termasuk
wirausahawan.

5.   Berbagai kejadian dan faktor lingkungan yang diluar kontrol akan menggalkan
rencana terbaik yang ada : bencala alam, kemtian, dll. Tidak ada proses
perencanaan yang dapat melihat hal tersebut, ataupun mencegahnya meskipun
terlihat. Sehingga selama tahap awal usaha baru yang tengah berjuang dalam
ukuran minggu atau bulan, alokasi utama waktu untuk merencanakan tahun
berikutnya tidak mungkin.

Mungkin tidak ada kekecewaan yang lebih besar dari pada pengalaman
kegagalan para manajer atau wirausahawan dengan rencana yang tampaknya telah
disiapkan dengan baik atau sungguh-sungguh. Disamping itu, waktu yang banyak
tersita akan menurunkan moral mereka apabila rencana tidak berjalan. Lebih
buruk lagi apabila disisi lain ada contoh keberhasilan tanpa perencanaan formal.
Isu yang muncul ialah mengapa rencana gagal?

Perhatian utama dari perencanaan yang efektif adalah mengapa rencana


gagal. Secara sederhana apa saja dari perilaku atau kendala yang memberikan
sumbangan bagi kegagalan perencanaan, apa yang harus dilakukan untuk
mengurangi risiko gagal. Apabila kegagalan itu pasti jika tidak bekerja keras,
bekerja keras tidaklah cukup. Bekerja lebih cerdik merupakan tuntutan. Bekerja
lebih menumbuhkan kewaspadaan dan respon terhadap enam alasan utama
mengapa rencana gagal.

1.   Tidak ada gol yang nyata. Jika ada rencana tidak akan gagal. Banyak orang
kurang memahami mengenai apa yang dimaksud dengan gol. Mereka terbuai
dengan misi seperti “peningkatan kerja”, “pertumbuhan”, atau “peningkatan
usaha” yang lebih merupakan fantasi ketimbang gol. Gol haruslah nyata jika
tidaklah spesifik, terukur, masa waktu, realistis, rencana akan gagal.

2.   Gagal mengantisipasi kendala. Tidak seorangpun dapat berfikir mengenai


kemungkinan kontingensi, namun optimisme berlebihan dan komitmen berlebihan
akan menghambat kepekaan untuk mengatasi rintangan atau perangkap. Setiap
rencana tidak terkecuali setiliti apapun memilki keterbatasan dan konflik
terselubung atas prioritas dan sumber daya. Tidak jarang terjadi, hal itu terlambat
diperhatikan. Wirausahawan yang berhati-hati mengidentifikasi hambatan
potensial dengan cara mengatasi masalah akan lebih siap mengahadapi gangguan
terhadap rencana mereka. Penentuan gol yang efektif mengetahui bahwa hal ini
bukan merupakan mengidentifikasi hal yang tidak mungkin agar maklum bila ada
kegagalan. Yang mereka lakukan adalah memilih beberapa hambatan kecil yang
dapat menjadi besar, kemudian menentukan langkah-langkah pencegahan. Sebuah
rencana harus cukup fleksibel dan mampu mengetahui adanya hambatan dan
memberikan solusi antisipasi tehadap hambatan yang belum diketahui ataupun
diduga.

3.   Terlambat meninjau ulang dan melihat tonggak kemajuan (milestone), rencana


yang gagal biasanya tidak memilki tonggak kemajuan yang nyata atau tanggal
peninjauan ulang, atau memperkenankan pergeseran. Alasan yang dipakai ialah
“saya dapat menunggu” atau “saya tahu apa yang saya lakukan”. Peninjauan ulang
secara berkala atas kemajuan yang terjadi terhadap gol yang ditentukan
merupakan bendera merah agar waspada dilakukan pengkajian ulang. Tonggak
kemajuan yang tercapai akan memberikan motivasi untuk sukses lebih lanjut.
Namun demikian detail dan analisa yang berlebihan dalam peninjauan ulang akan
menganggu tujuan implementasi dan pencapaian gol. Keseluruhan proses harus
sederhana dan tanpa kecenderungan birokrasi yang berlebihan. Peninjauan ulang
yang efektif hanya menguji kecepatan, arah, dan realisasi rencana pada setiap titik
dari suatu usaha.

