Anda di halaman 1dari 200

DIKTAT

KEWIRUSAHAAN

Diketik Ulang dan Dikreasi Oleh :

Ferdi Febriansyah (1613022012)


Isna Istikomah (1613022014)
Rita Sundari (1613022044)
Septina Sri Haryanti (1613022018)

Program Studi Pendidikan Fisika


Universitas Lampung
KATA PENGANTAR

Diktat kewirausahaan merupakan materi panduan perkuliahan pada mata kuliah


kewirausahaan yang disajikan berdasarkan silabus, oleh karena itu, istematika isi
diktat disesuaikan dengan pokok-pokok bahasan yang telah disusun dan
disesuaikan dengan silabus.

Bab-bab yang disajikan dalam diktat ini diambil dari beberapa buku rujukan yang
menurut penyusun sangat baik, mudah dipahami, dan dapat memberikan informasi
yang lebih luas tentang kiat berwirausaha bagi mahasiswa dan bagi siapapun yang
membaca buku-buku rujukan tersebut. Buku-buku yang dimaksud adalah
Pengantar Kewirausahaan oleh Dr. Suryana, M.Si., Geoffrey G. Meredith, dan
Robert D. Hisrich.

Diktat ini digunakan dalam kalangan terbatas yaitu kepada para mahasiswa
Program Studi Pendidikan PMIPA FKIP Universitas Lampung. Tujuan disusunnya
diktat ini adalah memberi wacana kepada para mahasiswa dalam hal usaha
mengembangkan potensi mereka menuju jiwa wirausaha yang penuh kemandirian.

Penyusun sadar bahwa kelemahan-kelemahan diktat ini cukup banyak, maka


penyusun mengharapkan saran dan kritik dari semua pembaca demi perbaikan dan
penyempurnaan diktat ini.
Bandar Lampung, 21 Mei 2019

Eko Suyanto

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI DIKTAT ......................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar ........................................................................................2
1.2 Pendekatan Pemecahan masalah Kewirausahaan ..........................9
BAB II. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
2.1 Pengertian Wirausaha...................................................................16
2.2 Filsafah Kewirausahaan ...............................................................22
2.3 Hakekat Kewirausahaan ...............................................................24
2.4 Mitos Kewirausahaan ...................................................................25
Tes Penguasaan Materi ................................................................31
BAB III. SIKAP DAN KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN
3.1 Karakteristik Kewirausahaan .......................................................44
3.2 Kewirausahaan Sebagai Pribadi ...................................................53
3.3 Bentuk Sikap Mental Wirausaha ..................................................54
3.4 Kepribadian Wirausaha ................................................................57
3.5 Kiat-Kiat Mengembangkan Kepribadian Wirausaha ...................63
BAB IV. PROSES KEWIRAUSAHAAN
4.1 Proses dan Tahapan Kewirausahaan ............................................75
4.2 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha ..........81
4.3 Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan........................................89
4.4 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha.....................................94
4.5 Serba Serbi Dunia Wirausaha (Tanya Jawab) .............................99
BAB V. ANALISA KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH
5.1 Model Peran Wirausaha .............................................................107
5.2 Fungsi Makro dan Mikro Usaha ................................................111
5.3 Tantangan KEwirausahaan dalam Konteks Global....................113
BAB VI. MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL
PENGEMBANGANNYA
6.1 Cara Memasuki Dunia Usaha ...................................................126
6.2 Profil Usaha Kecil dan Model Pengembangannya.....................132
6.3 Pengelolaan Usaha dan Strategi Kewirausahaan .......................135
6.4 Manajemen Dan Strategi Kewirausahaan ..................................141
6.5 Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan ...................................143
6.6 Kemitraaan Usaha ......................................................................147

iii
6.7 Kemitraan Usaha Pertanian ........................................................152
6.8 Jejaring Usaha ............................................................................156
BAB VII. ETIKA DALAM BERWIRAUSAHA
7.1 Pengertian Etika Bisnis ............................................................170
7.2 Pentingnya Etika Bisnis .................................................................. 171
7.3 Prinsip-Prinsip Etika Perilaku Bisnis ............................................ 175
7.4 Cara-Cara Mempertahankan Etika .............................................178
7.5 Tanggungjawab Perusahaan .......................................................182
7.6 Etos Kerja dan Soft Skill .............................................................187

iv
1

BAB I PENDAHULUAN
2

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar ....................................................................................................
1.2 Pendekatan Pemecahan masalah Kewirausahaan ....................................9
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengantar

Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang kewirausahaan/ kewiraswastaan


/ Entrepreneurship, maka sebaiknya kita menelaah dan merenung sejenak
tentang Kerja dan kewirausahaan. Ada beberapa renungan mengapa kita
harus bekerja dan mengapa kita harus berwirausa ha antara lain:
1. Apakah sesungguhnya bekerja itu ?
2. Apakah hakekat kerja itu ?
3. Buat apa kita bekerja ?
4. Bagaimana kita dapat bekerja lebih baik lagi ?
5. Haruskah kita bekerja ?
6. Bukankah kerja itu melelahkan ?
7. Bukankah pergi bekerja menjadi sebuah keterpaksaan ?
8. Bagaimana proses kewirausahaan (Entrepreneurship) itu terjadi
9. Kedua, apakah yang menjadi karakter para Wirausaha (entrepreneur)
10. Masalah apa yang biasanya dialami para entrepreneur dan bagaimana
cara mengatasinya
Jawabnya Saya Perlu Mencari Nafkah, sebanyak apakah nafkah yang
mesti dicari dan bagaimana caranya ? Agar bisa S ukses dalam bekerja
atau berwirausaha maka kita minimal harus tahu perilaku kerja secara
individual maupun secara organisasi. Kunci sukses secara individual
antara lain :
1. Keinginan besar untuk berhasil
2. Keyakinan kuat bahwa sukses milikku
4

3. Sikap mental posistif


4. Pengetahuan khusus yang mendalam
5. Daya imajinasi yang kuat
6. Perencanaan yang teliti dan matang
7. Kemampuan membuat keputusan yang jitu
8. Ketekunan dan ketabahan menghadapi kegagalan
9. Daya p ikir yang tajam
10. Kemampuan mengubah energi seksual menjadi energi kerja
11. Emosi positif
12. kekuatan doa
13. Indera ke enam yang berfungsi tajam
14. Kemampuan mengelola 6 rasa takut utama ( takut miskin, kritik,
sakit, dibenci, takut tua, dan takut mati)

Sedangkan Kunci Sukses Berorganisasi, antara lain:


1. Membangun dan menjalanan strategi bisnis yang jitu
2. Menampilkan sajian nilai pelanggan yang bermutu tinggi
3. Mengejar sumber informasi dan pengetahuan
4. Sistem manajemen yang berpusat pada jaringan dan proses
5. Menemukan pusat pasar yang paling menguntungkan
6. Mengelola organisasi dan bukan mengelola angka-angka
7. Menyeimbangkan kontrol dan pemberdayaan
8. Mengelola aset intelektual
9. Meningkatkan produktivitas berdasarkan nilai tambah
10. Menjalankan proses penyesuaian dan mengadopsinya.

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.


Bloom membagi kemampuan kognitip manusia ke dalam 6 tingkatan, yaitu
1. Tingkat Pengetahuan (Knowledge Level). Berisikan kemampuan
untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta- fakta,
gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai
contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas (quality
5

management), orang yg berada di level ini bisa menguraikan dengan


baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas,
standar kualitas minimum untuk produk, dsb.
2. Tingkat Pemahaman (Comprehen sion Level) Dikenali dari
kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan,
tabel, diagram, arahan, peraturan, dsb. Sebagai contoh, orang di
level ini bisa memahami apa yang diuraikan dalam fish bone
diagram, pareto chart, dsb.
3. Tingkat Aplikasi (Application Level) Di tingkat ini, seseorang
memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,
rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika
diber i informasi tentang penyebab meningkatnya reject di
produksi, seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu
merangkum dan menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam
bentuk fish bone diagram atau pareto chart.
4. Tingkat Analisis (Analythical Level) Di tingkat analisis,
seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang
lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari
sebuah skenario yang rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang
akan mampu memilah- milah penyebab meningkatnya reject,
membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan
menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang
ditimbulkan.
5. Tingkat Sintesa (Synthesis Level) Satu tingkat di atas analisa,
seseorang di tingkatsintesa akan mampu menjelaskan struktur
atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat,
dan mampu mengenali data atau informasi yang harus dida pat untuk
menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat
ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk
6

menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya


terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
6. Tingkat Evaluasi (Evaluation Level) Dikenali dari kemampuan
untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi,
dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yg ada
untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh,
di tingka t ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai
alternatif solusi yang sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas,
urgensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dan sebagai

Berpikir adalah suatu keadaan yang merupakan bukti eksistensi


kehidupan. Sehari- hari kita biasa dengan pola yang kita anggap benar
yaitu Rational. Pola tersebut merupakan suatu cara berpikir yang
mendasarkan keputusan-keputusannya dengan konsep Cognitive
(pola kesadaran jaga sehari- hari).

Pola kesadaran jaga ini adalah suatu keadaan dimana kita mendasarkan
keputusan – keputusan kita pada apa yang ditangkap oleh pancaindera
lumrah. Misalnya, kita memutuskan apa yang terlihat sebagaimana yang
terlihat secara kasat mata. Apa yang terdengar sebagaimana yang
terdengar pada ambang batas pendengaran normal dan seterusnya.
Demikianlah pola berpikir kita terbentuk berdasarkan pada segala
sesuatu yang ditangkap secara lumrah oleh pencaindera dan kemudian
membentuk kesadaran kita. Kontrol pola di atas terletak pada Otak.
Dalam Fakta Otak ternyata Otak terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Otak
sebelah kanan, tengah dan kiri. Namun dalam pola kognitif, maka 2
bagian yang banyak berperanan dalam kesuksesan bekerja.

Dua Pembagian Otak :

Bagian Otak Besar Sebelah Kanan (Right Cerebral


Hemisphere):

1. Special * Musical * Acoustic (“Berbakat musik* Akustik”)


2. Holistic * Multiple (“Berbagai”)
7

3. Artistic * Symbolic * Imaginative (” [yang] Artistik* S


imbolis* Imajinatif)
4. Simultaneous * Continuous (” Bersama* Berlanjut”)
5. Emotional * Sensuous (” Emosional* Perasa)
6. Intuitive * Creative (Intuitif* Kreatif)
7. Minor * Quiet * Timeless (Pelajaran) pelengkap*
Ketenangan* Terus-Menerus)
8. Spiritual * Divergence (Rohani* Penyimpangan)
9. Metaphoric * Free (Secara penumpamaan* C uma-Cuma)
10. Qualitative * Subjective( Kwalitatif* Hubungan)
11. Receptive * Horizontal (Mau menerima* Horisontal)
12. Synthetic * Gestalt * Concrete (Buatan* Gestalt* Beton)
13. Facial * Recognition (Masase muka* Pengenalan)
14. Comprehension * Impulsive (Pengertian* [yang] Menuruti
kata hati)
15. Perception of Abstract Patterns (Persepsi Pola teladan
Abstrak)
16. Recognition of Complex Figures (Pengenalan [dari;ttg] F igur
Kompleks)
17. Existensial * Eastern Thought (Existensial* Pemikiran
Ketimuran)

Bagian Kiri Otak Besar


1. ” S uara* Lisan* Linier* Logis
2. ” Mathematica l* Yang terperinci* Berurutan* Percontohan*
Diferensial
3. ” Yang dikendalikan* Dewductive* Intelektual* Sasaran
4. ” Dominan* Vertikal* Duniawi* Yang diarahkan
5. ” Pemusatan* Terpisah* K wantitatif
6. ” Aktip* Realistis* Analitik* Abstrak
7. ” Pembacaan* Penulisan* Penamaan
8. ” Percontohan* Pemesanan
9. ” Persepsi [dari;ttg] Order;Pesanan Penting
10. ” Urutan Motor kompleks
11. ” Historis* Tegas/Eksplisit* F ilm koboi/ buku koboi Pemikiran

Berdasarkan pernyataan di atas, maka sesungguhnya manusia memiliki 4


(empat) Dimensi, yaitu:
8

Manusia sebagai Hidup dalam Bekerja dengan motif


memenuhi
 Makhluk  Ruang moral  Kebutuhan
spiritual Spiritual Spiritual
 Makhluk  Ruang  Kebutuhan
psikologi Psikologikal Psikis
 Makhluk  Ruang Fisikal  Kebutuhan
biologi Biologis
 Makhluk  Ruang Publik  Kebutuhan
sosial Sosial

1.1. Deskripsi Mata Kuliah Kewirausahaan/Kewiras wastaan/Entre


preneurship
Diktat ini berisikan unit-unit kompetensi yang berkaitan dengan
kewirausahaan yang harus dimiliki oleh Sarjana Ekonomi dalam
melaksanakan pengembangan keilmuan yang meliputi; Pengertian dan
Ruang Lingkup Kewirausahaan, Konsep Dasar Kewirausahaan, S ikap
Dan Kepribadian Kewirausahaan, Proses Kewirausahaan, Fungsi dan
Model Peran Wirausaha, Merintis Usaha Baru dan Model
Pengembangannya, Etika Bisnis dalam Wirausaha, Analisa Bisnis dan S
tudi Kelayakan Usaha dan Kewirausahaan di Indonesia.

a. Tujuan Pembelajaran
 Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Membekali peserta dalam memahami tentang lingkup
kewirausahaan untuk pengembangan kemandirian usaha.
 Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah selesai mempelajari modul ini peserta mampu :
1. Menjelaskan tentang Konsep Dasar Kewirausahaan
2. Menjelaskan sikap dan kepribadian Kewirausahaan serta
kewirausahaan di Indonesia
9

3. Menjelaskan dan merumuskan pengembangan Proses


Kewirausahaan, Fungsi dan Model Peran Wirausaha, Merintis
Usaha Baru dan Model Pengembangannya, Etika Bisnis dalam
Wirausaha, Analisa Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha.

b. Pokok Bahasan
1. Konsep Dasar Kewirausahaan,
2. Sikap Dan Kepribadian Kewirausahaan,
3. Proses Kewirausahaan,
4. Fungsi dan Model Peran Wirausaha,
5. Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya,
6. Etika Bisnis dalam Wirausaha,
7. Analisa Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha,
8. Kewirausahaan di Indonesia.

c. Metode Pembelajaran
1 Ceramah 4 Simulasi
2 Curah pendapat 5 Ungkapan Pengalaman
3 Diskusi 6 Tanya Jawab

d. Sarana Pembelajaran
1. LCD dan Diktat serta Masalah-masalah di masyarakat yang
menyangkut kewirausahaan
2. Buku Diktat Kewirausahaan.

1.2 Pendekatan Pemecahan Masalah Ke wirausahaan

Masalah utama dalam Kewirausahaan didekati dengan memberikan Satuan


Acara Perkuliahan (SAP ) untuk satu semester agar mahasiswa mampu
berpikir taraf 6 (evaluasi). Dalam S AP, secara rinci disebutkan mengenai
Pokok Bahasan, Tinjauan Instruksional Umum (TIU), Tinjauan
Instruksional K husus (TIK), Kegiatan Pengampu dan Mahasiswa, serta
peralatan yang digunakan termasuk diktat teori. Kemantapan pengetahuan
10

mahasiswa tentang Kewirausahaan dievaluasi dengan K uis dan tugas


terstruktur tentang perencanaan bisnis dalam bentuk (proposal proyek
wirausaha bersama yang memuaty studi kelayakan usaha), ujian tengah
semester, dan ujian akhir semester dengan pedoman “Pedoman Acuan
Normal” : PAN.

Keterkaitan setiap pokok bahasan mata kuliah Kewirausahaan untuk


landasan pengambilan keputusan dibuat bagan seperti Gambar 1

Gambar 1. Keterkaitan setiap pokok bahasan mata kuliah


Kewirausahaan
11

TES PENGUASAAN MATERI

1. Kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses. Pernyataan berikut adalah pengertian
dari :
a. Kewirausahaan
b. Wirausahawan
c. Wira
d. Usaha
e. Wirausaha

2. Perhatikan pernyataan berikut :


1. Percaya diri
2. Pesimis
3. Kepemimpinan
4. Kemalasan
5. Efisien
Berikut ini yang merupakan ciri-ciri kewirausahaan dan wirausaha yaitu
a. 1,2,3
b. 1,2,4
c. 1,3,5
d. 1,4,5
e. 1,2,5
12

KUNCI JAWABAN TES PENGUASAAN MATERI

1. A
2. C
13

DAFTAR PUSTAKA

Momongan, Yudie. 2017. Makalah Pengantar Kewirausahaan. Diakses dari :


http://agribisnisdion91.blogspot.com/2017/03/pengertian -
kewirausahaan-dan-wirausaha.html. pada tanggal 20 Mei 2019 Pukul
20.00 WIB
14

BAB II KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN


15

DAFTAR ISI

BAB II. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN


2.1 Pengertian Wirausaha ............................................................................16
2.2 Filsafah Kewirausahaan .........................................................................22
2.3 Hakekat Kewirausahaan ........................................................................24
2.4 Mitos Kewirausahaan .................................................................................. 25
16

BAB II
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

2.1 Pengertian Wirausaha


Sejarah kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode, sebagai berikut.
1. Periode awal
Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh
Marcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak
aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil
keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan pihak aktif
adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara
lain dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik
fisik maupun sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar 25%.
2. Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini
wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek
besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka
menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan
oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang
bekerja dalam bidang arsitektural.
3. Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa
seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat
perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap, namun menjual
17

dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan
menghadapi resiko.
4. Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada
pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan
modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan
mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan
wirausahawan sebagai seorang penemu.
5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai
seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk
meningkatkan pertambahan nilai personal.
6. Abad 20
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.
(Fahreza, 2017)

Pengertian wirausaha menurut para ahli, sebagai berikut.


1. Arif F. Hadipranata
Wirausaha adalah sosok orang yang berani mengambil resiko dari semua
kegiatan usaha yang dilakukan.
2. Thomas W Zimmerer
Wirausaha adalah penerapan inovasi dan kreativitas dalam memecahkan
berbagai permasalahan dan mampu memanfaatkannya menjadi keuntungan.
3. Andrew J Dubrin
Wirausaha adalah orang yang melakukan berbagai hal yang bermanfaat dan
inovatif bagi sesama.
4. Jean Baptista Say
Wirausaha adalah penggabungan berbagai alat produksi untuk memperoleh
seuatu yang bermanfaat dari yang diproduksinya.

5. Penrose
18

Wirausaha adalah kegiatan yang mencakup berbagai macam kesempatan


atau peluang yang teridentifikasi didalam suatu sistem ekonomi.
6. Raymond
Wirausaha adalah seseorang yang kreatif, inovatif dan mampu
mewujudkannya kedalam sebuah karya yang mampu mensejahterakan
lingkungan dan masyarakatnya.
7. Kasmir
Wirausaha adalah orang-orang yang memiliki keberanian untuk mengambil
resiko dari peluang usaha yang ada dengan harapan bisa mendapat sebuah
pembelajaran baru.
8. Peter F Drucker
Wirausaha adalah suatu kemampuan untuk menciptakan atau membuat
sesuatu yang unik, berbeda dan berguna.
9. Kathleen
Wirausaha ialah orang yang mampu menjalankan, mengatur, dan
mengambil resiko dari pekerjaan yang dijalankannya dalam dunia usaha.
10. Achmad Sanusi
Wirausaha yaitu suatu nilai yang diwujudkan di dalam perilaku yang
menjadi dasar tujuan, siasat, tenaga penggerak, proses dan hasil bisnis.
11. Mas'ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz
Wirausaha adalah orang-orang yang memiliki inovasi untuk mengubah
sebuah kesempatan menjadi ide yang bisa menghasilkan, mendapatkan nilai
plus dari orang lain, biaya, waktu dan kecakapan dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.
12. Joseph Schumpeter
Wirausaha merupakan orang yang memperoleh kesempatan dan mampu
membuat peluang tersebut menjadi sebuah usaha yang menghasilkan.
13. Stein dan Jhon F. Burgess
Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisasikan, mengelola dan
berani mengambil resiko dari apa yang ia usahakan.
19

14. Wirausaha adalah pengusaha yang mampu mengelola berbagai macam


sumber daya yang ada secara ekonomis dan mampu meningkatkan
produktivitas yang rendah menjadi tinggi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli yang telah disampaikan sebelumnya


maka dapat ditarik kesimpulan bahwa wirausaha adalah sebuah pemikiran yang
inovatif, kreatif, yang dijalankan dengan memperhitungkan resiko-resiko yang
akan dihadapinya dalam persaingan bisnis di sebuah industri yang akan
dimasukinya.
(achmad, 2018)

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru


atau hubungan-hubungan baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada
sebelumnya. Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dan
memanfaatkan suatu peluang didasari oleh sifat kreativitas dari para
pengelolanya, yaitu kemampuan untuk menciptakan gagasan baru dan
menemukan cara baru dalam menyikapi masalah dan memanfaatkan
peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan gagasan-
gagasan baru atau pemecahan kreatif terhadapberbagai masalah dan dalam
memanfaatkan peluang. Pengertian kreativitas dan inovasi secara singkat
sering dianalaogkan : creativity – thinking new things, innovations = doing new
things. Kreativitas tidak selalu dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada sering
sekali merupakan perbaikan dari sesuatu yang telah ada. Sering juga gagasan
baru timbul secara kebetulan yang penting untuk dipahami mengapa kreativitas
dan inovasi tersebut merupakan cirri-ciri yang melekat kepada wirausaha.
20

Gambar 2.1 Konsep Dasar Wirausaha

Ciri-ciri orang kreatif, sebagai berikut.


1. Mandiri
2. Terbuka terhadap yang baru
3. Percaya diri
4. Berani mengambil resiko
5. Melihat sesuatu dengan tidak biasa
6. Memiliki rasa ingin tahu yang besar
7. Dapat menerima perbedaan
8. Objektif dalam berpikir dan bertindak

Terdapat beberapa contoh-contoh kreativitas, sebagai berikut.


1. Kreativitas ide
2. Kreativitas material
3. Kreativitas spontan
4. Kreativitas kejadian
5. Kreativitas organisasi
6. Kreativitas hubungan
7. Kreativitas dari hati.

Kegiatan yang bersifat kewirausahaan, sebagai berikut.


1. Menghasilkan produk baru dengan cara baru pula.
21

2. Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru pula.


3. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru.
4. Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif.
5. Mendorong perilaku eksperimen.

Terdapat beberapa karakteristik dalam pola dasar kewirausahaan, sebagai


berikut.
1. Sikap mental
2. Kepemimpinan
3. Tata laksana
4. Keterampilan
(Bukhori, 2014)

Kata kunci dari kewirausahaan, yaitu pengambilan resiko, menjalankan usaha


sendiri, memanfaatkan peluang-peluang, menciptakan usaha baru, pendekatan
yang inovatif, dan mandiri (misal; tidak bergatung pada bantuan pemerintah)

Tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. Sebagai contoh seorang


pengusaha yang karena ia memiliki saham disuatu perusahaan dan memiliki
koneksi tertentu dengan pejabat pemerintah, sehingga memperoleh fasilitas-
fasilitas istimewa baik dalam memenangkan tender maupun kemudahan dalam
perizinan bukanlah seorang wirausahawan. Orang tersebut tidak lebih hanyalah
seorang pengusaha/pedagang. Contohnya, pengusaha air minum dalam
kemasan dengan merk Aqua, Bapak Tirto Utomo. Itu dapat dikatakan seorang
wirausahawan, karena melakukan terobosan dalam usaha baru air minum
dalam kemasan yang pada saat itu dikuasai oleh minuman bersoda dan
beralkohol. Pada awal berdirinya perusahaan Aqua banyak orang
mempertanyakan mengapa air tawar diperjual belikan yang biasanya di
Indonesia dapat diminta dengan gratis, tetapi usaha tersebut ternyata berhasil
bahkan kini banyak perusahaan lain yang mengikutinya.
22

Wirausaha berbeda dengan penemu (inventor) yaitu orang yang menemukan


sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia, misalnya Thomas Alpha
Edison menemukan listrik. Einstein menemukan atom, dan lainnya. Mereka
tidak dapat disebut wirausahawan jika penemuannya tersebut tidak
ditransformasikan oleh mereka sendiri ke dalam dunia usaha. Wirausahawan
adalah orang yang yang memanfaatkan penemuan tersebut ke dalam dunia
usaha.
(Dewi,2019)

2.2 Falsafah Wirausaha


Wirausaha (entrepreneur) atau wirausahawan adalah sesorang yang berjiwa
dagang, dan melakukan kegiatan dibidang usaha bisnis sebagai profesinya.
Ciri-ciri dari deorang wirausahawan, sebagai berikut:
1) Selalu optimis
2) Secara terus-menerus melihat peluang yang tidak dapat dilihat oleh orang
lain
3) Tidak Pernah merasa puas, dan selalu dapat mengeksploitasi perubahan
yang ada
4) Selalu mempunyai komitmen untuk menang
5) Mempunyai inuisi yang tajam
6) Action oriented
7) Dapat memanfaatkan ancaman menjadi peluang

Faktor yang berpengaruh dalam pembentukan jiwa wirausaha:


1) Personal, menyangkut aspek kepribadian seseorang.
2) Sociological, yaitu menyangkut hubungan dengan keluarga, menunjang
atau tidak.
3) Environmental, ini menyangkut faktor lingkungan seseorang dimana ia
dibesarkan, ia akan terpengaruh dengan lingkungan tersebut.

Faktor yang merupakan pemicu (trigger) dalam memulai terjun ke dunia


bisnis, karena tidak puas dengan pekerjaan yang ada sekarang, karena faktor
23

PHK, pemutusan hubungan kerja, sehingga harus menmcari pekerjaan lain,


adanya keberanian menanggung risiko, adanya minat yang tinggi terhadap
bisnis, adanya peluang yang bisa dimanfaatkan, seperti ada tempat, modal,
tenaga pembantu, dan lain sebagainya.

Berikut hal yang perlu diketahui oleh seorang Entrepreneurship agar usaha
yang dilakukan berhasil.

Gambar 2.2 Hal yang Perlu Diketahui oleh Wirausahawan

Ebert dan Griffin mendefinisikan bisnis kecil adalah suatu usaha yang dimiliki
dan dikelola secara bebas, dan bisnis kecil ini tidak mendominasi pasar. Bisnis
kecil ini bukan merupakan bagian atau cabang dari perusahaan lain. Yang
menjalankan bisnis ini adalah pemilik sendiri, bekerja bebas sesuai dengan
kesanggupannya. Sebab-sebab kegagalan bisnis kecil antara lain:
1) Tidak mampu mengelaola bisnis, kurang pengetahuan
2) Terlalu santai menjalankan bisnis
3) Tidak mampu melakukan pengawasan terhadap pegawai
4) Modal sangat kecil, sehingga menjadi serba sulit

Berikut 8 filsafah yang perlu diketahui oleh wirausahawan, yaitu:


1) Untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidup banyak belajar
tentang dirinya sendiri.
2) Kegagalan usaha harus diterima sebagai pengalaman.
24

3) Kekuatan berusaha datangnya dari tindakannya sendiri bukan dari tindakan


orang lain.
4) Resiko kegagalan selalu ada, tapi para wirausahawan harus menerimanya
dan bertanggungjawab.
5) Adanya keberhasilan usaha setelah mengalami kegagalan.
6) Wirausaha yang menghindari resiko rendah tidak ada tantangan dan
menjauhi risiko tinggi karena ingin berhasil.
7) Prestasi total sebuah bisnis, terutama ditentukan dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimlikinya.
8) Terima apa adanya dan mengurangi kelemahan diri sendiri.

(Nawawi, 2014)

2.3 Hakekat Kewirausahaan


Dari beberapa konsep yang ada ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai
berikut ( Suryana,2003 : 13), yaitu :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994).
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk
memperbaiki kehidupan (Zimmerer, 1996).
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth)
(Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru
(creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi
nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda
untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan
25

dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan


baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru
yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

Berdasarkan keenam konsep diatas, secara ringkas kewirausahaan dapat


didefinisikan sebagai sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new
and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan
untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan
keberanian untuk menghadapi resiko.

Dari segi karakteristik perilaku, wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang


mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan
miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi
orang lain dengan berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap
orang yang mempunyai kemampuan normal, bisa menjadi wirausaha asal mau
dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha. Berwirausaha
melibatkan dua unsur pokok, yaitu peluang dan kemampuan menanggapi
peluang.

Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah “tanggapan


terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta
membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan
inovatif”. Nilai tambah untuk seorang wirausaha dapat menciptakan serta
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilakan barang dan jasa baru yg lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yg sudah ada dan menemukan cara baru dalam
rangka memberikan kepuasaan kepada konsumen. Berikut model agar
seorang wirausahawan berhasil dalam usahanya.
26

Gambar 2.3 Unsur yang Mempengaruhi Keberhasilan Wirausaha


(Nurudin, 2013)

Secara epismologis, sebenarnya kewirausahaan hakekatnya adalah suatu


kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan
dasar, sumber daya, tenaga pengerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi
tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-
kata tetapi juga berbuat merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya
kedalam suatu tindakan yang berorentasi pada sukses. Maka dibutuhkan
kreatifitas, pola pikir tentang sesuatu yang baru serta inovasi, yaitu tindakan
dalam sesuatu yang baru.

2.4 Mitos Wirausaha


Keengganan lulusan perguruan tinggi memilih menjadi entrepreneur salah
satunya karena terjebak dalam mitos. Mahasiswa teknik hanya dibekali dengan
kemampuan kognisi, tetapi tidak dibangkitkan daya afeksinya sehingga tidak
terbangun orientasi sikap yang menjurus ke opportunity oriented. Lulusan
pendidikan teknik lebih banyak ingin bekerja pada perusahaan ketimbang
membangun usaha sendiri. Inilah tantangan ke depan yang harus dihadapi. Para
lulusan perguruan tinggi sampai saat ini masih gamang memasuki dunia
kewirausahaan karena adanya mitos yang seolah tidak terbantahkan. Sedikitnya
ada 10 mitos yang membelenggu pikiran para pemula yang akan memasuki
dunia kewirausahaan.
27

Mitos 1: Entrepreneur adalah pelaku, bukan pemikir. Dalam batas-batas tertentu


entrepreneur memiliki kecenderungan berorientasi kepada tindakan, tetapi
sebenarnya mereka juga pemikir. Mereka adalah orang yang berfikir sistematis
yang merencanakan langkahnya dengan hati-hati. Entrepreneur pemikir dengan
entrepreneur pelaksana adalah sama-sama melaksanakan kegiatan
entrepreneurship.

Mitos 2: Entrepreneur itu dilahirkan, bukan diciptakan muncul anggapan bahwa


tabiat dan sifat entrepreneur tidak dapat diajarkan atau dipelajari, mereka
memiliki bakat pembawaan lahir. Bakat tersebut diantaranya adalah mencakup
ke-agresif-an, inisiatif, dorongan, kemauan untuk mengambil risiko,
kemampuan analitik, dan kemampuan human relation. Sekarang diakui bahwa
entrepreneurship adalah suatu disiplin ilmu yang dapat membantu untuk
mematahkan mitos. Seperti halnya ilmu-ilmu lain entrepreneurship mempunyai
model, proses, dan studi kasus yang memungkinkan untuk mengkaji suatu topik
dan menguraikan karakteristik obyek yang dikajinya.

