Anda di halaman 1dari 18

UJIAN AKHIR SEMESTER

LAPORAN HASIL PENGAMATAN PROSES KOMUNIKASI

Nama : Legentino Silaban

NPM : 2356031035

Kelas : Mandiri A

Mata Kuliah : Ilmu Komunikasi Dasar

Dosen : Hestin Oktiani, S.Sos., M.Si.

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
PENDAHULUAN

Pengamatan terhadap proses komunikasi merupakan jendela utama bagi pemahaman kita
tentang interaksi manusia yang kompleks. Komunikasi, dalam segala bentuknya, memainkan
peran integral dalam berbagai konteks kehidupan kita, mulai dari lingkungan akademis hingga
hiburan yang luas. Dalam konteks ini, laporan ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis
tiga bentuk komunikasi utama: komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi
massa. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan terhadap tiga peristiwa komunikasi yang
berbeda, yaitu perbincangan dosen dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi, forum diskusi
kampus, dan peristiwa konser. Ketiga peristiwa ini dipilih karena masing-masing mewakili
dimensi yang berbeda dari proses komunikasi dalam konteks yang berbeda pula.

Pertama, perbincangan dosen dan mahasiswa bimbingan skripsi menjadi subjek utama dalam
pengamatan komunikasi antarpribadi. Interaksi ini terjadi dalam lingkup yang lebih terfokus dan
pribadi, di mana pertukaran informasi dan pemahaman antara dosen sebagai pembimbing dan
mahasiswa sebagai subjek penelitian menjadi fokus utama. Kedua, forum diskusi kampus
menjadi representasi dari komunikasi kelompok, di mana sejumlah individu berkumpul untuk
berbagi ide, informasi, dan pandangan tentang topik tertentu. Diskusi ini mencakup interaksi
antara sejumlah peserta dengan moderator, di mana dialog yang terbuka dan interaktif menjadi
inti dari proses komunikasi. Terakhir, konser menjadi contoh komunikasi massa di mana pesan-
pesan yang disampaikan melalui pertunjukan musik dan artistik memengaruhi sejumlah besar
penonton secara bersamaan. Konser menjadi platform di mana pesan-pesan non-verbal, musik,
dan ekspresi artistik menjadi komponen utama dalam berkomunikasi kepada audiens yang luas.

Melalui pengamatan terhadap ketiga peristiwa ini, laporan ini akan menganalisis dan
mengevaluasi proses komunikasi yang terjadi dalam setiap konteks, mengidentifikasi unsur-
unsur komunikasi, pesan yang disampaikan, hambatan-hambatan yang mungkin muncul, serta
efek komunikasi yang dihasilkan dari masing-masing peristiwa. Diharapkan laporan ini dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas komunikasi dalam konteks
yang berbeda.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Peristiwa perbincangan antara dosen pembimbing dan mahasiswa skripsi


adalah contoh nyata dari komunikasi antarpribadi yang sangat penting dalam dunia
akademis. Biasanya, pertemuan semacam ini berlangsung dalam suasana yang santai
namun profesional di kantor atau ruang dosen pembimbing. Dalam kebanyakan
kasus, perbincangan ini dimulai dengan mahasiswa menyampaikan perkembangan
terbaru dalam penelitian atau penulisan skripsinya kepada dosen pembimbing.
Mahasiswa biasanya akan membahas temuan, analisis data, atau mungkin masalah
yang dihadapi selama proses penelitian. Dosen pembimbing kemudian memberikan
masukan, saran, atau arahan terkait dengan langkah selanjutnya yang perlu diambil
oleh mahasiswa. Diskusi ini bisa menjadi momen untuk berbagi ide, pendapat, atau
penyesuaian strategi agar skripsi dapat berkembang lebih baik.