4.   Komimen yang kurang. Komitmen pribadi merupakan hal yang kritis terhadap
keberhasilan rencana. Komitmen memberikan motivasi diri untuk penyelesaian
suatu rencana. Bagi seseorang wirausahawan, sering mendapat komitmen yang
sekedar dibibir dari subordinat atau mitra untuk suatu perencanaan. Komitmen
merupakan sesuatu hal yang sulit diperoleh, memrlukan berbagai upaya
melibatkan tim dalam proses pengembangan gol. Melibatkan subordinat, mitra
akan membangkitkan keterkarikan, masukan, dan lebih penting lagi kepemilikan
dari suatu rencana diskusi yang melibatkan negosiasi, kompromi, dan saling
menukar data akan membantu dalam mencapai gol yang secara bersama-sam
ditetapkan. Apabila suatu rencan gagal, akan dengan mudah untuk mengatakan
“saya bilang apa, ini bukan rencana saya, ini dari bos”. Ini merupakan indicator
tidak adanya komitmen. Disisi lain, komitmen berlebihan pun akan memberikan
masalah yaitu mengabaikan realita karena adanya hambatan dalam umpan balik,
distorsi realitas, dan presepsi yang membingungkan antara kawan atau lawan.

5.   Gagal meninjau ulang gol. Berbagi hambatan dari 1 s/d 4 diatas akan mendorong
terjadinya kegagalan dalam meninjau ulang gol. Kegagalan seolah di programkan
ke rencana yang tidak memilki respon terhadap perubahan lingkungan, internal,
dan eksternal.

6.   Gagal untuk belajar dari pengalaman. Sering dijumpai wirausahawan yang telah
melakukan “hal yang benar” tersebut diatas, namun tampaknya mereka tidak
belajar atas apa yang mereka lakukan. Mereka akan mengabaikan umpan balik
yang mereka terima sama dengan “kita terlambat jadwal, tapi anggaran kita
berlebihan”, atau menolak umpan balik yang terjadi “coba periksa lagi data anda”.
Kegagalan untuk belajar dari pengalaman lampau atau sekarang merupakan
keengganan untuk merubah cara kerja mereka. Mereka berkilah, “sebelumnya
bisa, ini pasti bisa”, maka fleksibilitas sangat diperlukan disini.

TEKNIK MENYUSUN PERENCANAAN USAHA

Detail aspek-aspek perencanaan usaha:

 Deskripsi aspek-aspek usaha (apa yang anda kerjakan atau akan dikerjakan,


produk yang ditawarkan, keadaan industri sekarang, peluang yang tersedia untuk
memasarkan produk):

a. Industri (prospek industri, berbagai produk dan perkembangannya, pasar


baru dan penggunanya, kebutuhan baru, perusahaan baru, kecenderungan
dan faktor ekonomi/kondisi nasional yang mempengaruhi usaha secara
positif atau negatif dan sumber informasi yang dipergunakan untuk
menggambarkan kecenderungan industri)
b. Perusahaan (deskripsi bidang usaha, produk/jasa yang ditawarkan,
pengguna utama, latar belakang dan tanggal perusahaan berdiri, deskripsi
identifikasi dan pengembangan produk dan keterlibatan perusahaan dalam
prosesnya)
c. Produk (barang/jasa) (deskripsi detail produk/jasa yang akan dijual, posisi
kepemilikan seperti paten, rahasia dagang atau aspek kepemilikan lain,
deskripsi potensi/kelebihan produk/jasa yang membuat unggul dalam
persaingan)

ASPEK PEMASARAN TERDIRI DARI :

A. Riset pasar dan analisis (perlu data yang meyakinkan bahwa produk memiliki
pasar yang substansial dalam industri yang tumbuh dan dapat memenuhi target
penjualan)
1) Pelanggan (pelanggan potensial dalam segmen pasar yang utama, siapa dan
dimana pembeli utama dari produk dalam setiap segmen pasar?)
2) Ukuran pasar dan kecenderungannya (cari data dari distributor, dealer,
salesman, pelanggan)
3) Persaingan (cari data untuk menentukan tingkat persaingan yang terjadi.
Bandingkan produk yang bersaing dalam basis harga, kinerja, pelayanan,
jaminan dan kelebihan lainnya. Tunjukkan kelebihan dan kekurangan produk
pesaing dan jelaskan mengapa masih belum memuaskan pelanggan
4) Perkiraan pangsa pasar dan penjualan (identifikasi pelanggan utama yang
bersedia membeli, perkiraan penjualan dalam rupiah dan unit 3 tahun
mendatang)
5) Evaluasi pasar (jelaskan cara mengevaluasi secara berkesinambungan : terget
pasar dalam rangka mengkaji kebutuhan pelanggan dan tuntutan dalam
program, peningkatan produk dan program produk baru, rencana ekspansi dari
fasilitas produksi, serta tuntunan dalam penentuan harga

B. Rencana Pemasaran (memberikan gambaran detail dari strategi pemasaran,


kebijakan penjualan dan pelayanan, penentuan harga, distribusi dan strategi
iklan untuk mencapai pangsa pasar yang diproyeksikan)
1) Strategi pemasaran secara keseluruhan (kelompok pelanggan yang menjadi
target awal, cara mengenali dan menghubungi pelanggan potensial, apa yang
akan ditekankan dari kelebihan produk (kualitas, harga, pengiriman, jaminan)
dalam penjualan?
2) Penentuan harga (buat sejumlah strategi harga sebelum memutuskan. Bahaslah
harga yang ditetapkan dan bandingkan dengan pesaing utama
3) Taktik penjualan (deskripsikan metoda yang akan digunakan untuk melakukan
penjualan dan mendistribusikan produk, rencana awal dan rencana jangka
panjang untuk tenaga penjualan. Bahaslah margin  untuk agen ritel, grosir,
tenaga penjualan dan bandingkan dengan pesaing. Jika menggunakan
distributor, deskripsikan cara memilih, kapan mereka akan mulai menjual dan
area yang dilayani)
4) Kebijakan jasa pelayanan dan jaminan
5) Iklan dan promosi

DESAIN DAN PENGEMBANGAN

a. Status dan tugas pengembangan (deskripsikan status produk  saat ini,


apa yang akan dikerjakan agar dapat dipasarkan. Deskripsikan
kompetensi dan keahlian dari perusahaan dalam pengembangan
b. Kesulitan dan resiko (identifikasi langkah-langkah antisipasi adanya
masalah dalam desain dan pengembangan serta pendekatan yang
dilakukan dalam solusi. Bahaslah efek yang mungkin terjadi pada
jadwal, biaya desain dan pengembangan dan waktu pengenalan produk
ke pasar
c. Peningkatan produk dan produk baru (kelanjutan desain dan
pengembangan yang direncanakan untuk menjaga produk tetap unggul
dan langkah-langkah pengembangan produk baru yang terkait pada
kelompok pelanggan yang sama)
d. Biaya (anggaran desain dan pengembangan, termasuk biaya TK,
Material, konsultan dll).

