KEWIRUSAHAAN
Bab-bab yang disajikan dalam diktat ini diambil dari beberapa buku rujukan yang
menurut penyusun sangat baik, mudah dipahami, dan dapat memberikan informasi
yang lebih luas tentang kiat berwirausaha bagi mahasiswa dan bagi siapapun yang
membaca buku-buku rujukan tersebut. Buku-buku yang dimaksud adalah
Pengantar Kewirausahaan oleh Dr. Suryana, M.Si., Geoffrey G. Meredith, dan
Robert D. Hisrich.
Diktat ini digunakan dalam kalangan terbatas yaitu kepada para mahasiswa
Program Studi Pendidikan PMIPA FKIP Universitas Lampung. Tujuan disusunnya
diktat ini adalah memberi wacana kepada para mahasiswa dalam hal usaha
mengembangkan potensi mereka menuju jiwa wirausaha yang penuh kemandirian.
Eko Suyanto
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI DIKTAT ......................................................................................... ii
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar ........................................................................................2
1.2 Pendekatan Pemecahan masalah Kewirausahaan ..........................9
BAB II. KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
2.1 Pengertian Wirausaha...................................................................16
2.2 Filsafah Kewirausahaan ...............................................................22
2.3 Hakekat Kewirausahaan ...............................................................24
2.4 Mitos Kewirausahaan ...................................................................25
Tes Penguasaan Materi ................................................................31
BAB III. SIKAP DAN KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN
3.1 Karakteristik Kewirausahaan .......................................................44
3.2 Kewirausahaan Sebagai Pribadi ...................................................53
3.3 Bentuk Sikap Mental Wirausaha ..................................................54
3.4 Kepribadian Wirausaha ................................................................57
3.5 Kiat-Kiat Mengembangkan Kepribadian Wirausaha ...................63
BAB IV. PROSES KEWIRAUSAHAAN
4.1 Proses dan Tahapan Kewirausahaan ............................................75
4.2 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha ..........81
4.3 Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan........................................89
4.4 Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha.....................................94
4.5 Serba Serbi Dunia Wirausaha (Tanya Jawab) .............................99
BAB V. ANALISA KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH
5.1 Model Peran Wirausaha .............................................................107
5.2 Fungsi Makro dan Mikro Usaha ................................................111
5.3 Tantangan KEwirausahaan dalam Konteks Global....................113
BAB VI. MERINTIS USAHA BARU DAN MODEL
PENGEMBANGANNYA
6.1 Cara Memasuki Dunia Usaha ...................................................126
6.2 Profil Usaha Kecil dan Model Pengembangannya.....................132
6.3 Pengelolaan Usaha dan Strategi Kewirausahaan .......................135
6.4 Manajemen Dan Strategi Kewirausahaan ..................................141
6.5 Strategi Bersaing Dalam Kewirausahaan ...................................143
6.6 Kemitraaan Usaha ......................................................................147
iii
6.7 Kemitraan Usaha Pertanian ........................................................152
6.8 Jejaring Usaha ............................................................................156
BAB VII. ETIKA DALAM BERWIRAUSAHA
7.1 Pengertian Etika Bisnis ............................................................170
7.2 Pentingnya Etika Bisnis .................................................................. 171
7.3 Prinsip-Prinsip Etika Perilaku Bisnis ............................................ 175
7.4 Cara-Cara Mempertahankan Etika .............................................178
7.5 Tanggungjawab Perusahaan .......................................................182
7.6 Etos Kerja dan Soft Skill .............................................................187
iv
1
BAB I PENDAHULUAN
2
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Pengantar ....................................................................................................
1.2 Pendekatan Pemecahan masalah Kewirausahaan ....................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengantar
Pola kesadaran jaga ini adalah suatu keadaan dimana kita mendasarkan
keputusan – keputusan kita pada apa yang ditangkap oleh pancaindera
lumrah. Misalnya, kita memutuskan apa yang terlihat sebagaimana yang
terlihat secara kasat mata. Apa yang terdengar sebagaimana yang
terdengar pada ambang batas pendengaran normal dan seterusnya.
Demikianlah pola berpikir kita terbentuk berdasarkan pada segala
sesuatu yang ditangkap secara lumrah oleh pencaindera dan kemudian
membentuk kesadaran kita. Kontrol pola di atas terletak pada Otak.
Dalam Fakta Otak ternyata Otak terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Otak
sebelah kanan, tengah dan kiri. Namun dalam pola kognitif, maka 2
bagian yang banyak berperanan dalam kesuksesan bekerja.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Membekali peserta dalam memahami tentang lingkup
kewirausahaan untuk pengembangan kemandirian usaha.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah selesai mempelajari modul ini peserta mampu :
1. Menjelaskan tentang Konsep Dasar Kewirausahaan
2. Menjelaskan sikap dan kepribadian Kewirausahaan serta
kewirausahaan di Indonesia
9
b. Pokok Bahasan
1. Konsep Dasar Kewirausahaan,
2. Sikap Dan Kepribadian Kewirausahaan,
3. Proses Kewirausahaan,
4. Fungsi dan Model Peran Wirausaha,
5. Merintis Usaha Baru dan Model Pengembangannya,
6. Etika Bisnis dalam Wirausaha,
7. Analisa Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha,
8. Kewirausahaan di Indonesia.
c. Metode Pembelajaran
1 Ceramah 4 Simulasi
2 Curah pendapat 5 Ungkapan Pengalaman
3 Diskusi 6 Tanya Jawab
d. Sarana Pembelajaran
1. LCD dan Diktat serta Masalah-masalah di masyarakat yang
menyangkut kewirausahaan
2. Buku Diktat Kewirausahaan.
1. Kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses. Pernyataan berikut adalah pengertian
dari :
a. Kewirausahaan
b. Wirausahawan
c. Wira
d. Usaha
e. Wirausaha
1. A
2. C
13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
BAB II
KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN
dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan
menghadapi resiko.
4. Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada
pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan
modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan
mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan
wirausahawan sebagai seorang penemu.
5. Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai
seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk
meningkatkan pertambahan nilai personal.
6. Abad 20
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.
(Fahreza, 2017)
5. Penrose
18
Berikut hal yang perlu diketahui oleh seorang Entrepreneurship agar usaha
yang dilakukan berhasil.
Ebert dan Griffin mendefinisikan bisnis kecil adalah suatu usaha yang dimiliki
dan dikelola secara bebas, dan bisnis kecil ini tidak mendominasi pasar. Bisnis
kecil ini bukan merupakan bagian atau cabang dari perusahaan lain. Yang
menjalankan bisnis ini adalah pemilik sendiri, bekerja bebas sesuai dengan
kesanggupannya. Sebab-sebab kegagalan bisnis kecil antara lain:
1) Tidak mampu mengelaola bisnis, kurang pengetahuan
2) Terlalu santai menjalankan bisnis
3) Tidak mampu melakukan pengawasan terhadap pegawai
4) Modal sangat kecil, sehingga menjadi serba sulit
(Nawawi, 2014)
Mitos 4: Entrepreneur adalah orang yang canggung baik di dunia akademis atau
di masyarakat. Ada kepercayaan bahwa entrepreneur secara akademis dan
sosial merupakan orang yang gagal. Mereka berhasil menjalankan usahanya
karena drop out dari sekolah atau dipecat dari tempat kerja. Ini kemudian
28
Mitos 5: Entrepreneur harus sesuai dengan profil. Banyak buku dan artikel
menyajikan cheklist ciri-ciri entrepreneur sukses. Daftar tersebut baik yang
divalidasi atau tidak didasarkan pada studi kasus dan temuan riset atas orang-
orang yang berorientasi pada pencapaian. Sekarang sangat susah untuk
melakukan kompilasi hingga terwujud standar profil entrepreneurial.
Mitos 6: Untuk menjadi entrepreneur anda perlu memiliki uang. Memang benar
bahwa semua usaha membutuhkan modal untuk bisa berjalan dan benar juga
bahwa banyak bisnis jatuh karena tidak didukung keuangan yang memadai.
Sekarang uang bukan satu-satunya benteng untuk menghadapi kegagalan
bisnis. Kegagalan bisnis yang berkaitan dengan tidak adanya dukungan
finansial yang memadai sering menjadi indikator adanya masalah lain dalam
usaha tersebut seperti: ketidakmampuan manajemen, lemahnya pemahaman
terhadap persoalan keuangan; investasi yang buruk; perencanaan yang jelek
dan sejenisnya. Banyak entrepreneur sukses berhasil mengatasi persoalan
kekurangan uang dalam menjalankan usahanya, uang adalah sumber daya atau
sarana yang digunakan untuk menjalankan usaha tapi tidak pernah menjadi
tujuan akhir dari usaha itu sendiri.
Mitos 7: Anda perlu nasib baik untuk menjadi entrepreneur. Berada pada
“tempat yang benar dan waktu yang tepat” selalu menjadi suatu keunggulan.
Tapi yang lebih tepat adalah “keberuntungan muncul ketika kemampuan dan
persiapan bertemu dengan kesempatan”. Entrepreneur adalah orang melakukan
29
Mitos 10: Entrepreneur adalah risk taker yang ekstrim. Dalam masyarakat
berkembang pandangan bahwa entrepreneur adalah orang yang suka berjudi
dengan kemungkinan yang belum jelas, faktanya entrepreneur umumnya selalu
memperhitungkan risiko. Semua entrepreneur yang berhasil adalah adalah
mereka yang bekerja keras melalui persiapan dan perencanaan ketat untuk
meminimalisasikan risiko untuk dapat mengendalikan lebih baik agar visinya
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
42
DAFTAR ISI
BAB III
SIKAP DAN KEPRIBADIAN KEWIRAUSAHAAN
Garis besar karakteristik dari kewirausahaan pada umumnya meliputi hal- hal
sebagai berikut :
b. Kepe mimpinan
Para wirausahawan berdasarkan pekerjaannya pada hakekatnya adalah
pemimpin , karena harus mencari peluang-peluang, memulai proyek,
mengumpulkan sumber-sumber daya manusia, dan finansial yang
diperlukan untuk melaksanakan proyek, menentukan tujuan untuk
mereka sendiri dan orang lain serta bertindak untuk memimpin dan
membimbing orang lain untuk mencapai tujuan. Kesimpulannya
seorang wirausahawan yang berhasil adalah pemimpin yang berhasil
pula.
c. Mengambil Resiko
Wirausahawan menyukai resiko karena mereka ingin berhasil. Mereka
mendapat kepuasan besar dalam melakukan tugas-tugas yang sulit
51
d. Mengambil Keputusan
Masa depan organisasi atau perusahaan/usaha ditentukan oleh hasil
keputusan. Data kuantitatif biasanya tersedia untuk mengambil
keputusan rutin, tetapi fakta dan angka kerap kali tidak mempunyai
arti bagi keputusan tingkat puncak yang mempengaruhi masa depan
organisasi. Dalam setiap problem solving akan selalu diikuti untuk
mengambil keputusan dalam rangka memecahkan masalah tersebut.
52
e. Perencanaan
Dalam sebuah usaha atau bisnis terdapat dua macam perencanaan,
yaitu perencanaan rutin dan perencanaan tidak rutin (incidental)
berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi. Pada sebuah
perencanaan bisnis terdapat dua cara yaitu perencanaan jangka pendek
dan perencanaan jangka panjang.
Sikap dan perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang
dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada
53
kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh
seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.
Alex Inkeles dan David H. S mith (1974), adalah salah satu diantara ahli yang
mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern tercermin pada
orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan
dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. C iri–
cirinya meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca
perubahan sosial, lebih realitis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi pada
masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu, berencana,
percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan keahlian, respect, hati–hati
dan memahami produksi.
masalah.
4. Berorientasi pada masa sekarang dan masa yang akan datang
5. Selalu berencana dalam segala kegiatan
6. Mempunyai keyakinan pada kegunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Percaya bahwa kehidupan tidak dikuasai ole h nasib dan orang tertentu
8. Memiliki keyakinan dan menggunakan keadilan sesuai dengan prinsip
masing– masing.
9. Sadar dan menghormati orang lain
Menurut Suryana (2003) yang dikutif dari Harsojo, modernisasi sebagai sikap
yang menggambarkan:
1. Sikap terbuka bagi pembaruan dan perubahan
2. Kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis
3. Berorientasi pada masa kini dan masa depan
4. Meyakini kemampuan sendiri
5. Meyakini kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi\
6. Menganggap bahwa ganjaran itu hasil dari prestasi
Orang yang terbuka terhadap pengalaman–pengalaman baru akan lebih siap
untuk merespon segala peluang dan tanggap terhadap tantangan dan
perubahan sosial. Misalnya, dalam mengubah standar hidupnya. Orang yang
terbuka terhadap ide-ide baru inilah merupakan wirausaha yang inovatif dan
kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan. Pandangan yang luas
dinamik dan kesediaan untuk pembaharuan, bisa lebih cepat berkembang
dalam lapangan industri tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan
dan pengalaman per jalanan yang banyak..
Mustahil anda menemui seorang wirausaha yang mendapat angka tinggi untuk
semua sifat itu ; namun besar kemungkinan bahwa para wirausaha yang anda
temui akan mendapat angka tinggi untuk kebanyakan sifat itu, terutama
kepercayaan pada diri sendiri, kemampuan mengambil resiko, fleksibilitas,
keinginan untuk mencapai sesuatu dan keinginan untuk tidak tergantung pada
orang lain.
2. The Advisor
Tipe kepribadian wirausaha seperti ini bersedia memberikan bantuan dan
saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu
pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja untuk
menyenangkan mereka.
Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan
bisnis mereka dan pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan
mereka sendiri dan bisa-bisa malah cape hati sendiri. Contoh Entrepreneur:
John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.
3. The Superstar
Inilah wirausaha yang pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi
dari Sang CEO Superstar. Wirausaha dengan kepribadian seperti ini
biasanya membangun usaha mereka dengan personal brand mereka sendiri.
Personality Alert: Wirausaha dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif
dan workaholics. Contoh Entrepreneur: Donald Trump, CEO Trump Hotels
& Casino Resorts.
4. The Artist
62
5. The Visionary
Sebuah usaha yang dibangun oleh seorang visioner biasanya berdasarkan
visi masa depan dan pemikiran pendirinya. Anda memiliki keingintahuan
yang tinggi untuk mengerti dunia di sekeliling Anda dan akan membuat
rencana untuk menghindari segala macam rintangan.
Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada mimpi
mereka dan kurang berpijak pada realitas. Dan jangan lupa, menyertai visi
kita dengan melakukan tindakan nyata. Contoh Entrepreneur: Bill Gates,
pendiri MicroSoft Inc.
6. The Analyst
Jika kita menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan kita
biasanya memfokuskan pada penyelesaian masalah dalam suatu cara
sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu pengetahuan, keahlian teknis atau
komputer, seorang analis perusahaan biasanya hebat dalam memecahkan
masalah.
Personality Alert: Hati-hati dengan kelumpuhan analisa. Bekerjalah dengan
mempercayai orang lain. Contoh Entrepreneur: Gordon Moore, pendiri
Intel.
7. The Fireball
Sebuah usaha yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya dioperasikan
dengan penuh hidup, energi dan optimisme. Pelanggan merasa perusahaan
kita dijalankan dengan tingkah laku yang menyenangkan.
63
Personality Alert: Kita bisa jadi berkomitmen yang berlebihan terhadap tim
kita dan bertingkah laku terlalu impulsif. Seimbangkan keimpulsivan kita
dengan rencana bisnis.
Contoh Entrepreneur: Malcolm Forbes, penerbit dan pendiri Forbes
Magazine.
8. The Hero
Kita memiliki kemauan dan kemampuan yang luar biasa dalam memimpin
dunia dan bisnis kita melalui segala macam tantangan. Kita adalah inti dari
kewirausahaaan dan bisa mengumpulkan banyak perusahaan besar.
9. The Healer
Jika kita adalah seorang 'penyembuh', kita bersifat pengasuh dan penjaga
keharmonisan dalam usaha kita. Kita memiliki kemampuan bertahan yang
luar biasa dan keteguhan disertai dengan ketenangan dari dalam.
sosial, yang semuanya ditata dalam cara khas dibawa pengaruh dari luar.
Pola ini terwujud dalam bentuk tingkah laku dalam usahanya menjadi
manusia yang dikehendaki.
Hal-hal yang perlu dimiliki seseorang untuk menjadi wirausaha yang sukses
adalah:
1. Mencari Kesempatan dengan memiliki ide dan visi bisnis yang jelas.
2. Kegigihan
3. Tanggung Jawab Pada Pekerjaan
4. Kualitas Kerja
5. Menanggung Resiko baik waktu dan uang
6. Penetapan Tujuan
7. Mencari Informasi
8. Rencana Yang S istematis
9. Pengorganisasian dan operasional usaha yang professional
10. Kerjasama dan Persuasi
11. Bekerja keras sesuai dengan urgensi/kepentingan usahanya.
66
Untuk mengetahui pribadi wirausaha yang kita miliki, dapat dianalisis dengan
menggunakan instrumen Analisis Pribadi Wirausaha
Langkah kerja:
1. Menjawab pertanyaan yang telah disediakan, dimana jawabna setiap
pertanyaan mampu menjelaskan atau menggambarkan keadaan
kepribadian anda, apabila pertanyaan tersebut dijawab jujur. Hasil analisa
sangat tergantung pada pilihan jawaban yang anda berikan.
2. Pilih satu nomor dibawah ini yang sangat mendekati gambaran kepribadian
anda dalam menjawab pernyataan dibawah ini:
a. Selalu :5
b. Bisasnya :4
c. Kadang-kadang : 3
d. Jarang :2
e. Tidak pernah :1
3. Tuliskan angka sesuai jawaban anda pada pilihan jawaba yang telah tertera.
4. Jawablah semua pertanyaan yang ada.
5. Pindahkan jawaban setiap pernyataan tersebut ke dalam form evaluasi.
Kesimpulan
Watak, sifat, jiwa, dan nilai kewirausahaan muncul dalam bentuk prilaku
kewirausahaan dengan ciri-ciri:
(1). Percaya diri
(2). Berorientasi pada tugas dan hasil
(3). Berani menghadapi resiko
(4). Berjiwa Pemimpin
(5). Keorisinilan
(6). Berorientasi pada masa depan.
Jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh pengusaha dan berlaku dalam
bidang bisnis semata, tetapi juga dimiliki oleh setiap orang yang memiliki jiwa
kreatif dan inovatif, baik secara individu maupun kelompok. Keberhasilan
berwirausaha sangat tergantung pada beberapa faktor yaitu Kemauan,
Kemampuan, Peluang dan Kesempatan.
68
RANGKUMAN
Sebelum kita membahas mengenai sikap-sikap dan kepribadian yang harus dimiliki
seorang wirausahawan, kita terlebih dulu membahas mengenai pengertian dari
wirausaha. Wirausaha adalah orang yang berani mengambil resiko dengan jalan
membeli barang sekarang dan menjual dengan harga yang tidak pasti dimasa depan.
69
Alex Inkeles dan David H. Smith (1974 : 19-24) adalah beberapa ahli yang
mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurutnya kualitas
manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern
yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan
social.
Ciri-ciri orang modern tersebut hamper sama dengan yang dikemukakan oleh
Gunar Myrdal, yaitu :
1. Keterampilan mengambil keputusan dan resiko moderat, serta buka atas dasar
kebetulan belaka.
2. Energik, khususnya dalam berbagai bentuk kegiatan inovatif
3. Memiliki sikap tanggung jawab individual
4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan tolak
ukur satuan uang sebagai indicator keberhasilan.
5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa mendatang
6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan kepemimpinan dan
manajerial.
70
Seorang wirausaha dapat diibaratkan sebagai bintang. Dimana salah satu sifat
bintang adalah dia menjadi pusat dan trandsenter bukan menjadi followe yang
selalu me too. Ia aakan menciptakan inovasi-inovasi, hal-hal baru yang mampu
membuat perubahan. Ia akan malu jika hanya menjadi seorang pengekor.
Sehingga dari sedikit uraian di atas, didapatkan beberapa sikap dan karakteristik
dari seorang wirausahawan diantaranya yaitu :
1. Percaya diri
Seorang wirausaha harulah memiliki sikap percaya diri, dan tidak mudah
tergiring dengan arus. Menjadi seorang wirausaha harus berani menunjukan
“aku-nya” sebagai seorang yang pantas untuk dicontoh.
Bisa kita ambil contoh seorang Bob Sadino, dia tidak takut untuk mengambil
resiko. Dia adalah orang Indonesia yang pertama kali menjual telur dan
daging ayam negeri, di mana saat itu ayam negeri belumlah sepopuler
sekarang. Namun ia tetap berani mengambil resiko untuk menjadi seorang
pemrakarsa. Dan bisa kita lihat asilnya sekarang, usaha dari Bob Sadino
sangatlah berkembang pesat.
3. Kepemimpinan
a. Jujur
b. Kompeten
c. Berwawasan jauh kedepan
71
d. Cerdas/Smart
e. Inspirator bukan Diktator
f. Adil
4. Keorisinilan
Semoga saya pribadi bisa memiliki sikap-sikap dan karakter seperti di atas,
sehingga mampu untuk berwirausaha secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
BAB IV
PROSES KEWIRAUSAHAAN
A. Pengantar
B. Tujuan
Beberapa tujuan belajar dari Bab 4 proses kewirausahaan yakni sebagai berikut.
KAJIAN TEORI
76
Berikut adalah proses menuju kewirausahaan yang sukses yang diawali dengan
tantangan dan diakhiri dengan keberhasilan.
Kedua, dengan ada tantangan, akan ada usaha dan setiap usaha pasti ada
tantangan. Sekali menemukan tantangan, maka tantangan berikutnya akan
tumbuh. Tantangan merangsang wirausahawan berpikir kreatif dan bangkit,
mengkhayal (dreams) menggagas, mencari jalan keluar dari tantangan. Proses
kreatif inilah yang oleh Zimmerer (1996) didefinisikan sebagai “berpikir
sesuatu yang baru (thinking new things)”. Hasil berpikir (kreatif ) adalah
gagasan, khayalan, imajinasi, dan ide-ide, yang kemudian diimplementasikan
78
dalam bentuk tindakan nyata (inovasi), yaitu “melakukan sesuatu yang baru
(doing new things) untuk menghasilkan produk-produk inovatif. Kreativitas
dan inovasi dilakukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang
dikenal dengan nilai tambah. Nilai tambah akan menghasilkan daya saing, dan
daya saing akan menghasilkan peluang.
Bila anda ingin berwirausaha, pertama yang harus muncul adalah ide. Akan
tetapi, ide itu muncul jika ada tantangan. Bila ide muncul, harus ada kemauan.
Untuk menjadi wirausahawan, ide dan kemauan saja tidak cukup, harus
memilik kemampuan (pengetahuan dan keterampilan). Wirausahawan akan
berhasil dan tangguh, bila ada semangat dan kerja keras. Semangat dan kerja
keras inilah modal utama yang menentukan wirausahawan akan mengalami
keberhasilan ataupun kegagalan berwirausaha. Usaha dan pekerjaan yang tidak
ditekuninya tersebut harus sungguh-sungguh jangan hanya bersifat asal-asalan,
sampingan, atau sambilan, tetapi harus betul-betul ditekuni. Keseriusan dan
ketekunan inilah yang disebut dengan loyalitas, komitmen, dan tanggung
jawab.
79
Ide berwirausaha juga bisa muncul dari pengalaman. Hasil survei yang
dikemukakan oleh Pegy Lambing (2000: 90) menunjukkan: “hampir setengah
(43%) dari responden menjawab bahwa mereka mendapatkan ide untuk
berbisnis berasal dari pengalaman yang diperoleh ketika mereka bekerja di
beberapa perusahaan dan bidang profesional lainnya. Mereka mulai mengenal
cara mengoperasikan usaha dan cara-cara membuat kontak-kontak jaringan
kerja”.
1. mencari peluang usa ha baru : lama usaha dilakukan, dan jenis usaha yang
pernah dilakukan.
2. pembiayaan : pendanaan – jumlah dan sumber-sumber dana
3. SDM : tenaga kerja yang dipergunakan
4. kepemilikan : peran-peran dalam pelaksanaan usaha
5. organisasi : pembagian kerja diantara tenaga kerja yang dimiliki
6. kepemimpinan : kejujuran, agama, tujuan jangka panjang, proses
manajerial (POAC)
7. Pemasaran : lokasi dan tempat usaha
Pada tahap ini sering disebut dengan Fabian entrepreneurship, sikap yang
teramat hati- hati dan skeptical tetapi segera melaksanakan peniruan-
peniruan menjadi hal yang nyata. Hal ini dilakukan untuk menghindari
kehilangan posisi relative pada industry yang bersangkutan. Namun dalam
prakteknya, pada tahap ini diikuti dengan inovasi- inovasi yang relative kecil
atausederhana sesuai permintaan pasar. Dengan demikian pada tahap
duplikasi dan pengembangan ini akan menciptakan produk (barang atau jasa)
yang sama dengan kualitas serta merk berbeda.
2. Kurang berpengalaman
Baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasi usaha,
kemampuan mengorganisasika, keterampilan mengelola sumber daya
manusia (SDM), maupun kemampuan mengintegrasikan operasi usaha.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan
Agar usaha berhasil dengan baik faktor yang paling utamadalam keuangan
adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kasakan menghambat
operasional usaha dan mengakibatkan usaha tidak lancer.
4. Gagal dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
melakukan perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan usaha
sukar beroperasi karena kurang efesien.
85
6. Kurangnya pengawasan
Pengawasan erat hubungannya dengan efesiensi dan efektifitas. Kurang
pengawasan dapat mengakibatkan tidak efesien dan tidak efektif.
7. Sikap kurang sungguh-sungguh dalam melaksanakan wirausaha
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha
yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan
Wirausaha yang kurang siap dalam menghadapi dan melakukan perubahan,
tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan
dan mampu membuat peralihan setiap saat.
9. Hambatan birokrasi
Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi
tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka
akan memperlambat laju kinerga organsiasi.
10.Keuntungan yang tidak mencukupi
Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi
ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang
diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan
laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha
yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh
sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui
kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting
sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal
yang digunakan sebagai operasional awal.
11.Tidak adanya produk yang baru
Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan
bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi
maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang
tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan
mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu
86
bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik
perhatian pasar.
Menurut W . Keith Schilit, ada 8 hal yang membuat usaha atau bisnis meraih
kesuksesan atau keberhasilan, yaitu :
Keterampilan
a. Kreatif
b. Trampil memecahkan masalah
c. Trampilan membujuk
d. Cerdik berunding / bernegosiasi
e. Trampil membuat perencaan
f. Cerdik mengambil keputusan
Sifat
a. Percaya diri
b. Independen
c. Berorientasi pada prestasi
d. Serba bisa dinamis
e. Banyak akal
2. Resiko financial
3. Resiko teknik
Kreativitas sering kali muncul dalam bentuk ide untuk
menghasilkan barang dan jasa baru. Ide bukanlah peluang dan tidak
akan muncul bila wirausaha tidak mengadakan evaluasi dan
pengamatan secara terus menerus. Ide bisa menjadi peluang
diantaranya :
91
Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli,
untuk itu wirausaha harus benar-benar mengenal prilaku konsumen
di pasar. Ada dua unsur pasar yang perlu diperhatikan :
1. Inovasi
Inovasi adalah kemampun yang dimiki seorang kewirausahaan untuk
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-
persoalan dan peluang untuk menigkatkan kebutuhan dalam kehidupan.
Proses inovasi :
1. Pengorbanan Personal.
Pada awalnya wirausaha harus bekerja keras dengan waktu yang lama
dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan lain seperti waktu
untuk keluarga, waktu untuk rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan
untuk kegiatan bisnis.
2. Beban Tanggung Jawab yang besar.
Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik perencanaan,
pengorganisasi an personil dan sumberdaya, keuangan, produksi
dan pemasaran serta pengembangan usaha.
3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal.
Karena Wirausaha umumnya dimulai dari usaha dan keuangan yang
kecil, maka margin keuntungan yang akan diperoleh juga kecil.
Demikian pula dengan usaha yang kecil, maka daya saing umumnya
menjadi rendah sehingga kemungkinan gagal lebih besar.
Keuntungan berwirausaha:
Kerugian berwirausaha:
Berikut tiga hal penting yang dapat dilakukan sebuah bisnis untuk
mempersiapkan pertumbuhan:
a. Mengharagai sifat alami pertumbuhan bisnis
b. Tetap berkomitmen untuk strategi inti
c. Merencanakan pertumbuhan
1. Tahap Pendahuluan
Tahapan siklus ini bisa menjadi yang paling mahal bagi perusahaan
yang meluncurkan produk baru. Ukuran pasar untuk produk kecil,
yang berarti penjualan rendah, meskipun mereka akan meningkat.
2. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan biasanya ditandai dengan pertumbuhan penjualan
dan laba yang kuat, dan karena perusahaan dapat mulai mengambil
manfaat dari skala ekonomis dalam produksi, margin keuntungan,
serta jumlah keseluruhan laba, akan meningkat
3. Tahap Maturitas
Selama tahap kedewasaan, produk ini didirikan dan tujuan untuk
produsen sekarang adalah mempertahankan pangsa pasar yang telah
mereka bangun. Ini mungkin waktu yang paling kompetitif untuk
sebagian besar produk dan bisnis perlu berinvestasi dengan bijak
dalam pemasaran.
102
Jawaban
2. a. Tahap Pendahuluan
Tahapan siklus ini bisa menjadi yang paling mahal bagi perusahaan
yang meluncurkan produk baru. Ukuran pasar untuk produk kecil, yang
berarti penjualan rendah, meskipun mereka akan meningkat
b. Tahap Pertumbuhan
Tahap pertumbuhan biasanya ditandai dengan pertumbuhan penjualan
dan laba yang kuat, dan karena perusahaan dapat mulai mengambil
manfaat dari skala ekonomis dalam produksi, margin keuntungan, serta
jumlah keseluruhan laba, akan meningkat.
c. Tahap Maturitas
Selama tahap kedewasaan, produk ini didirikan dan tujuan untuk
produsen sekarang adalah mempertahankan pangsa pasar yang telah
mereka bangun. Ini mungkin waktu yang paling kompetitif untuk
sebagian besar produk dan bisnis perlu berinvestasi dengan bijak dalam
pemasaran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
BAB V
ANALISA KELAYAKAN USAHA DAN NILAI TAMBAH
2. Kewirausahaan Arbitrase
Wirausaha yang selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan
(pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Misalnya, bila tidak terjadi
ekuilibium dalam penawaran dan permintaan pasar, maka ia akan membeli
dengan murah dan menjualnya dengan mahal. Kegiatan wirausaha ini tidak
perlu melibatkan pembuatan barang dan penyerapan dana pribadi.
Kegiatannya melibatkan spekulasi dalam memanfaatkan perbedaan harga
109
3. Wirausaha Inovatif
Wirausaha dinamis yang menghasilkan ide-ide dan kreasi-kreasi baru yang
berbeda, ia merupakan promotor, tidak saja dalam memperkenalkan teknik
dan produk baru, tetapi juga dalam pasar dan sumber pengadaan
(pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan metode distribusi baru.
Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses, hasil, sumber
pembekalan, dan organisasi yang baru.
c. Family-owned business
Usaha yang dilakukan atau dimiliki oleh beberapa anggota keluarga
secara turun-temurun. Dimana sebuah keluarga dapat membuka
berbagai jenis dan cabang usaha. Mungkin saja dimulai oleh ayah,
setelah usaha ayah maju di buka cabang baru dan dikelola oleh ibu.
Kedua perusahaan ini maju dan membuka cabang lain yang mungkin
jenis usahanya berbeda. Masing-masing usahanya ini dikembangkan
oleh anak-anak mereka.
d. Copreneurs
Usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausahawan bekerja sama
sebagai pemilik dan menjalankan usahanya bersama-sama
2. Minority Entrepreneur
Kaum minoritas terutama di Indonesia, kurang memiliki kesempatan kerja
di lapangan pemerintahan sebagaimana warga negara pada umumnya. Oleh
sebab itu, mereka berusaha menekuni kegiatan bisnis dalam kegiatan sehari
hari. Demikian pula para perantau dari daerah tertentu yang juga bergiat
112
3. Immigrant Entrepreneur
Kaum pendatang yang memasuki suatu daerah biasanya sulit untuk
memperoleh pekerjaan formal. Oleh sebab itu, mereka lebih leluasa terjun
dalam pekerjaan yang bersifat non-formal yang di mulai dari berdagang
kecil-kecilan, berkembang, hingga perdagangan tingkat menengah.
Dari beberapa definisi diatas secara umum dapat diartikan bahwa wirausaha
adalah sebagai perintis dan pengembang perusahaan yang berani mengambil
resiko dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara mengelola sumber daya
manusia. Serta fungsi makro kewirausahaan adalah sebagai penggerak,
pengendali dan pendorong perkembangan ekonomi suatu bangsa. Sedangkan
fungsi mikro kewirausahaan adalah sebagai penemu dan perencana.
Untuk dapat bersaing di pasar global sangat diperlukan barang dan jasa yang
berdaya saing tinggi, yaitu barang dan jasa yang memiliki keunggulan-
keunggulan tertentu. Untuk menghasilkan barang dan jasa yang berdaya saing
tinggi diperlukan tingkat efisiensi yang tinggi. Tingkat efisiensi yang tinggi
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi, yaitu sumber daya
manusia yang profesional dan terampil yang dapat menciptakan nilai tambah
baru dan mampu menjawab tantangan baru. Selanjutnya, kualitas sumber daya
manusia yang tinggi tersebut hanya dapat ditentukan oleh sistem pendidikan
yang menghasilkan sumber daya yang kreatif dan inovatif. Sumber daya kreatif
dan inovatif hanya terdapat dalam wirausaha. Oleh sebab itu, wirausahalah
yang mampu menciptakan keunggulan bersaing melalui kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
116
a. Tantangan Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah yang tiada ujungnya dan menjadi salah
satu masalah mendasar dalam bangunan perekonomian. Berdasarkan data
BPS yang baru dirilis, jumlah penganggur per Agustus 2009 sebesar
13,08% dari total angkatan kerja yang mencapai 113,83 juta orang. Dalam
jumlah itu, pengangguran terdidik yang berasal dari lulusan perguruan
tinggi naik menjadi 14,89 juta dibandingkan dengan 14,09 juta orang pada
periode yang sama tahun sebelumnya (Simanjuntak, 2009). Kondisi
tersebut disebabkan oleh sukarnya ketersediaan lapangan kerja dan adanya
gap antara kebutuhan dunia usaha dengan kualitas lulusan perguruan tinggi.
Oleh karenanya, kewirausahaan merupakan alternatif agar lulusan yang
dihasilkan perguruan tinggi dapat memberdayakan kemampuannya dengan
membangun lahan usahanya sendiri. Dengan demikian, kewirausahaan
tidak saja mengatasi pengangguran tetapi dapat membuka lahan pekerjaan
yang kemudian mampu mengurangi pengangguran lainnya.
e. Tantangan Etika
Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan
moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang
benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis mencakup hubungan antara
perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan,
dengan konsumen, pegawai kreditur, saingan dan sebagainya. Orang –
orang bisnis diharapkan bertindak etis dalam berbagai aktivitasnya di
masayarakat.
Menjaga etika adalah suatu hal yang sangat penting untuk melindungi
reputasi perusahaan. Masalah etika ini selalu dihadapi oleh para manajer
dalam keseharian kegiatan bisnis, namun harus selalu dijaga terus menerus,
sebab reputasi sebagai perusahaan yang etis tidak dibentuk dalam waktu
120
pendek, tapi akan terbentuk dalam jangka panjang. Dan ini merupakan
asset yang tak ternilai sebagai goodwill bagi sebuah perusahaan.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,
antara lain ialah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing
oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan
Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat
dan golongan pengusaha kebawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa
yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah.
Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi
pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %.
SOAL EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
BAB VI
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki
dunia usaha:
Kemampuan mengorganisir
Kreatif
Menurut Lambing ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausaha untuk
mencari peluang dengan mendirikan usaha baru:
Berdasarkan pendekatan ”in -side out ”, untuk memulai usaha, seseorang calon
wirausaha harus memiliki kompetensi usaha. Menurut Norman Scarborough,
kompetensi usaha yang diperlukan meliputi:
a. Kemampuan teknik
b. Kemampuan pemasaran
c. Kemampuan finansial
d. Kemampuan hubungan
Dalam merintis usaha baru, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
Apakah dekat ke akses bahan baku dan bahan penolong lainnya seperti
alat pengangk ut dan jalan raya
5. Lingkungan usaha
Lebih mudah
Sampai saat ini batasan usaha kecil masih berbeda-beda tergantung pada fokus
permasalahan masing- masing. Usaha kecil telah didefinisikan dengan cara
yang berbeda tergantung pada kepentingan organisasi.
Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993: 14),
“A small business is one which independently owned and operated and is not
dominant in its field”.
Menurut BPS (1988) usaha kecil memiliki tenaga kerj a 5 s/d 19 orang
yang termasuk pekerja kasar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga.
Perusahaan yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5 orang
diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga.
Menurut Stanley dan Morse industri yang menyerap tenaga kerja 1-9
orang termasuk industri kerajinan rumah tangga, Industri kecil
menyerap tenaga kerja 10 -49 orang, industri sedang menyerap 50–99
orang dan industri besar menyerap tenaga kerja 100 orang atau lebih
Selain memiliki ciri-ciri diatas usaha kecil memiliki kekuatan dan kelemahan.
a. Kekuatan usaha kecil adalah :
Flek sibel
Perencanaan Usaha adalah suatu cetak biru tertulis (blue print) yang berisikan
tentang misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian financial,
strategi usaha, peluang pasar yang mungkin diperoleh, dan kemampuan serta
keterampilan pengelolaannya. Perencanaan usaha mempunyai dua fungsi
penting, yaitu :
A. Pengelolaan Keuangan
Tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pengelolaan keuangan :
3. Penggunaan cadangan
7. Dana yang berasal dari pinjaman, baik jangka panjang atau jangka
pendek.
1. Biaya awal, adalah biaya yang diperlukan ketika perusahaan akan berdiri.
Neraca harian
Pasar individual
Pasar khusus
2. Kualitas
3. Kenyamanan
4. Inovasi
C. PRODUK
Produk me miliki siklus hidup yang terdiri dari tahap pengembangan,
pengenalan, pertumbuhan, penjualan, kematangan, kejenuhan dan
penurunan.
D. HARGA
Factor- faktor yang harus dipertimbangkan antara lain ;
4. Harga pesaing
5. Kondisi keuangan
6. Lokasi usaha
7. Fluktuasi musiman
3. Memperoleh laba.
G. PROMOSI
Promosi bertujuan :
5. Berapa banyaknya?
Dengan menambah jenis usaha baru, produk dan jasa baru yang
sekarang diproduksi (diversifikasi), serta teknologi yang berbeda.
7. Penentuan harga barang atau jasa, untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Masalah: strategi apa yang paling penting untuk diperhatikan dalam bisnis baru ?
Jawab : strategi yang dapat digunakan yaitu: strategi penjaringan pasar seperti
menarik konsumen, promosi dan lainnya, strategi produksi sehingga menghasilkan
suatu produk baru dan unik, serta strategi manajeman yang ada pada perusahaan
baru.
Menurut teori strategi dinamis dari Porter (1991), perusahaan dapat mencapai
keberhasilan bila tiga kondisi dipenuhi, yaitu:
3. Price (harga)
4. Place (tempat)
5. Promotion (promosi)
Shifting the role of the game . Strategi kelima adalah mengubah pola-pola
persaingan perusahaan yang dimainkan sehingga pesaing terganggu dengan
pola-pola baru yang berbeda.
Kerjasama antara perusahaan di Indonesia, dalam hal ini antara UKM dan UB,
dikenal dengan istilah kemitraan (Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997
tentang Kemitraan). Kemitraan tersebut harus disertai pembinaan UB terhadap
UKM yang memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat,
dan saling menguntungkan. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang
dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih
keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling
membesarkan. Kemitraan merupakan suatu rangkaian pro ses yang dimulai
dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan
kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan,
memonitor, dan mengevaluasi sampai target tercapai. Pola kemitraan antara
UKM dan UB di Indonesia yang telah dibakukan, menurut UU No. 9 Tahun
1995 tentang Usaha Kecil dan PP No. 44 Tahun 1997 tentang kemitraan, terdiri
atas 5 (lima) pola, yaitu :
Manfaat yang dapat diperoleh bagi UKM dan UB yang melakukan kemitraan
diantaranya adalah (1).meningkatkatnya produktivitas, (2).efisiensi,
(3).jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, (4).menurunkan resiko
kerugian, (5).memberikan social benefit yang cukup tinggi, dan
(6).meningkatkan ketahanan ekonomi secara nasional. Kemanfaatan kemitraa
n dapat ditinjau dari 3 (tiga) sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang
ekonomi, kemitraan usaha menuntut efisiensi, produktivitas, peningkatan
kualitas produk, menekan biaya produksi, mencegah fluktuasi suplai,
menekan biaya penelitian dan pengembangan, dan meningkatkan daya saing.
Kedua, dari sudut moral, kemitraan usaha menunjukkan upaya kebersamaan
dam kesetaraan. Ketiga, dari sudut pandang soial-politik, kemitraan usaha
dapat mencegah kesenjangan sosial, kecemburuan sosial, dan gejolah sosial-
politik. Kemanfaatan ini dapat dicapai sepanjang kemitraan yang dilakukan
didasarkan pada prinsip saling memperkuat, memerlukan, dan
menguntungkan.
kemitraan. Menurut Keraf (1995) etika adalah sebuah refleksi kritis dan
rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud
dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun
sebagai kelompok. Dengan demikian, keberhasilan kemitraan usaha tergantung
pada adanya kesamaan nilai, norma, sikap, dan perilaku dari para pelaku yang
menjalankan kemitraan tersebut.
Disamping itu, ada banyak prasyarat dalam melakukan kemitraan usaha antara
UKM dan UB, diantaranya adalah harus adanya komitmen yang kuat diantara
pihak-pihak yang bermitra. Kemitraan usaha me merlukan adanya kesiapan
yang akan bermitra, terutama pada pihak UKM yang umumnya tingkat
manajemen usaha dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
rendah, agar mampu berperan seabagai mitra yang handal. Pembenahan
manajemen, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pemantapan
organisasi usaha mutlak harus diserasikan dan diselaraskan, sehingga
kemitraan usaha dapat dijalankan memenuhi kaidah-kaidah yang semestinya.
Sedangkan yang perlu dilakukan oleh pengusaha agribisnis skala kecil dan
menengah :
Kemitraan Agribisnis
Bentuk kerjasama antara usaha kecil dan menengah atau usaha besar disertai
dengan pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah/usaha besar
dengan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling
menguntungkan.
Tujuan Ke mitraan
Dasar Kemitraan
Prinsip Ke mitraan
Saling membutuhkan
Saling menguntungkan
4. Mengembangkan program
5. Memulai pelaksanaan
Pola Kemitraan
Bentuk Kemitraan
Kemitraan Vertikal
Pola S ubkontrak
Pola Waralaba
157
Kemitraan Horisontal
• Ikatan competitor
5. Jual grosir
7. Penyaluran bersama
Jaringan bisnis yang mempunyai cirri adanya hubungan bisnis jangka panjang
yang didasarkan pada asas tolong menolong dan adanya saling percaya.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam membentuk jaringan bisnis
1. Nilai, semangat, asas yang dapat dipakai sebagai perekat antar pelaku
usaha kecil dan menengah sehingga hubungan bisnis jangka panjang tetap
berlangsung.
2. Pemula dalam jaringan bisnis akan bersaing dengan jaringan bisnis yang
mapan.
3. Belum adanya gambaran yang jelas tentang jaringan bisnis bagi pengusaha
kecil dan menengah.
Pengertian Negosiasi
Negosiasi merupakan pertemuan antara dua orang atau kubu yang masing-
masing berada di posisi yang sesuai dengan kepentingan masing-
masing dan berakhir untuk mendapatkan kepuasan yang diharapkan.
Ada isu yang jelas dari pihak-pihak berkepentinga n dan yang perlu
dinegosiasikan.
2. Definisi-definisi
3. Lingkup kerjasama
4. Syarat-syarat
161
Pengusaha kecil-Pembeli/pelanggan
Pengusaha kecil-Pemerintah
Pengusaha kecil-Karyawan
Sasaran Negosiasi
Persiapan (preparation)
Mengusulkan (propose)
Persiapan
Kelompok perundingan
Berjawab soal
C. Mengusulkan
D. Tawar – menawar
Buatlah daftar dan tempatkan tawaran dan yang anda tawarkan didepan
anda
Perhatikan dan ingatlah selalu hal- hal yang disebutkan di atas dan
kaitkan selalu setiap permasalahan dalam setiap perundingan untuk mencapai
sasaran yang diinginkan.
Suaranya
sederhana antara anggota keluarga atau teman tidak cukup bila keuangan dan
reputasi Anda bergantung pada bisnis tersebut.
Jawaban :Ada dua hal yang harus kita bawa saat negosiasi, pertama
pemahaman terhadap kebutuhan parner negosiasi, kedua adalah keadilan. Jika
kedua belah pihak sampai fase saling memahami dan yakin bahwa apa yang
akan mereka sepakati selain memberikan win-win solution juga adil maka
negosiasi akan berjalan lancar, dan akan membuka pintu bagi dimulainya
project-project lain yang lebih besar.
Jawaban : Ego memainkan peran setiap kali orang berpikir tentang kelangkaan
atau konfrontasi, misalnya “Harus Menang”. Dalam negosiasi, kita dihadapkan
dengan kebutuhan ego untuk menjadi benar, tersinggung atau superior, baik
dari orang lain maupun dari diri kita sendiri. Ketika kita memahami kebutuhan
ego kita sendiri, serta ego dari orang-orang yang kita ajak bernegosiasi, lebih
mudah untuk menghindari upaya ego untuk memanipulasi negosiasi.
167
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Ahda Syaiful. 2011. Pengelolaan Usaha dan Strategi. Diunduh dari
http://ahdasaifulaziz.blogspot.com/2011/01/pengelolaan-usaha-dan-strategi.html
pada tanggal 19 Mei 2019.
Hasan, Fakhrurroji. 2014. Seberapa luas makna tanggung jawab sosial perusahaan.
Diakses dari : www.fakhrurrojihasan.wordpress.com/2014/12 /18/Seberapa-
luas-makna-tanggung-jawab-sosial-perusahaan/ diakses pada: Senin 20
Mei 2019, Pukul 22:40 WIB.
Suroto, Hartono Lapan. Persaingan Bisnis. Diakses dari : 2014. Diakses Dari
:https://www.gomarketingstrategic.com/author/artonlapansgmail-com/.
Diakses pada Senin 20 Mei 2019. Pukul 20:00 WIB
DAFTAR ISI
BAB VII
ETIKA BISNIS DALAM BERWIRAUSAHA
4. Menurut Sim (2003) Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos,"
kata Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan
kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi
kode organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang
konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.
5. Menurut Brown dan Petrello (1976) Bisnis adalah suatu lembaga yang
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Apabila
kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnis pun akan
meningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
sambil memperoleh.
Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance
Management Jouurnal (1988), memberikan tiga pendekatan dasar dalam
merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach: Setiap tindakan harus didasarkan pada
konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya
mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya
serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach : Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah
laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi
benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach : Para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang
sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
Etika bisnis dalam perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk
membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi
serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi,
diperlukan suatu landasan yang kokoh. Biasanya dimulai dari perencanaan
strategis , organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan didukung oleh
173
budaya perusahaan yang andal serta etika perusahaan yang dilaksanakan secara
konsisten dan konsekuen.
2. Etika wirausaha
Etika berasal dari bahasa perancis Etiquette yang berarti kartu undangan,
pada saat itu Raja-raja perancis sering mengundang para tamu dengan
menggunakan kartu undangan. Dalam kartu undangan tercantum
persyaratan atau ketentuan untuk menghadiri acara seperti waktu acara dan
pakaian yang harus dikenakan. Dalam arti luas etika adalah tata cara
berhubungan dengan manusia lain. Etika sering disebut sebagai tindakan
mengatur tingkah laku atau perilaku manusia dengan masyarakat. Tingkah
laku perlu diatur agar tidak melanggar norma-norma atau kebiasaan yang
berlaku di masyarakat, karena norma-norma atau kebiasaan masyarakat
disetiap daerah negara berbeda-beda.
Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusa
adalah sebagai berikut:
a. Kejujuran
Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur baik dalam berbicara
maupun bertindak. Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa
yang akan dilakukan. Tanpa kejujuran usaha tidak akan maju dan tidak
dipercaya konsumen atau mitra kerjanya.
b. Bertanggung jawab
Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan yang
dilakukan dalam bidang usahnya. Kawajiban terhadap berbagai pihak
harus segera diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada
kewajiban, tetapi juga kepada seluruh karyawannya, masyarakat, dan
pemerintah.
c. Menepati janji
175
d. Disiplin
e. Taat hukum
Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hokum yang berlaku, baik
yang berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran
terhadap hokum dan peraturan yang telah dibuatkan berakibat fatal
dikemudian hari. Bahkan, hal itu akan menjadi beban moral bagi
penguasaha apabila tidak diselesaikan.
f. Suka membantu
Pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang
memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan kepada
masyarakat dalam berbagai cara. Pengusaha yang terkesan pelit akan
dimusuhi banyak orang.
c. Membujuk pelanggan
Setiap calon pelanggan memiliki karakter tersendiri. Kadang-kadang
calon pelanggan perlu dibujuk agar mau menjadi pelanggan. Berbagai
cara dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membujuk calon pelanggan,
salah satunya dengan cara melalui etika yang ditunjukan seluruh
karyawan perusahaan.
d. Mempertahankan pelanggan
Ada anggapan mempertahankan planggan jauh lebih sulit daripada
mencari pelanggan, dan ada juga yang beranggapan bahwa
177
1) Prinsip Otonomi
Otonomi merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil
keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang
dianggapnya baik untuk dilakukan. Seseorang dikatakan memiliki prinsip
otonomi dalam berbisnis jika ia sadar sepenuhnya akan kewajibannya dalam
dunia bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang
dihadapinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya. Ia
sadar dan tahu akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta
risiko atau akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaannya
maupun bagi pihak lain.
Di samping itu ia juga tahu bahwa keputusan dan tindakan yang akan
diambilnya akan sesuai atau sebaliknya bertentangan dengan nilai atau
norma moral tertentu. Oleh karena itu orang yang otonom bukanlah orang
yang sekedar mengikuti begitu saja norma dan nilai moral yang ada,
melainkan ia tahu dan sadar bahwa apa yang dilakukan itu adalah sesuatu
yang baik. Hal yang demikian berlaku juga dalam bidang bisnis. Misalnya
seorang pelaku bisnis hanya mungkin bertindak secara etis kalau dia diberi
178
2) Prinsip Kejujuran
Dalam kenyataannya, kegiatan bisnis tidak akan bisa bertahan dan berhasil
kalau tidak didasarkan pada prinsip kejujuran. Sesungguhnya para pelaku
bisnis modern sadar dan mengakui bahwa memang kejujuran dalam
berbisnis adalah kunci keberhasilannya, termasuk untuk bertahan dalam
jangka panjang, dalam suasana bisnis yang penuh dengan persaingan.
Kejujuran ini sangat penting artinya bagi kepentingan masingmasing pihak
dan selanjutnya sangat menentukan hubungan dan kelangsungan bisnis
masing-masing pihak. Apabila salah satu pihak berlaku curang, maka pihak
yang dirugikan untuk waktu yang akan datang tidak akan lagi bersedia
menjalin hubungan bisnis dengan pihak yang berbuat curang tersebut.
3) Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional,
obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Demikian pula prinsip
keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam
relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu
diperlakukan secara sama sesuai dengan haknya masing-masing. Keadilan
menuntut agar tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
Ketika masa ini menghadang, tentu akan menggoyahkan mental kita. Kita akan
mudah merasa khawatir dengan posisi bisnis saat ini. terkadang ada orang yang
langsung segera menutup usahanya setelah 3 bulan terakhir mendapat
penghasilan yang tidak sebanding dengan beban operasional yang harus
dikeluarkan. Artinya dia beranggapan harus menutup usaha setelah tiga bulan
merugi, untuk menutup peluang mendapat rugi yang lebih besar. Dan yang
menjadi pertanyaan saat ini adalah, apakah cara ini benar ? haruskah kita
bertindak seperti ini ? sebenarnya, ada beberapa alternative lain yang bisa kita
jalankan atau lakukan untuk mempertahankan usaha kita agar bisa tetap stay
dalam persaingan dan bukan malah menutupnya. Karena, tentu semua orang
yang membuka usaha ingin usahanya itu maju dan berhasil dan bukan mlah
gagal dan merugi. Jadi ketika masa masa sulit semacam ini menghadang, kita
181
harus yakin akan peluang yang kita miliki. Dan berikut ini adalh beberapa cara
yang bisa kita jalankan untuk mempertahankan usaha yang hampir bangkrut.
Konsultasi bisa menjadi langkah awal untuk merenovasi pondasi usaha kita
yang hampir down. Kita bisa mencari para entrepreneur yang sudah
berpengalaman dan sudah pernah berkali kali mengalami hal semacam ini dan
tetap bangkit dan sukses. Tentulah mereka memahami apa yang anda rasakan
dan alami saat seperti itu, karena pengalaman mereka yang berbicara. Anda
bisa meminta pendapat dan saran yang bisa mereka sampaikan atau anda bisa
menanyakan langkah apa yang mereka lakukan untuk membuat usahanya stay
dalam persaingan bisnis. Anda bisa merangkumnya dan menyesuaikannya
dengan keadaan anda, kemudian, jika anda merasa cocok anda bisa
menjalankannya.
cukup, Anda juga bisa berkonsultasi dengan menyewa tenaga ahli yang
lebih berkompeten. Jika Anda membutuhkan tenaga ahli di bidang
keuangan, Anda bisa memanfaatkan partner keuangan dan pembukuan dari
Jurnal. Selain membantu dalam pengelolaan keuangan bisnis, partner
Jurnal juga membantu Anda membuat laporan keuangan hingga membantu
Anda menyelesaikan masalah keuangan bisnis.
menghambat itu lalu anda lakukan evaluasi atas setiap ketidak beresan itu,
dimana letak permasalahannya. Mungkin ada di cara pemasaran, lokasi
kurang strategis, profesionalitas kurang, periklanan yang salah, dan lain
sebagainya. Pikirkan solusi yang paling tepat untuk mengatasinya atau
anda bisa meminta saran dan konsultasi dengan pihak yang anda rasa cocok
dan mampu. Setelah menemukan semuanya itu, anda bisa terapkan untuk
menjalankan perbaikan.
9. Investasi
Selain ide dan hal hal yang disebutkan diatas, anda harus memiliki uang
atau modal tambahan yang bisa menjadi pilar topang baru bagi usaha anda.
Dengan adanya bantuan modal baru, anda bisa leluasa untuk menjalankan
berbagai rencana yang dimiliki. Namun, ini bisa menjadi boomerang bagi
anda, anda harus berhati hati dan berfikir dengan teliti mengenai langkah
yang anda akan ambil dengan uang uang itu. Jangan sampai apa yang
dilakukan menjadi sia sia dan malah memperlebar angka kerugian yang
ada. Jadi lakukan pengujian dan pengamatan usaha yang baik sebelum anda
menjalankan hal tersebut.
Etika Bisnis
Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang
timbul dari dalam peruasahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam
melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis.
1). Memberikan harga sesuai dengan kualitas barang yang dijual, atau
dengan kata lain, perusahaan berlaku jujur dan tidak melakukan
penipuan dalam pemasaran produk.
2). Produk yang dijual merupakan produk yang sehat dan tidak
mengancam kesehatan konsumen.
3). Memberikan garansi dan diskon yang sesuai pada produk yang dijual.
dan berubah makna menjadi semakin kompleks. Dari kata yang sama muncul
pula istilah ethikos yang berarti “teori kehidupan”, yang kemudian menjadi
“etika”.
Menurut Sinamo (2005), etos kerja adalah seperangkat perilaku positif yang
berakar pada keyakinan fundamental yang disertai komitmen total pada
paradigma kerja yang integral. Menurutnya, jika seseorang, suatu organisasi,
atau suatu komunitas menganut paradigma kerja, mempercayai, dan
berkomitmen pada paradigma kerja tersebut, semua itu akan melahirkan sikap
dan perilaku kerja mereka yang khas. Itulah yang akan menjadi budaya
kerja.Melalui berbagai pengertian diatas baik secara etimologis maupun praktis
dapat disimpulkan bahwa etos kerja merupakan seperangkat sikap atau
pandangan mendasar yang dipegang sekelompok manusia untuk menilai
bekerja sebagai suatu hal yang positif bagi peningkatan kualitas kehidupan,
sehingga mempengaruhi perilaku kerjanya.
1. Aspek-Aspek Etos (Etika) Kerja
Menurut Sinamo (2005), setiap manusia memiliki spirit (roh) keberhasilan,
yaitu motivasi murni untuk meraih dan menikmati keberhasilan. Roh inilah
yang menjelma menjadi perilaku yang khas seperti kerja keras, disiplin,
teliti, tekun, integritas, rasional, bertanggung jawab dan sebagainya. Lalu
perilaku yang khas ini berproses menjadi kerja yang positif, kreatif dan
produktif.
Dari ratusan teori sukses yang beredar di masyarakat sekarang ini, Sinamo
(2005) menyederhanakannya menjadi empat pilar teori utama. Keempat pilar
inilah yang sesungguhnya bertanggung jawab menopang semua jenis dan
sistem keberhasilan yang berkelanjutan (sustainable success system) pada
semua tingkatan. Keempat elemen itu lalu dikonstruksikan dalam sebuah
konsep besar yang disebutnya sebagai Catur Dharma Mahardika (bahasa
Sansekerta) yang berarti Empat Darma Keberhasilan Utama, yaitu:
1.Mencetak prestasi dengan motivasi superior.
2.Membangun masa depan dengan kepemimpinan visioner.
190
DAFTAR PUSTAKA