Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan
orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.
Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk
dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia sering
dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.
Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat
melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam
organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif.
Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun adalah proses
komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan
pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam menunjang kelancaran
berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola
komunikasi dalam organisasi. Proses komunikasi yang begitu dinamik dapat
menimbulkan berbagai masalah yang mempengaruhi pencapaian sebuah organisasi
terutama dengan timbulnya salah paham dan konflik.
Dalam kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan di
sebuah lembaga perguruan tinggi, komunikasi akan mampu memelihara motivasi
dengan memberikan penjelasan kepada para mahasiswa tentang apa yang harus

Universitas Sumatera Utara

dilakukan, seberapa baik mahasiswa tersebut melakukan apa yang seharusnya


menjadi tugas dan tanggung jawabnya sehingga akan tercipta mahasiswa-mahasiswa
yang handal dalam mengisi pembangunan di masa yang akan datang nantinya.
Aktivitas komunikasi di sebuah lembaga perguruan tinggi seharusnya
senantiasa disertai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sesama anggota kelompok
dalam perguruan tinggi tersebut seperti dosen, mahasiswa, dan pihak struktural yang
ada di perguruan tinggi tersebut. Budaya komunikasi dalam konteks komunikasi
organisasi perguruan tinggi kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar harus
dilihat dari berbagai sisi. Sisi pertama adalah komunikasi antara dosen kepada
mahasiswa. Sisi kedua antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa lainnya. Sisi
ketiga adalah antaran mahasiswa kepada dosen yang bersangkutan. Masing-masing
komunikasi tersebut mempunyai polanya masing-masing. Di antara kedua belah
pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi dua arah atau komunikasi
timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk
mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi maupun kelompok, untuk mencapai tujuan
suatu organisasi termasuk perguruan tinggi.
Di lingkungan perguruan tinggi, komunikasi yang baik antara dosen dan
mahasiswa tentunya akan menghasilkan kualitas peserta didik yang lebih baik yang
salah satunya ditandainya dengan peningkatan prestasi belajar mahasiswa.
Sebaliknya, komunikasi yang kurang baik antara dosen dan mahasiswa justru akan
berdampak terhadap menurunnya prestasi belajar mahasiswa tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Hal ini bisa dilihat pada rata-rata IPK lulusan yang masih mencapai 3,18
dimana angka ini masih belum terlalu memuaskan bahkan masih ada yang di bawah
3,0. Begitu juga jika dilihat rata-rata usia lulusan yang mencapai usia 23,25 tahun
serta rata-rata masa studi 3,7 tahun seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1
Data Akademik Mahasiswa Secara Umum
DEPARTEMEN/PROGRAM STUDI
Sosiologi
Ilmu Kesejahteraan Sosial
Ilmu Administrasi Negara
Ilmu Komunikasi
Antropologi Sosial
Ilmu Politik
Ilmu Komunikasi Ekstensi
Ilmu Administrasi Negara Ekstensi
Administrasi Perpajakan (D3)

RATA-RATA
IPK LULUSAN

MASA STUDI
(Tahun)
4,5
3,6
3,6
3,6
4,4
5,6
2,6
1,7
3,7

RATA-RATA DI FAKULTAS

3,7

3,11
3,42
3,38
3,22
3,19
3,07
3,01
3,42
2,84

USIA LULUSAN
(Tahun)
22,4
20,6
22,6
22,5
23,4
23,5
25,4
25,4
23,5

3,18

23,25

Sumber : FISIP USU (2010)

Untuk melihat ada tidaknya pengaruh komunikasi interpersonal para dosen


dengan mahasiswanya terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera
Utara,

maka

penulis

KOMUNIKASI

tertarik

untuk

INTERPERSONAL

melakukan
DAN

penelitian

PRESTASI

dengan

BELAJAR

judul
(Studi

Korelasional Komunikasi Interpersonal Dosen dan Mahasiswa Terhadap Peningkatan


Prestasi Belajar Mahasiswa FISIP USU).

2. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah penulis sampaikan di atas, maka
penulis dapat merumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: Apakah ada

Universitas Sumatera Utara

pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa FISIP,


Universitas Sumatera Utara?

3. Pembatasan Masalah
Guna mendapatkan hasil penelitian yang berkualitas, relevan dengan harapan
yang diinginkan serta mampu memecahkan permasalahan yang ada, maka penulis
membatasi permasalahan yang diteliti, sebagai berikut:
a. Objek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara stambuk 2007/2008 dan 2008/2009.
b. Penelitian ini dilakukan di lingkungan kampus FISIP, Universitas Sumatera Utara
pada Bulan Februari hingga Mei 2010.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian


4.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini penulis susun dengan tujuan antara lain:
1. Untuk mendapatkan dari responden tentang pengaruh pengaruh komunikasi
interpersonal dosen terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU).
2. Mengetahui besarnya pengaruh komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi
belajar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara (FISIP USU).

Universitas Sumatera Utara

4.2. Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan teori yang didapat selama melaksanakan perkuliahan di
Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan
Komunikasi Ekstension, Universitas Sumatera Utara
b.

Bagi Praktisi
Bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan permsalahan yang
ada untuk meningkatkan kualitas belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara
khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

c. Bagi Akademisi
Bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya dan pengembangan
ilmu pengetahuan baik yang berhubungan dengan komunikasi maupun
Manajemen Sumber Daya Manusia.

5. Kerangka Teori
Seorang peneliti sebelum melakukan penelitian perlu menyusun kerangka
teori karena kerangka teori merupakan landasan berfikir untuk menggambarkan dari
sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan diteliti. Dengan adanya kerangka
teori maka peneliti akan dengan mudah untuk menganalisa masalah penelitiannya.
Kerangka teori dibangun dengan tujuan untuk membantu memecahkan
berbagai permasalahan atau persoalan yang timbul, karena kerangka teori merupakan

Universitas Sumatera Utara

serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan


suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar
konsep yang ada (Singarimbun, 2006:37).
Berbagai teori yang relevan dan penulis anggap berhubungan dengan
penelitian ini antara lain: (1) komunikasi interpersonal, (2) proses komunikasi
interpersonal, (3) Teori S-O-R dan (4) prestasi belajar, yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:

5.1. Komunikasi Interpersonal


Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi interpersonal secara
berbeda-beda. Dewito (1997:231) mengemukakan sudut pandang komunikasi
interpersonal sebagai berikut:
1) Berdasarkan Komponen
Komunikasi interpersonal didefinisikan dengan mengamati komponen-komponen
utamanya, yaitu mulai dari penyampaian pesan oleh satu orang dan penerima
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampak
sehingga peluang untuk memberikan umpan balik
2) Berdasarkan Hubungan Diadik
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang langsung di antara dua orang
yang mempunyai hubungan mantap dan jelas. Sebagai contoh dapat dilihat pada
hubungan komunikasi intepersonal antara anak dengan orang tua, guru dengan

Universitas Sumatera Utara

murid, dan lain-lain. Definisi ini disebut juga dengan definisi diadik, yang
menjelaskan bahwa selalu ada hubungan yang terjadi antara dua orang tertentu.
3) Berdasarkan Pengembangan
Komunikasi interpersonal dilihat sebagai akhir dari perkembangan komunikasi
yang bersifat tak pribadi (impersonal) menjadi komunikasi pribadi yang intim.
Ketiga definisi di atas membantu dalam menjelaskan yang dimaksud dengan
komunikasi interpersonal dan bagaimana komunikasi tersebut dikembangkan, bahwa
komunikasi interpersonal dapat berubah apabila mengalami suatu perkembangan.
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung diantara dua orang
yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.
Komunikasi interpersonal yang terjadi antara dosen dan mahasiswa bertujuan
untuk mencipytakan hasil yang maksimal. Artinya setiap individu yang terlibat
didalamnya membutuhkan komunikasi interpersonal yang baik untuk membina suatu
hubungan yang harmonis.

5.2. Proses Komunikasi Interpersonal


Setiap definisi komunikasi interpersonal diatas, menunjukkan adanya suatu
proses dalam komunikasi. Adapun proses komunikasi merupakan tahapan-tahapan
penyampaian pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Kotler dalam
Effendy (2001:18) mengatakan bahwa mengacu pada paradigma Harold Lasswell,
terdapat unsur-unsur komunikasi dalam proses komunikasi, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

a. Sender adalah komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau


sejumlah orang
b. Encoding (penyandian) adalah proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk
lambang
c. Message adalah pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator
d. Media adalah saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator
kepada komunikan
e. Decoding adalah proses dimana komunikan menetakan makna lambang yang
disampaikan komunikator kepadanya
f. Receiver adalah komunikan yang menerima pesan dari komunikator
g. Response adalah tanggapan, seperangkat reaksi komunikan setelah diterima pesan
h. Feedback adalah umpan balik, yaitu tanggapan komunikan apabila pesan
tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator
i.

Noise adalah gangguan yang tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi
sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan
pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya
Komunikasi interpersonal berperan dalam mentransfer pesan atau informasi

seseorang kepada orang lain berupa ide, fakta, pemikiran serta perasaan. Oleh karena
itu, komunikasi interpersonal merupakan suatu jembatan bagi setiap individu, dimana
mereka dapat berbagi rasa, pengetahuan serta mempercepat hubungan antara sesama
individu pada masyarakat di lingkungannya. Komunikasi interpersonal selalu

Universitas Sumatera Utara

menimbulkan saling pengertian atau saling mempengaruhi antara seseorang dengan


orang lain (Djamadin, 2004:17-19).
Dengan adanya kesembilan unsur diatas, diharapkan adanya suatu
peningkatan hubungan interpersonal yang baik antara orang tua dan anak yang dapat
terjadi melalui sebuah pembicaraan.

5.3. Teori S-O-R


Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan model teori S-O-R (Stimulus,
Organism, Respons). Menurut teori ini, organism menghasilkan perilaku tertentu jika
ada kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap

stimulus

khusus,

sehingga

seseorang

dapat

mengharapkan

dan

memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Teori S-O-R itu
sendiri dapat digambarkan senagai berikut:

STIMULUS

ORGANISME :
- Perhatian
- Pengertian
- Penerimaan

RESPONSE
(Perubahan Sikap)

Gambar 1. Teori S-O-R


(Sumber : Effendy, 1993:225)

Universitas Sumatera Utara

Gambar diatas menunjukkan bahwa respon atau perubahan sikap tergantung


pada proses terhadap individu. Stimulus yang pada dasarnya merupakan pesan yang
disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak. Komunikasi yang terjadi
dapat berjalan apabila komunikan memberikan perhatian terhadap stimulus yang
disampaikan kepadanya. Sampai pada proses komunikan tersebut memikirkannya
sehingga timbul pengertian dan penerimaan atau mungkin sebaliknya. Perubahan
yang terjadi dapat berupa perubahan kognitif, afektif maupun behavioral. Adapun
kaitan teori S-O-R dengan penelitian ini adalah:
a. Stimulus, maksudnya adalah proses penyampaian materi oleh dosen khususnya
dipandang dari sudut komunikasi interpersonalnya
b. Organism yang dimaksud adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara
khususnya Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik
c. Respon yang dimaksud adalah peningkatan prestasi belajar mahasiswa

5.4. Prestasi Belajar


Prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi) terhadap pelaksanaan
pembelajaran, tentang relevansi antara pembelajaran yang diberikan dengan
pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai pengukuran yang
dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai keberhasilan atau
kegagalannya dalam belajar.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dan individu.
Dalam perkembangan

yang

kompetitif,

lembaga pendidikan

membutuhkan

Universitas Sumatera Utara

mahasiswa yang berprestasi tinggi. Pada saat yang sama mahasiswa membutuhkan
umpan balik atas prestasi mereka. Jika lembaga pendidikan hanya berpegang pada
asumsi bahwa mahasiswa tidak akan belajar kecuali jika mereka diawasi

dan

dikendalikan dengan ketat, maka dalam hal ini cenderung diterapkan cara penilaian
yang bersifat rahasia. Sebaliknya jika lembaga pendidikan mempunyai pandangan
bahwa mahasiswa akan belajar dengan potensi yang dimilikinya dan bahwa
kemampuan
mengusahakan

mahasiswa

dapat

sistem

penilaian

dikembangkan,
yang

lembaga

berusaha

pendidikan

mengenali,

akan

memperjelas,

mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampuan mahasiswa. Pada


umumnya penilaian prestasi belajar mahasiswa digunakan sebagai instrumen untuk
mengendalikan prilaku mahasiswa untuk mengetahui kebutuhan pelatihan dan
pengembangan siswa bersangkutan.
Sistem penilaian prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi beberapa faktor :
a. Yang dinilai adalah di samping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput
dari berbagi kelemahan dan kekurangan.
b. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian penilaian tertentu yang realistik dan
objektif.
c. Hasil penilaian harus disampaikan kepada mahasiswa yang dinilai dengan tiga
maksud, yaitu :
1) Penilaian positif, menjadi dorongan kuat bagi mahasiswa yang bersangkutan
untuk lebih berprestasi di masa yang akan datang

Universitas Sumatera Utara

2) Penilaian negatif, siswa bersangkutan mengetahui kelemahannya sehingga


dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi
kelemahan tersebut.
3) Jika siswa

merasa

penilaiannya

tidak objektif, kepadanya diberikan

kesempatan untuk mengajukan keberatannya, sehingga pada akhirnya dapat


memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.
4) Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan dengan
rapi dalam arsip, sehingga tidak ada informasi yang hilang, baik yang sifatnya
menguntungkan maupun merugikan siswa.

6. Kerangka Konsep
Nawawi (1991:56) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menerapkan
variabel-variabel penelitian dalam penelitiannya sebelum memulai pengumpulan
data. Kerangka konsep merupakan pemikiran rasional yang bersifat teoritis dalam
memperkirakan hasil penelitian yang akan dicapai.
Dalam penelitian ini digunakan konsep berupa variabel bebas dan variabel
terikat sebagai berikut:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas yaitu variabel yang bertindak sebagai penyebab atau variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
komunikasi interpersonal.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Universitas Sumatera Utara

Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel lain atau variabel
yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat (Y) dalam penelitian
ini adalah prestasi belajar mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
c. Variabel Antara (Intervening Variable)
Variabel antara yaitu variabel yang berada diantara variabel bebas dan variabel
terikat yang berfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat tersebut. Variabel antara (Z) dalam penelitian ini adalah
karakteristik responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, dan asal daerah.

7. Model Teoritis
Berdasarkan uraian diatas, maka model teoritis penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Variabel Bebas (X)
Komunikasi Interpersonal

Variabel Terikat (Y)


Prestasi Belajar

Variabel Antara (Z)


Karakteristik Responden

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

8. Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas,
agar lebih jelas penggunaanya maka dapat dioperasikan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Operasional Variabel


VARIABEL TEORITIS

VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X)


Komunikasi Interpersonal Dosen

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

2. Variabel Terikat (Y)


Prestasi Belajar Mahasiswa

a. Kemampuan mengerjakan tugas


sehari-hari
b. Kemampuan mengerjakan tugas
tambahan
c. Kemampuan mengerjakan tugas
yang banyak
d. Penguasaan pelajaran
e. Jarang melakukan kesalahan
f. Inisiatif
g. Kreatif
h. Kehadiran

Variabel Antara (Z)


Karakteristik Mahasiswa

Pendekatan khusus
Meluangkan waktu
Kebebasan menyatakan pendapat
Perasaan empati
Dampingi mahasiswa
Mendengarkan keluhan
Memberikan semangat
Pujian
Menyelesaikan tugas bersama

a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Jurusan / Departemen

9. Definisi Operasional
Guna menjelaskan lebih lanjut mengenai variabel yang akan diteliti dalam
penelitian ini, maka dibawah ini diuraikan definisi operasional variabel penelitian,
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

a. Variabel Bebas (X), yaitu komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang


langsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas,
dengan indikator pertanyaan sebagai berikut:
1) Dosen yang mau melakukan pendekatan secara khusus kepada mahasiswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa
2) Dosen yang bersedia meluangkan waktu untuk berbincang-bincang dengan
mahasiswanya membuat prestasi belajar mahasiswa meningkat
3) Dosen yang memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk menyatakan
pendapat membuat mahasiswa semakin berniat untuk meraih prestasi yang
lebih baik lagi
4) Dosen yang berempati saat berbicara dengan mahasiswa, mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa
5) Dosen yang bersedia mendampingi mahasiswa yang kesulitan saat belajar di
kelas membuat prestasi belajar mahasiswa tersebut semakin baik
6) Dosen yang mau mendengarkan dan menanggapi keluhan mahasiswanya
menjadikan prestasi belajar mahasiswa semakin meningkat
7) Dosen yang mau memberikan semangat belajar saat mahasiswa mendapatkan
nilai jelek, membuat semangat belajar mahasiswa tersebut semakin baik
8) Pujian yang diberikan dosen atas hasil belajar yang baik, mampu
meningkatkan prestasi belajar mahasiswa

Universitas Sumatera Utara

9) Kemauan dosen untuk bisa duduk bersama menyelesaikan tugas yang tidak
mampu dikerjakan mahasiswa membuat prestasi belajar mahasiswa semakin
meningkat
b. Variabel Terikat (Y) yaitu prestasi belajar adalah proses pengamatan (observasi)
terhadap pelaksanaan pembelajaran, tentang relevansi antara pembelajaran yang
diberikan dengan pelaksanaannya. Hasil observasi tersebut dilakukan sebagai
pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk penetapan keputusan mengenai
keberhasilan atau kegagalannya dalam belajar dengan indikator pertanyaan
sebagai berikut:
1) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas pokok sehari-hari yang diberikan
dengan baik oleh dosen
2) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas tambahan yang diberikan dengan
baik oleh dosen
3) Mahasiswa mampu menyelesaikan tugas dalam jumlah yang banyak dengan
baik
4) Mahasiswa mampu menguasai dan memahani pelajaran dengan baik
5) Mahasiswa jarang melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas yang
diberikan
6) Mahasiswa mempunyai inisiatif yang baik selama proses belajar mengajar
7) Mahasiswa mempunyai kreatifitas yang baik dalam mengerjakan tugas
8) Tingkat kehadiran mahasiswa cukup baik

Universitas Sumatera Utara

c. Variabel Intervening (Z) yaitu karakteristik responden dengan indikator


pertanyaan sebagai berikut:
1) Usia responden adalah hitungan dari awal tahun kelahiran sampai dengan
sekarang
2) Jenis kelamin adalah suatu ciri khas yang membedakan antara pria dan wanita
3) Jurusan atau Departemen adalah jurusan atau departemen mahasiswa yang
bersangkutan

10. Hipotesa
Suyanto dan Sutinah (2005:43) mengatakan bahwa hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah yang diteliti, yang kemudian diperluas sebagai
kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan
membuktikan kebenaran hipotesis melalui penelitian.
Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka konsep di atas, maka dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
a. Hipotesis 1 (Ho)
Tidak terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi
belajar mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara.
b. Hipotesis 2 (Ha)
Terdapat pengaruh antara komunikasi interpersonal dosen terhadap prestasi
belajar mahasiswa FISIP Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai