KELOMPOK 3 (MARVELOUS):
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
kami bisa menjalankan program community awareness kami dengan lancar dan dapat
menyusun laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak PPM secara
khusus dan para sponsor secara umum. Kami dari kelompok 3 mata kuliah
Pengembangan Kepemimpinan mengucapkan terima kasih kepada segenap dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Kepemimpinan atas bimbingan dan
dukungannya, dan kepada para donatur yang telah memberikan dukungannya dalam
acara ini, sehingga kami dapat menjalankan program community awareness yang
kami harap bisa bermanfaat baik bagi peserta yang menjadi sasaran program kami,
maupun kepada diri kami sendiri.
Seperti yang telah diketahui Bersama, tema besar dari program community
awareness untuk kelas Magister Manajemen Eksekutif Muda 24B adalah Sustainable
Development Goals (SDGs) nomor 8, yaitu “Decent Work and Economic Growth”.
Tema besar tersebut sangat penting dan menjadi semakin relevan dengan keadaan
masyarakat saat ini, di mana akibat dari pandemi COVID-19, banyak dari saudara-
saudara kita yang mungkin terdampak secara ekonomi, baik yang memiliki pekerjaan
ataupun bisnis. Dengan melakukan pengembangan komunitas yang selaras dengan
tema perkembangan ekonomi, diharapkan project yang kami lakukan ini dapat
setidaknya membantu memulihkan perekonomian di Indonesia. Harapannya, dengan
adanya program ini, rekan-rekan penyandang disabilitas dapat terinspirasi untuk
membangun usahanya sendiri atau bekerja. Dengan semakin banyaknya rekan-rekan
penyandang disabilitas yang memiliki pekerjaan, harapannya hal ini juga turut serta
ikut berkarya dan berkontribusi untuk pemulihan ekonomi negara kita.
Kami berharap dengan ditulisnya laporan ini, kami dapat menyampaikan kepada para
dosen pengampu dan para sponsor apa saja yang telah kami kerjakan selama
berjalannya program community awareness. Kami juga berharap laporan ini dapat
menjadi pembelajaran untuk kami secara khusus, maupun kepada mahasiswa mata
kuliah Pengembangan Kepemimpinan selanjutnya yang ingin melanjutkan apa yang
telah kami mulai, mengenai apa saja kendala-kendala yang kami hadapi selama
berjalannya program community awareness ini, dan bagaimana kami memitigasinya.
iii
Kami sadar bahwa berjalannya community awareness ini mungkin masih
mengandung beberapa kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap bisa
mendapatkan feedback dari segenap dosen pengampu mengenai apa yang sudah
baik, apa yang masih kurang, dan apa yang perlu diperbaiki dan ditambahkan agar
rancangan project kami bisa lebih baik lagi. Dan untuk mahasiswa mata kuliah
Pengembangan Kepemimpinan selanjutnya, semoga laporan ini bisa menjadi
pembelajaran, mengenai apa yang sebaiknya dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak
dilakukan di masa mendatang jika ingin mengadakan acara yang serupa.
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Kelompok 3 (Marvelous) Dosen Pembimbing (Mentor)
Mengetahui, Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah Ketua Prodi MM PPM
iv
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ............................................................................................. 9
2.2.4 Sekretaris............................................................................................... 22
v
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 46
LAMPIRAN................................................................................................................... 47
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
PENDAHULUAN
Kaum difabel adalah salah satu komunitas marjinal yang saat ini belum mendapat
perhatian cukup, terutama dalam kesempatan mendapatkan kerja. Menurut United
Nations (2007), sekitar 80 hingga 90 persen orang dengan disabilitas di negara-
negara berkembang tidak memiliki pekerjaan, dan sekitar 50 hingga 70 persen orang
dengan disabilitas di negara-negara maju tidak memiliki pekerjaan. Data ini
menunjukkan realita bahwa kaum difabel belum mendapatkan kesempatan yang
sama dalam dunia kerja ataupun bisnis untuk bisa berkarya dengan orang-orang
tanpa disabilitas.
Hal ini merupakan masalah sistemik yang kesalahannya tidak bisa ditimpakan hanya
pada satu pihak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, baik dari sisi pemerintah,
masyarakat, dan penyandang disabilitas itu sendiri. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah melakukan penguatan masyarakat disabilitas baik dari sisi
pendidikan dan keterampilan untuk meningkatkan serapan tenaga kerja disabilitas
baik yang sifatnya tenaga kerja sektor formal dan sektor informal. Dalam kesempatan
9
ini, kelompok kami berencana untuk membantu salah satu komunitas penyandang
disabilitas, yaitu komunitas penyandang tunarungu yang bernama Yayasan
Sampaghita. Tujuan kami adalah menginspirasi dan memberikan pengetahuan
mengenai bagaimana orang yang memiliki keterbatasan pendengaran juga dapat
berwirausaha dan bekerja.
Kami dari kelompok 3, menamai tim kami “Marvelous” yang menurut Cambridge
Dictionary (2021), memiliki arti seperti amazing dan wonderful dalam bahasa Inggris
yang berarti menakjubkan atau mengagumkan. Kami memilih nama ini karena kami
berharap project kecil yang kami mulai dapat menjadi awal mula terjadinya hal-hal
menakjubkan dan mengagumkan yang lebih besar di masa mendatang.
Adapun logo tim kami dapat dilihat pada Error! Reference source not found. di
bawah. Logo tim kami memiliki makna yang sesuai dengan tiga value dari tim kami:
integrity, communication, dan team work.
10
1.3 Program Community Awareness
Sesuai dengan arahan dari STM-PPM, program community awareness kami harus
searah dengan United Nations Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 8:
“Decent work and economic growth”. Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2, akibat
dari pandemi Covid-19, perekonomian global sedang mengalami resesi dan banyak
orang-orang kehilangan pekerjaannya, khususnya di sektor informal. Oleh sebab itu,
salah satu upaya kami untuk menyelaraskan visi kami dengan arahan dari STM-PPM
adalah mengadakan sebuah workshop business pitching yang ditujukan kepada
komunitas tunarungu. Karena dengan membuat workshop business pitching
harapannya kaum tunarungu dapat terinspirasi untuk memulai bisnisnya sendiri atau
bekerja yang pada akhirnya dapat memberikan kontribusi kepada perekonomian
sehingga ekonomi cepat pulih di masa pandemi ini.
11
Gambar 2 Sustainable Development Goals nomor 8
(Sumber: United Nations, 2020)
12
PELAKSANAAN PROGRAM COMMUNITY AWARENESS
Kegiatan yang dilaksanakan adalah pelatihan Business Pitching untuk Komunitas Tuli
yang menargetkan Komunitas Tuli di seluruh Indonesia. Kegiatan ini berjudul
“Empowering People with Disabilities” dengan tagline “Semangat Melampaui Batas
dengan Keterbatasan”. Webinar ini menggandeng Sampaguita Foundation dan Dosen
PPM yang memberikan materi mengenai SCAMPER, SWOT, Market Analysis agar
Komunitas Tuli dapat mandiri secara ekonomi melalui wirausaha.
13
Gambar 3 Putri Sampaghita, Pendiri Yayasan Sampaguita
(Sumber: Media Indonesia, 2017)
Berdirinya yayasan ini dilatarbelakangi oleh cerita dari Putri Sampaghita sendiri, hidup
Putri sendiri dari semasa kecil banyak mengalami rintangan mulai dari diskriminasi
oleh teman sekolahnya, dimarahi guru karena ia sering melirik catatan teman, padahal
memang karena kesulitan memahami guru, hingga hal yang paling terpuruk adalah
ketika ia menyelesaikan studinya sebagai lulusan Desain Komunikasi Visual dan
mengirim ratusan lamaran untuk bekerja, namun ternyata tidak ada lamarannya yang
diterima.
Hal ini membuat Putri berpikir, bahwa penyandang disabilitas seperti dirinya, belum
mendapatkan tempat di masyarakat. Tidak peduli meski ia memiliki kemampuan yang
setara dengan pekerja non-disabilitas. Dari sinilah ia membangun Yayasan
Sampaguita, yang diperuntukkan khusus penyandang disabilitas agar mereka mampu
mandiri secara ekonomi.
Tidak hanya sebagai tempat memberi keterampilan, Yayasan ini juga dapat digunakan
sebagai tempat untuk bersinergi dan membangun networking yang luas bagi
penyandang disabilitas. Hingga kini total relawan di komunitas terdapat sekitar 100
orang dan berasal dari berbagai komunitas lainnya seperti Bisindo, Gerkatin dan
14
lainnya. Serta total penyandang disabilitas yang bergabung dengan yayasan ini
mencapai sekitar 1.700 orang dari seluruh Indonesia.
Untuk mengidentifikasi bidang pengembangan, hal yang kami lakukan pertama kali
adalah melakukan root cause analysis seperti yang dapat dilihat pada Error!
Reference source not found.. Pertama, kami mulai dari latar belakang bahwa angka
pengangguran kaum difabel tinggi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan
kerja bagi kaum difabel. Kurangnya kesempatan kerja ini dipengaruhi oleh tiga faktor:
pemerintah, masyarakat, dan kaum difabel itu sendiri. Dalam program ini, akar
masalah yang ingin kami address adalah mindset kaum difabel itu sendiri.
Kami ingin mengubah mindset mereka bahwa kaum difabel (yang diberi kotak merah),
khususnya kaum tunarungu juga bisa berkarya dan berkontribusi untuk perekonomian
negara. Alasan kami memilih untuk mengembangkan kaum difabelnya sendiri adalah
kami berpikir bahwa untuk membantu kaum difabel dalam mendapatkan pekerjaan,
yang pertama harus dikembangkan adalah kaum difabel itu sendiri terlebih dahulu.
15
dengan tema community awareness yang diminta oleh STM-PPM, yaitu “Decent work
and economic growth”.
Bidang pengembangan yang akan kami berikan adalah melalui pemaparan mengenai
entrepreneurial, khususnya dalam skala UMKM, dan sharing materi oleh dosen PPM
dan sharing pengalaman dari narasumber tunarungu yang telah sukses membuat
bisnisnya sendiri. Selain pengetahuan mengenai sektor informal/wirausaha,
komunitas tuli juga diberikan pengetahuan mengenai peluang kerja di perusahaan
atau sektor formal mengenai posisi atau pekerjaan apa yang paling memungkinkan
untuk dikerjakan oleh orang-orang tunarungu.
Program pengembangan komunitas tuli dibagi menjadi 2 hari, pada hari pertama,
topiknya adalah penyampaian materi yang akan dibawakan oleh narasumber dari
PPM yaitu Ibu Dolly A. Prameswari dan dilanjutkan dengan sesi sharing oleh Kopi Tuli.
Setelah pemaparan materi, akan dibagikan kelompok untuk lomba business pitching
untuk pengusaha tunarungu. Pada Tabel 1 dan
Tabel 2 dapat dilihat rundown program rinci.
16
materi yang disampaikan oleh narasumber dari PPM dan sesi tanya jawab akan
dilakukan melalui fitur chat.
Rundown
No Kegiatan
Start End
1 10.00 10.15 Registrasi
2 10.15 10.20 Opening
3 10.20 11.05 Materi dari Bu Dolly A. Prameswari
4 11.05 11.20 Sesi Tanya Jawab
5 11.20 11.35 Sesi Sharing dari Kopi Tuli
6 11.35 12.00 Briefing dan Pembagian Tugas Kelompok
6 12.00 13.00 Ishoma
7 13.00 13.10 Kuis Interaktif (Ice Breaking)
7 13.10 15.00 Diskusi Business Pitching
Rundown
No Kegiatan
Start End
1 09.00 09.15 Registrasi
2 09.15 09.45 Presentasi Kelompok 1
3 09.45 10.15 Presentasi Kelompok 2
4 10.15 10.45 Presentasi Kelompok 3
5 10.45 11.15 Presentasi Kelompok 4
6 11.15 11.45 Pleno Juri/Peserta Break
7 11.45 12.00 Awarding
8 12.00 12.10 Closing
2.2 Pelaksanaan
Job Description:
17
2. Bertanggungjawab membuat form registrasi dan mendata peserta Lampaui
Batas 2021 melalui form registrasi
Pelaksanaan:
Target dari peserta di acara ini adalah 30 sampai dengan 50 orang penyandang tuli.
Dalam mencari peserta kami melakukan beberapa pendekatan ke berbagai komunitas
Tuli di Indonesia melalui berbagai macam social media platform. Untuk komunitas
utama dalam tim kami adalah Komunitas Samphaguita Foundation yang dimiliki oleh
Putri Samphaguita. Beberapa komunitas pendukung lainnya yang kami tuju adalah
Majlis Ta’lim Tuli dari Yayasan RBM yang dikelola oleh ibu Dolly sendiri, Komunitas
Multatuli (IG @komunitasmultatuli), Komunitas Tuli Klaten (IG
@komunitastuli_klaten), Komunitas Tuli Madiun (IG @komtuma_madiun), Komunitas
Bambu Tuli Bekasi (IG @bambutulibekasi), Komunitas Tuli Mendongeng (IG
@tulimendongeng), Komunitas Tuli Jayapura (IG @komunitas_tuli_jayapura), info
tuli Indonesia (IG @infotuli.id) , dan Komunitas Tuli Temanggung Bersenyum (IG
@ttbersenyum). Selain pendekatan melalui social media ke masing-masing
komunitas, tim LO peserta juga meminta masing-masing komunitas untuk
memposting event kami di social media platform-nya.
Dari 8 komunitas pendukung yang dihubungi oleh tim LO melalui Direct Message
instagram, hanya terdapat 3 komunitas yang memberikan respons, yaitu Komunitas
Tuli Temanggung Bersenyum (IG @ttbersenyum) Komunitas Tuli Jayapura (IG
@komunitas_tuli_jayapura) dan info tuli Indonesia (IG @infotuli.id) . Selain itu hanya
Komunitas Tuli Jayapura dan Info Tuli Indonesia yang melakukan repost event kami
di feed Instagram nya. Selain meminta bantuan kepada beberapa komunitas, tim LO
juga meminta bantuan dari narasumber kami yaitu Putri Sampaguita untuk
mengunggah event kami di social media nya, terutama di Instagram.
Hasil dari publikasi di berbagai macam platform media sosial di berbagai akun-akun
ini, memberikan dampak yang baik, yaitu target dari minimum peserta terpenuhi. Total
pendaftar dari acara kami adalah 47 orang. Sedangkan total peserta yang secara riil
mengikuti kegiatan adalah sebesar 75% atau 36 orang. Selain itu, peserta juga
berasal dari komunitas yang tidak kami targetkan di awal, contohnya seperti Gerkatin,
West Borneo Deaf Community, Aku Bahasa Isyarat, Akar Tuli Malang dan lain-lain.
18
Evaluasi:
Tim LO peserta mengalami sedikit kendala, dimana ketika H-4 hari acara, masih
sedikit peserta yang registrasi untuk mengikuti kegiatan ini. Namun dikarenakan
adanya bantuan dari beberapa akun sosial media yang cukup memberikan pengaruh,
tim LO peserta mampu memenuhi target peserta sebanyak 47 pendaftar. Semua
peserta di data, dikirimkan blast email mengenai jadwal webinar, dan dimasukkan ke
dalam group WhatsApp.
Pada hari pertama pelaksanaan webinar, peserta yang hadir sebanyak 36 peserta
yang kemudian menurun di hari kedua menjadi 31 peserta. Kesulitan mulai dihadapi
saat melakukan absensi peserta. Tidak banyak peserta sadar harus mengisi form
absensi, sehingga sampai akhir acara, banyak peserta yang tidak mengisi absensi,
sehingga tim LO peserta harus melakukan double check secara manual. Banyak juga
peserta yang baru hadir di pertengahan acara, sehingga tim LO peserta harus
memeriksa daftar participant di aplikasi Zoom secara periodik. Selain itu, hanya
sedikitnya jumlah tim LO juga menjadi hambatan, karena jumlah peserta yang cukup
banyak dan banyaknya pertanyaan mengenai teknis, tim LO peserta cukup kewalahan
dalam menjawab pertanyaan peserta melalui Zoom dan WhatsApp, terlebih apabila
pertanyaan datang pada saat pelaksanaan webinar.
19
Job Description:
Pelaksanaan:
Target dari pembicara utama dalam acara ini adalah Ibu Dolly A. Prameswari. Kami
memilih Ibu Dolly dikarenakan ibu Dolly merupakan seorang Dosen PPM, sekaligus
owner dari beberapa UMKM. UMKM yang dimiliki adalah Gorjes Wolter Hair & Lounge
yang merupakan sebuah salon khusus wanita, Elliottii Residence yang merupakan
sebuah usaha penginapan, serta Yayasan Rumah Belajar Miranda dimana
didalamnya terdapat Majlis Ta’lim khusus penyandang Tuli. Dalam pelaksanaannya
target ini tercapai. Tim LO narasumber memulai untuk menghubungi ibu Dolly A.
Prameswari 2 minggu sebelum acara dimulai untuk menghindari kendala. Dalam
acara ini terdapat Pembicara pendukung, yaitu Putri Samphagita, founder dari
Yayasan Samphaguita yang merupakan penyandang Tuli. Kami memilih Putri
Samphagita dikarenakan, ia merupakan seorang penyandang Tuli yang juga memiliki
usaha UMKM. Maka dari itu, hal ini sejalan dengan tema besar dari acara kami.
Evaluasi:
2.2.3 Bendahara
Job Description:
20
7. Melakukan pendistribusian dana ke peserta
Pelaksanaan:
Evaluasi:
Dari target yang sudah ditentukan diawal, dana yang harus didapatkan yaitu total
6.100.000,- kemudian beberapa hari sebelum acara berlangsung mendapatkan
informasi tambahan bahwa kita harus memakai Juru Bicara Indonesia (JBI) karena
jika tidak menggunakan alat bantu JBI akan sulit melakukan komunikasi. Dari
informasi yang menurut kami sangat mendadak kami harus mencari tambahan dana
untuk biaya Juru Bicara Indonesia. Sehingga Bendahara dan tim semakin semangat
mencari galangan dana. Mendekati hari H, kami mendapatkan dana sebesar Rp
7.115.000,- ini sangat luar biasa dan kami sangat bersyukur. Dibawah ini merupakan
Laporan Anggaran Tim Marvelous :
21
Tabel 3 Laporan Keuangan Marvelous
Kendala yang kami temui selama penggalangan dana adalah kepastian sponsor
namun ada beberapa pemberian dana dilakukan saat acara berlangsung. Sehingga
kami memiliki kekhawatiran yang sangat tinggi mengenai hal ini. Walaupun kami
sangat yakin donatur tidak akan ingkar janji. Kami dapat mengambil kesimpulan
bahwa untuk dana sponsor tidak dapat dipaksakan dan tetap harus memiliki backup
plan untuk menghindari resiko yang ada.
2.2.4 Sekretaris
Job Description:
Pelaksanaan:
Proposal kegiatan community awareness telah ditulis dan dikirimkan kepada pihak
PPM untuk disetujui oleh dosen pembimbing, penanggungjawab mata kuliah, dan
Ketua Program Studi Magister Manajemen PPM School of Management. Untuk
22
pembuatan laporan kegiatan sendiri, sama seperti proposal, ditulis dan dikirimkan
kepada pihak PPM untuk disetujui oleh dosen pembimbing penanggungjawab mata
kuliah, dan Ketua Program Studi Magister Manajemen PPM School of Management.
Adapun pada hari-H pelaksanaan, sekretaris tidak terlalu terlibat banyak, kecuali
penulisan closed caption yang juga dibantu oleh anggota lain. Satu hal yang menjadi
kendala adalah penulisan closed caption saat orang lain bicara dapat dibilang cukup
sulit jika pembicara bicara terlalu cepat, apalagi jika suara pembicara dan moderator
mengalami gema atau feedback.
Evaluasi:
Saran untuk penulisan closed caption, tidak perlu semua kata dituliskan dalam closed
caption, hanya intinya saja tidak masalah. Oleh sebab itu, penulis closed caption harus
selalu fokus selama acara berlangsung agar tidak ketinggalan apa yang dibicarakan
oleh pembicara dan moderator. Tips lain untuk memitigasi kecepatan bicara adalah
dengan meminta script dari pembicara jika memungkinkan, sehingga script tersebut
bisa langsung disalin ke closed caption.
2.2.5 Moderator
Job Description:
Perencanaan:
Persiapan awal dilakukan dengan mempelajari konsep acara dan target peserta yang
dituju. Berikutnya dengan mempersiapkan detail acara dengan berkoordinasi dengan
Event Management secara khusus dan juga anggota tim lainnya.
Untuk memperoleh konsep yang lebih detail, melakukan beberapa kali meeting
dengan team Event Management untuk membahas detail yang perlu dalam acara
termasuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin penting dan krusial dalam
pelaksanaan acara serta menyiapkan Q Card sebelum acara berlangsung.
23
Berlatih termasuk mengikuti kegiatan gladi kotor maupun gladi bersih untuk
mempersiapkan diri serta mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi pada saat
acara berlangsung.
Evaluasi:
Terdapat beberapa kendala dalam persiapan acara ini, termasuk hal yang terjadi
beberapa hari sebelum acara, yang mana saya akan bertugas sebagai moderator
sempat kurang fit (batuk dan suara serak), sempat berkoordinasi dengan team Event
Management mengenai suara serak tersebut dan berusaha untuk menjaga kesehatan
sebelum acara berlangsung.
Latihan termasuk gladi kotor dan bersih memberikan gambaran yang jelas dan
meskipun kendala mengenai suara serak masih terjadi, suara saya setidaknya dapat
kembali terdengar jelas pada saat gladi bersih.
Acara berjalan cukup baik, meskipun sempat awalnya berbicara terlalu cepat. Sempat
memperoleh masukan untuk mengurangi penggunaan kata “cukup” yang merupakan
input yang sangat baik untuk membangun vibes yang lebih positif baik terhadap
kegiatan maupun kepada peserta.
Selama acara berlangsung, berusaha untuk me-lead kegiatan yang berlangsung serta
mengisi kekosongan yang terjadi dengan menginformasikan mengenai pendukung
dan sponsor acara. Meskipun sempat mengalami blank beberapa kali untuk sesaat,
namun setidaknya berusaha untuk lebih percaya diri dan terus melanjutkan acara.
Sempat juga beberapa kali batuk pada saat acara berlangsung, berusaha untuk tetap
melanjutkan acara dan mute pada saat batuk, mengingat antusiasme serta semangat
yang tinggi dari peserta untuk terlibat dalam acara.
Pada saat menjadi mentor, mungkin kurang fokus sebagai mentor dengan membantu
tim teknis untuk memindahkan peserta yang terlempar keluar dari main room ke
24
breakout room. Namun tetap berusaha untuk tetap fokus pada kelompok dan
berusaha untuk memberikan bantuan yang diperlukan untuk kelompok.
Terima kasih kepada setiap anggota tim yang sangat responsif dan tanggap untuk
membantu melancarkan keberlangsungan acara, termasuk support yang diberikan
selama persiapan hingga pada saat acara berlangsung.
Job Description:
1. Melakukan Kerjasama 1 Team Event dengan Teknis (Publikasi dan Zoom) dan
Moderator untuk berdiskusi mengenai isi Acara.
2. Membuat Term of Reference (TOR) dengan tujuan adanya acuan yang telah
disepakati dan akan dicapai bersama untuk memandu untuk panitia dan
narasumber.
3. Membuat Lembar Kerja sebagai bahan diskusi peserta dalam kelompok yang
nantinya akan di presentasikan.
4. Mengumpulkan Lembar Kerja hasil diskusi kelompok yang nantinya akan
dipresentasikan bekerjasama dengan Team Event (Teknis).
5. Membuat Form Penilaian untuk Mentor dan Juri, sebagai acuan penilaian
keaktifan peserta dalam kelompok dan materi yang dibawakan dalam
presentasi.
6. Melakukan Time Keeping selama acara berlangsung untuk memastikan semua
bagian acara berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
7. Membuat Closed Caption secara bergantian selama acara berlangsung guna
mempermudah teman tuli memahami materi melalui teks berjalan.
Perencanaan:
Awal perencanaan dimulai dari pembagian kelompok pada mata kuliah Leadership
Development dan diskusi kelompok yang memutuskan untuk menyasar kepada
komunitas tuli. Pertamakali disebutkan oleh Dimas Prabowo Wicaksono yaitu Kopi
Tuli, dan kebanyakan anggota dari kelompok kami menyetujuinya. Kemudian berlanjut
sampai diinformasikan bahwa ada komunitas teman tuli yang bernama Samphagita
Foundation dan kami tertarik untuk membuat acara pengembangan komunitas ini
kepada teman-teman tuli dengan bekerjasama dengan komunitas tersebut. Akhirnya
25
teruslah kami membentuk sebuah panitia kecil untuk merencakan Community
Awareness ini. Kami membagi tugas dan posisi panitia sesuai dengan pengalaman
dan kemampuan kami masing-masing. Acara ini berbentuk webinar karena adanya
pandemic. Pandemic tidak menjadi halangan untuk membuat kami tetap semangat.
Sebagai Tim Event dalam perencanaan banyak berdiskusi dan bekerjasama dengan
Tim Event lainnya yaitu Teknis dan Moderator, khususnya dalam pembuatan Term of
Reference (TOR), Juklak, Lembar Kerja, Form Penilaian untuk Mentor Kelompok dan
Juri Presentasi, dan hal lainnya yang menyangkut acara dan Teknis. Diluar sebagai
Tim Event kami juga saling bahu-membahu untuk mendapatkan peserta dengan
mencari komunitas tuli lainnya yang bisa diajak untuk menjadi peserta. Selain itu juga
membantu mencarikan sponsor dan donatur kepada rekan atau kenalan yang
bersedia.
Pelaksanaan:
Selama pelaksanaan acara berjalan begitu lancar sesuai dengan susunan acara yang
dipersiapkan oleh kami sebagai panitia. Dimulai dari hari pertama, yang diisi dengan
Sambutan dari Ketua Panitia, Sambutan dan Pembimbing Kelompok, Sesi Pemateri
dari Ibu Dolly, Sharing Success Story dari Mba Putri Santoso, Sesi Tanya Jawab,
Briefing Pembagian Kelompok, dan Diskusi Kelompok untuk Business Pitching. Untuk
Sesi Sambutan dan Sesi Pemateri berjalan dengan lancar dan kondusif dibantu
dengan Juru Bahasa Isyarat untuk mempemudah pemahaman teman-teman tuli.
Ketika memasuki sesi tanya jawan, awalnya dikhawatirkan peserta teman-teman tuli
malu atau sungkan untuk bertanya. Namun setelah dipancing dengan pertanyaan dan
teman-teman panita, teman-teman tuli sangat antusias dan banyak mengeluarkan
pertanyaan-pertanyaan berbobot kepada pemateri yaitu Ibu Dolly dan Mbak Putri
Santoso. Tidak disangka ternyata teman-teman tuli begitu semangat dan antisuas
dalam mengikuti sesi tanya jawab dan kuis interaktif sebagai Ice Breaking.
26
Gambar 6 Pembagian Kelompok Untuk Diskusi Business Pitching
27
Gambar 7 Cuplikan Lembar Kerja
Berikut adalah contoh cuplikan salah satu lembar kerja yang dikerjakan oleh
kelompok. Poin-poin yang terdapat dalam lembar kerja tersebut adalah Problem yang
ingin diselesaikan, solusi yang ditawarkan, produk yang digunakan untuk mencapai
solusi, teori Scamper, business model, target market, analisis SWOT, dan design
poster atau gambar produk. Didalam kelompok, selain mengerjakan lembar kerja,
mentor juga melakukan penilaian terhadap keaktifan peserta didalam kelompok
dengan tujuan menghargai usaha mereka dalam menyampaikan pendapat.
Berikut adalah salah satu contoh penilaian keaktifan peserta. Pesera dinilai
berdasarkan bagaimana peserta dapat mengutarakan pendapat dan solusi, peserta
berinisiatif menjadi ketua kelompok, namun pada realisasinya lebih kepada leader
yang membawa percakapan kearah bisnis yang mana, peserta yang berinisiatif
mendesain logo, peserta yang membuat bahan ppt. Penilaian dilakukan berdasarkan
berapa kali peserta menyampaikan pendapat dan bobot pendapat yang disampaikan.
Namun hasil dari penilaian ini hanya digunakan untuk keperluan evaluasi pribadi bagi
kelompok atau panitia. Setelah diskusi kelompok selesai, langsung ditutup, dan panitia
langsung masuk kepada evaluasi panitia. Kami sangat senang dan antusias berkat
melihat semangat dan antusias para peserta. Evaluasi berjalan dengan lancar
Memasuki hari kedua diawali dengan pembukaan oleh moderator dan langsung pada
agenda acara hari itu, yaitu presentasi kelompok. Presentasi kelompok 1 sampai
28
dengan kelompok 4 berjalan dengan baik dan sesuai dengan pembagian waktu yang
ditentukan, hanya terjadi kemunduran waktu sedikit yang tidak menjadi masalah.
Penilaian presentasi dilakukan oleh perwakilan dari masing-masing mentor yang
berjumlah 4 orang, yaitu Nabila, Dimas, Della, dan Shatifa.
Berikut adalah contoh form penilaian untuk presentasi kelompok. Penilaian diambil
berdasarkan Design PPT, cara membawakan presentasi, konten, dan design poster
produk. Ketika memasukin diskusi bersama anggota kelompok untuk menentukan
presentasi kelompok terbaik, kami mempunyai keputusan yang sama, yaitu kelompok
dengan ide bisnis membuat aplikasi untuk orang tuli. Ide ini sangat bagus karena akan
membantu teman dengar berbicara dengan teman tuli tanpa menggunakan jasa Juru
Bahasa Isyarat. Dan aplikasi ini dapat digunakan dimana saja, kapan saja, dan oleh
siapa saja baik teman tuli maupun teman dengar. Kemudian memasukin sesi
pengumuman pemenang presentasi kelompok dan diumumkan kembali pemenang
Kuis Interaktif pada hari pertama dan pemenang presentasi kelompok.
29
Gambar 10 Pengumuman Para Pemenang
• Melakukan Kerjasama 1 Team Event dengan Teknis (Publikasi dan Zoom) dan
Moderator untuk berdiskusi mengenai isi Acara.
• Pada awalnya komunikasi dalam kelompok kami belum berjalan dengan baik
karena kesibukan masing-masing anggota sehingga dirasa persiapannya
mepet waktu dan seperti diburu-buru. Namun setelah kami saling mengenal
30
satu sama lain dan sering berdiskusi mulai timbul kenyamanan dan kerjasama
antar individu semakin terbangun.
• Ketika komunikasi diawal terhambat tersebut mengakibatkan tanggal acara
yang ditentukan awalnya jadi diundur 1 minggu dan bertepatan pada Hari Raya
Paskah, sebenarnya sangat disayangkan. Namun melihat antusias dan hasil
acara yang sangat luar biasa, semuanya terasa terbayar begitu indah.
• Komunikasi dan Kerjasama antar tim sangat bagus, semua bekerja sesuai
dengan jobdesk masing-masing dengan sangat bertanggung jawab. Sebagai
Tim Event, kami juga sering melakukan diskusi bersama, untuk mengerjakan
suatu hal, dan memutuskan suatu hal Bersama. Hal ini membuat kerjasama
dalam tim kami semakin terbangun.
• Sesi Pemateri berjalan dengan sangat lancar. Sesi tanya jawab yang awalnya
dikira akan pasif justru terbalik. Teman-teman tuli sangat antusias melontarkan
beberapa pertanyaan kepada narasumber, sampai waktu diskusi sesi tanya
jawab lebih dari waktu yang disediakan.
• Pada awalnya rencana kami, diskusi kelompok di lakukan oleh para peserta,
namun karena kesulitan menjelaskan untuk share screen maka, dikusi
kelompok dipandu oleh Mentor Kelompok yang melakukan share screen untuk
mengisi Lembar Kerja.
• Adanya penilaian keaktifan terhadap peserta berdiskusi dalam kelompok.
Namun hasil dari penilaian keaktifan peserta tersebut digunakan lebih lanjut
untuk keperluan evaluasi panitia saja, karena ada beberapa yang aktif dan ada
yang tidak.
• Penggunaan jasa Juru Bahasa Isyarat hanya dilakukan pada sesi pemateri
saja, sehingga pada sesi diskusi teman-teman tuli mengalami kesulitas
memahami Bahasa tulisan dan Bahasa teman dengar, namun akhirnya
komunikasi bisa tetap berjalan lancar, dan ide bisnis masing-masing kelompok
tetap keluar dengan lancar.
• Waktu yang diguankan untuk rapat pleno dan pesiapan awarding sebenarnya
sudah cukup namun terksesan terburu-buru, karena dikejar waktu untuk
memasukan nama kelompok yang menang dan contoh.
31
Job Description:
Perencanaan:
Persiapan awal dari Divisi Acara-Teknis ini dimulai dari pemberian rancangan
rangkaian acara yang diberikan oleh Ketua Tim dan diskusi bersama yaitu:
Rundown
No Kegiatan
Start End
1 10.00 10.15 Registrasi
2 10.15 10.20 Opening
3 10.20 11.05 Materi dari Bu Dolly A. Prameswari
4 11.05 11.20 Sesi Tanya Jawab
5 11.20 11.35 Sesi Sharing dari Kopi Tuli
6 11.35 12.00 Briefing dan Pembagian Tugas Kelompok
6 12.00 13.00 Ishoma
7 13.00 13.10 Kuis Interaktif (Ice Breaking)
7 13.10 15.00 Diskusi Business Pitching
Rundown
No Kegiatan
Start End
1 09.00 09.15 Registrasi
2 09.15 09.45 Presentasi Kelompok 1
3 09.45 10.15 Presentasi Kelompok 2
4 10.15 10.45 Presentasi Kelompok 3
5 10.45 11.15 Presentasi Kelompok 4
6 11.15 11.45 Pleno Juri/Peserta Break
32
Rundown
No Kegiatan
Start End
7 11.45 12.00 Awarding
8 12.00 12.10 Closing
Secara umum, acara dibagi menjadi tiga sesi yaitu sesi pemaparan dari narasumber,
sesi diskusi kelompok atau FGD (Focus Group Discussion), dan sesi presentasi ide
bisnis kelompok yang dilaksanakan dalam dua hari secara berturut-turut pada tanggal
3 dan 4 April 2021. Pemilihan waktu yang berturut-turut ini kami maksudkan supaya
euphoria dan antusiasme peserta tidak ada perbedaan di hari pertama dan kedua.
Asumsi kami, apabila diberikan jeda waktu lebih dari satu hari euphoria dan
antusiasme peserta akan menurun dan memungkinkan peserta tidak mengikuti acara
pada hari kedua.
Sesi Pertama yaitu sesi pemaparan dari dua narasumber: Ibu Dolly Adolina
Prameswari yang membawakan materi Business Plan dan Mbak Putri Santoso yang
membawakan kisah sukses berdirinya Kopi Tuli dan Sampaguita Foundation. Dalam
sesi ini dibantu oleh Juru Bahasa Isyarat (JBI) yang menerjemahkan dari Bahasa
verbal ke Bahasa isyarat dan sebaliknya agar diskusi menjadi dua arah dan dapat
dipahami oleh peserta dari teman-teman tuli.
Sesi Kedua yaitu sesi diskusi atau FGD (Focus Group Discussion) dimana peserta
dibagi menjadi 4 kelompok yang beranggotakan 6-8 orang per kelompok serta
ditemani dua orang mentor dari tim Marvelous yang mengarahkan dan membimbing
teman-teman peserta dalam menyiapkan ide bisnis dan presentasi. Pada
perencanaan dan pelaksanaan ini, kami tidak dibantu oleh teman-teman JBI karena
kami merasa peserta dan mentor dapat tetap berkomunikasi secara daring
menggunakan text di kolom chat.
Sesi Ketiga yaitu sesi presentasi yang diadakan pada hari kedua. Pada sesi ini,
peserta diharapkan dapat memaparkan ide-ide bisnis yang didiskusikan selama sesi
kedua. Pada sesi ini, diskusi akan dibantu oleh teman-teman JBI untuk membantu
menerjemahkan saat berlangsungnya acara.
33
Pelaksanaan:
Pada tahap pelaksanaan, ada beberapa waktu yang diubah dan disesuaikan dengan
narasumber, peserta, dan kegiatan detail lainnya selama acara. Berikut adalah
rangkaian acara detail yang kami laksanakan selama dua hari:
6 11:25 AM 11:40 AM 0:15 Sesi Tanya Jawab Felix & Tim Zoom
Event Acara
34
WAKTU WAKTU DURASI
NO ACARA PJ TEMPAT
(START) (FINISH) (JAM)
35
Untuk mempermudah alur komunikasi dan mempercepat persiapan acara, dalam
proses perencanaan hingga pelaksanaan hari-H, kami bertiga (Angel, Eko, dan Felix)
mendiskusikan secara detail bersama mengenai materi, teknis, dan pembawaan saat
keberlangsungan acara serta anggota tim yang lain dapat lebih tenang dan dapat
membantu hal-hal lain seperti sponsor, publikasi peserta, persiapan untuk
narasumber, dan hal-hal lainnya. Dalam pembagian ini, sangat membantu persiapan
dan kedekatan antar tim acara sehingga dapat satu suara dan menjalankan acara ini
dengan sangat baik.
36
• Pada awal acara, kami melihat peserta adalah orang yang insekyur dan malu-
malu. Namun, setelah moderator, narasumber dan mentor-mentor memberikan
aura dan kalimat-kalimat positif yang membangun aura pesertapun berubah
menjadi antusias selama acara berlangsung.
• Untuk materi pertama yang diberikan oleh Bu Dolly adalah slide dalam Bahasa
inggris, kedepannya perlu memberikan informasi kepada narasumber untuk
menggunakan Bahasa Indonesia supaya peserta teman-teman tuli dapat
menangkap pesan-pesan dan isi materi secara lebih mudah
• Saat teknis acara, beberapa pengisi acara (moderator, narasumber, JBI,
mentor) mengalami masalah feedback pada microphone laptopnya. Evaluasi
kedepannya perlu adanya check sound/microphone di zoom sebelum memulai
acara.
• Pada petunjuk pelaksanaan acara belum ditentukan waktu untuk foto bersama
yang mengakibatkan moderator bingung menentukan waktu untuk foto
bersama. Evaluasi kedepannya, perlu adanya waktu tersendiri untuk foto
bersama.
• Pembagian tugas serta pembagian kelompok mentor yang dilakukan oleh tim
sangat baik sehingga seluruh acara dapat berjalan sesuai rencana dan
antusias peserta yang mengikuti acara sangat diatas ekspektasi panitia dan tim
ini.
Dari program community awareness yang telah dilaksanakan oleh kelompok kami,
yaitu Marvelous, selain memberikan manfaat kepada peserta, acara ini pun
memberikan banyak manfaat kepada kami khususnya selaku penyelenggara. Pada
tabel di bawah dapat dilihat secara spesifik apa saja yang menjadi lesson learned bagi
kami setiap anggota kelompok Marvelous.
37
NAMA LESSON LEARNED
M. Farras Yudha Hal yang menjadi pelajaran bagi saya, lebih ke hal yang
Perkasa sifatnya teknis. Dari program community awareness ini salah
satunya adalah tidak semua peserta tunarungu bisa membaca
tulisan dengan baik, dan tidak semua peserta tunarungu bisa
mengerti bahasa isyarat. Dengan tahu hal tersebut, ke
depannya diharapkan mahasiswa PPM yang ingin
meneruskan program kami, agar selalu menyediakan juru
bahasa isyarat dan kalau bisa subtitle.
Nabilah Putri Selama melaksanakan seminar ini saya sangat terharu melihat
banyaknya teman-teman di luar sana yang memiliki
keterbatasan tetapi sangat bersemangat dalam belajar dan
mencari pengetahuan mengenai bisnis. Hal ini membuka mata
dan hati saya bahwa di luar sana banyak orang-orang yang
memiliki keinginan besar dengan ide-ide yang luar biasa tetapi
38
NAMA LESSON LEARNED
Shatifa Kartika Melalui seminar ini, saya jadi menyadari bahwa masih banyak
Putri orang-orang yang dibilang kurang beruntung dalam hidupnya.
Namun mereka semua mampu menunjukkan bahwa
kekurangan yang mereka miliki bukan menjadi hambatan
dalam berkarya. Selain itu belajar memahami bahwa orang
yang memiliki kendala pendengaran juga memiliki cara
komunikasi yang berbeda dengan orang yang pendengaran
nya normal. Walaupun pada saat pertama-pertama itu
merupakan kendala, kami sebagai tim bisa melaluinya.