RENCANA MANUFAKUR DAN OPERASIONAL

a. Lokasi geografis (deskripsikan kekurangan dan kelebihan lokasi dari


segi biaya TK, SP, ketersediaan TK, kedekatan dengan pelanggan,
pemasok, jalur transportasi. Pajak, dan peraturan setempat
b. Fasilitas dan peningkatannya
c. Strategi dan rencana (deskripsikan kontrol kualitas, produksi,
inventori, prosedur inspeksi, dan kontrol kualitas untuk
meminimumkan masalah pelayanan dan keluhan pelanggan

TIM MANAJEMEN

a. Organisasi: menyajikan peran kunci dari manajemen dalam perusahaan


dan individu yang menempati posisi masing-masing.
b. Personel Kunci Dalam Manajemen: diskripsikan secara tegas tugas dan
tanggung jawab masing-masing anggota kunci dari tim manajemen.
c. Kompensasi Manajemen dan Kepemilikan: keinginan untuk
mendapatkan pendanaan di awal usaha tidak akan besar.
d. Dewan Direksi: filosofi perusahaan terkait dengan ukuran dan
komposisi dewan.
e. Pelayanan dari Profesional yang Mendukung: organisasi pelayanan
yang mendukung dikenal, memiliki reputasi, dan berkualitas. Hal ini
tidak hanya memberikan asistensi profesional saja, tetapi juga
menambah kredibilitas perusahaan.

ASPEK RESIKO KRITIS

Dalam aspek ini ada beberapa masalah yang harus diidentifikasi, yaitu dampak
dari trend yang menguntungkan dalam industri, biaya desain, maupun pabrik yang
melebihi kalkulasi dan pesaing-pesaing baru yang belum diperhitungkan.

 RENCANA KEUANGAN

a. Perkiraan laba dan Rugi: persiapan Pro Forma Laporan Laba Rugi


adalah bagian dari perencanaan untuk laba dalam manajemen
keuangan.
b. Analisis Pro Forma Laporan Arus Kas: perkiraan arus kas dapat
lebih penting daripada perkiraan laba karena detil dari jumlah uang
dan penentuan waktu dari uang kas masuk dan keluar yang
diharapkan.
c. Pro Forma Neraca Keuangan: neraca keuangan dipergunakan
untuk mendukung tingkat operasional
d. Diagram Titik Impas: merupakan cara untuk menentukan tingkat
penjualan dan produksi yang dapat menutup semua biaya.
e. Kontrol Biaya: meliputi cara pelaporan biaya, siapa yang
bertanggung jawab atas kontrol untuk berbagai elemen biaya dan
seberapa sering memperoleh biaya.
f. Pendanaan yang diperlukan: secara umum jelaskan berapa dana
yang diperlukan, apa yang ditawarkan perusahaan untuk dana yang
diterima, penggunaan apa dari dana yang diterima.

