Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MENELAAH HASIL PENELITIAN

MEMBANGUN MEREK BAGI UMKM USAHA KECIL

Oleh:
Auretha Diva Nur Ferasari
21.0101.0070
Manajemen 21B

Dosen Pembimbing:
[……]

PROGRAM STUDI […..]


FAKULTAS […..]
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas nikmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada […….] selaku dosen mata kuliah […..] yang telah membimbing saya dalam
mengerjakan tugas ini, terima kasih saya ucapkan kepada orang tua saya yang telah
mendukung kami dalam mengerjakan tugas ini.
Saya berharap dengan adanya makalah ini kita semua dapat memperoleh manfaat
berupa pengetahuan tentang Membangun Merek bagi UMKM Usaha Kecil, khususnya
kepada saya selaku penyusun. Saya juga memohon kepada […..] selaku dosen mata kuliah
[…..] dan teman-teman saya untuk memberikan saran atau masukan kepada saya agar saya
dapat memperbaikinya dalam makalah-makalah selanjutnya. Saya selaku penyusun makalah
ini memohon maaf apabila terdapat kesalahan didalam makalah ini.

Magelang, 6 Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
2.1 Latar Belakang............................................................................................................... 1
2.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 1
2.3 Tujuan Masalah...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................... 3
2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)................................................................ 3
2.2 Definisi Etika dalam Pemasaran.................................................................................... 4
2.3 Membangun Merek dengan Media Sosial...................................................................... 4
2.4 Jenis Penelitian................................................................................................................5
2.5 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................................5
2.6 Analisis Data`..................................................................................................................5
2.7 Hasil Telaah Penelitian...................................................................................................5

BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Membangun identitas merek telah menjadi isu utama bagi setiap perusahaan. Pada
umumnya, sebagian besar penelitian hanya berfokus pada sudut pandang konsumen
terhadap kinerja dan ekuitas merek. Namun, pada makalah penelitian yang akan saya
telaah ini penulis memperluas penelitiannya dengan menawarkan kajian yang lebih
mendalam dan pemahan perspektif organisasi mengenai mengembangkan merek melalui
media sosial.
Untuk mencapai kinerja yang positif tentunya perlu mengembangkan daya saing
UMKM, salah satu faktornya adalah penggunaan teknologi informasi yang berguna untuk
meningkatkan transformasi bisnis, ketepatan, dan efisiensi pertukaran informasi.
Berkembangnya situs belanja online telah menciptakan interaksi aktif dan informasi
berguna untuk pemasaran produk dan sumber inspirasi pelanggan karena pelanggan
menjadi terinspirasi oleh media sosial untuk membeli produk yang diiklankan.
Pelanggan menganggap merek sangat interaktif di media sosial, mereka lebih bersedia
untuk membeli penawaran merek, merujuk ke merek dengan imbalan insentif uang,
memberi tahu keluargadan teman tentang merek di media sosial dan memberikan umpan
balik dan saran untuk meningkatkan merek. Telah diamati bahwa UMKM Malaysia
memiliki perspektif berbeda di media sosial. Beberapa melanjutkan untuk komersialisasi
media sosial, sementara yang lain terhalang oleh pengetahuan yang terbatas. Dengan
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi ebebrapa tahun ini, transformasi
digital menjadi faktor utama bagi bisnis UMKM, dengan demikian identitas merek
perusahaan berfungsi sebagai wujud sumber daya untuk visibilitas produknya dan bagian
penting dari apa yang diperjuangkannya
Dengan ini saya akan menelaah penelitian (Nurjannah, Toar, Mulu, Imran, & Navri,
2021) yang berjudul “Pemanfaatan Media Sosial Dan Pembiayaan Bank Umum Syariah
Dalam Pengembangan Usaha Mikro Dan Kecil Di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari”
dan penelitian (Johan, Syed, & Adnan, 2022) yang berjudul “Building Brand Identity
Through Social Media Platform during Covid-19 Pandemic”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa maksud dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
2. Apa saja etika yang terdapat dalam pemasaran?
3. Bagaimana cara membangun merek bagi UMKM usaha kecil?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dibahas di dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami maksud Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
2. Mengetahui dan memahami etika pemasaran untuk mempermudah usaha.
3. Mengetahui cara untuk membangun merek usaha kecil.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Di era persaingan ini, pelaku UMKM seharusnya melek akan teknologi informasi
agar dapat memudahkan memasarkan produk hingga ke luar negeri. Jumlah UMKM di
Indonesia cukup banyak, pelaku UMKM akan membutuhkan teknologi informasi yang
tepat untuk bersaing di era digital saat ini. Kesulitan yang dialami pelaku UMKM, yakni
banyaknya ragam produk teknologi yang menyebabkan pelaku UMKM menjadi bingung
memilih solusi yang pas. Oleh sebab itu para pelaku UMKM membutuhkan panduan
dalam memilih teknologi informasi yang tepat sesuai jenis usaha dan kebutuhannya.
Dalam perekonomian Indonesia UMKM merupakan kelompok usaha yang
memiliki jumlah paling besar dan terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan
krisis ekonomi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bahwa sesuai dengan amanat
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XVI/MPR-RI/1998 tentang politik ekonomi dalam rangka demokrasi ekonomi, UMKM
perlu diberdayakan sebagai bagian integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan,
peran, dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang
makin seimbang, berkembang, dan berkeadilan.
Wulan Ayodya menyatakan bahwa, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yaitu :
1) Usaha Mikro Adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang tersebut.
2) Usaha Kecil Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang tersebut.
3) Usaha Menengah Adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang per orangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang tersebut.

2.2 Definisi Etika Pemasaran


Isu-isu etika terkait dengan jasa keuangan sudah diperkenalkan oleh Kisch pada
tahun 1935. Masalah etika bisnis telah menjadi subjek penelitian, topik intinya yaitu
memerangi korupsi, pencegahan kejahatan, dan memastikan kecukupan perlindungan
konsumen. Menurut Schneider, etika pemasaran berkaitan dengan perilaku pemasaran
yang relevan dan praktik yang tidak diatur oleh undang-undang, norma hukum lain, atau
hukum adat. Memahami konflik yang dimiliki karyawan dalam pemasaran dan penjualan
akan dihadapkan dengan hal tersebut. Fokusnya adalah pada aspek-aspek seperti
kejujuran, keadilan, harga, dan produk kualitas. Menurut Petersen, di sisi lain objek etika
bisnis adalah sosial tanggung jawab perusahaan. Hal ini sering dikaitkan dengan
perusahaan dan manajemen mereka oleh publik. Terkadang perusahaan dan pengusaha
juga menganggap kewajiban moral ini untuk diri mereka sendiri.

2.3 Membangun Merek dengan Media Sosial


Media sosial menurut Kaplan and Haenlein merupakan beberapa aplikasi yang
berbasiskan pada internet dan dibangun berdasarkan kerangka pikiran ideologi dan
teknologi yang dapat menghubungkan individu dengan individu untuk sharing dan
berkumpul secara online. Web 2.0 merupakan suatu platform dasar terbentuknya media
sosial, platform ini menyediakan kemudahan bagi penggunanya untuk berkolaborasi
secara online dan berbagi, contoh media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube,
Instagram yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi secara cepat, viral, dan
menyebar kepada pengguna internet dalam jumlah yang besar.
Menurut Zarella, media sosial adalah sebuah paradigma baru dalam konteks
industri pemasaran yang paling baik dijelaskan dalam konteks paradigma industri media
tradisional. Media tradisional, semisal televisi, surat kabar, radio, dan majalah adalah
teknologi monolog dan statis. Daniel Iman, dkk. (2005) menyatakan bahwa berbeda
halnya perkembangan teknologi-teknologi website baru memudahkan semua orang untuk
membuat dan yang terpenting menyebarluaskan konten mereka sendiri. Pemasang iklan
tidak harus membayar banyak uang kepada penerbit atau distributor untuk memasang
iklannya. Sekarang, pemasang iklan dapat membuat konten sendiri yang menarik dan
dilihat banyak orang.
2.4 Jenis Penelitian
Pada penelitian yang saya telaah ini menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif, yaitu jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Salah satu ciri
penelitian kualitatif yaitu bersifat deskriptif dimana data yang dikumpulkan berbentuk
kata. Pada analisis data, semua dokumen-dokumen selama melakukan penelitian
dikumpulkan menjadi satu sehingga dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti.
Penelitian kualitatif didasarkan pada deskripsi yang jelas dan detail karena menjawab
pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana.

2.5 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data yang akan digunakan untuk
menjawab permasalahan penelitian. Validitas pengumpulan data serta kualifikasi
pengumpul data sangat diperlukan untuk memperoleh data yang berkualitas dan saat
mengumpulkan data, peneliti harus tekun, sabar, dan tidak putus asa.
Pada penelitian yang saya telaah ini menggunakan teknik pengumpulan data
penelitian lapangan yakni penulis mengumpulkan data dengan melakukan penelitian
langsung pada obyek yang diteliti dengan menggunakan berbagai instrument yaitu
Observasi, Wawancara, dan Studi Dokumen.

2.6 Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Penelitian
ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, yaitu pengambilan kesimpulan dimulai
dari pertanyaan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan yang sifatnya umum.
Data dan fakta hasil penelitian diolah, dikaji kemudian ditarik maknanya dalam bentuk
pernyataan atau kesimpulan yang bersifat umum.

2.7 Hasil Telaah Penelitian


Pada penelitian yang dilakukan oleh (Nurjannah, Toar, Mulu, Imran, & Navri, 2021)
yang berjudul “Pemanfaatan Media Sosial Dan Pembiayaan Bank Umum Syariah Dalam
Pengembangan Usaha Mikro Dan Kecil Di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari” peneliti
mewawancarai UMK untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan media sosial dalam
mengembangkan bisnisnya baik dari segi pemasarannya, bagaimana berkomunikasi
dengan konsumen, bagaimana media sosial berkontribusi terhadap UMK, serta ingin
mengetahui media sosial apa yang dominan digunakan oleh pelaku UMK di Kecamatan
Puuwatu Kota Kendari. Terdapat 10 sampel UMKM yang bergerak pada macam-macam
bidang yaitu diantaranya, kuliner, kerajinan, konveksi, jasa dan lain lain. Namun dari
UMKM tersebut hanya 9 UMKM yang memanfaatkan media sosial untuk pemasaran
produknya.

Dari beberapa pelaku UMKM di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari menyatakan


bahwa penjualan media sosial sangat efektif dalam memperkenalkan produk secara luas
ke masyarakat dan berdampak positif bagi pelaku UMKM di Kecamatan Puuwatu Kota
Kendari. Selain meningkatkan penjualan produk pemanfaatan media sosial juga dapat
membangun kesadaran merek serta dapat berinteraksi secara online dengan konsumen.
Memanfaatkan media sosial dalam pengembangan UMK juga dapat
meningkatkan citra usaha. Pelaku UMK dapat mempromosikan usahanya dengan mudah
dengan secara rutin mengunggah foto ataupun video produk yang dijual. Pelaku UMK
juga harus membuat unggahan foto ataupun video produk yang menarik sehingga dapat
menarik masyarakat untuk melihat, mengunjungi, dan membeli produk yang dijual.
Pada penelitian (Johan, Syed, & Adnan, 2022) yang berjudul “Building Brand
Identity Through Social Media Platform during Covid-19 Pandemic” meneliti proses
membangun merek pada platform media sosial di kalangan Malaysian Food Truck sejak
tranformasi dan pemanfaatan media sosial yang telah menjadi perhatian yang cukup
besar. Truk makanan (FT) tanpa penggunaan media sosial yang aktif dan intens mungkin
kehilangan kesempatan untuk itu mengkomunikasikan merek mereka dengan pasar yang
lebih besar dan meningkatkan kinerja organisasi di digital usia.
Alasan utama banyak perusahaan terhubung ke jejaring sosial ini berkaitan
dengan kemungkinan presentasi layanan. Di era digital saat ini, kebiasaan makan
konsumen dan proses pengambilan keputusan pilihan makanan sangat bergantung pada
tak terhitung jumlahnya digital dan media sosial. Fotografi makanan dan isyarat di media
sosial dapat memengaruhi food truck (FT) operasi yang dapat mengesankan seluruh
daftar teman dan pengikut. Penampilan fisik merek Food Truck dalam media sosial
memusatkan pada gambar, logo atau simbol, skema, warna, dan slogan yang dibahas.
Gagasan bahwa slogan harus dikaitkan dengan merek atau logo Food Truck (FT) dan
masa kini secara teratur di halaman media digital dan sosial mereka adalah masalah yang
berulang selama wawancara. Ini karena slogan melayani tujuan penting dan masih
merupakan pendekatan yang sederhana dan efisien untuk mengekspresikan pernyataan
merek baru atau diperbarui.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Media sosial yang dominan digunakan adalah media sosial facebook. Selain fiturnya
yang sangat mudah digunakan oleh semua kalangan usia, facebook juga memiliki forum
berupa grup jual beli yang memiliki pengikut 100 ribu bahkan 400 ribu lebih masyarakat
sehingga mayoritas pelaku UMKM lebih dominan menggunakan Facebook sebagai sarana
pemasaran produk usahanya. Media sosial telah memberikan kontribusi yang cukup besar
bagi pelaku UMKM. Dari penelitian yang saya telaah hampir dari 10 sampel UMKM
mendapatkan presentase keuntungan yang lebih besar dari media sosial dibandingkan
penjualan secara tradisional. Media sosial dapat meningkatkan penjualan produk,
membangun kesadaran merek, dan memudahkan komunikasi secara online antara penjual
dan pembeli.
Menciptakan persepsi identitas merek yang baik melalui media sosial telah menjadi
aktivitas penting untuk mengkomunikasikan brand secara digital dan pemilik harus
mengembangkan identitas merek fisik mereka seperti gambar (pictorial) yang menarik,
logo atau simbol, dan tagline (slogan) dalam postingan media sosial. Melihat gambar
(gambar) yang menggugah selera di media sosial akan lebih mungkin untuk mencoba dan
memesan jumlah yang lebih besar dan jenis produk yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

ENZ, C., Parmova, D. S., & Wolf, P. (2021). Improtance of Ethical Competence for the Sales
Management of Small and Medium Sized Financial Sales Organizations. The Central
European Journal of Regional Development and Tourism, Volume 13(Issue 1).

Johan, M. R., Syed, M. A., & Adnan, H. M. (2022, Februari). Building Brand Identity
Through Social Media Platform during Covid-19 Pandemic. Jurnal Intelek, Volume
17(Issue 1).

Nurjannah, Toar, A., Mulu, B., Imran, & Navri, M. R. (2021, April 30). Pemanfaatan Media
Sosial Dan Pembiayaan Bank Umum Syariah Dalam Pengembangan Usaha Mikro
dan Kecil di Kecamatan Puuwatu Kota Kendari. Research Business and Economics
Studies, Volume 1.

Anda mungkin juga menyukai