Benhard Eko Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Hendrasetyawan karena kami satu tim mendapatkan semua pengalaman dalam
mempersiapkan hingga melaksanakan acara workshop ini
untuk teman-teman tuli dengan sangat baik. Dinamika yang
saya alami dalam proses awal merencanakan,
mempersiapkan, dan melaksanakan bersama tim ini sangat
menarik sekali. Dari awal yang kami rasakan adalah sangat
percaya diri dengan konsep acara ini, mulai ragu dengan
segala hal-hal teknis untuk mencapai acara, hingga saling
membantu satu sama lain untuk meningkatkan rasa
kepercayaan diri kami semua dan akhirnya seluruh acara ini
berjalan sangat baik hingga antusias peserta melebihi apa
yang kami pikirkan sebelumnya. Secara umum, hal yang
paling saya rasakan dalam melaksanakan acara ini adalah
bersyukur dan terharu. Saya bersyukur di Paskah tahun ini
39
NAMA LESSON LEARNED
40
NAMA LESSON LEARNED
Angela Natasya Memahami dan mengerti setiap individu terutama yang ada di
Putri Liberty dalam kelompok. setiap Individu mampu menjalankan
tugasnya sesuai dengan jobdesk yang dipercayakan
kepadanya. Memahami juga pentingnya memperhatikan
komunitas teman-teman tuli, karena mereka sangat antusias
dan keinginan untuk belajarnya tinggi. Memahami juga untuk
berinteraksi dengan teman tuli itu tidak mudah, harus
dijembatani dengan Juru Bahasa Isyarat karena susunan tata
bahasa teman tuli tidak sama dengan kita orang dengar,
sehingga tidak mudah saja melalui bahasa tulisan. Teman tuli
ini juga bisa lebih diberdayakan lagi, karena mereka
41
NAMA LESSON LEARNED
Felix Sulistio Thio Pengalaman yang sangat berbeda dalam memandu suatu
acara, yang mana umumnya peserta dapat berbicara dan
menanggapi secara langsung, namun peserta acara ini
mayoritas merupakan tunarungu. Juru bahasa isyarat sangat
membantu jalannya acara yang dibantu, termasuk
mentranslasi pertanyaan maupun informasi kepada peserta
maupun disampaikan oleh peserta.
Dari setiap lesson learned yang didapatkan oleh setiap kelompok Marvelous, maka
dapat kami sintesis beberapa poinyang menjadi lesson learned Bersama kelompok
kami yaitu:
42
2. Merasakan secara langsung bagaimana menyelenggarakan sebuah acara yang
pesertanya merupakan komunitas tunarungu, jadi lebih paham mengenai
keterbatasan yang dialami oleh komunitas tunarungu, dan lebih tahu bagaimana
sebaiknya Menyusun acara yang lebih baik untuk komunitas tunarungu ke
depannya.
3. Menyadari bahwa teman-teman tunarungu yang mengikuti kegiatan ini sangat
semangat dan antusias. Keterbatasan pendengaran tidak mematahkan semangat
mereka untuk belajar dan berkarya. Artinya, sebenarnya komunitas penyandang
disabilitas khususnya tunarungu itu, bukannya tidak mau atau tidak bisa bekerja,
namun stigma di masyarakatlah yang selama ini membatasi mereka, dan ini
menurut kami perlu diubah. Kita perlu memberi kesempatan lebih kepada
komunitas tunarungu untuk bisa berkontribusi di masyarakat.
43
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Dari semua penjelasan yang telah kami berikan mengenai eksekusi program
community awareness kami, kami dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan indikator
keberhasilan yang ditetapkan di awal sebelum program dilaksanakan, program ini
berjalan dengan baik karena semua indikator keberhasilannya tercapai.
Memang terdapat beberapa kendala yang kami hadapi dalam pelaksanaan program
community awareness ini, baik pada saat sebelum, maupun saat pelaksanaan
program community awareness, namun semuanya dapat kami atasi, dan tidak ada
kesalahan yang sifatnya major yang mengganggu keseluruhan acara. Walaupun
begitu, kami harap dengan ditulisnya laporan ini, dapat diketahui Bersama apa saja
yang baik dalam pelaksanaan acara ini, apa yang kurang dan bagaimana ke
depannya hal tersebut bisa diperbaiki.
Untuk ke depannya, bagi para peserta, kami berharap program community awareness
yang kami laksanakan ini, bisa menjadi komunitas baru bagi para peserta tunarungu.
Kami sengaja tidak membubarkan grup yang telah kami buat karena kami lihat ada
beberapa peserta yang akhirnya saling kenal dan memutuskan untuk berkolaborasi
dengan satu sama lain. Kami harap dengan adanya acara ini, ada beberapa dari
peserta yang akhirnya menemukan network baru dan bisa berkolaborasi untuk
membangun bisnis mereka sendiri.
44
3.2 Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
Bronto, S. (2017, Februari 25). Jangan Tolak Kami. Retrieved from Media Indonesia:
https://mediaindonesia.com/humaniora/93836/jangan-tolak-kami
Fausto, R. (2016, Desember 3). Putri Sampaghita: Mendampingi Masa Depan Difabel.
Retrieved from Femina: https://www.femina.co.id/true-story/putri-sampaghita-
mendampingi-masa-depan-difabel
United Nations. (2007, November). Disability and Employment. Retrieved from United
Nations Department of Economic and Social Affairs:
https://www.un.org/development/desa/disabilities/resources/factsheet-on-
persons-with-disabilities/disability-and-employment.html
46
LAMPIRAN
Rekaman hari 1
https://drive.google.com/file/d/10_YwJ65cYO1p08RNUhZRGxDrVehxcIOl/view?usp=
sharing
Rekaman hari 2
https://drive.google.com/file/d/1OnKz49_j0soDy9mwrsbOT51SJ0aVuHmN/view?usp
=sharing
File-File lain berisi dokumentasi foto, laporan keuangan, proposal, evaluasi peserta,
rundown acara, dan lain-lain
https://drive.google.com/drive/folders/15n4CtE00dVc3mH4MtCHcn8t-
KTVeXpA5?usp=sharing
47