Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEBAGAI


MEDIA PEMASARAN UMKM ”

DI SUSUN OLEH :
NAMA : USWATUN HASANAH
NIM : 01223060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
TAHUN 2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah Maha Pengasih karena atas berkat
rahmat dan karunia-nya. makalah ini terselesaikan tepat pada waktunya. Selawat beriring
salam tidak lupa pula kami sanjungkan kepangkuan Nabi Besar Muhammad Saw yang
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti
yang kita rasakan saat ini.

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah Untuk memenuhi tugas mata kuliah
system informasi Manajemen, dalam tugas ini tersaji tentang Ruang Lingkup Usahan
Mikro Kecil dan Menengah tugas ini di harapkan menambah pengetahuan dan wawasan
tentang pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menenga.

Semoga kerja keras penulis dapat membawa dampak positif bagi peningkatan belajar,
adapun keritik dan saran dari semua pihak yang sifat nya membangun untuk penyempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

Contents
Kata Pengantar.........................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
1.1. Tujuan permasalahan...............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................................3
2.1. Pengertian sistem informasi manajemen.................................................................................3
2.2. Potensi internet sebagai media pemasaran UMKM.................................................................4
2.3. Potensi e-commers sebagai media pemasaran UMKM...........................................................6
2.4. Potensi yang terkandung dalam UMKM.................................................................................7
2.5. Masalah dalam UMKM...........................................................................................................9
2.6. Pengaruh Internet, E- commerce, Potensi UMKM, terhadap Permasalahan UMKM..........11
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan............................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Sri Winarni (2006) pada umumnya, usaha kecil mempunyai ciri antara lain
sebagai berikut (1) Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum
perusahaan, (2) Aspek legalitas usaha lemah, (3) struktur organisasi bersifat sederhana
dengan pembagian kerja yang tidak baku, (4) Kebanyakan tidak mempunyai laporan
keuangan dan tidak melakukan pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan
perusahaan, (5) kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha, (6)
Sumber utaa modal usaha adalah modal pribadi, (7) Sumber Daya Manusia terbatas, (8)
Pemilik memiliki iktan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh kewajiban
perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah menjadi tulang punggung
perekonomian indonesia. Sejarah membuktikan, ketika terjadi krisis moneter 1998 banyak
usaha besar yang tumbang karena dihantam krisis tersebut, namun UMKM tetap eksis dan
menopang kelanjutan perekonomian indonesia. Tercatat, 96% UMKM di indonesia tetap
bertahan dari goncangan krisis. Hal yang sama juga terjadi di tahun 2008-2009. Ketika krisis
datang dan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, UMKM lagi-lagi menjadi
juru selamat ekonomi indonesia.
Dalam rangka pemberdayaan UMKM, keterlibatan stakeholder sangat menentukan
keberhasilannya. Sejauh ini keterlibataan stakeholder UMKM antara lain terdiri dari instansi
pemerintah, lembaga pendidikan, LSM, koperasi, perbankan, dan asosiasi usaha. Menurut
Karsidi dan Irianto (2005) keterlibatan yang ada masih sendiri-sendiri dan kurang integratif
antara stakeholder satu dengan yang lain.
SSejatinya perberdayaan UMKM merupakan gerakan sinergis antara berbagai pihak.
Namun pemerintah tetap memegang peran terbesar dalam upaya pemberdayaan tersebut.
Keterlibstsn pemerintah dalam memberdayakan UMKM telah ditur jelas dalam UU no 20
tahun 2008 tentang UMKM. Undang-undang ini membuat tentang ketentuan umum, asa,
prinsip dan tujuan pmberdayaan, kriteria, penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha,
pembiyaan dan penjaminan, kemitraan, dan koordinasi pemberdayaan, sanksi administrasi
dan ketentuan pidana.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja Potensi internet sebagai media pemasaran UMKM?
2. Apa saja Potensi E-commers sebagai media pemasaran UMKM?
1
3. Apa saja potensi yang terkandung dalam UMKM?
4. Apa yang menjadi masalah dalam UMKM?
5. Apa Pengaruh Internet, E-commerce, dan Potensi UMKM pada
permasalahan UMKM?

2
1.1. Tujuan permasalahan
1. Mengetahui potensi internet sebagai media pemasaran UMKM.
2. Mengetahui potensi e-commers sebagai media pemasaran UMKM.
3. Mengetahui potensi yaang terkandung dalam UMKM.
4. Mengetahui masalah yang ada dalam UMKM.
5. Mengetahui Pengaruh Internet, E-commerce, dan Potensi UMKM pada
permasalahan UMKM?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian sistem informasi manajemen


Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang
menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu
mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna
meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar
kriteria mutu yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para
pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub
unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya
mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang
mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk
laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi
digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka
membuat keputusan untuk memecahkan masalah.
Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya
ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang
membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus
berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari
kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari
pemerintah.
Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer
harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah
manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.
Pengembangan SIM canggih berbasis komputer memerlukan sejumlah orang
yang berketrampilan tinggi dan berpengalaman lama dan memerlukan partisipasi dari
para manajer organisasi. Banyak organisasi yang gagal membangun SIM karena
kurang organisasi yang wajar, kurangnya perencanaan yang memadai, kurang
personil yang handal, kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk keikutsertaan

4
para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya pengembangan sistem
dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Organisasi harus menyadari apabila mereka cukup realistis dalam keinginan
mereka, cermat dalam merancang dan menerapkan SIM agar sesuai keinginan serta
wajar dalam menentukan batas biaya dari titik manfaat yang akan diperoleh, maka
SIM yang dihasilkan akan memberikan keuntungan dan uang.
Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi
umum semua manajer dalam perusahaan atau dalam subunit organisasional
perusahaan. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan
output dari berbagai simulasi model matematika.

5
Pengetahuan tentang potensi kemampuan sistem informasi yang dikomputerisasi
akan memungkinkan seorang manajer secara sistematis menganalisis masing-masing
tugas organisasi dan menyesuaikannya dengan kemampuan komputer.
SIM secara khusus memiliki beberapa kemampuan teknis sesuai yang
direncanakan baginya. Secara kolektif kemampuan ini menyangkal pernyataan
bahwa komputer hanyalah mesin penjumlah atau kalkulator yang berkapasitas tinggi,
sebenarnya komputer tidak dapat mengerjakan sesuatu ia hanya mengerjakan lebih
cepat. Sistem informasi komputer dapat memiliki sejumlah kemampuan jauh diatas
sistem non komputer. Dan kemampuan ini telah merevolusikan proses manajemen
yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem yang telah ada. Beberapa
kemampuan teknis terpenting dalam sistem komputer yaitu : pemrosesan data base,
pemrosesan data tunggal, pemrosesan on-line atau real time, komunikasi data dan
switching pesan, pemasukan data jarak jauh dan up date file, pencarian records dan
analisis, pencarian file dan algoritme dan model keputusan serta otomatisasi kantor.

2.2. Potensi internet sebagai media pemasaran UMKM


Internet merupakan jaringan global komputer dunia, besar dan sangat luas sekali
dimana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara ke negara
lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi, mulai dari text, gambar,
audio, video, dan lainnya.Internet itu sendiri berasal dari kata Interconnection
Networking, yang berarti hubungan dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe
dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, salelit, dan lainnya.
Internet memberikan banyak sekali manfaat, ada yang bisa memberikan manfaat
baik dan buruk. Baik bila digunakan untuk pembelajaran informasi dan buruk bila
digunakan untuk hal yang berbau pornografi, informasi kekerasan, dan lain-lainnya yang
negatif.Internet ini memungkinkan pengguna komputer di seluruh dunia untuk saling
berkomunikasi dan berbagi informasi dengan cara saling mengirimkan email,
menghubungkan komputer satu ke ke komputer yang lain, mengirim dan menerima file
dalam bentuk text, audio, video, membahas topik tertentu pada newsgroup, website
social networking dan lain-lain.
Saat ini, internet sudah menjadi kebutuhan bagi masyrakat pada umumnya karena
dengan internet, mereka bisa mengakses dan menemukan segala informasi di seluruh
dunia dengan cepat dan mudah. Kebutuhan internet yang sangat penting sehingga
peningkatan jumlah pemakai internet setiap tahun yang selalu meningkat di seluruh
dunia. Populasi pengguna internet di dunia pada akhir tahun 2008 telah melewati angka 1
6
milyar pengguna. Perkembangan internet yang begitu cepat membuat angka populasi
pengguna internet di dunia meningkat dengan tajam. Negara dengan jumlah penduduk
yang besar seperti Cina dan India ikut ambil andil dalam kenaikan populasi pengguna
internet di dunia. Namun demikian, populasi pengguna internet di dunia hanya
mencapai 15 sampai 22 persen dari total penduduk dunia yang jumlahnya sekitar 6,75
milyar penduduk.
Tidak bisa dipungkiri, kita tidak bisa lepas dari dunia internet. Internet sangat
berperan dalam kehidupan manusia abad ini. Dengan adanya internet manusia
banyak terbantu, apalagi bagi mereka yang memiliki mobilitas yang tinggi.

7
2.3. Potensi e-commers sebagai media pemasaran UMKM
Implementasi e-commers menuntut pergeseran paradigma secara fudamental, dari
yang semula marketplace yang menekankan interaksi secara fisik antara penjual dan
pembeli menjadi market place yang mengandalkan transaksi elektronik. Dalam
traditional marketplace, lalu lintas informasi, produk / jasa, pembayaran, yang
bersifat fisik (location based). Denga kata lain, model bisnis yang berlaku adalah
geographic business model. Sebaliknya dalam dunia virtual market place, aliran
informasi produk, proses komunikasi antara produsen dan konsumen, distribusi
barang atau jasa dan transaksi berlangsung dalam dunia maya/virtual.
E-commrce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis
yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan komunitas tertentu melalui
transaksi elektronikdan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang
dilakukan secara eletronk. M.suyato (2003) mengatakan, E-commerce merupakan
konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasapada
world wide web internet (shim Qureshi, siegel, 2000) atau proses jual beli atau
pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi ermasuk internet
(Turban, Lec, King, Chung, 2000).
Membangun dan mengimplementasikan sebuah siste E-commerce bukanlah
merupakan sebuah proses atau program yang instant, namun merupakan suatu sistem
yang perlahan-lahan berkembng terus menerus sejalan dengan perkembangan
perusahaan. Tidak sedikit perusahaan-perusahaan besar memilih jalan evolusi dalam
memperkenalkan dan mengembangkan E-commerce di perusahaannya.
Mengimplementasikan sebuah sistem E-commerce tidak semudah atau sekedar
mempergunakan sebuah perangkat aplikasi baru, namun lebih kepada pengenalan
sebuah prosedur kerja baru.tentu saja petubahan yang ada akan mendatangkan
berbagi permasalahan, terutama yang berhubungan dengan bahaya kerja dan relasi
dengan rekanan maupun pelanggan (Fingar,2000) :
 Sistem E-commerce melibatkan arsitektur perangkat lunak dan perangkat
keras yang akan ada terus berkembang sejalan dengan kemajuan tekhnologi,
sehingga strategi pengembangan dan penerapannya pun akan berjalan seiring
dengan siklus hidup perusahaan
 Mengembangkan sistem E-commerce secara perlahan dan bertahap secara
tidak langsungmenurunkan tingginya resiko kegagalan mengimplementasikan
yang di hadapi perusahaan.
8
Di dalam perkembangannya, inisiatif-inisiatif baru akan terjadi, dan secara
natural akan kembali ke siklus analisa kesempatan bisnis e-commerce. Dalam
kerangka inilah evolusi secara perlahan-lahan akan terjadi dan e-commerce akan
berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Ada sejumlah alasan kenapa perusahaan memasang iklan di internet, alasan pertama
karena para penonton televisi mulai berpindah ke internet. Oleh karena itu media
iklan harus mengikutiny dengan asumsi bahwa tujuan periklanan manapun adalah
untuk menjangkau target audiensnya secara efektif dan efisien. Para pengiklan
mengakui bahwa mereka harus melakukan penyesuaian perencanaan pemasarannya
untuk terus mengejar peringkat umlah orang yang menghabiskan waktu di depan

9
komputer on line, karena biasanya dia meninggalkan mmedia yang lain. Alasan lain
mengapa media e-commerce berkembang demikian pesat adalah :
1. Iklan dapat di update setiap waktu denga biaya minimmal, oleh karena itu
ilan di internet selalu bisa tampil baru.
2. Iklan dapat menjangkau pembeli potensial dalam jumlah yang sangat besar
dalam hitungan global.
3. Iklan online kadang-kadang lebih murah dibandingkan iklan televisi, koran
atau radio.
4. Iklan pada e-commerce dapat secara efisien menggunakan konvergensi teks,
audio, grafik, dan animasi.
5. Manfaat internet sendiri sedang berkembang dengan pesat.
6. Iklan di internet dapat dibuat interaktif dan dibidikan ke kelompo-kelompok
tertentu atau perorangan.
Tujuan periklanan harus di tetapkan berdasarkan keputusan sebelumnya mengenai
pasar sasaran, penentuan posisi pasar dan bauran pemasaran. Perusahaan yang sudah
bonafit serta menerapkan teknologi yang ada sangat membutuhkan pemasaran yang
jaringannya luas. Maka cocok jika menggunakan e-commerce yang merupakan salah
satu sarana pemasaran yang jangkauannya luas bahkan sampai seluruh dunia.
Beberapa keunggulan e-commerce dapat dipegang oleh prusahaan yang tidak
memeksakan kekuatan potensialnyadenga memahami keunggulan perdagangannya
untuk konsumen maupun untuk dunia bisnis. Data dan fakta saat ini penggunaan
teknologi internet begitu pesat, saat ini sangat mendorong kemajuan dari e-
commerce. Hal ini juga terjadi pada pengguna di indonesia. Dengan dukungan dari
berbagai situs web jejaring sosial, blog, portal, forum, dll.

2.4. Potensi yang terkandung dalam UMKM


Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengalami peningkatan yang
sangat menggembirakan dikarenakan berhasil menyumbangkan 57% dari PDB (di
dukung oleh data BPS tahun 2006 - 2010) dimana UMKM meningkat bukan hanya
dari segi kuantitas melainkan tenaga kerja, modal serta asset mereka. UMKM juga
dikatakan usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau
krisis mereka tidak terkena dampak yang begitu menyedihkan. Hal tersebut dikarena
prinsip kemandirian yang dimiliki yang artinya mereka memiliki modal sendiri dan
tidak terlalu bergantung pada lembaga lain sehingga membuat mereka kokoh hingga
saat ini dan menjadi katup perekonomian negara.
10
Pencapaian yang sangat menggembirakn bagi UMKM kita tidak didapat hanya
dengan sekali mengedipkan mata. Banyak tantangan yang mereka harus lalui dan
banyak masalah yang harus mereka selesaikan baik secara modal, tenaga kerja,
kegiatan produksi dan hal lainnya. Sehingga apabila terdapat UMKM yang tidak siap
dan tak mampu menghindari atau mengatasi gejolak yang datang maka tidak
mustahil akan ada juga UMKM yang kolaps.
Berdasarkan masalah-maslah yang dialami oleh koperasi dan UMKM di
Indonesia penulis menganalisis dan memiliki strategi penyelesaian masalah-masalah
tersebut yang mereka alami agar tak terulang kembali dan terus meningkat baik

11
secara kuantitas maupun kualitas. Strategi yang penulis sarankan, baik bagi
pemerintah khususnya Menteri Koperasi dan UMKM, anggota serta pengurus
koperasi di seluruh Indonesia dan para owner UMKM di seluruh Indonesia untuk
agar memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan perekonomian Indonesia
melalui cara-cara berikut, diantaranya:
1. Penyediaan modal dan akses kepada sumber dan lembaga keuangan.
Ditambah dengan pemberian kemudahan (bukan berbelit-belit) dalam
mengurus administrasi untuk mendapatkan modal dari lembaga keuangan.
Dapat juga melalui pengefektifan dan pengefisienan program Kredit Usaha
Rakyat (KUR) yang telah disediakan oleh pemerintah sebelumnya.
2. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kompetensi SDM. Melalui pendidikan
dan pelatihan baik dilakukan oleh pemerintah maupun oleh koperasi atau
UMKM itu sendiri. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas SDM, mereka
perlu “dibangunkan” kembali mengapa mereka berada di koperasi, orang
yang masih konsisten berusaha mengembalikan mindset orang yang tidak
aktif agar mereka mau berorganisasi khususnya koperasi berdasarkan asas
dan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
3. Meningkatkan kemampuan pemasaran UMKM. Pemberian pendidikan
mengenai pemasaran atau dengan cara membuka/merekrut tenaga profesional
yang ahli dalam hal pemasaran.
4. Meningkatkan akses informasi usaha bagi UMKM.
5. Menjalin kemitraan yang saling menguntungkan antar pelaku usaha
(UMKM, Usaha Besar dan BUMN).
6. Melakukan/membuat program goes to goal, yaitu langsung ke tujuan atau
sasaran. Dilakukan dengan cara memberikan bantuan baik modal, konsep,
dan hal-hal yang dibutuhkan oleh koperasi dan UMKM atau dengan
membidik para individu yang memiliki jiwa enterpreneur dengan tetap
adanya prinsip prudensial dan adanya manager investasi (meminjam istilah
perbankan syariah dimana nasabah yang telah diberi pinjaman tetap terus
mendapat pengawasn atau layanan prima dalam pengolahan dana yang ).
Selama ini banyak orang ahli dalam bidang UMKM mengadakan seminar-
seminar demi meningkatnya kualitas dan kuantitas dari UMKM, namun
“efek” yang ada dari seminar tersebut tidaklah lama, hanya bertahan sebentar,
untuk itu lebih baik mereka mencari langsung terjun ke lapangan untuk
12
mencari orang-orang yang benar-benar serius di UMKMK dan jika dilihat
potensi usahanya bagus segera dipinjami dana dalam rangka
mengembangkan usahanya.
Sejatinya perkembangan UMKM di Indonesia cukup baik, jika ditinjau dari segi
jumlah unit usaha maupun jumlah tenaga kerja yang diserap oleh UMKM dalam
rangka mengurangi pengangguran. Data BPS (1994) menunjukkan jumlah pengusaha
kecil telah mencapai 34,316 juta orang yang meliputi 15,635 juta pengusaha kecil
mandiri (tanpa menggunakan tenaga kerja lain), 18,227 juta orang pengusaha kecil
yang menggunakan tenaga kerja anggota keluarga sendiri serta 54 ribu orang
pengusaha kecil yang memiliki tenaga kerja tetap.

13
2.5. Masalah dalam UMKM
Meskipun Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah menunjukkan peranannya
dalam perekonomian nasional, namun masih menghadapi berbagai hambatan dan
kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Sebagai usaha yang ruang
lingkup usahanya dan anggotanya adalah (umumnya) rakyat kecil dengan modal
terbatas dan kemampuan manajerial yang juga terbatas, UMKM sangat rentan
terhadap masalah-masalah perekonomian.
Perlu digaris bawahi bahwa lebih dan 51 juta usaha yang ada, atau lebih dan
99,9% pelaku usaha adalah Usaha Mikro dan Kecil, dengan skala usaha yang sulit
berkembang karena tidak mencapai skala usaha yang ekonomis. Dengan badan usaha
perorangan, kebanyakan usaha dikelola secara tertutup, dengan Legalitas usaha dan
administrasi kelembagaan yang sangat tidak memadai. Upaya pemberdayaan UMKM
makin rumit karena jumlah dan jangkauan UMKM demikian banyak dan luas,
terlebih bagi daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.
Kuncoro (2000) mengungkapkan ada beberapa kendala yang dialami oleh
UMKM dalam menjalankan usahanya. Kendala tersebut berupa tingkat kemampuan,
ketrampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran
dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumberdaya manusia ini
mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik.
Secara lebih spesifik, masalah dasar yang dihadapi pengusaha kecil adalah: Pertama,
kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar. Kedua,
kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh jalur
terhadap sumber-sumber permodalan. Ketiga, kelemahan di bidang organisasi dan
manajemen sumber daya manusia. Keempat, keterbatasan jaringan usaha kerjasama
antar pengusaha kecil (sistem informasi pemasaran). Kelima, iklim usaha yang
kurang kondusif, karena persaingan yang saling mematikan. Keenam, pembinaan
yang telah dilakukan masih kurang terpadu dan kurangnya kepercayaan serta
kepedulian masyarakat terhadap usaha kecil.
Kuncoro juga mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi pengusaha kecil
dapat dibagi dalam dua kategori: Pertama, bagi PK dengan omset kurang dari Rp 50
juta umumnya tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga kelangsungan
hidup usahanya. Bagi mereka, umumnya asal dapat berjualan dengan “aman” sudah

14
cukup. Mereka umumnya tidak membutuhkan modal yang besar untuk ekspansi
produksi; biasanya modal yang diperlukan sekedar membantu
kelancaran cashflow saja. Bisa dipahami bila kredit dari BPR-BPR, BKK, TPSP
(Tempat Pelayanan Simpan Pinjam-KUD) amat membantu modal kerja mereka.
Kedua, bagi PK dengan omset antara Rp 50 juta hingga Rp 1 milyar, tantangan
yang dihadapi jauh lebih kompleks. Umumnya mereka mulai memikirkan untuk
melakukan ekspansi usaha lebih lanjut. Berdasarkan pengamatan Pusat Konsultasi
Pengusaha Kecil UGM, urutan prioritas permasalahan yang dihadapi oleh PK jenis
ini adalah (Kuncoro, 1997): (1) Masalah belum dipunyainya sistem administrasi
keuangan dan manajemen yang baik karena belum dipisahkannya kepemilikan dan

15
pengelolaan perusahaan; (2) Masalah bagaimana menyusun proposal dan membuat
studi kelayakan untuk memperoleh pinjaman baik dari bank maupun modal ventura
karena kebanyakan PK mengeluh berbelitnya prosedur mendapatkan kredit, agunan
tidak memenuhi syarat, dan tingkat bunga dinilai terlalu tinggi; (3) Masalah
menyusun perencanaan bisnis karena persaingan dalam merebut pasar semakin ketat;
(4) Masalah akses terhadap teknologi terutama bila pasar dikuasai oleh
perusahaan/grup bisnis tertentu dan selera konsumen cepat berubah; (5) Masalah
memperoleh bahan baku terutama karena adanya persaingan yang ketat dalam
mendapatkan bahan baku, bahan baku berkulaitas rendah, dan tingginya harga bahan
baku; (6) Masalah perbaikan kualitas barang dan efisiensi terutama bagi yang sudah
menggarap pasar ekspor karena selera konsumen berubah cepat, pasar dikuasai
perusahaan tertentu, dan banyak barang pengganti; (7) Masalah tenaga kerja karena
sulit mendapatkan tenaga kerja yang terampil.
Hasil penelitian Schiffer-Weder (2001) dalam Rizali secara keseluruhan juga
memperkuat persepsi bahwa UKM menghadapi hambatan berusaha yang lebih besar
daripada UB. Bila dilihat dari persentasi jawaban responden, secara umum hambatan
utama dalam berusaha adalah sumber pembiayaan.
Sekitar 39% responden UKM menyatakan pembiayaan sebagai hambatan utama
dalam berusaha, sedangkan responden Usaha Besar (UB) yang menyatakan
pembiayaan sebagai sumber hambatan utama usaha sekitar 28%. Ini
mengindikasikan bahwa UKM memang lebih sulit memperoleh kredit dari sektor
keuangan formal dibandingkan dengan UB. Berbeda dengan UKM, pengelola UB
memandang ketidakstabilan kebijakan pemerintah sebagai hambatan utama dalam
berusaha, demikianlah pendapat 30% responden dari UB.
Tiga faktor selanjutnya yang menghambat dunia usaha adalah inflasi (35%
responden), ketidakstabilan kebijakan (34%), dan pajak dan peraturan pemerintah
(33,5%). Yang menarik sekitar 37% UKM menganggap aspek perpajakan dan
peraturan pemerintah sebagai hambatan utama berusaha dibandingkan dengan hanya
21% UB. Hal ini mengindikasikan bahwa UB lebih mudah menghindari pajak,
misalnya, dengan mengalihkan dan melaporkan keuntungannya ke daerah yang
tingkat pajaknya lebih rendah. Responden memandang nilai tukar (28%), korupsi
(28%), kejahatan jalanan (27%), dan kejahatan teroganisir (24,5%) sebagai faktor
lain yang menghambat kegiatan usaha.
Berdasarkan pengamatan dan penglaman dalam memberikan konsultasi atau

16
pendampingan, terdapat beberapa jenis kendala atau permasalahan yang sering
dikeluhkan oleh UMKM, yaitu:
1. Kualitas sumber daya manusia UMKM yang masih rendah serta minimnya
pengetahuan dan kompetensi kewirausahaan mengakibatkan rendahnya
produktivitas usaha dan tenaga kerja. Hal tersebut juga tampak pada
ketidakmampuan mereka dalam hal manajemen usaha, terutama dalam hal tata
tertib pencatatan / pembukuan.

17
2. Banyak UMKM yang belum memiliki badan hukum yang jelas. Sebagian
UMKM juga kurang memiliki pengetahuan tentang aspek legalitas dan perizinan,
termasuk persyaratan yang harus dipenuhi dan prosedur yang ditempuh dalam
proses pengurusannya.
3. Kurangnya inovasi produk. UMKM dinilai masih kurang menguasai teknologi,
manajemen, informasi dan pasar. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, UMKM memerlukan biaya yang relatif besar, apalagi jika dikelola
secara mandiri.
4. UMKM juga masih menghadapi kendala dalam hal akses modal dan pendanaan.
Akibatnya, UMKM kesulitan dalam meningkatkan kapasitas usahanya atau
mengembangkan produk-produk yang mampu bersaing. Sebagian besar UMKM
belum cukup tersentuh oleh pelayanan lembaga keuangan formal (bank).
Sehingga tidak sedikit dari UMKM terpaksa memanfaatkan jasa lembaga
keuangan mikro yang tradisional -meskipun dengan beban dan resiko yang cukup
memberatkan- demi mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.
5. Kurangnya tenaga pendamping di lapangan menyebabkan banyak UMKM yang
belum tersentuh layanan konsultasi dan pendampingan. Dengan demikian, sangat
dibutuhkan kehadiran lembaga pengembangan bisnis untuk memfasilitasi pelaku
UMKM dan memberikan layanan sesuai kebutuhan mereka.

2.6. Pengaruh Internet, E- commerce, Potensi UMKM, terhadap Permasalahan


UMKM
sektor perdagangan kelas UMKM berpotensi menjadi yang menerima manfaat
dari adanya media sosial karena menurut mereka media sosial adalah strategi
marketing yang paling efektif. Hal ini diperkuat dengan studi dari Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang menemukan bahwa 87%
pengguna Internet adalah pengguna media sosial. Survei lainnya yang dilakukan
oleh iDEA menunjukkan UMKM di Indonesia menggunakan media sosial seperti
Facebook (43%) dan Instagram (11%) sebagai media pemasaran.
Sebagai contoh, penggunaan Facebook memberikan efek positif
dalam menurunkan biaya untuk pemasaran dan layanan pengguna. Selain itu,
platform online juga membantu UMKM untuk berinteraksi dengan pelanggan,
promosi, dan membangun kesadaran merek.
Kehadiran e-commerce kini dianggap sebagai bantuan bagi para pelaku Usaha

18
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Dengan bantuan beragam
program inovatif, pelaku UMKM bisa memasarkan barang dagangannya lebih luas
lagi, bahkan ke pasar internasional secara efektif dan dengan performa yang
maksimal. Jadi tidak berlebihan rasanya jika e-commerce dikatakan sebagai salah

19
satu faktor kebangkitan UMKM Indonesia, sekaligus pertumbuhan ekonomi digital
di Indonesia.
Salah satunya adalah Shopee, platform e-commerce yang baru beroperasi selama
4 tahun di Indonesia telah memberikan dampak positif secara kepada masyarakat
Indonesia melalui program-program inovatifnya. Bahkan, Shopee menjadi salah satu
faktor pendukung dari industri ekonomi digital Indonesia.Faktanya, terdapat
beberapa manfaat untuk UMKM di Indonesia dari hadirnya e-commerce, yaitu
memudahkan para mereka untuk dapat berkomunikasi dengan calon konsumennya.
Komunikasi serta informasi yang jelas dari penjual, akan membuka peluang lebih
besar bagi pedagang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi.
Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia mendorong pemerintah
untuk membangun struktur ekonomi dengan mempertimbangkan keberadaan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Sektor ini telah terbukti memberikan
lapangan kerja dan memberikan kesempatan bagi UKM untuk berkembang di
masyarakat. Keberadaan UMKM tidak dapat diragukan karena terbukti mampu
bertahan dan menjadi penggerak ekonomi, terutama setelah krisis ekonomi. Di sisi
lain, UKM juga menghadapi banyak masalah, yaitu keterbatasan modal kerja, sumber
daya manusia yang rendah, dan kurang cakapnya penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Sudaryanto dan Hanim, 2002). Kendala lain yang dihadapi oleh UKM
adalah hubungan dengan prospek bisnis yang kurang jelas dan visi perencanaan dan
misi yang belum stabil. Pemberian informasi dan jaringan pasar, kemudahan akses
pendanaan dan pendampingan serta peningkatan kapasitas teknologi informasi
merupakan beberapa strategi peningkatan dayasaing UMKM Indonesia. Oleh karena
itu diperlukan sinergi semua pihak terutama antara pemerintah dan lembaga
keuangan mikro.
Maka untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan:
1. Pemerintah hendaknya menyediakan tenaga pendamping yang handal yang
memiliki kapasitas mampu menangani dan menyelesaikan setiap masalah
yang muncul pada UMKM, serta meningkatkan kapasitas pendamping
UMKM melalui perlatihan dan bimbingan berkesinambungan. Karena seiring
berjalannya waktu, akan semakin beragam pula tingkat kesulitan dan masalah
yang akan dihadapi di lapangan.
2. Dukungan dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk menyediakan program

20
khusus pemberdayaan UMKM dengan menyiapkan anggaran khusus untuk
memajukan UMKM, baik untuk UMKM itu sendiri, maupun untuk
kesejahteraan pendampingnya.
3. Di setiap daerah, perlu kiranya disediakan sebuah wadah pelayanan yang
maksimal untuk membantu UMKM agar dapat berkembang lebih baik lagi.
Sebuah wadah yang lebih dikenal dengan istilah SENTRA LAYANAN
UMKM sebagai pusat konsultasi dan pendampingan UMKM, yang bertujuan
untuk memfasilitasi UMKM yang mengalami kesulitan dalam memasarkan
produknya, juga sebagai pusat peningkatan kapasitas dan pemberdayaan
UMKM secara terpadu.

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia telah terbukti mampu
menjaga stabilitas ekonomi disaat krisis terjadi. Keberadaan UMKM di Indonesia
yang jumlahnya mencapai 99,99% dari total usaha di Indonesia telah menyerap
97,30% tenaga kerja di Indonesia. Keberadaan UMKM juga memberikan kontribusi
sebesar 57,12% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Namun UMKM juga memiliki berbagai hambatan dalam hal pengelolaan
usahanya. Masalah utama yang dihadapi oleh UMKM adalah permodalan. Menyusul
masalah lain adalah pengelolaan yang kurang profesional, kesulitan dalam
persaingan usaha yang pesat, rendahnya tingkat inovasi pelaku UMKM, kebijakan
pemerintah yang kurang pro UMKM, bahan baku sukar diperoleh, pasar yang cepat
berubah selera sehingga pemasaran menjadi sulit.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, peran pemerintah sangat diharapkan.
Undang-Undang telah memberi amanat kepada pemerintah untuk mengembangkan
dan memberdayakan UMKM. Sinergi antra pemerintah pusat dan daerah juga harus
diperhatikan guna menumbuhkembangkan iklim usaha yang kondusif bagi pelaku
UMKM. Beberapa program telah dilakukan pemerintah untuk melaksanakan
amanat Undang-Undang. Program GKN dan pemberian KUR mencadi contoh peran
pemerintah dalam upaya untuk menghasilkan UMKM yang berdaya dan mampu
bersaing dengan usaha lain.

3.1. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.Untuk
bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya
jelaskan tentang daftar pustaka makalah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Aeny, N., Ekhsan, M., & Tanjung, A. (2019).THE EFFECT OF SERVICE PRICE AND
QUALITY ON CUSTOMER SATISFACTION ONLINE TRANSPORTATION
SERVICES. Journal of Research in Business, Economics, and Education, 1(1), 3-10.

Ekhsan, M., Aeni, N., Parashakti, R., & Fahlevi, M. (2019, November). The Impact Of
Motivation, Work Satisfaction And Compensation On Employee's ProductivityIn Coal
Companies. In 2019 1st International Conference on Engineering and Management in
Industrial System (ICOEMIS 2019).Atlantis Press.

Ekhsan, M. (2019).THE INFLUENCE JOB SATISFACTION AND ORGANIZATIONAL


COMMITMENT ON EMPLOYEE TURNOVER INTENTION. Journal of Business,
Management, and Accounting, 1(1), 48-55.

Fahlevi, M., Saparudin, M., Maemunah, S., Irma, D., & Ekhsan, M. (2019).Cybercrime
Business Digital in Indonesia.In E3S Web of Conferences (Vol. 125, p. 21001).EDP
Sciences.

Fahlevi, M., Zuhri, S., Parashakti, R., & Ekhsan, M. (2019).LEADERSHIP STYLES OF
FOOD TRUCK BUSINESSES. Journal of Research in Business, Economics and
Management, 13(2), 2437-2442.

http://lembagalentera.wordpress.com/2012/12/11/kelemahan-dan-hambatan-koperasi-dan-
ukm-2/

http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/pdfprosiding2/fisip201240.pdf
http://yohkandjoek.blogspot.co.id/2014/10/peranan-pemerintah-dalam-pemberdayaan.html
http://www.kerjausaha.com/2013/01/mengenal-usaha-mikro-kecil-dan-menengah.html

23

Anda mungkin juga menyukai