Komunikasi antarpribadi dalam konteks ini sangat penting, karena tidak hanya
tentang pertukaran informasi, tetapi juga membangun hubungan saling percaya
antara dosen dan mahasiswa. Dalam suasana yang terbuka dan ramah, mahasiswa
merasa lebih nyaman untuk berbagi tantangan yang dihadapi dan dosen bisa
memberikan arahan yang membantu tanpa menimbulkan intimidasi. Kesabaran,
pengertian, serta kemampuan mendengarkan dengan baik dari kedua belah pihak
merupakan elemen kunci dalam komunikasi antarpribadi ini. Dosen membimbing
harus mampu mengarahkan mahasiswa tanpa merasa mendikte, sementara
mahasiswa juga perlu membuka pikirannya untuk menerima masukan serta kritik
yang membangun dari dosen.

Ketika komunikasi antarpribadi ini berjalan dengan baik, proses pembimbingan


skripsi dapat menjadi pengalaman yang membawa manfaat baik bagi mahasiswa
maupun dosen pembimbing, serta hasil akhir yang lebih baik dalam bentuk
penyelesaian skripsi yang berkualitas.
Unsur-unsur komunikasi yang terlibat dalam peristiwa perbincangan antara dosen dan
mahasiswa saat bimbingan skripsi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Komunikator (Dosen dan Mahasiswa), Dosen sebagai komunikator memiliki peran sebagai
pembimbing yang memberikan arahan, masukan, serta panduan kepada mahasiswa. Mahasiswa,
di sisi lain, merupakan penerima pesan yang juga berperan sebagai penyampai informasi
mengenai progres, tantangan, dan ide dalam penelitian skripsi.

2. Pesan dalam konteks ini adalah informasi yang disampaikan oleh mahasiswa mengenai
perkembangan skripsi, temuan, analisis data, atau permasalahan yang dihadapi. Dosen juga
menyampaikan pesan berupa arahan, saran, atau evaluasi terhadap progres yang telah dilakukan
mahasiswa.

3. Saluran Komunikasi yang digunakan dalam bimbingan skripsi dapat melibatkan pertemuan
langsung, surat elektronik, pesan teks, atau komunikasi melalui platform daring lainnya.
Biasanya, komunikasi langsung melalui pertemuan tatap muka menjadi saluran utama dalam
bimbingan skripsi.

4. Konteks Komunikasi, konteksnya adalah lingkungan akademis di mana dosen dan mahasiswa
terlibat dalam diskusi mengenai penelitian skripsi. Tujuan dari pertemuan adalah untuk
memajukan proyek skripsi serta memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan yang mungkin
timbul.

5. Feedback (Umpan Balik) dalam komunikasi antara dosen dan mahasiswa, umpan balik
menjadi elemen penting. Dosen memberikan umpan balik terhadap penelitian dan progres
mahasiswa, sementara mahasiswa juga dapat memberikan umpan balik terhadap arahan atau
masukan yang diberikan oleh dosen.

6. Kondisi Psikologi kondisi emosional, psikologis, dan sosial dari kedua belah pihak
mempengaruhi proses komunikasi. Keterbukaan, kepercayaan, sikap terbuka terhadap kritik, dan
keinginan untuk belajar dari kedua pihak menjadi kunci dalam memastikan efektivitas
komunikasi.

Dalam perbincangan bimbingan skripsi, dosen dan mahasiswa terlibat dalam komunikasi yang
sifatnya dua arah. Dosen memberikan arahan, saran, dan evaluasi, sementara mahasiswa
menyampaikan perkembangan proyek, pertanyaan, atau kebingungan yang dialaminya.
Komunikasi ini memerlukan saling pengertian, kemampuan mendengarkan, serta saling
menghargai peran masing-masing pihak dalam proses akademis. Umpan balik dari kedua belah
pihak menjadi penting untuk memastikan pemahaman yang baik dan perbaikan dalam penelitian
skripsi.

Peristiwa perbincangan antara dosen dan mahasiswa bimbingan skripsi dapat dijelaskan
dengan model komunikasi yang bersifat dua arah atau model komunikasi interpersonal. Dalam
model ini, komunikasi berlangsung dalam lingkungan yang sangat interaktif dan melibatkan
kedua belah pihak secara aktif dalam pertukaran informasi, pengetahuan, dan evaluasi.
Kesalingpengertian, kesabaran, serta hubungan yang baik antara dosen dan mahasiswa menjadi
kunci untuk menjalankan model komunikasi interpersonal secara efektif dalam konteks
bimbingan skripsi.

