Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Buku Ajar Kewirausahaan, Bagi Mahasiswa Refraksi
Optisi. Buku ini disusun untuk memenuhi kebutuhan materi pembelajaran
kewirausahaan baik secara teoritis maupun praktis. Buku ini merupakan
kumpulan bahan ajar dan pengalaman penulis selama menjalani program
S3 Pendidikan Teknologi dan Kejuruan di Universitas Negeri Padang dan
juga pengalaman memegang mata kuliah kewirausahaan di Program
Studi Refraksi Optisi pada Akademi Refraksi Optisi YLPTK Padang sejak
tahun 2013.
Penulisan buku ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan
dasar, komprehensif, dan praktis kepada pembaca dan pelaku bisnis yang
berminat mendalami kewirausahaan dan praktik manajemen bisnis. Setiap
bab buku membahas materi yang dilengkapi dengan soal-soal untuk
memudahkan dalam memahai materi.
Fokus pada peran dan pentingnya kewirausahaan sebagai sebuah
sumber energi dalam membangun dan mengelola bisnis dalam lingkungan
perubahan. Materi buku ini diawali dengan pemahaman konsep dasar
kewirausahaan, karakteristik dan ciri-ciri umum kewirausahaan, proses
kewirausahaan, fungsi dan model peran kewirausahaan, komunikasi dan
interpersonal, ide dan peluang dalam kewirausahaan, inovasi dan
kreativitas, merintis usaha baru dan model pengembangannya,
pengelolaan usaha dan strategi kewirausahaan, kompetensi inti dan
strategi bersaing dalam kewirausahaan, negosiasi dan kepuasan
pelanggan dan business plan.
i
Meskipun buku ini sudah dipersiapkan dalam waktu yang cukup
lama, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Kritik dan saran dari
pengguna yang sangat diharapkan oleh penulis demi perbaikan materi
buku di kemudian hari.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
BAB 1 Konsep Dasar Kewirausahaan .............................................. 1
1.1. Hakikat Kewirausahaan dan Wirausahawan ................... 1
1.2. Jiwa dan Sikap Kewirausahaan ..................................... 4
1.3. Fungsi dan Peran Wirausahawan .................................. 4
iii
BAB 6. Ide dan Peluang Dalam Kewirausahan ................................... 55
6.1. Ide Kewirausahaan ........................................................ 55
6.2. Sumber-Sumber Potensi Peluang .................................. 56
6.3. Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan .............. 57
iv
BAB I
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
1
kewirausahaan yaitu kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan
untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan
dengan keberanian untuk menghadapi risiko.
Kewirausahaan merupakan seorang manajer risiko (risk
manager) yang dengan kemampuan kreativitasnya bisa
mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik itu sumber
daya materil, kapasitas intelektual, maupun waktunya untuk
menghasilkan suatu produk atau usaha yang berguna bagi
dirinya dan bagi orang lain (Hendro, 2011: 28). Kewirausahaan
sebagai bidang bisnis, berusaha untuk memahami bagaimana
melihat kesempatan atau peluang untuk menciptakan sesuatu
yang baru (misalnya produk atau jasa baru, pasar baru, proses
produksi baru atau bahan baku, cara pengorganisasian
teknologi baru) yang dibuat oleh individu-individu tertentu yang
kemudian menggunakan berbagai cara untuk mengeksploitasi
atau mengembangkan usaha mereka, sehingga menghasilkan
berbagai macam usaha-usaha baru (Ganefri dan Hidayat, 2013:
4). Di lain pihak, Coulter (2003: 26) mendefinisikan
kewirausahaan yaitu: The process whereby an individual a
group of individuals uses organized effort to pursue
opportunities to create value and grow by full filing wants and
need through innovation and uniqueness, no matter what
resources the entrepreneur currently has.
Bedasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Intinya bahwa kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru melalui
berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan
peluang.
2
b. Hakikat Wirausahawan
Istilah wirausaha atau wirausahawan atau usahawan
muncul sebagai pengganti dari kata wiraswasta. Persepsi
tentang wirausaha sebenarnya sama dengan wiraswasta yang
merupakan padanan dari kata entrepreneur. Kata entrepreneur
sendiri merupakan alih bahasa dari entreprende (bahasa
Perancis) yang berarti bertanggung jawab. Menurut Steinhoff
dan Burgess (1993: 35) wirausaha adalah orang yang
mengorganisir, mengelola dan berani menanggung risiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
Pengertian wirausahawan lebih lengkap dinyatakan
Bygrave (1994: 1) adalah: Entrepreneur as the person who
destroys the existing economic order by introducing new
products and services, by creating new forms of organization, or
by exploiting new raw materials. Winardi (2003: 22)
mendefinisikan wirausahawan sebagai orang yang membuat
keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi
perusahaan bebas, yang sebagian mereka adalah pendorong
perubahan, inovator, kemajuan dan perekonomian yang akan
datang, orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk
mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Menurut Machfud dan Mahchfud (2004: 1) menjelaskan
tentang wirausahawan yaitu: inovator yang mampu
memnfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang
dapat dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan
memanfaatkan upaya, waktu, biaya, atau kecakapan dengan
tujuan mendapat keuntungan. Mereka adalah pembawa
perubahan dalam dunia bisnis yang tidak mudah menyerah
dalam berbagai kesulitan untuk mengejar keberhasilan usaha
yang dirintis secara terencana. Kegagalan tidak dipandang
sebagai akhir perjuangan, melainkan dianggap sebagai bahan
3
kajian yang harus dipelajari demi tercapainya target.
Wirausahawan merujuk kepada individu yang berhasil
mendirikan atau mengelola sesuatu jenis bisnis atau
perusahaan (Buang dan Murni, 2006: 29). Menurut Dirjen Dikti
(2013: 15) wirausahawan yaitu orang yang melihat adanya
peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk
memanfaatkan peluang tersebut.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
wirausahawan adalah seorang atau sekelompok orang
bertanggung jawab menyusun, mengelola dan menanggung
risiko kegagalan, dengan memanfaatkan dan mengubah
kesempatan menjadi ide yang dapat dijual.
4
penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang
baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi. Sebagai
perencana wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha
baru, merencanakan strategi usaha baru, merencanakan ide-ide
dan peluang dalam meraih sukses, menciptakan organisasi
perusahaan yang baru. Secara makro, peran wirausaha adalah
menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan dan kesempatan
kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian
suatu Negara.
5
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
6
BAB II
KARAKTERISTIK DAN CIRI-CIRI UMUM KEWIRAUSAHAAN
S = Seluruh relasi
pembentukan
= Kreatifitas
= Motivasi dan
inovasi
= Agresivitas
= Risk seeker
= Integritas
7
kepribadian
= Percaya diri
= Kompetensi
= Pemecahan
masalah
8
PRIBADI SOSIOLOGI ORGANISASI
Wirausahaan Komitmen Kelompok
Visi Pendidikan Strategi
Jaringan
Pemimpin Usia Struktur
Kelompok
Manajer Pengalaman Budaya
Orang tua
Pencapaian Ketidakpuas Produk
Keluarga
Locus of control an atas Kompetensi
Model peranan
Toleransi pekerjaan
Pengambilan resiko Kehilangan
pekerjaan
Nilai pribadi
LINGKUNGAN
Peluang Investor
Model Peranan Lembaga
Kreativitas Pembiayaan
Sumberdaya Pengacara
Inkubator Lembaga
Pesaing Swadaya
Pelanggan Masyarakat
Pemasok Asosiasi Bisnis
Kebijakan
Pemerintah
9
Gambar 2.2. Proses Karakter Wirausahawan
10
Ciri-ciri perwatakan wirausahawan menurut Buang dan Murni
(2006: 10) yaitu:
1) Bertanggung jawab
Wirausahawan mempunyai pribadi yang bertanggung
jawab secara pribadi kepada segala pekerjaan mereka, suka
mengendalikan sumber daya mereka sendiri dan menggunakan
sumberdaya tersebut untuk mencapai cita-cita atau impian
mereka yang juga telah ditetapkan sendiri.
2) Lebih menyukai resiko sederhana
Wirausahawan melihat sebuah bisnis dengan tingkat
pemahaman resiko pribadinya. Dengan cita-cita yang tinggi
bahkan terkesan bagi orang lain mustahil tercapai tetapi seorang
wirausahawan akan melihat situasi tersebut dengan sudut
pandang yang berbeda dan mempunyai keyakinan yang tinggi
untuk tercapai. Wirausahawan akan melihat peluang pada
daerah yang sesuai dengan pengetahuan, latar belakang dan
pengalamannya yang mendukung tingkat keberhasilan.
3) Keyakinan dengan kemauan sendiri untuk sukses
Seorang wirausahawan harus mempunyai keyakinan
yang tinggi atas kemampuannya untuk memastikan sukses,
optimis terhadap peluang tersebut. Penelitian dari Nasional
Federation of Independent Businesses (NFIB) mendapati bahwa
sepertiga dari wirausahawan menilai peluang mereka berhasil
100 persen. Dengan demikian tingkat optimis yang tinggi akan
menjelaskan mengapa kebanyakan wirausahawan yang berhasil
pernah gagal dalam bisnis, kadang-kadang lebih dari sekali
kemudian baru berhasil.
4) Keinginan dapat umpan balik langsung
Wirausahawan bekerja terus menerus tanpa mengenal
lelah untuk mencari pengukuhan dan mencari umpan balik dari
apa yang telah dilakukan.
11
5) Energik
Bila dibandingkan dengan orang kebanyakan
wirausahawan lebih energik dibanding orang biasa. Jam kerja
yang panjang dan kerja keras merupakan hal biasa dan faktor ini
akan sangat menentukan dalam mendirikan dan menjalankan
perusahaan.
6) Berorientasi kedepan
Wirausahawan memiliki indra yang kuat dalam mencari
peluang, mereka lebih banyak melihat masa depan dan tidak
banyak mempersoalkan apa yang dikerjakan kemarin. Bila
manajer tradisional memperhatikan pengelolaan sumber daya
yang ada, wirausahawan lebih tertarik mencari dan
memanfaatkan peluang.
7) Keterampilan mengelola organisasi
Membangun perusahaan dari nol dapat dibayangkan
seperti menghubungkan potongan-potongan sebuah gambar
yang besar. Para wirausahawan mengetahui cara
mengumpulkan orang-orang yang tepat untuk menyelesaikan
suatu tugas. Penggabungan orang dan pekerjaan secara efektif
memungkinkan para wirausahawan untuk mengubah pandangan
kedepan menjadi kenyataan.
8) Menilai prestasi lebih tinggi daripada uang
Banyak orang menilai bahwa seorang wirausahawan
terdorong melakukan aktivitasnya karena menghasilkan uang.
Persepsi ini tidak betul karena seorang wirausahawan lebih
mengutamakan prestasi sebagai motivasi, uang hanya sebagai
simbol prestasi.
9) Terlalu menginginkan peluang
Wirausahawan yang sukses selalu memikirkan
pencapaian tujuan. Bagi mereka, tujuan yang telah ditetapkan
datang dari kemampuan melihat dan mengambil peluang yang
12
terdapat di lingkungan. Peluang bisnis akan terbuka akibat
masalah yang ditimbulkan oleh orang lain, perubahan teknologi,
perubahan selera konsumen, perubahan hidup, perubahan
sikap, sumber-sumber alam yang belum dimanfaatkan.
10) Daya kreativitas dan fleksibilitas
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
permintaan pelanggan karena dunia sekarang senantiasa
berubah, kemampuan bertindak dengan cara fleksibel
memerlukan satu daya kreativitas yang tinggi. Wirausahawan
dengan pemikiran yang kreatif dapat menyelesaikan masalah
dengan logika. Kreativitas dimaksudkan sebagai kemampuan
mengembangkan ide baru dan mempunyai pandangan lain
terhadap sesuatu peluang dan masalah. Inovasi adalah
kemampuan mengaplikasikan penyelesaian kreatif terhadap
masalah dan peluang yang dapat memperkuat dan memperkaya
kehidupan manusia.
Menurut Scarborough dan Zimmerer (1993: 6-7)
karakteristik wirausaha yaitu:
a) Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab
atas usaha-usaha yang dilakukannya.
b) Preference for moderate risk, yaitu selalu menghindari risiko,
baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
c) Confidence in their ability to success, yaitu memiliki
kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
d) Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan
balik dengan segera.
e) High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras
untuk mewujudkan keinginannya untuk masa depan yang
lebih baik.
f) Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif
dan wawasan jauh ke depan.
13
g) Skill.at.organizing,.yaitu.memiliki.keterampilan.dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah.
h) Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai
prestasi daripada uang.
14
kerja keras dan ilmu, f. Memiliki tanggung jawab, ide dan perilaku
seorang wirausaha tidak terlepas dari tuntutan tanggung jawab,
oleh karena itu komitmen sangat diperlukan dalam pekerjaan
sehingga mampu melahirkan tanggung jawab. Indikator tanggung
jawab yaitu berdisiplin, penuh komitmen, bersungguh-sungguh,
jujur, berdedikasi tinggi dan konsisten, g. Memiliki kemandirian atau
ketidaktergantungan terhadap orang lain, tidak mengandalkan
orang lain, namun harus mengoptimalkan segala daya dan upaya
yang dimiliki sendiri, h. Memiliki keberanian menghadapi resiko,
semakin besar resiko yang dihadapi semakin besar kesempatan
untuk meraih keuntungan, i. Selalu mencari peluang, harus mampu
melihat sesuatu dalam perspektif atau dimensi yang berlainan pada
satu waktu, j. Memiliki jiwa kepemimpinan, kemampuan dan
semangat untuk mengembangkan orang-orang disekelilingnya, k.
Memiliki kemampuan manajerial, yang dilihat dari tiga kemampuan
yaitu kemampuan teknik, kemampuan pribadi/personal dan
kemampuan emosional.
15
pragmatik terkandung beberapa unsur diantaranya perencanaan,
prestasi, produktivitas, kemampuan, kecakapan, kreativitas,
kerjasama, dan kesempatan, sedangkan dalam nilai moralistik
terkandung unsur-unsur keyakinan, jaminan, martabat pribadi,
kehormatan dan ketaatan.Dalam kewirausahaan sistem nilai primer
pragmatik tersebut dapat dilihat dari watak, jiwa dan perilaku.
Penerapan masing-masing nilai sangat tergantung pada
fokus dan tujuan masing-masing wiausaha, dari beberapa ciri
diatas terdapat beberapa nilai hakiki penting dari kewirausahaan,
yaitu a. Percaya diri, kepercayaan diri merupakan suatu sikap dan
keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan,
dalam praktik sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan
keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan tugas
atau pekerjaan yang dihadapi, b. Berorientasi pada tugas dan hasil,
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah
orang-orang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja
keras, mempunyai dorongan kuat, energik dan berinisiatif, c
Keberanian mengambil resiko, Seorang wirausaha yang berani
mengambil resiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang
dan memenangkan dengan cara yang baik (Wirasasmita, 1994: 2)
d. Kepemimpinan, Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki
sikap kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan, selalu tampil
beda menjadi orang yang pertama dan lebih menonjol, e.
Berorientasi ke masa depan, memiliki pandangan jauh ke masa
depan, selalu berusaha untuk berkarya, f. Keorisinilan: kreativitas
dan inovasi, Wirausaha yang inovatif adalah orang-orang yang
kreatif dan yakin dengan cara-cara baru yang lebih baik.
16
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
17
BAB 3
PROSES KEWIRAUSAHAAN
18
kewirausahaan adalah locus of control, toleransi, pengambilan
resiko, nilai-nilai pribadi, pendidikan, pengalaman, usia, komitmen,
dan ketidakpuasan. Faktor pemicu yang berasal dari lingkungan
adalah peluang, model peran, aktivitas, pesaing, inkubator, sumber
daya dan kebijakan pemerintah, sedangkan faktor pemicu yang
berasal dari lingkungan sosial meliputi: keluarga, orang tua dan
jaringan kelompok. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan kewirausahaan adalah pesaing, pelanggan, pemasok
dan lembaga-lembaga keuangan yang akan membantu
pendanaan. Faktor yang berasal dari pribadi adalah komitmen, visi,
kepemimpinan dan kemampuan manajerial, sedangkan faktor yang
berasal dari organisasi adalah kelompok, struktur, budaya dan
strategi.Keberhasilan seseorang dalam berwirausaha adalah dapat
menggabungkan nilai, sifat utama (pola sikap) dan perilaku dengan
bekal pengetahuan, pengalaman dan keterampilan praktis.Jadi
pedoman pengharapan dan nilai, baik yang berasal dari pribadi
maupun kelompok berpengaruh dalam membentuk perilaku
kewirausahaan.
19
Pribadi Pribadi Sosiologi Pribadi Organisasi
- Pencapaian - Pengambil - Jariangan - Wirausahaw - Kelompok
locus of resiko kelompok an - Strtagei
control - Ketidakpuas - Orang tua - Pemimpin - Stuktur
- Toleransi an - Keluarga - Manajer - Budaya
- Pengambil - Pendidikan - Model - Komitmen - produk
resiko - Usia perana - Visi
- Nilai-nilai - Komitmen
pribadi
pendidikan
- pengalaman
20
3.3. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan
Berwirausaha
a. Penyebab keberhasilan berwirausaha
Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu: 1) Kemampuan dan kemauan,
orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak
kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak
memiliki kemampuan, 2) Tekad yang kuat dan kerja
keras, orang yang tidak memiliki tekad yang kuat tetapi
mau bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras
tetapi tidak memiliki tekad yang kuat, keduanya tidak
akan menjadi wirausaha sukses, 3) Mengenal peluang
yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada
kesempatan.
Dun Steinhoff & John F. Burgess mengemukakan
beberapa karakteristik yang diperlukan untuk mencapai
pengembangan keberhasilan berwirausaha sebagai
berikut: Untuk menjadi wirausaha yang sukses,
seseorang harus memiliki idea tau visi bisnis yang jelas
serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi risiko,
baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam
menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat
perencanaan usaha, mengoganisasikan dan
menjalankannya. Agar usaha tersebut berhasil, selain
harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya,
wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan,
baik dengan mitra usaha maupun semua pihak yang
terkait dengan kepentingan perusahaan.
21
Gambar 3.2. Langkah menuju kewirausahaan yang berhasil
(Suryan, 2011)
22
keberhasilan usaha, 6) Kurang pengawasan peralatan,
pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas, 7)
Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berusaha, sikap
yang setengah hati kemungkinan terjadinya kegagalan lebih
besar, 8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
kewirausahaan, keberhasilan dapat diperoleh seorang
wirausaha apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
23
Menjadi entrepreneursetelah ada peluang yang bagus, mitos ini
sering menghantui orang yang ingin menjadi entrepreneur.
Ingatlah bahwa peluas emas itu dicari bukan ditunggu. Peluang
yang terbaik itu berasal dari diri sendiri, bukan dari orang lain. d.
Entrepreneur yang sukses itu karena modal besar. Modal
memang diperlukan untuk memulai usaha, tetapi bukan modal
uang saja faktor satu-satunya. Modal hanya menentukan size
sebuah organisasi bisnis yang akan dimulai. e. Menjadi
entrepreneuritu karena bakat dan tidak bisa dipelajari. Ingatlah
bahwa menjadi seorang entrepreneuritu bisa dipelajari dan
dikembangkan, asalkan kita punya tekat yang kuat untuk
meraihnya dan mempunyai pedoman pengetahuan untuk
memulai dan menjalankan usaha dengan benar, entrepreneur
bisa karena bakat, namun itu bisa dibentuk.
24
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
25
BAB 4
FUNGSI DAN MODEL PERAN KEWIRAUSAHAAN
26
usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausaha yang bekerja
sama sebagai pemilik dan menjalankan usahannya bersama-sama.
27
cara yang baru dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan
usaha-usaha baru. Dalam melakukan fungsi mikronya, secara
umum wirausaha memiliki dua peran yaitu 1) Sebagai penentu,
wirausaha berperan dalam menentukan dan menciptakan produk
baru, teknologi baru, ide-ide baru dan organisasi usaha baru, 2)
Sebagai perencana, wirausaha berperan dalam merancang
perencanaan perusahaan, strategi perusahaan, ide-ide dalam
perusahaan dan organisasi perusahaan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila sesorang
mahasiswa ingin memulai usahaya yaitu: a)Pilih bidang usaha yang
diminati dan memiliki hasrat dan pengetahuan didalamnya, hal ini
sangat membantu bagi mahasiswa yang cenderung memiliki
keinginan yang tinggi sekaligus mudah jenuh, b) Perluas dan
perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan, seringkali tawaran-
tawaran peluang bisnis dan dukungan pengembangan bisnis
datang dari rekan-rekan didalam jaringan tersebut. c) Pilih keunikan
dan nilai unggul dalam produk, disini kina harus mencari celah atau
peluang pasar yang unik, menentukan posisi dalam persaingan
usaha d)Jaga kredibilitas dan brand image, jangan melupakan hal-
hal penting seperti nama baik, kredibilitas dan pandangan orang
terhadap produk/jasa e)Berhemat dalam operasional secara
terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja dan penambahan
investasi alat-alat produksi/jasa, selalu mempersiapkan hal-hal
yang tak terduga maupun merencanakan pengembangan usaha.
28
memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya akan kalah
dalam persaingan dan tidak akan mencapai banyak kemajuan.
Didalam persaingan global, semua sumber daya antar Negara akan
bergerak bebas melewati batas-batas yang ada. Hanya sumber
daya yang memiliki keunggulanlah yang dapat bertahan dalam
persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang
cepat disertai persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai
angkatan kerja yang kompetitif dan pengangguran bagi sumber
daya manusia yang tidak memiliki keunggulan dan daya saing yang
kuat.Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut diperlukan
sumber daya berkualitas yang dapat menciptakan berbagai
keunggulan, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan
kompetitif, diantaranya melalui proses kreatif dan inovatif
berwirausaha.Untuk dapat bersaing di pasar global sangat
diperlukan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi, yaitu barang
dan jasa yang memilikikeunggulan-keunggulan tertentu.Untuk
menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing tinggi
diperlukan tingkat efisiensi yang tinggi.Tingkat efisiensi yang tinggi
ditemukan oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi, yaitu
sumber daya manusia yang professional dan terampil yang dapat
menciptakan nilai tambah baru dan mampu menjawab tantangan
baru.
29
Gambar 4.1. Tantangan Utama Pengembangan Sumber Daya (Suryana,
2011)
30
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
31
BAB 5
KOMUNIKASI DAN PRESENTASI
5.1. Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
"communication"), secara etimologis atau menurut asal katanya
adalah dari bahasa Latin communicates, dan perkataan ini
bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makna
'berbagi' atau 'menjadi milik bersama' yaitu suatu usaha yang
memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan
makna.Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, balk langsung secara
lisan maupun tidak langsung melalui media; proses penyampaian
bentuk interaksi gagasan kepada orang lain dan proses penciptaan
arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan, baik sengaja
maupun tidak disengaja.
Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh
banyak orang, yaitu jumlahnya sebanyak orang yang yan
mendefinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis
pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu
pada tindakan, oleh sate orang atau lebih, yang mengirim dan
menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi
dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu dan
ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Gambar 5.1. menjelaskan apa yang dapat kita namakan
model universal komunikasi yang mengandung unsur-unsur dalam
setiap tindakan komunikasi, terlepas dari apakah hal itu bersifat
intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau
komunikasi massa.
32
Gambar 5.1. Model Komunikasi (Berelson, 1968) dalam Dirjen
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan
Tinggi (2013).
1. Komponen Komunikasi
a. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya
memiliki 3 (tiga) dimensi di antaranya:
1) Fisik, adalah ruang di mana komunikasi berlangsung nyata
atau berwujud.
2) Sosial-psikologis, misalnya tata hubungan status di antara
pihak yang terlibat, peran yang dijalankan orang dan aturan
budaya masyarakat di mana orang-orang berkomunikasi.
Lingkungan atau konteks ini mencakup rasa persahabatan
atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau
senda gurau.
3) Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam,
hari, atau sejarah di mana komunikasi berlangsung.
33
Ketiga (3) dimensi lingkungan ini saling berinteraksi; yaitu
masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain.
Sebagai contoh, terlambat memenuhi janji dengan seseorang
(dimensi temporal), dapat mengakibatkan berubahnya suasana
persahabatan- permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang
kemudian dapat menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan
pemilihan rumah makan untuk makan malam (dimensi fisik).
Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan banyak
perubahan lain. sehingga proses komunikasi tidak pernah
statis.
b. Sumber-Penerima
Kita menggunakan istilah sumber (komunikator)-
penerima (komunikan) sebagai satu kesatuan yang tak
terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang
terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara),
sekaligus penerima (atau pendengar). Anda mengirimkan
pesan ketika anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat
tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan,
membaca, membaui, dan sebagainya.
Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima
pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (mendengar diri
sendiri, merasakan gerakan sendiri, dan melihat banyak isyarat
tubuh sendiri) serta anda menerima pesan dari orang lain
(secara visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui
rabaan dan penciuman). Ketika anda berbicara dengan orang
lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan
(untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati,
persetujuan, dan sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-
isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.
34
a. Enkoding-Dekoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan
menghasilkan pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai
enkoding (encoding atau penyandian). Dengan menuangkan
gagasan- gagasan kita ke dalam gelombang suara atau ke atas
selembar kertas, maka kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi
ke dalam kode tertentu.Kita menamai tindakan menerima pesan
(misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai dekoding
(decoding atau pemecahan sandi). Dengan menerjemahkan
gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi
gagasan, sehingga dapat diuraikan kode tadi. Jadi, anda
melakukan dekoding.Oleh karenanya, kita menamai pembicara
atau penulis sebagai enkoder (encoder) dan pendengar atau
pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya sumber
penerima, kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu
kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda
menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda
berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari
pendengar (dekoding).
b. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan
seseorang untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan
Cupach (1989) dalam Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Pendidikan Tinggi (2013). Kompetensi ini mencakup hal-hal
seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam
mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan
komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin
layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan
tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan
35
lingkungan yang lain). Pengetahuan tentang tatacara perilaku
nonverbal (misalnya, kepatutan sentuhan, suara yang keras,
kedekatan fisik) merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
c. Pesan
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk.
Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu
atau kombinasi tertentu dari panca indra. Walaupun kita
menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau
tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga
berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata atau isyarat, gerak
dan mimik). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti
juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan
kepala, menyisir rambut, duduk dan tersenyum. Pendeknya,
segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan komunikasi.
d. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan.
Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu
saluran, yaitu umumnya kita menggunakan dua, tiga, atau empat
saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam
interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran
suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima
isyarat ini secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan
dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori). Seringkali kita saling
menyentuh, inipun merupakan komunikasi (saluran taktil).
e. Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke
sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau
dari orang lain. Dalam diagram universal komunikasi tanda
36
panah dari satu sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain
dalam kedua arah adalah umpan batik. Bila anda menyampaikan
pesan, misainya dengan cara berbicara kepada orang lain anda
juga mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima
umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa yang
anda katakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa
yang anda tulis.
f. Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi
yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima
dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan.
Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi, hal ini
membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang
diterima.Gangguan ini dapat berupa gangguan fisik (ada orang
lain berbicara), psikologis (pemikiran yang sudah ada di kepala
kita), atau semantik (salah mengartikan makna). Tabel 1
menyajikan ketiga macam gangguan ini secara lebih rinci
37
Tabel 5.1. Jenis Gangguan Komunikasi
Macam Definsi Contoh
Fisik Interferensi dengan transmisi Desingan mobil yang lewat,
fisik isyarat atau pesan lain. dengungan komputer,
kacamata.
Psikologis Interferensi kognitif atau Prasangka dan bias pada
mental. sumber penerima, pikiran
yang sempit.
Semantik Pembicaraan dan pendengar Orang berbicara dengan
memberi arti yang berlainan. bahasa yang berbeda,
menggunakan jargon atau
istilah terlalu rumit yang tidak
dipahami pendengar.
Sumber. Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi
(2013).
38
Dari paparan tersebut, terlihat bahwa komunikasi dapat
menciptakan rasa pemahaman, tingkat penerimaan dan motivasi,
terutama untuk menjawab hal terkait Who says, What, in Which
channel, to Whom dan in Which effect.
39
situasi dan konteks, kita terbuka dengan informasi baru dan kita
menyadari bahwa ada banyak perspektif tidak hanya satu
persepektif di kehidupan manusia.
3. Komunikasi adalah vital untuk suatu kedudukan/posisi efektif.
Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan
memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi,
mengembangkan strategi komunikasi efektif, memerlukan
kerjasama antara satu dengan yang lain dan dapat menerima
atas kehadiran ide-ide efektif melalui saluran saluran komunikasi.
Untuk mencapai kesuksesan dari suatu kedudukan/posisi
tertentu dalam mencapai kompetensi komunikasi antara lain
melalui kemampuan secara personal dan sikap, kemampuan
interpersonal, kemampuan dalam melakukan komunikasi oral
dan tulisan, serta lain sebagainya.
4. Suatu pendidikan tinggi tidak menjamin kompetensi komunikasi
yang baik.
Kadang-kadang kita menganggap bahwa komunikasi itu
hanyalah suatu yang bersifat common sense dan setiap orang
pasti mengetahui bagaimana berkomunikasi. Padahal
sesungguhnya banyak yang tidak memilki keterampilan
berkomunikasi yang baik, karena ternyata banyak pesan-pesan
dalam komunikasi manusia itu yang disampaikan tidak hanya
dalam bentuk verbal, tetapi nonverbal, ada keterampilan
komunikasi dalam bentuk tulisan dan oral, ada ketrampilan
berkomunikasi secara interpersonal, ataupun secara kelompok,
sehingga kita dapat berkolaborasi sebagai anggota dengan baik,
dan lain-lain. Kadang-kadang kita juga mengalami kegagalan
dalam berkomunikasi. banyak yang berpendidikan tinggi, tetapi
tidak memilki keterampilan berkomunikasi secara baik dan
memadai sehingga mengakibatkan kegagalan dalam berinteraksi
dengan manusia lainnya, maka komunikasi itu perlu.kita pelajari.
40
a. Komunikasi adalah populer
Komunikasi adalah suatu bidang yang dikatakan
sebagai populer. Banyak bidangbidang komunikasi modern
sekarang ini yang memfokuskan pada studi tentang pesan, ada
juga tentang hubungan antara komunikasi dengan bidang
profesional lainnya, termasuk hukum, bisnis, informasi,
pendidikan, ilmu komputer, dan lain-lain. Saat ini komunikasi
sebagai ilmu sosial/perilaku dan suatu seni yang diaplikasikan.
Disiplin ini bersifat multidisiplin, berkaitan dengan ilmu-ilmu lain
seperti psikologi, sosiologi, antroplogi, politik, dan lain
sebagainya.
41
mempertimbangkan bagaimana pihak lain bereaksi. Pesan yang
kita sampaikan seringkali terlalu berorientasi kepada diri sendiri,
sehingga apa yang terjadi dengan pihak lain menjadi sesuatu
yang terabaikan. Dalam organisasi, ada 2 (dua) komunikasi yang
terjadi, yaitu komunikasi organisasi secara makro dan secara
mikro. Komunikasi makro terjadi antara organisasi tersebut
dengan lingkungannya, atau dengan organisasi lainnya.
Komunikasi mikro terjadi di dalam organisasi, yaitu komunikasi
yang terjadi diantara para anggota organisasi, antara atasan dan
bawahan, antar para pemimpin, dan antar kelompok kerja atau
antar divisi. Jadi, komunikasi organisasi secara mikro merupakan
komunikasi interpersonal di dalam organisasi.
Dalam konteks organisasi dikenal proses komunikasi dua
arah, yaitu (1) pemberi pesan media penerima pesan, dan
(2) pemberi pesan media penerima pesan. Bila hanya
salah satu yang terjadi (no.(1) atau no.(2)), dikatakan terjadi
komunikasi satu arah. Media disini berupa gerak atau pesan itu
sendiri dan pesan sebagai dialog.
c. Komunikasi formal dan informal
Komunikasi formal ialah komunikasi resmi yang
menempuh jaringan organisasi struktur formal dimana,
informasi ini tampaknya mengalir dengan arah yang tidak
dapat diduga dan jaringannya digolongkan sebagai
selentingan. Informasi yang mengalir sepanjang jaringan
kerja selentingan terlihat berubah-ubah dan tersembunyi.
Komunikasi informal ialah komunikasi yang
menempuh saluran yang sering disebut "selentingan", yaitu
suatu jaringan yang biasanya jauh lebih cepat dibandingkan
dengan saluran-saluran resmi. Informasi informal/personal
ini muncul dari interaksi diantara orangorang. Dalam istilah
komunikasi selentingan digambarkan sebagai metode
42
penyampaian laporan rahasia tentang orang-orang dan
peristiwa yang tidak mengalir melalui saluran perusahaan
yang formal. Informasi yang diperoleh melalui selentingan
lebih memperhatikan apa yang dikatakan atau didengar oleh
seseorang daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang
kekuasaan.
43
f) Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk
menentukan, apakah bawahan memahami apa yang
diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
Kebanyakan analisis dan penelitian dalam komunikasi ke
atas menyatakan bahwa penyeda dan manajer harus menerima
informasi berupa informasi yang memberitahukan apa yang
dilakukan bawahan, menjelaskan persoalan-persoalan kerja,
memberi saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-
unitnya, mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan
bawahan tentang pekerjaan, rekan kerja dan
organisasi.Komunikasi ke atas dapat menjadi terlalu rumit,
menyita waktu dan mungkin hanya segelintir manajer organisasi
yang mengetahui bagaimana cars memperoleh informasi dari
bawah. Sharma (1979) dalam Dirjen Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi (2013) memberikan alasan
mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit:
(1) Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan
pikirannya.
(2) Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak tertarik kepada
masalah pegawai.
(3) Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang
dilakukan pegawai.
(4) Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak dapat dihubungi
dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai.
44
kepada yang berotoritas lebih rendah. Informasi yang
dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, antara lain :
a) Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
b) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan
pekerjaan
c) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
d) Informasi mengenai kinerja pegawai
e) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas
Informasi yang disampaikan dari seorang atasan kepada
bawahan tidaklah begitu saja disampaikan, utamanya harus
melewati pemilihan metode dan media informasi. Ada 6 (enam)
kriteria yang sering digunakan untuk memilih metode
penyampaian informasi kepada para pegawai, antara lain :
(1) Ketersediaan
(2) Biaya
(3) Pengaruh
(4) Relevansi
(5) Respons
(6) Keahlian
45
(3) Untuk memecahkan masalah
(4) Untuk memperoleh pemahaman bersama
(5) Untuk mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan
(6) Untuk menumbuhkan dukungan antar pesona
Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum
mencakup semua jenis kontak antar pesona. Bahkan bentuk
komunikasi horizontal tertulis cenderung menjadi lebih lazim.
Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi,
interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telepon,
memo dan catatan, kegiatan sosial dan lingkaran kualitas.
46
5. Lima Kaidah Komunikasi
Telah dikenal 5 (lima) Kaidah Komunikasi efektif (The 5
Inevitable Laws of Efffective Communication), dirangkum dalam
satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri,
yaitu REACH (Respect, Empathy, Audible, Darity, dan Humble),
yang berarti merengkuh atau meraih. Ada keyakinan bahwa
komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana meraih
perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan,
maupun respon positif dari orang lain. Berikut ini uraian dari
kelima (5) kaidah komunikasi efektif tersebut dalam konteks dan
berfungsi sebagai fondasi untuk mengembangkan kemampuan
berbicara di depan publik.
a. Respect
Kaidah pertama dalam berkomunikasi secara efektif,
khususnya dalam berbicara di depan publik adalah sikap
hormat dan sikap menghargai terhadap khalayak atau hadirin.
Hal ini merupakan kaidah pertama dalam berkomunikasi
dengan orang lain, termasuk berbicara di depan publik.
Pembicara atau presenter harus memiliki sikap (attitude)
menghormati dan menghargai hadirin. Harus diingat bahwa
pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting
diakui. Jika dalam presentasi harus mengkritik seseorang,
lakukanlah dengan penuh respect terhadap harga diri dan
kebanggaan orang tersebut.
b. Empathy
Kaidah kedua adalah empati, yaitu kemampuan untuk
menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi
oleh orang lain. Rasa empati akan memberi kemampuan
untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara
dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerimanya. Oleh karena itu, dalam berbicara di depan
47
publik, pembicara harus terlebih dulu memahami latar
belakang, golongan, lapisan sosial, tingkatan umur,
pendidikan, kebutuhan, minat, harapan dan sebagainya, dari
calon hadirin (audiences). Jadi sebelum membangun
komunikasi atau mengirimkan pesan, pembicara perlu
mengerti dan memahami dengan empati calon penerima
pesan, sehingga nantinya pesan akan dapat tersampaikan
dengan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari
penerima. Empati berarti kemampuan untuk mendengar dan
bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun
umpan balik apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali
dari orang yang tidak mau mendengarkan saran, masukan
apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi
adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan
efektif, manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang
merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu,
dalam berbicara di depan publik, pembicara harus siap untuk
menerima masukan atau umpan balik dengan sikap positif.
c. Audible
Kaidah ketiga adalah audible, yaitu dapat didengarkan
atau dimengerti dengan baik. Audible dalam hat ini berarti
pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
Kaidah ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan
melalui medium atau delivery channel, sedemikian dapat
diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini
mengacu pada kemampuan untuk menggunakan berbagai
media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual
yang akan membantu, agar pesan yang disampaikan dapat
diterima dengan baik.
48
b. Clarity
Kaidah keempat adalah kejelasan dari pesan yang
disampaikan (clarity). Selain bahwa pesan harus dapat
diterima dengan baik, maka kaidah keempat yang terkait
dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri, sehingga
tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan. Clarity juga sangat tergantung pada mutu
suara dan bahasa yang digunakan. Penggunaan bahasa yang
tidak dimengerti oleh hadirin, akan membuat pidato atau
presentasi tidak dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang
menganggap remeh pentingnya Clarity dalam public speaking,
sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice) dan
kata-kata yang dipilih untuk digunakan dalam presentasi atau
pembicaraannya.
c. Humble
Kaidah kelima dalam komunikasi yang efektif adalah
sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait
dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai
orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang
dimiliki. Kerendahan hati juga berarti tidak sombong dan
menganggap diri penting ketika berbicara di depan publik.
Justru dengan kerendahan hatilah, pembicara atau presenter
dapat menangkap perhatian dan respon positif dari publik
pendengarnya. Kelima hukum komunikasi tersebut sangat
penting untuk menjadi dasar dalam melakukan pembicaraan
di depan publik.
49
seminar, kuliah, presentasi bisnis, pidato perpisahan, bahkan
dalam acara apa saja, dimana sebagian besar hadirin adalah
orang yang telah dikenal dengan baik. Berbicara di depan publik
bagi sebagian besar orang adalah sesuatu yang menegangkan
dan menakutkan, seakan seluruh mata para hadirin sedang
menghakimi dan seakan-akan menjadi terdakwa yang sedang
diadili oleh para hadirin.
Riset yang dilakukan oleh Malouf dalam Macnamara (1998)
menyatakan bahwa indera pendengaran manusia hanya bisa
menerima pesan 11%, sedangkan 75% diterima secara visual.
Berbicara di depan publik, merupakan keterampilan yang harus
dikuasai, karena pada suatu saat, pastilah seseorang harus
berbicara dihadapan sejumlah orang untuk menyampaikan pesan,
pertanyaan, tanggapan atau pendapat tentang sesuatu hal yang
diyakini. Hal yang sederhana misalnya harus berbicara di depan
para tamu dalam suatu acara keluarga atau pada momen yang
menentukan karir seseorang seperti mempresentasikan proposal
proyek atau tentang produk yang ditawarkan di hadapan sejumlah
mitra bisnis atau calon pembeli.
Menurut Hart et al, dalam Tubbs dan Moss (2000) dalam
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi (2013),
terdapat 3 (tiga) aspek pengalaman dalam komunikasi publik,
yakni :
a. Terjadi di tempat yang dianggap sebagai tempat publik, seperti
auditorium, kelas, dan lain sebagainya,
b. cenderung mengemukakan masalah sosial daripada masalah
informal dan tidak terstruktur, sehingga biasanya direncanakan
terlebih dahulu atau agenda acara lain yang mendahului atau
mengikuti penampilan pembicara,
c. Menggunakan norma perilaku yang relatif jelas.
50
Dari sisi isi pembicaraan, sedikitnya pembicara memiliki satu
dari tiga tujuan berikut, yaitu memberi informasi, menghibur, don
membujuk (meyakinkan) pendengar. Menginformasikan lebih
terpusat kepada hasil perolehan informasi, menghibur diarahkan
kepada kesenangan, sedangkan membujuk (meyakinkan)
mengarahkan pada perubahan sikap. Perubahan sikap adalah
tujuan antara yang harus dicapai sebelum mewujudkan
tindakan.Presentasi adalah komunikasi lisan, atau pidato yang telah
dipersiapkan dan disampaikan dengan cara formal. Presentasi
dapat berupa laporan kemajuan, penjelasan produk/jasa baru pada
klien, kuliah, pelatihan, wawancara pekerjaan, seminar ilmiah,
bisnis dan sebagainya dihadapan khalayak yang lebih khusus..
1. Persiapan Presentasi
Menurut Macnamara (1996) dalam Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi (2013), persiapan adalah
kunci dari suatu presentasi sukses. Presentasi sukses adalah
ibarat gunung es, dimana puncak gunung es dan keindahan
yang terlihat di atas permukaan air, hanyalah ujung dari gunung
es tersebut. Lebih dari 90% gunung es tersebut, berada di
bawah permukaan air dan merupakan basis yang kuat dari
gunung es tersebut. Artinya, bahwa sebuah presentasi yang
sukses, 90% bergantung pada persiapan. Abraham Lincoln
pernah mengatakan : "Jika saya memiliki 8 (delapan) jam untuk
merobohkan sebatang pohon, maka saya akan menghabiskan 6
(enam) jam untuk mengasah kapak". Dale Carnegie mengatakan
: "pidato yang telah dipersiapkan, 9/10 (sembilan per
sepuluhnya) akan tersampaikan".
Dengan adanya persiapan yang cermat, pembicara dan
pendengar akan mendapatkan keuntungan utama, yakni hemat
waktu dan pembicara akan terhindar dari kegugupan dan demam
51
panggung yang terjadi sebelum presentasi. Kegugupan tersebut
biasanya bukan disebabkan oleh karena adanya pendengar
yang cukup banyak di depan mata pembicara, melainkan
disebabkan oleh suatu ketakutan terhadap kemampuan diri
pembicara yang tidak tahu harus mengatakan apa di depan
pendengar. Memberikan presentasi tanpa
persiapan/perencanaan yang memadai, ibarat menembak tanpa
memiliki sasaran. Mungkin saja peluru ditembakkan tetapi tidak
mengenai apapun (misal : penembak senapan mesin vs
penembak jitu).
2. Presentasi
Menurut Guffey (1991) dalam Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi (2013), dalam melaksanakan
suatu presentasi, setidak-tidaknya ada 9 (sembilan) hal penting
yang harus dilaksanakan, yaitu :
a. Mulailah dengan sebuah pause. Iila pertemuan dengan audiens
adalah yang pertama kalinya, maka pembicara harus
menciptakan rasa nyaman pada dirinya sendiri dan membuat
momen tersebut menjadi berkesan.
b. Menyajikan kalimat pertama yang ada dalam ingatan. Ingatan
dalam kalimat pembukaan tersebut dapat menjalin hubungan
dengan audiens melalui kontak mata, sehingga pembicara
kelihatan tahu dan dapat mengontrol situasi.
c. Memelihara kontak mata. Tataplah audiens. Apabila banyaknya
audiens membuat pembicara merasa takut, maka sebaiknya
pembicara mengambil dua orang audiens di sisi kanan dan dua
orang audiens di sisi kiri, kemudian pembicaraan diarahkan
kepada orang-orang tersebut.
d. Kontrol kosa kata dan suara. Berbicaralah dengan lembut dan
cukup keras untuk didengar. Hilangkan verbal static seperti
52
..eh..., ehm..dan ...oh.... Lebih baik sunyi daripada diisi
dengan verbal static pada saat pembicara berpikir atau mencari
ide.
e. Pasanglah rem. Pembicara pemula biasanya berbicara dengan
sangat cepat, seakan memperlihatkan suatu kegelisahan,
sehingga membuat audiens sulit untuk mengerti maksud
pembicaraan. Oleh karena itu, sebaiknya berbicara dengan
perlahan dan dengarkan apa yang terucap dari mulut.
f. Bergerak secara alami. Gunakanlah podium untuk meletakkan
catatan agar dapat dengan leluasa bergerak. Hindarilah
kegelisahan akan catatan, pakaian atau materi pembicaraan
yang diletakkan dalam saku. Belajarlah untuk menggunakan
gerakan tubuh dalam mengekspresikan isi pembicaraan.
g. Menggunakan alat peraga visual secara efektif. Paparkan dan
diskusikan materi pembicaraan dengan alat peraga visual,
dengan cara menggerakkan ke kiri atau ke kanan agar terlihat
utuh keseluruhan, kalau perlu dengan menggunakan pointer.
h. Hindarilah penyimpangan. Berpeganglah kepada garis besar
dan catatan pembicaraan. Jangan menyimpang kepada
pembicaraan yang tidak sesuai dengan materi yang akan
dibawakan, karena pendengar mungkin tidak akan terpikat
dengan topik yang menyimpang tersebut.
i. Ringkaslah poin-poin utama. Simpulkan presentasi dengan
menyatakan poin-poin utama atau menekankan kepada apa
yang harus didengarkan dan dipikirkan oleh audiens.
53
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
54
BAB 6
IDE DAN PELUANG DALAM KEWIRAUSAHAAN
55
melalui perubahan cara-cara/metode yang lebih baik untuk melatani
dan memuaskan pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya, (b)
Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru, (c) Ide
dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang dilakukan
atau cara melakukan suatu pekerjaan. Hasil dari ide-ide secara
keseluruhan adalah perubahan dalam bentuk arahan atau petunjuk
bagi perusahaan atau kreasi baru tentang barang yang dihasilkan
perusahaan.
56
6.3. Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan
kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi, wirausaha
adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda atau kemampuan kreatif dan
inovatif. Menurut Casson (1982) dalam Wirasasmita (1993: 3)
terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang
wirausaha, a. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang
usaha yang akan ditekuni, b. Imagination, yaitu memiliki imajinasi,
ide dan perspektif serta tidak mengandalkan kesuksesan masa lalu,
c. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis, d.
Search skill, yaitu kemampuan menemukan, berkreasi dan
berimajinasi, e. Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan, f.
Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan memprediksi
keadaan dimasa yang akan dating, g. Communication skill yaitu
kemampuan berkomunikasi, bergaul dan berhubungan dengan
orang lain.
Sedangkan menurut Dan & Bradstreet Business Credit
Service (1993: 1) terdapat sepuluh kompetensi yang harus dimiliki
seorang wirausaha, yaitu: 1) Knowing yuor business, harus
mengetahu usaha apa yang akan dilakukan, 2) Knowing the basic
business management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan
bisnis, 3) Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang
benar terhadap usaha yang dilakukannya, 4) Having adequate
capitas, yaitu memiliki modal yang cukup, 5) Managing finances
effectively, yaitu kemampuan mengatur/mengelola keuangan
secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakannya secara tepat, serta mengendalikannya secara
akurat, 6) Managing time efficiently, kemampuan mengatur waktu
seefisien mungkin, 7) Managing people, yaitu kemampuan
merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakan dan
57
mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan, 8).
Satisfying customer by providing high quality product, yaitu
memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan
barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat dan memuaskan, 9)
Knowing how to compete, yaitu mengetahui strategi/cara bersaing,
10) Copying with reqlations and paperwork, yaitu membuat
aturan/pedoman yang jelas.
Dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi wirausaha yang
berhasil seseorang harus memiliki bekal pengetahuan dan
keterampilan kewirausahaan.Bekal pengetahuan yang terpenting
adalah bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan
lingkungan usaha, pengetahuan tentang peran dan tanggung
jawab, pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri serta
pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.Sedangkan
bekal keterampilan yang perlu dimiliki meliputi keterampilan
konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko,
kreatif dalam menciptakan nilai tambah, memimpin dan mengelola,
berkominikasi dan berinteraksi, serta keterampilan teknis bidang
usaha (Wijandi, 1988: 29).
58
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
59
BAB 7
INOVASI DAN KREATIVITAS
60
menghasilkan produk sejenis maupun yang menghasilkan produk
beragam.
Hal ini menuntut wirausahawan untuk dapat melahirkan
strategi dalam mensiasati pasar dengan peluncuran produk
inivasi baru (pioneer product).Seorang wirausahawan dapat
mengembangkan produk mengikuti strategi umum yang dilakukan
oleh perusahaan. Sebuah perusahaan dapat mmemperoleh
produk baru melalui dua cara, yaitu a. Akuisisi yaitu dengan
membeli seluruh perusahaan, hak paten atau lisensi untuk
membuat produk perusahaan lain, b. Pengembangan produk baru
dalam departemen litbang perusahaan sendiri yang berupaya
pengembangan produk asli, perbaikan produk, modifikasi produk
dan merek (Kotler, 1987) dalam Pembelajaran dan
Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi (2013).
Para wirausahawan khususnya wirausahawan baru
tentunya tidak diarahkan untuk membeli perusahaan, paten dan
lisensi, akan tetapi sesuai dengan teori tersebut, maka salah satu
proses dalam mengembangkan produk oleh wirausahawan
adalah mengembangkan produk yang baru yang asli,
memperbaiki produk, memodifikasi produk dan bahkan
memperbaiki merek.
61
PERTANYAAN UNTUK DIKUSI
SOAL
62
BAB 8
MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA
63
Dalam merintis usaha baru terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu 1) Bidang dan jenis usaha yang dimasuki seperti
bidang pertanian, pertambangan, pabrikasi, konstruksi, perdagangan,
jasa keuangan, jasa perorangan, jasa umum dan jasa wisata, 2)
Bentuk usaha dan kepemimpinan yang akan dipilih, yaitu perusahaan
perorangan, persekutuan, perseroan, firma 3) Tempat usaha yang
akan dipilih, yaitu perlunya pertimbangan aspek efisien dan efektivitas
4) Organisasi usaha yang akan digunakan, kompleksitas organisasi
usaha bergantung pada lingkup, cakupan dan skala usaha yang akan
dimasuki 5) Jaminan usaha yang mungkin diperoleh, 6) Lingkungan
usaha yang akan berpengaruh yaitu lingkungan mikro dan makro.
Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung
dengan operasional perusahaan, sedangkan lingkungan makro yaitu
lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup
perusahaan secara keseluruhan
64
antara manajemen dan karyawan yang sukar diselesaikan oleh pemilik
baru, masalah lokasi dan masalah masa depan perusahaan lainnya.
Dalam membeli perusahaan-perusahaan yang sudah ada, harus
mempertimbangkan berbagai keterampilan, kemampuan dan
kepentingan pembelian dan sumber-sumber potensial perusahaan yang
akan dibeli. Menurut Zimmerer ada beberapa hal kritis yang digunakan
untuk menganalisis perusahaan yang akan dibeli, yaitu: 1) Alasan
pemilik menjual perusahaan, 2) Potensi produk dan jasa yang
dihasilkan, 3) Aspek legal yang dimiliki perusahaan, 4) Kondisi
keuangan perusahaan yang akan dijual.
65
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
66
BAB 9
PENGELOLAAN USAHA DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
67
(2) Nama, alamat dan nomor telpon orang-orang penting di
perusahaan
(3) Laporan singkat gambaran perusahaan
(4) Laporan singkat gambaran pasar untuk produk
(5) Lapoan singkat gambaran aksi-aksi strategis untuk meraih
keberhasilan perusahaan
(6) Laporan singkat gambaran manajerial dan pengalaman teknik
dari orang-orang penting di perusahaan
(7) Laporan Keperluan dana dan cara menggunakannya
(8) Laporan Keuangan perusahaan
b) Perencanaan usaha secara detil
(1) Latar belakang usaha, meliputi laporan singkat sejarah
perusahaan dan situasi yang ada saat ini.
(2) Gambaran usaha secara detail, meliputi keunikan usaha yang
dimiliki, bagaimana keunikan itu menciptakan nilai tambah,
faktor-faktor utama yang mempengaruhi keperhasilan (seperti
harga persaingan, kualitas, keandalan, ketahanan, sifat-sifat
teknik dll)
(3) Analisis pasar, yang meliputi potensi pembeli terhadap
barang, motivasi membeli, ukuran pasar (jumlah pelanggan di
pasar), pembelanjaan total tahunan, sifat-sifat pembelian,
target pasar spesifik, pengaruh pasar eksternal, faktor
ekonomi dan faktor sosial.
(4) Analisis pesaing, yang meliputi pesaing yang ada (jumlah
pesaing yang kita kenal dan kepercayaan pelanggan terhadap
kita), perusahaan yang mungkin masuk pasar, siap, kapan
dan mengapa masuk pasar, kekuatan dan kelemahan
pesaing.
(5) Perencanaan strategi usaha, yaitu meliputi rencana
memasarkan produk dan bandingkan produk kita dengan
produk yang sudah ada dipasar
68
(6) Spesifikasi organisasi dan manajemen, meliputi bagaimana
perusahaan diorganisir baik secara legal maupun secara
fungsional, dan orang-orang kunci dalam perusaahaan.
(7) Perencanaan keuangan, meliputi jumlah uang yang diperlukan
untuk memproduksi barang dan jasa serta operasional usaha,
ciptakan pembelanjaan kas untuk ditunjukkan kepada bank
atau investor lain yang akan membantu pendanaan
perusahaan, proyeksi biaya operasional secara realistis untuk
membiayai material, tenaga kerja, peralatan pemasaran dan
biaya lainnya, proyeksi dan aktualisasi neraca dan laporan
rugi laba perusahaan dan analisis pulang poko (break even
analysis).
(8) Perencanaan aksi strategi, yang meliputi penjelasan misi kita
dalam perusahaan, penampilan tujuan dan sasaran yang
spesifik, pernyataan strategi produk dan pemasaran,
bagaimana strategi akan dikonversikan kedalam perencanaan
operasional dan prosedur pengawasan untuk menjaga
perusahaan dari serangan.
Setelah membuat ringkasan eksekutif, langkah berikutnya
adalah menentukan misi usaha.Misi usaha menggambarkan
maksud-maksud usaha dan filosofi manajemen perusahaan.Selain
membuat format ringkasan eksekutif, seorang calon wirausaha juga
harus membuat usulan atau proposal usaha. Usulan usaha
dimaksudkan untuk mengajukan dana kepada peyandang dana
seperti investor, banker dan lembaga keuangan lainnya yang siap
membantu perusahaan. Beberapa aspek yang biasa dimuat dalam
profosal usaha yaitu, manajemen usaha, pemasaran,
produksi/operasional, keuangan perusahaan.
69
9.2. Pengelolaan Keuangan
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan
keuangan yaitu: a. Aspek sumber dana, b. Aspek rencana dan
penggunaan dana, dan c. Aspek pengawasan atau pengendalian
keuangan. Ditinjau dari asalnya sumber dana perusahaan dibagi
menjadi dua golongan yaitu:
a. Dana yang berasal dari perusahaan disebut pembelanjaan
internal. Penggunaan dana ini merupakan cara yang paling
mudah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana
perusahaan, sebab tinggal menggambil dana yang tersedia di
perusahaan. Oleh karena sumber dana internal biasanya
sangat terbatas, maka dalam penggunaannya harus
diperhatikan tentang biaya kesepakatan (opportunity cost),
yaitu peluang yang hilang akibat penggunaan lain atau
penerimaan yang seharusnya diterima tetapi hilang akibat
penggunaan lain atau penerimaan yang seharusnya diterima
tetapi hilang akibat penggunaan sumber-sumber tersebut
dalam operasi perusahaan. Ada tiga jenis sumber dana internal
yang dapat dijadikan sumber keuangan perusahaan yaitu,
penggunaan dana perusahaan, penggunaan cadangan dan
penggunaan laba yang tidak dibagi/ditahan.
b. Dana yang berasal dari luar perusahaan, disebut pembelajaan
eksternal, sumber dananya mencakup:
1) Dana dari pemilik atau penyertaan. Dalam perusahaan
harus ada pemisahaan yang tegas antara dana milik pribadi
atau dana pembelanjaan sendiri (misalnya saham) dengan
dana milik perusahaan.
2) Dana yang berasal dari utang/pinjaman baik jangka pendek
maupun jangka panjang, atau disebut pembelanjaan asing.
Sumber dana eksternal diantaranya kredit jangka pendek,
dan kredit jangka panjang.
70
3) Dana bantuan pemerintah pusat dan daerah
4) Dana dari teman atau keluarga yang ingin menanamkan
modalnya
5) Dana ventura, yaitu dana dari perusahaan yang ingin
menginvestasikan dananya pada perusahaan kecil yang
memiliki potensi.
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam
merancang penggunaan biaya, yaitu: a) Biaya awal, b)
Proyeksi/rancangan keuangan yang mencakup: neraca harian,
laporan rugi laba dan laporan arus kas, c) Analisis pulang pokok
(break even analysis), biaya awal adalah biaya yang diperlukan
ketika perusahaan akan berdiri. Biaya awal perusahaan meliputi
biaya awal yang tidak terduga, biaya administrasi (gaji kayawan
dan peralatan kantor), biaya/sewa bangunan, biaya asuransi dan
biaya tambahan/biaya secara umum.
71
pemasaran. Riset pasar diarahkan pada kebutuhan
konsumen, riset pasar ini dimaksudkan untuk menentukan
segmen pasar dan karakteristik konsumen yang dituju.
b. Memilik pasar sasaran khusus. Ada tiga jenis pasar saran
khusus yaitu pasar individual (individual market), pasar khusus
(niche market) dan segmentasi pasar (market segmentation).
c. Menentukan strategi pemasaran dalam persaingan. Terdapat
enam strategi untuk memenuhi permintaan dari lingkungan
yang bersaing yaitu: berorientasi pada pelanggan, kualitas,
kenyamanan, inovasi, kecepatan dan pelayanan/kepuasan
pelanggan.
d. Memilik strategi pemasaran. Strategi pemasaran yaitu
panduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan
penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan
keberhasilan strategi pemasaran. Untuk menarik konsumen
wirausaha bisa merekayasa indikator-indikator yang terdapat
dalam bauran pemasaran (marketing mix) yaitu probe,
product, price, place, dan promotion.
Menurut Lambing dan Kuehl (2000: 153) keunggulan
bersaing perusahaan baru terletak pada (diferensiasi) perusahaan
tersebut dengan pesiangnya dalam hal: kualitas yang lebih baik,
harga yang lebih murah dan bisa ditawar, lokasi yang lebih cocok,
seleksi barang dan jasa yang lebih menarik, pelayanan yang lebih
menarik dan lebih menuaskan konsumen serta kecepatan baik
dalam pelayanan maupun dalam penyaluran barang. Zimmerer
(1996: 117) menyatakan bagi usaha baru sangatlah cocok
menerapkan strategi yang didorong oleh pasar. Strategi itu
dibangun berdasarkan enam fondasi yaitu:
1) Orientasi konsumen
2) Kualitas
3) Kenyamanan dan kesenangan
72
4) Inovasi
5) Kecepatan
6) Pelayanan dan kepuasana pelanggan
73
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
74
BAB 10
KOMPETENSI INTI DAN STRATEGI KEWIRAUSAHAAN
75
b. Tujuan dari kebijakan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan
perusahaan serta diperbarui terus sesuai dengan perubahan
peluang dan ancaman lingkungan eksternal.
c. Perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus
sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan.
Pada dasarnya perusahaan harus menciptakan daya saing
khusus untuk memperkuat posisi tawar menawardalam persaingan,
serta untuk menampung tuntutan persaingan dipasar yang berasal
dari para pemasok, pembeli, ancaman pendatang baru, produk
pengganti dan tantangan gencar lainnya dari pesaing. Menurut
strategi ini, perusahaan harus mencari pasar yang kuat berbiaya
rendah yang harus menjadi senjata utama dalam persaingan. Oleh
karena itu menurut Mintzberg (1990) dalam Suryana (2011) dalam
teori design schooll, perusahaan harus mendesain strategi
perusahaan yang cocok antara peluang dan ancaman eksternal
dengan kemampuan internal yang memadai dan berpedoman pada
pilihan alternative dari strategi besar, kemudian didukung dengan
menumbuhkan kapabilitas inti yang merupakan kompetensi khusus
dari pengelolaan sumber daya perusahaan. Kompetensi tersebut
diciptakan melalui strategi generic milik Porter, seperti strategi biaya
rendah, duferensiasi dan fokus serta didukung oleh nilai-nilai budaya
yang relevan. Inti dari teori kompetensi ini sebenarnya sering
dikemukakan para ahli seperti Gary Hamel, C.K. Prahalad dan H.
Mintzberg.
Gary Hamel dan C.K Prahalad dalam karyanya Competing
for the Future (1994), mengemukakan beberapa definisi kompetensi
inti sebagai berikut:
1) Kompetensi inti menggambarkan kemampuan kepemimpinan
dalam serangkaian produk dan jasa.
2) Kompetensi adalah kemampuan keterampilan dan teknologi yang
dimiliki perusahaan untuk dapat bersaing.
76
3) Kompetensi inti adalah keterampilan yang memungkinkan
perusahaan memberikan manfaat fundamental kepada pelanggan.
4) Sumber-sumber kompetensi secara kompetitif merupakan suatu
keunikan bersaing dan memberikan kontribusi terhadap nilai dan
biaya konsumen.
Dalam konteks persaingan global seperti saat ini, perusahaan
kecil harus mengalihkan strategi pada penggunaan sumber daya
internal. Strategi pengembangan perusahaan harus mengarahkan
pada keahlian khusus secara internal yang bisa menciptakan produk
unggul untuk memperbesar pangsa produksi. Strategi berbasis
sumber daya lebih murah dan ampuh karena usaha kecil bisa
memanfaatkan sumber daya alam dan tenaga kerja lokal.
Menurut Grant (1991) yang dikutip oleh Wijaya (1993), terdapat
beberapa langkah yang dapat digunakan untuk mengembangkan
strategi berbasis sumber daya, yaitu
a) Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sumber daya. Sumber daya
tersebut berupa: teknologi, kapabilitas karyawan, paten dan
merek, kemampuan keuangan, kecangihan pemasaran dan
pelayanan pelanggan.
b) Mengidentifikasi dan mengevaluasi kemampuan atau kapabilitas.
Kapabilitas diartikan sebagai apa yang dapat dilakukan oleh
perusahaan melalui kerjasam tim untuk mengembangkan
berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kapabilitas
tersebut mengintegrasikan ide baru, keterampilan dan
pengetahuan lain yang menjadi kunci berpikir kreatif.
c) Menyortir dan mengembangkan kapabilitas untuk diterapkan di
pasar guna mencapai keuntungan tinggi secara
berkesinambungan yang sulit ditiru atau disaingi.
d) Memformulasikan strategi pengembangan sumber daya inti dan
kapabilitas seefektif mungkin pada semua kegiatan manajemen.
77
10.2. Srategi Bersaing dalam Kewirausahaan.
Dalam konsep strategi pemasaran terdapat istilah bauran
pemasaran (marketing mix) yang dikenal dengan 4P, yaitu:
a. Barang dan jasa (product)
b. Harga (price)
c. Tempat (place)
d. Promosi (promotion)
Dalam kewirausahaan, 4P tersebut ditambah satu P, yaitu
probe (penelitian dan pengembangan) sehingga menjadi 5P.
Dalam riset pemasaran, probe selalu ditambah di awal sehingga
urutan bauran pemesaran menjadi:
1) Probe (penelitian dn pengembangan)
2) Product (barang dan jasa)
3) Price (harga)
4) Place (tempat)
5) Promotion (promosi)
Penelitian dan pengembangan dalam kewirausahaan
merupakan strategi utama karena memiliki keterkaitan dengan
kreativitas dan inovasi. Didalamnya tercakup penelitian dan
pengembangan produk, harga, tempat dan promosi. Wirausaha
berkembang dan berhasil karena memiliki kemampuan penelitian
dan pengembangan yang memadai sehingga tercipta barang-
barang yang bernilai dan unggul di pasar. Dalam manajemen
strategis yang baru, Mintzberg mengemukakan 5P yang sama
artinya dengan strategi, yaitu perencanaan (plan), pola (patern),
posisi (position), perspektif (perspective) dan permainan atau
taktik (play).
Strategi adalah perencanaan. Konsep strategi tidak lepas
dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah
perusahaan untuk mencapai tujuan di masa depan. Akan tetapi
tidak selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan
78
yang belum dilaksanakan. Strategi juga menyangkut segala
sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya, misalnya pola-pola
perilaku bisnis yang telah dilakukan di masa lampau.
Strategi adala pola, menurut Mintzberg, strategi adalah pola
yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy, karena
belum terlaksana dan berorientasi kemasa depan atau disebut
juga realized strategy karena telah dilakukan oleh perusahaan.
Strategi adalah posisis, yaitu memposisiikan produk tertentu ke
pasar tertentu. Strategi sebagai posisi menurut Minztberg
cenderung meliha ke bawah, yaitu ke satu titik bidik dimana
produk tertentu bertemu dengan pelanggan dan melihat ke luar
yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal.
Strategi adalah perspektif, yaitu cendrung lebih melihat
kedalam yaitu ke dalam organisasi dank e atas yaitu melihat visi
utama perusahaan. Strategi adalah permainan, yaitu suatu
upaya untk memperdaya lawan atau pesaing. Suatu merek,
misalnya meluncurkan merek kedua agar posisinya tetap kukuh
dan tidak tersentuh karena merek-merek pesaing akan sibuk
berperang melawan mereka kedua tadi.
79
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
80
BAB 11
NEGOSIASI DAN KEPUASAN PELANGGAN
81
atau penjual (salesman) dalam bernegosiasi adalah sebagai
berikut:
a) Distributive negotiation
Yaitu sebuah negosiasi di antara dua orang atau kelompok
yang masing-masing memperebutkan suatu nilai atau tujuan
tertentu yang bersifat pasti dan tetap. Kunci pokok dalam
negosiasi ini adalah "siapa yang berhak atas nilai tersebut.
Dalam negosiasi ini, bisa terjadi hasil akhir yang bersifat win-
lose solution, yaitu salah satu pihak mengalami kekalahan dan
pihak lain menang. Tipe negosiasi ini disebut juga sebagai
zero-sum negotiation atau constant-sum negotiation.
b) Integrative negotiation
Yaitu negosiasi yang terjadi di antara dua orang atau dua
kelompok yang masing-masing berusaha mencapai tujuan
kooperatif (win-win solution) untuk mendapatkan hasil atau
manfaat yang optimal bagi kedua belah pihak sehingga tercapai
kata sepakat.
Perbedaan antara distributive negotiation dengan integrative
negotiation adalah sebagai berikut:
1) Terjadi deadlock pada jenis negosiasi distribusi karena
bersifat win-lose solution, sedangkan negosiasi integrasi
berusaha mencapai kata sepakat untuk tujuan bersama.
2) Dalam negosiasi integrasi dibutuhkan pengendalian emosi
yang kuat demi tujuan utama negosiasi, yaitu mencapai
kesepakatan, sedangkan dalam negosiasi distribusi
seringkali terjadi kegagalan karena masing-masing pihak
keluar dari tujuan negosiasi.
3) Negosiasi distribusi lebih bersifat bargaining negotiation atau
negosiasi tawarmenawar, sedangkan negosiasi integrasi
lebih bersifat how to make a deal atau bagaimana mencapai
kesepakatan.
82
2) Gambit Pembuka Negosiasi
Langkah-langkah negosiasi hampir sama dengan
bermain catur, yaitu membutuhkan langkah pembuka, langkah
strategis, dan langkah untuk menutupnya. Langkah-langkah ini
disebut Gambit. Gambit inilah yang perlu dipelajari untuk
membuat seorang penjual (salesman) mahir bernegosiasi
dengan calon pelanggan agar tercipta tujuan negosiasi, yaitu
win-win solution bukan win-lose solution atau lose-lose solution.
Contoh-contoh langkah strategis (gambit) dalam negosiasi
adalah sebagai berikut:
a. Mintalah lebih dari yang Anda harapkan.
Menghadapi calon pelanggan yang menginginkan potongan
yang besar dengan ciri-ciri melihat faktor harganya, maka
tawarkan harga yang tertinggi (HET: harga eceran tertinggi)
agar bisa memberi potongan penjualan yang khusus
untuknya.
b. Di awal negosiasi, jangan dulu berkata "ya, ya'
Bila berkata ya atas permintaan calon pelanggan akan
membuat seorang salesman sulit melakukan negosiasi,
seolah-olah salesman setuju dengan apa yang diharapkan
talon pelanggan. Alasan salesman untuk tidak berkata ya
karena segala sesuatu bisa mendapatkan lebih dari itu.
c. Melakukan flinch terhadap proposal atau tawaran
Flinch adalah reaksi terkejut, tersentak, atau terguncang saat
calon pelanggan meminta sesuatu yang lebih kepada
salesman. Misalkan, menghentikan langganan secara tiba-
tiba, mimik wajah yang terkejut, mulut terbuka lebar dan
ditutup dengan tangan (tetapi tidak berlebihan), tertunduk
lesu.Tujuannya adalah seolah-olah Anda sangat tidak
menyetujui dan memohon agar calon pelanggan
memperbaiki, mengurangi, atau menunda permintaan
83
tersebut. Bermain mimik wajah (facing) sangat penting
karena calon pelanggan lebih percaya pada apa yang calon
pelanggan lihat baik itu gerak wajah (facing), gerak tubuh
(body language), dan gerak tangan dari pada apa yang calon
pelan dengar.
d. Penjual yang enggan atau seolah-olah tidak membutuhkan
(reluctant seller)
Ada pepatah "acuh tapi butuh' Nah inilah asosiasi yang tepat
untuk caranegosiasi pembuka. Tujuannya adalah menekan
calon pelanggan, menaikkan posisi tanpa salesman, dan
meminta waktu untuk menaikkan harga yang diharapkan ke
calon pelanggan agar tidak meminta harga yang rendah.
e. Kata-kata permintaan yang bijaksana (wise technique)
Tujuannya adalah agar seorang salesman meminta sesuatu
dengan carayang bijaksana. Permintaannya bisa berupa
renegosiasi, peningkatan harga, pernyataan tidak setuju.
84
konsesi (kesepakatan harus di atas nilai tengah).
c. Mengatasi deadlock
Hampir sering terjadi di tengah-tengah negosiasi, karena
calon pelanggan merasa tersinggung, frustasi, emosi, dan
lain-lain.Dalam keadaan seperti ini, situasi deadlock atau
terkunci bisa terjadi dan membuat salesman juga styes dan
frustrasi.Cara mengatasinya adalah dengan cara menciptakan
momentum- momentun mengalihkan perhatian ke pokok
masalah dan tetap kembali ke hal semula segalanya mencair.
d. Teknik nibling atau meminta lebih setelah talon pelanggan
menyetujui dan memberi order. Contohnya: "Bapak barusan
mendapatkan discount khusus dari kami, untuk biaya
transportasi tidak bisa kami bebankan ke perusahaan. Gimana
OK Pak?"
e. BATNA (Best Alternative to A Negotiation Agreement) atau
perjanjian dari sebuah negosiasi untuk mendapatkan alternatif
yang ada.
Konsep ini dikembangkan oleh Roger Fisher dan William
Ury.Konsep ini menyingkat sebuah alternatif terbaik dalam
mencapai kata sepakat dalam bernegosiasi menjadi BATNA.
Dalam hal ini penjual mengajukan dua usulan atau penawaran
yang sama menguntungkan bust pelanggan.
85
memberi manfaat secara fungsional dan emosional seperti status,
gengsi, love to, popularitas, dan aspek-aspek lain yang tercantum
dalam motif pembelian calon pelanggan, maka kepuasan
pelanggan akan tercapai bila terjadi keseimbangan antara
manfaat yang diterimanya dengan biaya yang telah dikorbankan
pelanggan untuk mendapatkan produk tersebut.
86
tambahan, yaitu biaya bahan baker, waktu, biaya parkir,
dan lain-lain sebesar Rp5.000, maka besarnya biaya
dalam rumus Satisfaction Value (SV) adalah berikut:
+ +
= = =
10.000
+ +
= = =
19.500 + 5.000
Maka, SVA>SVB
Jadi, tingkat kepuasan untuk mendapatkan produk X di
toko terdekat rumahnya (SVA) lebih puas dibanding harus pergi
ke mall (SVB), karena tingkat besarnya pengorbanan SVB lebih
tinggi dibanding dengan tingkat pengorbanan SVA.
87
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang
setelah membandingkan kinerja produk (hasil) yang bisa dirasakan
olehnya sesuai dengan harapannya. Metode-metode yang
digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan dari pelanggan
adalah sebagai berikut:
1. Sistem keluhan dan saran
Sistem ini bisa menggunakan cara formulir isian, questioner,
uji sampel secara langsung dengan cara tanya jawab dengan
pelanggan, e-mail, fax, telepon, dan situs jejaring sosial
seperti facebook, twitter, my space, dan lain-lain.
2. Survei kepuasan pelanggan secara berkala
Terkadang sistem keluhan dan saran tidak bisa
mencerminkan secara tepat dan akurat bila dilakukan hanya
sekali. Untuk itu, perlu dilakukan lebih dari satu Metode survei
kepuasan pelanggan secara berkala akan menghasilkan
tingkat keakuratan yang lebih baik. Kelemahan sistem keluhan
dan saran adalah belum mencerminkan kebenaran hati
pelanggan karena mereka terkadang mengisinya terburu-buru,
asal-asalan, atau hanya ingin mendapat hadiah, dan lain-lain.
3. Ghost shopping atau mystery shopper
Cara lain untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik
mengenai kepuasan pelanggan adalah memperkerjakan
orang untuk berpura-pura menjadi pembelajaran dan
melaporkan hal-hal yang positif (kekuatan) dari sebuah produk
dan juga melaporkan hal-hal yang negatif (kelemahan) dari
pelayanan serta manfaatnya.
88
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
89
BAB 12
PERENCANAAN USAHA (BUSINESS PLAN)
90
b. To obtain bank financing
c. To obtain investment funds
d. To arrange strategic alliances
e. To obtain large contracts
f. To attract key employes
g. To complete mergers and acquisitions
h. To motivate and focus your management team
Jadi tujuan penyusunan Business Plan yaitu:
1. Menyatakan bahwa anda sebagai pemilik dan pemegang inisiatif
dalam membuka usaha baru. Anda yakin akan keberhasilan
usaha dan juga meyakini orang lain. Dengan adanya bantuan
kerjasama dari berbagai pihak maka diharapkan usaha akan
maju dengan pesat. Bantuan yang diharapkan antara lain berypa
pinjaman melalui bank atau pinjaman melalui pihak-pihak lain
yang potensial.
2. Mengatur dan membentuk kerjasama dengan perusahaah-
perusahaan lain yang sudah ada dan saling menguntungkan
3. Business plan juga dapat mengundang orang-orang tertentu
yang potensial atau mempunyai keahlian untuk bergabung
bekerjasama
4. Business plan jugaa berguna untuk melakukan merger atau
akuisisi
5. Business plan bertujuan untuk menjamin adanya fokus tujuan
dari berbagai personil yang ada dalam perusahaan.
91
penyandang dana. Sedangkan Hisrich-Peters (1995: 113)
memberikan definisi sebagai berikut, The business plan is a written
document prepared by the entrepreneur that describes all the
relevant external and internal elements involved in starting a new
venture. It is ofen an integration of functional plans such as
marketing, finance, manufacturing and human resources.
Menurutnya business plan adalah dokumen tertulis yang disiapkan
oleh wirausaha yang mengambarkan semua unsure-unsur yang
relevan baik internal maupun eksternal mengenai perusahaan
untuk memulai sewaktu usaha. Isinya sering merupakan
perencanaan terpadu menyangkut pemasaran, permodalan,
manufaktur dan sumber daya manusia.
Business plan dibuat dalam bentuk jangka pendek ataupun
jangka panjang yang pertama kali diikuti untuk tiga tahun berjalan.
Business plan merupakan road map yang akan diikuti oleh
wirausaha. Business plan seakan-akan menjawab pertanyaan:
Where am I now? Where am I going?How will I get there?
Business plan merupakan dokumen penting dan sangat
berguna bagi sebuah bisnis, yang memperlihatkan keadaan
sekarang dan masa depan yang dikehendaki. Terdapat 5 alasan
mengapa perlu disiapkan business plan, yaitu:
a) Business merupakan satu blueprint yang akan diikuti dalam
operasional bisnis.
b) Alat untuk mencari dana sehingga berhasil dalam bisnis
c) Merupakan alat komunikasi untuk menarik orang lain,
pemasok, konsumen, penyandang dana.
d) Sebagai manajer karena dapat mengetahui langkah-langkah
praktis menghadapi dunia persaingan, membuat promosi
sehingga lebih efektif.
e) Membuat pengawasan lebih mudah dalam operasionalnya,
apakah mengikuti atau sesuai dengan rencana atau tidak
92
Isi dari sebuah business plan yaitu:
(1) Kulit depan/cover judul
(2) Ringkasan eksekutif sejarah/latar belakang bisnis
(3) Deskripsi tentang bisnis apa yang akan dilakukan
(4) Deskripsi tentang pasar
(5) Deskripsi tentang produk/komoditi yang akan diusahakan
(6) Susunan pengurus dan kepemilikan
(7) Objectives dan goals
(8) Gambaran keuangan
(9) Lampiran
Berikut ini penyebab terjadinya kegagalan dari business plan yaitu:
(a) Tujuan yang ditetapkan oleh pengusaha kurang masuk akal,
pengusaha kurang memiliki tanggung jawab
(b) Pengusaha tidak memiliki pengalaman dalam perencanaan
bisnis
(c) Pengusaha tidak dapat menangkap ancaman dan kelemahan
bisnisnya sendiri
(d) Konsumen tidak mengharapkan adanya barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan tersebut.
93
2. Lokasi
Ada dua hal penting menyangkut lokasi yang akan dipilih,
yaitu:
a) Lokasi perkantoran, disebut tempat kedudukan
b) Lokasi perusahaan, disebut tempat kediaman
95
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
SOAL
96
DAFTAR PUSTAKA
Dan & Bradstreet and Business Credit Service. 1993. Strategi Plan
and Business Plann. New York: Prentice Hall, Inc.
97
Palermo, E.2 014. Business New Daily.
http://www.businessnewsdaily.com/6378-trains-of-
successful-
entrepreneurs.html#sthash.rWuvU9mD.dpuf,diakses
tanggal 8 November 2016.
Rockeach, N., Milton. 1973. The Nature of Human Value. New York:
The Free Press. McMilan Publ.Co., Inc.
98
SINOPSIS
99