4. Membuat Pentingnya Produk/Layanan yang Ditawarkan

Poin – Poin Penting Membangun Produk Unggulan


Mengapa sangat penting untuk membangun produk unggulan? Simak
penjelasan berikut:
1) Bisnis yang baru berjalan dapat tumbuh dan berkembang
Usaha baru jika tidak memiliki strategi yang itu akan mudah hilang
karena ketatnya persaingan di pasar atau karena konsumen tidak
mengenalinya. Memilih bidang usaha yang paling cepat tumbuh dan
fokus pada bidang tersebut adalah langkah yang tepat untuk
mengembangkan usaha . Misalnya, pedagang fried chicken yang juga
berjualan ayam bakar , dimana mereka memiliki bahan dasar yang sama
yaitu ayam . Namun jika cita rasa yang dihasilkan tidak karuan dan bisa
dipastikan akan ditinggalkan konsumen. Maka lebih baik fokus terhadap
satu bidang agar usaha yang dijalankan bisa lebih baik lagi .
2) Menanamkan branding
Merek dalam sebuah bisnis merupakan jaminan kualitas dan
kuantitas suatu produk. Sebuah usaha dikatakan settled atau kuat
jika merek produknya diakui oleh konsumen. Upaya untuk
menanamkan merek pada konsumen ini disebut branding. Branding
yang sukses akan membuat konsumen ingat akan produk Anda,
3) Brand awareness
Brand awareness adalah kemampuan konsumen dalam mengenali
atau mengingat sebuah merek , termasuk nama, gambar, logo dan
juga slogan slogan tertentu yang pernah digunakan oleh brand
tersebut dalam mempromosikan produk produk mereka .
mengedukasi konsumen melalui brand awareness bukanlah
pekerjaan yang mudah . Diperlukan banyak waktu, tenaga dan
biaya agar konsumen benar-benar yakin dan mau menggunakan
produk Anda.. Bisnis yang spesifik pada satu bidang akan sangat
membantu pengusaha untuk menanamkan brand awarenss pada
konsumennya. Produk yang spesifik, ini berulang kali
dikomunikasikan untuk mengedukasi konsumen agar semakin
aware dan yakin dengan produk yang ditawarkan. Inilah mengapa
usaha yang memiliki ciri khas atau spesifik di bidang tertentu dapat
bertahan di tengah gempuran pesaing.
4) Efisiensi kinerja dan meningkatkan mutu
Produk yang berkualitas dihasilkan dari bisnis yang tumbuh dan
berkembang. Kualitas suatu produk tidak terlepas dari bahan baku
yang digunakan, proses pembuatan hingga tahap akhir pengerjaan
atau finishing.Proses produksi yang efisien dapat tercapai jika
usaha yang dikerjakan memiliki spesialisasi, dengan demikian
Anda akan fokus pada yang dikerjakan. Inilah yang menjadi kunci
dalam menghasilkan produk yang bermutu.Sebagian pelaku usaha
masih ada yang khawatir dengan membuat produk yang
spesifik akan membuat produk lainnya tidak laku, padahal tidak
demikian. Disamping produk unggulan yang akan laku keras
karena memilki keunikan atau spesifikasi tertentu, memiliki produk
unggulan artinya Anda memiliki daya ungkit untuk mendorong
penjualan produk-produk lainnya.

5. Membuat Rencana Inovasi Produk


a. Inovasi Produk Usaha
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreatifitas
dalam rangka pemecahan masalah dan menemukan
peluang (doing new thing), inovasi merupakan funsi utama
dalam proses kewirausahaan. Peter Drucker mengatakan
inovasi memiliki fungsi yang khas bagi wirausahawan.
Dengan inovasi wirausahawan menciptakan baik sumber
daya produksi baru maupun pengolahan sumber daya yang
ada dengan peningkatan nilai potensi untuk menciptakan
sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Inovasi adalah suatu
proses untuk mengubah kesempatan menjadi ide yang
dapat dipasarkan. Inovasi lebih dari sekedar ide yang baik
suatu gagasan murni memegang peranan penting, dan
pikiran kreatif mengembangkannya menjadi gagasan
berharga. Meskipun demikian terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebuah ide yang timbul semata dari
spekulasi dan ide yang merupakan hasil pemikiran riset
pengalaman dan kerja yang sempurna hal yang lebih
penting, sebuah ide melalui tahapan pengembangan.
Dengan demikian inovasi adalah suatu kombinasi visi
untuk menciptakan suatu gagasan yang lebih baik dan
keteguhan serta dedikasi untuk mempertahankan konsep
melalui implementasi.

b. Proses Inovasi

Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang


dilakukan dengan sepenuh hati. Proses ini di mulai dengan
analisis sumber daya kesempatan yang menjadi objek.
Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat di
pahami dan dilihat inovator harus melihat, bertanya, dan
mendengar orang lain mencari inovasi. Mereka berpikir
keras dengan segenap kemampuan otaknya, mereka
mengadakan perhitungan dengan cermat dan
mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan
potensi seta pengguna inovasi yang dicarinya untuk
memenuhi harapn nilai dan kebutuhan. Inovasi yang
berhasil pada umumnya sederhana dan terfokus dan
ditujukan pada aplikasi yang di desain khas, jelas dan
cermat. Inovasi lebih banyak melibatkan kerja fisik dari
pada pemikiran. Thomas alfa edison mengatakan “jenius
merupakan perpaduan yang terdiri dari 1% inspirasi dan
99% kerja keras” lebih dari itu inovator pada umumnya
bekerja dalam suatu bidang, edison bekerja hanya dalam
bidang listrik dan menemukan inovasi baru yang berupa
bol lampu.

c. Jenis jenis inovasi


Menurut Donald Kuratko, inovasi terdiri dari empat jenis:

a. Penemuan. Kreasi suaru produk, jasa, atau proses


baru yang belumpernah dilakukan sebelumnya.
Konsep ini cenderung disebut revolisioner. Misalnya:
penemuan pesawat terbang oleh wright bersaudara,
telepon oleh alexander graham bell dll
b. Pengembangan. Pengembangan suatu produk, jasa,
atau proses yang sudah ada. Konsep seperti ini
menjadi aplikasi ide yang telah berbeda. Misalnya
pengembangan McD oleh Ray Korc
c. Duplikasi. Peniruan suatu produk, jasa, atau proses
yang telah ada. Meskipun demikian duplikasi bukan
semata meniru melainkan menambah sentuhan
kreatif untuk memperbaiki konsep agar lebih mampu
memenangkan persaingan. Misalnya, duplikasi
perawatan gigi oleh Dentaland.
d. Sintesis. Perpaduan konsep dan faktor – faktor yang
sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi
pengambilan sejumlah ide atau produk yang sudah
ditemukan dan dibentuk sehingga menjadi produk
yang dapat diaplikasikan dengan cara baru. Misalnya
sintesis pada arloji oleh casio.

d. Sumber inovasi
Inovasi bagi wirausahawan lebih bersifat untuk
memanfaatkan perubahan dari pada
menciptakannya. Mencari inovasi dilakukan dengan
memanfaatkan perubahan pada penemuan yang
menyebabkan terjadinya perubahan. Ide inovatif
dapat bersumber pada kreativitas eksternal dan
kreativitas internal. Kreativitas eksternal dapat
dirangsang dengan memanfaatkan secara sistematis
rasa keingintahuan tentang perkembangan, ide dan
kekuatan baru yang sedang berlangsung di sekitar
seseorang. Dengan melakukan hal ini, seseorang
membangun sumber informasi tentang berbagai hal
tentang fakta kesan, citra dan berbagai ide. Dengan
demikian seseorang dapat memperoleh ide yang
dapat diraih dan di manfaatkan. Kreativitas internal
muncul tiba – tiba ketika seseorang sedang sibuk
dengan kreativitas eksternal. Dalam upaya ini
menggunakan pengalaman sebagai sumber karena
pengetahuan dapat di peroleh melalui belajar

BAB 3
KESIMPULAN

Untuk membuat usaha baru menurut kelompok kami


Mengidentifikasi latar belakang usaha, visi-misi dan tujuan usaha
sangat penting dilakukan untuk kelangsungan dan keberhasilan
usaha yang akan dijalankan karena kita dapat menilai usaha yang
akan kita jalankan ini akan sukses atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

http://komunitaspenyuluhperikanan.blogspot.com/2014/07/perencana
an-dan-pengembangan-usaha.html
https://www.academia.edu/9629197/MAKALAH_KEWIRAUSAHAAN_DA
N_MANAJEMEN_INOVASI_MEMBUAT_USAHA_BARU_
https://www.academia.edu/30704311/kewirausahaan_inovasi_dan_per
ancanaan_bisnis
https://id.scribd.com/doc/111554853/Makalah-Inovasi-Dan-
Kewirausahaan-Hera-Wyta-Indra-Hesti

Anda mungkin juga menyukai