PEMASARAN UMKM
(STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF PADA PEDAGANG BAKSO DI
SURABAYA)
MATA KULIAH METODELOGI PENELITIAN
Nama Kelompok :
JURUSAN MANAJEMEN
PRODI S1 MANAJEMEN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa karena berkat rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan proposal ini tepat waktu yang telah ditentukan. Adapun tujuan dari
penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada tugas metodelogi penelitian
jurusan manajemen. Selain itu, proposal ini juga bertujuam untuk menambah wawasan
tentang pemanfaatan media sosial bagi pengembangan pemasaran UMKM bagi para pembaca
dan penulis.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini. Kami menyadari,
proposal yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, mohon berikan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan proposal ini
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Melalui media sosial, pedagang bakso dapat membangun citra merek dan
menjalin hubungan dengan pelanggan. Pedagang bakso juga dapat memanfaatkan
fitur-fitur yang disediakan oleh platform media sosial, seperti iklan berbayar dan
promosi produk. Selain itu, grup WhatsApp dapat digunakan sebagai alat untuk
menerima pesanan dari pelanggan dan memudahkan proses transaksi. Namun, dalam
memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran, pedagang bakso juga perlu
memperhatikan beberapa hal seperti mengoptimalkan konten yang dibagikan, menjaga
interaksi dengan pelanggan, serta memantau feedback dari pelanggan. Pedagang bakso
juga perlu memperhatikan kualitas produk dan layanan yang diberikan agar dapat
mempertahankan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemanfaatan
media sosial bagi pengembangan pemasaran UMKM pedagang bakso di Surabaya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai strategi pemasaran
yang efektif bagi pedagang bakso dalam memanfaatkan media sosial, serta
memberikan masukan bagi pengembangan pemasaran UMKM pedagang bakso di
masa depan.
1.2 Fokus Dan Pertanyaan Penelitian
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Sosial Media
Pemanfaatan internet dewasa ini juga telah demikian berkembang
pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah social media, di mana
social media merupakan sebuah media sosialisasi dan interaksi, dapat dilihat
dan dikunjungi oleh setiap orang yang berisikan berbagai informasi mengenai
produk dan lain sebagainya. Keberadaan media social merupakan sebuah
media pemasaran yang paling mudah dan murah yang dapat dilakukan oleh
perusahaan, hal ini pula yang menjadi daya tarik bagi para pelaku UMKM
untuk menjadikannya sebagai media promosi yang handal melalui
website/blog yang menampilkan profil usaha, selain sebagai alat pemasaran
interaktif, pelayanan dan membangun komunikasi dengan konsumen serta
menjadikannya alat menjual dan membeli secara online.
Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji pemanfaatan media
sosial bagi pengembangan pemasaran UMKM. Dalam penelitian oleh
Ratnawati dan Nurhasanah (2019), ditemukan bahwa pemanfaatan media
sosial sebagai alat pemasaran dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan
UMKM. Penelitian ini dilakukan terhadap UMKM di Jawa Timur dan
hasilnya menunjukkan bahwa media sosial seperti Instagram dan Facebook
efektif dalam meningkatkan brand awareness dan memperluas jangkauan
pasar. Penelitian lain oleh Maryani dan Hanifah (2020) menunjukkan bahwa
penggunaan media sosial dapat meningkatkan interaksi antara UMKM dan
pelanggan, serta memudahkan UMKM untuk melakukan promosi. Penelitian
ini dilakukan terhadap UMKM di Kota Surabaya dan hasilnya menunjukkan
bahwa media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp efektif
dalam meningkatkan penjualan dan keuntungan.
Dalam konteks pedagang bakso di Surabaya, terdapat beberapa
UMKM pedagang bakso yang telah memanfaatkan media sosial untuk
pemasaran. Salah satunya adalah Bakso Bintoro yang aktif di media sosial
Instagram dan telah berhasil memperluas jangkauan pasar hingga luar kota
Surabaya. Bakso Bintoro juga memanfaatkan influencer dan endorsement
dari selebriti lokal untuk mempromosikan produknya di media sosial. Dari
4
tinjauan pustaka tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media sosial
sebagai alat pemasaran dapat memberikan manfaat yang besar bagi UMKM,
termasuk pedagang bakso di Surabaya. Media sosial dapat meningkatkan
brand awareness, memperluas jangkauan pasar, meningkatkan interaksi
dengan pelanggan, serta memudahkan dalam melakukan promosi. Oleh
karena itu, UMKM perlu memanfaatkan media sosial dengan optimal sebagai
alat pemasaran dan terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam
mengelola media sosial.
2.2.2 Marketing Online
Teknologi informasi khususnya internet sangat mempengaruhi dunia
marketing, bahkan pemanfaatan internet untuk marketing dianggap sebagai
trend setter. Semakin tingginya penggunaan internet berbanding lurus dengan
pemanfaatannya di dunia marketing, sehingga dikatakan bahwa marketing
online mulai populer sejalan dengan makin pupulernya penggunaan internet
(Lasmadiarta, 2011).
Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji pemanfaatan marketing
online, termasuk pemanfaatan media sosial, bagi pengembangan pemasaran
UMKM. Dalam penelitian oleh Kurniawan et al. (2019), ditemukan bahwa
penggunaan marketing online dapat meningkatkan kinerja UMKM, terutama
dalam hal penjualan dan keuntungan. Penelitian ini dilakukan terhadap
UMKM di Kota Malang dan hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan
media sosial dan website efektif dalam mempromosikan produk dan
memperluas jangkauan pasar. Penelitian lain oleh Hidayati dan Yuliansyah
(2020) menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial sebagai alat
pemasaran dapat meningkatkan daya saing UMKM. Penelitian ini dilakukan
terhadap UMKM di Kota Bandung dan hasilnya menunjukkan bahwa media
sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp efektif dalam
meningkatkan kepercayaan pelanggan, memperluas jangkauan pasar, dan
meningkatkan penjualan.
