Anda di halaman 1dari 17

Teknik Berlatih Paduan Suara

: Tips dan Trik


Dalam dunia tarik suara kita mengenal jenis-jenis kelompok vokal
seperti Duet, Trio, Kwartet, Ansambel, Paduan Suara dll. Paduan Suara
sering kita saksikan pada acara-acara rutin gereja bahkan yang bersifat
tahunan misalnya : Pesparawi (Pesta Paduan Suara Gerejawi),
Perayaan Paskah/Natal.
.
Pembinaan Paduan Suara pada umumnya bersifat temporer, artinya
hanya dibentuk jika ada event yang membutuhkan dan menyewa pelatih
dari luar dengan biaya yang relatif mahal. Padahal bila kita memahami
trik/teknik latihan Paduan Suara sebenarnya tidak terlalu sulit dan bisa
kita kerjakan sendiri. Yang penting kita bisa membuat program latihan
yang baik, tentunya dengan sarana/tempat latihan yang representatif.
KLASIFIKASI PADUAN SUARA
.
Penulis megklasifikasikan Paduan Suara menjadi 3 (tiga) level, yaitu:
.
Level – 1 (Penguasaan Materi)
.
Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi
sesuai dengan notasi yang tertulis pada partitur.
.
Tips :
– Nyanyikan panjang pendek not sesuai nilai not pada partitur.
– Nyanyikan tinggi rendah nada sesuai dengan interval nada yang
tertulis di partitur.
– Tekankan anggota untuk menghafal syairnya.
.
Level – 2 (Interprestasi)
.
Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi
sesuai dengan interprestasi lagu yang diinginkan oleh komponis
maupun aranger lagu tersebut.
.
Tips :
– Latih keras/lembut suara sesuai dengan tanda dinamik pada partitur.
Kalau tidak tercantum pada partitur, dinamik disesuaikan dengan makna
syair atau karakter alur melody.
– Latih Artikulasi (pengucapan) syair agar terdengar jelas. Misalnya
pengucapan konsonan “r”, “s”, “ng”, serta vokal a, i, u, e, o, sehingga
terdengar perbedaannya.
– Perhatikan Intonasi (penekanan) suku kata yang sesuai dengan
Birama lagu.
– Perhatikan Frasering (pengkalimatan) agar sesuai dengan kalimat
yang benar. Ini dapat dicapai jika dilaksanakan dengan teknik
pernafasan yang baik.
– Lakukan pemanasan (vokalisi) yang cukup sebelum pelaksanaan
latihan dimulai agar diperoleh Timbre (warna suara) yang menyatu,
sehingga tidak ada suara yang menonjol sendiri.
Level – 3 (Ekspresi)
.
Kriteria : Setelah melalui tahap level 1 dan 2, anggota Paduan Suara
mampu menyanyikan lagu/materi dengan penghayatan dan dikeluarkan
melalui ekspresi.
.
Tips :
– Latih cara menyanyikan lagu sesuai dengan karakter lagu, misalnya:
Lagu/aransemen yang riang dinyanyikan dengan lincah dan riang. –
Perhatikan pada aransemen yang terdapat tanda perubahan tempo,
misalnya : Accelerando, rittardando, A- tempo dll., agar dinyanyikan
dengan tepat sehingga mendukung ekspresi.
– Tidak semua anggota dapat bernyanyi dengan ekspresi. Tempatkan
anggota pada posisi central dan banjar terluar (samping kiri/kanan),
karena posisi ini mempengaruhi penampilan secara keseluruhan.
.
Pembagian Kelompok Suara
.
Paduan suara umumnya terdiri dari 4 kelompok suara yaitu Sopran,
Alto, Tenor dan Bass. Beberapa arransemen ada pula yang membagi
Sopran, Meso, Alto, Tenor, Bariton dan Bass. Untuk mendapatkan
balance yang baik, perlu pembagian yang tepat untuk masing-masing
kelompok. Tips:
– Kelompokan anggota berdasarkan Range/ambitus suara, jangan
paksakan penyanyi Alto bernyanyi dikelompok sopran dengan alasan
karena kekurangan anggota sopran, demikian juga kelompok yang
lainnya.
– Komposisi SATB (sopran, alto, tenor, bass) yang Ideal adalah 3:2:2:3.,
namun demikian pedoman di atas dapat berubah dengan pertimbangan
potensi Power penyanyi yang ada.
Program Latihan
.
Ada peribahasa “Seberangilah sungai dari tempat yang dangkal” artinya
mulailah segala sesuatu dari yang mudah dahulu. Artinya dalam
membuat program latihan harus bertahap dari yang mudah dahulu.
.
Tips :
– Selesaikanlah dahulu level-1 baru kemudian mulai level-2, dst. Contoh
: jangan mengajarkan materi level-2 kalau anggota belum semuanya
lulus level-1, karena akan sia-sia akibat terpecahnya konsentrasi.
– Kelompok paduan suara ibarat rangkaian gerbong kereta api. Jika
salah satu gerbong tersendat maka gerbong yang lain kecepatanya
terpaksa ikut melambat, menyesuaikan kecepatan gerbong yang
tersendat tadi. Perbaiki gerbong (baca : kelompok suara) yang lemah
dahulu, baru kelompok gerbong lainnya.
– Awali latihan dengan vokalisi terlebih dahulu, sesuai dengan karakter
lagu yang akan dinyanyikan. Jika lagu banyak menggunakan stacato,
perbanyak vokalisi stacato, jika lagu banyak nada panjang, perbanyak
vokalisi nada panjang.
– Tekankan anggota untuk membaca not, jangan menghafal not, karena
kemampuan membaca sangat diperlukan dalam PS. Setelah anggota
dapat menyanyikan notasi dengan benar tekankan untuk menghafal
syair.
Dirigen
.
Dirigen dalam Paduan Suara sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan penampilan Paduan Suara. Idealnya Dirigen Paduan
Suara merangkap pelatih sejak awal program latihan dilaksanakan, agar
secara emosional akan terjalin komunikasi. Namun karena keterbatasan
personel di TNI AL yang bisa memimpin Paduan Suara, seringkali
Dirigen ditunjuk berdasarkan senioritas, atau dari sukarelawan yang
memberanikan diri karena tidak ada yang mau menjadi dirigen.
Sebaiknya hal ini dihindari.
.
Tips:
– Pilihlah Dirigen yang mempunyai wawasan PS lebih daripada anggota
Paduan Suara lainnya, jangan berdasarkan senioritas saja.
– Fungsi Dirigen memadukan Suara dari anggotanya sehingga menjadi
satu komposisi yang padu dan harmonis. Untuk itu Dirigen harus
menguasai materi dengan baik dan benar, sebelum ia memadukan
(memimpin) kelompok Paduan Suaranya.
– Dirigen jangan memulai aba-aba jika belum seluruh mata anggota
memperhatikan Dirigen, karena kontak mata sangat penting untuk
menjalin komunikasi antara Dirigen dan anggota Paduan Suara.
.
Demikianlah secara singkat Tips berlatih Paduan Suara, semoga dapat
bermanfaat.
.
“Keberhasilan adalah buah dari latihan, namun tanpa disiplin, latihan
tidak menghasilkan apa-apa”.
.
Selamat berlatih . . ..©
.
Sumber : Kapten Laut (KH) Albert AFR, S
MAJALAH CAKRAWALA TNI – AL
Teknik Berlatih Paduan Suara : Tips dan
Trik
Dalam dunia tarik suara kita mengenal jenis-jenis kelompok vokal
seperti Duet, Trio, Kwartet, Ansambel, Paduan Suara dll. Paduan
Suara sering kita saksikan pada acara-acara rutin gereja bahkan yang
bersifat tahunan misalnya : Pesparawi (Pesta Paduan Suara
Gerejawi), Perayaan Paskah/Natal.
.
Pembinaan Paduan Suara pada umumnya bersifat temporer, artinya
hanya dibentuk jika ada event yang membutuhkan dan menyewa
pelatih dari luar dengan biaya yang relatif mahal. Padahal bila kita
memahami trik/teknik latihan Paduan Suara sebenarnya tidak terlalu
sulit dan bisa kita kerjakan sendiri. Yang penting kita bisa membuat
program latihan yang baik, tentunya dengan sarana/tempat latihan
yang representatif.

KLASIFIKASI PADUAN SUARA


.
Penulis megklasifikasikan Paduan Suara menjadi 3 (tiga) level, yaitu:
.
Level – 1 (Penguasaan Materi)
.
Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi
sesuai dengan notasi yang tertulis pada partitur.
.
Tips :
– Nyanyikan panjang pendek not sesuai nilai not pada partitur.
– Nyanyikan tinggi rendah nada sesuai dengan interval nada yang
tertulis di partitur.
– Tekankan anggota untuk menghafal syairnya.
.
Level – 2 (Interprestasi)
.
Kriteria : Anggota Paduan Suara mampu menyanyikan lagu/materi
sesuai dengan interprestasi lagu yang diinginkan oleh komponis
maupun aranger lagu tersebut.
.
Tips :
– Latih keras/lembut suara sesuai dengan tanda dinamik pada
partitur. Kalau tidak tercantum pada partitur, dinamik disesuaikan
dengan makna syair atau karakter alur melody.
– Latih Artikulasi (pengucapan) syair agar terdengar jelas. Misalnya
pengucapan konsonan “r”, “s”, “ng”, serta vokal a, i, u, e, o, sehingga
terdengar perbedaannya.
– Perhatikan Intonasi (penekanan) suku kata yang sesuai dengan
Birama lagu.
– Perhatikan Frasering (pengkalimatan) agar sesuai dengan kalimat
yang benar. Ini dapat dicapai jika dilaksanakan dengan teknik
pernafasan yang baik.
– Lakukan pemanasan (vokalisi) yang cukup sebelum pelaksanaan
latihan dimulai agar diperoleh Timbre (warna suara) yang menyatu,
sehingga tidak ada suara yang menonjol sendiri.
Level – 3 (Ekspresi)
.
Kriteria : Setelah melalui tahap level 1 dan 2, anggota Paduan Suara
mampu menyanyikan lagu/materi dengan penghayatan dan
dikeluarkan melalui ekspresi.
.
Tips :
– Latih cara menyanyikan lagu sesuai dengan karakter lagu,
misalnya: Lagu/aransemen yang riang dinyanyikan dengan lincah dan
riang. – Perhatikan pada aransemen yang terdapat tanda perubahan
tempo, misalnya : Accelerando, rittardando, A- tempo dll., agar
dinyanyikan dengan tepat sehingga mendukung ekspresi.
– Tidak semua anggota dapat bernyanyi dengan ekspresi. Tempatkan
anggota pada posisi central dan banjar terluar (samping kiri/kanan),
karena posisi ini mempengaruhi penampilan secara keseluruhan.
.
Pembagian Kelompok Suara
.
Paduan suara umumnya terdiri dari 4 kelompok suara yaitu Sopran,
Alto, Tenor dan Bass. Beberapa arransemen ada pula yang membagi
Sopran, Meso, Alto, Tenor, Bariton dan Bass. Untuk mendapatkan
balance yang baik, perlu pembagian yang tepat untuk masing-masing
kelompok. Tips:
– Kelompokan anggota berdasarkan Range/ambitus suara, jangan
paksakan penyanyi Alto bernyanyi dikelompok sopran dengan alasan
karena kekurangan anggota sopran, demikian juga kelompok yang
lainnya.
– Komposisi SATB (sopran, alto, tenor, bass) yang Ideal adalah
3:2:2:3., namun demikian pedoman di atas dapat berubah dengan
pertimbangan potensi Power penyanyi yang ada.
Program Latihan
.
Ada peribahasa “Seberangilah sungai dari tempat yang dangkal”
artinya mulailah segala sesuatu dari yang mudah dahulu. Artinya
dalam membuat program latihan harus bertahap dari yang mudah
dahulu.
.
Tips :
– Selesaikanlah dahulu level-1 baru kemudian mulai level-2, dst.
Contoh : jangan mengajarkan materi level-2 kalau anggota belum
semuanya lulus level-1, karena akan sia-sia akibat terpecahnya
konsentrasi.
– Kelompok paduan suara ibarat rangkaian gerbong kereta api. Jika
salah satu gerbong tersendat maka gerbong yang lain kecepatanya
terpaksa ikut melambat, menyesuaikan kecepatan gerbong yang
tersendat tadi. Perbaiki gerbong (baca : kelompok suara) yang lemah
dahulu, baru kelompok gerbong lainnya.
– Awali latihan dengan vokalisi terlebih dahulu, sesuai dengan
karakter lagu yang akan dinyanyikan. Jika lagu banyak menggunakan
stacato, perbanyak vokalisi stacato, jika lagu banyak nada panjang,
perbanyak vokalisi nada panjang.
– Tekankan anggota untuk membaca not, jangan menghafal not,
karena kemampuan membaca sangat diperlukan dalam PS. Setelah
anggota dapat menyanyikan notasi dengan benar tekankan untuk
menghafal syair.
Dirigen
.
Dirigen dalam Paduan Suara sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan penampilan Paduan Suara. Idealnya Dirigen Paduan
Suara merangkap pelatih sejak awal program latihan dilaksanakan,
agar secara emosional akan terjalin komunikasi. Namun karena
keterbatasan personel di TNI AL yang bisa memimpin Paduan Suara,
seringkali Dirigen ditunjuk berdasarkan senioritas, atau dari
sukarelawan yang memberanikan diri karena tidak ada yang mau
menjadi dirigen. Sebaiknya hal ini dihindari.
.
Tips:
– Pilihlah Dirigen yang mempunyai wawasan PS lebih daripada
anggota Paduan Suara lainnya, jangan berdasarkan senioritas saja.
– Fungsi Dirigen memadukan Suara dari anggotanya sehingga
menjadi satu komposisi yang padu dan harmonis. Untuk itu Dirigen
harus menguasai materi dengan baik dan benar, sebelum ia
memadukan (memimpin) kelompok Paduan Suaranya.
– Dirigen jangan memulai aba-aba jika belum seluruh mata anggota
memperhatikan Dirigen, karena kontak mata sangat penting untuk
menjalin komunikasi antara Dirigen dan anggota Paduan Suara
3. Unsur-Unsur Tekhnik Vocal
Dalam Seni Musik terdapat 2 (dua) unsur yaitu : Vocal dan
Instrument.
Vocal adalah alunan nada-nada yang keluar dari suara manusia.
Instrument adalah nada-nada yang keluar dari alat musik yang
digunakan.

TEKNIK VOCAL adalah : Cara memproduksi suara yang baik dan


benar, sehingga suara yang keluar terdengar jelas, indah, merdu, dan
nyaring.

UNSUR-UNSUR TEKNIK VOCAL :

1. Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan
jelas.
2. Pernafasan, adalah usaha untuk menghirup udara sebanyak-
banyaknya, kemudian disimpan, dan dikeluarkan sedikit demi sedikit
sesuai dengan keperluan.
Pernafasan di bagi tiga jenis, yaitu :
– Pernafasan Dada : cocok untuk nada-nada rendah, penyanyi
mudah lelah.
– Pernafasan Perut : udara cepat habis, kurang cocok digunakan
dalam menyanyi, karena akan cepat lelah.
– Pernafasan Diafragma : adalah pernafasan yang paling cocok
digunakan untuk menyanyi, karena udara yang digunakan akan
mudah diatur pemakaiannya, mempunyai power dan stabilitas vocal
yang baik.
3. Phrasering, adalah aturan pemenggalan kalimat yang baik dan
benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidah-kaidah
yang berlaku.
4. Sikap Badan, adalah posisi badan ketika seseorang sedang nyanyi,
bisa sambil duduk, atau berdiri, yang penting saluran pernafasan
jangan sampai terganggu.
5. Resonansi, adalah usaha untuk memperindah suara dengan
mefungsikan rongga-rongga udara yang turut bervibrasi/ bergetar
disekitar mulut dan tenggorokan.
6. Vibrato, adalah usaha untuk memperindah sebuah lagu dengan
cara memberi gelombang/ suara yang bergetar teratur, biasanya di
terapkan di setiap akhir sebuah kalimat lagu.
7. Improvisasi, adalah usaha memperindah lagu dengan
merubah/menambah sebagian melodi lagu dengan profesional, tanpa
merubah melodi pokoknya.
8. Intonasi, adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau
dengan tepat.
Syarat-syarat terbentuknya Intonasi yang baik :
a. Pendengaran yang baik
b. Kontrol pernafasan
c. Rasa musical.
Nada, adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap detiknya.
Sifat nada ada 4 yaitu :
a. FITCH yaitu ketepatan jangkauan nada.
b. DURASI yaitu lamanya sebuah nada harus dibunyikan
c. INTENSITAS NADA yaitu keras,lembutnya nada yang harus
dibunyikan.
d. TIMBRE yaitu warna suara yang berbeda tiap-tiap orang.

AMBITUS SUARA adalah luas wilayah nada yang mampu dijangkau


oleh seseorang.
Seorang penyanyi professional harus mampu menjangkau nada-nada
dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi sesuai dengan
kemampuannya.

CRESCENDO adalah suara pelan berangsur-angsur keras.


DESCRESCENDO adalah suara keras berangsur-angsur pelan.
STACATO adalah suara dalam bernyanyi yang terpatah-patah.
SUARA MANUSIA DIBAGI 3 (TIGA) :

Suara Wanita Dewasa ;


a. Sopran (suara tinggi wanita)
b. Messo Sopran (suara sedang wanita)
c. Alto (suara rendah wanita)

Suara Pria Dewasa :


a. Tenor (suara tinggi pria)
b. Bariton (suara sedang pria)
c. Bas (suara rendah pria)
Suara Anak-anak :
a. Tinggi
b. Rendah.

TANGGA NADA DIATONIS adalah rangkaian 7 (tujuh) buah nada


dalam satu oktaf yang mempunyai susunan tinggi nada yang teratur.

Tangga Nada Diatonis Mayor adalah Tangga Nada yang mempunyai


jarak antar nadanya 1 (satu) dan ½ (setengah).
Ciri-ciri tangga nada Diatonis Mayor :
– Bersifat riang gembira
– Bersemangat
– Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada Do = C
– Mempunyai pola interval : 1 , 1 ,. ½, 1 , 1 , 1, ½
Contoh Lagu yang bertangga nada Mayor :
Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, Hari merdeka, Halo-halo Bandung,
Indonesia Jaya, Garuda Pancasila, Mars Pelajar.
Ciri-ciri Tangga nada Diatonis Minor :
– Kurang bersemangat.
– Bersifat sedih
– Biasanya diawali dan diakhiri dengan nada La = A- Mempunyai pola
interval : 1 , ½ , 1 , 1 , ½ , 1 , 1 .
Catatan : Teori ini kurang sesuai dengan musik Dangdut yang banyak
berkembang di Indonesia.
Contoh Lagu yang bertangga nada Minor : Syukur, Tuhan, Gugur
Bunga.
TANGGA NADA KROMATIS adalah tangga nada yang mempunyai
jarak antar nadanya hanya ½ . Contoh : C – Cis – D – Dis- E – F – Fis
– G – Gis – A – Ais – B

TANGGA NADA ENHARMNONIS adalah rangkaian tangga nada


yang mempunyai nama dan letak yang berbeda, tetapi mempunyai
tinggi nada yang sama.
Contoh : Nada Ais-Bes, Cis-Des, Gis-As, Dis-Es, Fis-Ges.

APRESIASI yaitu Totalitas kegiatan yang meliputi penglihatan,


pengamatan, penilaian, dan penghargaan terhadap suatu karya seni.
BIRAMA adalah ketukan tetap yang berulang-ulang pada sebuah
lagu.
Contoh birama : 2/4 , 3/4 , 4/4 , 6/8

PADUAN SUARA adalah Penyajian musik vocal yang terdiri dri 15

orang atau lebih yang memadukan


berbagai warna suara menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat
menampakan jiwa lagu yang dibawakan.
JENIS-JENIS PADUAN SUARA :

1. Paduan Suara UNISONO yaitu Paduan suara dengan


menggunakan satu suara.
2. Paduan Suara 2 suara sejenis, yaitu paduan suara yang
menggunakan 2 suara manusia yang sejenis, contoh : Suara sejenis
Wanita, Suara sejenis Pria, Suara sejenis anak-anak.
3. Paduan Suara 3 sejenis S – S – A, yaitu paduan suara sejenis
dengan menggunakan suara Sopran 1, Sopran 2, dan Alto.
4. Paduan Suara 3 suara Campuran S – A – B, yaitu paduan suara
yang menggiunakan 3 suara campuran , contoh : Sopran, Alto Bass.
5. Paduan suara 3 sejenis T- T – B, yaitu paduan suara 3 suara
sejenis pria dengan suara Tenor 1, Tenor 2, Bass.
6. Paduan Suara 4 suara Campuran, yaitu paduan suara yang
mengguanakan suara campuran pria dan wanita, dengan suara S – A
– T – B. Sopran, Alto, Tenor, Bass.

DIRIGEN / CONDUCTOR adalah orang yang memimpin Paduan


Suara.
Syarat-syarat seorang Dirigen/ Conductor yang baik :
a. memiliki sifat kepemimpinan
b. memiliki ketahanan jasmani yang tangguh
c. sebaiknya sehat jasmani dan rohani
d. simpatik
f. menguasai cara latihan yang efektif
g. memiliki daya imajinasi yang baik
h. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan bermain
musik.

TANDA DINAMIK adalah tanda utuk menyatakan keras, lembutnya


sebuah lagu yang dinyanyikan. Contoh-contoh Tanda Dinamik :
1. f : forte = keras
2. ff : fortissimo = sangat keras
3. fff : fortissimo assai = sekeras mungkin
4. mf : mezzo forte = setemgah keras
5. fp : forte piano = mulai dengan keras dan diikuti lembut
6. p : piano = lembut
7. pp : pianissimo = sangat lembut
8. ppp : pianissimo possibile = selembut mungkin
9. mp : mezzo piano = setengah lembut

PERUBAHAN TANDA DINAMIKA :


– Diminuendo (dim) : melembut
– Perdendosi : melembut sampai hilang
– Smorzzande : sedikit demi sedikit hilang
– Calando : mengurangi keras
– Poco a poco : sedikit demi sedikit / lambat laun
– Cresscendo : berangsur-angsur keras
– Decrsescendo : berangsur-angsur lembut
TANDA TEMPO adalah tanda yang diguakan untuk menunjukan
cepat atau lambatnya sebuah lagu yang harus dinyanyikan.
A.TANDA TEMPO CEPAT
1. Allegro : cepat
2. Allegratto : agak cepat
3. Allegrissimo : lebih cepat
4. Presto : cepat sekali
5. Presstissimo : secepat-cepatnya
6. Vivase : cepat dan girang

B. TANDA TEMPO SEDANG


1. Moderato : sedang
2. Allegro moderato : cepatnya sedang
3. Andante : perlahan-lahan
4. Andantino : kurang cepat

C. TANDA TEMPO LAMBAT


1. Largo : lambat
2. Largissimo : lebih lambat
3. Largeto : agak lambat
4. Adagio : sangat lambat penuh perasaan
5. Grave : sangat lambat sedih
6. Lento : sangat lambat berhubung-hubungan.

4. Komponen dan Tanda-tanda dalam Unsur Tekhnik Vocal

[ryezchafaithful2010.wordpress.com]

Sistem Latihan Paduan Suara: Wacana


untuk Para Konduktor
 Leave a comment
Ketika bergabung dengan sebuah paduan suara, kita pasti harus
mengikuti sistem latihan tertentu. Sistem ini dibuat untuk memudahkan
penyanyi dan pengaba mencapai standar musik dan artistik yang
diinginkan, baik untuk jangka pendek (konser terdekat, misalnya),
maupun jangka panjang (peningkatan kualitas). Biasanya ini berkaitan
dengan bagaimana latihan dijalankan, tahapan dalam menguasai
sebuah repertoar, dan jumlah latihan tatap muka dengan pengaba atau
asistennya. Tapi lebih dari itu, sistem latihan juga berkaitan dengan
disiplin dan komitmen. Pertanyaan yang kemudian sering kita dengar
adalah:

Sebenarnya bagaimana sih sistem latihan paduan suara yang ideal?

Kita coba investigasi yuk, apa kata para praktisi paduan suara mengenai
hal ini.
Penulis akan mencoba mengekstrak sebuah artikel yang sangat bagus
yang ditulis oleh konduktor Katherine Tiefel untuk sebuah konferensi
paduan suara. Menurut Tiefel, pelatih paduan suara memiliki peranan
yang sangat penting dalam kesuksesan latihan. Untuk setiap komposisi
musik yang akan ditampilkan, dia menekankan pentingnya
perencanaan, yang ia bagi dalam tiga bagian:
1. Penelaahan Partitur
Pelatih harus benar-benar mengetahui bagaimana dia menginginkan
sebuah lagu terdengar. Dia harus bisa membayangkan seperti apa kira-
kira nanti paduan suara yang ia latih akan terdengar di telinga audiens.
Tiefel secara tegas mengatakan bahwa kedalaman penelaahan partitur
ini akan tercermin pada musikalitas paduan suara ketika tampil. Jika
pelatih tidak tahu apa yang dia mau, penyanyi juga biasanya bernyanyi
menurut interpretasi mereka sendiri.

Secara rinci, penelaahan partitur ini meliputi:

 intonasi dan ritmus; pelatih (atau dengan bantuan pianis) sebaiknya


bisa menyanyikan dan/atau memainkan musik yang akan dia garap
 analisis struktur; berkaitan dengan bagian lagu, melodi utama,
tekstur dan bentuk musik
 unsur musik; seperti dinamika, frasa dan pengalimatan, artikulasi,
dan tempo
 unsur vokal lain; bunyi konsonan dan vokal, pernapasan dan lain-
lain.
Tiefel menyarankan pelatih untuk tidak sungkan-sungkan berkonsultasi
atau sekedar tukar pikiran dengan pelatih lain mengenai musik yang
sedang dia olah. Gue sendiri menganggap ini sebuah keharusan,
karena seorang pelatih, sebagus apa pun profilnya, selalu bisa belajar
lebih banyak dari orang lain. Juga perlu diingat bahwa diskusi dengan
penyanyi bisa sangat informatif. Kadang-kadang penyanyi memiliki
wawasan lebih mengenai topik tertentu.

2. Strategi Latihan
Pelatih paduan suara itu pada dasarnya juga guru, jadi dia sebaiknya
mengetahui dasar-dasar pedagogi. Misalnya pembelajaran berdasarkan
kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Jadi ada baiknya pelatih
selalu menggabungkan pengajaran yang merangsang daya nalar visual,
pendengaran, dan tidak ada salahnya untuk menggunakan gerakan
dalam menjelaskan interpretasi musik.
Lebih jauh, Tiefel memberikan beberapa tips berguna:

 Kurangi berbicara, perbanyak bernyanyi. Prinsipnya adalah, kalau


pelatih terlalu banyak berbicara, penyanyi kekurangan jatah
bernyanyi. Sesederhana itu.
 Perbanyak penjelasan menggunakan gerakan (kinestetik), karena
biasanya penyanyi lebih mudah mengingat ini ketimbang penjelasan
dengan kata-kata.
 Latih unsur-unsur (detail) musik terlebih dahulu, belajar not
kemudian. Tentang ini, gue nggak sepenuhnya setuju dengan Tiefel.
Tapi mungkin pelatih bisa melihat apakah dalam kasus paduan suara
yang ia latih mereka lebih bisa belajar not dulu baru detail kemudian
atau sebaliknya.
 Membangun budaya penyanyi yang bertanggung jawab. Ini menarik
dan penting. Tiefel menekankan pentingnya penyanyi mencatat apa
yang dibahas pelatih langsung di partitur mereka.
 Membangun ketererampilan vokal dan musikal. Ini untuk tujuan
jangka panjang. Semua penyanyi harus menguasai teknik dasar vokal
yang nantinya bisa dibentuk dan dimodifikasi tergantung musik yang
akan dinyanyikan.
3. Rencana Latihan
Perencanaan yang baik adalah setengah dari keberhasilan. Merujuk
pada Tiefel dan pengalaman sendiri bernyanyi bersama beberapa
paduan suara di sini, perencanaan yang terperinci mempermudah kedua
pihak: pelatih dan penyanyi, untuk segera mencapai standar artistik
yang diharapkan. Prinsipnya mungkin secara mudah kita sebut saja
“hitung mundur”. Kapan konser? Berapa hari tersisa? Berapa kali latihan
tatap muka dengan konduktor utama? Berapa kali latihan tambahan
(untuk membenahi not, misalnya)? Berapa jam efektif secara
keseluruhan? Bar berapa sampai bar berapa akan dibahas malam ini?

Nah, begitu kira-kira intisari dari artikel Tiefel mengenai sistem latihan
paduan suara yang baik. Bagaimana kalian berlatih di paduan suara
kalian sendiri?
Paduan suara anak-anak sedang berlatih

Anda mungkin juga menyukai