Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dan syarat dalam mengikuti mata kuliah
Kewirausahaan
Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji
syukur atas kehadirat Allah SWT. atas segala kebesaran dan limpahan rahmat yang diberikan-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul „„Model Bisnis Kanvas
(Business Model Canvas)‟‟. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Ibu Zathu Restie
Utamie, M.Pd. pada mata kuliah Kewirausahaan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
untuk itu mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunakan bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era persaingan usaha yang semakin berkembang dengan pesat dan beraneka ragam
ini, kita dituntut untuk bias menciptakan sebuah peluang usaha kecil menjadi peluang usaha
besar dengan mengikuti perkembangan sikap konsumen yang bervariatif. Hal ini menuntut
kita untuk menciptakan suatu inovasi yang baru dan bias memuaskan kebutuhan masyarakat.
Dalam pembuatan suatu usaha tidak terjadi begitu saja tetapi banyak hal yang harus
dipikirkan untuk terjadinya suatu usaha atau bisnis yang sukses. Untuk mewujudkan itu
semua, kita memerlukan perencanaan bisnis yang matang agar usaha yang kita bangun dapat
terwujud dan berkembang sesuai harapan. Maka dari itu, kita benar-benar menentukan
dengan tepat ide usaha yang akan dijalani, siapa segmen masyarakat yang akan kita bidik,
produk apa yang akan dihasilkan, berapa biaya yang akan dikeluarkan dan hal-hal lainnya
yang berhubungan dengan bisnis yang akan kita jalani.
Setelah mengetahui satu persatu proses membuat business plan tersebut, maka tahap
pertama adalah tahap menentukan ide usaha, lalu merumuskan konsep ide usaha dan studi
kelayakan usaha. Ini wajib dilakukan untuk melihat apa prospek dari bisnis kedepannya,
mulai dari konsep ide usaha dan kelayakan dari usaha tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu model bisnis kanvas (Business Model Canvas)?
2. Apa saja elemen dalam model bisnis kanvas (Business Model Canvas)?
3. Bagaimana desain model bisnis kanvas (Business Model Canvas)?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami model bisnis kanvas (Business Model Canvas)
2. Untuk mengetahui dan memahami elemen dalam model bisnis kanvas (Business Model
Canvas)
3. Untuk mengetahui dan memahami desain model bisnis kanvas (Business Model Canvas)
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
bisa melihat gambaran utuh yang sangat menbantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
seputar bisnis kita. Sehingga dengan mengevaluasi satu demi satu elemen-elemen kunci kita
jadi lebih mudah menganalisis apa yang kurang tepat dan pada akhirnya kita bisa mengambil
langkah untuk mencapai tujuan dari bisnis kita.
1. Matriks Kanan
Matriks kanan menggambarkan aspek eksternal yang terdiri atas :
6
yang berbeda berdasarkan kesamaan kebutuhan, kesamaan perilaku, dan lain-lain.
Model bisnis dapat diterapkan dalam berbagai perusahaan baik kecil maupun besar.
Titik temu ini dapat berwujud fisik seperti bangunan toko, brosur iklan, sales
representatif, customer sevise, dan sebagainya. Bagaimana mengetahui dan memahami
keinginan konsumen untuk berinteraksi dan menemukan cara terbaik untuk membuka
kesempatan tersebut adalah tugas dan riset yang harus dilakukan oleh sebuah usaha.
7
Pemilihan sarana untuk berkomunikasi ini juga harus disesuaikan dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sedang berjalan.
1) Personal Assistance
Pola hubungan ini didapatkan berdasarkan interaksi antar individu. Pelanggan
dapat berkomunikasi dengan wakil dari perusahaan secara langsung selama proses
pembelian ataupun pasca pembelian. Hal ini sering dilakukan melalui call center,
email, maupun media lainnya.
2) Dedicated Personal Assistance
Hubungan ini mirip dengan personal assitance namun lebih mendalam dan
intensif. Di sini perusahaan memberi perlakuan istimewa kepada pelanggan sebagai
pribadi khusus. Biasanya perusahaan menunjuk seorang wakil untuk melayani
pelanggan tertentu.
3) Self Service
Dalam tipe hubungan ini, perusahaan tidak melakukan interaksi langsung atau
personal terhadap para pelanggan. Perusahaan menyediakan hal-hal yang penting
untuk membantu pelanggan memenuhi kebutuhannya.
4) Automated Service
Dalam tipe hubungan ini, perusahaan tidak melakukan interaksi langsung
terhadap para pelanggan, namun menyediakan hal-hal penting yang diproses secara
otomatis. Ini merupakan jenis hubungan personal assistance dengan self service.
