Anda di halaman 1dari 16

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PROPOSAL PELATIHAN PEMASARAN PRODUK


USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) BERBASIS DIGITAL

Disusun Oleh:

CHICI DELIMA SIRINGO RINGO


1906114047
AGRIBISNIS- C

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan judul Pelatihan

Pemasaran Produk Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Berbasis Digital.

Terimakasih kepada segala sumber yang telah memberikan informasi, petunjuk kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah turut membantu dalam

penyusunan makalah ini. Penulisan masih memerlukan penyempurnaan, baik materi, tata bahasa

maupun teknik penulisan. Untuk itu, sangat diharapkan saran maupun kritikan yang bersifat

membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Pekanbaru, 6 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.3 Tujuan Program..................................................................................................................3
II. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
2.1 Pemberdayaan.....................................................................................................................4
2.2 UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)....................................................................6
2.3 E-commerce..........................................................................................................................7
III. METODE PROGRAM PEMBERDAYAAN.......................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat.............................................................................................................10
3.2 Populasi dan Sampel...........................................................................................................10
3.3 Teknik Pengambilan Data..................................................................................................10
3.3 Teknik analisis Data...........................................................................................................11
3.5 Program Pemberdayaan....................................................................................................11

ii
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Di era modern ini pemasaran online bukanlah sesuatu yang asing. Pemasaran online

sangat bermanfaat untuk kegiatan penjualan karena selain jangkauan penjualanya yang lebih

luas, kegiatan operasional dan promosi dapat lebih singkat untuk dilaukan.

Minimnya pengetahuan pelaku UMKM di Kelurahan Bukit Gajah, Kecamatan Pangkalan

Lesung Provinsi Riau mengenai digital marketing sangatlah rendah. Jika dilihat dari produk

yang dijual produk-produk tersebut bisa menjadi unggulan dari daerah tersebut. Permaslahan

lainya juga terjadi selama pandemi covid-19, hasil penjualan yang diperoleh UMKM

menurun. Hal ini menginspirasi saya untuk menyampaikan sosialisasi dan memberikan

pelatihan mengenai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini. Jika pelaku UMKM

paham akan pentingnya digital marketing bagi usaha yang mereka jalankan, diharapkan

mereka akan termotivasi untuk menggunakan digital marketing sebagai sarana komunikasi

dan promosi bagi usahanya seterusnya, serta dapat mempraktikkannya secara langsung

dengan memanfaatkan media sosial dan internet sehingga produk yang dijual lebih dikenal

dan dapat memberi dampak baik terhadap daerah tersebut.

Menurut Stelzner (2012), media sosial berpotensi untuk membantu pelaku bisnis UMKM

dalam memasarkan produknya. Media sosial sendiri didefinisikan sebagai sekelompok

aplikasi berbasis internet yang menciptakan fondasi ideologi dan teknologi dari Web 2.0 yang

memungkinkan penciptaan dan pertukaran user generated content (Stockdale, Ahmed, &

Scheepers, 2012). Aplikasi media sosial tersedia mulai dari pesan instan hingga situs jejaring

sosial yang menawarkan pengguna untuk berinteraksi, berhubungan, dan berkomunikasi satu

sama lain. Aplikasi ini bermaksud untuk menginisiasi dan mengedarkan informasi online

tentang pengalaman pengguna dalam mengonsumsi produk atau merek, dengan tujuan utama

1
meraih minat masyarakat. Dalam konteks bisnis, people engagement dapat mengarah kepada

penciptaan profit.

Menurut Wardhana (2015) strategi digital marketing berpengaruh hingga 78%

terhadap keunggulan bersaing UMKM dalam memasarkan produknya. Strategi tersebut

terdiri dari sosialisasi strategi digital marketing dalam bentuk pemanfaatan media sosial

sangatlah penting karena dapat memberi pengetahuan kepada para pelaku UMKM mengenai

cara maupun tahapan dalam memperluas jaringan konsumen melalui pemanfaatan media

sosial dalam memasarkan produknya sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing bagi

UMKM itu sendiri. Apalagi dalam era pandemi Covid-19 saat ini menuju perubahan perilaku

pemasaran dari konvensional ke digital menanjak namun tidak diimbangi oleh keberadaan

pelaku UMKM yang menggunakan digital marketing. Padahal UMKM dipercaya mampu

memacu perekonomian Indonesia. Pemanfaatan konsep pemasaran berbasis teknologi digital

menjadi harapan bagi UMKM untuk berkembang menjadi pusat kekuatan ekonomi. UMKM

dapat menggunakan media sosial sebagai sarana digital marketing. Selain biaya yang murah

dan tidak perlunya memiliki keahlian khusus dalam melakukan inisiasi awal, media sosial

dianggap mampu untuk secara langsung meraih konsumen.

Minimnya pengetahuan pelaku UMKM mengenai digital marketing menginspirasi

untuk menyampaikan sosialisasi dan memberikan pelatihan mengenai penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi ini. Jika pelaku UMKM paham akan pentingnya digital marketing

bagi usaha yang mereka jalankan, diharapkan mereka akan termotivasi untuk menggunakan

digital marketing sebagai sarana komunikasi dan promosi bagi usahanya seterusnya, serta

dapat mempraktikkannya secara langsung dengan memanfaatkan media sosial dan internet.

2
I.2 Rumusan Masalah

Di era modern ini pemasaran online bukanlah sesuatu yang asing. Pemasaran online

sangat bermanfaat untuk kegiatan penjualan karena selain jangkauan penjualanya yang lebih

luas, kegiatan operasional dan promosi dapat lebih singkat untuk dilaukan.

Minimnya pengetahuan pelaku UMKM di Kelurahan Bukit Gajah, Kecamatan

Pangkalan Lesung Provinsi Riau mengenai digital marketing sangatlah rendah. Jika dilihat

dari produk yang dijual produk-produk tersebut bisa menjadi unggulan dari daerah tersebut.

Permaslahan lainya juga terjadi selama pandemi covid-19, hasil penjualan yang diperoleh

UMKM menurun. Hal ini menginspirasi saya untuk menyampaikan sosialisasi dan

memberikan pelatihan mengenai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ini. Jika

pelaku UMKM paham akan pentingnya digital marketing bagi usaha yang mereka jalankan,

diharapkan mereka akan termotivasi untuk menggunakan digital marketing sebagai sarana

komunikasi dan promosi bagi usahanya seterusnya, serta dapat mempraktikkannya secara

langsung dengan memanfaatkan media sosial dan internet sehingga produk yang dijual lebih

dikenal dan dapat memberi dampak baik terhadap daerah tersebut.

I.3 Tujuan Program

Pelatihan ini berguna untuk membangun kesadaran dan pemahaman mengenai digital

marketing dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat dan mengelola akun

media sosial. Selain itu pelaku UMKM harus menumbuhkan keberanian untuk mencoba hal

yang baru, berlaku profesional, dan sabar menunggu hasil sambil terus berkreasi. Materi yang

disampaikan disesuaikan dengan kemampuan para peserta, serta adanya evaluasi lanjutan

setelah kegiatan guna mengetahui apakah materi yang disampaikan betul-betul dipraktikkan

dengan benar oleh para palaku usaha.

3
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pemberdayaan
Menurut Kartasasmita inti dari pemberdayaan adalah meliputi tiga hal yaitu

pengembangan, memperkuat potensi atau daya (empowering), terciptanya kemandirian. Pada

hakikatnya, pemberdayaan merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang (enabling). Logika ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak

ada masyarakat yang sama sekali tanpa memiliki daya. Setiap masyarakat pasti memiliki

daya, akan tetapi kadang-kadang merekantidak menyadari atau daya tersebut belum di

ketahui secata eksplisit. Oleh karena itu daya harus digali dan kemudian di kembangkan. Jika

asumsi ini berkembang maka pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya, dengan

cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta

berepaya untuk mengembangkannya. Di samping kehendaknya pemberdayaan jangan

menjebak masyarakat dalam perangkap ketergantungan (charity), sehingga hendaknya

pemberdayaan mengantarkan pada proses kemandirian.

Pemberdayaan sebagai upaya penguatan dan peningkatan kapasitas, peran, dan

inisiatif masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan, untuk dapat berpartisipasi dan

berperan aktif sebagai subyek atau pelaku maupun sebagai penerima manfaat dalam

pengembangan kepariwisataan secara berkelanjutan. Dalam prosesnya, pemberdayaan

merupakan kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam

masyarakat, termasuk individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan akhir dari

pemberdayaan sendiri yakni untuk mengembangkan kemampuan seseorang, khususnya

kelompok lemah dan rentan sehingga mereka punya kemampuan untuk (1) memenuhi

kebutuhan dasarnya sehingga mereka mampu untuk terbebas dari kebutuhan dasar, (2)

Mengidentifikasi sumber produktif sehingga meraka mampu mengembangkan utuk

meningkatkan pendapatan dan memperoleh barang dan jasa yang di butuhkan, (3)
4
berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan yang dapat mempengaruhi bagi

mereka. Sebagai tujuan menurut Suharto, maka pemberdayaan merujuk pada keadaan atau

hasil yang ingin di capai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyakat yang berdaya,

memiliki kekuasaan atau pengetahuan dan pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

Menurut definisi-definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa pemberdayaan adalah

suatu usaha yang dilakukan oleh pelaku pemberdayaan sebagai bentuk meningkatkan

kapasitas dan kemandirian individu maupun kelompok dalam masyarakat. Selain itu

masyarakat juga dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam pelaksanaan pemberdayaan

karena masyarakat diberi kekuasaan penuh untuk menentukan apa yang mereka inginkan dan

mampu bertanggung jawab dengan apa yang telah mereka pilih untuk jalan hidupnya.

Pemberdayaan masyarakat sendiri sering dikaitkan dengan pembangunan masyarakat.

Chamber (Kartasasmita 1996:142) berpendapat bahwa pemberdayaan masyarakat adalah

konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai masyarakat untuk membangun

paradigm baru dalam pembangunan yang bersifat people-centered, participatory,

empowerment and sustainable. Maka, pemberdayaan bisa dikatakan sebagai suatu proses

untuk menjadikan masyarakat menjadi lebih terberdaya atau lebih berkemampuan untuk

menyelesaikan masalahnya sendiri, dengan cara memberikan kepercayaan dan kewenangan

sehingga dapat memunculkan rasa tanggung jawab.

Jadi kesimpulannya, pengertian pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses

pemberian daya atau kekuatan terhadap perilaku dan potensi baik individu maupun

masyarakat, serta pengelompokan masyarakat oleh pemerintah maupun masyarakat itu

sendiri atas dasar partisipasi yang bertujuan agar masyarakat berinisiatif melaksanakan

berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidupnya.

5
II.2 UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

`UMKM adalah un,it usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha disemua sektor ekonomi. Pada prinsipnya pembedaan antara

usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, usaha besar umumnya didasarkan pada nilai aset

awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau jumlah pekerja

tetap. Namun, definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda menurut negara. Oleh

karena itu memang sulit membandingkan pentingnya atau peran UMKM antar negara.

Di Indonesia definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonsia Nomor 20

Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam Bab 1 (Ketentuan Umum), pasal 1 dari UU tersebut,

dinyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang-perorangan dan badan

usaha perorangan yang memenuhi usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut.

Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang-

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha mikro atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana

telah diatur dalam UU tersebut. Sedangkan usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orangperorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha mikro, usaha kecil atau

usaha besar yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.

Diakui bahwa usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memainkan peran penting

di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang

berkembang, tetapi juga dinegara-negara maju. Di negara maju UMKM sangat penting, tidak

6
hanya karena kelompok usahanya tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja

dibandingkan usaha besar, tetapi juga kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan

produk domestik bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusinya dari usaha besar.

2.3 E-commerce
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputerisasi menyebabkan terjadinya
perubahan kultur dalam kehidupan sehari-hari. dalam era yang sudah sangat maju ini media
elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis.
Hampir semua perusahaan modern dewasa ini menggunakan media internet untuk
memasarkan produk maupun jasa layanan mereka. Ekonomi digital menyebar melintasi batas
internasional, khususnya model bisnis antara penyedia jasa e-commerce dengan individu
pembeli telah menunjukkan peningkatan yang signifikan (Kumar et al, 2013; Alshehri et al,
2012).

E-commerce didefinisikan Kumar et al, 2013) sebagai transaksi ekonomi saat pembeli
dan penjual bersama-sama melalui media elektronik dari internet membentuk kontrak
perjanjian mengenai harga dan pengiriman barang atau jasa tertentu dan menyelesaikan
transaksi melalui pengiriman dan pembayaran barang atau jasa sesuai kontrak. Kumbhar
(2011) mendefinisikan e-commerce sebagai penggunaan internet dan Web dalam melakukan
transaksi bisnis dan e-commerce secara digital mampu mempermudah transaksi komersial
antar organisasi dan antara organisasi dengan individu. (Hsu, 2010; Bacon, 1997).

E-commerce terbagi atas dua segmen, yaitu business to business e-commerce


(perdagangan antar pelaku usaha) dan business to consumer e-commerce (perdagangan antar
pelaku usaha dengan konsumen). Konsep ecommerce membuat biaya transportasi, marketing,
dan operasional menjadi lebih rendah sehingga harga ditekan menjadi murah. dengan harga
yang murah maka dapat memicu peningkatan volume penjualan. Selain itu konsep e-
commerce juga sangat efektif dan efisien, bisa menghemat waktu dan tempat, apalagi
sekarang jaringan internet sudah gampang, dengan didukung oleh situs wifi yang semakin
banyak dan meningkatnya perkembangan jaringan dari provider yang semakin bagus (Kumar
et al, 2013; Chakraborty et al, 2014).

Banyaknya manfaat yang didapatkan apabila seorang individu atau perusahaan


tersebut melakukan e-commerce, seperti dapat menjangkau pelanggan di seluruh dunia dan
dapat dengan mudah memasarkan barang dengan biaya yang lebih murah dalam

7
pemasarannya. Apalagi, dengan berkembangnya sistem telekomunikasi dan komputerisasi
saat ini, tentu sangatmenunjang kelancaran proses e-commerce ini. (Chakraborty et al, 2014).

Memahami akan arti penting dari e-commerce maka perusahaan yang menggunakan
media internet untuk memasarkan produk atau jasa layanan perusahaan harus memperhatikan
beberapa aspek atau dimensi dalam e-commerce. Qteishat et al (2014) dalam penelitiannya
mengelompokkan dimensi e-commerce dalam Service Quality of e-ticketing technique
menjadi empat dimensi, yaitu:

a. Customer technical support, berhubungan dengan layanan/dukungan yang diberikan oleh


perusahaan travel agent secara pribadi agar konsumen mudah dalam bertransaksi bisnis
dengan perusahaan

b. Infrastructure berhubungan dengan segala fasilitas yang disediakan untuk mempermudah


konsumen dalam bertransaksi bisnis dengan perusahaan

c. Data security berhubungan dengan jaminan keamanan data pribadi konsumen selama
berhubungan bisnis dengan perusahaan

d. User-friendliness berhubungan dengan kemudahan mengakses situs perusahaan

Prinsip pembayaran e-commerce sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dunia nyata,
hanya saja internet berfungsi sebagai POS (Point Of Sale) yang dapat dengan mudah diakses
melalui sebuah komputer dan semuanya serba digital serta didesain serba elektronik.11 Cara
yang paling umum dalam melakukan pembayaran terhadap produk atau jasa yang dibelinya
adalah membayar langsung dengan alat pembayaran yang sah (uang) secara tunai.

Menurut Charles dalam Nurcahyo dkk (2017), Perdagangan elektronik atau yang
disebut juga E-Commerce E-commerce berguna dalam mengurangi administrasi dan waktu
siklus proses bisnis,dan meningkatkan hubungan dengan kedua mitra bisnis dan pelanggan.
Pengertian dari E-Commerce adalah menggunakan internet dan komputer dengan browser
web untuk mengenalkan, menawarkan, membeli dan menjual produk. Seiring dalam
perkembangan dunia bisnis saat ini E-Commerce merupakan suatu kebutuhan untuk
meningkatkan serta memenangkan persaingan bisnis dan penjualan produk produk. Pada
proses penggunaan E-Commerce kegiatan jual beli maupun pemasaran lebih efisien dimana
penggunaan E-Commerce tersebut akan memperlihatkan adanya kemudahan bertransaksi,
pengurangan biaya dan mempercepat proses transaksi.

8
Pengertian dari E-Commerce adalah menggunakan internet dan komputer dengan
browser web untuk mengenalkan, menawarkan, membeli dan menjual produk. Manfaat
dengan penerapan E-Commerce sebuah perusahaan dapat memiliki sebuah pasar
internasional. Bisnis dapat dijalankan tanpa harus terbentur pada batas negara dengan adanya
teknologi digital. Biaya operasional dapat ditekan sedikit mungkin. Mempercepat waktu
pemrosesan dan mengurangi resiko human error. Mengurangi penggunaan kertas dalam
berbagai aktifitas pengerjaan mulai dari mendesain, memproduksi, pengiriman,
pendistribusian hingga marketing.

9
III. METODE PROGRAM PEMBERDAYAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Program ini dilaksanakan pada tanggal 27 September 2021 di Kantor Kelurahan Bukit
Gajah, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelelawan Provinsi Riau.

3.2 Populasi dan Sampel


3.2.1 Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan watu
yang kita tentukan. Populasi dalam program pemberdayaan ini adalah seluruh pelaku UMKM
di Kelurahan Bukit Gajah yang bersedia mengikuti kegiatan pelatihan.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota popul,asi. Subset ini
diambil ,karena dalam banyak kasus tida mungkin kita meneliti seluruh anggota populasi oleh
karena itu kita membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel.

Pengambilan sampel dari populasi adalah satu sampel untuk dijadikan contoh bagi para pserta
pelatihan.

3.3 Teknik Pengambilan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini, meliputi:

1. Observasi
Observasi adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperkuan tersebut.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).

10
3.4 Teknik analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis menurut pendekatan deskriktif kualitatif, yaitu
menganalisis data dengan menggambarkan data yang telah Analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data, dikumpulkan harus berkaitan dengan obyek yang diteliti.

3.5 Program Pemberdayaan


Berdasarkan program yang telah dirancang, kegiatan yang telah saya lakukan adalah sebagai

berkut:

No Tanggal Aktivitas Kinerja

.
1 20 September 2021 Bertemu dengan Mengetahui kendala

lurah Kelurahan masyarakat

Bukit Gajah khususnnya para

pelaku UMKM yang

mengalami

penurunan

pendapatan akibat

pandemi covid-19.
2. 22 September 2021 Survey Pelaku Mendata pelaku

UMKM UMKM yang belum

melakukan

penjualan atau

pemasaran Online

dan tertarik

11
melakukan

penjualan online

serta mengundang

pelaku UMKM

untuk ikut

bergabung pelatihan.
3. 24 September 2021 Survey lokasi Mencari tempat

untuk pelatihan yaitu

Kantor Lurah

Kelurahan Bukit

Gajah.
4. 27 September 2021 Pelatihan Kegiatan pelatihan

ini berupa

pemberian materi

serta pemberian

contoh pemasaran

online. Pelatihan

dilakukan dengan

cara mengambil satu

pelaku UMKM

sebagai contoh

untuk pemasaran

digital atau online.

12
DAFTAR PUSTAKA

Awang, Azam.2010, Implementasi pemberdayaan pemerintah desa. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Zulkarnain. 2012, Ilmu Menjual Pendekatan Teoritis dan Kecakapan Menjual.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Zulkarnain. 2012, Ilmu Menjual Pendekatan Teoritis dan Kecakapan Menjual.


Yogyakarta: Graha Ilmu

13

Anda mungkin juga menyukai