Pesan verbal dalam perbincangan antara dosen dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi
terkait dengan pertukaran informasi, arahan, saran, dan evaluasi terhadap proyek skripsi yang
sedang dikerjakan oleh mahasiswa. Berikut adalah contoh pesan verbal yang mungkin
disampaikan dalam konteks ini:

1. Dosen Memberikan Arahan:

- "Saya pikir kamu perlu memperdalam analisis data ini."

2. Saran atau Rekomendasi Dosen:

- "Saya sarankan melakukan wawancara tambahan untuk mendapatkan perspektif yang lebih
luas."

3. Evaluasi atau Tanggapan Terhadap Progres Mahasiswa:

- "Kamu sudah melakukan kemajuan yang bagus dalam menyelesaikan bab ini."

Pesan-pesan verbal semacam ini biasanya disampaikan oleh dosen sebagai bagian dari
bimbingan akademis untuk membantu mahasiswa mengembangkan skripsi mereka. Pesan-pesan
tersebut membentuk komunikasi yang efektif dalam membimbing mahasiswa menuju
penyelesaian skripsi yang berkualitas.
Dalam perbincangan antara dosen dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi, terdapat
banyak pesan non-verbal yang dapat menjadi bagian penting dari komunikasi. Pesan non-verbal
mengacu pada komunikasi tanpa menggunakan kata-kata atau bahasa verbal. Berikut adalah
beberapa contoh pesan non-verbal dalam peristiwa bimbingan skripsi:

1. Bahasa Tubuh:

- Ekspresi Wajah: Ekspresi wajah dari dosen dan mahasiswa dapat menunjukkan tingkat
pemahaman, kebingungan, ketertarikan, atau kepercayaan.

- Kontak Mata: Memandang langsung atau menghindari kontak mata dapat menunjukkan rasa
percaya diri, ketertarikan, atau ketidaknyamanan.

- Postur Tubuh: Sikap tubuh yang terbuka (misalnya, duduk tegak) bisa menunjukkan
ketertarikan dan keterbukaan dalam komunikasi.

2. Gestur:

- Gestur Tangan: Mengangguk, mengangkat tangan untuk bertanya, atau menggunakan gestur
tangan lainnya untuk menambahkan penekanan pada sebuah pernyataan

- Gerakan Tubuh: Misalnya, menggelengkan kepala untuk menunjukkan ketidaksetujuan atau


mengangguk untuk menunjukkan pemahaman atau persetujuan.

3. Intonasi dan Suara:

- Tone of Voice: Cara berbicara, seperti nada suara yang ramah, serius, atau hangat, dapat
memberikan nuansa tambahan pada pesan verbal.

Pesan non-verbal sangat penting dalam perbincangan bimbingan skripsi karena mereka dapat
menambah konteks, mendukung pesan verbal, dan membantu dalam pemahaman yang lebih baik
antara dosen dan mahasiswa. Gestur, bahasa tubuh, intonasi, dan faktor lainnya dapat
memberikan banyak informasi tambahan selain dari kata-kata yang diucapkan. Keseluruhan
pesan, baik verbal maupun non-verbal, bekerja bersama untuk membangun komunikasi yang
efektif dan saling memahami antara dosen dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi.
Dalam perbincangan antara dosen dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi, terdapat
beberapa hambatan komunikasi yang dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi mereka.
Beberapa hambatan tersebut antara lain:

1. Perbedaan Pemahaman atau Pengetahuan

2. Kurangnya Keterbukaan atau Keterlibatan

3. Kurangnya Klarifikasi atau Umpan Balik

4. Perbedaan Komunikasi atau Gaya Pembelajaran

Hambatan-hambatan ini dapat mengurangi efektivitas komunikasi antara dosen dan mahasiswa
dalam bimbingan skripsi. Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, penting bagi dosen dan
mahasiswa untuk memperhatikan serta berusaha menciptakan lingkungan yang terbuka,
memberikan umpan balik yang jelas, dan mencari cara yang sesuai untuk memahami dan
mengatasi perbedaan dalam pemahaman, gaya komunikasi, atau gaya pembelajaran yang
mungkin terjadi di antara mereka.

Peristiwa perbincangan antara dosen dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi memiliki
beragam efek komunikasi yang dapat mempengaruhi kedua belah pihak, termasuk:

1. Peningkatan Pemahaman:

2. Kembangkan Kemampuan Komunikasi:

3. Motivasi dan Kepuasan:

4. Pengembangan Hubungan Kerja Sama:

5. Peningkatan Kualitas Penelitian:

Perbincangan antara dosen dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi bukan hanya sekadar
pertukaran informasi, tetapi juga membawa efek yang signifikan terhadap pemahaman,
kemampuan komunikasi, motivasi, hubungan interpersonal, dan kualitas akhir dari skripsi yang
ditulis. Dalam konteks akademik, interaksi ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap
pembelajaran dan perkembangan mahasiswa serta kualitas penelitian yang dihasilkan.
Peristiwa perbincangan antara dosen dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi memiliki
beragam efek komunikasi yang dapat mempengaruhi kedua belah pihak, termasuk:

- Peningkatan Pemahaman Mahasiswa: Melalui interaksi ini, mahasiswa memiliki kesempatan


untuk mendapatkan wawasan yang lebih mendalam tentang topik penelitian mereka, metodologi,
dan konsep-konsep akademik lainnya dari dosen.

- Pemahaman Dosen tentang Kesiapan Mahasiswa: Dosen dapat mengevaluasi pemahaman,


kesiapan, dan kemajuan mahasiswa dalam penelitian mereka, yang dapat membantu dosen dalam
memberikan bimbingan yang lebih terarah.

- Kemampuan Mahasiswa dalam Menyampaikan Ide: Mahasiswa dapat meningkatkan


kemampuan mereka dalam menyampaikan ide, mengemukakan pertanyaan, dan menyusun
argumen secara efektif dalam diskusi dengan dosen.

- Pemberian Umpan Balik yang Konstruktif: Dosen juga dapat melatih kemampuan mahasiswa
dalam menerima dan memahami umpan balik secara konstruktif, yang merupakan keterampilan
penting dalam pengembangan karya ilmiah.

Perbincangan antara dosen dan mahasiswa dalam bimbingan skripsi bukan hanya sekadar
pertukaran informasi, tetapi juga membawa efek yang signifikan terhadap pemahaman,
kemampuan komunikasi, motivasi, hubungan interpersonal, dan kualitas akhir dari skripsi yang
ditulis. Dalam konteks akademik, interaksi ini dapat memberikan kontribusi besar terhadap
pembelajaran dan perkembangan mahasiswa serta kualitas penelitian yang dihasilkan.

Sebuah forum diskusi kampus adalah contoh nyata dari komunikasi kelompok di
lingkungan akademis. Biasanya, peristiwa ini diadakan di ruang kelas, auditorium, atau area
terbuka kampus dengan tujuan untuk membahas topik tertentu atau isu yang relevan dengan
lingkungan kampus atau masyarakat pada umumnya. Forum diskusi kampus merupakan cara
yang efektif untuk mempromosikan kolaborasi, berbagi pengetahuan, serta mengembangkan
gagasan dan solusi terhadap isu-isu yang relevan dengan lingkungan akademis dan sosial. Ini
juga menciptakan ruang bagi mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum untuk berpartisipasi
dalam pertukaran ide dan pandangan.

Unsur-unsur komunikasi dalam peristiwa forum diskusi kampus meliputi:


1. Komunikator (Peserta, Moderator, Pembicara)

Komunikator dalam forum diskusi kampus melibatkan peserta, moderator yang memfasilitasi
acara, dan pembicara atau panelis yang membawakan topik diskusi. Pembicara memberikan
informasi atau pandangan, peserta menyampaikan pertanyaan atau pandangan mereka, sementara
moderator memandu jalannya diskusi.