Mitos 3: Entrepreneur selalu merupakan penemu (Inventor). Pemikiran yang


menganggap entrepreneur adalah penemu merupakan akibat dari kurang
dipahaminya visi tersembunyi entrepreneur. Memang dalam keadaan tertentu
penemu juga sekaligus menjadi entrepreneur. Di sini ada sejumlah entrepreneur
yang melakukan berbagai jenis kegiatan inovatif tetapi bukan penemu. Contoh
Ray Kroc, tidak menemukan franchise fast-food, tapi ide inovatifnya
menjadikan McDonald merupakan perusahaan fast-food terbesar di dunia.
Pemahaman terbaru tentang entrepreneurship cakupannya bukan sekedar pada
invention. Tapi mencakup pemahaman yang lengkap dari perilaku inovatif
apapun bentuknya.

Mitos 4: Entrepreneur adalah orang yang canggung baik di dunia akademis atau
di masyarakat. Ada kepercayaan bahwa entrepreneur secara akademis dan
sosial merupakan orang yang gagal. Mereka berhasil menjalankan usahanya
karena drop out dari sekolah atau dipecat dari tempat kerja. Ini kemudian
28

digunakan untuk memahami profil entrepreneur tipikal. Secara historis


sebenarnya pendidikan dan organisasi sosial tidak mengakui entrepreneur.
Entrepreneur disingkirkan dari dunia perusahaan raksasa karena dianggap
orang yang canggung. Dalam pendidikan bisnis, untuk contoh tujuan utamanya
adalah memahami aktivitas perusahaan bukan pada siapa yang berada di balik
perusahaan. Sekarang entrepreneur dipandang sebagai hero, baik secara sosial,
ekonomi, dan akademik. Dia bukan lagi si canggung, entrepreneur sekarang
dipandang sebagai profesional.

Mitos 5: Entrepreneur harus sesuai dengan profil. Banyak buku dan artikel
menyajikan cheklist ciri-ciri entrepreneur sukses. Daftar tersebut baik yang
divalidasi atau tidak didasarkan pada studi kasus dan temuan riset atas orang-
orang yang berorientasi pada pencapaian. Sekarang sangat susah untuk
melakukan kompilasi hingga terwujud standar profil entrepreneurial.

Mitos 6: Untuk menjadi entrepreneur anda perlu memiliki uang. Memang benar
bahwa semua usaha membutuhkan modal untuk bisa berjalan dan benar juga
bahwa banyak bisnis jatuh karena tidak didukung keuangan yang memadai.
Sekarang uang bukan satu-satunya benteng untuk menghadapi kegagalan
bisnis. Kegagalan bisnis yang berkaitan dengan tidak adanya dukungan
finansial yang memadai sering menjadi indikator adanya masalah lain dalam
usaha tersebut seperti: ketidakmampuan manajemen, lemahnya pemahaman
terhadap persoalan keuangan; investasi yang buruk; perencanaan yang jelek
dan sejenisnya. Banyak entrepreneur sukses berhasil mengatasi persoalan
kekurangan uang dalam menjalankan usahanya, uang adalah sumber daya atau
sarana yang digunakan untuk menjalankan usaha tapi tidak pernah menjadi
tujuan akhir dari usaha itu sendiri.

Mitos 7: Anda perlu nasib baik untuk menjadi entrepreneur. Berada pada
“tempat yang benar dan waktu yang tepat” selalu menjadi suatu keunggulan.
Tapi yang lebih tepat adalah “keberuntungan muncul ketika kemampuan dan
persiapan bertemu dengan kesempatan”. Entrepreneur adalah orang melakukan
29

serangkaian persiapan agar berhasil menggapai kesempatan. Ketika


kesempatan itu muncul dan dapat diraih sering dianggap sebagai suatu
keberuntungan. Mereka sebenarnya adalah orang-orang yang selalu melakukan
persiapan untuk menghadapi berbagai situasi dan mengubahnya menjadi
sukses. Apa yang nampak sebagai suatu keberuntungan sebenarnya adalah
buah dari melakukan perencanaan, menetapkan tujuan dan keinginan,
mengakumulasi pengetahuan, dan melakukan inovasi. Intinya seorang
entrepreneur adalah yang terus menerus waspada dan belajar untuk merespon
lingkungan agar sesuai dengan keinginannya sendiri dan keinginan
masyarakat.

Mitos 8: Entrepreneur mengabaikan kesenangan. Mitos mengatakan


perencanaan dan evaluasi yang rumit cenderung menimbulkan masalah yang
permanen, analisis yang berlebihan menyebabkan paralysis, tapi dalam pasar
yang kompetitif seperti sekarang ini dibutuhkan perencanaan dan persiapan
yang cermat. Mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan suatu usaha,
menetapkan dengan jelas suatu jadwal untuk menghadapi perubahan
membantu menangani masalah, dan meminimalisasikan masalah dapat
dilakukan melalui perumusan strategi yang hati-hati itu semua merupakan
faktor kunci keberhasilan entrepreneurship. Dengan demikian perencanaan
yang cermat bukan mengabaikan perencanaan adalah ciri dari entrepreneur
yang sempurna.

Mitos 9: Entrepreneur mencari sukses tapi pengalaman menunjukkan tingginya


tingkat kegagalan. Adalah benar bahwa banylak entrepreneur menghadapi
sejumlah kegagalan sebelum mereka berhasil. Mereka mengikuti kata bijak
“Jika pertama anda belum berhasil, coba, coba lagi”. Sebenarnya kegagalan
dapat memberikan banyak pelajaran, siapa yang mau belajar dari kegagalan
sering mendapatkan sukses. Ini nampak jelas terlihat dalam prinsip koridor,
yang menyatakan bahwa setiap langkah memiliki resiko, tapi sekaligus
memunculkan peluang yang tidak diduga sebelumnya.
30

Perusahaan 3M menemukan “Pos-it” kertas kecil yang dilapisi lem dengan


tidak sengaja karena memanfaatkan lem yang tidak memenuhi kualifikasi
produk. Dari pada dibuang sayang lebih baik dibuat post-it, akhirnya produk
ini menghasilkan jutaan dolar dan dikenal di seluruh dunia. Sekarang catatan
statistik tentang kegagalan entrepreneur itu menyesatkan. Suatu riset yang
dilakukan oleh Bruce A. Kirchoff, melaporkan bahwa dari pelacakan 814.000
usaha yang mulai start pada 1977 menemukan bahwa 50% tetap hidup dan
dikelola oleh pemilik awal atau pemilik baru. 28% ditutup secara suka rela, dan
hanya 18% yang benar-benar gagal.

Mitos 10: Entrepreneur adalah risk taker yang ekstrim. Dalam masyarakat
berkembang pandangan bahwa entrepreneur adalah orang yang suka berjudi
dengan kemungkinan yang belum jelas, faktanya entrepreneur umumnya selalu
memperhitungkan risiko. Semua entrepreneur yang berhasil adalah adalah
mereka yang bekerja keras melalui persiapan dan perencanaan ketat untuk
meminimalisasikan risiko untuk dapat mengendalikan lebih baik agar visinya
tercapai.

Untuk mendobrak mitos, calon entrepreneur harus mempersiapkan pendidikan


dengan baik. Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting bagi
entrepreneur. Ia berperan penting dalam membantu entrepreneur menghadapi
masalah yang harus diselesaikannya. Sejarah memang telah mencatat ada
sejumlah entrepreneur berasal dari siswa drop out seperti William Durant,
Henry Ford, Andrew Carnegie, Thomas Alva Edison dan William Lear. Secara
formal pendidikan mereka tidak begitu bagus, tetapi mereka melakukan proses
pembelajaran sendiri, mereka menyerap explicit knowledge melalui learning
by doing sehingga mereka berhasil menyusun skema berfikir untuk dijadikan
panduan menghadapi persoalan.
(Syaipuddin, 2010)
31

Soal Pengertian Wirausaha


1. Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang
wirausahawan membeli barang pada harga yang tetap, namun menjual dengan
harga yang tidak pasti. Ketidakpastian tersebut disebut ...
A. Mandiri
B. Menjalankan usaha sendiri
C. Menghadapi resiko
D. Memafaatkan peluang
E. Menciptakan usaha baru

2. “Wirausaha adalah penerapan inovasi dan kreativitas dalam memecahkan


berbagai permasalahan dan mampu memanfaatkannya menjadi keuntungan.”
Pengertian wirauhsa tersebut diungkapkan oleh ...
A. Arif F. Hadipranata
B. Thomas W Zimmerer
C. Andrew J Dubrin
D. Jean Baptista Say
E. Penrose

3. Perhatikan pilihan di bawah ini.


(a) Bergantung dengan pemerintah
(b) Tertutup terhadap yang baru
(c) Percaya diri
(d) Melihat sesuatu dengan tidak biasa
(e) Memiliki rasa ingin tahu yang besar
Salah satu konsep dasar wirausaha adalah kreativitas. Ciri-ciri orang yang
kreatif, yaitu ...
A. (a), (b), dan (d)
B. (c), (d), dan (e)
C. (a), (e), dan (b)
D. (c), (d), dan (b)
E. (a), (b), dan (e)
32

4. “Seorang memiliki saham di suatu perusahaan dan memiliki koneksi tertentu


dengan pejabat pemerintah, sehingga memperoleh fasilitas-fasilitas istimewa
baik dalam memenangkan tender maupun kemudahan dalam perizinan.”
Pernyataan di atas menyatakan bahwa orang tersebut adalah ...
A. Penemu
B. Wirausahawan
C. Pengusaha
D. Pendidik
E. Petani

5. Perhatikan pernyataan di bawah ini.


“Kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau hubungan-
hubungan baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya”
Pernyataan di atas merupakan pengertian dari ...
A. Inovasi
B. Kreativitas
C. Keterampilan
D. Kepemipinan
E. Memanfaatkan peluang

Soal Falsafah Wirausaha


1. Ebert dan Griffin mendefinisikan bisnis kecil sebagai?
2. Sebutkan kegagalan yang dapat terjadi bisnis-bisnis kecil!
3. Apa saja faktor utama dan faktor pemicu pembentukan jiwa wirausaha
seseorang?
4. Seorang wirausaha harus mampu menerima segala resiko yang akan terjadi,
siasat apa yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk
meminimalisir resiko tersebut?
5. Jika anda memiliki peluang wirausaha dan memiliki ide bisnis cemerlang,
apakah Anda percaya pada ide bisnis Anda sehingga bersedia untuk
memberikan semua aset yang Anda miliki untuk bisnis tersebut?
33

Soal Hakekat Kewirausahaan


1. Jelaskan konsep hakekat kewirausahaan menurut Achmad Sanusi!
2. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melaui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Dari penjelasan tersebut, sebutkan cara untuk
menciptakan nilai tambah usaha!
3. Jelaskan olehmu hakekat wirausaha sebenarnya!
4. Jelaskan arti hakekat kewirausahaan secara epimologis!
5. Jelaskan olehmu siklus atau model kewirausahaan untuk mencapai
keberhasilan!

Soal Mitos Wirausaha


1. Apa yang membuat mahasiswa atau lulusan perguruan tinggi enggan dalam
berwirausaha?
2. Bagaimana cara atau solusi agar para lulusan perguruan tinggi tidak enggan
dalam berwirausaha?
3. Apa pendapatmu mengenai mitos wirausaha yang sudah tersebar dimasyakat?
4. Mitos wirausaha menyatakan bahwa untuk menjadi entrepreneur anda perlu
memiliki uang. Apakah semua usaha memperlukan untuk modal? Kalau begitu
bagaiman dengan orang yang tak memiliki modal namun ingin berwirausaha?
5. Menurutmu, apa lebih baik mana menyelesaikan studi namun enggan
berwirausaha, atau tidak menyelesaikan studi namun sukses berwirausaha?
Jelaskan alasanmu!
34

Tabel 2.1 Kunci Jawaban Pengertian Wirausaha


No. Jawaban Skor Maks Keterangan
2.1 Pengertian Wirausaha
1 C. Menghadapi resiko 1 = benar
1 0 = salah/tidak
menjawab
2 B. Thomas W Zimmerer 1 = benar
1 0 = salah/tidak
menjawab
3 B. (c), (d), dan (e) 1 = benar
1 0 = salah/tidak
menjawab
4 C. Pengusaha 1 = benar
1 0 = salah/tidak
menjawab
5 B. Kreativitas 1 = benar
1 0 = salah/tidak
menjawab

Tabel 2.2 Kunci Jawaban Falsafah Wirausaha


No Jawaban Skor Maks Keterangan
2.2 Faslafah Wirausaha
1 adalah suatu usaha yang 3 = menjawab
dimiliki dan dikelola secara lengkap
bebas, dan bisnis kecil ini 1 = menjawab 2
tidak mendominasi pasar. atau 1
3
Bisnis kecil ini bukan 0 = tidak
merupakan bagian atau menjawab
cabang dari perusahaan
lain
35

2 1) Tidak mampu 3 = menjawab


mengelaola bisnis, lengkap
kurang pengetahuan 1 = menjawab 2
2) Terlalu santai atau 1
menjalankan bisnis 0 = tidak
3) Tidak mampu 3 menjawab
melakukan pengawasan
terhadap pegawai
4) Modal sangat kecil,
sehingga menjadi serba
sulit
2 Faktor kepribadian, faktor 2 = menjawab
hubungan sosial dan faktor lengkap
lingkungan 1 = menjawab 2
2
atau 1
0 = tidak
menjawab
3 Wirausaha yang 6 = jika
menghindari risiko rendah menjawab
tidak ada tantangan dan lengkap dengan
menjauhi risiko tinggi alasan yang tepat
karena ingin berhasil, berlandaskan teori
sehingga sebagai 4 = jika
wirausaha harus siap menjawab
menanggung segala resiko 6 lengkap namun
yang terjadi. Siasat untuk alasan tidak
meminimalisir resiko berlandaskan teori
tersebut adalah menyusun 2 = menjawab
rencana awal dengan namun tidak ada
matang, memperkirakan alasan
apa saja kegagalan yang 0 = jika tidak
akan terjadi, menyiapkan menjawab
36

rencana lain jika sewaktu-


waktu rencana awal gagal.
Karena pada kenyataannya, 6 = jika
bagi para pebisnis pemula menjawab
mungkin akan jadi sangat lengkap dengan
sulit untuk menemukan alasan yang tepat
investor. Dengan begini, dan logis serta
wirausahawan harus siap berlandaskan teori
mengeluarkan dana 4 = jika
mengambil resiko untuk menjawab
mngeluarkan tabungan lengkap namun
atau angunan rumah. alasan logis
6
Sebelum memulai namun tidak
wirausaha, seorang berlandaskan teori
wirausaha harus jeli dalam 2 = menjawab
melihat peluang yang ada, namun tidak ada
seberapa besar peluang alasan yang logis
tersebut ada serta dapat 0 = jika tidak
merencanakan dengan baik menjawab
usaha yang akan dilakukan.

Tabel 2.3 Kunci Jawaban Hakekat Kewirausahaan


No. Jawaban Skor Maks Keterangan
2.3 Hakekat Wirausaha
1 Kewirausahaan adalah 3 = menjawab
suatu nilai yang lengkap
diwujudkan dalam perilaku 1 = menjawab 2
yang dijadikan dasar atau 1
3
sumber daya, tenaga 0 = tidak
penggerak, tujuan, siasat, menjawab
kiat, proses, dan hasil
bisnis
37

2 Dengan cara 3 = menjawab


mengembangkan teknologi lengkap
baru, menemukan 1 = menjawab 2
pengetahuan baru, atau 1
menemukan cara baru 0 = tidak
untuk menghasilkan menjawab
barang dan jasa yang baru
3
yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan
jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru
untuk memberikan
kepuasan kepada
konsumen
3 sesuatu kemampuan kreatif 3 = menjawab
dan inovatif (create new lengkap
and different) yang 2 = menjawab 2
dijadikan kiat, dasar, atau 1
sumber daya, proses dan 0 = tidak
perjuangan untuk 3 menjawab
menciptakan nilai tambah
barang dan jasa yang
dilakukan dengan
keberanian untuk
menghadapi risiko.
4 kewirausahaan hakekatnya 5 = jika
adalah suatu kemampuan menjawab
dalam berfikir kreatif dan lengkap dengan
berperilaku inovatif yang 5 alasan yang tepat
dijadikan dasar, sumber berlandaskan teori
daya, tenaga pengerak, 3 = jika
tujuan, siasat dan kiat menjawab
38

dalam menghadapi lengkap namun


tantangan hidup. Seorang alasan tidak
wirausahawan tidak hanya berlandaskan teori
dapat berencana, berkata- 1 = menjawab
kata tetapi juga berbuat namun tidak ada
merealisasikan rencana- alasan
rencana dalam pikirannya 0 = jika tidak
kedalam suatu tindakan menjawab
yang berorentasi pada
sukses
5 6 = jika
menjawab
lengkap dengan
alasan yang tepat
dan logis serta
Dijelaskan menurut berlandaskan teori
pendapat masing-masing 4 = jika
menjawab
lengkap namun
6 alasan logis
namun tidak
berlandaskan teori
2 = menjawab
namun tidak ada
alasan yang logis
0 = jika tidak
menjawab

Tabel 2.4 Kunci Jawaban Mitos Wirausaha


39

No. Jawaban Skor Maks Keterangan


MitosWirausaha
1 Para lulusan perguruan 3 = menjawab
tinggi sampai saat ini lengkap
masih gamang memasuki 1 = menjawab 2
3
dunia kewirausahaan atau 1
karena adanya mitos yang 0 = tidak
seolah tidak terbantahkan menjawab
2 Untuk mendobrak mitos, 3 = menjawab
calon entrepreneur harus lengkap
mempersiapkan 1 = menjawab 2
pendidikan dengan baik. atau 1
Pendidikan merupakan 0 = tidak
fondasi yang sangat 3 menjawab
penting bagi entrepreneur.
Ia berperan penting dalam
membantu entrepreneur
menghadapi masalah yang
harus diselesaikannya
3 Segudang prestasi 3 = menjawab
didapatkan melalui belajar lengkap
dan kerja keras yang 2 = menjawab 2
didorongoleh motivasi diri atau 1
yang kuat untuk meraih 0 = tidak
sukses sejak masa remaja. menjawab
jangan percaya akan mitos- 3
mitos seputar wirausaha,
misalkan ada yang
mengatakan bahwa
wirausaha dihasilkan dari
bakat dan keturunan atau
wirausaha diawalidengan
40

memiliki uang yang banyak.


Semua hal tersebut
sebenarnyahanyalah karena
kurangnya pemahaman kita
tentang kewirausahaan.
4 Memang benar bahwa 5 = jika
semua usaha menjawab
membutuhkan modal untuk lengkap dengan
bisa berjalan; juga benar alasan yang tepat
bahwa banyak bisnis jatuh berlandaskan teori
karena tidak didukung 4 = jika
keuangan yang memadai. menjawab
Sekarang uang bukan satu- lengkap namun
satunya benteng untuk alasan tidak
menghadapi kegagalan berlandaskan teori
bisnis. Jika memang ada 1 = menjawab
seseorang ingin sekali 5 namun tidak ada
memulai usaha namun alasan
tidak memiliki modal, 2 = jika tidak
seperti yang telah menjawab
dijelaskan pada materi
faslafah maka si calon
wirausahawan ini siap
menerima segala resiko
dan mengelurakan seluruh
tabungan atau angunan
rumah untuk memulai
usaha.
5 Entrepreneur adalah orang 6 = jika
yang canggung baik di menjawab
dunia akademis atau di lengkap dengan
6
masyarakat. Ada alasan yang tepat
41

kepercayaan bahwa dan logis serta


entrepreneur secara berlandaskan teori
akademis dan sosial 4 = jika
merupakan orang yang menjawab
gagal. Mereka berhasil lengkap namun
menjalankan usahanya alasan logis
karena drop out dari namun tidak
sekolah atau dipecat dari berlandaskan teori
tempat kerja. Ini kemudian 2 = menjawab
digunakan untuk namun tidak ada
memahami profil alasan yang logis
entrepreneur tipikal. Secara 0 = jika tidak
historis sebenarnya menjawab
pendidikan dan organisasi
sosial tidak mengakui
entrepreneur. Entrepreneur
disingkirkan dari dunia
perusahaan raksasa karena
dianggap orang yang
canggung. Dalam
pendidikan bisnis, untuk
contoh tujuan utamanya
adalah memahami aktivitas
perusahaan bukan pada
siapa yang berada di balik
perusahaan.
Dijelaskan menurut
masing-masing pendapat

DAFTAR PUSTAKA
42

Achmad, Nurr. 2018. Kewirausahaan. Diunduh dari


nurrachmad.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/.../Kewirausaha+pertem
uan+1.pdf pada tanggal 18 Mei 2019 pukul 22.15 WIB.

Bukhori, Muhammad. 2014. Konsep Dasar Kewiraushaan dan Wirausaha.Diakses


dari http://muhammadbukhori21.blogspot.com/2014/08/konsep-dasar-
kewirausahaan-dan-wirausaha.html pada tanggal 19 Mei 2019 pukul 06.42
WIB.

Dewi, Puspita. 2019. Konsep Dasar Wirausaha. Diunduh dari


https://www.academia.edu/15157143/BUKU_3_-
_MODUL_2_KONSEP_DASAR_KEWIRAUSAHAAN pada tanggal 19
Mei 2019 pukul 06.57 WIB.

Fahreza, Budi. 2017. Sejarah dan Pengertian Kewirausahaan. Diunduh dari


https://www.academia.edu/3754780/Sejarah_dan_Pengertian_Kewirausah
aan_Avin_Fadilla_Helmi_and_Rista_Bintara_Megasari pada tanggal 19
Mei 2019 pukul 06.16 WIB.

Nawawi, Hamdan. 2014. Falsafah Wirausaha. Diunduh dari


http://hamdannawawi.blogspot.com/2014/01/8-falsafah-wirausaha-yang-
perlu anda.html. pada tanggal 19 Mei 2019 pukul 07.15 WIB.

Nurudin, Muhammad. 2013. Hakekat Wirausaha. Diunduh dari


http://adinnurudin.blogspot.com/2013/03/hakekat-kewirausahaan.html. pada
tanggal 19 Mei 2019 pukul 08.15 WIB.

Syaipuddin, Ahmad. 2010. Mitos Wirausaha. Diunduh dari


https://pascoelaviera.blogspot.com/2010/02/10-mitos-kewirausahaan.html
pada tanggal 19 Mei 2019 pukul 08.15 WIB.
43

BAB III SIKAP DAN KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN


44

DAFTAR ISI

BAB III. SIKAP DAN KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN


3.1 Karakteristik Kewirausahaan ..............................................................44
3.2 Kewirausahaan Sebagai Pribadi ..........................................................53
3.3 Bentuk Sikap Mental Wirausaha .........................................................54
3.4 Kepribadian Wirausaha .......................................................................55
3.5 Kiat-Kiat Mengembangkan Kepribadian Wirausaha ............................ 63
45

BAB III
SIKAP DAN KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN

Dalam b ab ini akan membahas tentang s ikap dan kepribadian kewirausahaan


sebagai kelanjutan dari konsep dasar kewirausahaan. S ikap dan kepribadian
kewirausahaan sebagian besar akan menyoroti perwatakan pribadi seorang
wirausahawan yang dapat dipakai sebagai cermin serta dapa t dikembangkan
dalam jangka waktu tertentu bagi sebuah perusahaan atau organisasi untuk
memperoleh profit yang maksimal dengan pemanfaatan sumber daya yang
efektif dan efisien.

Pembahasan dimulai dari karakteristik kewirausahaan, makna wirausaha


sebagai pr ibadi, bentuk dan sikap mental wirausaha, kepribadian wirausaha, k iat-
kiat membangun kepribadian wirausaha serta diakhiri dengan motif berprestasi
dalam kewirausahaan.

3.1. Karakteristik Kewirausahaan


Kegiatan wirausaha tidak dapat dilepaskan dari unsur individu
wirausahawan itu sendiri. Maju mundurnya usaha wirausahawan akan
sangat ditentukan oleh inisiatif, gagasan dan inovasi, karya dan kreatifitas
serta berfikir positif. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausahawan
menggunakan gagasan terhadap produk, proses, dan jasa-jasa inovasi
sebagai alat untuk mengendalikan perubahan. Inovasi ala Schumpeter terdiri
dari dua sisi pengertian yaitu, technical world
46

andbusiness world. Dari sisi teknis, perubahan teknologi disebut invensi,


namun manakala bisnis terlibat didalamnya maka upaya itu disebut inovasi.

Kadjatmiko & Gana (2001) berpandangan bahwa inovasi sesungguhnya


bersumber pada suatu yang eksis di perusahaan dan diluar perusahaan.
Inovasi yang efektif adalah sederhana, fokus, menerima apa yang dikatakan
orang, spesifik, jelas, dimulai dari yang kecil, dan design aplikasi yang hati-
hati.

Garis besar karakteristik dari kewirausahaan pada umumnya meliputi hal- hal
sebagai berikut :

a. Berjiwa Wirausaha/Wirausaha/Entrepreneurs hip


Wirausahawan adalah individu-individu yang berorientasi kepada
tindakan dan bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar
tujuannya. Tanda-tanda berikut memberikan sebuah profil dari seorang
wirausahawan, yaitu: percaya pada diri sendiri, berorientasi kepada
tindakan, pengambilan resiko, berorientasi ke masa depan, keorisinilan
dan lain-lain.

Jiwa dan sikap kewirausahaan akan selalu dimiliki oleh orang-orang


percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen), berinisiatif (energik
dan percaya diri), motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan
ke depan), jiwa kepemimpinan (berani tampil beda), dimana mereka
yangselalu mencari perubahan , berusaha mengikuti dan menyesuaikan
pada perubahan itu, serta memanfaatkannya sebagai peluang serta
mampu memilih dan mengambil keputusan alternatif yang paling tinggi
produktivitasnya.

Terdapat sembilan ciri pokok keberhasilan, dan bukan ciri-ciri pribadi


(personal traits) sebagai berikut:
47

1. dorongan prestasi yang tinggi,


2. bekerja keras, tidak tinggal diam,
3. memperhatikan kualitas produknya, baik barang maupun jasa,
4. bertanggung jawab penuh,
5. berorientasi pada imbalan yang wajar,
6. optimis,
7. berorientasi pada hasil karya yang baik (excellence oriented),
8. mampu mengorganisasikan, dan
9. berorientasi pada uang.

Dasar ini meliputi watak-watak yang seharusnya dimiliki oleh


wirausahawan untuk dikembangkan. Mungkin tidak keseluruhan sifat-
sifat di atas dapat dimiliki oleh seorang wirausahawan. Namun, semakin
banyak maka semakin besar peluang menjadi wirausahawan yang
sukses. Perlu diketahui disini, bahwa perwatakan tersebut saling
berkaitan atau berhubungan. Misalnya, orang-orang yang yakin akan
dirinya mungkin menerima tanggung jawab atas perbuatannya, bersedia
mengambil resiko, dan menjadi pemimpin.

b. Kepe mimpinan
Para wirausahawan berdasarkan pekerjaannya pada hakekatnya adalah
pemimpin , karena harus mencari peluang-peluang, memulai proyek,
mengumpulkan sumber-sumber daya manusia, dan finansial yang
diperlukan untuk melaksanakan proyek, menentukan tujuan untuk
mereka sendiri dan orang lain serta bertindak untuk memimpin dan
membimbing orang lain untuk mencapai tujuan. Kesimpulannya
seorang wirausahawan yang berhasil adalah pemimpin yang berhasil
pula.

Kadarsan (2001), menyatakan bahwa kepemimpinan (leadership)


adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang
berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok sehingga memiliki
48

empat aplikasi tentang kepemimpinan. Bedasarkan unsur- unsurnya


kepemimpinan terbagi ke dalam lima yaitu, leader, pengikut, organisasi,
objective, dan lingkungan.

Seorang pemimpin dalam melakukan kepemimpinannya dapat


menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan yang dirasakan (perceived
power), seperti memaksa (coercive), imbalan (reward), sah (legitimate),
ahli (expert), dan referensi (referent). Begitu pula dalam melakukan
kegiatan, seorang pemimpin dipengaruhi oleh lingkungan baik internal
maupun eksternal perusahaan.

Wirausahawan yang juga merupakan seorang pemimpin perusahaan


harus menyadari tujuan perusahaan akan dapat dicapai dengan baik
jika terbentuk jalinan kerja sama yang baik antara lingkungan internal
dan eksternal.

Menurut Marshall (1996), kepemimpinan yang tepat pada saat ini


adalah kepemimpinan kolaborasi, dimana seorang pemimpin memiliki
fungsi utama sebagai sponsor, sebagai fasilisator, sebagai pelatih,
sebagai papan gema, sebagai agen katalis, sebagai dokter, sebagai
anggota, dan sebagai manajer administrator. Menurut Reddin (1970),
dengan teori tiga dimensi kepemimpinan dilihat dari aktifitasnya, tipe
kepemimpinan dibagi menjadi 8 tipe, yaitu Deserter, Bureaucrat,
Missionary, Develop, Autocrat, Benev olent, Autocrat Compromise, dan
Excecutif.

Batasan administrasi, Manajemen, dan kepemimpinan adalah sebagai


berikut: Administrasi adalah upaya mengarahkan orang lain untuk
melakukan sesuatu yang diinginkan oleh pihak ketiga dengan
menggunakan cara-cara yang dite ntukan oleh pihak ketiga tersebut.
Manaje men merupakan upaya mengarahkan orang lain dalam rangka
mencapai tujuan dengan menggunakan cara-cara tertentu yang
49

ditetapkan oleh manajer. Kepemimpinan adalah upaya memandu,


mendorong, dan memfasilitasi orang lain dalam rangka mencapai
tujuan dengan menggunakan cara-cara tertentu, yang mana cara dan
tujuan tersebut ditentukan atau disepakati oleh orang tersebut.

Tabel 3.1. Sifat-Sifat Pemimpin


50

Tabel 3.2. Komponen Kecerdasan emosional dan Teori Substitusi


Kepemimpinan

c. Mengambil Resiko
Wirausahawan menyukai resiko karena mereka ingin berhasil. Mereka
mendapat kepuasan besar dalam melakukan tugas-tugas yang sulit
51

dengan menerapkan keterampilan-keterampilannya. Pada umumnya


orang takut menghadapi resiko karena ia ingin aman. Padahal kita tahu
bahwa setiap aktivitas pekerjaan pasti mengandung resiko yang
merupakan hakiki daripada seorang wirausahawan. Setiap resiko pasti
mengandung potensi kegagalan dan kesuksesan. Keputusan yang
diambil seorang wirausahawan dilakukan dengan cara memilih
alternatif-alternatif.

