Anda di halaman 1dari 8

Pentingnya Pendidikan Karakter di

Indonesia
20 September 2017 12:23 Diperbarui: 20 September 2017 12:28 16720 0 0

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

DI INDONESIA

Jika anda ingin mengenal lebih jauh pendidikan karakter anda bisa baca artikel saya
dibawah.

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Kata karakter berasal dari bahasa Yunani "to mark" yang berarti menandai dan memfokuskan
bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Kata
pendidikan berasal dari bahasa Latin "Pedagogi", yaitu dari kata "paid" artinya anak dan
"agogos" artinya membimbing. Jadi, istilah pedagogi dapat diartikan sebagai "ilmu dan seni
mengajar anak. Oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-
nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat
dimaknai sebagai "the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character
development".

Pengertian karakter menurut pusat bahasa Depdiknas adalah bawaan ,Hati , jiwa , kepribadian
,budi pekerti , perilaku ,personalitas,sifat, tabiat, tempramen ,watak" Adapun berkarakter
adalah Berkepribadian , berperilaku,bersifat , bermartabat, dan berwatak
Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes),
perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).

T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama
dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak yang bertujuan untuk membentuk pribadi
anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.

Tadkiroatun Musfiroh ( UNY ,2008 ) karakter mengacu kepada serangkaian sikap. Berdasarkan
pembahasan di atas, dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya
yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami
nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat istiadat.

2. Cara Membentuk Karakter

Siswa akan berkarakter jika ia tumbuh pada lingkungan yang punya karakter juga.
Pembentukan karakter, merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Keluarga, sekolah,
dan masyarakat, merupakan tiga hal penting, dalam pembentukan karakter. Ada tiga hal yang
berlangsung secara terintegrasi.Pertama, seorang siswa mengerti baik dan buruk. Ia mengerti
tindakan apa yang harus diambil serta mampu memberikan prioritas hal-hal yang baik. Kedua,
ia mempunyai kecintaan terhadap kebajikan, dan membenci perbuatan buruk. Kecintaan ini
merupakan obor atau semangat untuk berbuat kebajikan. Misalnya, seorang siswa tidak mau
menyontek ketika ulangan tengah berlangsung. Karena menyontek adalah kebiasaan buruk, ia
tidak mau melakukannya. Ketiga, siswa di dalam lingkungannya mampu melakukan kebajikan
dan terbiasa melakukannya.

Karakter-karakter yang baik harusnya dapat dipelihara. Hal pertama yang dapat dilakukan
untuk membentuk karakter seorang siswa adalah dirumah. Ketika usia mereka di bawah tujuh
tahun adalah masa terpenting dalam menanamkan karakter pada anak. Dalam hal ini, orang
tua (keluarga) perlu menanamkan karakter tersebut sehingga pembangunan watak, akhlak atau
karakter bangsa (nation and character building,), mulai tumbuh dan dapat berkembang dalam
kesehariannya.

Selanjutnya, dalam membangun karakter seorang siswa, pihak sekolah perlu memperhatikan
aturan dan tata tertib yang berlaku disekolah. Di era globalisasi ini, banyak sekolah yang sudah
jarang sekali menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila sehingga hubungan antara guru dan siswa
tidak begitu akrab. Begitu juga dengan banyaknya siswa yang acuh tak acuh dengan
keberadaan guru, tidak menghormati guru, dan lain-lain. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu
memperhatikan pembinaan sikap dan karakter masing-masing siswa dengan cara membina dan
meningkatkan intelektualisme dan profesionalisme. Selain itu, pihak sekolah juga dapat
menerapkan nilai-nilai karakter pada siswa dengan membuat aturan dan tata tertib yang dapat
menumbuhkan karakter-karakter baik, misalnya dengan membuat kantin kejujuran. Dalam hal
ini, sekolah dapat menumbuhkan karakter kejujuran pad setiap siswa.

3. Pentingnya Pendidikan Karakter


Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal
yang baik terhadap tuhan yang maha esa, dirinya ,sesama lingkungan, bangsa dan negara serta
dunia internasional. Pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya
dan di sertai dengan kesadaran, emosi dan motivasinya (perasaannya).

Dengan adanya pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,
seorang siswa akan menjadi cerdas emosinya. Bekal penting dalam mempersiapkan seorang
siswa dalam menyongsong masa depan adalah kecerdasan emosi, karena seseorang akan lebih
mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk tantangan
untuk berhasil secara akademis. Selain itu, pendidikan karakteradalah kunci keberhasilan
individu.

Karakter tersebut diharapkan menjadi kepribadian utuh yang mencerminkan keselarasan dan
keharmonisan dari olah hati (kejujuran dan rasa tanggung jawab), pikir (kecerdasan), raga
(kesehatan dan kebersihan), serta rasa (kepedulian) dan karsa (keahlian dan kreativitas).

Pendidikan karakter di lakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga ,satuan
pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

4. Tujuan , dan Fungsi Pendidikan Karakter.

Sebenarnya pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang berorientasi


ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdasarkan takut akan Tuhan. Adapun fungsi-fungsi
pendidikan karakter, antara lain:

a. Mengembangkan potensi dasar agar kepribadian seorang siswa menjadi baik.

b. Memperkuat perilaku bangsa yang beragam.

c. Meningkatkan peradaban bangsa yang kreatif dalam pergaulan dunia.

5. Dampak Pendidikan Karakter

Peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah
yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam
pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang
dapat menghambat keberhasilan akademik.

Berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap
keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab kegagalan
anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan
otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan
bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi.

Kecerdasan emosi dapat lebih memberi pengaruh baik pada keberhasilan seseorang
dibandingkan dengan kecerdasan otak. Seorang siswa yang mempunyai masalah dalam
kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol
emosinya. Siswa yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau
tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter
akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan,
tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

6. Indikator Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada siswa
dan membiasakan mereka dengan kebiasaan yang sesuai dengan karakter kebangsaan.
Berikut 18 indikator pendidikan karakter bangsasebagai bahan untuk menerapkan pendidikan
karakter pada siswa:

a. Religius, adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.

b. Jujur, adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

c. Toleransi, adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

d. Disiplin, adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.

e. Kerja Keras, adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam


mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif, adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri, adalah sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis, adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa ingin tahu, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

j. Semangat kebangsaan, adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang


menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
k. Cinta tanah air, adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.

l. Menghargai prestasi, adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati
keberhasilan orang lain.

m. Bersahabat/komuniktif, adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,


bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

n. Cinta damai, adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran dirinya

o. Gemar membaca, adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli lingkungan, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.

q. Peduli sosial, adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.

r. Tanggung jawab, adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

7. Tips untuk Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah

Berikut adalah tips untuk sukses menerapkan pendidikan berbasis karakter di sekolah.

a. Memiliki nilai-nilai yang dianut dan disampaikan kepada seluruh sekolah melalui
berbagai media : buku panduan untuk orang tua (dan siswa), berita untuk orang tua,
pelatihan.

b. Staf pengajar dan administrasi termasuk tenaga kebersihan dan keamanan mendiskusikan
nilai-nilai yang dianut, nilai-nilai ini merupakan penjabaran dari nilai-nilai yang diyakini
sekolah.

c. Siswa dan guru mengembangkan nilai-nilai yang dianut di kelas masing-masing.

d. Memberikan dilema-dilema dalam mengajarkan suatu nilai, misalnya tentang kejujuran.

e. Pembiasaan penerapan nilai di setiap kesempatan


f. Mendiskusikan masalah yang terjadi apabila ada pelanggaran

g. Mendiskusikan masalah dengan orang tua apabila masalah dengan anak adalah masalah
besar atau masalahnya tidak selesai.
Sebenarnya pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berdasarkan takut akan Tuhan. Adapun fungsi-fungsi
pendidikan karakter, antara lain:

a. Mengembangkan potensi dasar agar kepribadian seorang siswa menjadi baik.

b. Memperkuat perilaku bangsa yang beragam.

c. Meningkatkan peradaban bangsa yang kreatif dalam pergaulan dunia.

5. Dampak Pendidikan Karakter

Peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah
yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam
pendidikan karakter menunjukkan adanya penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang
dapat menghambat keberhasilan akademik.

Berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap
keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa ada sederet faktor-faktor resiko penyebab
kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada
kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama,
kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan
berkomunikasi.

Kecerdasan emosi dapat lebih memberi pengaruh baik pada keberhasilan seseorang
dibandingkan dengan kecerdasan otak. Seorang siswa yang mempunyai masalah dalam
kecerdasan emosinya, akan mengalami kesulitan belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol
emosinya. Siswa yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan kalau
tidak ditangani akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter
akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh remaja seperti kenakalan,
tawuran, narkoba, miras, perilaku seks bebas, dan sebagainya.

6. Indikator Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter bangsa bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada
siswa dan membiasakan mereka dengan kebiasaan yang sesuai dengan karakter kebangsaan.
Berikut 18 indikator pendidikan karakter bangsasebagai bahan untuk menerapkan pendidikan
karakter pada siswa:
a. Religius, adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur, adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

c. Toleransi, adalah sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis,pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

d. Disiplin, adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.

e. Kerja Keras, adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam


mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.

f. Kreatif, adalah berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri, adalah sikap dan prilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.

h. Demokratis, adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa ingin tahu, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

j. Semangat kebangsaan, adalah cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang


menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.

k. Cinta tanah air, adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

l. Menghargai prestasi, adalah sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui, dan menghormati
keberhasilan orang lain.

m. Bersahabat/komuniktif, adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,


bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
n. Cinta damai, adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya

o. Gemar membaca, adalah kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai


bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

p. Peduli lingkungan, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

q. Peduli sosial, adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang
lain dan masyarakat yang membutuhkan.

r. Tanggung jawab, adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

7. Tips untuk Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah

Berikut adalah tips untuk sukses menerapkan pendidikan berbasis karakter di sekolah.

a. Memiliki nilai-nilai yang dianut dan disampaikan kepada seluruh sekolah melalui
berbagai media : buku panduan untuk orang tua (dan siswa), berita untuk orang tua,
pelatihan.

b. Staf pengajar dan administrasi termasuk tenaga kebersihan dan keamanan


mendiskusikan nilai-nilai yang dianut, nilai-nilai ini merupakan penjabaran dari nilai-nilai
yang diyakini sekolah.

c. Siswa dan guru mengembangkan nilai-nilai yang dianut di kelas masing-masing.

d. Memberikan dilema-dilema dalam mengajarkan suatu nilai, misalnya tentang kejujuran.

e. Pembiasaan penerapan nilai di setiap kesempatan

f. Mendiskusikan masalah yang terjadi apabila ada pelanggaran

g. Mendiskusikan masalah dengan orang tua apabila masalah dengan anak adalah masalah
besar atau masalahnya tidak selesai.

Anda mungkin juga menyukai