5
digunakan oleh UMKM pedagang bakso. Selain Bakso Bintoro, terdapat juga
beberapa UMKM lain yang aktif di media sosial seperti Bakso Doel, Bakso
Pak Gendut, dan Bakso Sehati. Dalam memanfaatkan media sosial, UMKM
pedagang bakso di Surabaya mempromosikan produk mereka melalui konten-
konten menarik, menawarkan promo-promo khusus, serta berinteraksi
langsung dengan pelanggan.
ii. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdirisendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
iii. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang
ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
7
3.1 Jenis Studi Kasus
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni suatu teknik yang
menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan
memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti
pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang
keadaan sebenarnya (Kriyantono, 2007). Menurut Moleong (2010) dengan
menggunakan metode deskriptif berarti peneliti menganalisa data yang dikumpulkan
dapat berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut mungkin
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi,
catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya
a. Subjek penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah pedangan bakso di kota Surabaya,
adapun kriteria dari informan dalam penelitian ini adalah :
1) Informan merupakan pedagang bakso di kota Surabaya
2) Informan memahami media sosial
3) Informan Aktif dan mampu dalam menggunakan media sosial
b. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah segala bentuk pemanfaatan media
sosial yangdilakukan oleh informan dalam memasarkan produk bakso
3.2.2 Jenis Data
1. Data primer
Data yang akan dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan informasi
yang didapatkan saat bertemu langsung dengan informan. Data primer
diperoleh dari hasil observasi dan wawancara terhadap subjek penelitian
2. Data sekunder
Data sekunder didapatkan dari hasil studi pustaka, referensi, jurnal,
artikel, majalah, internet dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk
8
menjadi data pendukung yang berkaitan dengan penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara dokumentasi,
observasi, dan wawancara.
No Data yang dibutuhkan Metode pengumpulan data Sumber
1 Dokumentasi Dengan dokumentasi saat Subjek internal
mendatangi para umkm (anggota
pedagang bakso Surabaya dan kelompok) dan
saat diskusi anggota eksternal (umkm
menjadikan bukti lebih pedagang bakso
autentik. Surabaya)
2 Observasi Dalam observasi bisa Umkm pedagang
mengetahui secara langsung bakso Surabaya
keadaan dan situasi para
umkm pedagang bakso
Surabaya
3 Wawancara Metode ini digunakan untuk Umkm pedagang
mengetahui atau menanyakan bakso Surabaya
lebih jelas serta detail
mengenai sesuatu yang
berkaitan dengan para umkm
pedagang bakso Surabaya
10
Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh
data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi
data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi yang diperoleh
dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang
dimaksud sumber data atau informan.
3.4.2 Transferability
Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian
kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil.
Pertanyaan yang berkaitan dengan nilai transfer sampai saat ini masih dapat
diterapkan/dipakai dalam situasi lain. Bagi peneliti nilai transfer sangat
bergantung pada si pemakai, sehingga ketika penelitian dapat digunakan dalam
konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda validitas nilai transfer
masih dapat dipertanggungjawabkan.
3.4.3 Confirmability
Objektivitas pengujian kualitatif disebut juga dengan uji confirmability
penelitian. Penelitian bisa dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah
disepakati oleh lebih banyak orang. Penelitian kualitatif uji confirmability
berarti menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah
dilakukan. Apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
confirmability. Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda
antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya
pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat
dipertanggungjawabkan.
Di dalam uji ini nantinya peneliti akan menguji kembali data yang
didapat tentang kewirausahaan dalam membangun & menumbuhkan
perekonomian UMKM Tas yang ada di Tanggulangin Sidoarjo. Prastowo
(2012: 276) menjelaskan bahwa ada empat teknik untuk melaksanakan uji
konfirmabilitas, yaitu: 1) meningkatkan ketekunan, 2) triangulasi sumber, 3)
diskusi teman sejawat, 4) menggunakan bahan referensi.
3.5 Teknik Analisis Data
Proses analisis di dalam peneliatian kualitatif sering merupakan bagian paling sulit.
Menurut H.B Sutopo (2002) yang mengutip pendapat Miles & Huberman (1984): “
terdapat tiga komponen utama yang harus benar-benar dipahami olehpeneliti yaitu (1)
reduksi data, (2) display data, (3) pengambilan keputusan atau verifikasi.
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan
proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data yang tersedia.
11
Menurut HB Sutopo (2002), “Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang
mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak
penting, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat
dilakukan”.
2) Sajian Data
Sebagai analisis kedua, sajian data merupakan rangkaian informasi, deskripsi
dalam bentuk narasi yang disusun secara logis dan sistematis yang mengacu pada
rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian. Sajian
data merupakan deskripsi mengenai kondisi rinci untuk menceritakan dan
menjawab setiap permasalahan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pemahaman atas gambaran fenomena yang ada pada obyek
penelitian.
3) Verifikasi / Penarikan Simpulan
Data yang diperoleh sejak awal penelitian sebenarnya sudah merupakan suatu
kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula belum jelas dan masih bersifat sementara,
kemudian meningkat sampai pada tahap kesimpulan yang mantap, yaitu
pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat karena telah melalui proses
analisa data.
12
BAB IV
14
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Lasmadiarta, M., 2011. Extreme Facebook Marketing for Giant Profits. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Lexy J., Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). PT Remaja
Rosdakarya, Bandung
15
LAMPIRAN-LAMPIRAN
16