Faktor yang mempengaruhi setiap alternatif antara lain:


1. daya tarik setiap alternatif,
2. sejauh mana bersedia untuk dijalankan,
3. rasio kemungkinan sukses atau gagal, dan
4. seberapa jauh dapat meningkatkan kemungkinan sukses dan
mengurangi gagal.

Meskipun imbalan dalam berwirausaha menggiurkan, tapi ada juga


biaya yang berhubungan dengan kepe milikan bisnis tersebut. Memulai
dan mengoperasikan bisnis sendiri membutuhkan kerja keras, menyita
banyak waktu, dan membutuhkan kekuatan emosi. Kemungkinan gagal
dalam bisnis adalah ancaman yang selalu ada bagi wirausaha, tidak ada
jaminan kesuksesan. Wirausaha harus menerima berbagai resiko
berhubungan dengan kegagalan bisnis. Tantangan berupa kerja keras,
tekanan emosional, dan resiko meminta tingkat komitmen dan
pengorbanan jika kita mengharapkan mendapatkan imbalan.

d. Mengambil Keputusan
Masa depan organisasi atau perusahaan/usaha ditentukan oleh hasil
keputusan. Data kuantitatif biasanya tersedia untuk mengambil
keputusan rutin, tetapi fakta dan angka kerap kali tidak mempunyai
arti bagi keputusan tingkat puncak yang mempengaruhi masa depan
organisasi. Dalam setiap problem solving akan selalu diikuti untuk
mengambil keputusan dalam rangka memecahkan masalah tersebut.
52

Namun setiap langkah keputusan itu biasanya akan terangkai


munculnya masalah baru. O leh karena itu, pengambilan keputusan
bersifat dinamis bukan statis. Orientasi sikap pengambilan keputusan
sangat dipengaruhi oleh faktor internal individu seorang wirausawan
serta faktor eksternal dari lingkungan mikro dan makro perusahaan.

e. Perencanaan
Dalam sebuah usaha atau bisnis terdapat dua macam perencanaan,
yaitu perencanaan rutin dan perencanaan tidak rutin (incidental)
berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi. Pada sebuah
perencanaan bisnis terdapat dua cara yaitu perencanaan jangka pendek
dan perencanaan jangka panjang.

Wirausahawan ya ng berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil.


Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluang-
peluang, melalui proyek-proyek, mengumpulkan sumber daya (bahan,
teknologi, manusia, dan modal) yang diperlukan untuk melaksanakan
proyek, menentukan tujuan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk
orang lain, dan memimpin serta membimbing orang lain untuk
mencapai tujuan. Seorang pemimpin yang efektif akan selalu mancari
cara yang lebih baik. Pemimpin yang berhasil adalah jika dalam
kegiatan percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efesiensi
yang meningkat, dan keberhasilan yang berkesinambungan dari bisnis
perusahaannya.

f. Menggunakan Waktu yang Efektif


Melalui time schedule maka akan dicapai hasil- hasil yang lebih baik.
Ingat Time is Money. Dengan demikian bagi para wirausahawan
waktu adalah salah satu harta perusahaan yang penting.

Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang
dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada
53

kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh
seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.

Pendapat M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993)


mengemukakan delapan karakteristik yang meliputi:
1. memiliki rasa tanggung jawab atas usaha- usaha yang dilakukannya,
2. lebih memilih risiko yang moderat,
3. percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil,
4. selalu menghendaki umpan balik yang segera,
5. berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke
depan,
6. memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik,
7. memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk
menciptakan nilai tambah, dan
8. selalu menilai prestasi dengan uang.

Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai


berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya.
Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah
diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung
oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang
mencari peluang sampai ada hasil. Hasil- hasil ini harus nyata/jelas dan
objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya.
Dengan semangat optimis yang tinggi karena ada hasil yang
diperoleh, maka uang selalu dikelola secara proaktif dan dipandang
sebagai sumber daya.

3.2 Wirausaha Sebagai Pribadi


Setiap orang/individu adalah unik, tidak ada duanya (mempunyai
pengalaman masa lampau yang berbeda, hidup dalam situasi kehidupan
54

yang berlainan, mempunyai ikatan dan tanggungjawab yang berlainan, dan


mempunyai tujuan hidup yang berlainan).

Pekerjaan, keadaan keluarga, dan keuangan serta faktor–faktor lain akan


ikut menentukan sikap terhadap kewirausahaan. Wirausahawan mempunyai
berbagai kewajiban dan ikatan terhadap diri sendiri dan orang lain termasuk
istri anda, keluarga, atasan atau karyawan. Dalam merencanakan masa
depan, bersifatlah realistik dalam menentukan hal–hal mengenai diri anda
ya ng dapat diubah dan yang tidak dapat diubah. Pengalaman masa lampau
seharusnya dapat membantu dalam memahami lebih baik situasi sekarang.
Kebanyakan wirausaha mempunyai tujuan dan pengharapan tertentu.
Semakin jelas tujuan, semakin besar kemungkinan mencapai tujuan.

Imbalan Dalam Wirausaha


Tiap orang tertarik kepada kewirausahaan kerena berbagai imbalan yang
dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar: laba, kebebasan, dan
kepuasan dalam menjalani hidup.
a. Imbalan Laba
Wirausaha mengharapkan hasil yang tidak hanya mengganti kerugian
waktu dan uang yang diinvestasikan tetapi juga memberikan imbalan
yang pantas bagi resiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam
mengoperasikan bisnis mereka sendiri. Dengan demikian, imbalan
berupa laba merupakan motivasi yang kuat bagi wirausaha tertentu.
Laba adalah salah satu cara dalam mempertahankan nilai perusahaan.
Beberapa wirausaha mungkin mengambil laba bagi dirinya sendiri atau
membagikan laba tersebut, tetapi kebanyakan wirausaha puas dengan
laba yang pantas.
b. Imbalan Kebebasan
Kebebasan untuk menjalankan perusahaannya merupakan imbalan lain
bagi seorang wirausaha. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun
1991 menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan
pekerjaan nya di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos
55

atas perusahaan sendiri. Beberapa wirausaha menggunakan


kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku kerja pribadinya
secara fleksibel. Kenyataannya banyak wirausaha tidak mengutamakan
fleksibiltas disatu sisi saja. Akan tetapi, wirausaha menghargai
kebebasan dalam karir kewirausahaan, seperti mengerjakan urusan
mereka dengan cara sendiri, memungut laba sendiri, dan mengatur
jadwal sendiri.

c. Imbalan Berupa Kepuasan Dalam Menjalani Hidup


Wirausaha sering menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam
menjalankan bisnisnya sendiri. Pekerjaan yang mereka lakukan
memberikan kenikmatan yang berasal dari kebebasan dan kenikmatan.
Hal ini merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada barang
dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha
tumbuh menjadai besar akan tetapi ada juga yang relatif tetap berskala
kecil.
“Anda harus bersedia belajar dari pengalaman dan berubah dari
waktu ke waktu. Anda haruslah selalu sadar akan cara-cara baru
untuk meningkatkan produktivitas anda sendiri. Salah satu kunci
utama bagi keberhasilan anda adalah keterlibatan anda dalam
pertumbuhan pribadi secara terus menerus”

3.3. Bentuk Sikap Mental Wirausaha


Kebanyakan orang membiarkan keadaan luar mengendalikan sikap mereka,
sedangkan para wirausaha menggunakan sikap mereka untuk mengendalikan
keadaan. S ikap mental positif memudahkan untuk memfokuskan pada
kegiatan dan kejadian atas hasil yang ingin dicapai. Justru pengalaman
negatif mempunyai segi yang positif. Wirausahawan harus bersikap mental
secara positif terhadap semua peristiwa dan mencari hikmah dari setiap
pengalaman.
56

Para wirausaha memiliki pandangan hidup yang sehat. Mereka merupakan


individu yang matang yang telah mengembangkan cara menilai pengalaman
secara sehat. Beberapa bentuk sikap mental wirausaha yang ingin maju
yaitu:
1. bersikap mental positif,
2. mempunyai tekad yang kuat,
3. tekun, bekerja keras, dan bertanggung jawab,
4. selalu melakukan perbaikan diri dengan menggunakan pengetahuan,
prestasi masa lampau, dan pandangan ke depan untuk menciptakan
tujuan baru,
5. selalu berusaha meningkatkan kualitas diri dengan melakukan
perubahan untuk memotivasi diri mencapai sasaran yang lebih tinggi,
6. percaya diri akan kemampuan dan kemauan,
7. meningkatkan konsep diri dan kesan yang diperoleh orang lain dar i
diri sendiri dengan diawali penampilan menarik.

Beberapa saran dan faktor yang berguna bagi wirausaha dalam


mengembangkan sikap mental yang positif sebagai berikut:

1. pusatkan perhatian anda sedemikian rupa dan gunakanlah pikiran anda


secara produktif,
2. pilihlah sasaran–sasaran positif dalam pekerjaan,
3. bergaullah dengan orang–orang yang berpikir dan bertindak secara
wirausaha. Cara berpikir, cara–cara dan ciri–ciri dari orang–orang di
sekitar mungkin berimbas pada individu
4. jauhilah pikiran dan ide–ide yang ne gatif,
5. sadarlah bahwa andalah yang mengendalikan pikiran anda dan
gunakanlah pikiran tersebut secara produktif,
6. haruslah selalu awas terhadap peluang–peluang yang meningkatkan
situasi, baik dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja maupun dalam
kehidupan mas yarakat,
57

7. jangan takut meninggalkan suatu ide, jika tidak menghasilkan hasil


yang benar. lebih baik mengubah arah daripada mengejar suatu ide
yang tidak akan berhasil secara memuaskan,
8. lingkungan akan mempengaruhi prestasi. Jika lingkungan tidak
memenuhi kebutuhan anda, ubahlah lingkungan itu, atau pindah ke
lingkungan lain yang lebih positif dan memungkinkan tercapainya
sasaran yang patut diinginkan,
9. percayalah pada diri dan bakat. S ukses akan datang kepada mereka
yang percaya pada kemampuan mereka dan menggunakan kemampuan
itu sepenuhnya. Hilangkan beban mental dengan mengambil tindakan.
P usatkan pikiran pada suatu masalah tertentu. Sekali mengambil
keputusan, ambillah tindakan untuk memecahkan persoalan itu.
Usahakan agar konflik mental diselesaikan secepat mungkin,
10. para wirausaha adalah orang yang mengetahui bagaimana menemukan
kepuasan dalam pekerjaan dan prestasinya. Tunjukkan sikap mental
yang positif terhadap pekerjaan anda, karena sikap inilah yang akan ikut
menentukan keberhasilan,
11. otak merupakan alat yang berdaya luar biasa. Menyediakan waktu
beberapa saat setiap hari untuk merenungkan pikiran yang akan
memungkinkan anda terarah pada kegiatan yang berarti,
12. kebanyakan orang membatasi pikirannya pada masalah dan kegiatan
sehari-hari. Gunakanlah imajinasi untuk meluaskan pikiran anda dan
cobalah berpikir yang “besar”. Orang yang dapat melihat “gambaran
besar” merupakan orang yang bersifat wirausaha dan merupakan calon-
calon pemimpin bisnis maupun masyarakat,
13. rasa humor ikut mengembangkan sikap mental yang sehat. Terlalu serius
dapat merugikan pekerjaan dan tidak sehat. Menunjukkan rasa humor
berpengaruh pada orang lain dengan jalan menyebarkan optimisme dan
suasana yang santai, dan
14. pikiran haruslah terorganisasi dengan baik dan mampu memfokuskan
pada berbagai masalah. Haruslah mampu memindahkan perhatian dari
satu masalah ke masalah lain dengan upaya yang minim.
58

“Dengan memperhatikan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh


wirausaha, kita mungkin mengerti sikap mental mereka. Sikap
mental positif memberikan sumbangan yang besar dalam
mencapai prestasi yang berhasil.

Cara bertindak wirausaha mencerminkan bagaimana pendapat


mereka tentang dirinya dan lingkungannya.’

“Sikap mental yang tepat terhadap pekerjaan sangatlah penting.


Para wirausaha yang berhasil menikmati pekerjaan mereka dan
berdedikasi total terhadap apa yang mereka lakukan. Sikap mental
positif mereka mengubah pekerjaan mereka menjadi pekerjaan yang
menggairahkan, menarik dan memberikan kepuasan.’

3.4 Kepribadian Wirausaha

Alex Inkeles dan David H. S mith (1974), adalah salah satu diantara ahli yang
mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern tercermin pada
orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan
dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. C iri–
cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca
perubahan sosial, lebih realitis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada
masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana,
percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan keahlian, respect, hati–hati
dan memahami produksi.

Ciri–ciri orang modern yang dikemukakan oleh Siagian, 1972, yaitu:


1. Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi
2. Kebebasan yang besar dari tokoh–tokoh tradisional
3. Mempunyai jangkauan dan pandangan yang luas terhadap berbagai
59

masalah.
4. Berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang
5. Selalu berencana dalam segala kegiatan
6. Mempunyai keyakinan pada kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Percaya bahwa kehidupan tidak dikuasai ole h nasib dan orang tertentu
8. Memiliki keyakinan dan menggunakan keadilan sesuai dengan prinsip
masing– masing.
9. Sadar dan menghormati orang lain

Menurut Suryana (2003) yang dikutif dari Harsojo, modernisasi sebagai sikap
yang menggambarkan:
1. Sikap terbuka bagi pembaruan dan perubahan
2. Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis
3. Berorientasi pada masa kini dan masa depan
4. Meyakini kemampuan sendiri
5. Meyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi\
6. Menganggap bahwa ganjaran itu hasil dari prestasi
Orang yang terbuka terhadap pengalaman–pengalaman baru akan lebih siap
untuk merespon segala peluang dan tanggap terhadap tantangan dan
perubahan sosial. Misalnya, dalam mengubah standar hidupnya. Orang yang
terbuka terhadap ide-ide baru inilah merupakan wirausaha yang inovatif dan
kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Pandangan yang luas
dinamik dan kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang
dalam lapangan industri tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan
dan pengalaman per jalanan yang banyak..

Menurut Kathleen dkk (1986), pola tingkah laku kewirausahaan diatas


tergambar pula dalam perilaku dan kemampuan sebagai berikut:
1. Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri,
kepercayaan diri, keberanian menghadapi resiko, memilki dorongan, dan
kemauan kuat.
60

2. Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi dan hubungan antar


personal, kepemimpinan dan manajemen.
3. Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan harga,
periklanan dan promosi.
4. Keahlian dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan,
perencanaan, dan penjadwalan serta pengaturan pribadi.
5. Keuangan, indikatornya adalah sikap terhadap uang dan cara mengatur uang.

Banyak para ahli menyebutkan bahwa kepribadian Wirausaha sama dengan


Profil Wirausaha. Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya
sampai berhasil. Ia tidak setengah- setengah dalam melakukan pekerjaannya.
Karena itu, ia selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya
berhasil dan tindakannya tidak didasari oleh spekulasi melainkan perhitungan
yang matang. Ada beberapa ciri-ciri kewirausahaan yang dikemukakan oleh
para ahli antara lain oleh Vernon A dkk, (1989). Bentuk ciri-ciri seorang
wirausaha sebagai berikut:
1. Keinginan yang kuat untuk berdiri send iri
2. Kemauan untuk mengambil resiko
3. Kemampuan untuk belaja

Mustahil anda menemui seorang wirausaha yang mendapat angka tinggi untuk
semua sifat itu ; namun besar kemungkinan bahwa para wirausaha yang anda
temui akan mendapat angka tinggi untuk kebanyakan sifat itu, terutama
kepercayaan pada diri sendiri, kemampuan mengambil resiko, fleksibilitas,
keinginan untuk mencapai sesuatu dan keinginan untuk tidak tergantung pada
orang lain.

Bila anda mengubah pemikiran, Anda mengubah keyakinan Bila anda


mengubah keyakinan, Anda mengubah harapan Bila anda mengubah harapan,
Anda mengubah sikap Bila anda mengubah sikap, Anda mengubah perilaku
Bila anda mengubah perilaku, Anda mengubah kinerja Bila anda mengubah
kinerja, Anda mengubah hidup Digubah Dari: DR. Walter Doyle Staples.
61

Sembilan Tipe Kepribadian Wirausaha 9 Tipe Kepribadian wirausaha:


1. The Improver
Kita memiliki kepribadian ini jika kita menjalankan bisnis dengan
menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki. Kita
menggunakan perusahaan yang kita miliki untuk memperbaiki dunia.
Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan
wirausaha. Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.
Personality Alert: Waspadai sifat kita yang cenderung menjadi
perfeksionis dan terlalu kritis terhadap karyawan dan pelanggan. Contoh
Entrepreneur: Anita Roddick, pendiri The Body Shop.

2. The Advisor
Tipe kepribadian wirausaha seperti ini bersedia memberikan bantuan dan
saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu
pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja untuk
menyenangkan mereka.
Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan
bisnis mereka dan pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan
mereka sendiri dan bisa-bisa malah cape hati sendiri. Contoh Entrepreneur:
John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.

3. The Superstar
Inilah wirausaha yang pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi
dari Sang CEO Superstar. Wirausaha dengan kepribadian seperti ini
biasanya membangun usaha mereka dengan personal brand mereka sendiri.
Personality Alert: Wirausaha dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif
dan workaholics. Contoh Entrepreneur: Donald Trump, CEO Trump Hotels
& Casino Resorts.

4. The Artist
62

Kepribadian wirausaha seperti ini biasanya senang menyendiri tapi


memiliki kreativitas yang tinggi. Mereka biasanya sering kali ditemukan
dibisnis yang membutuhkan kreativitas seperti ada perusahaan periklanan,
web design, dll.
Personality Alert: Wirausaha tipe ini bisa jadi terlalu sensitif terhadap
respon pelanggan kita, walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.
Contoh Entrepreneur: Scott Adams, pendiri dan penggagas Dilbert.

5. The Visionary
Sebuah usaha yang dibangun oleh seorang visioner biasanya berdasarkan
visi masa depan dan pemikiran pendirinya. Anda memiliki keingintahuan
yang tinggi untuk mengerti dunia di sekeliling Anda dan akan membuat
rencana untuk menghindari segala macam rintangan.
Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada mimpi
mereka dan kurang berpijak pada realitas. Dan jangan lupa, menyertai visi
kita dengan melakukan tindakan nyata. Contoh Entrepreneur: Bill Gates,
pendiri MicroSoft Inc.

6. The Analyst
Jika kita menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan kita
biasanya memfokuskan pada penyelesaian masalah dalam suatu cara
sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu pengetahuan, keahlian teknis atau
komputer, seorang analis perusahaan biasanya hebat dalam memecahkan
masalah.
Personality Alert: Hati-hati dengan kelumpuhan analisa. Bekerjalah dengan
mempercayai orang lain. Contoh Entrepreneur: Gordon Moore, pendiri
Intel.
7. The Fireball
Sebuah usaha yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya dioperasikan
dengan penuh hidup, energi dan optimisme. Pelanggan merasa perusahaan
kita dijalankan dengan tingkah laku yang menyenangkan.
63

Personality Alert: Kita bisa jadi berkomitmen yang berlebihan terhadap tim
kita dan bertingkah laku terlalu impulsif. Seimbangkan keimpulsivan kita
dengan rencana bisnis.
Contoh Entrepreneur: Malcolm Forbes, penerbit dan pendiri Forbes
Magazine.

8. The Hero
Kita memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam memimpin
dunia dan bisnis kita melalui segala macam tantangan. Kita adalah inti dari
kewirausahaaan dan bisa mengumpulkan banyak perusahaan besar.

Personality Alert: Terlalu mengumbar janji dan menggunakan taktik


kekuatan penuh untuk mendapatkan sesuatu dengan cara kita tidak akan
berhasil dalam jangka waktu panjang. Untuk menjadi sukses, percayailah
keterampilan kepemimpinan kita untuk menolong orang lain menemukan
jalan mereka. Contoh Entrepreneur: Jack Welch, CEO GE.

9. The Healer
Jika kita adalah seorang 'penyembuh', kita bersifat pengasuh dan penjaga
keharmonisan dalam usaha kita. Kita memiliki kemampuan bertahan yang
luar biasa dan keteguhan disertai dengan ketenangan dari dalam.

Personality Alert: Karena sifat perhatian kita dan kepenyembuhan kita


dalam menjalankan usaha, Kita bisa jadi menghindari realitas di luar sana
dan selalu terlalu berharap. Gunakan skenario perencanaan untuk persiapan
datangnya masalah. Contoh Entrepreneur: Ben Cohen, salah satu pendiri
Ben & Jerry's Ice Cream.

Mengetahui 9 tipe kepribadian dalam menjalankan sebuah usaha, kita bisa


lebih terarah dalam membangun bisnis. Tapi yang tidak kalah pentingnya
adalah pengetahuan mengenai seluk beluk bisnis itu sendiri, termasuk
bagaimana cara memasarkannya. Semoga sukses.
64

3.5. Kiat-Kiat mengembangkan Kepribadian Wirausaha

Menurut Sudarmayanti (2007), pengembangan adalah setiap usaha


memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang sekarang atau yang akan datang
dengan memberikan informasi mempengaruhi sikap atau menambah
kecakapan. Dengan kata lain pengembangan adalah setiap kegiatan untuk
merubah perilaku yang terdiri dari pengetahuan, kecakapan, dan sikap.

Pengembangan diri merupakan suatu usaha yang perlu dilaksanakan dalam


rangka tercapainya peningkatan mutu. Seseorang perlu mengembangkan
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta kepribadiannya sesuai dengan
bidang tugas dan kedudukannya, agar siap menghadapi beban kerja yang
secara kuantitatif akan selalu perkembangan. Dengan adanya pengembangan
tersebut, maka diharapkan seseorang mempunyai kemampuan kerja
yang serbaguna, berhasilguna dan dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan
serta tuntutan organisasi dimana ia bekerja. Pengembangan diri, dalam
realisasinya dapat dilakukan baik oleh dirinya sendiri maupun atas prakarsa
organisasi, yang salah satunya yaitu dengan cara mengikuti pendidikan dan
latihan. Tujuan pengembangan adalah: menambah pengetahuan, menambah
keterampilan dan merubah sikap.

Pengembangan merupakan proses perubahan ke arah yang lebih baik, maju


atau lebih dewasa secara fisik dan umur. Setiap individu hakekatnya memiliki
potensi yang dapat dikembangkan, baik secara individu maupun kelompok
melalui pelatihan. Potensi tersebut merupakan salah satu pembeda antara
individu yang satu dengan individu yang lain, dengan ciri antara lain:
1. Kemampuan dasar: seperti tingkat intelegensia, kemampuan abstraksi,
logika dan daya tangkap.
2. Sikap kerja: ketekunan, ketelitian, tempo kerja dan daya tahan terhadap stres.
3. Kepribadian: pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta
kebiasaan seseorang baik jasmaniah, mental, rohani, emosional maupun
65

sosial, yang semuanya ditata dalam cara khas dibawa pengaruh dari luar.
Pola ini terwujud dalam bentuk tingkah laku dalam usahanya menjadi
manusia yang dikehendaki.

Upaya Meningkatkan Potensi Diri

Untuk menjadi individu selalu berupaya meningkatkan potensi diri, perlu


melakukan antara lain:
1. Mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan.
2. Mengembankan dan berbagi serta menerima tanggung jawab.
3. Mengembangkan jaringan informas i dan jaringan efetif.
4 Membantu pihak lain mendapat keterampilan yang dibutuhkan yang lebih
efektif.
5. Mengembangkan kreativitas personal dan tim
6. Mencari cara menciptakan perubahan.
7. Siap menantang cara berpikir yang sudah lama diterima.
8. Menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
9. Mengerjakan pekerjaan yang dapat menikmati.
10. Terus belajar.

Hal-hal yang perlu dimiliki seseorang untuk menjadi wirausaha yang sukses
adalah:
1. Mencari Kesempatan dengan memiliki ide dan visi bisnis yang jelas.
2. Kegigihan
3. Tanggung Jawab Pada Pekerjaan
4. Kualitas Kerja
5. Menanggung Resiko baik waktu dan uang
6. Penetapan Tujuan
7. Mencari Informasi
8. Rencana Yang S istematis
9. Pengorganisasian dan operasional usaha yang professional
10. Kerjasama dan Persuasi
11. Bekerja keras sesuai dengan urgensi/kepentingan usahanya.
66

12. Menjalin kemitraan.


13. Percaya Diri

Untuk mengetahui pribadi wirausaha yang kita miliki, dapat dianalisis dengan
menggunakan instrumen Analisis Pribadi Wirausaha

Judul : Melakukan Analisa Pribadi Wirausaha


Tujuan : Mengetahui Kepriadian Seseorang Mengenai Penguasaan
Jiwa Wirausaha

Langkah kerja:
1. Menjawab pertanyaan yang telah disediakan, dimana jawabna setiap
pertanyaan mampu menjelaskan atau menggambarkan keadaan
kepribadian anda, apabila pertanyaan tersebut dijawab jujur. Hasil analisa
sangat tergantung pada pilihan jawaban yang anda berikan.
2. Pilih satu nomor dibawah ini yang sangat mendekati gambaran kepribadian
anda dalam menjawab pernyataan dibawah ini:
a. Selalu :5
b. Bisasnya :4
c. Kadang-kadang : 3
d. Jarang :2
e. Tidak pernah :1
3. Tuliskan angka sesuai jawaban anda pada pilihan jawaba yang telah tertera.
4. Jawablah semua pertanyaan yang ada.
5. Pindahkan jawaban setiap pernyataan tersebut ke dalam form evaluasi.

Motto sebagai Kiat Kepribadian Wirausaha

• Keberhasilan Dimulai Dari Kebersamaan Dan Kerjasama Serta Didukung


Oleh Prakarsa Perseorangan.
• Keterbukaan Menumbuhkan Kreativitas Dan Inovasi
• Komitmen Terhadap Mutu Menjiwai Setiap Perilaku.
67

• Keunggulan “Excellence” Menjadi Dasar Rasa Percaya Diri Dan


Kebanggaan Pada Perusahaan
• Janganlah K ita Bekerja Demi Uang, Tetapi Uang Harus Bekerja Demi Kita.
• Hidup Hari Esok Harus Lebih Baik Dari Hari Ini,
• Memulai Dengan Yang Kecil Berakhir Yang Besar

Kesimpulan

Kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam


menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang dijadikan dasar, kiat dalam
usaha atau perbaikan hidup. Hakikat dasar kewirausahaan adalah kreativitas
dan inovasi. Kreativitas berfikir sesuatu yang baru (thinking new things)
sedangkan inovasi adalah berbuat sesuatu yang baru (doing new things).
Objek kewirausahaan meliputi kemampuan merumuskan tujuan dan
memotivasi diri, berinisiatif, kemampuan membentuk modal dan mengatur
waktu, mental yang kuat dan kemampuan untuk mengambil hikmah dari
pengalaman.

Watak, sifat, jiwa, dan nilai kewirausahaan muncul dalam bentuk prilaku
kewirausahaan dengan ciri-ciri:
(1). Percaya diri
(2). Berorientasi pada tugas dan hasil
(3). Berani menghadapi resiko
(4). Berjiwa Pemimpin
(5). Keorisinilan
(6). Berorientasi pada masa depan.

Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha dan berlaku dalam
bidang bisnis semata, tetapi juga dimiliki oleh setiap orang yang memiliki jiwa
kreatif dan inovatif, baik secara individu maupun kelompok. Keberhasilan
berwirausaha sangat tergantung pada beberapa faktor yaitu Kemauan,
Kemampuan, Peluang dan Kesempatan.
68

RANGKUMAN

Sebelum kita membahas mengenai sikap-sikap dan kepribadian yang harus dimiliki
seorang wirausahawan, kita terlebih dulu membahas mengenai pengertian dari
wirausaha. Wirausaha adalah orang yang berani mengambil resiko dengan jalan
membeli barang sekarang dan menjual dengan harga yang tidak pasti dimasa depan.
69

Alex Inkeles dan David H. Smith (1974 : 19-24) adalah beberapa ahli yang
mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurutnya kualitas
manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern
yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan
social.

Ciri-ciri orang modern tersebut hamper sama dengan yang dikemukakan oleh
Gunar Myrdal, yaitu :

1. Kesiapan diri dan keterbukaan terhadap inovasi


2. Kebebasan yang besar dari tokoh-tokoh tradisional
3. Mempunyai jangkauan dan pandangan yang luas terhadap berbagai masalah
4. Berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang
5. Selalu memiliki perencanaan dalam segala kegiatan
6. Mempunyai keyakinan pada kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
7. Percaya bahwa kehidupan tidak dikuasai oleh nasib dan orang tertentu
8. Memiliki keyakinan dan menggunakan keadilan sesuai dengan pinsip masing-
masing
9. Sadar dan menghormati orang lain (Siagian, 1972)

David McClelland (1961: 205) mengemukakan enam ciri perilaku kewirausahaan,


yaitu:

1. Keterampilan mengambil keputusan dan resiko moderat, serta buka atas dasar
kebetulan belaka.
2. Energik, khususnya dalam berbagai bentuk kegiatan inovatif
3. Memiliki sikap tanggung jawab individual
4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolak
ukur satuan uang sebagai indicator keberhasilan.
5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa mendatang
6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan kepemimpinan dan
manajerial.
70

Seorang wirausaha dapat diibaratkan sebagai bintang. Dimana salah satu sifat
bintang adalah dia menjadi pusat dan trandsenter bukan menjadi followe yang
selalu me too. Ia aakan menciptakan inovasi-inovasi, hal-hal baru yang mampu
membuat perubahan. Ia akan malu jika hanya menjadi seorang pengekor.

Sehingga dari sedikit uraian di atas, didapatkan beberapa sikap dan karakteristik
dari seorang wirausahawan diantaranya yaitu :

1. Percaya diri

Seorang wirausaha harulah memiliki sikap percaya diri, dan tidak mudah
tergiring dengan arus. Menjadi seorang wirausaha harus berani menunjukan
“aku-nya” sebagai seorang yang pantas untuk dicontoh.

2. Pengambil resiko dan suka tantangan

Menjadi seorang wirausaha (membuat usaha sendiri) haruslah berani


mengambil resiko yang besar. Entah resiko itu nanti akan menghasilkan
untung atau rugi yang besar, kita tidak boleh takut untuk menghadapinya.

Bisa kita ambil contoh seorang Bob Sadino, dia tidak takut untuk mengambil
resiko. Dia adalah orang Indonesia yang pertama kali menjual telur dan
daging ayam negeri, di mana saat itu ayam negeri belumlah sepopuler
sekarang. Namun ia tetap berani mengambil resiko untuk menjadi seorang
pemrakarsa. Dan bisa kita lihat asilnya sekarang, usaha dari Bob Sadino
sangatlah berkembang pesat.