2. Pesan

Pesan dalam forum diskusi kampus mencakup informasi, pandangan, data, atau ide yang
dibagikan oleh pembicara kepada peserta. Peserta juga menyampaikan pertanyaan, opini, atau
diskusi terkait topik yang dibahas.

3. Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi dalam forum diskusi kampus melibatkan interaksi langsung antara peserta,
pembicara, dan moderator. Penggunaan mikrofon atau platform teknologi untuk presentasi juga
dapat menjadi saluran komunikasi.

Forum diskusi kampus adalah platform di mana berbagai pemangku kepentingan dapat bertukar
pendapat, membagikan informasi, dan berdiskusi mengenai topik yang relevan. Pembicara
memberikan informasi atau pandangan mereka, peserta berpartisipasi dengan pertanyaan atau
pandangan, sementara moderator memastikan kelancaran dan relevansi diskusi. Komunikasi
yang terjadi dalam forum diskusi kampus mencakup pesan yang disampaikan, respon peserta,
serta umpan balik untuk memastikan pemahaman yang lebih baik terhadap topik yang dibahas.

Peristiwa forum diskusi kampus dapat dijelaskan dengan model komunikasi yang lebih
luas, yaitu model komunikasi kelompok, Model Komunikasi Kelompok: Komunikasi
Interpersonal dalam Konteks Kelompok: Meskipun terjadi dalam konteks kelompok, tetapi
diskusi kampus melibatkan interaksi antara beberapa individu (peserta, moderator, pembicara)
dan lebih cenderung menggunakan model komunikasi interpersonal. Peserta berinteraksi secara
langsung dalam diskusi, saling bertukar pendapat, bertanya, dan memberikan umpan balik.
Diskusi kampus sering kali melibatkan pertukaran ide, pandangan, dan informasi antara peserta
dengan pembicara atau panelis yang menjadi fokus diskusi. Ini menunjukkan aspek komunikasi
dua arah.
Dalam konteks forum diskusi kampus, model komunikasi kelompok lebih menekankan pada
interaksi langsung antara peserta, moderator, dan pembicara. Namun, bisa juga dilihat dari
perspektif komunikasi massa karena pesan yang disampaikan dihadapkan pada audiens yang
lebih luas. Kombinasi dari model komunikasi kelompok dan massa sering terjadi dalam forum
diskusi kampus, memungkinkan pertukaran ide dan informasi antara beberapa individu sekaligus
memberikan pengaruh pada audiens yang lebih besar.

Pesan verbal dalam peristiwa forum diskusi kampus mencakup komunikasi lisan antara
peserta diskusi, moderator, dan pembicara atau panelis. Pesan-pesan ini berkaitan dengan
pertukaran ide, informasi, pendapat, dan pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam
forum tersebut. Berikut beberapa contoh pesan verbal yang mungkin disampaikan dalam forum
diskusi kampus:

1. Pertanyaan dari Peserta:

- "Bagaimana pendapat Anda mengenai implikasi dari temuan ini dalam konteks sosial saat
ini?"

2. Penyampaian Ide atau Pendapat:

- "Menurut saya, aspek ini perlu diperhatikan lebih dalam dalam konteks diskusi kita.

Pesan-pesan verbal ini merupakan bagian penting dari interaksi dalam forum diskusi kampus.
Mereka memfasilitasi pertukaran ide, pandangan, dan informasi antara peserta, moderator, serta
pembicara/panelis untuk menciptakan diskusi yang informatif, mendalam, dan produktif.

Dalam peristiwa forum diskusi kampus, pesan non-verbal dapat menjadi komponen
penting dari komunikasi antara peserta, moderator, dan pembicara atau panelis. Pesan non-verbal
mengacu pada komunikasi yang tidak melibatkan kata-kata atau bahasa verbal. Pesan non-verbal
dalam forum diskusi kampus dapat memberikan informasi tambahan, mendukung pesan verbal,
dan menambah dimensi komunikasi. Gestur, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan faktor non-verbal
lainnya membantu dalam memperkuat atau menyoroti pesan verbal yang disampaikan oleh
peserta atau pembicara. Keseluruhan pesan non-verbal dan verbal bekerja bersama untuk
membangun pemahaman yang lebih baik antara peserta forum diskusi kampus.
Dalam forum diskusi kampus, beberapa hambatan komunikasi yang mungkin timbul
antara peserta, moderator, atau pembicara meliputi: Ketidakaktifan Peserta Diskusi, Dominasi
Pembicaraan oleh Sebagian Peserta, Kurangnya Keterbukaan dalam Berkomunikasi, Kurangnya
Moderasi atau Pengelolaan Diskusi yang Baik, Perbedaan Bahasa atau Gaya Komunikasi.

Mengatasi hambatan-hambatan ini membutuhkan perhatian khusus terhadap pengelolaan waktu,


pengelolaan partisipasi peserta, penggunaan bahasa yang jelas, moderasi yang baik, serta
menciptakan lingkungan yang inklusif dan terbuka bagi semua peserta untuk berpartisipasi
secara efektif dalam diskusi kampus. Komunikasi yang efektif memerlukan upaya bersama untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut sehingga tujuan dari forum diskusi kampus dapat
tercapai dengan baik.

Peristiwa forum diskusi kampus menciptakan sejumlah efek komunikasi yang signifikan,
baik pada peserta diskusi, moderator, maupun pembicara atau panelis. Forum diskusi kampus
memberikan lingkungan yang ideal untuk pertukaran ide, pengembangan keterampilan
komunikasi, kolaborasi, jaringan sosial dan profesional, serta peningkatan kesadaran dan
perspektif. Efek-efek tersebut memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan personal
dan akademik peserta, serta pertumbuhan intelektual dan kemasyarakatan.

Sebuah konser adalah contoh yang sangat baik dari komunikasi massa, di mana pesan
atau karya seni disampaikan kepada audiens yang luas. Konser merupakan salah satu bentuk
komunikasi massa yang kuat karena mampu menyampaikan pesan dalam bentuk seni yang dapat
mempengaruhi emosi, pikiran, dan pengalaman penggemar musik secara bersamaan kepada
audiens yang besar.

Unsur-unsur komunikasi dalam peristiwa konser adalah sebagai berikut:

1. Komunikator (Artis/Penampil, Penonton)

- Artis/Penampil: Mereka merupakan komunikator utama dalam konser, mengirimkan pesan


melalui penampilan mereka, musik, gerakan panggung, dan interaksi dengan penonton.

- Penonton: Mereka juga menjadi bagian dari komunikasi dengan merespons penampilan artis,
bersorak, bernyanyi, menari, atau berinteraksi dalam pengalaman konser.
2. Pesan

- Dari Artis: Pesan yang disampaikan bisa berupa musik, lirik lagu, pesan verbal, atau ekspresi
non-verbal yang mencerminkan emosi atau pandangan artistik artis.

- Dari Penonton: Reaksi penonton terhadap penampilan, seperti antusiasme, kegembiraan, atau
tanggapan lainnya terhadap pertunjukan.

3. Konteks Komunikasi

- Lingkungan Konser: Konser terjadi di tempat-tempat seperti arena musik, auditorium, atau
festival. Konteks ini mempengaruhi suasana dan interaksi antara artis dan penonton.

- Budaya Populer: Konser sebagai bagian dari budaya populer juga memengaruhi pesan yang
disampaikan oleh artis dan cara penonton meresponsnya.

5. Feedback (Umpan Balik)

- Respon Penonton: Reaksi langsung dari penonton terhadap penampilan artis adalah bentuk
umpan balik yang jelas dalam konser.

- Respon Artis: Beberapa artis juga merespons secara langsung reaksi penonton, misalnya
dengan berbicara di antara lagu-lagu mereka atau merespons secara spontan terhadap reaksi
penonton.

Konser adalah bentuk komunikasi yang unik di mana artis menyampaikan pesan mereka melalui
musik, penampilan, dan interaksi dengan penonton. Sebaliknya, penonton juga merespons pesan
yang disampaikan oleh artis melalui reaksi emosional dan interaksi mereka. Saluran komunikasi
dalam konser melibatkan berbagai elemen, mulai dari musik dan penampilan, hingga media
sosial yang memungkinkan penonton untuk berbagi pengalaman mereka. Konser membangun
ikatan emosional dan pengalaman bersama yang memengaruhi kondisi psikologis penonton dan
artis, menciptakan pengalaman komunikasi yang kuat dan memuaskan bagi kedua belah pihak.
Peristiwa konser sering dapat dijelaskan dengan menggunakan model komunikasi massa.
Meskipun ada unsur interaksi antara artis dan penonton, namun pengaruh pesan yang
disampaikan oleh artis kepada audiens yang luas seringkali menjadi ciri khas utama dalam
konteks konser. Model komunikasi massa sangat relevan dalam konteks konser karena pesan
yang disampaikan oleh artis, bentuk pertunjukan mereka, dan pengaruhnya terhadap audiens
yang luas menjadi fokus utama. Meskipun ada interaksi antara artis dan penonton, namun pesan
utama dan dampaknya cenderung bersifat satu arah, dari artis kepada audiens. Interaksi antara
artis dan penonton tetap ada, namun cenderung tidak personal dan lebih bersifat umum atau
melibatkan respons bersama dari sekelompok penonton.

Dalam peristiwa konser, pesan verbal terutama disampaikan oleh artis atau penyanyi kepada
audiens melalui percakapan, interaksi, atau komentar yang disampaikan di antara lagu atau
setelah penampilan tertentu. Meskipun pesan-pesan ini tidak selalu menjadi fokus utama dalam
konser, mereka dapat memberikan dimensi tambahan atau keintiman antara artis dan penonton.
Pesan-pesan verbal tersebut dapat menambah dimensi emosional dan interaksi antara artis dan
penonton dalam konser. Meskipun pesan-pesan ini bukan inti dari konser, mereka dapat
menambah kedekatan dan membuat pengalaman menyaksikan konser menjadi lebih pribadi bagi
penonton.

Dalam peristiwa konser, pesan non-verbal menjadi komponen penting dari komunikasi
antara artis dan penonton. Pesan non-verbal mengacu pada segala bentuk komunikasi yang tidak
melibatkan kata-kata atau bahasa verbal. Pesan non-verbal dalam konser mencakup berbagai
aspek mulai dari ekspresi wajah dan gerakan tubuh artis, respons penonton, pencahayaan
panggung, efek visual, jarak fisik antara artis dan penonton, serta reaksi terhadap lingkungan
sekitar. Semua elemen ini berkontribusi dalam membentuk suasana, emosi, dan pengalaman
yang dirasakan oleh penonton, serta menguatkan interaksi artistik antara artis dan audiens dalam
sebuah konser.

Dalam konteks konser, beberapa hambatan komunikasi yang mungkin terjadi antara artis dan
penonton atau di antara penonton sendiri, meliputi: gangguan lingkungan, kurangnya interaksi
antara artis dan penonton, kesalahan teknis, ketidakmampuan menyampaikan pesan non-verbal.
Pada konser, hambatan-hambatan tersebut bisa mengganggu komunikasi antara artis dan
penonton, serta memengaruhi pengalaman keseluruhan yang diharapkan dari konser tersebut.
Upaya untuk meminimalkan hambatan-hambatan ini melalui perencanaan yang matang,
pengaturan teknis yang baik, serta interaksi yang maksimal antara artis dan penonton dapat
meningkatkan pengalaman keseluruhan dalam konser.

Peristiwa konser memunculkan berbagai efek komunikasi yang memengaruhi baik artis
maupun penonton. Beberapa efek tersebut meliputi:

1. Emosi dan pengalaman sensoris


2. Pengalaman kebersamaan
3. Komunikasi non verbal dan ekspresi artistik
4. Peningkatan rasa keterhubungan dengan artis
5. Kenangan atas pengalaman
Efek komunikasi dalam konser tidak hanya terbatas pada pesan verbal yang disampaikan oleh
artis, tetapi juga meliputi interaksi non-verbal, pengalaman sensoris, penciptaan kenangan
berkesan, dan pengaruh yang mendalam terhadap keterhubungan sosial, budaya, dan emosional
antara artis dan penonton. Konser menciptakan pengalaman yang mendalam dan berkesan bagi
semua yang terlibat di dalamnya.
KESIMPULAN
Saya selaku pengamat peristiwa perbincangan dosen dan mahasiswa bimbingan
skripsi, forum diskusi kampus, dan konser, menyimpulkan :
1. Kesuksesan atau efektivitas perbincangan antara dosen dan mahasiswa dalam
bimbingan skripsi dapat dinilai dari beberapa aspek. Beberapa faktor yang
menentukan efektivitasnya antara lain: keterbukaan, pemahaman, pertukaran
umpan balik, ketercapaian tujuan bimbingan, dan keharmonisan dalam
berkomunikasi. Efektivitas perbincangan dosen dan mahasiswa dalam
bimbingan skripsi bisa diukur dari seberapa terbuka, produktif, dan efisien
interaksi tersebut. Jika komunikasi terjalin dengan baik, terjadi pertukaran
informasi yang konstruktif, dan tercapainya tujuan pembimbingan, itu
menandakan efektivitas yang baik dalam komunikasi antara dosen dan
mahasiswa.

2. Ketika menilai efektivitas dari peristiwa komunikasi dalam sebuah forum diskusi
kampus, beberapa faktor dapat menjadi penilaian yang relevan: keterlibatan
peserta, moderasi dan pengelolaan diskusi, pertukaran ide, pemecahan masalah,
kesimpulan yang jelas dan mencapai tujuan diskusi. Efektivitas dari diskusi
forum kampus dapat dinilai dari seberapa baik interaksi dan pertukaran ide
antara peserta terjadi, bagaimana diskusi diatur dan dimoderasi, serta sejauh
mana diskusi tersebut mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Jika diskusi
mampu menggali ide-ide baru, mendorong partisipasi yang aktif, dan mencapai
resolusi atau kesimpulan yang jelas, dapat dikatakan bahwa diskusi berjalan
secara efektif.

3. Peristiwa komunikasi pada konser memiliki karakteristik yang berbeda dari


situasi komunikasi lainnya karena fokusnya pada pengalaman sensoris dan
emosional yang dihasilkan dari pertunjukan musik. Efektivitas komunikasi
dalam konteks konser terutama terfokus pada bagaimana musik dan pertunjukan
artistik secara emosional dan sensoris mempengaruhi dan terhubung dengan
penonton. Pengalaman bersama, penciptaan kenangan yang berkesan, dan
pengaruh terhadap identitas budaya adalah faktor penting yang dapat
menunjukkan sejauh mana komunikasi dalam konser berjalan dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, I Gede M. (2017). Dinamika Kelompok. Penerbit Salemba Humanika.

Effendi, Onong Uchjana. (2018). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Penerbit Remaja

Rosdakarya.

Hadi, Sutrisno. (2019). Komunikasi Interpersonal. Penerbit Salemba Humanika.

Indriyanto. (2019). Teori dan Praktek Komunikasi Kelompok. Penerbit Rajagrafindo

Persada.

Putra, Imam H. (2019). Ilmu Komunikasi Massa. Penerbit Kencana.

Rachmat, Jalaluddin Rakhmat. (2017). Psikologi Komunikasi. Penerbit Remaja

Rosdakarya.

Sari, Desmita. (2018). Komunikasi Interpersonal: Suatu Pengantar. Penerbit

Rajagrafindo Persada.

Setiadi, Nugroho J. (2016). Psikologi Komunikasi. Penerbit Kencana.

Supranto, J. (2017). Komunikasi Kelompok. Penerbit Rineka Cipta.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai