Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

POLA PIKIR KEWIRAUSAHAAN DALAM MENGHADAPI


TANTANGAN BISNIS DI ERA DIGITAL
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Disusun Oleh:
Bayu Satrio
NIM.11220840000119

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Program Studi Ekonomi Pembangunan
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun sebagai tugas ujian tengah semester mata kuliah Kewirausahawaan, yang
diampu oleh Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Dalam makalah ini, saya membahas tentang Pola Pikir Kewirausahaan Dalam
Menghadapi Tantangan Bisnis Di Era Digital, yang merupakan topik yang penting
dalam bidang studi ekonomi pembangunan. Saya berharap makalah ini dapat
memberikan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca, serta dapat
menjadi referensi bagi orang lain nanti nya.

Saya sebagai penulis makalah menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih atas kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Saya juga berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung Saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi saya.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Tangerang selatan, Maret 2023

Penulis

DAFTAR ISI

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
BAB 1............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................2
BAB 2............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN..............................................................................................................................3
2.1 Pengertian Kewirausahaan.................................................................................................3
A. Definis Kewirausahaan.................................................................................................3
B. Karakteristik Kewirausahaan........................................................................................4
C. Manfaat Kewirausahaan...............................................................................................6
2.2 Era Digital...........................................................................................................................6
A. Pengertian Era Digital.......................................................................................................6
2.3 Bisnis..................................................................................................................................7
A. Pengertian Bisnis..............................................................................................................7
B. Jenis Jenis Bisnis...............................................................................................................8
2.4 Digital Bisnis.......................................................................................................................8
A. Pengertian Digital bisnis...................................................................................................8
B. Bentuk-bentuk Digital bisnis.............................................................................................9
C. Unsur unsur Digital bisnis...............................................................................................10
D. Keuntungan Digital Bisnis...............................................................................................10
E. Strategi Digital Bisnis......................................................................................................11
F. Implementasi Strategi bisnis di era digital......................................................................12
2.5 Tantangan Bisnis Di Era Digital.........................................................................................12
A. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi.....................................................12
B. Persaingan yang semakin ketat......................................................................................13
C. Perubahan pola konsumen.............................................................................................14
2.6 Karakteristik Pola Pikir Kewirausahaan Yang Efektif Di Era Digital...................................15
BAB 3..........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
KESIMPULAN..........................................................................................................................17
SARAN....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era digital, perkembangan teknologi semakin pesat dan mengubah cara
orang melakukan bisnis. Bisnis yang sukses di era digital memerlukan pola pikir
kewirausahaan yang inovatif dan adaptif untuk menghadapi tantangan dan
memanfaatkan peluang bisnis yang ada. Pola pikir kewirausahaan yang efektif dapat
membantu pelaku bisnis untuk memahami perubahan pasar dan menciptakan strategi
bisnis yang berkelanjutan.
Tantangan bisnis di era digital sangat beragam, mulai dari persaingan yang
semakin ketat hingga perubahan perilaku konsumen yang semakin dinamis. Selain itu,
kecepatan perubahan teknologi juga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh bisnis.
Oleh karena itu, penting bagi pelaku bisnis untuk memiliki pola pikir kewirausahaan
yang adaptif, kreatif, dan mampu berinovasi dalam menghadapi tantangan ini.
Pola pikir kewirausahaan merupakan cara pandang yang berfokus pada
kreativitas, inovasi, dan pengembangan ide-ide bisnis yang baru. Pola pikir ini
memungkinkan pelaku bisnis untuk melihat peluang di tengah tantangan dan
mengembangkan strategi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dalam era digital,
pola pikir kewirausahaan menjadi semakin penting karena bisnis harus mampu
mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas operasional.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai pentingnya pola pikir kewirausahaan
dalam menghadapi tantangan bisnis di era digital, strategi-strategi yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan pola pikir kewirausahaan yang efektif, serta studi kasus dari
perusahaan-perusahaan yang telah berhasil mengimplementasikan pola pikir
kewirausahaan ini. Diharapkan makalah ini dapat memberikan gambaran yang lebih
jelas tentang pentingnya pola pikir kewirausahaan di era digital dan bagaimana pola
pikir ini dapat membantu bisnis dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan
peluang di pasar yang semakin kompetitif.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka permasalahan yang
akan dibahas dalam makalah ini dapat di uraikan sebagai berikut:

1. Apa saja pentingnya pola pikir kewirausahaan dalam menghadapi tantangan


bisnis di era digital?

1
2. Bagaimana pola pikir kewirausahaan dapat membantu wirausahawan dalam
menghadapi tantangan bisnis di era digital?
3. Apa saja kiat-kiat untuk mengembangkan pola pikir kewirausahaan yang adaptif
dan kreatif?
4. Apa saja strategi bisnis yang efektif untuk menghadapi perubahan dan tantangan
di era digital?
5. Bagaimana cara mengimplementasikan strategi bisnis tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pentingnya pola pikir kewirausahaan dalam menghadapi tantangan
bisnis di era digital.
2. Memberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana pola pikir
kewirausahaan dapat membantu wirausahawan dalam menghadapi tantangan
bisnis yang semakin kompleks di era digital, serta bagaimana pola pikir
kewirausahaan dapat membantu menciptakan peluang bisnis yang baru dan
berkembang di era digital.
3. Memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi pola pikir kewirausahaan, strategi-strategi yang dapat digunakan
untuk mengembangkan pola pikir kewirausahaan yang adaptif dan kreatif.
4. Memberikan contoh strategi bisnis yang efektif untuk menghadapi tantangan
bisnis di era digital.
5. Memberikan panduan praktis yang dapat membantu pembaca dalam
merencanakan dan mengimplementasikan strategi bisnis yang efektif dalam
menghadapi perubahan dan tantangan di era digital.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca yang tertarik untuk memahami perubahan lingkungan bisnis di era digital dan
mengembangkan pola pikir kewirausahaan yang adaptif dan kreatif dalam menghadapi
tantangan bisnis di era digital.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kewirausahaan

A. Definis Kewirausahaan

Definisi kewirausahaan adalah suatu proses dimana seseorang atau sekelompok


orang mengorganisasikan dan mengelola usaha atau bisnis dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Dalam proses ini, kewirausahaan melibatkan identifikasi peluang,
pengumpulan sumber daya, pengembangan strategi, dan pengelolaan risiko.
Lalu di sisi lain Kewirausahaan juga merupakan suatu aktivitas yang melibatkan
proses menciptakan, mengembangkan, dan menjalankan suatu usaha yang menghasilkan
keuntungan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada. Definisi kewirausahaan
dapat bervariasi tergantung dari sudut pandang dan konteks yang digunakan, namun
pada dasarnya, kewirausahaan merupakan suatu aktivitas yang berorientasi pada
penciptaan nilai tambah melalui inovasi, kreativitas, dan pengelolaan sumber daya yang
efektif.
Definisi kewirausahaan menurut para tokoh:

 Menurut Schumpeter (1934), kewirausahaan adalah proses kreatif untuk


menciptakan nilai dari kombinasi sumber daya yang ada.
 Menurut Drucker (1985) mengatakan bahwa kewirausahaan adalah seni
dan praktik dalam mengubah ide menjadi tindakan, serta mengelola
tindakan tersebut untuk menghasilkan hasil yang diinginkan.
 Menurut Hisrich dan Peters (2002), kewirausahaan merupakan suatu
proses yang melibatkan penciptaan nilai tambah dengan menggabungkan
berbagai sumber daya yang tersedia. Sumber daya tersebut meliputi
sumber daya manusia, finansial, fisik, dan teknologi.
 Sedangkan menurut Schumpeter (1934), kewirausahaan adalah suatu
proses kreatif yang melibatkan penciptaan nilai tambah melalui inovasi,
baik itu inovasi produk, inovasi proses, maupun inovasi organisasi.
Dalam konteks bisnis, kewirausahaan sering kali dikaitkan dengan usaha kecil dan
menengah (UKM). Namun, kewirausahaan tidak hanya terbatas pada UKM saja,
melainkan juga dapat dilakukan pada skala yang lebih besar. Dalam hal ini,
kewirausahaan menjadi kunci penting dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru,
meningkatkan daya saing perusahaan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu
negara.

3
B. Karakteristik Kewirausahaan

Agar dapat berperan dan sukses, wirausaha harus memiliki karakteristik-


karakteristik kunci. Mungkin relatif mudah untuk mengidentifikasi tokoh menonjol
dan terlihat di depan umum seperti Jeff Bezos atau Elon Musk sebagai wirausaha,
tetapi sulit untuk mengidentifikasi karakteristik yang mengelompokkan mereka
sebagai wirausaha, dan akan lebih sulit untuk mengidentifikasi karakteristik pendiri
usaha baru kebanyakan sebagai wirausaha. Selain itu, penting untuk diingat bahwa
meskipun istilah kewirausahaan sering dikaitkan dengan penciptaan usaha baru dan
manajemen usaha kecil, tidak semua manajer pemilik dapat dianggap sebagai
wirausaha, dan juga tidak semua bisnis kecil itu berkarakter kewirausahaan. Sejak
beberapa dekade terakhir, para ahli mencoba memetakan karakteristik-karakteristik
ini.
US Small Buiness Administration telah merangkum 27 karakteristik yang
menyebabkan kesuksesan bisnis kecil. Kemudian East-West Center Technology and
Development Institute memberikan 32 atribut pada wirausaha. Beberapa lembaga riset
lain pun memiliki berbagai karakteristik yang disematkan pada wirausaha sukses.
Artinya, para ahli belum menyepakati karakteristik apa saja yang harus dimiliki oleh
seorang wirausaha agar menjadi sukses. Walaupun belum mencapai sebuah
konsensus, namun terdapat kemiripan karakteristik yang saling beririsan dari
wirausaha. Secara garis besar, dari definisi yang disampaikan para ahli ekonom dan
manajemen (Cantillon, Say, Knight, Schumpeter, Kirzner, dan Drucker), wirausaha
sukses memiliki lima karakteristik kunci, antara lain: (1) berani memulai sesuatu,
(2) bertanggung jawab menanggung ketidakpastian dan risiko, (3) seorang inovator,
(4) penemu peluang dan memanfaatkannya, serta (5) memiliki kemampuan
manajerial. Karakteristik-karakteristik tersebut secara umum dapat dijelaskan sebagai
berikut:

1. Berani memulai sesuatu


Wirausaha memulai usaha dengan dorongan secara internal oleh
keinginan kuat untuk bersaing, untuk unggul terhadap standar yang
ditetapkan sendiri, mengejar dan mencapai tujuan yang menantang.
Mereka menganalisa situasi, menentukan bagaimana meningkatkan
peluang untuk sukses, dan kemudian maju dan memulainya. Begitu
wirausaha memutuskan akan melakukan suatu tindakan, mereka
mengimplementasikannya dengan segera.
2. Bertanggung jawab menanggung ketidakpastian dan risiko
Wirausaha adalah orang yang bertanggung jawab langsung, atas
risiko dan perilakunya, baik atas modal sendiri atau modal pinjaman. Ia
mengambil alih semua ketidakpastian bisnis dan berusaha
mengontrolnya. Para wirausaha tentunya mempertimbangkan terlebih

4
dahulu keuntungan dan kerugian dari berbagai investasi dan memilih
usaha yang memiliki risiko terkecil dan pengembalian tercepat.
3. Seorang inovator
Wirausaha yang inovatif memperkenalkan kombinasi baru,
dapat berupa produk baru, proses produksi baru, pasar baru,
maupun industri baru. Wirausaha menghancurkan produk, proses, atau
pasar yang ada dalam proses menggantinya dengan yang baru;
sebuah proses yang disebut sebagai creative destruction. Fungsi
wirausaha adalah untuk mereformasi atau merevolusi pola produksi
dengan mengeksploitasi penemuan atau, lebih umum, kemungkinan
teknologi yang belum dicoba untuk menghasilkan komoditas baru
atau memproduksi yang lama dengan cara yang baru Wirausaha tidak
harus menciptakan sesuatu yang baru untuk menjual produk yang
diinginkan konsumen, tetapi menciptakan produk, proses, atau pasar
baru untuk menjual produk yang akan diinginkan konsumen.
4. Penemu peluang dan memanfaatkannya
Salah satu pola yang jelas di antara wirausaha sukses adalah
fokus mereka pada peluang dibandingkan pada sumber daya atau
strategi. Orientasi terhadap peluang adalah kesadaran konstan akan
peluang yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Mereka waspada
(alert) terhadap peluang-peluang untuk mendapatkan keuntungan.
Sumber keuntungan berasal dari kemampuannya memprediksi masa
depan, mengetahui sesuatu yang baru misalnya produk baru atau
teknologi hemat biaya yang akan muncul yang belum diketahui
oleh pelaku pasar lain. Sehingga keuntungan dapat muncul dari
pengetahuan yang dimilikinya dan tidak dimiliki oleh pelaku pasar
yang lain. Sehingga wirausaha tidak harus menjadi sumber inovasi,
tetapi menekankan alertness terhadap peluang yang sudah ada dan
menunggu untuk ditemukan, yang belum dilihatnya baik oleh dirinya
maupun para pesaing potensial.
5. Memiliki kemampuan manajerial
Wirausaha juga digambarkan sebagai manager yang
mengelola perusahaan keluarga, skala kecil, ataupun perusahaan
rintisan. Wirausaha juga melakukan tugas-tugas rutin, berhubungan
dengan pegawai, pengembangan produk, pengembangan pasar, dan
sebagainya, yang mendukung agar perusahaannya berkembang maju.
Seorang wirausaha juga harus memiliki kemampuan bekerjasama dan
berorganisasi tentunya berhubungan dengan orang lain, baik
konsumen, produsen, maupun pegawainya.

5
C. Manfaat Kewirausahaan

Dari apa yang sudah di paparkan di atas sebelumnya kewirausahaan juga


memiliki manfaat yang penting baik itu untuk suatu induvidu, masyarakat, bahkan
pada perekonomian secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat
kewirausahaan:
1. Menciptakan lapangan kerja: Kewirausahaan mendorong penciptaan lapangan
kerja baru yang dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dan
kemiskinan.
2. Inovasi: Kewirausahaan mendorong inovasi dalam berbagai bidang, termasuk
teknologi, produksi, pemasaran, dan manajemen. Hal ini berdampak positif pada
kemajuan ekonomi dan sosial.
3. Peningkatan daya saing: Kewirausahaan dapat meningkatkan daya saing suatu
negara atau daerah melalui penciptaan produk dan layanan baru yang dapat
bersaing dengan produk dari negara atau daerah lain.
4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat: Kewirausahaan dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan produk dan layanan
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
5. Peningkatan penerimaan negara: Kewirausahaan dapat meningkatkan
penerimaan negara melalui pajak dan kontribusi lainnya dari bisnis yang sukses.

2.2 Era Digital

A. Pengertian Era Digital

Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang


diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Dalam pengertiannya
yang lain teknologi merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia.
Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita
hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut
terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu digital merupakan penggambaran dari
suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner).
Semua sistem komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat
disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit). Bilangan biner ini yang menjadi tumpuan
dari segala perintah-perintah dan menjadi kode dalam istilah sebuah sistem digital. BIT
merujuk pada sebuah digit dalam sistem angka biner contohnya angka 10010 memiliki
panjang 5 bit. Digit biner hampir selalu digunakan sebagai satuan terkecil dalam
penyimpanan dan komunikasi informasi di dalam teori komputasi dan informasi digital.

6
Pengertian bit ini sangat penting ketika mempelajari transmisi data dan penyimpanan
data secara digital. Teknologi digital pada dasarnya hanyalah sitem menghitung sangat
cepat yang memproses semua bentuk informasi sebagai nilai-nilai numeris. Sebelum
terjadi perkembangan dari digital modern, hampir semua sistem menghitung dan
komunikasi adalah analog
Era digital merupakan suatu masa di mana sebagian besar masyarakat pada era
tersebut menggunakan sistem digital dalam kehidupan sehari-harinya. Sistem digital
mengacu pada bentuk bahasa binari, di mana ‘kata’ dalam sistem tersebut disebut bits,
yang terdiri dari urutan angka 0 dan 1. Sistem digital ini terbukti lebih mutakhir dari
sistem yang dikembangkan sebelumnya, yaitu sistem analog. Kerja sistem analog
berbeda dengan sistem digital. Sistem analog menghasilkan sinyal tiruan dari suara/
sinyal asli yang didapat secara utuh dari alam, sehingga kualitas sinyal tiruan yang
didapat terkadang kurang jelas dikarenakan adanya faktor degradasi sinyal dan noise
(suara latar yang mengganggu) (Carlin, 2010: 229).
Sebaliknya, sistem digital dapat menghilangkan faktor pengganggu saat
mentransmisi sinyal asli dengan cara encoding (mengubah sinyal asli menjadi bits) dan
sampling dan quantizing (membuat sampel gelombang suara dan mengaturnya dalam
interval yang disesuaikan berdasarkan kecepatan tertentu)sehingga hasilnya lebih jernih,
akurat dan tidak mengalami delayed sinyal (sinyal tunda) (Carlin, 2010:230.

2.3 Bisnis

A. Pengertian Bisnis

Bisnis adalah serangkaian usaha yang dilakukan satu orang atau kelompok dengan
menawarkan barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan/laba atau bisnis juga bisa
dikatakan menyediakan barang dan jasa untuk ke lancaran sistem perekonomian.
Bisnis dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas
dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis
sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan
masyarakat (bussinessis then simply a system that produces goods and service to satisfy
the needs of our society) [Huat, T Chwee, 1990].
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah kegiatan yang
dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai
(create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Kegiatan bisnis sebagai sebuah organisasi ialah:

7
1. Produksi: Penciptaan barang dan jasa.
2. Keuangan: Kegiatan mencari dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan
kegiatan dagang.
3. Pemasaran: Kegiatan untuk menginformasikan barang dan jasa,
mengidentifikasikan keinginan konsumen.
4. Pengelolaan sumber daya manusia (SDM): Kegiatan mencari tenaga kerja dan
meningkatkan kemampuannya

Lingkungan bisnis ada dua yaitu :

1. Lingkungan intern (memberikan pengaruh langsung kepada kegiatan bisnis):


Pemerintah, pesaing, konsumen, asosiasi dagang, suplier dan serikat pekerja.
2. Lingkungan ekstern (memberikan pengaruh tidak langsung terhadap kegiatan
bisnis): Dunia internasional, ekonomi, sosial budaya dan politik

B. Jenis Jenis Bisnis

Bisnis memiliki 4 jenis, yaitu


1. Monopsoni, adalah keadaan di mana satu pelaku usaha menguasai penerimaan
pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu
pasar komoditas.
2. Pasar Oligopoli adalah adalah pasar di mana penawaran satu jenis barang
dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua
tetapi kurang dari sepuluh.
3. Oligopsoni, adalah keadaan di mana dua atau lebih pelaku usaha menguasai
penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa
dalam suatu pasar komoditas.
4. Pasar monopoli (dari bahasa Yunani: Monos, satu + polein, menjual) adalah
suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar.
Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai
“monopolis”.

2.4 Digital Bisnis

A. Pengertian Digital bisnis

Digital bisnis merupakan bentuk bisnis yang menggunakan teknologi digital


sebagai salah satu cara untuk memasarkan produk atau jasa serta memperluas jangkauan
pasar. Di era digital, banyak bisnis yang mengadopsi teknologi digital sebagai bagian
dari strategi bisnis mereka. Hal ini karena teknologi digital memungkinkan bisnis untuk

8
berinteraksi dengan pelanggan secara langsung, meningkatkan efisiensi operasional, dan
memperluas jangkauan pasar.
Lalu ada pengertian digital bisnis menurut para ahli di antaranya:
1. Chaffey dan Wood (2005) mengartikan digital bisnis sebagai aktivitas bisnis
yang dilakukan melalui jaringan digital, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan internet untuk memfasilitasi transaksi bisnis.
2. Laudon dan Traver (2013) menjelaskan digital bisnis sebagai bentuk bisnis
modern yang memanfaatkan teknologi informasi dan internet sebagai alat utama
dalam menjalankan proses bisnis.
3. Turban dan Volonino (2011) mendefinisikan digital bisnis sebagai bentuk bisnis
yang menggunakan teknologi informasi dan internet sebagai alat untuk
mengoptimalkan kinerja bisnis dan menciptakan keunggulan kompetitif.
4. Porter dan Heppelmann (2014) mengartikan digital bisnis sebagai bisnis yang
menerapkan teknologi digital untuk memperluas batas-batas produk, layanan,
dan hubungan dengan pelanggan.

B. Bentuk-bentuk Digital bisnis

Beberapa bentuk digital bisnis yang saat ini populer antara lain e-commerce,
digital marketing, mobile apps, dan social media marketing.
1. E-commerce (electronic commerce) - adalah bentuk bisnis yang melibatkan
transaksi jual beli produk atau jasa melalui internet. Contoh: Tokopedia,
Bukalapak, Shopee. Bisnis e-commerce memungkinkan pelanggan untuk
membeli produk atau jasa secara online
2. Digital marketing - adalah bentuk pemasaran yang memanfaatkan teknologi
digital untuk memasarkan suatu produk atau jasa melalui platform online.
Contoh: Instagram, Facebook, Twitter dan lain lain. Dengan adanya digital
marketing ini para produsen dapat memperkenalkan dan memasarkan produk
yang di buatnya secara luas tanpa harus pergi ke tempat tersebut.
3. Affiliate marketing - adalah bentuk bisnis yang melibatkan promosi produk atau
jasa orang lain dan mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang dihasilkan.
Contoh: Amazon Affiliate Program, Lazada Affiliate Program.
Namun, meskipun digital bisnis menawarkan banyak peluang dan
manfaat bagi bisnis, ada juga tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya
adalah persaingan yang semakin ketat di pasar digital. Oleh karena itu, bisnis
perlu mengadopsi strategi yang efektif dalam memanfaatkan teknologi digital
untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional.

9
C. Unsur unsur Digital bisnis

Unsur unsur digital bisnis, diantaranya yakni sebagai berikut:


1. Pelaku bisnis
Diantaranya yakni seperti Organisasi, produsen atau perusahaan, supplier,
rekan bisnis, konsumen dll.
2. Alat, media atau juga sumber daya yang digunakan
Diantaranya seperti Teknologi informasi serta juga komunikasi (Komputer,
internet dll).
3. Kegiatan dan sasarannya
Diantaranya seperti aktivitas / kegiatan dan jugaproses bisnis (pelayanan,
penjualan & transaksi) dan juga operasi bisnis utama.
4. Tujuannya
Diantaranya seperti komunikasi, koordinasi, pengolahan organisasi,
transformasi proses bisnis serta juga berbagi informasi.
5. Beberapa keuntungan yang bisa di dapatkan
Diantaranya seperti dengan pendekatan yang relatif aman, peningkatan
keuntungan, lebih fleksibel, efesien, peningkatan produktivitas, bisnis yang
terintegrasi dll.
6. Contoh e-business
Beberapa contoh dari e-business saat ini yakni koran atau media cetak yang
sudah berbasis online.

D. Keuntungan Digital Bisnis

Keuntungan yang bisa di dapatkan dari e-business, diantaranya yakni


seperti berikut:
1. Memperluas pasar, dengan menggunakan e-business perusahaan atau
juga pembisnis akan dapat memperluas pasarnya sehingga bisa
memasuki pasar nasional atau bahkan internasional, sehingga Pembisnis
itu dapat menjangkau banyak pelanggan itu dimanapun ia berada.
2. Menekan biaya telekomunikasi serta juga waktu transaksi dan juga
penerimaan produk.
3. Konsumen ini dapat melihat barang, spesifikasi serta informasi lainnya
dengan melalui internet sehingga tidak perlu repot-repot untuk harus
mendatangi penjual.
4. Meningkatkan citra yang baik di mata para konsumen, tentunya hal
tersebut apabila dengan pelayanan yang baik juga, sebab dengan media
internet informasi itu biusa dapat dengan cepat tersebar dan masih
banyak lagi keuntungan yang lainnya.

10
E. Strategi Digital Bisnis

Strategi bisnis yang dapat di lakukan di era digital yaitu,


1. E-commerce: Membangun platform e-commerce yang kuat dan memperluas
pasar global adalah strategi bisnis yang efisien. Pelanggan dapat membeli
produk dan layanan dengan mudah dari mana saja dan kapan saja.
2. Personalisasi: Menggunakan data pelanggan untuk menyediakan pengalaman
yang personal dan menarik adalah strategi bisnis yang efisien. Misalnya,
pelanggan dapat menerima rekomendasi produk berdasarkan riwayat
pembelian dan minat mereka.
3. Mobile-first: Membangun pengalaman pengguna yang optimal di platform
mobile adalah strategi bisnis yang efisien, mengingat sebagian besar pelanggan
menggunakan perangkat seluler untuk mengakses internet.
4. Pemasaran digital: Menggunakan pemasaran digital yang efektif, seperti iklan
PPC, SEO, email marketing, dan media sosial, dapat membantu bisnis
menjangkau pelanggan potensial dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan
dengan metode pemasaran tradisional.
5. Analitik data: Menggunakan analitik data untuk memahami perilaku pelanggan
dan tren pasar dapat membantu bisnis membuat keputusan yang lebih baik dan
lebih efisien, serta meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran.
6. Inovasi teknologi: Menerapkan teknologi baru seperti AI, chatbot, blockchain,
dan AR/VR, dapat membantu bisnis meningkatkan efisiensi operasional dan
memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
7. Collaborative economy: Menggunakan model bisnis kolaboratif, seperti co-
working, sharing economy, atau peer-to-peer, dapat membantu bisnis
mengurangi biaya operasional dan meningkatkan produktivitas.

Strategi bisnis di era digital ini dapat di lakukan dalam bentuk marketing,
seperti menggunakan saluran digital untuk mendukung strategi pemasaran yang
ada, seperti saluran virtual ( aplikasi, situs web, atau pemasaran email) yang
bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada pelanggan fisik dengan digital
untuk memberikan layanan dan komunikasi dengan pelanggan.
Starategi digital bisnis juga bisa dengan memelakukan atau membuat
sesuatu hal yang baru yang sifatnya digital untuk menarik konsumen dan
memberikan pengalaman yang baru bagi mereka terhadap produk yang di jual
atau service yang di berikan. Contonya seperti aplikasi yang Bernama JD
Wetherspoon sebuah aplikasi pesan dan bayar yang memberikan pengalaman
baru terhadap pelanggan restoran dalam memesan makan tanpa harus mengantri
di kasir untuk memesan makanan dan membayarnya di kasir. Tujuan dari
aplikasi ini adalah memberikan kesan baru terhadap pelanggan yang secara tidak
langsung meningkatkan pengalaman pelanggan dalam bertransaksi dan

11
keuntungan untuk restoran itu sendiri mengurangi hambatan dan mendorong
penjualan.

F. Implementasi Strategi bisnis di era digital

Cara mengimplementasikan strategi bisnis yang pertama bisa dengan


menetapkan Tujuan Bisnis yang jelas. Tujuan ini haruslah realistis, dapat diukur,
dan sesuai dengan visi bisnis jangka panjang. Lalu di lanjut dengan
Mengidentifikasi Pelanggan Potensial yang cocok dengan tujuan tersebut
seperti, Gunakan analitik data dan pemasaran digital untuk mengumpulkan
informasi tentang perilaku pelanggan dan preferensi mereka. Setelah semuanya
di lakukan haruslah ada Platform Digital, bangun platform digital seperti
website, media sosial, dan aplikasi mobile. Pastikan platform ini dirancang
dengan baik, mudah digunakan, dan memiliki fungsi yang memadai.

Setelah itu bisa dikuti dengan beberapa cara di bawah ini, seperti:
1. Menyediakan Konten yang Relevan: Dalam strategi bisnis digital, konten adalah
segalanya. Pastikan konten yang disediakan relevan, berkualitas tinggi, dan
sesuai dengan kebutuhan dan minat pelanggan.
2. Melakukan Pemasaran Digital: Gunakan teknik pemasaran digital seperti SEO,
social media marketing, email marketing, dan PPC untuk menjangkau pelanggan
potensial dan meningkatkan visibilitas bisnis.
3. Mengukur Kinerja Bisnis: Setelah meluncurkan strategi bisnis digital, lakukan
pengukuran kinerja bisnis secara teratur. Gunakan analitik data untuk memahami
tren pasar dan perilaku pelanggan, dan gunakan informasi ini untuk membuat
keputusan bisnis yang lebih baik.
4. Mengadopsi Teknologi Baru: Teruslah mengadopsi teknologi baru seperti AI,
blockchain, dan IoT untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperbaiki
pengalaman pelanggan.
5. Berinovasi: Teruslah mencari inovasi untuk mempertahankan daya saing bisnis
dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Ini dapat dilakukan dengan melakukan
riset pasar, melibatkan pelanggan dalam proses bisnis, dan memperbarui strategi
bisnis secara teratur.

2.5 Tantangan Bisnis Di Era Digital

A. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah


memberikan dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk bisnis,

12
pendidikan, dan budaya. Perkembangan TIK terus berlangsung dengan cepat dan
melahirkan berbagai inovasi baru yang memengaruhi cara kerja dan interaksi
manusia di era digital.
Salah satu inovasi TIK yang sangat memengaruhi kehidupan
manusia adalah internet. Internet memungkinkan manusia untuk mengakses
informasi dari seluruh dunia, berkomunikasi dengan orang-orang di tempat yang
jauh, dan melakukan berbagai transaksi secara online. Kemudian, berkembang
pula teknologi telepon genggam yang memungkinkan manusia untuk
berkomunikasi kapan saja dan di mana saja. Teknologi ini sangat membantu
dalam berbagai bidang, terutama dalam mempermudah akses informasi dan
komunikasi.
Selain itu, perkembangan teknologi komputer juga memberikan
dampak yang besar. Teknologi komputer memungkinkan manusia untuk
melakukan pekerjaan secara otomatis dan lebih cepat, sehingga meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Kemudian, berkembang pula teknologi big data
dan kecerdasan buatan yang memungkinkan pengumpulan, pengolahan, dan
analisis data dalam jumlah besar secara cepat dan efisien.
Perkembangan TIK juga telah memengaruhi berbagai bidang
bisnis. Berbagai perusahaan telah mengadopsi teknologi digital dalam bisnis
mereka, baik dalam hal pemasaran, produksi, distribusi, maupun manajemen.
Hal ini membantu perusahaan meningkatkan efisiensi, memperluas pasar, dan
mempercepat pertumbuhan bisnis.
Namun, perkembangan TIK juga membawa risiko dan tantangan
baru. Salah satu tantangan adalah terjadinya peretasan atau kejahatan siber yang
dapat membahayakan keamanan data dan informasi. Selain itu, adopsi teknologi
digital juga dapat menyebabkan terjadinya perubahan dalam pola kerja dan
kebutuhan keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja.

B. Persaingan Yang Semakin Ketat

Persaingan yang semakin ketat menjadi salah satu dampak dari


perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi bisnis. Seiring dengan semakin
banyaknya perusahaan yang beralih ke bisnis online, maka persaingan pun
semakin sengit. Tidak hanya antara perusahaan yang sejenis, tetapi juga dengan
perusahaan-perusahaan yang berbeda jenis bisnis.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, para pelaku bisnis
dituntut untuk memiliki strategi yang lebih baik. Salah satu strategi yang bisa
dilakukan adalah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Dengan teknologi informasi,
perusahaan bisa mempercepat proses produksi dan meningkatkan kualitas produk.
Selain itu, perusahaan juga harus terus memperhatikan kebutuhan pelanggan
dan berinovasi untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Hal ini bisa

13
dilakukan dengan terus melakukan riset dan pengembangan produk yang sesuai
dengan kebutuhan pasar.

C. Perubahan pola konsumen

Perubahan pola konsumen merupakan salah satu dampak dari perkembangan


teknologi dan pergeseran gaya hidup masyarakat. Pola konsumen yang semakin
canggih dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi membuat para pelaku bisnis
harus mengikuti perubahan tersebut. Beberapa hal yang mempengaruhi perubahan
pola konsumen di era digital antara lain:
1. Perkembangan teknologi dan internet membuat konsumen lebih mudah
mendapatkan informasi tentang produk dan jasa yang mereka butuhkan.
Mereka dapat melakukan riset, membaca review dari pengguna lain, dan
membandingkan harga dengan mudah. Hal ini membuat konsumen
menjadi lebih selektif dan cermat dalam memilih produk dan jasa yang
mereka beli.
2. Adanya platform e-commerce membuat konsumen lebih mudah untuk
berbelanja secara online tanpa harus pergi ke toko fisik. Hal ini
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen untuk
berbelanja kapan saja dan di mana saja.
3. Konsumen semakin mengutamakan pengalaman dalam berbelanja.
Mereka tidak hanya mencari produk yang berkualitas, tetapi juga
pengalaman yang menyenangkan saat berbelanja. Oleh karena itu,
banyak perusahaan yang berusaha untuk memberikan pengalaman
berbelanja yang menarik dan menyenangkan bagi konsumen.
4. Adanya penggunaan teknologi seperti Big Data dan Artificial
Intelligence (AI) yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan
analisis data konsumen secara lebih akurat dan mendalam. Hal ini
membantu perusahaan untuk lebih memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen sehingga dapat memberikan produk dan layanan yang lebih
sesuai.

Perubahan pola konsumen di era digital memberikan tantangan bagi para


pelaku bisnis untuk terus beradaptasi dengan perubahan tersebut. Perusahaan
harus dapat mengikuti perkembangan teknologi dan memahami kebutuhan
konsumen secara lebih mendalam agar dapat memberikan produk dan layanan
yang lebih baik.

14
2.6 Karakteristik Pola Pikir Kewirausahaan Yang Efektif Di Era

Digital

Karakteristik pola pikir kewirausahaan yang efektif di era digital meliputi:


1. Inovatif dan Berani Mengambil Risiko
Seorang wirausaha di era digital perlu memiliki karakteristik inovatif dan
berani mengambil risiko dalam menjalankan bisnisnya. Kemampuan untuk
berinovasi dan mengembangkan ide-ide baru merupakan faktor penting dalam
menjaga keberlangsungan bisnis di era digital yang selalu berkembang pesat.
Selain itu, kemampuan untuk mengambil risiko dengan bijak juga sangat
dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang bisnis yang muncul di era digital.
2. Adaptable dan Fleksibel
Wirausaha di era digital harus dapat beradaptasi dengan cepat terhadap
perubahan lingkungan bisnis yang dinamis dan selalu berubah. Kemampuan untuk
berfleksibilitas dalam menghadapi tantangan bisnis merupakan kunci sukses
dalam menjalankan bisnis di era digital.
3. Berorientasi pada Pelanggan
Karakteristik wirausaha yang efektif di era digital selanjutnya adalah
berorientasi pada pelanggan. Di era digital, kepuasan pelanggan sangatlah penting
dalam mempertahankan bisnis. Seorang wirausaha perlu mampu memahami
kebutuhan dan keinginan pelanggan dan memberikan layanan yang terbaik untuk
memuaskan pelanggan.

4. Melek tekhnologi (Teknologi-savvy)


Teknologi memainkan peran penting dalam perkembangan bisnis di era
digital. Seorang wirausaha yang efektif di era digital harus menguasai teknologi
dan memanfaatkannya dengan bijak untuk mengoptimalkan bisnisnya. Selain
itu, kemampuan untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan teknologi
menjadi hal yang sangat penting. Dengan terus ter updatenya pengetahuan
seorang wirausaha akan membatunya untuk menganalisis peluang yang ada dan
bisa juga untuk memberikan solusi pada saat terjadi suatu masalah pada
perusahaanya.
5. Orientasi strategis
Di era digital ini seorang wirausaha harus bisa memanfaat peluang yang
terjadi di era digital ini, dengan menggunakan sumber daya yang dia miliki
untuk mendapatkan keuntungan maksimal dengan memanfaat tekhonogi yang
dia miliki dan juga dia kuasai.
6. Kreatif
Seorang wirausaha yang kreatif berpotensi dapat bersaing di tengah
banyaknya wirausahawan baru karena, Pola pikir kreatif ini dapat menjadi

15
sangat penting dalam era digital karena perkembangan teknologi yang cepat dan
persaingan yang semakin ketat mendorong perusahaan untuk selalu berinovasi
dan menciptakan sesuatu yang baru. Beberapa karakteristik dari pola pikir
kreatif yang dapat diaplikasikan dalam era digital adalah:
a. Berpikir out-of-the-box: yaitu kemampuan untuk berpikir di luar batas-
batas yang biasa, menghasilkan ide-ide yang segar dan inovatif. Hal ini
dapat membantu perusahaan untuk menciptakan solusi yang belum
pernah ada sebelumnya.
b. Berani mengambil risiko: kreativitas juga dihubungkan dengan
kemampuan untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru tanpa
takut gagal. Dalam era digital, perusahaan yang berani mengambil risiko
dalam mengadopsi teknologi baru atau menciptakan produk baru dapat
memperoleh keunggulan kompetitif.
c. Berkolaborasi: kreativitas sering kali tercipta dari kerja sama dan diskusi
antara individu dengan berbagai latar belakang dan perspektif. Dalam era
digital, kolaborasi dapat lebih mudah dilakukan dengan bantuan
teknologi seperti video conference, group chat, atau platform kolaboratif.
d. Menggunakan teknologi: teknologi dapat menjadi alat yang kuat dalam
membantu menghasilkan ide kreatif dan inovatif. Misalnya, perusahaan
dapat menggunakan big data untuk menganalisis tren pasar atau
menggunakan augmented reality untuk menciptakan pengalaman
pelanggan yang unik.

16
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulannya, era digital telah membawa perubahan besar dalam dunia


bisnis dan menghadirkan tantangan yang berbeda dari sebelumnya. Dalam
menghadapi tantangan tersebut, pola pikir kewirausahaan yang efektif menjadi
sangat penting untuk terus bertahan dan memanfaatkan peluang di tengah era
digital ini. Pola pikir kewirausahaan yang efektif harus mencakup pola pikir
yang inovatif, adaptif, kreatif, berorientasi pada pelanggan, dan orientasi
strategis yang berfokus pada hasil jangka panjang. Pola pikir ini dapat
membantu pengusaha untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat,
perubahan pola konsumen, dan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang terus berkembang. Dalam era digital, pengusaha harus
memiliki pola pikir yang fleksibel dan mampu beradaptasi dengan cepat
terhadap perubahan lingkungan bisnis. Hal ini akan membantu mereka untuk
memanfaatkan peluang yang ada dan mencapai kesuksesan dalam bisnis. Oleh
karena itu, penting bagi pengusaha untuk terus mengembangkan dan
meningkatkan pola pikir kewirausahaan mereka agar dapat menghadapi
tantangan bisnis di era digital dengan lebih baik.

SARAN

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari
sempurna dan masih banyak yang harus diperbaiki dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan saya dan saya mengharapkan saran yang
membangun dari para pembaca untuk lebih menyempurnakan makalah
berikutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ellis-Chadwick, D. C. (2019). Digital Marketing. london: Pearson Education Limited.

Hadion Wijoyo, D. S. (2021). Pengantar Bisnis. Selayo: INSAN CENDEKIA MANDIRI.

Hisrich, R. D., & Peters, M. P. (2002). Entrepreneurship. McGraw-Hill Education.

Pande, A. (2019). Entrepreneurship: Definition, characteristics and importance. International


Journal of Research and Analytical Reviews, 6(3), 187-189.

Naude, W. (2010). Entrepreneurship and economic development: Theory, evidence and policy.
Foundations and Trends® in Entrepreneurship, 6(5-6), 397-559.

18

Anda mungkin juga menyukai