3. Kepemimpinan

Seorang wirausaha harus memiliki jiwa-jiwa kepemimpinan, yang


diantaranya yaitu:

a. Jujur
b. Kompeten
c. Berwawasan jauh kedepan
71

d. Cerdas/Smart
e. Inspirator bukan Diktator
f. Adil

4. Keorisinilan

Menjadi seorang wirausaha, kita harus mampu menghasilkan produk-produk


atau hasil-hasil yang berbeda. Kita harus mampu menunjukan keorisinilan
kita. Jangan Cuma bisa ikut-ikutan. Karena prinsip yang utama dari seorang
wirausaha ialah mereka bertindak sebagai kepala bukan ekor. Karena seorang
wirausaha adalah seorang inspirator, pengerak, penetus de-ide briliyan dan
mampu melakukan hal-hal tersebut karena memiliki konsep diri yang mapan.

Semoga saya pribadi bisa memiliki sikap-sikap dan karakter seperti di atas,
sehingga mampu untuk berwirausaha secara mandiri.

TES PENGUASAAN MATERI

1. Berikut ini merupakan sembilan ciri pokok keberhasilan, dan


bukan ciri-ciri pribadi (personal traits), kecuali …..
a. Dorongan prestasi yang tinggi
b. Bekerja keras, tidak tinggal diam
c. Bertanggung jawab penuh
d. Pesimis
e. Berorientasi pada imbalan yang wajar
72

2. Beberapa bentuk sikap mental wirausaha yang ingin maju yaitu,


kecuali …..
a. Percaya diri akan kemampuan dan kemauan
b. Bersikap mental negatif
c. Tekun, bekerja keras dan bertanggung jawab
d. Mempunyai tekad yang kuat
e. Selalu berusaha meningkatkan kualitas diri

DAFTAR PUSTAKA

Kamriantiramli. 2012. Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan. Diakses dari


https://kamriantiramli.wordpress.com/tag/sikap-dan-kepribadian-
kewirausahawan/. Pada tanggal 19 Mei 2019. Pada pukul 10.02 WIB.

Kusmaryono, Heru. 2009. Kepribadian Kewirausahaan. Diakses dari


http://www.psb-psma.org. pada tanggal 19 Mei 2019. Pada pukul 10.37
WIB.
73

BAB IV PROSES KEWIRAUSAHAAN


74

DAFTAR ISI

BAB IV. PROSES KEWIRAUSAHAAN


4.1 Proses dan Tahapan Kewirausahaan ...................................................75
4.2 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha .................81
4.3 Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan ...............................................89
4.4 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha ............................................94
4.5 Serba Serbi Dunia Wirausaha (Tanya Jawab) ....................................99
Tes Penguasaan Materi......................................................................102
75

BAB IV

PROSES KEWIRAUSAHAAN

A. Pengantar

Dalam Bab ini akan membahas tentang Proses Kewirausahaan sebagai


kelanjutan dari Sikap dan Kepribadian Kewirausahaan. Dimana proses
adalah pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didisai,dengan
waktu,ruang,keahlianatau sumber daya lainny, yang mendapati suatu
hasil.proses dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat dari
satu atau lebih objek dibawah pengaruhnya

Bab ini membahas Proses dan Tahapan Kewirausahaan, Faktor Penyebab


Keberhasilan Dan Kegagalan Kewirausahaan, Ide Dan Peluang Dalam
Kewirausahaan, Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha, Serba Serbi Dunia
Wirausaha

B. Tujuan

Beberapa tujuan belajar dari Bab 4 proses kewirausahaan yakni sebagai berikut.

1. Mengetahui Proses dan Tahapan Kewirausahaan


2. Mengetahui Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Kewirausahaan
3. Mengetahui Ide Dan Peluang Dalam Kewirausahaan
4. Mengetahui Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
5. Mengetahui Serba Serbi Dunia Wirausaha

KAJIAN TEORI
76

4.1. Proses dan Tahapan Ke wirausahaan

Seseorang yang memiliki kemauan berusaha biasanya diawali dengan adanya


suatu tantangan. Ada tantangan, maka ada usaha untuk berpikir kreatif dan
bertindak inovatif. Ada usaha pasti ada tantangan. Bila tidak ada tantangan,
tidak akan ada usaha, yaitu berfikir kreatif dan bertindak inovatif. Sebenarnya,
dalam kehidupan kita, banyak tantangan yang akan dihadapi , ada yang dapat
diatasi atau dicari pemecahannya, ada yang tidak dapat diatasi, bergantung
pada kemauan dan kemampuan seseorang untuk menghadapi dan mengatasi
tantangan tersebut. Kekurangan, ketidaksempurnaan, kesulitan, ketinggalan,
ketiadaan kesempatan (peluang), ketidakpuasan, dan persaingan merupakan
tantangan dalam hidup yang pasti muncul kapan pun dan dimana pun.

Dengan adanya tantangan tersebut, seseorang akan berpikir kreatif untuk


melahirkan ide-ide, gagasan-gagasan, khayalan-khayalan, dan dorongan untuk
berinisiatif. Khayalan-khayalan (dreams) ini memang penting untuk
melahirkan gagasan. Gagasan, ide, dan dorongan muncul apabila kita berpikir
kreatif. Dengan demikian, bila tidak ada tantangan, kita tidak akan kreatif.
Semua tantangan pasti memiliki risiko, yaitu kemungkinan berhasil atau tidak
berhasil. Oleh sebab itu wirausahawan adalah orang yang berani menghadapi
risiko dan menyukai tantangan.
77

Pada hakikatnya manusia berkembang dari pengalaman, belajar dan berpikir.


Ide kreatif dan inovatif wirausahawan kadang kala muncul melalui proses
imitasi (peniruan) dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses
pengembangan, dan berujung pada proses penciptaan sesuatu yang baru dan
berbeda (inovasi). Kemampuan berinovasi wirausahawan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik yang berasal dari diri pribadi maupun dari lingkungan.
Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah dorongan untuk
berprestasi, komitmen yang kuat, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan
pengalaman yang dimiliki (terinternalisasi). Inovasi ini akan dipicu oleh faktor
pemicu yang berasal dari lingkungan pada waktu inovasi, yaitu peluang, model
peran, dan aktivitas. Kewirausahaan muncul apabila memiliki motivasi,
komitmen (kesungguhan), nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman.
Faktor-faktor pribadi akan berkembang bila dipicu oleh lingkungan, seperti
peluang, peran, aktivitas, persaingan, sumber daya, inkubator, kebijakan
pemerintah, pesaing, pelanggan, pemasok (supplier) investor, dan banker
lainnya.

Berikut adalah proses menuju kewirausahaan yang sukses yang diawali dengan
tantangan dan diakhiri dengan keberhasilan.

Pertama, dengan ada tantangan, seorang wirausahawan akan berpikir kreatif


dan berusaha inovatif. Orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif
adalah orang yang produktif. Oleh sebab itu, orang yang memiliki tantangan
selalu berfikir kreatif, produktif, dan inovatif.

Kedua, dengan ada tantangan, akan ada usaha dan setiap usaha pasti ada
tantangan. Sekali menemukan tantangan, maka tantangan berikutnya akan
tumbuh. Tantangan merangsang wirausahawan berpikir kreatif dan bangkit,
mengkhayal (dreams) menggagas, mencari jalan keluar dari tantangan. Proses
kreatif inilah yang oleh Zimmerer (1996) didefinisikan sebagai “berpikir
sesuatu yang baru (thinking new things)”. Hasil berpikir (kreatif ) adalah
gagasan, khayalan, imajinasi, dan ide-ide, yang kemudian diimplementasikan
78

dalam bentuk tindakan nyata (inovasi), yaitu “melakukan sesuatu yang baru
(doing new things) untuk menghasilkan produk-produk inovatif. Kreativitas
dan inovasi dilakukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang
dikenal dengan nilai tambah. Nilai tambah akan menghasilkan daya saing, dan
daya saing akan menghasilkan peluang.

Ketiga, seseorang berpikir (kreatif) dan bertindak (inovatif) merupakan orang


yang produktif. Orang yang produktif adalah orang yang selalu berpikir dan
bertindak untuk menghasilkan “sesuatu yang baru dan berbeda (somethings
new and different). Sesuatu yang baru dan berbeda tidak lain merupakan nilai
tambah.

Nilai tambah memproyeksikan kualitas, dan kualitas memproyeksikan


keunggulan. Keunggulan menghasilkan daya saing. Daya saing merupakan
peluang. Dengan demikian, orang kreatif dan inovatif adalah orang yang
produktif untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, bernilai tambah, unggul,
berkualitas, berdaya saing, memiliki banyak peluang, dan identik dengan
kesuksesan.

Bila anda ingin berwirausaha, pertama yang harus muncul adalah ide. Akan
tetapi, ide itu muncul jika ada tantangan. Bila ide muncul, harus ada kemauan.
Untuk menjadi wirausahawan, ide dan kemauan saja tidak cukup, harus
memilik kemampuan (pengetahuan dan keterampilan). Wirausahawan akan
berhasil dan tangguh, bila ada semangat dan kerja keras. Semangat dan kerja
keras inilah modal utama yang menentukan wirausahawan akan mengalami
keberhasilan ataupun kegagalan berwirausaha. Usaha dan pekerjaan yang tidak
ditekuninya tersebut harus sungguh-sungguh jangan hanya bersifat asal-asalan,
sampingan, atau sambilan, tetapi harus betul-betul ditekuni. Keseriusan dan
ketekunan inilah yang disebut dengan loyalitas, komitmen, dan tanggung
jawab.
79

Ide berwirausaha juga bisa muncul dari pengalaman. Hasil survei yang
dikemukakan oleh Pegy Lambing (2000: 90) menunjukkan: “hampir setengah
(43%) dari responden menjawab bahwa mereka mendapatkan ide untuk
berbisnis berasal dari pengalaman yang diperoleh ketika mereka bekerja di
beberapa perusahaan dan bidang profesional lainnya. Mereka mulai mengenal
cara mengoperasikan usaha dan cara-cara membuat kontak-kontak jaringan
kerja”.

Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha adalah :

1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan


usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan
melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru,
melakukan akuisisi, atau melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha
yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri / manufaktur /
produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan “, tahap
ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup a spek- aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko
dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan
hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi
4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh
tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka
perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
80

PROSES BERKEMBANGNYA KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi,didukung oleh kejadian pemicu


( stimulant), diimplementasikan,kemudian akhirnya tumbuh dan berkembang.
Menurut Bygrave (1996), proses kewirausahaan diawali dengan adanya
inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal
dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi,
kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk locus of
control, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang
kemudian berkembang menjadi wirausaha yang besar.

Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari


individu, seperti locus of control, toleransi, nilai- nilai, pendidikan,
pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dilingkungan yang
mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. O leh karena
itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang
dipengaruhi lingkungan, organisasi dan keluarga (S uryana, 2001)
81

Menurut Srie Sulastri (2008), pengembangan kewirausahaan di awali dari


proses sebagai berikut :

1. Proses Inovasi yaitu faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu


keinginan berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung
resiko, dan pengalaman.
2. Proses Pemicu yaitu faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia
bisnis yaitu adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya
pemutusan hubungan kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen
yang tinggi terhadap bisnis.
3. Proses Pelaksanaan yaitu faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah
bisnis yaitu kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manager
sebagai pelaksana kegiatan, dan adanya visi jauh kedepan untuk mencapai
keberhasilan.

Faktor-faktor pemicu Proses Kewirausahaan ditentukan oleh Property


right,competency incentives, and environment“.Sedangkan dalam
implementasinya perlu memperhatikan aspek- aspek melakukan wirausaha,
antara lain :

1. mencari peluang usa ha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang
pernah dilakukan.
2. pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
3. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
4. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
5. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
6. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses
manajerial (POAC)
7. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha

Tahap-tahap pertumbuhan kewirausahaan ditandai dengan C iri ciri


proses pertumbuhan kewirausahaa meliputi :
82

a. Tahap imitasi dan duplikasi

Pada tahap awal pertumbuhan seorang wirausahawan cenderung melakukan


imitasi yaitu meniru inovasi yang berhasil dari para Innovative entrepreneur
kemudian baru dikembangkan dengan cara duplikasi (penggandaan). Dengan
demikian tahap ini disebut dengan Immiative entrepreneurship, dimana
produk yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa cenderung sama tapi
dengan merk yang berbeda.

b. tahap aplikasi dan pengembangan

Pada tahap ini sering disebut dengan Fabian entrepreneurship, sikap yang
teramat hati- hati dan skeptical tetapi segera melaksanakan peniruan-
peniruan menjadi hal yang nyata. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kehilangan posisi relative pada industry yang bersangkutan. Namun dalam
prakteknya, pada tahap ini diikuti dengan inovasi- inovasi yang relative kecil
atausederhana sesuai permintaan pasar. Dengan demikian pada tahap
duplikasi dan pengembangan ini akan menciptakan produk (barang atau jasa)
yang sama dengan kualitas serta merk berbeda.

c. tahap meciptakan sesuatu dengan hal yang berbeda

Pada tahap ini disebut dengan Innovative Entrepreneurship dengan cara


beresksperimentasi secara agresif, trampil mempraktekkan disertai
transpormasi yang atraktif. Produk yang dihasilkan berupa produk baru.

4.2 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh factor


eksternal maupun internal. Menurut Sujuti Jahja (2007), faktor internal yang
berpengaruh adalah kemauan, kemampuan dan kelemahan. Sedangkan faktor
yang berasal dari eksternal diri adalah kesempatan atau peluang.
83

Kedua faktor tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai kepribadian wirausaha, yaitu


nilai keberanian menghadapi resiko, sikap positif dan optimis, keberanian
mandiri dan memimpin serta kemauan belajar dari pengalaman.

Gambar 4.1 Kewirausahaan

Beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha


barunya yaitu:

1. Tidak kompeten dalam manejerial


Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dalam pengetahuan
mengelola usaha merupakan faktor penyebab utaman yang membuat usahanya
kurang berhasil.
84

Gambar 4.2 Pengaruh knowledge management terhadap kompetensi


manajerial para pengusaha industry kecil

2. Kurang berpengalaman
Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasi usaha,
kemampuan mengorganisasika, keterampilan mengelola sumber daya
manusia (SDM), maupun kemampuan mengintegrasikan operasi usaha.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar usaha berhasil dengan baik faktor yang paling utamadalam keuangan
adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kasakan menghambat
operasional usaha dan mengakibatkan usaha tidak lancer.
4. Gagal dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
melakukan perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan usaha
sukar beroperasi karena kurang efesien.
85

6. Kurangnya pengawasan
Pengawasan erat hubungannya dengan efesiensi dan efektifitas. Kurang
pengawasan dapat mengakibatkan tidak efesien dan tidak efektif.
7. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam melaksanakan wirausaha
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha
yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan
Wirausaha yang kurang siap dalam menghadapi dan melakukan perubahan,
tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan
dan mampu membuat peralihan setiap saat.
9. Hambatan birokrasi
Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi
tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka
akan memperlambat laju kinerga organsiasi.
10.Keuntungan yang tidak mencukupi
Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi
ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang
diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan
laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha
yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh
sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui
kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting
sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal
yang digunakan sebagai operasional awal.
11.Tidak adanya produk yang baru
Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan
bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi
maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang
tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan
mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu
86

bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik
perhatian pasar.

Faktor penyebab lain sehingga terjadi kegagalan dalam berwirausaha yaitu:

1. Pendapatan tidak menentu


Baik dalam tahap awalmaupun tahap pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada
jaminan untuk terus memperoleh pendapatan yang berkesinambungan.
Dalam kewirausahaan, sewaktu-waktu bisa rugi dan untung. Kondisi yang
tidak menentu dapat membuat seseorang mundur dari kegiatan
berwirausaha.
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
Tingkat kegagalan bagi usaha baru sangatlah tinggi. Menurut Wirasasmita
(1998), tingkat mortalitas/kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai
78%. Kegagalan investasi mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan
wirausaha. Bagi seorang wirausaha kegagalan sebaiknya dipandang sebagai
pelajaran berharga.
3. Perlu kerja keraas dan waktu yang lama
Wirausaha biasanya bekerja sendiri mulaidari pembelian, pengolahan,
pengjualan dan pembukuan. Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras
dalam berwirausaha mengakibatkan orang yang ingin menjadi wirausaha
menjadi mundur. Ia kurang terbiasa dalam menghadapi tantangan.
Wirausaha yang berhasil pada umumnya menjadikan tantangan sebagai
peluang yang harus dihadpai dan ditekuni.
4. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap
Kualitas yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan mengakibatkan
seseorang mundur dari usaha dagangannya dan masuk keusaha lain.
5. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai usaha di
dalam masyarakat
“keberhasilan berwirausaha sangat tergantung pada beberapa faktor yaitu
kemauan, kemampuan, peluang dan kesempatan”
87

Sedangkan faktor penyebab kebehasilan dipengaruhi oleh perilaku para


wirausahawan. Ada beberapa kategori perilaku, antara lain:

1. Innovating Entrepreneurship, bereksperimentasi secara agresif, trampil


mempraktikkan, transformasi atraktif.
2. Imitative Entrepreneurship, meniru inovasi yang berhasil dari para imitative
entrepreneur.
3. Fabian Entrepreneurship, sikap yang teramat berhati-hati dan sikap
skeptical tetapi yang segera melaksanakan peniruan-peniruan menjadi jelas
sekali, apabila mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka akan
kehilangan posisi relatif pada industry yang bersangkutan.
4. Drone Entrepreneurship, drone = malas. Penolakan untuk memanfaatkan
peluang-peluang melaksanakan perubahan-perubahan dalam rumus
produksi sekalipun hal tersebutakan mengakibatkan mereka mergi
dibandingkan dengan produsen lain.
5. Parasitic Entrepreneurship, dalam konteks ilmu ekonomi disebut sebagai
Rent-seekers (pemburu rente).

Gambar 4.3 Karakteristik Perilaku


88

Gambar 4.4 Skema Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan


usaha

Langkah-Langkah untuk Menjadi Wirausahawan yang Sukses diantaranya:

1. Ada visi dan tujuan yang jelas


2. Bersedia untuk mengambil risiko uang dan waktu
3. Terencana dan terorganisir.
4. Kerja keras sesuai dengan tingkatan kepentingannya.
5. Mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan,
pemasok, dan lainnya
6. Hal-hal yang membuat usaha atau bisnis meraih kesuksesan

Menurut W . Keith Schilit, ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih
kesuksesan atau keberhasilan, yaitu :

1. Peluang pasar yang baik


2. Keunggulan persaingan
3. Kualitas barang/jasa
89

4. Inovasi yang berproses


5. Dasar budaya perusahaan
6. Menghargai pelanggan dan pegawai
7. Manajemen yang berkualitas
8. Dukungan modal yang kuat

Perilaku tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda, antaralain :


Perilaku Ahli, Perilaku Trampil, Perilaku Biasa, Perilaku Malas.

Keterampilan
a. Kreatif
b. Trampil memecahkan masalah
c. Trampilan membujuk
d. Cerdik berunding / bernegosiasi
e. Trampil membuat perencaan
f. Cerdik mengambil keputusan

Sifat
a. Percaya diri
b. Independen
c. Berorientasi pada prestasi
d. Serba bisa dinamis
e. Banyak akal

4.3 Ide Dan Peluang Kewirausahaan

4.3.1 Ide Kewirausahaan

Zimmerer mengemukaan, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat


menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu
menciptakan nilai potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha.
Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-nilai potensial (peluang
90

usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko


yang mungkin terjadi dengan cara:

1. Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif

2. Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin

3. Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

Ada tiga resiko yang dapat dievaluasi, yaitu :

1. Resiko pasar atau persaingan

2. Resiko financial

3. Resiko teknik
Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk
menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak
akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan
pengamatan secara terus menerus. Ide bisa menjadi peluang
diantaranya :
91

a. Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-


cara/metode yang lebih baik untuk melayani dan memuaskan
pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya.
b. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.
c. Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi pekerjaan yang
dilakukan atau cara melakukan suatu pekerjaan.

4.3.2 Sumber Peluang Potensial


Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka
wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang
secara terus-menerus. Proses penjaringan ide atau disebut screening
merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial
menjadi produk dan jasa riil.

Adapun langkah dalam penjaringan ide dapat dilakukan sebagai


berikut:
1. Menciptakan produk baru dan berbeda

Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli,
untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal prilaku konsumen
di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :

a. Permintaan terhadap barang/jasa yang dihasilkan


b. Waktu penyerahan dan waktu permintaan barang/jasa.

Kemampuan untuk memperoleh peluang , sangat bergantung pada


kemampuan wirausaha untuk menganalisis pasar, yang meliputi
aspek :

a. Analisis demografi pasar,


b. Analisis sifat serta tingkah laku pesaing,
c. Analisis keunggulan bersaing pesaing dan kefakuman pesaing
yang dapat dianggap dapat menciptakan peluang.
92

2. Mengamati pintu peluang


a. Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki
pesaing, misalnya :
1. Kemungkinan pesaing mengembangkan produk baru,
2. Pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan
produk baru.
3. Dukungan keuangan
4. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki pesaing di pasar.

Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi pasar dapat


dievaluasi dengan mengamati kelemahan-kelemahan dan resiko
pesaing dalam menanamkan modal barunya.

Untuk mengetahui kelemahan, kekuatan, dan peluang yang dimiliki


pesaing, dan peluang yang dapat kita peroleh, menurut Zimmerer
(1996 : 67) ada beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang,
yaitu :

a. Produk baru harus segera di pasarkan dalam jangka waktu yang


relative singkat,
b. Kerugian teknik harus rendah,
c. Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi
produknya
d. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih,
e. Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam
mempertahankan posisi pasarnya,
f. Perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber
untuk menghasilkan produk barunya.
3. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan
kualitas produk yang di hasilkan memadai atau tidak.
4. Menaksir biaya awal
Yaitu biaya awal yang diperlukan oleh usaha baru.
93

5. Memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi

Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk


mempertahankan posisi pasarnya:

a. Kesamaan dan keunggulan produk yang dikembangkan pesaing


b. Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan
produknya
c. Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan
produk baru

Resiko teknik adalah kegagalan dalam proses pengembangan produk.


Sedangkan resiko finansial adalah kegagalan yang timbul akibat
ketidakcukupan dana. Nilai suatu barang atau produk dapat diciptakan
melalui:

1. Inovasi
Inovasi adalah kemampun yang dimiki seorang kewirausahaan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-
persoalan dan peluang untuk menigkatkan kebutuhan dalam kehidupan.

Menurtu Schumpeter (Dollinger, 2003: 7) dapat mencangkup:


a. Penawaran produk atau jasa baru
Tirto Utomo pendiri AQUA menghadirkan produk air minum (air
putih) dalm kemasan di Indonesia.Ide mwmbuat minuman dalam
kemasan tersebut muncul setelah seorang rekan bisnisnya terserang
diare akibat kekurangan minum air yang tidak hegienis sesaat
setelah mereka bermain bulu tangkis di Rawamangun.Pada saat itu
air minum dalam kemasan merupakan produk baru yang ditawarkan
kepada konsumen Indonesia.
94

b. Penggunaan metode atau teknologi baru


Microsoft meghabiskan dana yang sangat besar setiap tahun nya
untuk megembangkan teknologi baru di bidang computer sehigga
progam Windows senantiasa memiliki keunggulan di bidang
progam-progam pesaing.
c. Penciptaan pasar sarana yang baru
Para pengusaha penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJKTI)
melihat peluang pengirim jasa tenaga kerja professional di bidang
pembangunan infrastruktur dan tenaga medis, segera setelah
pasukan multinasional memenagkan peperangan dan berhasil
mengusir pasukan Irak yang melakiakn invasi ke quait.
d. Penggunaan sember pasukan bahan baku dan sumber daya lainnya
yang baru
Salah satu suber daya menejeman yang dapat memberikan
kontribusi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, adalah
sumber daya manusia.
e. Penciptaan bentuk organisasi industri yang baru
Organisasi yang baru dapat dibentuk diantaranya melalui pelaksaan
merger untuk memperkuat struktur permodalan perusahan
mempertinggi kinerja operasi perusahaan melalui penciptaan sinergi
di perusahaan yang melakukan merger.

Proses inovasi :

1. Wirausahawan melihat adanya kebutuhan


2. Mengumpulkan data dan mendefinisikan konsep-konsep
3. Menguraikan masalah-masalah
4. Menggunakan daya ingat untuk mencari kesamaan
5. Menemukan kesamaan dan gagasan yang berhubungan
6. Melihat bagaimana menggabungkan kesamaan dan gagasan yang
berhubungan
7. Mencari pemecahan sementara
8. Meneliti pemecahan dengan hati-hati
95

9. Bergerak terus jika semuanya baik


10. Mencapai keberhasilan
11. Mengubah tantangan menjadi peluang
12. Menciptakan permintaan melalui penemuan baru. ide-ide yang
berasal dari wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi
kebutuhan pasar.

4.4. Keuntungan Dan Kerugian Berwirausaha


Sebelum kita membahas keuntungan dan kerugian berwirausaha,
maka kita mencoba menelaah tentang apa yang menjadi manfaat dari
Kewirausahaan.

Adapun manfaat Kewirausahaan antara lain :


1. Menambah daya tampung tenaga kerja.
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi,
pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan.
3. Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tekun dan memiliki
pribadi yang unggul dan patut diteladani.
4. Mendidik karyawan menjadi orang yang mandiri, tekun, ulet serta
jujur dalam menghadapi peke rjaan.
5. Mendidik masyarakat hidup efisien dan efektif serta sederhana.

Berbicara keuntungan dan kerugian berwirausaha, pada dasarnya


identik dengan membahas keuntungan dan kerugian pada usaha kecil
milik sendiri. Adapun Keuntungan Berwirausaha, antara lain :

1. Otonomi Pengelolaan. Dengan wirausaha, maka terbuka lebar


menjadi BOS dalam perusahaan..
2. Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha secara
penuh.
3. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan
secara maksimal.
4. Terbuka peluang untuk me ncapai tujuan usaha yang dikehendaki.
96

5. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam usaha.


6. Terbuka lebar control financial, bebas mengelola keuangan dan
merasa kekayaan sebagai milik sendiri.
7. Tantangan awal dan Perasaan Motif berprestasi.

Sedangkan kerugian dalam berwirausaha antara lain :

1. Pengorbanan Personal.
Pada awalnya wirausaha harus bekerja keras dengan waktu yang lama
dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan lain seperti waktu
untuk keluarga, waktu untuk rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan
untuk kegiatan bisnis.
2. Beban Tanggung Jawab yang besar.
Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik perencanaan,
pengorganisasi an personil dan sumberdaya, keuangan, produksi
dan pemasaran serta pengembangan usaha.
3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal.
Karena Wirausaha umumnya dimulai dari usaha dan keuangan yang
kecil, maka margin keuntungan yang akan diperoleh juga kecil.
Demikian pula dengan usaha yang kecil, maka daya saing umumnya
menjadi rendah sehingga kemungkinan gagal lebih besar.

Gambar 4.5 Keuntungan dan kerugian Berwirausaha


97

Dari literatur kewirausahaan sejumlah keuntungan dan kerugian dalam


menjadi wirausahawan (Suparyanto, 2006:18-28), yakni:

Keuntungan berwirausaha:

1. Dapat memilih bidang usaha sesuai minat dan bakat


Seorang wirausahawan dapat memilih bidang usaha sesuai dengan minat
dan bakatnya, maka ia akan mencintai usahanya, dan jika ia sudah
mencintai usahanya maka segenap perhatian dan kemampuan akan
dicurahkan demi perkembangan usaha. Selain bidang usaha yang dipilih
tersebut sesuai dengan minat dan bakat tentunya yang memang
dibutuhkan oleh konsumen agar “profitable”.
2. Keuntungan usaha dapat dinikmati sendiri
Usaha yang dijalankan merupakan usaha yang dimilikinya maka
keuntungan dari hasil usaha menjadi miliknya juga. Ia akan memperoleh
minimal dua macam pendapatan. Pertama, pendapatan dari posisinya
sebagai pemilik usaha dan kedua, pendapatan yang diperoleh dari
posisinya sebagai manajer.
3. Memperoleh kepuasan
Keberhasilan mengelola usaha akan memberikan kepuasan tersendiri
bagi seorang wirausahawan. Kepuasan ini secara tidak langsung akan
memotivasi dirinya untuk lebih giat bekerja agar perkembangan usaha
semakin lama semakin baik dan kuat dalam menghadapi persaingan.
Kepuasan juga akan mempertebal rasa percaya diri dalam berinteraksi
dengan pihak ketiga termasuk dengan pelanggan, pemasok, distributor,
perbankan dan investor.
4. Tidak ada yang memerintah
Seorang wirausahawan, ia menjadi pemilik sekaligus manajer dari
perusahaannya maka ia juga memegang jabatan tertinggi di perusahaan
tersebut sehingga tidak ada seorangpun yang akan memerintahnya untuk
melakukan tugas- tugas tertentu. Ia hanya diperintah oleh dirinya sendiri
dan ia dapat memerintah orang lain yang bekerja kepada dirinya.
a. Tidak perlu persetujuan pihak lain dalam membuat keputusan
98

Saat tertentu seorang wirausahawan harus mengambil keputusan


tentang sesuatu hal misalnya keputusan untuk melakukan ekspansi
dengan membuka cabang perusahaan ditempat lain, keputusan untuk
mengikuti pameran produk yang diselenggarakan oleh pihak
tertentu, keputusan joint venture, dll. Seorang wirausahawan sebagai
pemilik dan manajer perusahaan dapat memutuskan semua hal
tersebut tanpa harus menunggu kebijakan dari pihak lain, kalaupun
ia meminta pertimbangan dari tenaga ahli atau konsultan dengan
alasan agar keputusan yang akan diambil merupakan keputusan yang
paling baik bagi perkembangan perusahaan. Semua masukan dari
pihak lain menjadi pertimbangan seorang wirausahawan dan pada
akhirnya dia sendiri yang akan mengambil keputusan.
b. Mempunyai peluang membantu orang lain
Sebagai makhluk sosial seorang wirausahawan mempunyai cukup
peluang untuk membantu orang lain misalnya dengan
mengalokasikan zakat penghasilan untuk membantu korban bencana
alam, peperangan, ataupun mempekerjakan mereka yang
mempunyai potensi tetapi belum bernasib baik mendapatkan
pekerjaan, dengan tetap memperhatikan kualitas sesuai job
specification.

Kerugian berwirausaha:

1. Jam kerja panjang dan tidak teratur


Wirausahawan tidak menutup kemungkinan akan bekerja dengan jam
kerja yang sangat panjang mulai dari bangun tidur pagi hari sampai
menjelang tidur kembali di malam hari. Waktu benar-benar tercurah
kepada kepentingan usaha apalagi jika usaha yang dijalankan sedang
menghadapi kerugian atau sebaliknya karena ingin mendapatkan
keuntungan yang besar pada periode tertentu. Selain itu jam kerja
wirausahawan tidak menentu. Pada saat tertentu memiliki waktu luang
yang cukup tetapi pada saat lainnya ia sangat sibuk bahkan sampai lupa
beristirahat.
99

2. Resiko dan tanggung jawab luas


Sehubungan dengan posisinya sebagai pemilik sekaligus manajer bagi
usahanya sendiri maka seorang wirausahawan memiliki tanggung
jawab yang luas terhadap keberhasilan dan kegagalan usahanya.
Wirausahawan harus menanggung resiko pada saat terjadi kerugian
pada usahanya. Tidak menutup kemungkinan resiko harus
dipertanggungjawabkan sampai kepada harta yang dimiliki walaupun
berada di luar perusahaan. Hal ini terutama jika perusahaan bentuknya
perseorangan dan pailit sehingga akan ditutup, maka untuk memenuhi
kewajiban kepada pihak ketiga wirausahawan harus menutup semua
kewajiban tersebut walaupun dengan menggunakan harta yang ada
dirumah.
3. Pendapatan tidak stabil
Salah satu kerugian yang dialami oleh wirausahawan berhubungan
dengan pendapatan. Pendapatan wirausahawan tidak dapat dipastikan
atau tidak stabil. Pada periode tertentu pendapatan bersih setelah
dikurangi dengan total pengeluaran akan menghasilkan keuntungan.
Besarnya keuntungan dari satu periode ke periode lainnya berubah-
ubah, terkadang besar pada saat lainnya kecil, bahkan pada periode
tertentu wirausahawan mengalami kerugian usaha. Inilah salah satu
resiko yang dapat dialami oleh wirausahawan.
4. Sering terlibat masalah keuangan
Kerugian lain yang dialami oleh hampir setiap wirausahawan adalah
masalah keuangan. Wirausahawan harus berpikir keras untuk dapat
mengalokasikan dana yang ada untuk berbagai kepentingan usaha
termasuk pembelian bahan baku, upah tenaga kerja, biaya promosi dan
lain-lain.
5. Belajar tidak ada akhirnya
Wirausahawan dituntut untuk selalu mengadaptasi berbagai perubahan
yang terjadi. Keterlambatan dalam mengikuti perkembangan dunia
usaha akan berakibat kerugian dalam berwirausaha.
6. Pengorbanan Personal
100

Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan memerlukan waktu yang


lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga,
rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.

Itulah keuntungan dan kerugian berwirausaha. Bagi wirausaha handal,


kerugian akan menjadi tantangan sehingga ia tidak akan pernah berhenti
untuk belajar. Jika ingin mempertimbangkan pilihan lain, tentu pahami
dengan baik keuntungan dan kerugian menjadi karyawan. Semoga anda
dapat memutuskan yang terbaik, apakah karyawan yang loyal dan kapabel
ataukah sebagai wirausahawan sukses.

4.5 Serba-serbi Dunia Wirausaha


Usaha yang sukses dan berhasil tentunya berasal dari peluang dan ide.
Terdapat perbedaan mendasar antara peluang dan ide yaitu peluang adalah
situasi yang menguntungkan yang menciptakan kebutuhan akan suatu
produk, layanan, atau bisnis baru. Terdapat 4 kekuatan dalam membangun
usaha diantaranya :
1. Kekuatan Ekonomi
2. Kekuatan Sosial
3. Kemajuan Teknologi
4. Tindakan Politik dan Perubahan Regulasi

Analisis diperlukan untuk mengetahui sudah sampai mana tahap


pertumbuhan usaha yang dibangun dan juga sebagai alat kontrol usaha.
Analisis kelayakan adalah suatu proses penentuan apakah sebuah ide bisnis
adalah layak. Melakukan analisis kelayakan harus memperhatikan hal-hal
berikut ini yaitu :

a. Waktu analisis kelayakan dan komponen analisis kelayakan yang


dilakukan dengan benar.
b. Waktu yang tepat untuk melakukan analisis kelayakan adalah awal dalam
memikirkan suatu bisnis baru. Pemikiran ini bertujuan untuk menyaring
ide sebelum banyak sumber daya yang akan dihabiskan untuk bisnis
101

tersebut. Analisis kelayakan yang dilakukan dengan benar mencakup


empat komponen terpisah, komponen tersebut adalah:
1. Analisis Kelayakan Produk / Layanan
2. Analisis Kelayakan Industri / Target Pasar
3. Analisis Kelayakan Organisasi
4. Analisis Kelayakan Finansial

Berikut tiga hal penting yang dapat dilakukan sebuah bisnis untuk
mempersiapkan pertumbuhan:
a. Mengharagai sifat alami pertumbuhan bisnis
b. Tetap berkomitmen untuk strategi inti
c. Merencanakan pertumbuhan

Berikut adalah tahap mengelola pertumbuhan dalam perusahaan:

1. Tahap Pendahuluan
Tahapan siklus ini bisa menjadi yang paling mahal bagi perusahaan
yang meluncurkan produk baru. Ukuran pasar untuk produk kecil,
yang berarti penjualan rendah, meskipun mereka akan meningkat.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan biasanya ditandai dengan pertumbuhan penjualan
dan laba yang kuat, dan karena perusahaan dapat mulai mengambil
manfaat dari skala ekonomis dalam produksi, margin keuntungan,
serta jumlah keseluruhan laba, akan meningkat
3. Tahap Maturitas
Selama tahap kedewasaan, produk ini didirikan dan tujuan untuk
produsen sekarang adalah mempertahankan pangsa pasar yang telah
mereka bangun. Ini mungkin waktu yang paling kompetitif untuk
sebagian besar produk dan bisnis perlu berinvestasi dengan bijak
dalam pemasaran.
102

Ada serangkaian tantangan yang konsisten yang mempengaruhi semua


tahap pertumbuhan perusahaan. Tantangan biasanya menjadi lebih
banyak ketika bisnis berkembang, tetapi pendiri dan manajer bisnis
juga menjadi lebih cerdas dan bereksperimen dengan berlalunya
waktu. Tantangan yang kompetitif biasanya meningkat seiring
pertumbuhan bisnis dan menjadi ancaman yang lebih besar bagi para
pesaingnya. Tantangan Pertumbuhan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Kapasitas manajerial dan
2. Tantangan hari ke hari dalam pertumbuhan perusahaan.

Inovasi dan visi kedepan sangat diperlukan dalam dunia


kewirausahaan. Tentunya hal ini dilakukan agar usaha yang dibangun
dapat mengalami pertumbuhan. Seperti yang dilakukan oleh CEO
Gojek yaitu Nadiem Markarim. Dia memiliki visi kedepan yaitu
membawa perusahaan yang dia pimpin untuk masuk ke dalam pasar
Asia Tenggara. Gojek akan melakukan ekspansi ke wilayah Asia
Tenggara. Strategi ini berlanjut dengan Go-Jek bereskpansi di pasar
Asia Tenggara. Saat ini Go-Jek hanya beroperasi di Indonesia saja, Go-
Jek juga akan dirilis di Vietnam dan Thailand. Tak hanya itu, perseroan
juga mengaku berencana akan meluncurkan Go-Jek di Singapura.

Gambar 4.1 CEO Go-Jek Dalam Berpartisipasi

Soal seba-serbi dunia wirausaha

1. Apa yang dimaksud dengan peluang?


2. Jelaskan 3 tahapan pertumbuhan produk?
3. Jelaskan mengapa analisis kelayakan penting bagi usaha?
103

4. Mengapa pertumbuhan diperlukan dalam dunia kewirausahaan?

Jawaban

1. Peluang adalah situasi yang menguntungkan yang menciptakan


kebutuhan akan suatu produk, layanan, atau bisnis baru.

2. a. Tahap Pendahuluan
Tahapan siklus ini bisa menjadi yang paling mahal bagi perusahaan
yang meluncurkan produk baru. Ukuran pasar untuk produk kecil, yang
berarti penjualan rendah, meskipun mereka akan meningkat
b. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan biasanya ditandai dengan pertumbuhan penjualan
dan laba yang kuat, dan karena perusahaan dapat mulai mengambil
manfaat dari skala ekonomis dalam produksi, margin keuntungan, serta
jumlah keseluruhan laba, akan meningkat.
c. Tahap Maturitas
Selama tahap kedewasaan, produk ini didirikan dan tujuan untuk
produsen sekarang adalah mempertahankan pangsa pasar yang telah
mereka bangun. Ini mungkin waktu yang paling kompetitif untuk
sebagian besar produk dan bisnis perlu berinvestasi dengan bijak dalam
pemasaran

3. Analisis diperlukan untuk mengetahui sudah sampai mana tahap


pertumbuhan usaha yang dibangun dan juga sebagai alat kontrol usaha.
Analisis kelayakan adalah suatu proses penentuan apakah sebuah ide
bisnis adalah layak. Analisis ini adalah evaluasi awal dari sebuah ide
bisnis, yang dicontohkan untuk menentukan apakah gagasan itu layak
dilakukan.

4. Karena tantangan yang kompetitif biasanya meningkat seiring


pertumbuhan bisnis dan menjadi ancaman yang lebih besar bagi para
pesaingnya. Tantangan Pertumbuhan dibagi menjadi dua bagian,
bagian pertama merupakan kapasitas manajerial dan bagian kedua
104

merupakan tantangan hari ke hari dalam pertumbuhan perusahaan.


Inovasi dan visi kedepan sangat diperlukan dalam dunia
kewirausahaan. Tentunya hal ini dilakukan agar usaha yang dibangun
dapat mengalami pertumbuhan.

KUNCI JAWABAN TES PENGUASAAN MATERI


1. D
2. B

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha. Diakses dari


https://medium.com/@nebulasenja/KeuntungandanKerugianBerwirausaha6
6c2de0e5c48. Diakses pada Sabtu 18 Mei 2019 pukul 21.30

Anonim. 2015. https://medium.com/@nebulasenja/wawancara-bersamarizky


widiatmocco-enterpreneur-muda-66c2de0e5c48. Diakses pada Sabtu 18 Mei
2019 pukul 21.30

Anonim. 2015. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha. Diakses dari


https://medium.com/@nebulasenja/ Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
-66c2de0e5c48. Diakses pada Sabtu 18 Mei 2019 pukul 21.30

Fitrahka. 2013. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha. Diunduh dari


https://fitrahka.wordpress.com/2013/04/08/faktor-faktor-keberhasilan-dan-
kegagalan-usaha/. Pada tanggal 16 Mei 2019. Pukul 20:00.

Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.


105

ghazali, Muhammad. 2015. Proses Kewirausahaan diakses dari


https://muhammadghazali.wordpress.com/tag/modelproseskewirausahaan/
pada tanggal 17 mei 2019

Masykur Wiratmo, 1994, Kewirausahaan: Seri diktat kuliah,


Gunadarma,Jakarta. Hal 3

Suryana, Kewirausahaan, 2006, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju


Sukses, Salemba Empat, hal 58

Vilandus. 2015. Keuntungan Kerugian serta Resiko Berwirausaha. Diakses dari


https://www.klikmania.net/keuntungan-kerugian-serta-resiko-berwirausaha/.
Pada tanggal 17 Mei 2019

Wirawan,Teddy. 2009. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan


Berwirausaha. Diunduh dari. https://teddywirawan.wordpress.
com/2009/08/31/faktor-penyebabkeberhasilandan-kegagalanberwirausaha.
Pada tanggal 16 Mei 2019. Pukul 20:53.

Yowan.2019. Konsep Dasar Kewirausahaan. Diakses dari


http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/konsepdasarkewirausahaan.p
df. pada tanggal 17 mei 2019 Pukul 20:53.

Anonim. 2018. Bangun Go-Jek Dari Nol. Diakses


https://www.liputan6.com/bisnis/read/3582132/cerita-nadiem-makarim-
bangun-go-jek-dari-nol-hingga-raih-sukses. Pada Tanggal 20 Mei 2019.
Pukul 20.00 WIB

Barringer, Bruce R. 2015. Entrepreneurship: Successfully Launching New Ventures


(5th Edition). Pearson.
106

BAB V ANALISA KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH


107

DAFTAR ISI

BAB V. ANALISA KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH


5.1 Model Peran Wirausaha ..................................................................107
5.2 Fungsi Makro dan Mikro Usaha .....................................................111
5.3 Tantangan KEwirausahaan dalam Konteks Global ........................113
108

BAB V
ANALISA KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH

5.1 Model Peran Wirausaha


Roopke, 1995, mengelompokkan ke wirausahaan berdasarkan perannya, yaitu:
1. Kewirausahaan Rutin
Wirausaha yang melakukan kegiatan sehari-harinya cenderung
menekankan pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi
tradisional. Fungsi wirausaha rutin adalah mengadakan perbaikan-
perbaikan terhadap standar tradisional, bukan penyusunan dan
pengalokasian sumber-sumber. Wirausaha ini berusaha untuk
menghasilkan barang, pasar, dan teknologi. Misalnya seorang pegawai atau
manajer. Wirausaha rutin ini dibayar dalam bentuk gaji.

Gambar 5.1.1. Contoh Kewirausahaan Rutin

2. Kewirausahaan Arbitrase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan
(pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Misalnya, bila tidak terjadi
ekuilibium dalam penawaran dan permintaan pasar, maka ia akan membeli
dengan murah dan menjualnya dengan mahal. Kegiatan wirausaha ini tidak
perlu melibatkan pembuatan barang dan penyerapan dana pribadi.
Kegiatannya melibatkan spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga
109

jual beli. Contohnya: re-seller, calo, trader valas. kegiatannya adalah


spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga jual dan harga beli.

Gambar 5.1.2. Contoh Kewirausahaan Arbitrase

3. Wirausaha Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang
berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik
dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan
(pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru.
Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber
pembekalan, dan organisasi yang baru.

Gambar 5.1.3. Contoh Wirausaha Inovatif

Sementara itu, Thomas Zimmerer (1996) mengelompokkan wirausahawan


berdasarkan intensitas pekerjaan dan status, yaitu sebagai berikut:
a. Part-Time Entrepreneur
110

Merupakan wirausahawan yang hanya setengah waktu melakukan


usaha yang biasanya sebagai hobi, bersifat sampingan. Mereka
memulai bisnis dalam mengisi waktu lowong atau part-time
merupakan pintu gerbang untuk berkembang menjadi usaha besar.
Bekerja part-time tidak mengorbankan pekerjaan di bidang lain,
misalnya seorang pegawai kantor mencoba mengembangkan hobinya
untuk berdagang atau mengembangkan suatu hobi yang menarik. Hobi
ini akhirnya mendatangkan keuntungan yang lumayan. Ada kalanya
orang ini beralih profesi dan berhenti menjadi pegawai dan beralih ke
bisnis yang merupakan hobinya.

Gambar 5.1.4. Contoh Part-Time Entrepreneur

b. Home-Based New Ventures


Suatu usaha yang dirintis dari rumah atau tempat tinggal. Misalnya,
ibu-ibu yang pandai membuat kue mengirim kue-kue tersebut ke toko-
toko di sekitar tempatnya. Akhirnya usaha tersebut semakin lama
semakin maju.

Gambar 5.1.5. Contoh Home-Based New Ventures


111

c. Family-owned business
Usaha yang dilakukan atau dimiliki oleh beberapa anggota keluarga
secara turun-temurun. Dimana sebuah keluarga dapat membuka
berbagai jenis dan cabang usaha. Mungkin saja dimulai oleh ayah,
setelah usaha ayah maju di buka cabang baru dan dikelola oleh ibu.
Kedua perusahaan ini maju dan membuka cabang lain yang mungkin
jenis usahanya berbeda. Masing-masing usahanya ini dikembangkan
oleh anak-anak mereka.

d. Copreneurs
Usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausahawan bekerja sama
sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama

Jika diperhatikan entrepreneur yang ada di masyarakat sekarang, maka


dijumpai berbagai macam profil (Zimmerer & scarbrough, 1996:9)
1. Women Entrepreneur
Banyak wanita yang terjun kedalam bidang bisnis. Alasan mereka
menekuni bidang bisnis ini di dorong oleh faktor faktor antara lain ingin
memperlihatkan kemampuan prestasinya, membantu ekonomi rumah
tangga, frustasi dengan pekerjaan sebelumnya, dan lain sebagainya.

Gambar 5.1.6. Contoh Women Entrepreneur

2. Minority Entrepreneur
Kaum minoritas terutama di Indonesia, kurang memiliki kesempatan kerja
di lapangan pemerintahan sebagaimana warga negara pada umumnya. Oleh
sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kegiatan sehari
hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang juga bergiat
112

mengembangkan bisnis. Kegiatan bisnis mereka semakin maju, dan mereka


membentuk organisasi minoritas di kota-kota tertentu.

3. Immigrant Entrepreneur
Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk
memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun
dalam pekerjaan yang bersifat non-formal yang di mulai dari berdagang
kecil-kecilan, berkembang, hingga perdagangan tingkat menengah.

Gambar 5.1.7. Contoh Immigrant Entrepreneur

5.2 Fungsi Makro dan Mikro Usaha


Dilihat dari ruang lingkupnya, wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi
mikro dan makro. Secara makro, wirausaha berperan sebagai penggerak,
pengendali dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Di AS, Eropa, Jepang dan
China kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi negara karena bisa
menghasilkan kreasi kreasi baru dalam produk barang dan jasa yang berskala
global. Semua itu hasil dari proses dinamis wirausaha yang kreatif.

Secara mikro, peran wirausaha adalah menanggung resiko dan ketidakpastian,


mengkombinasikan sumber sumber ke dalam cara yang baru dan berada untuk
menciptakan nilai tambah. Dari beberapa penelitian mengindikasikan bahwa
pemilik bisnis mikro, kecil atau menengah percaya bahwa mereka cenderung
bekerja lebih keras, menghasilkan lebih banyak uang dan lebih membanggakan
daripada bekerja di suatu perusahaan besar.
113

Thomas W. Zimmerer (2005) merumuskan manfaat berkewirausahaan sebagai


berikut :
1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib diri sendiri
2. Memberi peluang untuk melakukan perubahan
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
4. Memiliki peluang untuk meraih keuntungan seoptimal mungkin
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan
pengakuan atas usahanya
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan
menumbuhkan rasa senang dalam mengerjakannya

Dengan beberapa manfaat berkewirausahaan tersebut, jelas bahwa menjadi


wirausahawan/ pengusaha lebih memliki berbagai kebebasan yang tidak akan
diperoleh jika menjadi seorang karyawan atau bawahan dalam suatu
perusahaan.

Zimmerer (1996 : 51) menyatakan bahwa fungsi wirausaha menciptakan nilai


barang dan jasa di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan
cara-cara baru dan berbeda untuk dapat melakukan persaingan. Nilai tambah
tersebut diciptakan melalui :
1. Pengembangan teknologi baru
2. Penemuan pengetahuan baru
3. Perbaikan produk dan jasa yang ada
4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan jasa
dalam jumlah lebih banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit.

Werner Shombart (1902) membagi fungsi wirausaha menjadi tiga, yaitu :


1. Pemimpin Industri, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam satu
bidang keahlian kemudian berhasil menemukan sesuatu yang baru.
2. Usahawan, orang yang menganalisa berbagai kebutuhan masyarakat,
merangsang untuk mendapat langganan baru.
114

3. Pemimpin keuangan, orang yang sejak muda menekuni keuangan,


mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber sumber keuangan.

Perlu diingat, bahwa Entrepreneur adalah orang yg menggunakan temuan orang


lain pada unit usahanya, fungsinya adalah menciptakan produk dan teknologi
baru dengan cara meniru yg sudah ada.

Dari beberapa definisi diatas secara umum dapat diartikan bahwa wirausaha
adalah sebagai perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil
resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya
manusia. Serta fungsi makro kewirausahaan adalah sebagai penggerak,
pengendali dan pendorong perkembangan ekonomi suatu bangsa. Sedangkan
fungsi mikro kewirausahaan adalah sebagai penemu dan perencana.

5.3 Tantangan Kewirausahaan Dalam Konteks Global


Dalam konteks persaingan global yang semakin terbuka seperti saat ini, banyak
tantangan yang harus dihadapi. Setiap negara harus bersaing dengan
menonjolkan keunggulan sumber daya masing-masing. Negara-negara yang
unggul dalam sumber dayanya akan memenangkan persaingan. Sebaliknya,
negara-negara yang tidak memiliki keunggulan bersaing dalam sumber daya
akan kalah dalam persaingan dan tidak akan mencapai banyak kemajuan.
Negara-negara yang memiliki keunggulan bersaing adalah negara-negara yang
dapat memberdayakan sumber daya ekonomi dan sumber daya manusianya
secara nyata. Sumber-sumber ekonomi dapat diberdayakan apabila manusia
memiliki keterampilan kreatif dan inovatif.

Tantangan persaingan global, pertumbuhan penduduk, pengangguran,


tanggung jawab sosial, keanekaragaman ketenagakerjaan, etika, kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan, dan gaya hidup beserta kecenderungannya
merupakan tantangan yang saling terkait. Dalam persaingan global, semua
sumber daya antar-negara akan bergerak bebas melewati batas-batas yang ada.
Hanya sumber daya yang memiliki keunggulanlah yang dapat bertahan dalam
115

persaingan. Demikian juga pertumbuhan penduduk dunia yang cepat disertai


persaingan yang tinggi akan menimbulkan berbagai angkatan kerja yang
kompetitif dan pengangguran bagi sumber daya manusia yang tidak memiliki
keunggulan dan daya saing yang kuat.

Untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut diperlukan sumber daya


berkualitas yang dapat menciptakan berbagai keunggulan, baik keunggulan
komparatif maupun keunggulan kompetitif, di antaranya melalui proses kreatif
dan inovatif berwirausaha.

Untuk dapat bersaing di pasar global sangat diperlukan barang dan jasa yang
berdaya saing tinggi, yaitu barang dan jasa yang memiliki keunggulan-
keunggulan tertentu. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing
tinggi diperlukan tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efisiensi yang tinggi
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi, yaitu sumber daya
manusia yang profesional dan terampil yang dapat menciptakan nilai tambah
baru dan mampu menjawab tantangan baru. Selanjutnya, kualitas sumber daya
manusia yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh sistem pendidikan
yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Sumber daya kreatif
dan inovatif hanya terdapat dalam wirausaha. Oleh sebab itu, wirausahalah
yang mampu menciptakan keunggulan bersaing melalui kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
116

Gambar 5.3.1. Persyaratan Penting Persaingan Global

Terdapat tantangan kewirausahaan dalam konteks global lainnya sebagai


berikut:
117

Gambar 5.3.2. Tantangan Kewirausahaan Dalam Globalisasi

a. Tantangan Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah yang tiada ujungnya dan menjadi salah
satu masalah mendasar dalam bangunan perekonomian. Berdasarkan data
BPS yang baru dirilis, jumlah penganggur per Agustus 2009 sebesar
13,08% dari total angkatan kerja yang mencapai 113,83 juta orang. Dalam
jumlah itu, pengangguran terdidik yang berasal dari lulusan perguruan
tinggi naik menjadi 14,89 juta dibandingkan dengan 14,09 juta orang pada
periode yang sama tahun sebelumnya (Simanjuntak, 2009). Kondisi
tersebut disebabkan oleh sukarnya ketersediaan lapangan kerja dan adanya
gap antara kebutuhan dunia usaha dengan kualitas lulusan perguruan tinggi.
Oleh karenanya, kewirausahaan merupakan alternatif agar lulusan yang
dihasilkan perguruan tinggi dapat memberdayakan kemampuannya dengan
membangun lahan usahanya sendiri. Dengan demikian, kewirausahaan
tidak saja mengatasi pengangguran tetapi dapat membuka lahan pekerjaan
yang kemudian mampu mengurangi pengangguran lainnya.

b. Tantangan Tanggung jawab Sosial


Wirausaha yang unggul merasa bertanggungjawab secara pribadi atas hasil
usaha yang dia lakukan. Mereka lebih dapat mengendalikan sumberdaya
118

sumberdaya yang dimiliki dan menggunakan sumberdaya tersebut untuk


mencapai cita-cita. Wirausaha yang berhasil dalam jangka panjang
haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas usaha yang dilakukan.
Kemampuan untuk menanggung risiko usaha seperti: risiko keuangan,
risiko teknik adakalanya muncul, sehingga wirausaha harus mampu
meminimalkan risiko.

c. Tantangan Kemajuan Teknologi


Jiwa kewirausahaan yang berbasis teknologi atau biasa
disebut technopreneurship merupakan satu alternatif mutakhir untuk
menjawab tantangan itu. Proses pengembangan unit usaha dan produksi
dengan memanfaatkan teknologi dapat melipatgandakan hasil sekaligus
performa dari unit usaha tersebut. Untuk itu, sekiranya ada beberapa
tahapan sederhana yang bisa dilakukan untuk mengembangkan wirausaha
berbasis teknologi ini

Pertama, perlu dilakukan sosialisasi sekaligus pelatihan kepada masyarakat


terutama penggerak UMKM dalam teknologi yang aplikatif dan multi-
producting. Salah satunya, pemerintah bisa menampilkan prototype
pemanfaatan limbah-limbah produksi menjadi barang yang bernilai jual.
Metode ini dapat menghasilkan sekaligus produk pupuk dan cacing ternak
tanpa menggunakan biaya produksi yang lebih besar.
119

Tahapan ini merupakan penanaman aspek-aspek teknologis di dalam unit


usaha.

Kedua, dapat dilakukan pengembangan usaha tersebut dengan


menggunakan teknologi dalam jaringan, terutama dunia maya. Hal ini
dapat memberikan keuntungan dalam meningkatkan kualitas pemasaran
dari produk serta memperluas pangsa pasar dari usaha tersebut. Dalam hal
ini, diupayakan pengembangan unit usaha tersebut menjadi berlipat-lipat
melalui pemanfaatan teknologi.

d. Tantangan Gaya hidup dan kecenderungannya


Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat
dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-
sumber daya yang di butuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya
dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Para
wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan
bermotivasi tinggi yang mengambil resiko dalam mengejar tujuannya.

e. Tantangan Etika
Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan
moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang
benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis mencakup hubungan antara
perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan,
dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang –
orang bisnis diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di
masayarakat.

Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi
reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer
dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus selalu dijaga terus menerus,
sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu
120

pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan
asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain ialah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing
oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan
Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat
dan golongan pengusaha kebawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa
yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan.

f. Tantangan Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk dapat menimbulkan dampak yang sangat luas,
apalagi jika pertumbuhan penduduk yang terjadi di indonesia, yang
cenderung berdampak negatif , hal ini di sebabkan karena pertumbuhan
penduduk yang terjadi tidak di imbangi oleh saran dan prasaran yang
memadai, banyak sekali dampak negatif yang dapat di timbulkan,
khususnya yang akan kita bahas adalah dampak di bidang ekonomi,
pertumbuhan penduduk yang cepat tidak di imbangi oleh lapangan
pekerjaan yang tersedia, sehingga menimbulkan pengangguran dimana-
121

mana, apalagi di perparah dengan pemusatan-pemusatan lapangan kerja


yang cenderung berada di daerah kota-kota besar.

g. Tantangan Persaingan Global


Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam
persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas
dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan
global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi
oleh bangsa Indonesia menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam
dunia usaha. Dalam globalisasi yang menyangkut hubungan intraregional
dan internasional akan terjadi persaingan antarnegara. Indonesia dalam
kancah persaingan global menurut World Competitiveness Report
menempati urutan ke-45 atau terendah dari seluruh negara yang diteliti, di
bawah Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand
(40).

Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia yaitu adanya


ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah
angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar
92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya
sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka
(open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi
yang kini berjumlah sekitar 8 juta.

Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah.
Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi
pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %.

Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan


kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai
sektor ekonomi.
122

Pengaruh IPTEK terhadap peningkatan SDM Indonesia khususnya dalam


persaingan global dewasa ini meliputi berbagai aspek dan merubah segenap
tatanan masyarakat. Aspek-aspek yang dipengaruhi, adalah sebagai
berikut:
1. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi,
khususnya teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi
ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun
dunia.
2. Aspek Ekonomi.
Dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat
dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan
kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan
mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia. Berkaitan dengan
pasar global dwasa ini, tidaklah mungkin jika suatu negara dengan
tingkat SDM rendah dapat bersaing, untuk itulah penguasaan IPTEK
sangat penting sekali untuk dikuasai. Selain itu, tidak dipungkiri
globalisasi telah menimbulkan pergeseran nilai dalam kehidupan
masyarakat di masa kini akibat pengaruh negatif dari globalisasi.
3. Aspek Sosial Budaya.
Globalisasi juga menyentuh pada hal-hal yang mendasar pada
kehidupan manusia, antara lain adalah masalah Hak Asasi Manusia
(HAM), melestarikan lingkungan hidup serta berbagai hal yang
menjanjikan kemudahan hidup yang lebih nyaman, efisien dan security
pribadi yang menjangkau masa depan, karena didukung oleh kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak yang timbul diakibatkannya
ikatan-ikatan tradisional yang kaku, atau dianggap tidak atau kurang
logis dan membosankan. Akibat nyata yang timbul adalah timbulnya
fenomena-fenomena paradoksal yang muaranya cenderung dapat
menggeser paham kebangsaan/nasionalisme.
123

SOAL EVALUASI

1. Yang menjadi tantangan utama kewirausahaan pada konsteks global


adalah...
a. Sumber Daya Manusia
b. Negara
c. Sumber Daya Alam
d. Pengangguran
e. Tanggung Jawab Sosial

2. Bagaimana upaya pemerintah dalam meningkatkan kemajuan teknologi?


a. Memberikan gajih pada pengangguran
b. Pada unit usaha sektor industri pengolahan pangan, pemerintah
melakukan UKM dengan menggunakan
teknologi vermicomposting sederhana yang mampu mengolah secara
alami sampah organik dengan menggunakan cacing untuk
menghasilkan pupuk kompos.
c. Pemerintah membuka lapangan kerja baru
d. Pemerintah menambah kuota tenaga kerja pada setiap lapangan kerja
e. Pemerintah membangun fasilitas Balai pelatihan gratis disetiap daerah

3. Dalam persaingan global menurut World Competitiveness Report,


Indonesia menempati urutan ke?
a. 50
b. 1
c. 46
d. 45
e. 47
124

DAFTAR PUSTAKA

Danuindras, 2011. Dampak Ekonomi bagi Pertumbuhan Penduduk. Diunduh dari


http://radiosmasher.blogspot.com/2011/01/dampak-ekonomi-bagi-
pertumbuhan.html Pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 16.25 WIB.

Gazali, Muhammad. 2008. Fungsi dan Peran Usaha. Diakses dari


https://muhmmadghazali.wordpress.com/tag/fungsi-mkro-dan-mikro-
wirausaha/. Pada senin 20 Mei 2019, pukul 18.25 WIB

Gibran, 2010. Wirausaha Berbasis Teknologi. Diunduh dari


https://gibranhuzaifah.wordpress.com/2010/03/04/wirausaha-berbasis-
teknologi/ Pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 16.27 WIB.

Iman, 2009. Etika Wirausaha. Diunduh dari


http://imandede.blogspot.com/2009/10/bab-vi-etika-wirausaha.html. Pada
tanggal 16 Mei 2019 pukul 16.08 WIB.

Manuaba, Wayan. 2018. Fungsi dan Model Kewirausahaan. Diakses dari


http://iwayanmanuaba.blogspot.com/2018/08/fungsi-dan-model-peran-
kewirausahaan.html. Pada tanggal 18 Mei 2019 pukul 09.00 WIB.

Mayra, 2014. Tantangan Kewirausahaan Dalam Konsteks Global. Diunduh dari


https://zonakisaran.blogspot.com/2014/11/tantangan-kewirausahaan-
datam-konteks-global.html Pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 15.23 WIB.

Muhammad, 2010. Kaitan Antara Pengangguran dan Kewirausahaan. Diunduh


dari http://mynegeri.wordpress.com/2010/01/13/kaitan-antara-
125

pengangguran-dan-kewirausahaan/ Pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 15.34


WIB.
Nea, 2011. Tantangan Kewirausahaan Dalam Konteks Global. Diunduh dari
http://karinagastropoda.blogspot.com/2011/10/kewirausahaan.html Pada
tanggal 16 Mei 2019 pukul 17.08 WIB.

Sriyani, 2008. SDM Indonesia Dalam Persaiangan Global. Diunduh dari


https://emperordeva.wordpress.com/about/sdm-indonesia-dalam-
persaingan-global/ Pada tanggal 16 Mei 2019 pukul 16.43 WIB
126

BAB VI MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL


PENGEMBANGANNYA
127

DAFTAR ISI

BAB VI. MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGANNYA


6.1 Cara Memasuki Dunia Usaha ......................................................126
6.2 Profil Usaha Kecil dan Model Pengembangannya .......................132
6.3 Pengelolaan Usaha dan Strategi Kewirausahaan ..........................135
6.4 Manajemen Dan Strategi Kewirausahaan ....................................141
6.5 Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan .....................................143
6.6 Kemitraaan Usaha ........................................................................148
6.7 Kemitraan Usaha Pertanian ..........................................................152
6.8 Jejaring Usaha ..............................................................................156
128

BAB VI

MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL PENGEMBANGAN

6.1. Cara memasuki dunia Usaha

Gambar 6.1 Cara memasuki dunia Usaha

Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki
dunia usaha:

1. Merintis usaha baru (starting)

Perusahaan milik sendiri ( sole proprietorship), bentuk usaha yang


dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.

Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (aosiasi) dua orang atau


lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.

Perusahaan berbadan hukum ( corporation), perusahaan yang didirikan


atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
129

2. Dengan membeli perusahaan orang lain (buying)

3. Kerjasama manaje men (fran chising) A. Merintis Usaha Baru

Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan memiliki


keberanian menghadapi resiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha (business
owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator), ia harus
memiliki:

 Kecakapan untuk bekerja

 Kemampuan mengorganisir

 Kreatif

 Lebih menyukai tantangan

Menurut hasil survei Peggy Lambing: Sekitar 43% responden (wirausaha)


mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di
beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya, Sebanyak 15%
responden telah mencoba dan mereka merasa mampu mengerjakannya dengan
lebih baik dan Sebanyak 11% dari wirausaha yang disurvei memulai usaha
untuk memenuhi peluang pasar, sedangkan 46% lagi karena hobi.

Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk
mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:

1. Pendekatan ”in -side out ” atau ”idea generation ” yaitu pendekatan


berdasarkan gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan
usaha.

2. Pendekatan ”the out-side in ” atau “opportunity recognition ” yaitu


pendekatan yang menekankan pada basis ide merespon kebutuhan pasar
sebagai kunci keberhasilan.
130

Berdasarkan pendekatan ”in -side out ”, untuk memulai usaha, seseorang calon
wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough,
kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:

a. Kemampuan teknik

b. Kemampuan pemasaran

c. Kemampuan finansial

d. Kemampuan hubungan

Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:

1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.

Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki, diantaranya:

A. Bidang usaha pertanian (pertanian, kehutanan, perikanan, dan


perkebunan).
B. Bidang usaha pertambangan (galian pasir, galian tanah, batu, dan bata).
C. Bidang usaha pabrikasi (industri perakitan, sintesis).
D. Bidang usaha konstruksi (konstruksi bangunan, jembatan, pengairan,
jalan raya).
E. Bidang usaha perdangan (retailer, grosir, agen, dan ekspor- impor).
F. Bidang jasa keuangan (perbankan, asuransi, dan koperasi).
G. Bidang jasa perseorangan (potong rambut, salon, laundry, dan catering).
H. Bidang usaha jasa-2 umum (pengangkutan, pergudangan, wartel, dan
distribusi).
I. Bidang usaha jasa wisata (usaha jasa parawisata, pengusahaan objek dan
daya tarik wisata dan usaha sarana wisata).

2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih

Ada beberapa kepemilikan usaha yang dapat dipilih, diantaranya


perusahaan perseorangan, persekutuan (dua macam anggota sekutu umum
dan sekutu terbatas), perseroan, dan firma.
131

3. Tempat usaha yang akan dipilih

Dalam menentukan tempat usaha ada beberapa hal yang per lu


dipertimbangkan, diantaranya:

Apakah tempat usaha tersebut mudah dijangkau oleh konsumen atau


pelanggan maupun pasar?

 Apakah tempat usaha dekat dengan sumber tenaga kerja?

Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti
alat pengangk ut dan jalan raya

4. Organisasi usaha yang akan digunakan.

Kompleksitas organisasi usaha tergantung pada lingkup atau cakupan usaha


dan skala usaha. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas dan
inovasi, sedangkan manajerial dasarnya adalah fungsi- fungsi manajemen.
Semakin kecil perusahaan maka semakin besar fungsi kewirausahaan,
tetapi semakin kecil fungsi manajerial yang dimilikinya.

5. Lingkungan usaha

Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya


perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya
usaha/perusahaan adalah lingkungan mikro dan lingkungan makro.

Lingkungan mikro adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan


operasional perusahaan, seperti pemasok, karyawan, pemegang saham,
majikan, manajer, direksi, distributor, pelanggan/konsumen, dan lainnya.
132

Lingkungan makro adalah lingkungan diluar perusahaan yang dapat


mempengaruhi daya hidup perusahaan secara keseluruhan, meliputi
lingkungan ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan sosial, lingkungan
sosiopolitik, lingkungan demografi dan gaya hidup.

B. Membeli Perusahaan yang sudah didirikan

Banyak alasan mengapa seseorang memilih membeli perusahaan yang


sudah ada daripada mendirikan atau merintis usaha baru, antara lain:

 Resiko lebih rendah

 Lebih mudah

 Memiliki peluang untuk membeli dengan harga yang dapat ditawar

Membeli perusahaan yang sudah ada juga mengandung permasalahan,


yaitu:

1. Masalah eksternal, yaitu lingkungan misalnya banyaknya pesaing dan


ukuran peluang pasar

2. Masalah internal, yaitu masalah-masalah yang ada dalam perusahaan,


misalnya image atau reputasi perusahaan.

C. Franchising (Kerjasama Manajemen/Waralaba)

Franchising adalah kerjasama manajemen untuk menjalankan perusahaan


cabang/penyalur. Inti dari Franchising adalah memberi hak monopoli untuk
menyelenggarakan usaha dari perusahaan induk. Franchisor adalah
(perusahaan induk) adalah perusahaan yang memberi lisensi, sedangkan
franchise adalah perusahaan pemberi lisensi (penyalur atau dealer).
133

Bentuk Kelebihan kekurangan


Merintis usaha Gagasan mumi pengakuan nama
Bebas beroperasi bareng
Fleksibel dan mudah Fasilitas inefisien
penggunaan Persaingan kurang
diketahui
Membeli Kemungkinan sukses Perusahaan yang
perusahaan Lokasi sudah cocok dijual biasanya
Karyawan dan lemah
pemasok biasanya Peralatan tak efisien
sudah mantap Mahal
Sudah siap operasi Sulit inovasi
Kerjasama Mendapat Tidak mandiri
manajemen pengalaman dalam Kreativitas tidak
logo, nama, metode berkembang
teknik produksi, Menjadi
pelatihan dan independen,
bantuan modal terdominasi, rentan
Penggunaan nama, terhadap perubahan
merek yang sudah franchisor
dikenal

Masalah : saat seorang pengusaha ingin membeli suatu perusahaan untuk


memasuki dunia bisnis, hal apa saja yang mungkin menjadi alasan pemilik
perusahaan tersebut menjual perusahaannya?

Jawab : seorang pengusaha menjual perusahaannya tentu saja memiliki alasan


tertentu. Alasan tersebut bisa saja muncul dari aspek internal maupun eksternal.
Alasan yang mungkin bisa saja karena perusahaan miliknya tidak lagi
mendatangkan keuntungan yang menjanjikan atau terancam bangkrut dan juga
tidak dapat menarik pengusaha lain untuk menanam saham diperusahaannya
134

sehingga pengusah tersebut terpaksa menjual perusahaannya. Ini hanya salah


satu contoh alasan mengapa perusahaaan dijual. Selain contoh tersebut, masih
banyak sekali contoh lain misal masalah keuangan perusahaan, manajemen
internal, minat pemilik perusahaan, dan lainnya.

6.2. Profil Usaha Kecil Dan Model Pengembangannya

Gambar 6.2 Profil Usaha Kecil Dan Model Pengembangannya

Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergantung pada fokus
permasalahan masing- masing. Usaha kecil telah didefinisikan dengan cara
yang berbeda tergantung pada kepentingan organisasi.
Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993: 14),

“A small business is one which independently owned and operated and is not
dominant in its field”.

“Small Business Development Centre” University of Winconsin-Madison,


perusahaan kecil memiliki ciri-ciri sebagai berikut: “Greater potential, greater
risk, limited access to capital, one or few managers, and less able to survive
major mistakes”.
135

M. Kusman Sulaeman (1988-1989:43), mengemukakan beberapa ciri


pekerjaan manajerial dari usaha kecil, yaitu :

“No training, job is directly important, challenging, satisfying, less formal


work, much operating, mixed works, direct contact, informal communication,
and much more telephone, sales less than $200 m, earning/share is low, less
diversified production, less conservative financing method, and market
position is weak, more operational, routine work, authoritarian, short term
thinking, and operating orientation”. Berikut adalah Profil Usaha Kecil Dan
Model Pengembangannya menurut undang-undang.

1. Menurut UU no.9/1995 Pasal 5 tentang usaha kecil, menyebutkan :

 Menurut BPS (1988) usaha kecil memiliki tenaga kerj a 5 s/d 19 orang
yang termasuk pekerja kasar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga.
Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5 orang
diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga.

 Menurut Stanley dan Morse industri yang menyerap tenaga kerja 1-9
orang termasuk industri kerajinan rumah tangga, Industri kecil
menyerap tenaga kerja 10 -49 orang, industri sedang menyerap 50–99
orang dan industri besar menyerap tenaga kerja 100 orang atau lebih

2. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- tidak termasuk


tanah dan tempat usaha, atau

3. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,-

Sedangkan menurut Komisi Perkembangan Ekonomi mengemukakan kriteria


usaha kecil sebagai berikut :

1. Manajemen berdiri sendiri, manajer adalah pe milik


136

2. Modal disediakan oleh pemilik

3. Daerah operasi bersifat lokal

4. Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil.

Selain memiliki ciri-ciri diatas usaha kecil memiliki kekuatan dan kelemahan.
a. Kekuatan usaha kecil adalah :

 memiliki kebebasan untuk bertindak

 Flek sibel

 Tidak mudah goncang b. Kelemahan Usaha Kecil

 aspek kelemahan struktural adalah kelemahan usaha kecil dalam


manajemen, organisasi, teknologi, sumber daya dan pasar

 Kelemahan kultural adalah kelemahan dalam budaya perusahaan


yang kurang menceminkan perusahaan sebagai Corporate culture.
Kelemahan kultural mengakibatkan kelemahan struktural.Kelemahan
kultural mengakibatkan kurangnya akses informasi dan lemahnya
berbagai persyaratan lain guna memperoleh akses permodalan,
pemasaran dan bahan baku.

6.3. Pengelolaan Usaha dan Strategi Kewirausahaan


137

Gambar 6.3 Pengelolaan Usaha dan Strategi Kewirausahaan

Perencanaan Usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan
tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial,
strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta
keterampilan pengelolaannya. Perencanaan usaha mempunyai dua fungsi
penting, yaitu :

1. Sebagai pedoman untuk mencapai keberhasilan manajemen usaha, dan

2. Sebagai alat untuk mengajukan kebutuhan permodalan yang bersumber dari


luar.

Dalam Perencanaan bisnis umumnya memuat sejumlah topic, yang


meliputi :

Ringkasan eksekutif, Pernyataan misi, Lingkungan Usaha, Perencanaan


pemasaran, Tim Manajemen, Data financial, Aspek-aspek legal, Jaminan
Asuransi, Orang-orang penting, Pemasok dan Risiko.

Pada Pengelolaan Usaha, umumnya menyangkut beberapa pengelolaan, yaitu:

A. Pengelolaan Keuangan
Tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan :

1. Aspek sumber dana

2. Aspek rencana & penggunaan dana

3. Aspek pengawasan atau pengendalian keuangan.

Sumber-sumber keuangan perusahaan :


138

1. Dana yang berasal dari perusahaan (pembelanjaan internal)

2. Penggunaan dana perusahaan

3. Penggunaan cadangan

4. Penggunaan laba yang tidak dibagi

5. Dana yang berasal dari luar perusahaan (pembelanjaan eksternal)

6. Dana dari pemilik atau penyertaan.

7. Dana yang berasal dari pinjaman, baik jangka panjang atau jangka
pendek.

8. Dana bantuan program pemerintah dari pusat dan daerah.

9. Dana dari teman atau keluarga yang menanamkan modalnya.

10. Dana ventura (investasi dana dari perusahaan besar)

Perencanaan Keuangan & Penggunaan dana, hal- hal yang harus


diperhatikan:

1. Biaya awal, adalah biaya yang diperlukan ketika perusahaan akan berdiri.

2. Proyeksi atau rancangan keuangan meliputi :

 Neraca harian

 Laporan laba rugi

 Laporan arus kas

 Analisa pulang pokok

B. TEKNIK & S TRATEGI PEMASAR AN


139

Pemasaran yaitu kegiatan meneliti kebutuhan & keinginan konsumen


(probe/search), menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen(product), menentukan tingkat harga (price),
mempromosikannya agar produk dikenal konsumen (promotion), dan
mendistribusikan produk ke tempat konsumen (place). Tujuan
pemasaran adalah bagaimana barang & jasa yang dihasilkan disukai,
dibutuhkan dan dibeli oleh konsumen.

Perencanaan Pemasaran meliputi beberapa langkah, yaitu ;

1. Menentukan kebutuhan & keinginan pelanggan ( dengan melakukan


riset pasar).

2. Memilih pasar sasaran khusus. Ada 3 jenis pasar sasaran khusus :

 Pasar individual

 Pasar khusus

Segmentasi pasar Menempatkan strategi pemasaran dalam persaingan.


Ada enam strategi pemenuhan permintaan dari lingkungan (juga masuk
dalam strategi dari bauran pemasaran):

1. Berorientasi pada pelanggan.

2. Kualitas

3. Kenyamanan

4. Inovasi

5. Kecepatan ( penempatan produk & respon keinginan consumer)

6. Pelayanan & kepuasan pelanggan


140

C. PRODUK
Produk me miliki siklus hidup yang terdiri dari tahap pengembangan,
pengenalan, pertumbuhan, penjualan, kematangan, kejenuhan dan
penurunan.

D. HARGA
Factor- faktor yang harus dipertimbangkan antara lain ;

1. Biaya barang dan jasa

2. Permintaan & penawaran pasar

3. Antisipasi volume pasar

4. Harga pesaing

5. Kondisi keuangan

6. Lokasi usaha

7. Fluktuasi musiman

8. Faktor psikologis pelanggan

9. Bunga kredit dan bentuk kredit

10. Sensitivitas harga pelanggan (elastisitas permintaan)

E. STRATEGI PEMASARAN (BAGI USAHA BARU)


1. Penetrasi pasar, dengan memperbesar volume penjualan dan periklanan

2. Pengembangan pasar, peningkatan penjualan dengan pengenalan


produk pada pasar baru.

3. Pengembangan produk, modifikasi produk yang sudah ada untuk


meningkatkan penjualan.
141

4. Segmentasi pasar, pemasaran produk berdasarkan segmennya.

F. TEKNIK PEN ENTUAN HARGA


1. Produk baru, bertujuan untuk :

1. Menghasilkan produk yang dapat diterima oleh konsumen potensial,


tidak peduli berapa banyaknya.

2. Memelihara pangsa pasar sebagai akibat tumbuhnya persaingan.

3. Memperoleh laba.

2. Untuk barang konsumsi :

1. Harga dibawah pasar untuk produk yang sama

2. Harga di atas harga pasar

3. Harga sama dengan harga pasar.

3. Untuk barang industri:

1. Strategi Cost-Plus Pricing. Dengan menambahkan margin laba


terhadap biaya-biaya langsung.

2. Biaya langsung & formulasi harga. Tidak termasuk biaya overhead


pabrik

3. Penentuan Harga jual model pulang pokok. Dengan menghitung


besar persentasi tertentu dari total penjualan yang digunakan untuk
biaya variable.

4. Untuk jasa. Menentukan harga berdasarkan material yang digunakan


untuk menyediakan jasa, tenaga kerja dan untuk memperoleh laba.

G. PROMOSI
Promosi bertujuan :

1. Menginformasikan barang/jasa yang dihasilkan pada konsumen


142

2. Membujuk konsumen agar mau membeli barang/ jasa yang dihasilkan.

3. Mempengaruhi konsumen agar tertarik terhadap barang/ jasa yang kita


hasilkan.

Beberapa jenis promosi ;

1. Iklan (media cetak & elektronik)

2. Promosi penjualan (pameran)

3. Wiraniaga (dengan produk sampel ke konsumen)

4. Pemasaran langsung (langsung menghubungi konsumen)

5. Humas ( mempublikasikan barang melalui pamflet dsb)

H. KIAT PEMASARAN USAHA BARU


1. Peluang Pasar

2. Barang dan jasa apa yang paling dibutuhkan konsumen?

3. Berapa banyak yang mereka butuhkan?

4. Kualitas mana yang paling tepat?

5. Berapa banyaknya?

6. Tempat yang tepat

7. Banyak barang yang dibutuhkan

8. Target yang hendak dicapai

I. TEKNIK PENGEMBANGAN USAHA

1. Pengembangan skala ekonomis


143

Dengan menambah skala produksi, tenaga kerja, teknologi, system


distribusi, dan tempat usaha.

2. Perluasan Cakupan Usaha

Dengan menambah jenis usaha baru, produk dan jasa baru yang
sekarang diproduksi (diversifikasi), serta teknologi yang berbeda.

6.4. Manajemen Dan Strategi Kewirausahaan

Gambar 6.4 Manajemen dan Strategi Kewirausahaan

Manajemen kewirausahaan semua kekuatan perusahaan yang menjamin bahwa


usahanya betul- betul eksis.

Strategi kewirausahaan Kesesuaian kemampuan internal dan aktivitas


perusahaan dengan lingkungan eksternal.

Strategi kewirausahaan, meliputi beberapa keputusan strategis, yaitu :

1. Perubahan produk barang dan jasa.

2. Strategi menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk


dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha.

3. Kemampuan untuk memperoleh modal investasi .


144

4. Analisa sumber daya manusia.

5. Analisa pesaing untuk memantapkan strategi bersaing.

6. Kemampuan menopang keunggulan strategi perusahaan dan modifikasi


strategi.

7. Penentuan harga barang atau jasa, untuk jangka pendek dan jangka panjang.

8. Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas.

9. Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas.

Wirausaha yang berfungsi sebagai manajer perusahaan, harus memiliki


kompetensi yaitu :

1. Berfokus pada pasar bukan pada teknologi.

2. Meramal pendanaan untuk menghindari tidak terdanainya perusahaan.

3. Mambangun tim manajemen.

4. Memberikan peran khusus bagi penemu.

Masalah: strategi apa yang paling penting untuk diperhatikan dalam bisnis baru ?

Jawab : strategi yang dapat digunakan yaitu: strategi penjaringan pasar seperti
menarik konsumen, promosi dan lainnya, strategi produksi sehingga menghasilkan
suatu produk baru dan unik, serta strategi manajeman yang ada pada perusahaan
baru.

6.5 Strategi Bersaing dalam Ke wirausahaan


A. Pendahuluan
Tidak dapat disangkal lagi bahwa kesinambungan hidup perusahaan sangat
bergantung pada ketahanan wirausaha dalam meraih keunggulan dalam
bersaing melalui strategi yang dimilikinya. Strategi perusahaan adalah cara-
145

cara perusahaan menciptakan nilai melalui konfigurasi dan koordinasi aktivitas


multipemasaran. Teori ekonomi mikro dari mazhab Austria, dikemukakan
bahwa perusahaan bisa memperoleh keuntungan apabila memiliki
keunggulan yang unik untuk menghindari persaingan sempurna.

Dalam mata kuliah kewirausahaan, mahasiwa dituntut untuk mengerti dan


memahami perkembangan stategi kewirausahaan dalam konteks persaingan.
Mahasiswa juga dituntut untuk bisa menjelaskan strategi generik dan
keunggulan bers aing dalam kewirausahaan dan juga bisa menjelaskan konsep
7’-S” dalam memasuki persaingan. Semua ini dimaksudkan apabila mahasiswa
telah mempunyai suatu bidang usaha, mereka mampu mengembangkan dan
mempertahankan usaha mereka tersebut.

B. Kompetensi Inti Ke wirausahaan


Dalam manajemen perusahaan modern seperti sekarang ini telah terjadi
pergeseran strategi, yaitu dari strategi memaksimalkan keuntungan pemegang
saham (mencari laba perusahaan) menjadi memaksimalkan keuntungan bagi
semua yang berkepentingan dalam perusahaan (stakeholder), yaitu individu
atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam kegiatan perusahaan, tidak
hanya pemegang saham, namun juga karyawan, manajemen, pembeli,
masyarakat, pemasok, distributor, dan pemerintah. Akan tetapi, konsep laba t
idak bisa dikesampingkan dan merupakan alat yang penting bagi perusahaan
untuk menciptakan manfaat bagi para pemilik kepentingan.

Menurut teori strategi dinamis dari Porter (1991), perusahaan dapat mencapai
keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi, yaitu:

a. Pertama, tujuan perusahaan dan kebijakan fungsi- fungsi manajemen


(seperti produksi dan pemasaran) harus secara kolektif memperlihatkan
posisi terkuat dipasar.
146

b. Kedua, tujuan dan kebijakan tersebut ditumbuhkan berdasarkan kekuatan


perusahaan serta diperbarui terus (dinamis) sesuai dengan perubahan
peluang dan ancaman lingkungan eksternal.
c. Ketiga, perusahaan harus memiliki dan menggali kompetensi khusus
sebagai pendorong untuk menjalankan perusahaan.

Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan krisis eksternal,


perusahaan kecil dapat menerapkan teori “strategi berbasis sumber daya”
(resources-based strategy). Teori ini dinilai potensial untuk memelihara
keberhasilan perusahaan ketika berada dalam situasi eksternal yang bergejolak.
Menurut teori ini, perusahaan dapat meraih keuntungan melalui penggunaan
sumber daya yang lebih baik, yaitu dengan:
1. Pola organisasi dan administrasi yang baik
2. Perpaduan asset fisik berwujud seperti sumber daya manusia dan alam,
serta asset tidak berwujud seperti kebiasaan berfikir kreatif dan
keterampilan manajerial.
3. Budidaya perusahaan.
4. Proses kerja dan penyesuaian yang cepat atas tuntutan baru.

C. Strategi Bersaing dalam Ke wirausahaan


Dalam konsep strategi pemasaran terdapat istilah bauran pemasaran
(marketing mix) yang dikenal dengan 4P.

Gambar 6.5 Persaingan Bisnis

Dalam kewirausahaan, 4P tersebut ditambahkan satu P, yaitu probe (penelitian


dan pengembangan) sehingga menjadi 5P. Probe selalu ditambahkan diawal
sehingga urutan bauran pemasaran menjadi:
147

1. Probe (penelitian dan pengembangan)

2. Product (ba rang dan jasa)

3. Price (harga)

4. Place (tempat)

5. Promotion (promosi)

Dalam manajemen strategis yang baru, Mintzberg mengemukakan 5P yang


sama artinya dengan strategi, yaitu perencanaan (plan), pola (patern), posisi
(position), perspektif (perspective), dan permainan atau taktik (plan).

D. Teori Strategi Generik dan Keunggulan Bersaing


Dalam karyanya yang paling terkenal Competitive Strategy, Michael P. Porter
(1997 dan 1998 mengungkapkan beberapa strategi yang dapat digunakan
perusahaan untuk dapat bersaing. Beberapa aspek inti dari teori Porter
tersebut adalah:
1. Persaingan merupakan inti keberhasilan dan kegagalan.
2. Keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh
perusahaan bagi langganan atau pembeli.
3. Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing, yaitu biaya rendah dan
diferensiasi.
4. Kedua jenis dasar keunggulan bersaing diatas menghasilkan tiga strategi
generic (Porter,1997)
a. Biaya Rendah
b. Strategi ini mengandalkan keunggulan biaya yang relative rendah daam
menghasilkan barang dan jasa. Keunggulan biaya berasal dari:
1. Pengerjaan berskala ekonomi
2. Teknologi milik sendiri
3. Akses prefensi ke bahan baku
c. Diferensiasi.
d. Strategi ini berasal dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
barang dan jasa yang unik dalam industrinya dan dalam semua dimensi
148

umum yang dihargai oleh konsumen. Diferensiasi dapat dilakukan


dalam beberapa bentuk, antara lain:
e. Diferensiasi produk
f. Diferensiasi system penyerahan / penyampaian produk
g. Diferensiasi dalam pendekatan pemasaran
h. Diferensiasi dalam peralatan da n konstruksi
i. Diferensiasi dalam citra produk c. Focus.

Strategi focus berusaha mencari keunggulan dalam segmen sasarab pasar


tertentu meskipun tidak memiliki keunggulan bersaing secara keseluruhan.

Terdapat dua focus, yaitu:

a. Focus biaya, dilakukan dengan mengusahakan keunggulan biaya dalam


segmen sasarannya
b. Focus diferensiasi, dilakukan dengan mengusahakan diferensiasi dalam
segmen sasarannya, yaitu pembeli dengan pelayanan yang baik dan
berbeda dengan yang lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa st rategi generic pada dasarnya merupakan pendekatan yang
berbeda untuk menciptakan keunggulan. Melalui keunggulan bersaing,
perusahaan dapat memiliki kinerja diatas rata-rata perusahaan lain.
Keunggulan bersaing merupakan kinerja perusahaan yang dapat tampil
diatas rata-rata.

E. Strategi The New 7-S’s (D’Aveni)


Konsep “The New 7-S’s” atau 7 kunci keberhasilan perusahaan dalam
lingkungan persaingan yang sangat dinamis ini meliputi pokok-pokok dasar
sebagai berikut:

Superior stakeholder satisfaction. Strategi yang pertama dari The New


7-S’s ini bertujuan memberikan kepuasan jauh di atas rata-rata kepada orang-
orang yang berkepentingan terhadap perusahaan, tidak hanya pemegang
saham, namun juga pemasok, karyawan, manajer, konsumen, pemerintah,
dan masyarakat sekitarnya.
149

Soothsaying. Strategi yang kedua ini berfokus kepada sasaran, artinya


perusahaan harus mencari posisi yang tepat bagi produk dan jasa yang
dihasilkan perusahaan.

Positioning for speed. Strategi ketiga adalah strategi dalam memosisikan


perusahaan secara cepat di pasar.

Positioning for surprise . Strategi keempat adalah membuat posisi yang


mencengangkan melalui barang dan jasa baru yang lebih unik dan berbeda serta
memberikan nilai tambah baru sehingga konsumen lebih menyukai barang dan
jasa yang dic iptakan perusahaan.

Shifting the role of the game . Strategi kelima adalah mengubah pola-pola
persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga pesaing terganggu dengan
pola-pola baru yang berbeda.

Signalling strategic intent. Strategi keenam adalah mengutamakan perasaan.


Kedekatan dengan karyawan, relasi, dan konsumen merupakan strategi yang
ampuh untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Simultaneous and sequential strategic thrusts . Strategi ketujuh


adalah menegmbangkan factor- faktor pendorong atau pe nggerak strategi
secara simultan san berurutan memlalui penciptaan barang dan jasa yang selalu
memberi kepuasaan kepada konsumen.

6.6 Kemitraan Usaha


Dalam menghadapi persaingan di abad ke-21, UKM dituntut untuk melakukan
restrukturisasi dan reorganisasi dengan tujuan untuk memenuhi permintaan
konsumen yang makin spesifik, berubah dengan cepat, produk berkualitas
tinggi, dan harga yang murah . Salah satu upaya yang dapat dilakukan UKM
adalah melalui hubungan kerjasama dengan Usaha Besar (UB). Kesadaran
akan kerjasama ini telah melahirkan konsep supply chain management (SCM)
pada tahun 1990 - an. Supply chain pada dasarnya merupakan jaringan
perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk
menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemaka i akhir.
150

Pentingnya persahabatan, kesetiaan, dan rasa saling percaya antara industri


yang satu dengan lainnya untuk menciptakan ruang pasar tanpa pesaing, yang
kemudian memunculkan konsep blue ocean strategy.

Gambar 6.6 Partner Bisnis

Kerjasama antara perusahaan di Indonesia, dalam hal ini antara UKM dan UB,
dikenal dengan istilah kemitraan (Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997
tentang Kemitraan). Kemitraan tersebut harus disertai pembinaan UB terhadap
UKM yang memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat,
dan saling menguntungkan. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan. Kemitraan merupakan suatu rangkaian pro ses yang dimulai
dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan
kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan,
memonitor, dan mengevaluasi sampai target tercapai. Pola kemitraan antara
UKM dan UB di Indonesia yang telah dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun
1995 tentang Usaha Kecil dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang kemitraan, terdiri
atas 5 (lima) pola, yaitu :

a. Pola pertama, yaitu inti plasma merupakan hubungan kemitraan antara


UKM dan UB sebagai inti membina dan mengembangkan UKM yang
menjadi plasmanya dalam menyediakan lahan, penyediaan sarana
produksi, pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi,
perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi yang diperlukan bagi
peningkatan efisiensi dan produktivitas usaha. Dalam hal ini, UB
151

mempunyai tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) untuk


membina dan mengembangkan UKM sebagai mitra usaha untuk jangka
panjang
b. Pola kedua, yaitu subkontrak merupakan hubungan kemitraan UKM dan
UB, yang didalamnya UKM memproduksi komponen yang diperlukan
oleh UB sebagai bagian dari produksinya. Subkontrak sebagai suatu
sistem yang menggambarkan hubungan antara UB dan UKM, di mana UB
sebagai perusahaan induk (parent firma) meminta kepada UKM selaku
subkontraktor untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan
(komponen) dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan induk. Selain
itu, dalam pola ini UB memberikan bantuan berupa kesempatan
perolehan bahan baku, bimbingan dan kemampuan teknis produksi,
penguasaan teknologi, dan pembiayaan.
c. Pola ketiga, yaitu dagang umum merupakan hubungan kemitraan UKM dan
UB, yang di dalamnya UB memasarkan hasil produksi UKM atau UKM
memasok kebutuhan yang diperlukan oleh UB sebagai mitranya. Dalam
pola ini UB memasarkan produk atau menerima pasokan dari UKM untuk
memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh UB.
d. Pola keempat, yaitu keagenan merupakan hubungan kemitraan antara
UKM dan UB, yang di dalamnya UKM diberi hak khusus untuk
memasarkan barang dan jasa UB sebagai mitranya. Pola keagenan
merupakan hubungan kemitraan, di mana pihak prinsipal memproduksi
atau memiliki sesuatu, sedangkan pihak lain (agen) bertindak sebagai pihak
yang menjalankan bisnis tersebut dan menghubungkan produk yang
bersangkutan langsung dengan pihak ketiga.
e. Pola kelima, yaitu waralaba merupakan hubungan kemitraan, yang di
dalamnya pemberi waralaba memberikan hak penggunaan lisensi, merek
dagang, dan saluran distribusi perusahaannya kepada penerima waralaba
dengan disertai bantuan bimbingan manajemen. Dalam pola ini UB yang
bertindak sebagai pemberi waralaba menyediakan penjaminan yang
diajukan oleh UKM sebagai penerima waralaba kepada pihak ketiga.
152

Kemitraan dengan UB begitu penting buat pengembangan UKM. Kunci


keberhasilan UKM dalam persaingan baik di pasar domestik maupun pasar
global adalah membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang
besar. Pengembangan UKM memang dianggap sulit dilakukan tanpa
melibatkan partisipasi usaha- usaha besar. Dengan kemitraan UKM dapat
melakukan ekspor melalui perusahaan besar yang sudah menjadi eksportir,
baru setelah merasa kuat dapat melakukan ekspor sendiri. Disamping itu,
kemitraan merupakan salah satu solusi untuk mengatasi kesenjangan antara
UKM dan UB. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tumbuh
kembangnya UKM di Indonesia tidak terlepas dari fungsinya sebagai mitra
dari UB yang terikat dalam suatu pola kemitraan usaha.

Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan kemitraan
diantaranya adalah (1).meningkatkatnya produktivitas, (2).efisiensi,
(3).jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, (4).menurunkan resiko
kerugian, (5).memberikan social benefit yang cukup tinggi, dan
(6).meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional. Kemanfaatan kemitraa
n dapat ditinjau dari 3 (tiga) sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang
ekonomi, kemitraan usaha menuntut efisiensi, produktivitas, peningkatan
kualitas produk, menekan biaya produksi, mencegah fluktuasi suplai,
menekan biaya penelitian dan pengembangan, dan meningkatkan daya saing.
Kedua, dari sudut moral, kemitraan usaha menunjukkan upaya kebersamaan
dam kesetaraan. Ketiga, dari sudut pandang soial-politik, kemitraan usaha
dapat mencegah kesenjangan sosial, kecemburuan sosial, dan gejolah sosial-
politik. Kemanfaatan ini dapat dicapai sepanjang kemitraan yang dilakukan
didasarkan pada prinsip saling memperkuat, memerlukan, dan
menguntungkan.

Keberhasilan kemitraan usaha sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan di


antara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnisnya. Pelaku-pelaku yang
terlibat langsung dalam kemitraan harus memiliki dasar-dasar etikan bisnis
yang dipahami dan dianut bersama sebagai titik tolak dalam menjalankan
153

kemitraan. Menurut Keraf (1995) etika adalah sebuah refleksi kritis dan
rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud
dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun
sebagai kelompok. Dengan demikian, keberhasilan kemitraan usaha tergantung
pada adanya kesamaan nilai, norma, sikap, dan perilaku dari para pelaku yang
menjalankan kemitraan tersebut.

Disamping itu, ada banyak prasyarat dalam melakukan kemitraan usaha antara
UKM dan UB, diantaranya adalah harus adanya komitmen yang kuat diantara
pihak-pihak yang bermitra. Kemitraan usaha me merlukan adanya kesiapan
yang akan bermitra, terutama pada pihak UKM yang umumnya tingkat
manajemen usaha dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
rendah, agar mampu berperan seabagai mitra yang handal. Pembenahan
manajemen, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pemantapan
organisasi usaha mutlak harus diserasikan dan diselaraskan, sehingga
kemitraan usaha dapat dijalankan memenuhi kaidah-kaidah yang semestinya.

Kegagalan kemitraan pada umumnya disebabkan oleh fondasi dari kemitraan


yang k urang kuat dan hanya didasari oleh belas kasihan semata atau atas dasar
paksaan pihak lain, bukan atas kebutuhan untuk maju dan berkembang
bersama dari pihak-pihak yang bermitra. Kalau kemitraan tidak didasari
oleh etika bisnis (nilai, moral, sikap, dan perilaku) yang baik, maka dapat
menyebabkan kemitraan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa berjalan tidaknya kemitraan usaha, dalam
hal ini antara UKM dan UB, tergantung pada kesetaraan nilai- nilai, moral,
sikap, dan perilaku dari para pelaku kemitraan. Atau dengan perkataan lain,
keberhasilan kemitraan usaha tergantung pada adanya kesetaran budaya
organisasi.

6.7 Kemitraan usaha pertanian


Permasalahan yang dihadapi pengusaha agribisnis skala kecil dan menengah
154

1. mutu produk, modal, dan Pemasaran


2. argaining position
3. sebagai price taker

Sedangkan yang perlu dilakukan oleh pengusaha agribisnis skala kecil dan
menengah :

1. mencari permodalan (uang/ barang Modal)


2. melakukan kerjasama dengan pihak lain

Gambar 6.7. Kemitraan Usaha Pertanian

Kemitraan Agribisnis

Bentuk kerjasama antara usaha kecil dan menengah atau usaha besar disertai
dengan pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah/usaha besar
dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan.

Tujuan Ke mitraan

1. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat

2. Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan

3. Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil

4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional.


155

5. Memperluas kesempatan kerja

6. Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional

Dasar Kemitraan

1. Adanya kebutuhan yang dirasakan oleh pihak yang akan bermitra

2. Adanya persoalan interen dan eksteren yang dihadapi dalam


mengembangkan Agribisnis

3. Kegiatan yang dijalankan dapat memberikan manfaat nyata yang bersifat


mutual benefit bagi pihak-pihak yang bermitra.

Prinsip Ke mitraan

 Saling membutuhkan

 Saling mendukung dan menguatkan

 Saling menguntungkan

Proses Pengembangan Kemitraan

1. Mulai membangun hub ungan dengan calon mitra

2. Mengerti kondisi bisnis pihak yang bermitra

3. Mengembangkan strategi dan menilai detil bisnis

4. Mengembangkan program

5. Memulai pelaksanaan

6. Memonitor dan mengevaluasi perkembangan


156

Manfaat Ke mitraan Untuk Usaha Kecil

1. Usaha-usaha agribisnis skala kecil dapat dirancang dalam skala ekonomis,


berorientasi pasar, terpadu usaha komersial

2. Kendala-kendala usaha kecil dapat diatasi

3. Termanfaatkannya kepedulian dari perusahaan besar swasta/BUMN


terhadap pengusaha kecil melalui program Corporate Social Responsibility
(CSR)

Pola Kemitraan

 Pola kemitraan tidak langsung

 Pola kemitraan langsung

Bentuk Kemitraan

1. Kemitraan Vertikal : S trategi perusahaan(SP) dengan membagi ke unit di


bawahnya dalam mata rantai produksi perdagangan.

2. Kemitraan Horisontal : Upaya- upaya pihak-pihak yang bermitra dengan


membagi beban tertentu yang merendahkan daya saing, untuk menghadapi
bersama para pesaing.

Kemitraan Vertikal

 Pola Inti Plasma : PIR, Pola penghela, dan Pola pengelola.

 Pola S ubkontrak

 Pola Dagang Umum

 Pola Waralaba
157

Kemitraan Horisontal

• Ikatan tindakan meningkatkan nilai tambah

• Ikatan konsultasi / bantuan teknis

• Ikatan competitor

Kemitraan agribsinis dengan bentuk ikatan

1. Merek dagang bersama

2. Memasang iklan bersama

3. Melakukan promosi bersama

4. Saling dukung produksi

5. Jual grosir

6. Kantor pemasaran bersama

7. Penyaluran bersama

8. Jaringan servis bersama

Kemitraan produksi dengan bentuk ikatan

 Sistem logistik bersama

 Memakai komponen produksi bersama

 Penggunaan fasilitas transportasi bersama

 Kontrol kualitas bersama

6.7 Jejaring Usaha


158

Jaringan bisnis yang mempunyai cirri adanya hubungan bisnis jangka panjang
yang didasarkan pada asas tolong menolong dan adanya saling percaya.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam membentuk jaringan bisnis

1. Nilai, semangat, asas yang dapat dipakai sebagai perekat antar pelaku
usaha kecil dan menengah sehingga hubungan bisnis jangka panjang tetap
berlangsung.

2. Pemula dalam jaringan bisnis akan bersaing dengan jaringan bisnis yang
mapan.

3. Belum adanya gambaran yang jelas tentang jaringan bisnis bagi pengusaha
kecil dan menengah.

4. Minimnya sumberdaya yang memadai dalam membentuk suatu jaringan.

Pengertian Negosiasi

Negosiasi merupakan pertemuan antara dua orang atau kubu yang masing-
masing berada di posisi yang sesuai dengan kepentingan masing-
masing dan berakhir untuk mendapatkan kepuasan yang diharapkan.

Negosiasi merupakan suatu metode untuk mencapai perjanjian dengan


unsur kooperatif maupun kompetitif.

 Intisari dari negosiasi adalah kompromi.

Tiga perkiraan kondisi yang menentukan apakah negosiasi dibutuhkan atau


tidak

 Adanya konflik interest antar pihak-pihak yang berkepentingan.

 Adanya dualisme kemungkinan pemecahan yang terbaik.

 Ada peluang kompromis yang dapat dirumuskan kedua belah piak ya ng


berkepentingan.
159

Kondisi yang me mbutuhkan Negosiasi

 Adanya konflik kepentingan

 Masih adanya berbagai cara pemuasan kepentingan kedua belah pihak

 Adanya peluang untuk kompromi

Prasyarat melakukan negosiasi

 Ada isu yang jelas dari pihak-pihak berkepentinga n dan yang perlu
dinegosiasikan.

 Ada kemauan untuk mengambil dan memberi.

 Ada kepercayaan satu sama lain.

 Setiap pelaku negosiasi mempunyai wewenang yang cukup untuk


mengikat.

Gambar 6.8 Suasana Negosiasi

Prinsip melak ukan negosiasi

1. Pisahkan kehendak pribadi dengan isu pembicaraan.

2. Fokus pada kepentingan bukan pada kedudukan.

3. Kembangkan pilihan-pilihan yang menguntungkan kedua belah pihak.


160

4. Tetap pada kriteria objektif.

Pendekatan umum negosiasi

Perang Tawar- menawar , usaha menggunakan kekuatan dalam


memperjuangkan kepentingan yang bertentangan.

Pemecahan Masalah Bersama, usaha menggunakan kepercayaan


menyelesaikan kepentingan bersama.

Prinsip-prinsip dasar dalam melak ukan negosiasi

1. Datanglah sebagai pemecah masalah bukan menimbulkan masalah

2. Tujuan harus dicapai dengen efisien dan tepat waktu

3. Keras dalam menghadapi masalah, tapi lembut dalam menghadapi orang

4. Majulah dengan semangat percaya pada setiap orang

5. Carilah perhatian dan keinginan setiap orang

6. Jangan memberi kata mati

7. Kembangkan semua alternatif yang dapat dipilih

8. Cobalah mencapai hasil berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tidak


memihak

9. Hasil merupakan prinsip bukan pada memojokkan orang lain

Pada tahap ak hir negosiasi disusun draft kontrak terdiri dari

1. Legalitas yang menandatangani

2. Definisi-definisi

3. Lingkup kerjasama

4. Syarat-syarat
161

5. Ketentuan mengikat secara hokum

6. Tanda tangan kedua belah pihak

Ragam kemungkinan Negosiasi pengusaha kecil dengan pihak lain


Negosiasi

 Pengusaha kecil – Bank

 Pengusaha kecil – Pemasok

 Pengusaha kecil-Pembeli/pelanggan

 Pengusaha kecil-Pemerintah

 Pengusaha kecil-Karyawan

Sasaran Negosiasi

 Kredit bunga + angsuran

 Syarat penyerahan, discount

 Harga layanan purna jual

 Keringanan pajak, proteksi, bantuan pembinaan

 Gaji tunjangan jam kerja

Empat tahap negosiasi

 Persiapan (preparation)

 Bersoal jawab (argue)

 Mengusulkan (propose)

 Tawar menawar (bargain)


162

Persiapan

 Penentuan sasaran : Prioritas

 Informasi : Permasalahan (issue)

 Konsesi dan strategi

 Kelompok perundingan

Berjawab soal

A. Yang sebaik nya dihindarkan

 Memotong/mengganggu pembicaraan (interupting)

 Menyerang pembicaraan orang lain

 Menyalahkan orang lain

 Menunjukkan diri pandai atau menggurui

 Terlalu banyak bicara

 Berbicara dengan ucapan-ucapan kasar

 Memaki lawan nego/perundingan

B. Yang sebaik nya dilak ukan

 Dengarkan baik-baik setiap pembicaraan

 Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk kejelasan

 Buatlah ringkasan permasalahan dan pembicaraan sewajarnya


163

Ajukan pertanyaan kepada lawan nego/perundingan tentangpermasalahan


dan penilaian di pihaknya dan alasannya

 Tidak/jangan mengikatkan diri dengan usul- usul dan penjelasan yang


diajukan oleh lawan perunding

Kajilah kesediaan pengikat diri lawan perundingan cari dan


dapatkanpetunjuk -petunjuk perihal prioritas mereka

Galilah informasi lebih jauh dan lebih mendalam tentang keinginansasaran


dan hal- hal lain dari lawan nego/runding anda

C. Mengusulkan

 Ajukan suatu usulan atau rencana usulan guna mengatasi argumentasi

 Usulan yang tidak realistis akan memperpanjang waktu berargumentasi

 Usulan harus ditujukan kepada kebutuhan dan pemecahan masalah


pihakpihak yang akan berunding.

Usulan dapat digunakan sebagai sarana untuk memancing tanggapan pihak


lawan bernego/berunding

 Rumuskan kondisi anda terlebih dahulu dan usahakan sangat spesifik

 Ikuti usulan anda dan usahakan “tentative”

 Konsesi pembuka sebaiknya kecil atau sedikit terlebih dahulu

 Kondisi pembuka/awal harus cukup luas

D. Tawar – menawar

 Perhatikan selalu sasaran anda.


164

Tentukan apa yang anda inginkan dengan memberikan sesuatu sebagai


imbalan yang anda inginkan

 Buatlah daftar dan tempatkan tawaran dan yang anda tawarkan didepan
anda

Berikan tanda mana-mana yang memungkinkan bilamana dan hanya jika


pihak lawan berunding anda setuju denga persyaratan yang anda ajukan.

 Perhatikan dan ingatlah selalu hal- hal yang disebutkan di atas dan
kaitkan selalu setiap permasalahan dalam setiap perundingan untuk mencapai
sasaran yang diinginkan.

E. Penilaian calon negosiator

 Suaranya

 Keterampilan non verbal

 Ketenangan dan kalem

 Terampil dalam menggunakan alat peraga

 Berwawasan luas dalam hubungan bisnis

 Menguasai masalah mengenai isu yang akan dinegosiasikan

 Penampilan yang baik

 Pandai mengelaborasi pembicaraan

 Pandai melihat informasi yang kurang F leksibel, tidak kaku

 Pandai mengemukakan pikiran dengan jelas bagi pendengar

 Dapat menjadi pendengar yang baik

 Mempunyai tekad yang baik terhadap keinginan


165

 Terlatih dalam cara berfikir analitis

 Mempunyai daya tahan terhadap frustasi tinggi

 Kalem dan tidak suka membuka rahasia

 Percaya diri yang tinggi

 Menyukai pekerjaan negosiasi

Masalah : Mengapa Banyak yang gagal dalam menjalin kemitraan bisnis?

Jawaban : Kemitraan bisnis memiliki banyak keuntungan – mereka


memungkinkan pengusaha untuk menggabungkan berbagai skill sets, dan juga
untuk berbagi biaya dan risiko startup satu sama lain. Hal ini membuat business
partnership menjadi salah satu cara yang paling umum untuk mencapai
kesuksesan dalam bisnis. Sayangnya, meskipun business partnership memiliki
banyak keuntungan, mereka juga bisa menjadi kelemahan, dan statistik
menunjukkan bahwa hingga 70 persen kemitraan bisnis pada akhirnya gagal.
Perhatikan lebih dekat beberapa alasan paling umum mengapa kemitraan bisnis
rusak, sehingga Anda dapat membuat kemitraan apa pun yang Anda masukkan
ke dalam hubungan yang lebih berhasil. Bekerja sama dengan teman atau
keluarga bisa beresiko. Agar kemitraan antara teman atau keluarga menjadi
sukses, penting bagi Anda untuk mempertahankan pemisahan antara hubungan
bisnis dan pribadi. Dengan begitu, Anda bisa melakukan diskusi yang jujur dan
apa adanya dengan partner bisnis Anda tentang keputusan bisnis, tujuan,
keuangan, dan diskusi-diskusi lain yang bisa membuat hubungan pribadi
menjadi sulit. Sebagian besar kemitraan bisnis antara pasangan cenderung larut
dalam kasus perceraian. Demikian pula, hubungan pribadi antara anggota
keluarga atau teman-teman lainnya seringkali sangat terganggu ketika sebuah
kemitraan bisnis antara keluarga atau teman menjadi kacau. Seperti halnya
kemitraan bisnis, sangat penting untuk memiliki kesepakatan kemitraan yang
komprehensif, sehingga isu-isu seperti keuangan, pembagian kerja, dan
sebagainya dijabarkan dengan jelas sebelum memulai bisnis. Jabatan tangan
166

sederhana antara anggota keluarga atau teman tidak cukup bila keuangan dan
reputasi Anda bergantung pada bisnis tersebut.

Masalah : Kualitas apa yang paling membantu kita saat negosiasi?

Jawaban :Ada dua hal yang harus kita bawa saat negosiasi, pertama
pemahaman terhadap kebutuhan parner negosiasi, kedua adalah keadilan. Jika
kedua belah pihak sampai fase saling memahami dan yakin bahwa apa yang
akan mereka sepakati selain memberikan win-win solution juga adil maka
negosiasi akan berjalan lancar, dan akan membuka pintu bagi dimulainya
project-project lain yang lebih besar.

Masalah : Bagaimana ego berperan dalam negosiasi?

Jawaban : Ego memainkan peran setiap kali orang berpikir tentang kelangkaan
atau konfrontasi, misalnya “Harus Menang”. Dalam negosiasi, kita dihadapkan
dengan kebutuhan ego untuk menjadi benar, tersinggung atau superior, baik
dari orang lain maupun dari diri kita sendiri. Ketika kita memahami kebutuhan
ego kita sendiri, serta ego dari orang-orang yang kita ajak bernegosiasi, lebih
mudah untuk menghindari upaya ego untuk memanipulasi negosiasi.
167

DAFTAR PUSTAKA

Atika.2012.Profil Usaha Kecil dan Pengembangannya. Diunduh dari


http://belajarkomunikasilagi.blogspot.com/2012/02/profil-usaha-kecil-dan-
pengembangannya.html tanggal 21 Mei 2019

Aziz, Ahda Syaiful. 2011. Pengelolaan Usaha dan Strategi. Diunduh dari
http://ahdasaifulaziz.blogspot.com/2011/01/pengelolaan-usaha-dan-strategi.html
pada tanggal 19 Mei 2019.

Ghazali, Muhammad. 2008. Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya.


Diunduh dari https://muhammadghazali.wordpress.com/tag/cara-untuk-
memasuki-dunia-usaha/ pada tanggal 19 Mei 2019

Hasan, Fakhrurroji. 2014. Seberapa luas makna tanggung jawab sosial perusahaan.
Diakses dari : www.fakhrurrojihasan.wordpress.com/2014/12 /18/Seberapa-
luas-makna-tanggung-jawab-sosial-perusahaan/ diakses pada: Senin 20
Mei 2019, Pukul 22:40 WIB.

Suyanto, Eko. 2019. Diktat Kewirausahaan. Diunduh dari


https://drive.google.com/file/d/1fstbGUlIepTTCK5v166UcToMdQdohzAB/view
pada tanggal 17 Mei 2019

Walujo, Yohaes Budi. 2015. Top 10 Soft Skills. Diakses dari :


https://3.bp.blogspot.com/-Vbduytuuwu4/WPgtkEwdEMI/AAAAAJR M/
ZYcm_v NR3UAt9hjaT9 HzPS7xJVgrBogQCLcB
/s1600/top%2B10%2Bs oft %2Bskills.jpg. Diakses Pada Senin 20 Mei
2019, Pukul 22:49 WIB.
168

Annida.2014. Jenis Kemitraan dalam Bisnis. Diakses dari : https://www.


jawaban.com/ read/article/id/2014/10/29/83/141029184922/4-Jenis-Kemitraan-
dalam-Bisnis. Diakses pada Senin 20 Mei 2019, Pukul 20:30 WIB

Doni, Anggara.2019. Kemitraan Usaha Pertanian. Diakses dari : http://idejuragan.


blogspot.com/ 2019/03/kemitraan-usaha-pertanian.html?m=1. Diakses pada senin
20 Mei 2019, Pukul 19:00 WIB.

Roe, Hidayatillah. 2012. Pengertian Negosiasi. Diakses dari :


https://www.maxmanroe.com/ vid/marketing/pengertian-negosiasi.html. Diakses
pada Senin 20 Mei 2019. Pukul 21:08 WIB

Suroto, Hartono Lapan. Persaingan Bisnis. Diakses dari : 2014. Diakses Dari
:https://www.gomarketingstrategic.com/author/artonlapansgmail-com/.
Diakses pada Senin 20 Mei 2019. Pukul 20:00 WIB

Zubada.2012.Strategi Bersaing dalam Kewirausahaan. Diakses dari :


zubada.blogspot.com/2012/05/strategi-bersaing-dalam-kewirausahaan.
Diakses pada Senin, 20 Mei 2019. Pukul 22:00 WIB
169

BAB VII ETIKA DALAM BERWIRAUSAHA


170

DAFTAR ISI

BAB VII. ETIKA DALAM BERWIRAUSAHA


7.1 Pengertian Etika Bisnis ...................................................................169
7.2 Pentingnya Etika Bisnis ....................................................................171
7.3 Prinsip-Prinsip Etika Perilaku Bisnis ................................................175
7.4 Cara-Cara Mempertahankan Etika ....................................................178
7.5 Tanggungjawab Perusahaan ..............................................................182
7.6 Etos Kerja dan Soft Skill ....................................................................187
171

BAB VII
ETIKA BISNIS DALAM BERWIRAUSAHA

7.1 Pengertian Etika Bisnis


Etika Bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,
norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan
yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman
untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur,
jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli


1. Menurut Para Ahli Menurut Velasques (2002) Etika bisnis merupakan studi
yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam
kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis.
2. Menurut Steade et al (1984: 701) Etika bisnis adalah standar etika yang
berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
3. Menurut Hill dan Jones (1998) Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk
membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada
setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil
keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
172

4. Menurut Sim (2003) Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos,"
kata Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan
kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi
kode organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang
konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.
5. Menurut Brown dan Petrello (1976) Bisnis adalah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila
kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan
meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
sambil memperoleh.

Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Management Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam
merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
 Utilitarian Approach: Setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya
mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.
 Individual Rights Approach : Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah
laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi
benturan dengan hak orang lain.
 Justice Approach : Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
173

budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.

7.2 Pentingnya Etika Bisnis


1. Pengertian Wirausaha
Secara sederhana wirausaha (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa
berani mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai
kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri
dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun
dalam kondisi tidak pasti.

2. Etika wirausaha
Etika berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti kartu undangan,
pada saat itu Raja-raja perancis sering mengundang para tamu dengan
menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum
persyaratan atau ketentuan untuk menghadiri acara seperti waktu acara dan
pakaian yang harus dikenakan. Dalam arti luas etika adalah tata cara
berhubungan dengan manusia lain. Etika sering disebut sebagai tindakan
mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah
laku perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yang
berlaku di masyarakat, karena norma-norma atau kebiasaan masyarakat
disetiap daerah negara berbeda-beda.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan


suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan
menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-
menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada
sebelumnya yang akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat
banyak.
Jadi, untuk berwirausaha dapat dilakukan dengan cara:
1) Memiliki modal sekaligus menjadi pengelola
2) Menyetor modal dan pengelolaan ditangani oleh pihak mitra
174

3) Hanya menyerahkan tenaga namun dikonversikan ke dalam bentuk


saham sebagai bukti kepemilikan usaha.

Dalam etika berwriausaha perlu ada ketentuan-ketentuan yang


mengaturnya, yaitu:

a) Sikap dan perilaku seorang pengusaha harus mengikuti norma yang


berlaku dalam suatu negara atau masyarakat.
b) Penampilan yang ditunjukan seorang pengusaha harus selalu apik, sopan,
terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
c) Cara berpakaian pengusaha juga harus sopan dan sesuai dengan tempat
dan waktu yang berlaku.
d) Cara berbicara seorang pengusaha juga mencerminkan usahanya, sopan,
penuh tata karma, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
e) Gerak-gerik seorang pengusaha juga dapat menyenangkan orang lain,
hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan.

Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusa
adalah sebagai berikut:

a. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara
maupun bertindak. Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa
yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran usaha tidak akan maju dan tidak
dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.

b. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang
dilakukan dalam bidang usahnya. Kawajiban terhadap berbagai pihak
harus segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada
kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan
pemerintah.

c. Menepati janji
175

Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal


pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali saja seorang
pengusaha ingkar janji, hilanglah kepercayaan pihak lain terhadapnya.
Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah dibuat dan
disepakati sebelumnya.

d. Disiplin

Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang


berkaitan dengan usahnya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau
pelaporan kegiatan usahanya.

e. Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hokum yang berlaku, baik
yang berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran
terhadap hokum dan peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal
dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi
penguasaha apabila tidak diselesaikan.

f. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang
memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada
masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan
dimusuhi banyak orang.

g. Komitmen dan menghormati


Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka jalankan dan
menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang
menjunjung tinggi komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau
disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak.
h. Mengejar prestasi
Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi setinggi
mungkin. Tujuannya agar perusaaan dapat terus bertahan dari waktu
176

kewaktu. Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan.


Disamping itu, pengusaha juga harus tahan mental dan tidak mudah putus
asa terhadap berbagai kondisi dan situasi yang dihadapinya.

3. Tujuan dan manfaat etika wirausaha


Tujuan etika harus sejalan dengan tujuan perusahaan, ada beberapa tujuan
etika yang selalu ingin dicapai oleh perusahaan, yaitu:

a. Untuk persahabatan dan pergaulan


Etika dapat meningkatkan keakraban dengan karyawan, pelanggan atau
pihak-pihak lain yang berkepentingan. Suasana akrab akan berubah
menjadi persahabatan dan menambah luasnya pergaulan. Jika karyawan,
pelanggan, dan masyarakat menjadi akrab, segala urusan akan menjadi
lebih mudah dan lancer.

b. Menyenangkan orang lain


Sikap menyenangkan orang lain merupakan sikap yang mulia. Jika kita
ingin dihormati, maka hormatilah orang lain. Menyenangkan orang
berarti membuat orang menjadi suka dan puas terhadap pelayanan yang
diberikan. Jika pelanggan merasa senang dan puas atas pelayanan yang
diberikan, diharapkan mereka akan mengulangnya kembali suatu waktu.

c. Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang
calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai
cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membujuk calon pelanggan,
salah satunya dengan cara melalui etika yang ditunjukan seluruh
karyawan perusahaan.

d. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada
mencari pelanggan, dan ada juga yang beranggapan bahwa
177

mempertahankan pelanggan lebih mudah karena merka sudah merakan


produk atau layanan yang diberikan.

e. Membina dan menjaga hubungan


Hubungan yang sudah berjalan baik harus tetap dan terus dibina. Hindari
adanya perbedaan paham atau konflik. Dengan etika ciptakan hubungan
dalam suasana akrab dan lebih baik.

7.3 Prinsip-Prinsip Etika Perilaku Bisnis

Berdasarkan teori ekonomi, bisnis memang mempunyai etika. Kalau bisnis


mempunyai etika, maka pertanyaan yang muncul adalah prinsip etika yang
mana yang berlaku dalam kegiatan bisnis? Apakah prinsip-prinsip itu berlaku
umum?
Beberapa prinsip etika bisnis dapat disampaikan sebagai berikut:

1) Prinsip Otonomi
Otonomi merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan. Seseorang dikatakan memiliki prinsip
otonomi dalam berbisnis jika ia sadar sepenuhnya akan kewajibannya dalam
dunia bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang
dihadapinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya. Ia
sadar dan tahu akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta
risiko atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya
maupun bagi pihak lain.

Di samping itu ia juga tahu bahwa keputusan dan tindakan yang akan
diambilnya akan sesuai atau sebaliknya bertentangan dengan nilai atau
norma moral tertentu. Oleh karena itu orang yang otonom bukanlah orang
yang sekedar mengikuti begitu saja norma dan nilai moral yang ada,
melainkan ia tahu dan sadar bahwa apa yang dilakukan itu adalah sesuatu
yang baik. Hal yang demikian berlaku juga dalam bidang bisnis. Misalnya
seorang pelaku bisnis hanya mungkin bertindak secara etis kalau dia diberi
178

kebebasan dan kewenangan penuh untuk mengambil keputusan dan


bertindak sesuai dengan apa yang dianggapnya baik. Tanpa kebebasan ini
para pelaku bisnis hanya akan menjadi robot yang hanya bisa tunduk pada
tuntutan perintah, dan kendali dari luar dirinya. Hanya dengan kebebasan
seperti itu ia dapat menentukan pilihannya secara tepat dalam menjalankan
dan mengembangkan bisnisnya

2) Prinsip Kejujuran
Dalam kenyataannya, kegiatan bisnis tidak akan bisa bertahan dan berhasil
kalau tidak didasarkan pada prinsip kejujuran. Sesungguhnya para pelaku
bisnis modern sadar dan mengakui bahwa memang kejujuran dalam
berbisnis adalah kunci keberhasilannya, termasuk untuk bertahan dalam
jangka panjang, dalam suasana bisnis yang penuh dengan persaingan.
Kejujuran ini sangat penting artinya bagi kepentingan masingmasing pihak
dan selanjutnya sangat menentukan hubungan dan kelangsungan bisnis
masing-masing pihak. Apabila salah satu pihak berlaku curang, maka pihak
yang dirugikan untuk waktu yang akan datang tidak akan lagi bersedia
menjalin hubungan bisnis dengan pihak yang berbuat curang tersebut.

Jadi dengan berlaku curang dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian atau


kontrak dengan pihak tertentu, maka pelaku bisnis sesungguhnya telah
menggali kubur bagi bisnisnya sendiri. Kejujuran juga sering dikaitkan
dengan mutu dan harga barang yang ditawarkan. Sebagaimana telah
disampaikan di depan, dalam bisnis modern yang penuh dengan persaingan,
kepercayaan konsumen adalah hal yang paling pokok untuk dipertahankan.
Oleh karena itu sekali pengusaha menipu konsumen, entah melalui iklan
atau pelayanan yang tidak sesuai dengan yang diinformasikan, konsumen
akan dengan mudah lari dan pindah ke produsen yang lain. Cara-cara
promosi yang berlebihan, tipu-menipu bukan lagi cara bisnis yang baik dan
berhasil. Kenyataan bahwa banyak konsumen Indonesia lebih suka membeli
produk dari luar negeri, menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia kurang
begitu percaya dengan produk buatan bangsanya sendiri.
179

3) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional,
obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Demikian pula prinsip
keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam
relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu
diperlakukan secara sama sesuai dengan haknya masing-masing. Keadilan
menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.

4) Prinsip Saling Menguntungkan


Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak. Jadi kalau prinsip keadilan menuntut agar
tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling
menguntungkan menuntut hak yang sama yaitu agar semua pihak berusaha
untuk saling menguntungkan satu sama lain. Prinsip ini terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis. Dalam kenyataan, pengusaha
ingin memperoleh keuntungan dan konsumen ingin memperoleh barang dan
jasa yang memuaskan (harga tertentu dan kualitas yang baik) maka bisnis
hendaknya dijalankan saling menguntungkan antara produsen dan
konsumen.

5) Prinsip Integritas Moral


Prinsip ini menganjurkan agar orang-orang yang menjalankan bisnis tetap
dapat menjaga nama baik perusahaan. Perusahaan harus megelola bisnisnya
sedemikian rupa agar tetap dipercaya, tetap paling unggul dan tetap yang
terbaik. Dengan kata lain prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari
dalam diri pelaku bisnis dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan
dibanggakan. Hal ini tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan
siapa saja, baik keluar maupun ke dalam perusahaan.

Contoh Kegiatan yang Melanggar Etika Bisnis


180

Contoh kegiatan yang melanggar aturan-aturan dalam berbisnis/etika bisnis,


antara lain:
1) Pada saat ada informasi gaji naik, distributor berusaha menimbun barang
dagangan karena mereka tahu harga akan naik.
2) Penjual di pasar sering mengurangi berat timbangan dari barang yang dijual,
agar keuntungannya tinggi.
3) Produsen sering menampilkan label 100% halal padahal kenyataan tidak

7.4 Cara-Cara Mempertahankan Usaha


Dalam menjalankan usaha atau bisnis, pasti ada masa masa sulit yang harus
kita hadapi. Dan memang benar adanya bahwa, kita tidak bisa terus menerus
berada di masa masa yang enak dan santai. Tetapi, ada kalanya kita harus
melwati rintangan yang berat dan sangat berat. Rintangan atau masa masa yang
sulit disini contohnya seperti saat dimana usaha terancam gulung tikar atau
bangkrut. Dimasa yang demikian, kita sangat sulit menjaring pelanggan atau
pembeli yang berimbas pada minimnya pendapatan yang didapat dan tidak
sebanding dengan total tagihan yang harus kita bayar seperti sewa ruko, gedung
listrik air dan sebagainya. Ada juga masa – masa dimana usaha kita akan kalah
bersaing dengan para competitor yang memiliki ide baru yang bagus dan teruji.

Ketika masa ini menghadang, tentu akan menggoyahkan mental kita. Kita akan
mudah merasa khawatir dengan posisi bisnis saat ini. terkadang ada orang yang
langsung segera menutup usahanya setelah 3 bulan terakhir mendapat
penghasilan yang tidak sebanding dengan beban operasional yang harus
dikeluarkan. Artinya dia beranggapan harus menutup usaha setelah tiga bulan
merugi, untuk menutup peluang mendapat rugi yang lebih besar. Dan yang
menjadi pertanyaan saat ini adalah, apakah cara ini benar ? haruskah kita
bertindak seperti ini ? sebenarnya, ada beberapa alternative lain yang bisa kita
jalankan atau lakukan untuk mempertahankan usaha kita agar bisa tetap stay
dalam persaingan dan bukan malah menutupnya. Karena, tentu semua orang
yang membuka usaha ingin usahanya itu maju dan berhasil dan bukan mlah
gagal dan merugi. Jadi ketika masa masa sulit semacam ini menghadang, kita
181

harus yakin akan peluang yang kita miliki. Dan berikut ini adalh beberapa cara
yang bisa kita jalankan untuk mempertahankan usaha yang hampir bangkrut.

Konsultasi bisa menjadi langkah awal untuk merenovasi pondasi usaha kita
yang hampir down. Kita bisa mencari para entrepreneur yang sudah
berpengalaman dan sudah pernah berkali kali mengalami hal semacam ini dan
tetap bangkit dan sukses. Tentulah mereka memahami apa yang anda rasakan
dan alami saat seperti itu, karena pengalaman mereka yang berbicara. Anda
bisa meminta pendapat dan saran yang bisa mereka sampaikan atau anda bisa
menanyakan langkah apa yang mereka lakukan untuk membuat usahanya stay
dalam persaingan bisnis. Anda bisa merangkumnya dan menyesuaikannya
dengan keadaan anda, kemudian, jika anda merasa cocok anda bisa
menjalankannya.

1. Pikirkan Ide dan Terobosan


Ketika kita kalah dalam persaingan dan tertinggal di belakang posisi para
pesaing, pasti kita membutuhkan jalan atau terobosan yang mampu
membuat kita kembali mengungguli mereka. Ide bisnis adalah salah satu
jalan terobosan itu. Anda bisa memikirkan ide ide yang cemerlang atau bisa
meminta saran dari keluarga atau kerabat terdekat atau sesama pebisnis
yang mau bahu membahu untuk menggebrak pasar persaingan anda.
Dengan adanya ide bisnis yang mempu menggebrak pasar persaingan, anda
bisa mendapatkan banyak perhatian public yang berimbas pada naiknya
pamor usaha anda. Ini bisa menjadi batu loncata terbaik yang menjamin
kesuksesan. Dengan adanya ide yang cemerlang, anda tidak akan kesulitan
untuk bangkit. Namun, sebelum menjalankannya, anda harus mengujinya
terlebih dahulu agar tidak salah duakali.

2. Konsultasi dengan Ahlinya


Jika Anda masih pemula dalam menjalankan bisnis, Anda bisa melakukan
konsultasi bisnis kepada ahlinya. Anda bisa memanfaatkan forum bisnis,
seminar bisnis, ataupun bertanya langsung kepada pengusaha lain yang
sudah terlebih dulu terjun ke dunia bisnis. Jika hal ini dianggap belum
182

cukup, Anda juga bisa berkonsultasi dengan menyewa tenaga ahli yang
lebih berkompeten. Jika Anda membutuhkan tenaga ahli di bidang
keuangan, Anda bisa memanfaatkan partner keuangan dan pembukuan dari
Jurnal. Selain membantu dalam pengelolaan keuangan bisnis, partner
Jurnal juga membantu Anda membuat laporan keuangan hingga membantu
Anda menyelesaikan masalah keuangan bisnis.

3. Pisahkan Keuangan Bisnis dan Pribadi

Banyak sekali pengusaha pemula yang mengabaikan masalah ini. Di mana


mereka akan menganggap keuangan bisnis sama dengan keuangan pribadi.
Padahal, dengan mencampur keuangan bisnis dan pribadi hanya dapat
membuat mereka sulit untuk mengetahui angka pasti mengenai pemasukan
ataupun pengeluaran bisnis. Jadi, jika Anda ingin bisnis Anda bertahan dan
berkembang, cobalah mulai dengan memisahkan keuangan bisnis dan
pribadi. Dengan begitu, semua transaksi bisnis Anda akan lebih rapi dan
mudah terdeteksi.

4. Lebih Efisien dalam Pengeluaran Bisnis


Efisien di sini bukanlah pelit ataupun iri, tapi sebagai pengusaha Anda
haruslah mampu menahan diri dan memilih pengeluaran yang perlu dan
tidak perlu. Anda juga harus mulai dengan memisahkan antara keinginan
dan kebutuhan bisnis. Setelah itu, cobalah hitung secara matang berapa
pengeluaran biaya tetap dan tidak tetap yang dibutuhkan bisnis.
5. Buat Anggaran atau Rencana Keuangan
Membuat anggaran atau rencana keuangan merupakan salah satu tips
penting yang harus Anda lakukan untuk mempertahankan bisnis. Dalam
membuat anggaran keuangan, cobalah untuk mengutamakan pengeluaran
tetap Anda. Jika kas bisnis masih mencukupi, Anda baru bisa menggunakan
kas tersebut untuk biaya yang tidak tetap, seperti membeli laptop baru,
membeli mobil untuk dinas, dan sebagainya. Anda bisa memanfaatkan
Jurnal, software akuntansi online untuk membuat anggaran atau budgeting
183

keuangan bisnis. Selain membuat anggaran bisnis, Anda juga dapat


memonitor keuangan dengan lebih mudah dan cepat.

6. Perhatikan Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia atau karyawan merupakan salah satu aset perusahaan
yang tidak bisa Anda lupakan. Jadi, jika bisnis Anda ingin berjalan dan
berkembang, cobalah untuk memerhatikan mereka. Jika mereka memiliki
kinerja yang baik, janganlah pernah ragu untuk memberi mereka bonus atau
intensif. Selain itu, perhatikan juga tunjangan kesehatan atau hari tua
mereka, termasuk uang lembur yang menjadi hak ketika mereka
menghabiskan waktu lebih banyak untuk bisnis Anda. Dengan begitu,
mereka akan lebih loyal terhadap bisnis Anda yang secara otomatis dapat
membantu bisnis Anda berkembang di masa mendatang.

7. Bayar & Tagih Tepat Waktu


Utang dan piutang merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi
keberhasilan suatu bisnis. Di mana, bisnis yang memiliki keuntungan
berlipat-lipat juga akan mengalami kegagalan jika mengabaikan utang-
piutang. Jadi, cobalah mulai sekarang untuk tidak pernah lagi menunda
dalam pembayaran tagihan, mulai dari pinjaman, asuransi, listrik, pajak,
dan sebagainya. Selain itu, cobalah untuk secara rutin melakukan
penagihan terhadap piutang yang telah Anda berikan kepada pelanggan.
Anda bisa memanfaatkan fitur invoice reminder dari Jurnal untuk
mengirimkan email pengingat kepada pelanggan Anda sebelum atau
sesudah tanggal jatuh tempo.

8. Evaluasi dan Perbaikan


Ketika ada permasalahan yang menghadang, tentu dia tidak muncul tanpa
alasan. Pasti ada sesuatu yang tidak beres dalam tubuh bisnis yang anda
kelola. Untuk itu, anda harus mencari tahu dimana saja permasalahan itu
timbul, apa penyakit yang membuat tubuh bisnis anda tidak beres.
Kumpulkanlah berbagai temuan anda mengenai permasalahan yang
184

menghambat itu lalu anda lakukan evaluasi atas setiap ketidak beresan itu,
dimana letak permasalahannya. Mungkin ada di cara pemasaran, lokasi
kurang strategis, profesionalitas kurang, periklanan yang salah, dan lain
sebagainya. Pikirkan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya atau
anda bisa meminta saran dan konsultasi dengan pihak yang anda rasa cocok
dan mampu. Setelah menemukan semuanya itu, anda bisa terapkan untuk
menjalankan perbaikan.

9. Investasi
Selain ide dan hal hal yang disebutkan diatas, anda harus memiliki uang
atau modal tambahan yang bisa menjadi pilar topang baru bagi usaha anda.
Dengan adanya bantuan modal baru, anda bisa leluasa untuk menjalankan
berbagai rencana yang dimiliki. Namun, ini bisa menjadi boomerang bagi
anda, anda harus berhati hati dan berfikir dengan teliti mengenai langkah
yang anda akan ambil dengan uang uang itu. Jangan sampai apa yang
dilakukan menjadi sia sia dan malah memperlebar angka kerugian yang
ada. Jadi lakukan pengujian dan pengamatan usaha yang baik sebelum anda
menjalankan hal tersebut.

7.5 Tanggung Jawab Perusahaan

Tanggung jawab sosial suatu perusahaan atau Corporate Social Responsibility


merupakan suatu komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan komunitas lokal. Selain itu,
Corporation Social Responsibility juga merupakan konsep bahwa organisasi
dan perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan,
pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional
perusahaan. Bentuk tanggung jawab yang ada disesuaikan dengan objeknya
masing-masing.

Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial


185

Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial


pada sebuah bisnis sebagai berikut:
1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusian
a. Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya
semangat dan produktivitas kerja.
b. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga
tercipta kondisi manajemen Partisipatif
c. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai
hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
d. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa
percaya diri karyawan.
e. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar
bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
2. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan
Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam
lingkungannya banyak di pengaruhi oleh proses produksi.
3. Penghematan energi
4. Pengurasan secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara, minyak, dan gas telah
banyak terjadi. Kesadaran bahwa sumber daya tersebut tidak dapat
diperbaharui telah mendorong dilaksanakannya proses efisiensi serta
mencari pengganti sumber daya tersebut.
5. Partisipasi pembangunan bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat
diperlukan. Karena dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu
pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut melibatkan
penggunaan tenaga kerja yang ada.
6. Gerakan Konsumerisme
Awal perkembangannya tahun 1960-an di negara barat yang berhasil
memberlakukan Undang-undang Perlindungan Konsumen yang meliputi
beragam aspek.
Tujuan dari gerakan konsumerisasi:
186

a. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangna bisnis terhadap


keluhan konsumen atas praktek bisnisnya.Pelaksanaan strategi
advertensi/periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak
menyesatkan masyarakat.
b. Diselenggarakan panel-panel diskusi antara wakil konsumen dengan
produsen.
c. Pelayanan purna jual yang lebih baik.
d. Berjalannya proses public relation (PR) yang lebih menitikberatkan
pada kepuasan konsumen daripada promosi semata.

Etika Bisnis
Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari dalam peruasahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam
melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis.

Perusahaan di tuntut untuk mengindahkan etika bisnis. Hal-hal pendorong


dilaksanakannya etika bisnis :

a. Dorongan dari pihak luar : lingkungan masyarakat.


b. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri : sisi humanisme pebisnis yang
melibatkan rasa, karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya
etika bisnis yang baik dan jujur.

Hubungan antara bisnis dengan langganan/konsumen merupakan pergaulan


antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui.

a. Hubungan dengan karyawan


Bentuk hubungan ini meliputi penerimaan (recruitment), latihan (training),
promosi, transfer, demosi maupun pemberhentian (termination).
b. Hubungan antar bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi di antara perusahaan.
c. Hubungan dengan investor
Pemberian informasi yang benar terhadap investor maupun calon investor
187

d. Hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan umumnya merupakan


hubungan yang bersifat financial.

Bentuk Tanggung Jawab Sosial


Berikut ini adalah uraian yang lebih mendetail mengenai bentuk tanggung
jawab sosial yang wajib dilakukan oleh sebuah perusahaan kepada masing-
masing objek yang terkait.
a. Tanggung Jawab Sosial Kepada Konsumen
Dalam dunia perdagangan dan industri, kepuasan konsumen merupakan
tanggung jawab yang paling utama. Kepuasaan konsumen ini dapat
tercapai dengan cara:

1). Memberikan harga sesuai dengan kualitas barang yang dijual, atau
dengan kata lain, perusahaan berlaku jujur dan tidak melakukan
penipuan dalam pemasaran produk.
2). Produk yang dijual merupakan produk yang sehat dan tidak
mengancam kesehatan konsumen.
3). Memberikan garansi dan diskon yang sesuai pada produk yang dijual.

b. Tanggung Jawab Sosial Kepada Karyawan


Karyawan merupakan salah satu faktor penunjang terpenting dalam
perusahaan. Agar perusahaan dapat berjalan dengan baik, keharmonisan
antara pihak perusahaan dengan karyawan haruslah terjaga. Oleh karena
itu, pihak perusahaan haruslah memperlakukan karyawan dengan baik
sesuai dengan hak mereka. Berikut ini adalah bentuk tanggung jawab yang
dapat dilakukan pihak perusahaan kepada karyawan:
1) Memberikan gaji sesuai dengan jam kerja yang dihabiskan karyawan.
2) Memberikan asuransi kesehatan beserta tunjangan kepada karyawan.
3) Memberikan kenaikan gaji apabila terjadi laju inflasi di negara
tempat perusahaan tersebut berdiri.

c. Tanggung Jawab Sosial Kepada Pemegang Saham


188

Pemegang saham juga merupakan faktor penunjang yang penting dalam


berdiri dan berjalannya suatu perusahaan karena merekalah yang
memberikan modal agar perusahaan tersebut dapat terus beroperasi.
Pemegang saham mendapat keuntungan melalui deviden yang diterima
pada saat pelaporan keuangan perusahaan di setiap tahunnya. Berikut ini
adalah bentuk tanggung jawab sosial yang dapat dilakukan perusahaan
kepada para pemegang saham:
1) Memberikan laporan keuangan secara jujur dan transparan.
2) Tidak menggelapkan laba perusahaan dan tidak mengurangi
keuntungan para pemegang saham.
d. Tanggung Jawab Sosial Kepada Lingkungan
Selain kepada manusia yang terlibat dalam berdiri dan berjalannya sebuah
perusahaan, perusahaan juga mempunyai tanggung jawab kepada
lingkungan yang ada di sekitar perusahaan tersebut. Tindakan perusahaan
terhada lingkungan dapat dijadikan sebuah parameter baik atau tidaknya
sebuah perusahaan. Tanggung jawab sosial yang dapat dilakukan
perusahaan terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:
1) Membuang limbah perusahaan dengan metode yang baik dan benar
serta tidak mencemari lingkungan sekitar.
2) Melakukan rehabilitasi yang secara tidak sengaja rusak akibat
kegiatan perusahaan. (misalnya perusahaan kertas yang dalam
produksinya terus-menerus menebang pohon, mereka harus
menanam ulang pohon tersebut dengan pohon baru yang lebih muda).
Semua bentuk tanggung jawab tersebut harus dilakukan oleh sebuah
perusahaan apabila mereka ingin dikenal sebagai perusahaan yang tidak
hanya mengejar keuntungan pribadi, tapi juga dikenal sebagai perusahaan
yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

7.6 Etos Kerja dan Soft Skill


Menurut K. Bertens (1994), secara etimologis istilah etos berasal dari bahasa
Yunani yang berarti “tempat hidup”. Mula-mula tempat hidup dimaknai
sebagai adat istiadat atau kebiasaan. Sejalan dengan waktu, kata etos berevolusi
189

dan berubah makna menjadi semakin kompleks. Dari kata yang sama muncul
pula istilah ethikos yang berarti “teori kehidupan”, yang kemudian menjadi
“etika”.

Menurut Sinamo (2005), etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang
berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada
paradigma kerja yang integral. Menurutnya, jika seseorang, suatu organisasi,
atau suatu komunitas menganut paradigma kerja, mempercayai, dan
berkomitmen pada paradigma kerja tersebut, semua itu akan melahirkan sikap
dan perilaku kerja mereka yang khas. Itulah yang akan menjadi budaya
kerja.Melalui berbagai pengertian diatas baik secara etimologis maupun praktis
dapat disimpulkan bahwa etos kerja merupakan seperangkat sikap atau
pandangan mendasar yang dipegang sekelompok manusia untuk menilai
bekerja sebagai suatu hal yang positif bagi peningkatan kualitas kehidupan,
sehingga mempengaruhi perilaku kerjanya.
1. Aspek-Aspek Etos (Etika) Kerja
Menurut Sinamo (2005), setiap manusia memiliki spirit (roh) keberhasilan,
yaitu motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Roh inilah
yang menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin,
teliti, tekun, integritas, rasional, bertanggung jawab dan sebagainya. Lalu
perilaku yang khas ini berproses menjadi kerja yang positif, kreatif dan
produktif.

Dari ratusan teori sukses yang beredar di masyarakat sekarang ini, Sinamo
(2005) menyederhanakannya menjadi empat pilar teori utama. Keempat pilar
inilah yang sesungguhnya bertanggung jawab menopang semua jenis dan
sistem keberhasilan yang berkelanjutan (sustainable success system) pada
semua tingkatan. Keempat elemen itu lalu dikonstruksikan dalam sebuah
konsep besar yang disebutnya sebagai Catur Dharma Mahardika (bahasa
Sansekerta) yang berarti Empat Darma Keberhasilan Utama, yaitu:
1.Mencetak prestasi dengan motivasi superior.
2.Membangun masa depan dengan kepemimpinan visioner.
190

3.Menciptakan nilai baru dengan inovasi kreatif.


4.Meningkatkan mutu dengan keunggulan insani.
Dalam tulisannya, Kusnan (2004) menyimpulkan pemahaman bahwa etos
kerja mencerminkan suatu sikap yang memiliki dua alternatif, positif dan
negatif. Suatu individu atau kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki
etos kerja yang tinggi apabila menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja manusia,
2. menempatkan pandangan tentang kerja, sebagai suatu hal yang amat luhur
bagi eksistensi manusia,
3. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna bagi kehidupan
manusia,
4. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan dan
sekaligus sarana yang penting dalam mewujudkan cita-cita,
5. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah.
Bagi individu atau kelompok masyarakat yang memiliki etos kerja yang
rendah, maka akan ditunjukkan ciri-ciri yang sebaliknya (Kusnan, 2004), yaitu
:
1. Kerja dirasakan sebagai suatu hal yang membebani diri,
2. Kurang dan bahkan tidak menghargai hasil kerja manusia,
3. Kerja dipandang sebagai suatu penghambat dalam memperoleh
kesenangan,
4. Kerja dilakukan sebagai bentuk keterpaksaan,
5. Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.
Dari berbagai aspek yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
seseorang yang memiliki etos kerja tinggi akan terus berusaha untuk
memperbaiki dirinya, sehingga nilai pekerjaannya bukan hanya bersifat
produktif materialistik tapi juga melibatkan kepuasaan spiritualitas dan
emosional.
(Persada, 2016)
2. Karakteristik Wirausaha
Karakteristik adalah sifat atau tingkah laku dari seseorang. Sehingga dapat
diartikan bahwa karakteristik wirausaha adalah sifat atau tingkah laku yang
191

khas dari wirausahawan. Berikut ini karakteristik yang harus dimiliki


seorang wirausaha, antara lain:
a). Disiplin
Kerja keras dan disiplin merupakan modal dasar untuk keberhasilan
seseorang dalam berwirausaha. Selain kerja keras ia juga harus disiplin
dalam melaksanakan usahanya, sebab meskipun orang bekerja keras tetapi
kalau tidak disiplin, usahanya kurang berarti.
b). Komitmen tinggi
Sikap yang memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran yang berlaku, tidak
sekalipun mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri, serta selalu
berusaha menyesuaikan kata dan perbuatan.
c). Jujur
Sikap jujur dalam berwirausaha artinya bahwa seorang wirausaha harus mau
dan mempu mengatakan apa adanya.
d). Kreatif dan inovatif
Seorang wirausaha harus memiliki daya cipta atau memiliki kemampuan
untuk menciptakan suatu produk, dan berpikir serta bertindak sesuatu yang
baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.
e). Berani menghadapi resiko
Wirausaha adalah seseorag yang menanggung resiko. Wirausaha dalam
mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi, melaikan
perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap
pekerjaannya karena sudah di perhitungkan dengan seksama dan realistis.
f). Selalu mencari peluang
Seorang wirausaha harus tanggap terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan baik untuk diri sendiri atau pelayanan. Memiliki banyak cara
yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan. Karena wirausaha adalah
seseorang yang merasakan adanya peluang, mengejar peluang-
peluang yang sesuai dengan situasi dirinya, dan percaya bahwa kesuksesan
merupakan suatu hal yang dapat dicapai.
(Permatasari, 2017)
192

Softskill adalah suatu kemampuan, bakat, atau keterampilan yang ada di


dalam diri setiap manusia. Softskill adalah kemampuan yang dilakukan
dengan cara non teknis, artinya tidak berbentuk atau tidak kelihatan
wujudnya. Namun , softskill ini dapat dikatakan sebagai keterampilan
personal dan inter personal. Yang dimaksud softskill personal adalah
kemampuan yang di manfaatkan untuk kepentingan diri sendiri. Misalnya,
dapat mengendalikan emosi dalam diri, dapat menerima nasehat orang lain,
mampu memanajemen waktu, dan selalu berpikir positif. Itu semua dapat di
kategorikan sebagai softskill personal. Kemudian yang dimaksud softskill
inter personal adalah kemampuan yg dimanfaatkan untuk diri sendiri dan
orang lain. Contohnya, kita mampu ber hubungan atau ber interaksi dengan
orang lain, bekerja sama dengan kelompok lain, dan lain lain.
(Ardiansyah, 2010)
A. Tes Penguasaan Materi
1. Apakah pengertian etika berwirausaha?
2. Sebutkan 3 Norma yang harus dimiliki dalam etika wirausaha
3. Hal apakah yang harus dimiliki seseorang untuk mulai berwirausaha?
4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat prinsip-prinsip etika bisnis!
5. Apakah Anda akan menggunakan uang pribadi jika ada pinjaman lain
belum dikembalikan ke perusahaan?
6. Apakah yang akan anda lakukan jika seluruh strategi sudah anda lakukan
dalam mencegah kebangkrutan?
7. Bagaimana agar usaha yang anda jalankan memiliki kualitas yang baik?
8. Siapakah yang bertangguang jawab atas kerusakan alam terhadap
perusahaan atau pabrik yang anda dirikan?
9. Aapakah yang disebut dengan etika berbisnis?
10. Kemampuan yang dilakukan dengan cara non teknis, tidak berbentuk
atau tidak kelihatan wujudnya disebut …
A. hardskill
B. softskill
C. leadership
D. kemampuan merancang usaha
193

E. kemampuan mengelola usaha


11. Berikut ini merupakan ciri-ciri individu dengan etos kerja tinggi, kecuali

A. Mempunyai penilaian yang sangat positif terhadap hasil kerja
manusia
B. Kerja yang dirasakan sebagai aktivitas yang bermakna
C. Kerja dihayati hanya sebagai bentuk rutinitas hidup.
D. Kerja dilakukan sebagai bentuk ibadah
E. Kerja dihayati sebagai suatu proses yang membutuhkan ketekunan
B. Kunci Jawaban Penguasaan Materi
1. Dalam arti luas etika adalah tata cara berhubungan dengan manusia lain.
Etika sering disebut sebagai tindakan mengatur tingkah laku atau perilaku
manusia dengan masyarakat. Tingkah laku perlu diatur agar tidak
melanggar norma-norma atau kebiasaan yang berlaku di masyarakat,
karena norma-norma atau kebiasaan masyarakat disetiap daerah negara
berbeda-beda.
2. Jujur, Rajin, Murah Senyum
3. Percaya diri dan mengoptimalkan kretifitas otak
4. Terdapat 5 prinsip etika bisnis yaitu:
1) Prinsip Otonomi merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri
tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
2) Prinsip Kejujuran
Kejujuran ini sangat penting artinya bagi kepentingan masingmasing
pihak dan selanjutnya sangat menentukan hubungan dan kelangsungan
bisnis masing-masing pihak. Apabila salah satu pihak berlaku curang,
maka pihak yang dirugikan untuk waktu yang akan datang tidak akan
lagi bersedia menjalin hubungan bisnis dengan pihak yang berbuat
curang tersebut.
3) Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional,
obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
194

4) Prinsip Saling Menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan


sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Jadi kalau
prinsip keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan
hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan menuntut hak
yang sama yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling
menguntungkan satu sama lain.
5) Prinsip Integritas Moral, prinsip ini menganjurkan agar orang-orang
yang menjalankan bisnis tetap dapat menjaga nama baik perusahaan.

5. Supaya perusahaan terus berjalan tanpa menimbulkan resiko tambahan,


sebaiknya perusahaan tidak menggunakan uang pribadi melainkan
menagih hutang dengan kebijakan yang telah ditentukan.
6. Apabila seluruh strategi sudah dilakukan untuk mencegah kebangkrutan,
sebaiknya lakukan 2 hal
a. Evaluasi Perusahaan
b. Konsultasi kepada ahli
7. Agar perusahaan kita memiliki kualitas yang baik, langkah awal yaitu
dengan melakukan seleksi sumber daya manusia dengan prospek kerja
yang sejalan agar seluruh bidang dalam perusahaan terkendali dengan
baik
8. Jika kerusakan alam disebabkan oleh perusahaan yang Anda dirikan maka
itu wajib tanggung jawab perusahaan Anda
9. Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis
yang timbul dari dalam peruasahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam
melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis.
10. B. Softskill
11. C. Kerja dihayati hanya untuk rutinitas hidup
195

DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Reza. 2010. Pengertian softskill. Diakses dari


https://hiddengrazz.blogspot.com/2010/09/pengertian-softskill-
penjelasannya.html pada 20 Mei 2019 pukul 14.00
Intan. 2015. Kewirausahaan BAB 3 Merumuskan Solusi. Diakses dari
https://belajaronlineituseru.blogspot.com/2015/03/kewirausahaan-bab-3-
merumuskan-solusi.html. Pada tanggal 20 Mei 2019.
Isnanda, Fikri. 2017. Etika Kewirausahaan. Diakses dari https:// fiqriisnanda.
wordpress.com/2017/03/28/etika-kewirausahaan/. Pada tanggal 20 Mei 2019.
Khaer. Aan Masjumam. K. 2015. Tanggung Jawab Perusahaan. Diakses dari
https://aanmasjumam.wordpress.com/2015/01/22/tanggung-jawab-perusahaan/.
Pada tanggal 18 Mei 2019
196

Lesmani, Veni. 2017. Cara Mempertahankan Bisnis Anda. Diakses dari


http://www.beeaccounting.com/blog/cara-mempertahankan-bisnis-anda/. Pada
tanggal 20 Mei 2019.
Persada, Prima Bayu. 2016. Aspek-Aspek Etos (Etika) Kerja dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhinya. Diakses dari https://the-end-forever-
primmmbay.blogspot.com/2015/10/aspek-aspek-etos-etika-kerja-dan-
faktor.html pada 20 Mei 2019 pukul 14.30
Permatasari, Indah. 2017. Resume Hadis Etos Kerja dan Kewirausahaan. Diakses
dari https://ayobelajar28.blogspot.com/2017/10/resume-hadis-etos-kerja-
dan.html pada 20 Mei 2019 pukul 14.00
Sugiyo. 2013. Cara Mempertahankan Usaha. Diakses dari http:// tipsorangsukses
.blogspot.com/2013/01/cara-mempertahankan-usaha.html. Pada tanggal 21 Mei
2019
Utami , Novia Widya. 2018. 6 Hal yang Anda Lakukan Untuk Mempertahankan
dan Mengembangkan Bisnis. Diakses dari https://www.jurnal.id/id/blog/ 2018-
6-hal-yang-harus-anda-lakukan-untuk-mempertahankan-mengembangkan-bisnis/.
Pada Tanggal 19 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai