Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Marketing Information System


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi
Manajemen

Dosen Pengampu:
Iwan Hermansyah., S.E., M.Si., Ak., CA., CFRM

Disusun Oleh:

Rila Sephia 223403089

Tri Yuliani 223403090

Silmi Azzahra 223403091

Indri Respiani 223403092

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI

i
2024

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat dan juga hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Marketing Information System” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan serta pengetahuan tentang
sistem informasi manajemen.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Iwan Hermansyah., S.E., M.Si.,
Ak., CA., CFRM selaku dosen pengampu mata kuliah Analisis Laporan Keuangan dan juga
kepada seluruh pihak yang telah ikut serta dalam mengerjakan makalah ini dengan begitu
baik.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini,
karena tentunya manusia bukanlah makhluk yang sempurna melainkan makhluk yang banyak
sekali kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk masa mendatang.

Tasikmalaya, 10 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Definisi Marketing Information System.........................................................................3
B. Evolusi Konsep Marketing Information System.............................................................6
C. Komponen Marketing Information System....................................................................7
D. Model Marketing Information System............................................................................8
E. Subsistem Marketing Information System....................................................................10
F. Bagaimana Manajer Menggunakan Marketing Information System............................22
G. Implementasi Sistem Informasi Pemasaran di Perusahaan..........................................23
BAB III PENUTUPAN............................................................................................................29
A. Kesimpulan...................................................................................................................29
B. Saran..............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................30

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 The Marketing Information System..........................................................................4


Gambar 2 Model Marketing Information System....................................................................10
Gambar 3 Subsistem Intelejen Pemasaran...............................................................................14
Gambar 4 Tahap Siklus Hidup Produk....................................................................................15
Gambar 5 Model Evaluasi Produk Baru..................................................................................16
Gambar 6 Gambar Arus Material, Uang, dan Informasi Melalui Saluran Distribusi..............18
Gambar 7 Model Bauran Teintegrasi BRANDAID.................................................................22

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Strategi pemasaran memainkan peran yang sangat penting dalam membantu
kesuksesan perusahaan dalam berbagai kegiatan industri diseluruh dunia.
Meningkatnya kepentingan tentang kepuasan konsumen, perbedaan dunia bisnis,
perubahan teknologi yang cepat, dan tantangan persaingan global menuntut efektivitas
strategi pemasaran untuk mempertahankan dan mengembangkan keunggulan bersaing
suatu perusahaan (Adhinugroho, 2002).

Manajemen informasi pemasaran dengan menggunakan teknologi informasi


telah menjadi salah satu elemen penting dari pemasaran yang efektif. Sistem
informasi menawarkan cara-cara baru untuk memperbaiki efisiensi internal
perusahaan, misalnya melalui pengumpulan dan berbagi pakai (sharing) informasi
pemasaran untuk meningkatkan citra perusahaan.

Saat ini, manajemen dihadapkan dengan tantangan yang berkesinabungan


dalam memperoleh informasi tentang pasar, persaingan, dan kinerja pemasaran. Agar
tetap kompetitif ditengah banyaknya pesaing ini, para pemimpin pemasaran harus
menemukan cara baru untuk mengatur informasi mengenai perubahan lingkungan
pasar dan pengaruhnya dalam pengambilan keputusan-keputusan informasi. Informasi
yang ada harus diatur dengan tujuan untuk memberikan panduan dalam membuat
keputusan (Jatmiko, n.d.).

Sistem informasi pemasaran yang terstruktur baik akan menciptakan


keunggulan yang kuat. Para pengambil keputusan mungkin memiliki keterampilan
hebat dan ingin memperoleh hasil yang luar biasa, tetapi segala usaha mereka akan
sia-sia tanpa informasi yang relevan dan tepat. Oleh karena itu, diperlukan suatu
strategi pemasaran yang tepat dalam menghadapi lingkungan yang semakin kompleks,
bermusuhan, dan penuh persaingan di masa perusahaan beroperasi.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam pembahasan
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari Marketing Information System?


2. Bagaimana evolusi konsep Marketing Information System?
3. Apa saja komponen dari Marketing Information System?
4. Bagaimana model Marketing Information System?
5. Apa saja subsistem dari Marketing Information System?
6. Bagaimana manajer menggunakan Marketing Information System?
7. Bagaimana implementasi Marketing Information System di perusahaan?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Marketing Information System;
2. Untuk mngetahui evolusi konsep Marketing Information System;
3. Untuk mengetahui komponen Marketing Information System;
4. Untuk mengetahui model Marketing Information System;
5. Untuk mengetahui subsistem Marketing Information System;
6. Untuk mengetahui bagaimana manajer menggunakan Marketing Information
System;
7. Untuk mengetahui implementasi Marketing Information System di perusahaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Marketing Information System


Setiap organisasi mempunyai prosedur-prosedur dalam memperoleh data yang
diperlukan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas sehari-hari dan membantu dalam
fungsi pengambilan keputusan. Saat ini, prosedur-prosedur ini telah dikembangkan ke
dalam sistem-sistem yang formal, yang berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, dan menyajikan data tersebut. Dengan adanya komputer mengakibatkan
meningkatnya kecenderungan tersebut di atas.
Menurut Stanton, eksekutif marketing harus berpandangan jauh kedepan dan
mengantisipasi perubahan-perubahan, meprediksi arah dan intensitas perubahan-
perubaan ini serta menyesuaikan program marketing perusahaan terhadap perubahan
ini. Untuk melaksanakan ini manajemen memerlukan berbagai informasi marketing
yang diperoleh dari sumber-sumber internal maupun eksternal perusahaan. Sehingga
timbul suatu konsep untuk mengintegrasikan berbagai data organisasi ke dalam suatu
sistem yang dirancang khusus melayani permintaan informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen organisasi. Sistem ini di dalam marketing dikenal sebagai Marketing
Information System (Munzir & Tri Anita, 2010)
.
Marketing Information System (MIS) merupakan suatu perangkat utama yang
digunakan manajemen dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, dan
salah satu komponen utama dari MIS adalah Marketing Research System. Konsep dari
Marketing Research System menunjukkan keterlibatan yang mendalam dari peranan
riset dalan proses manajemen marketing. Hal ini termasuk partisipasi aktif dari riset
dalam proses pengambilan keputusan, dengan penekanan pada penyajian informasi
yang akurat untuk fungsi perencanaan dan pengendalian serta bertujuan untuk
memperkecil kesalahan dalam pengambilan keputusan dan memperluas ruang lingkup
keputusan.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009) menyatakan bahwa:
“Sistem informasi pemasaran terdiri atas orang, peralatan, dan prosedur yang
ditujukan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan membagi-bagikan apa-apa yang
dibutuhkan, secara tepat waktu dan informasi akurat yang digunakan untuk
pengambilan keputusan bagi manajemen pemasaran (Kotler & Keller, 2009)
.

3
Disini, Philip Kotler membagi MIS dalam 4 sub-sistem yaitu: Internal Report
System didefinisikan sebagai sistem yang menghasilkan laporan-laporan intern
perusahaan yang menyaikan informasi tentang current sales, cost, inventories, cash
flows, dan accounts receivable and payable.
Kedua, Marketing Intelligence System diartikan sebagai berikut; Sistem
Intelijen Pemasaran sebagai sekumpulan sumber dan prosedur yang digunakan para
eksekutif untuk mendapatkan informasi sehari-hari mengenai perkembangan
lingkungan komersial.
Ketiga, Marketing Research System didefinisikan sebagai, Sistem Riset
Pemasaran adalah perancangan, pengumpulan, analisis, dan pelaporan data dan
temuan secara sistematis yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang
dihadapi perusahaan.
Keempat, Analytical Marketing System merupakan sistem yang terdiri atas
teknik-teknik dalam menganalisa data dan masalah-masalah marketing. Hubungan
antar sub-sub sistem ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1 The Marketing Information System

Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam


sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut. Sistem

4
informasi ini merupakan gabungan dari keputusan yg berkaitan yang di kenal dengan
4P dengan:
1. Produk (Product)
Produk yang dimaksud berhubungan bagaimana memuaskan keinginan
atau kebutuhan pelanggan. Produk dapat berupa fisik maupun jasa.
2. Tempat (Place)

Tempat berhubungan dengan suatu cara untuk memproduksi maupun


untuk mendistribusikan produk secara fisik kepada para pelanggan melalui
saluran distribusi.

3. Promosi (Promotion)
Promosi berkaitan dengan suatu cara untuk mendorong penjualan
produk, untuk memasarkan produk perusahaan yang sudah dikenalkan kepada
masyarakat luas maupun produk baru.
4. Harga (Price)
Harga berkaitan dengan elemen-elemen yang berkelanjutan dengan apa
yang dibayar oleh para pelanggan untuk mendapatkan sebuah produk
yang diinginkan.

Jika didefinisikan dalam arti yang luas, sistem informasi pemasaran adalah
kegiatan perseorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat hubungan
pertukaran yang memuasakan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan
pendistribusian promosi dan penentuan harga barang jasa dan gagasan.

Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam


sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut. Sistem
informasi ini merupakan gabungan dari keputusan yang berkaitan dengan produk
(product), tempat (place), promosi (promotion), dan harga (price) produk.
Di samping itu, sistem informasi pemasaran juga merupakan kumpulan dari
sub-sub yang saling berhubungan satu sama lain secara harmonis dengan tujuan untuk
mengolah data yang berkaitan dengan masalah pemasaran menjadi sistem informasi
pemasaran yang diperlukan oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam
rangka melaksanakan fungsinya.
Sistem informasi pemasaran merupakan suatu rancangan yang menekankan
pada tiga hal pokok berikut :

5
1. Sistem informasi pemasaran haruslah dilihat sebagai suatu sistem yang luas dan
bersifat fleksibel karena kegiatan-kegiatan pemasaran dari suatu perusahaan saling
berhubungan satu sama lain dan harus sesuai dengan perubahan lingkungan yang
ada;
2. Sistem tersebut haruslah berbentuk formal dan berkelanjutan. Dengan kata lain,
sistem tersebut harus dirancang dengan teliti sesuai dengan tujuan organisasi
tertentu yang ada sehingga system tersebut akan memenuhi kebutuhan para
pemimpin pemasaran untuk periode yang lebih panjang. Untuk mencapai hal ini
tujuan organisasi tertentu untuk sistem tersebut harus ditentukan dengan
pengetahuan atas pekerjaan para pemimpin pemasaran, dan perkembangan dari
system tersebut harus mempunyai komitmen dan dukungan luas dari organisasi;
3. Suatu sistem informasi pemasaran harus memberikan suatu susunan aliran
informasi yang relevan untuk memandu pembuatan keputusan pemasaran.
Informasi tersebut harus relevan dengan pembuatan keputusan pemasaran. Untuk
mencapai hal ini, system tersebut harus dirancang untuk melengkapi proses
pembuatan keputusan dari organisasi sementara itu juga memenuhi kebutuhan dan
harapan dari pemakai sistem tersebut.

B. Evolusi Konsep Marketing Information System


Pada tahun 1966 Profesor Philip Kotler dari Northwestern University
menggunakan istilah pusat saraf pemasaran (marketing nerve center) untuk
menggambarkan suatu unit baru di dalam pemasaran yang mengumpulkan dan
mengolah informasi pemasaran . Ia mengidentifikasi tiga jenis informasi pemasaran.
1. Intelijen Pemasaran (Marketing Intelligence) – informasi yang mengalir ke
perusahaan dari lingkungan.
2. Informasi Pemasaran Intern (Internal Marketing Information) – informasi yang
dikumpulkan di dalam perusahaan.
3. Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication) – informasi yang mengalir
keluar dari perusahaan ke lingkungan.
4. Sistem Informasi Pemasaran (Marketing Information System), atau MIS, sebagai
suatu sistem berbasis komputer yang bekerjasama dengan sistem informasi
fungsional lain untuk mendukung manajemen perusahaan dalam menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan pemasran produk perusahaan.

6
C. Komponen Marketing Information System
Marketing Information System mempunyai komponen yang sama dengan
sistem informasi secara umum, yaitu komponen-komponen input, model, output, dan
basis data. Perbedaan komponen-komponen ini antar sistem-sistem informasi lainnya
adalah konteks letak dari sistem informasinya. Misalnya untuk sistem informasi
pemasaran ini, maka komponen inputnya adalah input tentang data pemasaran dan
outputnya adalah laporan-laporan berisi informasi pemasaran. Sedangkan untuk
komponen teknologi dan kontrol lebih bersifat umum menurut (Jogiyanto, 2008)
dalam (UIN Suska Riau, 2012).
1. Komponen Input Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi
pemasaran perusahaan. Subsistem intelijen pemasaran mengumpulkan informasi
dari lingkungan yang berkaitan dengan operasi pemasaran. Data dari sistem
informasi pemasaran diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber internal dan
sumber eksternal. Sumber data pemasaran eksternal disebut juga dengan
marketing intelligent data. Data pemasaran eksternal berhubungan dengan data
pesaing, industri, aturan-aturan pemerintah. Data eksternal dapat di beli dari
pihak lain yang menjual basis data baik secara offline atau online atau dapat
dikumpulkan sendiri oleh perusahaan. Sumber data internal terdiri dari dua
bagian, yaitu data keuangan dan data non keuangan. Data keuangan sudah di
simpan di basis data akuntansi dalam sistem TPS dan tidak perlu dikumpulkan
lagi oleh sistem informasi pemasaran. Sistem informasi pemasaran selanjutnya
hanya cukup menggabungkan basis data akuntansi ke sistem ini.
2. Komponen Model Sistem Informasi Pemasaran
Model ini digunakan untuk menghasilkan informasi yang relevan yang sesuai
dengan kebutuhan pemakai sistemnya. Model merupakan cetakan yang
mengubah bentuk input menjadi output. Model di sistem informasi pemasaran
banyak digunakan untuk menghasilkan laporan keperluan anggaran operasi,
strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru, pemilihan lokasi fasilitas,
evaluasi penghapusan produk lama, penunjukan salesman, penentuan rute
pengiriman yang paling optimal, pemilihan media iklan yang paling efektif dan
untuk persetujuan kredit.

7
3. Komponen Basis Data Pemasaran
Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari database. Beberapa
data dalam database adalah unik bagi fungsi pemasaran, tapi banyak yang berbagi
dengan area fungsional. Basis data dibutuhkan untuk menghasilkan informasi-
informasi yang dibutuhkan oleh semua manajer pemasaran. Basis data ini
dibentuk dari input yang dimasukkan ke sistem informasi ini.
4. Komponen Ouput Pemasaran
Komponen output perusahaan meliputi subsistem produk, subsistem harga,
subsistem tempat, subsistem promosi, dan subsistem bauran integrasi. pihak
perusahaan harus selalu terbuka pada berbagai pilihan strategi pemasaran,
termasuk di dalamnya melakukan marketing mix. Tiap Subsistem output
menyediakan informasi tentang Subsistem itu sebagai bagian dari bauran
Subsistem produk menyediakan informasi tentang produk perusahaan. Subsistem
promosi menyediakan informasi tentang kegiatan periklanan perusahaan dan
penjualan langsung. Subsistem harga membantu manajer untuk membuat
keputusan harga.

D. Model Marketing Information System


Model merupakan cetakan yang merubah bentuk input menjadi output. Model
di sistem informasi pemasaran banyak digunakan untuk menghasilkan laporan
keperluan anggaran operasi, strategi penentuan harga produk, evaluasi produk baru,
pemilihan lokasi fasilitas, evaluasi penghapusan produk lama, penunjukan salesman,
penentuan rute pengiriman yang paling optimal, pemilihan media iklan yang paling
efektif dan untuk persetujuan kredit. Semua keputusan dibuat oleh manajer pemasaran
berkaitan dengan satu unsur campuran atau lebih. Karena unsur tersebut dapat dengan
baik mengkategorisasikan keputusan pemasaran, maka mereka dapat digunakan pula
untuk mengkategorisasikan aktivitas sistem informasi pemasaran secara baik. Tiap
bagian atau subsistem dari sistem informasi pemasaran dapat mendukung kelompok
keputusan tertentu. Model ini meliputi kombinasi subsistem-subsistem input dan
output yang dihubungkan dengan database (PUSPITAWATI & SI, 1991)
.
1. Subsistem Input
Sistem informasi pemasaran juga harus menyertakan subsistem input yang
memberikan data yang digunakan untuk menghasilkan informasi yang

8
diperlukan. Ketiga subsistem tersebut yaitu subsistem accounting internal (sistem
pemrosesan data) yang menghasilkan beberapa output informasi misalnya
statement income dan balance sheet, lalu subsistem intelegensi pemasaran yaitu
kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
pesaing, dan subsistem penelitian pemasaran yaitu studi mengenai konsumen
dengan mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan mereka dilakukan dengan
menghimpun data terkait berbagai aspek yang berkaitan dengan konsumen dan
calon konsumen. Bila ketiga subsistem input tersebut dimasukkan ke dalam unsur
atau campuran subsistem output maka sistem informasi pemasaran kaitannya
dengan sumber data inputnya, databasenya, dan informasi outputnya.
2. Subsistem output
Pada setiap subsistem output menyediakan informasi tentang subsistem ini
sebagai bagian dari bauran. Subsistem ini adalah seluruh perangkat lunak yang
mampu memberikan informasi kepada manajer terkait produk. output pemasaran
dari subsistem ini berupa:
a. Subsistem produk memberikan informasi mengenai produk yang akan
ditawarkan oleh perusahaan. Contoh output, deskripsi produk, spesifikasi
teknis, dan strategi pengembangan produk.
b. Subsistem tempat memberikan informasi mengenai jaringan distribusi
perusahaan atau cara produk sampai ke konsumen. Contoh output, rute
distribusi, saluran distribusi, dan strategi distribusi.
c. Subsistem promosi memberikan informasi mengenai pengiklanan
perusahaan dan penjualan langsung. Contoh output, rencana promosi,
kampanye iklan, dan efektivitas strategi promosi.
d. Subsistem harga membantu manajer untuk membuat keputusan mengenai
harga. Contoh output, skema harga, diskon, strategi penetapan harga, dan
analisis harga pesaing.
e. Subsistem bauran terintegrasi yang memungkinkan manajer untuk
mengembangkan strategi dengan mempertimbangkan dampak gabungan
dari elemen-elemen tersebut. Contoh output, strategi pemasaran terpadu,
rencana tindak lanjut, dan evaluasi kinerja keseluruhan.

Manajer memiliki fleksibilitas untuk menggunakan subsistem ini secara


terpisah atau menggabungkannya. Integrated-mix subsystem atau subsistem bauran

9
integrasi memungkinkan manajer mengembangkan strategi pemasaran dengan
menyatukan berbagai campuran unsur secara holistik. Saat menghadapi output dari
sistem, pihak manajemen akan memutuskan bahwa informasi tertentu memiliki
manfaat khusus dalam menyelesaikan masalah pemasaran. Dalam rangka ini, berbagai
perangkat lunak akan dikembangkan untuk menyediakan informasi terkait unsur
marketing mix dengan berbagai metode yang relevan. Berdasarkan uraian tersebut
dapat digambarkan model sistem informasi pemasaran sebagai berikut:
Gambar 2 Model Marketing Information System

E. Subsistem Marketing Information System


Menurut Mc.Leod (2001: 448) dalam (Fadilah, 2008) , sistem informasi
pemasaran dapat dibagi ke dalam tiga bagian yang terdiri dari subsistem input yaitu:
sistem informasi akuntansi, penelitian pemasaran, dan intelejen pemasaran”.
1. Sistem informasi akuntansi
Pemasaran berperan penting dalam sistem informasi akuntansi perusahaan
dengan menyediakan data pesanan penjualan. Wiraniaga memasukkan data dari
kantor pelanggan, dengan menggunakan laptop. Atau pegawai pesanan penjualan
di kantor pusat mungkin mengambil data pesanan melalui telepon atau surat, dan
memasukannya ke dalam terminal keyboard.
Menurut Mc. Leod (2001:451), bentuk data dalam sistem informasi
akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Data untuk persiapan periodik
Contoh klasik tentang bagaimana informasi pemasaran dapat
disediakan oleh sistem informasi akuntansi adalah analisis penjualan.
Analisis penjualan adalah penelitian tentang kegiatan penjualan
perusahaan dalam hal produk apa yang terjual, pelanggan yang mana
10
yang membeli produk tersebut, dan wiraniaga yang mana yang
menjualnya.
b. Data untuk persiapan laporan khusus
Sebagian besar data yang digunakan untuk menjawab data
base queries manajer berasal dari data yang disediakan oleh sistem
informasi akuntansi. Contohnya adalah laporan analisis penjualan.
c. Data untuk model matematika dan sistem pakar
Perusahaan menggunakan pricing model untuk memperkirakan
dampak perubahan harga terhadap profit. Semua informasi output dari
pricing model dihasilkan dari data yang disediakan sistem informasi
tersebut.

2. Subsistem Penelitian Pemasaran (Riset Pemasaran)

Menurut Kotler (2000:164) dalam (Fadilah, 2008), riset pemasaran adalah


perancangan, pengumpulan, analisa, dan pelaporan data yang sistematis dan
temuan-temuan yang relevan dengan situasi pemasaran tertentu yang dihadapi
perusahaan”. Selanjutnya menurut Mc. Leod (2001:452) penelitian pemasaran
dapat digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dan data primer.

Manajer pemasaran dapat melakukan penelitian pemasaran untuk


mengumpulkan segala jenis informasi, namun sebagian besar aktivitas
ditunjukkan pada pelanggan dan prospek. Pemasar menggunakan istilah
konsumen untuk menggambarkan kedua kelompok itu (Purwanto, 2020).

a. Data primer dan sekunder


Data primer adalah data yang dikumpulkan perusahaan. Sebagai
contoh, data yang dikumpulkan oleh wiraniaga perusahaan. Sedangkan,
data yang dikumpulkan oleh orang lain disebut sebagai data sekunder.
b. Mengumpulkan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan data sekunder

Beberapa data sekunder harus dibeli dan saling tersedia dalam


bentuk pita magnetik atau disket untuk memudahkan pemasukan ke dalam
sistem informasi berbasis komputer. Data sekunder lain seperti yang
terdapat di perpustakaan, dapat diperoleh secara cuma-cuma. Sistem
pengambilan informasi berbasis komputer, tersedia dibanyak perusahaan

11
serta mengurangi waktu pengumpulan. Daftar alamat surat (mailing lists)
adalah contoh lain data sekunder. Daftar ini tersedia dalam berbagai
bentuk, termasuk pita magnetik sedangkan pasar sangat terpilih, biasanya
dengan surat langsung (direct mail).

c. Mengumpulan Penelitian Pemasaran untuk mengumpulkan data primer

Data primer ini merupakan data yang langsung dikumpulkan oleh


perusahaan, biasanya dilakukan melalui survei. Suatu survei mencakup
wawancara terhadap sejumlah orang dengan pertanyaan yang sama melalui
baik melalui wawancara pribadi, telepon, atau surat. Pada survei ini,
jumlah responden relatif sedikit, misalnya hanya puluhan sampai dengan
ribuan.

Saat pertanyaan-pertanyaan diajukan pada sejumlah kecil orang,


mungkin hanya tiga atau empat teknik yang digunakan dalam wawancara
mendalam (in-depth interview). Waktu yang digunakan untuk wawancara
lebih lama daripada waktu yang digunakan oleh orang yang berpartisipasi
dalam survei. Juga penekanan wawancara mendalam adalah mendapatkan
penjelasan mengapa konsumen bertindak demikian. Ini bertolak belakang
dengan penekanan pada survei yaitu pada apa yang konsumen lakukan.

Teknik penelitian pemasaran yang ketiga adalah pengamatan


(observation), baik mengamati perilaku tertentu atau mencari bukti bahwa
hal itu terjadi. Pemasar juga menerapkan teknik pengujian terkendali
(controlled experiment) dari ilmu fisika dan perilaku, dan pasar nyata
maupun ruang kelas yang digunakan sebagai laboratorium.

d. Perangkat lunak penelitian pemasaran

Sampai beberapa tahun lalu hanya beberapa perusahaan besar yang


dapat melakukan riset pemasaran sendiri. Organisasi yang lebih kecil harus
bergantung pada organisasi penelitian pemasaran atau tidak
melakukannya. Sekarang, terdapat banyak perusahaan dan berbagai paket
perangkat lunak penelitian pemasaran yang tersedia. Paket-paket ini,
sebagian besar untuk komputer mikro. Melaksanakan berbagai jenis
aplikasi yang bervariasi dan membantu pewawancara telepon hingga

12
melakukan analisis statistik canggih. Ada juga paket yang menghasilkan
grafik dari penemuan riset. Peta berwarna merupakan cara yang populer
untuk menampilkan data riset yang berhubungan dengan area
perdagangan.

Walau perangkat lunak membuat riset pemasaran dapat dilakukan


oleh semua ukuran perusahaan, ini bukan merupakan kunci bagi penelitian
yang efektif. Kuncinya adalah keahlian yang digunakan untuk merancang
proyek penelitian dan menafsirkan penemuannya. Jika keahlian tidak ada
dalam perusahaan, keahlian itu dapat berasal dari konsultan, atau
perusahaan dapat mendaftarkan para pegawainya pada kursus penelitian
pemasaran.

Selain itu, perusahaan penelitian pemasaran sering melibatkan partisipasi


konsumen secara elektronik dalam pencatatan data dan penggunaan perangkat
lunak untuk penelitian pemasaran. Marketing research (penelitian pemasaran)
meliputi studi mengenai konsumen, yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan dan
keinginan mereka dan menentukan mengapa mereka membeli atau tidak membeli
produk perusahaan.

3. Subsistem Intelejen Pemasaran


Tiap area fungsional bertanggung jawab untuk menghubungkan perusahaan
dengan elemen - elemen tertentu dilingkungan. Pemasaran memiliki tanggung
jawab utama pada pelanggan dan pesaing. Seperti area fungsional lainnya,
pemasaran juga memiliki tanggung jawab pada pemerintah dan komunitas global.
Sistem informasi akuntansi mengumpulkan data pelanggan dan subsistem
intelejen pemasaran mengumpulkan data pesaing. Pemasaran tidak
bertanggungjawab untuk membuat arus keluar bagi pesaing tetapi membuat arus
masuk.
Istilah intelejen pemasaran membuat banyak orang membayangkan bahwa
perusahaan yang satu memata-matai perusahaan yang lain (spionase industri).
Pekerjaan tersamar ini berlangsung dalam dunia bisnis yang kompetitif, tapi
sedikit kejadian yang telah dipublikasikan. Perusahaan enggan untuk melaporkan
pencurian informasi berharga karena takut merusak citra perusahaannya. Dan
pelanggaran seperti itu sulit untuk dituntut oleh yang berwajib.

13
Sama sekali tidak beralasan untuk melanggar hukum guna mendapatkan
informasi karena informasi sangat mudah didapatkan secara legal. Intelejen
pemasaran mengacu pada berbagai kegiatan yang etis yang dapat digunakan untuk
mendapatakan informasi tentang pesaing. Istilah tersebut tidak mengacu pada
kegiatan yang tidak etik atau kotor.
Menurut Charles.et.al (2001:322), intelejen pemasaran adalah: Intelejen
pemasaran (marketing intelligence) adalah informasi sehari-hari mengenai
perkembangan dalam lingkungan dalam pemasaran yang digunakan manajer
untuk menyiapkan dan menyesuaikan rencana pemasaran. Adapun tugas-tugas
dasar Intelejen adalah:
a. Mengumpulkan data, terdiri dari data primer dan data sekunder;
b. Mengevaluasi data, baik data primer dan data sekunder diperiksa untuk
memastikan keakuratanya;
c. Menganalisis data, tujuannya mengubah data menjadi informasi;
d. Menyimpan informasi / intelejen;
e. Menyebar informasi / intelejen.

Gambar 3 Subsistem Intelejen Pemasaran


Data

Collect Evaluate Analize Store Intellegence Disseminate


Data Data Data Intelligence

Data
Intelligence

Sistem informasi pemasaran mengumpulkan data yang menjelaskan


transaksi pemasaran perusahaan. Subsistem intelejen pemasaran
mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan
operasi pemasaran. Subsistem peneliti pemasaran melakukan penelitian
khusus mengenai operasi pemasaran.

14
Selain subsistem input, terdapat juga subsistem output dalam marketing
information system. Menurut Mc. Leod (2001:448) adalah sebagai berikut: Tiap
subsistem outpout menyediakan informasi subsistem itu sebagai bagian dari bauran
(produk, tempat, promosi, dan harga) ditambah integrase keempatnya. Subsistem
tersebut akan diuraikan berikut:

1. Subsistem Produk
a. Siklus Hidup Produk
Produk merupakan unsur pertama yang dijelaskan dalam bauran
pemasaran. Perusahaan memutuskan untuk menyediakan suatu produk
untuk memenuhi kebutuhan pasar tertentu. Selanjutnya, unsur-unsur lain
(tempat, promosi, dan harga) akan diidentifikasi dan dijelaskan.
Tugas manajer pemasaran adalah mengembangkan strategi dan teknik
untuk tiap unsur dalam bauran pemasaran dan kemudian
mengintegrasikannya menjadi suatu rencana pemasaran yang menyeluruh.
Suatu kerangka kerja yang disebut siklus hidup produk mengarahkan
manajer dalam membuat keputusan-keputusan ini. Seperti namanya, siklus
hidup produk mulai dari pengenalan, perkembangan, dewasa, dan
penurunan.
Pada tahap-tahap ini, bersama dengan tiga periode waktu saat
subsistem produk membantu manajer pemasaran membuat keputusan-
keputusan berorientasi produk. Periode pertama mendahului perkenalan
produk, saat dibuat keputusan apakah akan mengembangkan dan
memasarkan produk. Periode kedua mencakup waktu saat berbagi strategi
perlu dipertimbangkan untuk membuat penjualan tetap berjalan. Periode
terakhir adalah selama terjadinya penurunan, saat penghapusan produk
merupakan suatu alternatif.
Beberapa teknik dikembangkan untuk informasi yang dibutuhkan
manajer untuk membuat keputusan berorientasi produk. Teknik yang
dibahas ini membantu manajer memutuskan apakah akan memperkenalkan
suatu produk. Subsistem produk terdiri dari teknik-teknik seperti ini.

Gambar 4 Tahap Siklus Hidup


Produk

15
b. Model evaluasi produk baru
Keputusan untuk mengembangkan produk baru harus dipertimbangkan
secara matang dan dengan dasar keuangan yang baik, serta dibuat oleh
eksekutif. Perusahaan yang memperkenalkan banyak produk baru,
mengembangkan suatu prosedur formal yang mempertimbangkan faktor-
faktor, seperti prosedur formal yang mempertimbangkan faktor-faktor,
seperti potensi tingkat keuntungan dan efisiensi penggunaan sumber daya.

Gambar 5 Model Evaluasi Produk Baru

Gambar di atas menunjukkan output dari model evaluasi produk baru.


Dalam contoh ini, calon produk baru dievaluasi dari segi produksinya
maupun pemasarannya. Produk baru yang dapat diterima adalah produk
yang cocok dengan kemampuan produksi dan pemasaran perusahaan.
Kriteria perusahaan untuk mempertimbangkan aspek produksi dari
calon produk di sebelah atas. Kriteria untuk aspek pemasaran tampak di
sebelah tengah. Untuk tiap kriteria produksi dan pemasaran, dimasukkan

16
faktor penimbang yang mencerminkan nilai pentingnya secara relatif.
Bagian tengah dari tabel terdiri dari berbagai peringkat yang diterima oleh
tiap kriteria, dari sangat baik sampai sangat buruk. Tiap peringkat
memiliki nilai, dari 10 untuk sangat baik sampai 2 untuk sangat buruk.
Dalam kolom di bawah tiap peringkat di daftarkan profitabilitas produk
baru mencapai nilai peringkat yang ditunjukkan tiap kriteria tertentu.
Misalnya, komite produk baru memutuskan bahwa profitabilitas
kinerja produk baru menjadi sangat baik dalam hal dampaknya terhadap
kapasitas pabrik adalah 0,2. Profitabilitas ini dikalikan dengan nilai 10
untuk peringkat sangat baik untuk menghasilkan nilai yang diharapkan
yaitu 2,0. Kolom kedua dari kanan berisi penjumlahan nilai yang
diharapkan untuk tiap kriteria, dan nilai itu dikalikan dengan bobot kriteria
yang sesuai untuk mendapatkan angka pada kolom sebelah kanan. Total
dari angka sebelah kanan menunjukkan nilai total sumber daya produksi
sebesar 6,52 untuk produk baru tersebut.
Pertimbangan pemasaran juga dievaluasi dengan cara yang sama. Lalu,
nilai penggunaan produksi dan pemasaran dikalikan dengan bobot masing-
masing yang terdapat di bagian bawah gambar, dan ditambahkan nilai
tertimbang. Total nilai 6,70 menggambarkan penggunaan sumber daya
produksi dan pemasaran untuk produk baru. Nilai yang serupa juga
dihitung untuk produk-produk lain yang sedang dipertimbangkan guna
membantu eksekutif membuat keputusan produk baru.
2. Subsistem Tempat
Berbagai saluran distribusi yang digunakan perusahaan untuk menyalurkan
produknya ke konsumen merupakan unsur tempat dalam bauran pemasaran
produk pertanian, misalnya sampai pada pasar swalayan melalui jaringan
perantara yang meliputi pedagang besar, pedagang perantara, dan penyalur.
Produk atau material bukan satu-satunya sumber daya yang mengalir melalui
saluran tersebut. Gambar di bawah menunjukkan sumber daya yang mengalir
melalui suatu saluran yang mencakup pemasok, perusahaan manufaktur, pedagang
besar pengecer, dan konsumen. Arus uang adalah kebalikannya, dan saluran
informasi menyediakan arus dua arah yang menghubungkan semua peserta.
Tiap anggota saluran harus mengetahui rincian arus produk sehubungan
dengan peran mereka dalam proses distribusi. Misalnya perusahaan manufaktur

17
harus mengetahui tingkat harga yang akan dibeli pedagang besar, tingkat harga
yang dibeli pengecer dari pedagang besar, dan tingkat harga yang akan dibeli
konsumen dari pengecer. Merupakan suatu kesalahan jika perusahaan manufaktur
terus memproduksi produk yang hanya akan mengumpulkan debu di rak-rak
pengecer.
Informasi yang mengalir dengan arah yang berlawanan dari arus material
disebut informasi umpan balik. Jika perusahaan manufaktur mengharapkan umpan
balik dari para anggota saluran, maka sesuatu harus ditawarkan sebagai
imbalannya, Mungkin kebutuhan ini hanya informasi istilah informasi umpan
maju menjelaskan arus informasi kepada konsumen, Informasi umpan maju dari
perusahaan manufaktur kepada pedagang besar dan pengecer dapat mencakup
pengumuman produk baru, alat bantu penjualan dan promosi, dan peramalan
permintaan. Informasi umpan maju kepada konsumen dapat berupa petunjuk
penggunaan, kiat keselamatan, dan garansi.
Suatu sistem saluran yang memungkinkan informasi mengalir bebas diantara
banyak perusahaan memberikan suatu keunggulan atas sistem saingan yang tidak
memiliki kemampuan itu. Perusahaan-perusahaan membangun hubungan
elektronik dengan organisasi lain, kemampuan yang disebut electronic data
interchange (EDI). EDI sangat baik untuk mencapai keunggulan kompetitif, dan
sistem konseptual yang menyebabkannya terjadi adalah subsistem tempat

Gambar 6 Gambar Arus Material, Uang, dan Informasi Melalui Saluran Distribusi
Pengambilan keputusan terhadap penentuan tempat yang sesuai dengan
pelemparan produk yang dihasilkan sangat menentukan tingkat penjualan produk.

18
Untuk itu, subsistem ini sangat vital keberadaannya. Berbagai saluran distribusi
yang digunakan perusahaan untuk menyalurkan produknya ke konsumen
merupakan unsur tempat dalam bauran pemasaran. Menurut Saladin (2003:153)
menjelaskan bahwa saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap
digunakan atau dikonsumsi.
3. Subsistem Promosi
Subsistem promosi berfungsi untuk melakukan analisis terhadap promosi yang
dilakukan untuk meningkatkan penjualan. Sangat sulit untuk menerapkan
komputer pada area promosi. Berbagai perusahaan telah melakukan analisis
penjualan sejak zaman punched-cards, tetapi laporan-laporan itu hanya
menyediakan gambaran masa lalu. Bahkan lebih sedikit yang dicapai dalam
periklanan karena sifat kreatifnya. Telah dilakukan sejumlah usaha, khususnya
oleh agen periklanan dan kalangan kaademikm untuk mengembangkan model
matematika yang digunakan dalam membuat keputusan media periklanan, tetap
tidak ada yang berhasil atau paling tidak bukan sukses yang dipublikasikan.
Satu area promosi tempat komputer dapat diterapkan adalah komunikasi
wiraniaga. Jika perusaaan ingin melengkapi tenaga penjulanya dengan cara
komunkasi yang fleksibel, hal ini dapat dicapai dengan komputer mikro portable.
Para wiraniaga membawa komputer portable saat mereka menjelajahi wilayahnya
dan menggunakannya untuk:
a. Menggali informasi pada database untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan konsumen tentang produk yang ingin dibeli (ketersediaan, harga,
biaya pengiriman, dan sebagianya;
b. Memasukkan data pesanan penjuualan ke dalam sistem entry pesanan;
c. Menyeakan laoran kunjungan yang mengihtisarkan tiap kunjungan
penjualan, memberkan siapa yang dihubungi, apa yang dbahas, apa tujuan
penjualan selanutnya dan sebagainya. Dengan mudah laporan panggilan
dapat dirancang sehingga memuat ruang untuk mencatat intelejen
persaingan. Kenyatanyya lapora dapat dirancang sehingga berbagai jenis
intelejen dapat dikumpulkan dar satu bulan ke bulan selanjuutnya
bervariasi dengan kegiatan kompetiitf.

19
Saat manajemen pemasaran memutruskan untuk menerpkan sistem
komunikasi elektronik tersebut, para wiraniaga perlu mengerti bagaimana
penjualan mereka akan meningkat. Misalnya, sistem dapat memberikan
wiraniaga:

a. Informasi tentang calon pelanggan baru;


b. Informasi tentang konsumen yang ada seperti pola historis dari pembelian
terdahulu;
c. Informasi tentang produk yang paling menguntungkan untuk di jual,
dengan mempertibangkan juga faktor-faktir seperti tingkat komisi, bonus,
dan kontes.

Semua informasi ini memungkinkan wiraniaga melakukan tugasnya


dengan lebih baik. Semua orang merasakan keuntungannya (wiraniaga
meingkatkan komisinya, perusahaan meningkatkan penjualannya, dan
konsumen menerima pelayana yang lebih baik.

4. Subsistem Harga
Area harga hampir mendekati area promosi dalam hal kesulitan dukungan
keputusan, tergantung dari kebijakan harga perusahaan
a. Penentuan harga berdasarkan biaya

Beberapa perusahaan menggunakan penentuan harga berdasarkan


biaya dengan menentukan biaya-biaya dan menambahkan mark-up uang
diinginkan. Pendekatan ini bersifat agak hati-hati. Perusahaan
mendapatkan untung yang diharapkan saat menjual barang-barang
tersebut, tetapi ada kemungkinan bahwa konsumen akan membayar lebih.

Jika perusahaan memiliki sistem informasi akuntansi yang baik,


ketersediaan data biaya yang akurat membuat tugas subsistem menjadi
mudah untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya.

b. Penentuan harga berdasarkan permintaan

Kebijakan harga yang kurang berhati-hati adalah penentuan harga


berdasarkan permintaan, yang menetapkan harga sesuai dengan nilai yang
ditempatkan oleh konsumen terhadap produk. Kunci pendekatan ini adalah
memperkirakan permintaan dengan tepat. Ini memerlukan pemahaman

20
yang baik tentang konsumen serta pasar, termasuk keadaaan ekonomi dan
persaingan.

Saat perusahaan mengikuti pendekatan penentuan harga


berorientasi permintaan, dukungan komputer dapat berupa model
matematika. Model ini memungkinkan manajer untuk memainkan
permainan ‘what if’ dalam menentukan tingkat harga yang
memaksimumkan profit tetapi tidak menaikkan intensitas kegiatan
persaingan.

Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk bagi produsen maupun
konsumen yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter. Subsistem harga
berfungsi untuk membantu menetapkan harga terhadap produk yang dihasilkan.
Area harga hampirmendekati area promosi dalam hal kesulitan dukungan
keputusan, tergantung dari kebijakan harga perusahaan. Di dalam proses
penetapan harga jual satuan produk, perusahaan hendaknya mengikuti prosedur
terdiri dari enam langkah pokok, yaitu memilih sasaran harga, menentukan
permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis pesaing, memilih metode harga,
dan memilih harga akhir.

Menurut BRANDAID dalam (Purwanto, 2020) terdapat tambahan subsistem


yakni sistem bauran terintegrasi. Subsistem bauran terintegrasi mendukung manajer saat
unsur-unsur bauran pemasaran dikombinasikan untuk membentuk strategi tertentu. Ini
dicapai dengan memproyeksikan berbagai kemungkinan hasil dari berbagai kombinasi.

Penjelasan tentang subsistem bauran terintergrasi dalam literatur jarang terdapat,


kenyataan yang mungkin lebih dikarenakan sukarnya tugas itu daripada keinginan
perusahaan untuk menjaga kerahasiannya. Model subsistem bauran terintegrasi yang
banyak dipublikasi oleh BRANDAID, yang dikembangkan oleh Pro. John D.C. Little dari
MIT.

BRANDAID mencakup beberapa submodel untuk periklanan, promosi, harga,


penjualan perorangan dan ditsribusi eceran. BRANDAID merangsang kegiatan
perusahaan manufaktur yang menjual ke konsumen melalui para pengecer dalam
lingkungan yang kompetitif. Lingkungan ini, termasuk berbagai elemen utama dan
pengaruh yang saling menghubungkannya ditunjukkan dalam gambar di bawah. Tanda
panah penuh menggambarkan berbagai pengaruh yang mengalir dari perusahaan

21
manufaktur, pengecer, pesaing, dan lingkungan bisnis tanda panah terputus-putus
menunjukkan tanggapana terhadap berbagai perngaruh tersebut

Gambar 7 Model Bauran Teintegrasi BRANDAID


Pendekatan dasar dari model ini adalah memperkirakan dampak dari berbagai
pengaruh pada penjualan perusahaan manufaktur. Pengaruh-pengaruh itu didaftarkan
disebelah tiap tanda panah penuh. Namun, model matematika tidak dapat menangani
kejadian yang tak terduga. Hal ini terjadi jika perusahaan yang menggunakan
BRANDAID dilanda pemogokan, lalu diikuti dengan tanggapan oenjualan yang baik dan
tak terduga atas paket baru.

Model subsistem bauran terintegrasi seperti BRANDAID dapat menjadi ala yang
ampuh daya tidak hanya bagi manajer pemasaran tapi juga bagi manajer-manajer lain
dlaam perusahaan.

F. Bagaimana Manajer Menggunakan Marketing Information System


Manajer pemasaran menggunkaan sistem informasi pemasaran untuk mempelajari
mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, untuk membuat keputusan yang
diperlukan untuk memformulasikan campuran pemasaran, dan menindak lanjuti sejauh

22
mana campuran ini diterima oleh konsumen. Dengan informasi feedback ini, keputusan
dpaat dibuat untuk memodifikasi, meningkatkan, dan menghapus produk.

Sistem informasi mempunyai beberapa fungsi yang dapat digunakan untuk


dijalankan oleh perusahaan. Fungsi sistem ini dapat mengindikasi manajemen dari sebuah
perushaan akan terbantu dalam kegiatan pemasaran, baik itu secara langsung ataupun
tidak langsung (https://www.uc.ac.id/, n.d.).

a. Memudahkan perusahaan dalam mengontrol perkembangan bisnis;


b. Memudahkan setiap sistem informasi yang dimiliki oleh perusahaan;
c. Mempercepat masuknya informasi ketika ada kesalahan pada data;
d. Mempermudah manajemen wkatu dalam hal menjalankan kegiatan
perusahaan, terutama dalam hal pemasaran;
e. Mengurangikemungkinan terjadinya kesalahan oleh pegawai perusahaan.

Manajer lain di dalam perusahaan dapat juga menggunakan sistem informasi


pemasaran. Kita telah melihat bahwa intelegensi persaingan merupakan minat perusahaan
secara keseluruhan, dan bahwa eksekutif memutuskan pemberlakuan harga terhadap
produk perusahaan. Walaupun nama sistem informasi fungsional menyatakan
kecenderungan untuk digunakan hanya oleh manajer pada bidang tertentu, namun output
informasinya dapat dimanfaatkan oleh manajer dan eksekutif yang lain pula.

G. Implementasi Sistem Informasi Pemasaran di Perusahaan


Sistem informasi pemasaran adalah sebuah sistem dari organisasi atau perusahaan
untuk menganalisis dan mengukur informasi pemasaran, mengumpulkan secara berulang
sumber informasi dari internal dan eksternal perusahaan. PT X Indonesia sebagai
pemegang merek susu bubuk formula menggunakan sistem informasi pemasaran untuk
menunjang kegiatan pemasaran perusahaan. Sesuai dengan alur sistem informasi
pemasaran menurut O’Brien et al. (1995), proses sistem informasi pemasaran di PT X
Indonesia mencakup bagian input, diproses dengan sebuah sistem, dan akhirnya output
yang berguna untuk penyusunan strategi (Arfianto, 2022).

PT X Indonesia menggunakan input yaitu data internal dan data eksternal. Data
internal dan eksternal terdiri atas berbagai sumber dan digunakan untuk proses analisis
dan pengolahan informasi. Sistem informasi pemasaran di PT X Indonesia mencakup
proses pengolahan informasi yang bersumber dari data internal dan data eksternal. Setelah

23
pengolahan informasi, akan ada output yang bentuknya kebijakan, rekomendasi program
pemasaran, dan informasi pemasaran untuk manajer dan tim pemasaran.

Salah satu input utama dalam proses sistem informasi pemasaran adalah data
internal. Data internal yang sudah diolah menjadi pertinbangan bagi manajer pemasaran
untuk membuat keputusan dan strategi yang berhubungan dengan bauran pemasaran. PT
X Indonesia mempunyai model bisnis yaitu secara penuh melakukan impor untuk seluruh
produk, dan tidak mempunyai fasilitas produksi di dalam negeri. Produk diimpor dari
Belanda. Lalu, produk akan diteruskan ke rekanan distributor utama.

Tiap proses dari alus produk termasuk ke dalam sumber internal dari PT X Indonesia;

1. Direct Sales
2. Internal Market Sales
3. Offtake
4. Rencana Program Promosi
5. New Target Group
6. Data medical
7. Costumer Relationship Management

Dalam sistem informasi pemasaran dibutuhkan data internal yang cukup untuk
diproses menjadi informasi yang berguna. PT X Indonesia mempunyai beberapa sumber
yang bisa digunakan sebagai data internal untuk di proses dalam sistem informasi
pemasaran.

Selain data internal, dalam melakukan proses sistem informasi pemasaran, PT X


Indonesia juga mengukur data eksternal untuk diolah menjadi informasi yang akan
membantu proses formulasi strategi. Data eksternal utama yang dipakai adalah:

1. Nielsen Retail Index

24
2. Market Intelligence
3. Data Makro Lainnya.

Komponen-komponen dari sistem informasi pemasaran di PT X Indonesia


mencakup manajemen pemasaran, proses pengolahan informasi, dan lingkungan
pemasaran. Ketiga komponen mempunyai beberapa indikator yang bisa dijadikan ukuran
penerapan sistem informasi pemasaran di PT X Indoensia. Dari komponen-komponen dan
indikator yang ada, PT X Indonesia sudah menerapkan sistem informasi pemasaran
dengan baik, walaupun masih ada ruang untuk peningkatan dan perbaikan. Dalam
implementasi sistem informais pemasaran pada komponen manajemen pemasaran, PT X
Indonesia telah menerapkan manajemen pemasaran dengan baik. Tahapan penerapan
sistem informasi pemasaran di perusahaan dimulai dari awal perencanaan sampai evaluasi
dari program dan strategi pemasaran. PT X Indonesia menerapkan konsep besar dari
regional dan diadaptasi sesuai pasar lokal. Lalu, proses sistem informasi pemasaran pada
komponen pemasaran juga mencakup permintaan dari konsumen, dengan cara
menganalisis data historis dari program pemasaran.

Peran manajer pemasaran dalam sistem informasi pemasaran di PT X Indonesia


adalah mengelola aktivitas, orang, dan vendor. Manajer membuat strategi dan program
pemasaran secara keseluruhan. Dalam kaitannya dengan data, manajer menyatukan
beberapa data untuk dianalisis dengan tujuan menghasilkan rencana pemasaran.
Perusahaan juga mempunyai data CRM yang dikelola untuk kebutuhan perusahaan. Riset
pemasaran merupakan sumber data yang penting untuk perusahaan. Riset pemasaran
mencakup data BHT dan data tentang konsumen dan industri susu bubuk formula.
Kegunaaan keseluruhan data internal bagi perusahaan adalah sebagai rekomendasi dan
evaluasi dari program-program pemasaran. Data internal juga berguna untuk melihat
hubungan dari program pemasaran dengan hasil penjualan, sehingga data internal
perusahaan bisa digunakan untuk membantu analisis operasional internal. Dengan kata
lain, data internal mempunyai peran sebagai mitigasi risiko dari strategi pemasaran.
Untuk mengatasi aktivitas pesaing dalam sistem informasi pemasaran, PT X Indonesia
melakukan marketing intelligence. Proses marketing intelligence yang paling utama
dilakukan oleh nutritionist consultant. NC memantau aktivitas pesaing di toko-toko
penjualan. Selain NC, marketing intelligence juga bisa didapat dari agensi media perihal
komunikasi, dan juga dari tim penjualan perusahaan di lapangan. Peran marketing
intelligence bagi perusahaan adalah membantu proses pemasaran. Marketing intelligence
membantu perusahaan dalam melakukan segmenting, targeting, dan positioning. Setiap
sumber data bertanggung jawab terhadap data yang dihasilkan. Setiap tim mempunyai
orang yang bertugas mengolah dan melakukan analisis data. Pada akhirnya, manajer dan
tim pemasaran akan menganalisis informasi dan membuat prioritas dari data yang sudah
terkumpul. Setelah data dianalisis dan diukur, data akan didistribusikan untuk keperluan
pembuatan keputusan pemasaran. Manajer dan tim pemasaran akan koordinasi dengan
sumber data dan meramu strategi pemasaran. Data yang ada dikumpul agar bisa diakses

25
oleh pihak yang relevan membutuhkan data. Setelah data dikumpulkan, akan ada rapat
koordinasi untuk berembuk dalam pembuatan strategi.
Selain PT X Indonesia, terdapat beberapa contoh perusahaan yang telah berhasil
mengimplementasikan Sistem Informasi Pemasaran (SIP) untuk mencapai kesuksesan
dalam berbagai aspek bisnis mereka:

1. Amazon

Salah satu E-Commerce besar, Amazon adalah salah satu contoh paling
menonjol tentang bagaimana SIM telah mendukung pertumbuhan perusahaan e-
commerce terbesar di dunia. Amazon menggunakan SIM untuk:

a. Analisis Data Pelanggan

Amazon mengumpulkan data tentang perilaku pembeli, seperti riwayat


pembelian, pencarian, dan preferensi produk. SIM mereka menganalisis data
ini untuk memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan secara mendalam.

b. Rekomendasi Produk

Dengan menggunakan algoritma cerdas, Amazon menyajikan


rekomendasi produk yang sangat personal kepada pelanggan. Ketika
pelanggan melihat produk tertentu, mereka diberikan rekomendasi produk
yang mungkin sesuai dengan minat mereka. Hal ini telah meningkatkan
konversi penjualan secara signifikan.

c. Manajemen Persediaan

Amazon menggunakan SIM untuk mengelola persediaan mereka


dengan efisien. Mereka dapat memantau permintaan produk secara real-time
dan mengatur persediaan berdasarkan data pemasaran yang mereka
kumpulkan.

d. Analisis Kinerja Produk

SIM Amazon juga membantu mereka untuk memantau kinerja produk


secara real-time, termasuk tingkat inventarisasi, penjualan, dan ulasan
pelanggan. Dengan informasi ini, mereka dapat mengambil tindakan cepat jika
ada masalah atau peluang.

2. Coca-Cola

26
Coca-Cola, perusahaan minuman terkenal, menggunakan SIM untuk
memantau dan mengelola reputasi merek mereka serta respon pelanggan terhadap
kampanye iklan mereka. Beberapa cara SIM digunakan oleh Coca-Cola adalah:

a. Analisis Sentimen Sosial Media

Perusahaan ini memonitor media sosial dan platform online lainnya


untuk memahami bagaimana konsumen merespons kampanye iklan dan
produk mereka. SIM membantu mereka menganalisis sentimen sosial media
dan mengidentifikasi tren opini pelanggan.

b. Pengukuran Efektivitas Kampanye

Coca-Cola dapat menggunakan SIM untuk mengukur sejauh mana


kampanye iklan mereka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini
memungkinkan mereka untuk menyesuaikan strategi iklan mereka secara real-
time jika diperlukan.

c. Pemahaman Tentang Pelanggan

Dengan SIM, Coca-Cola dapat mengumpulkan data tentang perilaku


konsumen, preferensi rasa, dan tren minuman. Informasi ini digunakan dalam
pengembangan produk baru dan dalam mengambil keputusan strategis
pemasaran.

3. Netflix

Netflix adalah contoh yang menarik dari perusahaan yang


menggunakan SIM untuk menghasilkan konten yang disesuaikan dengan
preferensi penonton. Beberapa cara SIM digunakan oleh Netflix adalah:

a. Analisis Big Data

Netflix mengumpulkan data besar dari penonton, seperti riwayat


penontonan, preferensi genre, dan waktu penontonan. Dengan menggunakan
SIM dan analisis big data, mereka dapat merancang program dan film yang
disesuaikan dengan preferensi penonton.

b. Rekomendasi Konten

27
Ketika pelanggan Netflix masuk ke platform, mereka diberikan
rekomendasi konten yang didasarkan pada sejarah penontonan mereka. Ini
memastikan bahwa pelanggan terus menemukan program yang menarik bagi
mereka.

c. Analisis Kinerja Konten

Netflix menggunakan SIM untuk memantau kinerja setiap konten yang


mereka tampilkan di platform mereka. Informasi ini digunakan dalam
pengambilan keputusan untuk perpanjangan seri atau produksi konten baru.

Contoh-contoh di atas menggambarkan bagaimana Sistem Informasi Pemasaran


dapat membantu perusahaan dalam menganalisis data, mengambil keputusan yang lebih
baik, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan merespons perubahan pasar dengan lebih
baik. Kesuksesan perusahaan-perusahaan ini adalah bukti nyata bahwa investasi dalam
SIP dapat membawa manfaat signifikan dalam dunia bisnis.

28
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Marketing Information System berguna bagi eksekutif marketing untuk
berpandangan jauh kedepan dan mengantisipasi perubahan-perubahan, memprediksi
arah dan intensitas perubahan-perubaan ini serta menyesuaikan program marketing
perusahaan terhadap perubahan. Marketing Information System (MIS) merupakan
suatu perangkat utama yang digunakan manajemen dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
Di samping itu, sistem informasi pemasaran juga merupakan kumpulan dari
sub-sub yang saling berhubungan satu sama lain secara harmonis dengan tujuan untuk
mengolah data yang berkaitan dengan masalah pemasaran menjadi sistem informasi
pemasaran yang diperlukan oleh manajemen untuk mengambil keputusan dalam
rangka melaksanakan fungsinya. Marketing Information System mempunyai
komponen yang sama dengan sistem informasi secara umum, yaitu komponen-
komponen input, model, output, basis data, teknologi dan kontrol.

Manajer pemasaran menggunakaan sistem informasi pemasaran untuk


mempelajari mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen, untuk membuat
keputusan yang diperlukan untuk memformulasikan campuran pemasaran, dan
menindak lanjuti sejauh mana campuran ini diterima oleh konsumen. Dengan
informasi feedback ini, keputusan dpaat dibuat untuk memodifikasi, meningkatkan,
dan menghapus produk.

B. Saran
Sistem informasi pemasaran memiliki peran yang penting dalam mendukung
keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan. Dengan kemajuan teknologi
informasi, implementasi sistem informasi pemasaran yang efektif dapat memberikan
keunggulan kompetitif yang signifikan. Oleh karena itu, disarankan agar perusahaan
terus mengembangkan dan memperbaharui sistem informasi pemasarannya sesuai
dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pasar. Serta kolaborasi antara
berbagai departemen seperti pemasaran, TI, dan manajemen sangat diperlukan dalam
mengoptimalkan kinerja sistem informasi pemasaran. Sinergi antar departemen akan
memastikan integrasi yang baik dan efisiensi dalam penggunaan sistem informasi
pemasaran.

29
Dengan demikian, kesuksesan dalam implementasi Sistem Informasi
Pemasaran tidak hanya bergantung pada teknologi yang digunakan tetapi juga pada
strategi pengelolaan dan pemanfaatannya secara holistik oleh seluruh organisasi.

30
DAFTAR PUSTAKA

Adhinugroho, H. (2002). SISTEM INFORMASI PEMASARAN DAN ENVIRONMENTAL SCANNING


PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS LAYANAN, KEUNGGULAN BERSAING DAN PERTUMBUHAN
PELANGGAN. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, 1.

Arfianto, L. (2022). Penerapan Sistem Informasi Pemasaran di Industri Susu Bubuk Formula Studi
Pada PT X. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Madani, 4.
Fadilah, S. (2008). ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN
DALAM MENUNJANG PENGEMBANGAN ACARA DI TVRI STASIUN JAWA BARAT
DAN BANTEN. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, 1.
https://www.uc.ac.id/. (n.d.). Fungsi, Jenis dan Model Pada Sistem Informasi Pemasaran.
Https://Www.Uc.Ac.Id/.
Jatmiko. (n.d.). SISTEM INFORMASI PEMASARAN DAN SISTEM INFORMASI SDM. In
SISTEM INFORMASI PEMASARAN DAN SISTEM INFORMASI SDM.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen Pemasaran.
Munzir, & Tri Anita. (2010). Marketing Information System (Mengenali Potensi Produk pada PT.
Wahana Astra Motor Cab. Pondok Pinang). Jurnal SOSIO E-KONS, II.
Purwanto, E. (2020). Sistem Informasi Pemasaran. In Sistem Informasi Pemasaran.
https://www.academia.edu/19026575/Sistem_Informasi_Pemasaran
PUSPITAWATI, S. L., & SI, M. (1991). Sistem Informasi Pemasaran Dan Produksi.
Elib.Unikom.Ac.Id.
UIN Suska Riau. (2012). Landasan Teori. 2005, 6–30.

31

Anda mungkin juga menyukai