Anda di halaman 1dari 4

Menulis Artikel Opini yang Layak

Terbit di Koran
Empat Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menulis Opini di Media Massa

1. Aktualitas (paling baru secara ide/gagasan)


2. Orisinalitas (bukan plagiat)
3. Kredibilitas penulis
4. Cepat dalam penyajian

Aktual

Tulislah opini dengan tema yang aktual, yaitu hal yang sedang menjadi fokus perhatian
masyarakat/publik. Ide/gagasan baru sebaiknya diserati dengan referensi-referensi yang
terpercaya dan kredibel, seperti buku-buku berkualitas, jurnal-jurnal ilmiah terpercaya, hasil-hasil
riset, dsb. Setelah ditentukan tema yang aktual, langkah berikutnya adalah menentukan sudut
pandang (angel) atau perspektif. Buatlah judul yang menarik.

Aktual di sini dapat dibagi ke dalam tiga bentuk:

(a) Tema yang sedang aktual


Kita bisa melihat apakah suatu tema sedang actual atau tidak actual lagi (out of date) dengan
mengamati berita headline/halaman depan koran-koran utama (minimal 4 koran) yang memiliki
reputasi baik dan kredibel (tidak partisan), setiap hari selama 4 hari atau paling lama seminggu.
Atau amati berita-berita TV berita selama seminggu. Atau dengarkan radio berita, setiap hari
selama seminggu berturut-turut. Atau membaca situs-situs berita internet, seperti Kompas.com,
Detik.com, Vivanews.com,OKEzone.com dll.
Cari berita yang dimuat berulang-ulang selama 3-4 hari dan dimuat hampir semua koran utama.
Bagi yang sudah biasa, 3 hari secara terus menerus/kontinyu juga sudah cukup untuk menemukan
kesamaan topic berita yang dimuat diantara koran-koran atau media elektronik dan TV.

(b) Tema yang akan aktual


Menentukan tema yang akan aktual pada masa mendatang cenderung lebih mudah karena kita
bisa menentukannya jauh-jauh hari (bisa 1-3 bulan sebelumnya), sebelum hari H tema yang
dimaksud akan aktual. Caranya: lihat kalender selama setahun, dan catat hari-hari besar/agenda
besar nasional dan internasional. Misalnya tanggal 17 Agustus Hari Kemerdekaan, 21 April Hari
Kartini, 10 November Hari Pahlawan, 22 Desember Hari Ibu, 1 Mei Hari Buruh, 2 Mei Hari
Pendidikan, Sumpah Pemuda, dll.
Catat juga dalam agenda kita, acara-acara besar (events) yang akan datang dan akan
berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kondisi nasional.Cirinya diselenggarakan oleh
komunitas yang besar bersifat nasional/international, seperti ormas atau komunitas bisnis/KADIN,
dll. Contohnya: Munas KADIN, Munas Partai Demokrat/PDIP/Golkar, Muktamar
NU/Muhammadiyah, Munas PSSI, Pemilu tanggal 9 April 2014.Itulah tema-tema yang materinya
bisa kita siapkan dengan baik, dengan waktu yang sangat cukup.

(c) tema yang tiba-tiba aktual


Tema yang tiba-tiba aktual datangnya mendadak tanpa diduga, memiliki nilai berita tinggi dan
menjadi perhatian masyarakat luas. Misalnya, “gempa bumi”, atau tokoh besar wafat mendadak,
seperti “Gus Dur Wafat”, Gunung Sinabung meletus, Gunung Kelud meletus dan lain-lain.

Referensi Opini
Referensi sangat penting dalam menulis artikel. Tanpa referensi, kita akan mengalami kesulitan
dalam menulis. Referensi juga penting untuk meyakinkan masyarakat bahwa yang kita tulis adalah
ilmiah, bukan abal-abal atau asbun. Referensi juga bertujuan agar artikel yang kita tulis benar-
benar berisi dan berbobot. Juga untuk menghindarkan kemandegan dalam menulis. Referensi
juga sangat membantu agar kita tidak kekurangan bahan dalam pembahasan. Di sampng itu,
referensi juga dapat memperkaya kosa kata penulis, sehingga tulisan bisa lebih berkualitas, dan
mengandung nuansa estetika. Kosa kata yang kaya dapat membantu kita menulis secara efektif
dan estetik—tidak bertele-tele dan to the point. Referensi haruslah up to date. Referensi bisa
didapatkan di perpustakaan, lembaga-lembaga studi, internet, dsb.

Membuat Profil yang Menarik & Mendukung Artikel Kita

Salah satu hal yang dipertimbangan sekali oleh redaktur koran/opini ketika mempertimbangkan
dan kemudian memutuskan sebuah artikel untuk diterbitkan adalah relevansi kompetensi yang
dimiliki oleh penulis artikel dengan tema artikel yang ditulisnya.
Nah, kalau begitu, sebagai penulis kita sangat terbatas donk untuk menulis dengan banyak
tema dan dari berbagai perspektif? Jangan kecut dulu.
Dalam setiap pengiriman artikel kita kepada redaksi koran/tabloid/majalah, harus dilampiri
beberapa dokumen, diantaranya adalah profil atau portpolio atau daftar riwayat hidup atau CV
atau apa saja.Yang penting dari semua itu redaktur tahu profil kita.Umumnya, daftar riwayat hidup
akan menjelaskan mengenai kita mulai dari nama, tanggal lahir, alamat, pekerjaan, pendidikan dll.
Asumsinya tentu, semakin lengkap profil yang kita buat akan semakin baik bukan? Belum tentu!
Atau tidak demikian profil yang diperlukan untuk melampiri artikel kita.Profil kita yang diperlukan
untuk melampiri artikel kita adalah profil yang menjelaskan mengapa kita tertarik menulis tema ini
atau tema itu?
Seperti apa profil yang menarik dan mendukung artikel yg kita tulisitu? Kalau sama artikel yang
kita tulis sekali tidak ada hubungannya dengan kompetensi kita, atau dengan profesi kita , maka
kita harus meyakinkan redaktur dengan profil yang kita buat.Langkahnya adalah sebutkan bahwa
kita sedang menyenangi atau sedang mengamati masalah (yg berkaitan dg tema yg kita tulis).
Atau bisa juga sebutkan, kalau kita sedang tertarik/meminati masalah (tema yg kita tulis)
tersebut.Atau kalau kita sedang mengikuti mata kuliah yang berkaitan dengan tema. Selanjutnya,
uraikan secara singkat apa yang kita lakukan dengan ketertarikan kita atau pengamatan kita
tersebut.
Cantumkan juga alamat korespondensi kita secara lengkap, yang memudahkan redaktur bisa
dengan mudah menghubungi kita.
Berikut contoh profil untuk tema artikel yang kita tidak memiliki relevansi dengan kompetensi
atau profesi kita:

Sudarso, SS, MSi


Gg Masjid NO. 7, RT 07/RW 07
Kelurahan Senen, Kec. Senen
Jakarta Pusat-Jakarta
Telp. 021- 999999999999 fax: 021-77777777777 Mobile: 0812 9999 777999
Email: sdr_soedarso1907@yahoo.co.id
Saya orang tua murid dari anak yang akan menjalani ujian nasional bulan depan. Saat ini, saya
sedang mengamati proses /diskursus ujian nasional yang ramai diperbincangkan masyarakat
luas.Untuk memperkuat pemahaman dan pendalaman tentang materi ujian nasional ini, saya
sedang melakukan riset (kepustakaan).Tulisan ini adalah sebagian dari hasil riset tersebut.

CATATAN:
Dengan profil seperti ini, menjadi tidak penting pertanyaan kita ahli atau memiliki kompetensi
tidak?Menjadi tidak penting juga pendidikan kita strata berapa? Yang pasti kita adalah orang tua
murid yang anaknya akan ikut ujian nasional dan kita sedang berusaha memahami dan mendalami
tentang ujian nasional itu!
Dengan penulisan profil seperti ini, kita bisa menulis tema apa saja yang sedang actual, mulai
dari tema hiburan, gaya hidup, kesehatan, teknologi, politik, manajemen, bisnis, dan semua tema
actual yang ingin kita tulis, secara berkualitas dan actual.Dengan proses seperti ini, selalu saya
bilang,”Kita bukan dokter, tapi kita bisa menulis artikel kesehatan sebaik dokter. Kita bukan politisi,
tapi kita bisa menulis artikel politik sebaik politisi; kita juga bukan koki, tapi kita bisa menulis artikel
tentang tren cara masak sebaik koki, dst.”
Pertanyaan, bisakah kita bisa memberikan gagasan/ide baru dalam banyak bidang ilmu/tema?
Benar, kita hanya ahli dalam satu-dua ilmu/tema saja. Tapi, jawaban itu masih saya tambahkan
lagi bahwa,“Walaupun kita bukan ahli kesehatan, tapi kita bisa menulis artikel kesehatan atau
medis sebaik ahli kesehatan atau malah artikel kita lebih baik dari ahli kesehatan. Walaupun kita
bukan pakar politik atau politikus, tapi kita bisa menulis artikel tentang politik sebaik pakar
politik/politikus sekalipun, dan walaupun-walaupun lainnya.”
Mengapa saya bisa memberikan gagasan/ide dan hal-hal baru dalam berbagai tema itu?
Karena saya selalu menggunakan referensi-referensi terpercaya yang kredibel. Saya
menggunakan buku-buku berkualitas, saya menggunakan jurnal-jurnal ilmiah terpercaya/kredibel
dan manuskrip-manuskrip serta hasil riset lembaga-lembaga studi kredibel dan bonafide.
Tentu saja dengan menjunjung tinggi kejujuran dan etika penulisan secara ilmiah. Kalau kita
mengabaikan kejujuran dan etika penulisan ilmiah, itu artinya kita plagiat dan plagiat adalah
kematian ilmu dan pengetahuan.

Mengirim Artikel Perlu Kemasan yang Menarik

Kadang artikel yang layak terbit, tidak jadi terbit karena pengirimannya mengalami kendala &
terlambat, sehingga tidak jarang artikel tidak sampai ke redaktur dimaksud .Atau mungkin juga
sampai ke redaktur dimaksud tapi sudah tidak actual (aktualitasnya sudah basi), jadi tidak layak
terbit lagi.Bisa juga sudah sampai diredaksi, tapi luput dari perhatian redaktur opini.
Nah, tulisan ini akan berbagi pengalaman aku tentang cara mengemas kiriman artikel yang
menarik dalam judul.Setelah artikel selesai kita tulis, maka step selanjutnya adalah mengirimkan
artikel tersebut kepada redaksi koran yang kita tuju/pilih.

CATATAN: Sebaiknya, artikel yang kita tulis dikirimkan kepada koran yang senafas dengan gaya
penulisan /gaya penyajian artikel kita.Beberapa koran, memang mempunyai positioning yang khas
dalam editorialnya/ redaksinya, baik berupa konten maupun format penyajiannya. Misalnya ada
yang penyajiannya lebih filosofis, ada juga yang gaya redaksinya lebih taktis dan aku selalu
menyebut ini dengan to the point, biasanya dilakukan oleh koran-koran bisnis atau ekonomi).
Kalau tentang cara mengirimkan artikel ke redaksi koran, sudah pastiaku merekomendasikan
menggunakan cara pengiriman yang paling cepat, paling efektif dan sampai di atas meja redaktur
yang kita tuju.Bagaimana caranya?
Langkahnya adalah sebagai berikut:

Kalau pengiriman menggunakan cara manual dengan pos atau jasa kurir lainnya:

1) Tuliskan secara lengkap alamat yang dituju, yaitu:


Redaktur opini (atau redaktur lain sesuai tema artikel yg kita kirim). Tuliskan juga
hariannya/korannya.Tuliskan juga alamat lengkap koran tersebut, termasuk kode posnya.
2) Kirim dengan menggunakan jasa pengiriman tercatat. Ingat, Tercatat
3) Cek dan pastikan ke redaksi apakah artikel yang kita kirim telah diterima. Caranya, sebutkan judul
artikel, nama penulis, jumlah halaman, tanggal pengiriman dan sebutkan nomer resi bukti
pengiriman.
4) Kalau redaksi koran yang kita tuju belum juga terima artikel yang kita kirim, maka tanyakan kepada
perusahaan jasa pengirim yang kita pakai. Tanyakan artikel yang kita kirim sudah sampai mana,
dengan menyebutkan nomor resi dan alamat tujuan. Kok belum sampai hingga toleransi waktu yg
seharusnya. Kalau karena masalah ini (pengiriman ini) artikel kita akan basi aktulitasnya atau out
of date, maka kita print ulang dan kita kirim ulang secepatnya.
5) Pastikan artikel kita sudah sampai di redaksi atau redaktur yang kita tuju, sehingga kita tinggal
menunggu saja.

Kalau pengiriman menggunakan email:


1).Catat baik-baik alamat email redaksi bersangkutan.
2). Buat surat pengantar dan tuliskan kepada redaktur apa artikel kita tujukan.
Input attachment/lampiran, yaitu (artikel), foto (beberapa koran tidak mementingkan foto), kartu
identitas yang masih berlaku dan profil kita.Untuk membuat profil yang menarik, ingat contoh di
atas.
3).Cek ke sekretariat redaksi, tanyakan apakah artikel kita sudah sampai/sudah diterima? Kalau
belum, ulangi proses pengiriman yang sama, teliti alamat email yang dituju, sampai artikel kita
sampai di redaksi.
Kemasan Pengiriman Artikel
Kemasan biasanya terkait dengan manner/tata cara yang baik, sehingga sesuatu yang
disampaikan akan memiliki ”nilai lebih” daripada sekedar ”isi” kemasannya.
Berikut ini adalah cara mengemas artikel yang baik dan menarik untuk dikirimkan kepada redaksi
koran.
Kemasan kalau mengirim menggunakan jasa pengiriman/pos/surat.
1). Tulis alamat lengkap, selengkap-lengkapnya
2). Buat surat pengantar artikel
3). Susun print out artikel secara rapih berdasarkan nomor halaman, disertai lampiran-lampiran yang
diperlukan.
4). Lipat secara rapih.Tuliskan alamat korespondensi kita di balik amplop/ atau di tempat lain, yang
menunjukkan kita sebagai pengirim surat.

CATATAN: Surat pengantar artikel ini salah satu bagian penting, dalam menentukan dipilih
tidaknya atau diterbitkan tidaknya artikel yang kita kirim. Berikut adalah cara membuat surat
pengantar artikel. (untuk format desain surat silahkan anda bentuk sendiri sesuai dengan selera,
yang penting sopan dan mencitrakan diri anda sebagai pribadi yang ”intelek”, kalau orang suka
menyebut dengan ”pribadi high profile”).
Begini isi surat pengantar yang ideal:

1). Tulis kepada siapa surat ditujukan. Kepada Yth. Redaksi. Up. Redaktur Opini
2). Tuliskan, ”dengan hormat”, pada baris pertama alinea pertama
3). Tuliskan pada alinea kedua perkembangan terakhir dari tema artikel yang Anda tulis, dan apa
menariknya aktulitas/perkembangan terakhir itu bagi masyarakat/pembaca.
4). Tuliskan pada alinea ketiga relevansi artikel yang Anda tulis dengan perkembangan aktualitas
yang terjadi (langkah ke 3).
5). Tuliskan kalimat penutup surat dan manfaat yang Anda harapkan dari artikel Anda. Jangan sekali-
kali meminta redaksi untukmenerbitkan artikel Anda.Jangan sekali-kali juga Anda meminta belas
kasihan/berkeluh kesah kepada redaksi berkaitan dengan artikel yang Anda kirim tersebut.
Yakinlah, dengan kalimat Anda dari step 1-5 sangat cukup dan sangat berarti, bahwa artikel Anda
adalah artikel yang bernilai dan berkualitas.
Surat Pengantar sangat penting, karena akan membantu redaktur/sekretaris redaksi mengetahui
dengan cepat apa substansi pokok dari artikel yang kita kirim. Hal ini karena, redaktur tidak
memiliki waktu yang cukup untuk membaca satu persatu artikel yang dia terima. Kalau yang dia
terima 2-3 artikel mungkin masih sempat, tapi pikirkan kalau redaksi menerima lebih dari 10 artikel
untuk tema yang sama? Disitulah fungsi utama pentingnya Surat Pengantar.
CATATAN:
Untuk lampiran-lampiran, selain surat pengantar, juga profile kita. Profile ini harus dilampirkan,
disamping foto kita.

Sumber: http://media.kompasiana.com/mainstream-media/2014/03/04/step-by-step-menulis-
artikel-opini-yang-layak-terbit-di-koran

Anda mungkin juga menyukai