8
5) Communities
Umumnya perusahaan sering menggunakan komunitas untuk lebih
mendekatkan dengan pelanggan dan memfasilitasi pelanggan yang menjadi anggota
komunitas. Perusahaan sering membuat komunitas secara online sehingga
pelanggan dapat bertukar pikiran dan saling berbagi satu sama lain.
6) Co-creation
Kebanyakan perusahaan kembali pada hubungan perusahaan-pelanggan
secara tradisional untuk memberikan nilai tambah. Dalam jenis hubungan ini,
perusahaan melibatkan pelanggan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan itu
sendiri.
Agar lebih terarah dalam menjabarkan blok ini, kita dapat mempertanyakan
empat hal, yaitu :
Jika model bisnis yang akan dibangun adalah penjualan produk, artinya
sumber pendapatan kita dari konsumen yang membeli produk. Namun, jika model
bisnis tersebut adalah menghimpun massa agar pengiklanan dapat menawarkan
produknya, maka sumber pendapatan kita dari pengiklanan.
Misalnya, satu kali bayar, cicilan, berlangganan, per penggunaan, dan lain
sebagainya.
9
Penentuan harga mempertimbangkan harga tetap atau harga dinamis. Harga
dinamis ini semisal harga berdasarkan negosiasi, lelang, atau tergantung situasi dan
kondisi.
4) Berapa harga sebenarnya?
Baik arti menekan biaya sekecil-kecilnya demi pendapatan yang besar, atau
mengejar harga premium demi keberhasilan memberikan value terhadap pelanggan.
2. Matriks Kiri
Matriks kiri menggambarkan aspek internal yang terdiri atas :
10
Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi bisnis yang berbasis platform dan
jaringan adalah perancangan, pembangunan, dan pengembangan hardwaredan
software, termasuk jaringan internet dan website. Aktivitas-aktivitasnya meliputi
penyediaan pelayanan yang dibutuhkan oleh para pelanggan dan pengguna,
termasuk proses penyampaiannya dan penjagaan hubungan dengan para pelanggan.
1) Fasilitas (Physical)
Dalam kategori ini termasuk aset-aset fisik misalnya fasilitas pabrik,
bangunan, mesin dan peralatan, sistem, sistem penjualan, dan jaringan distribusi.
2) Intelektual (Intellectual)
Sumberdaya intelektual meliputi brands, pengetahuan, paten dan hak cipta,
partnerships, dan database pelanggan yang merupakan komponen yang penting
dalam membuat model bisnis yang kuat. Sumberdaya intelektual sangat sulit untuk
dibangun namun saat telah berhasil dibangun dapat memberikan nilai tambah yang
sangat bagus.
3) Manusia (Human)
Setiap bisnis memerlukan sumber daya manusia, namun manusia adalah asset
yang sangat penting dalam model bisnis.
4) Finansial (Financial)
Beberapa model bisnis membutuhkan sumberdaya finansial dan atau jaminan
finansial, misalnya uang tunai, kredit, kebutuhan-kebutuhan lain untuk memenuhi
kebutuhan sumberdaya perusahaan.
5) Teknologi (Technology)
11
Pada perusahaan yang high-tech, teknologi menjadi sumber daya utama yang
sangat menentukan. Pada perusahaan telekomunikasi, penguasaan teknologi terbaru
menjadi penentu untuk mewujudkan value propositions yang dijanjikan kepada
pelanggan.
6) Saluran Distribusi (Channel)
Saluran distribusi kini juga menjadi sumber daya yang penting. Bagi
perusahaan consumer good, saluran distribusi untuk produk mereka menjadi sangat
penting.
1) Aliansi Strategis yaitu kerjasama dengan pihak non kompetitor untuk mencapai
tujuan yang signifikan secara strategis dan saling menguntungkan.
2) Rekan Koopetisi yaitu kerjasama dengan pihak kompetitor, namun tetap membuka
kesempatan persaingan sehat secara bersamaan.
3) Joint Ventures yaitu kerjasama dengan rekan sepadan untuk mengembangkan bisnis
baru, dengan sistem kepemilikan bersama dan sistem bagi hasil atau resiko yang
sama adil.
4) Rekan Pemasok Pembeli yaitu kerjasama dengan pihak yang berperan sebagai
penyedia jasa pengadaan pasokan operasional tunggal dari suatu usaha dengan
sistem pembayaran yang dinegosiasikan.
12
diapresiasi oleh konsumen. Blok ini berisi penjabaran biaya yang dibutuhkan dalam
produksi, operasional, hingga non operasional. Dengan mengelola biaya secara efisien
dapat membuat bisnis yang kita jalani menjadi lebih hemat dan meminimalisasi resiko
kerugian.
Ada dua macam model bisnis Cost Structure yaitu berdasarkan biaya dan
berdasarkan nilai tambah :
1) Cost-driven
Model bisnis cost-driven fokus pada minimisasi biaya dimanapun minimisasi
biaya dapat dilakukan. Pendekatan ini fokus pada pembuatan dan pengawasan
struktur biaya yang paling murah, menggunakan value propositions yang murah,
memaksimakan otomatisasi, dan outsourcing yang luas.
2) Value-driven
Beberapa perusahaan kurang peduli dengan biaya implikasi dari model
bisnis tertentu dan fokus pada pembentukan nilai tambah karena segmen pasar yang
dituju adalah segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga. Value proposition
dan tingkat layanan pribadi yang tinggi biasanya mencirikan model bisnis ini.
13
customer relationship dijaga secara benar, maka kotak revenue stream dapat diisi dan
mendatangkan dana ke dalam organisasi.
2. Menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari masing-masing elemen
model bisnis yang ada.
Analisis ini perlu dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam konsep model
bisnis yang ada sehingga perbaikan atau perubahan ke depannya dapat dilakukan oleh
perusahaan.
3. Menyempurnakan model bisnis atau membuat prototipe model bisnis lain
Dalam mendesain model bisnis baik menyempurnakan maupun membuat
prototype model bisnis yang lain, yang diperlukan adalah proses berfikir kreatif untuk
mendapatkan banyak ide dalam pembentukan model bisnis dan mengambil salah satu ide
yang terbaik. Proses ini dinamakan ideation. Maka dari itu, penguasaan teknik ini sangat
krusial untuk pembuatan model bisnis yang baru.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bisnis model kanvas adalah sebuah model bisnis dari gambaran logis mengenai
bagaimana sebuah organisasi menciptakan, menghantarkan dan menangkap sebuah nilai.
Model bisnis kanvas merupakan model bisnis yang mempunyai Sembilan elemen bisnis
yang meliputi, customer segments, value propositions, channels, customer relationship,
revenue streams, key activities, key resources, key partners, dan cost structures. Dalam
usaha kita juga harus memiliki suatu perumusan agar usaha kita maju, tahapan dalam
perumusan yaitu memiliki gagasan usaha atau ide usaha sesudah melakukan survey,
kemudian menyeleksi gagasan atau ide usaha kita yang sesuai dengan usaha kita dan
menganalisis gagasan usaha kita apakah usaha kita maju atau tidak. Dalam mendesain model
bisnis, ada tiga hal yang perlu dilakukan yaitu memetakan model bisnis, menganalisis
kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari masing-masing elemen model bisnis
yang ada dan menyempurnakan model bisnis atau membuat prototipe model bisnis lain
15
DAFTAR PUSTAKA
Ambadar, Jakie., Miranty Abidin & Yanty Isa. 2010. Dari Peluang Menjadi Usaha : Seri Manual
Usaha Praktis. Bandung : Kaifa
Osterwalder, A. & Pigneur, Y. 2012. Business Model Generation : Membangun Model Bisnis.
Jakarta : Elex Media Komputindo
Frinces, H. 2004. Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Darussalam
Hartatik dan Teguh Baroto. 2017. “Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business
Model Canvas”. Jurnal Teknik Industri. Vol. 18, No. 02
Aji Hermawan dan Rachel Jessica Pravitasari. 2013. “Business Model Canvas (Kanvas Model
Bisnis)”. Jurnal Akserelasi. Id.
Elus Sholihah, Aida Vitayala S. Hubeis, dan Agus Maulana. 2014. “Analisis Model Bisnis Pada
KNM Fish Farm Dengan Pendekatan Business Model Canvas”. Jurnal Sosek KP. Vol. 9,
No. 2
Bangkit Rambu Sukarno dan Muhamad Ahsan. 2021. “Implementasi Strategi Pengembangan
Bisnis Dengan Business Model Canvas”. Jurnal MANOVA. Vol. 4, No. 2
Budi Bagus Prasetyo, Lukman M. Baga dan Lilik Noor Yulianti. 2018. “Strategi Pengembangan
Bisnis Rhythm Of Empowerment Dengan Pendekatan Model Bisnis Kanvas”. Jurnal
Aplikasi Manajemen dan Bisnis. Vol. 4, No. 2
Benedictus Permadi, Rita Nurmalina dan Kirbrandoko. 2015. “Analisis Pengembangan Model
Bisnis Kanvas CV. Kandura Keramik Bandung”. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol. 14,
No. 1
16