Disusun oleh :
Mashiroh Afriliyanti (2022021030)
Kelas : B22-1E
1. Aristoteles
Model komunikasi Aristoteles termasuk model komunikasi linier atau satu arah.
Sering ditujukan untuk menggambarkan proses public speaking, yang sumber atau
pembicaranya berperan aktif dalam mengirimkan pesan, sementara komunikan
berperan sebagai pendengar. Baca juga: Apa itu Teori Komunikasi Dua Tahap?
Karakteristik model komunikasi Aristoteles Menurut Encep Sudirjo dan Muhammad
Nur Alif dalam buku Komunikasi dan Interaksi Sosial Anak (2021), model
komunikasi Aristoteles dikenal sebagai model komunikasi yang berpusat pada
pembicara (sumber). Karena pembicara dipandang sebagai pihak yang aktif serta
berperan penting dalam proses penyebarluasan pesan kepada komunikan, yakni
khalayak. Dalam model komunikasi ini, khalayak digambarkan bersifat pasif dalam
menerima pesan. Ini menjadi penyebab utama mengapa model komunikasi Aristoteles
bersifat linier atau hanya berlangsung satu arah. Berikut beberapa karakteristik model
komunikasi Aristoteles: Berpusat pada pengirim pesan. Khalayak bersifat pasif
terhadap penerimaan pesan. Model komunikasi Aristoteles tidak terlalu fokus pada
komunikasi intrapersonal atau interpersonal. Berfokus pada interaksi khalayak dalam
komunikasi. Tidak ada konsep umpan balik (feedback). Tidak ada konsep kegagalan
komunikasi. Komunikasi berlangsung satu arah atau bersifat linier. Model
komunikasi Aristoteles hanya bisa digunakan dalam public speaking
Kelebihan
Kelebihan model komunikasi Aristoteles ialah melatih seseorang menjadi
pembicaraya n g bai k di hadapan khal a yak ram ai dan m e rupak an
i nspi rasi bagi pa ra i l m uankomunikasi lain untuk mengembangkan berbagai
teori model komunikasi
Kekurangan
Model komunkasi ini terbilang masih sederhana. Tidak memuat unsur-unsur lainnya
yangdikenal seperti saluran, umpan balik, efek dan kendala atau
gangguan komunikasi.Komunikasi ini dianggap fenomena statis, dimana
seseorang berbicara, pesannya berjalankepada khalayak, dan khalayak
mendengarkan. Komunikasi disenngaja (bertujuan) ketikaseseorang membujuk
orang lain untuk menerima pendapatnya. Disamping itu, modelretoris ini
tidak dibahas aspek-aspek nonverbal dalam persuasi.
2. Harold Lasswel
Awalnya model komunikasi Lasswell dikembangkan untuk menganalisis komunikasi
massa, khususnya tentang media propaganda. Namun, seiring perkembangan zaman,
model komunikasi ini sering digunakan untuk menganalisis komunikasi interpersonal
atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran diseminasi (penyebarluasan) pesan.
konsep model komunikasi Lasswell
Who (siapa) Dikutip dari buku Dasar-dasar Komunikasi (2021) karya Suci
R. Mar’ Ih Koesomowidjojo, ‘who’ berkedudukan sebagai komunikator
atau sumber informasi, bertugas untuk memulai komunikasi, baik secara
individu, kelompok, maupun lembaga.
Says What (berbicara apa) Merujuk pada hal apa yang akan disampaikan
oleh komunikator kepada komunikan.
In Which Channel (dengan media apa) Artinya saluran atau media apa yang
akan digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari
komunikator kepada komunikan, baik secara langsung (tatap muka)
maupun tidak (lewat media elektronik atau media cetak).
With What Effect (dampak yang ditimbulkan) Setelah pesan diterima, perlu
dilihat adakah perubahan pada diri komunikan, seperti bertambahnya
pengetahuan, perubahan pendapat, perubahan sikap, dan sebagainya.
Kelebihan
Model komunikasi ini dipandang lebih maju dari teori-teori model yang lain.
Disampingitu, model ini juga sangat sedarhana sehingga lebih mudah
untuk dipahami. Dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bentuk
komunikasi dan didalamnya terdapat konsepefek. Model Lasswell lebih
mendefinisikan tujuan komunikasi sebagai suatu penciptaan pengaruh dari
pesan yang telah disampaikan serta fokus dan perhatian terhdap aspek-
aspek penting komunikasi
Kekurangan
Tidak adanya konsep tujuan komunikasi. Tidak adanya konteks dimana
komunikasiberlangsung.Tidak adanya konsep umpan balik atau
feedback.Tidak dapat diterapkandalam komunikasi manusia secara
langsung.Model komunikasi hanya dapat diterapkan.
Kelebihan :
Model ini merupakan model komunikasi paling dasar dan memiliki prosesaksi-
reaksiyang sangat sederhana, sehingga mudah dipahami. Dipengaruhi oleh
psikologi yang beraliran behavioristik, hal ini bisa digambarkan bahwa dari
ekspresi saja seseorang bias menghasilkan komunikasi. Bersifat timbal-balik dan
mempunyai efek, bergantung kepada tanggapan para peserta komunikasi. Bisa
berupa efek positif atau negatifyang dapat mengubah tindakan komunikasi
berikutnya.
Kekurangan :
Model ini mengabaikan komunikasi sebagai sebuah proses. Dengan kata lain,
komunikasi dianggap sebagai hal yang statis. Manusia dianggap berprilaku karena
kekuatan dari luar(stimulus), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan
bebasnya.
RESUME
Dari teori gaya komunikasi diatas saya dapat mengambil sebuah kesimpulan, bahwa
gaya komunikasi yang paling efektif untuk digunakan menurut saya pribadi adalah
Gaya S-R (gaya stimulus-respons) karena Model ini merupakan model komunikasi
paling dasar dan memiliki prosesaksi-reaksiyang sangat sederhana, sehingga
mudah dipahami. Dipengaruhi oleh psikologi yang beraliran behavioristik, hal
ini bisa digambarkan bahwa dari ekspresi saja seseorang bias menghasilkan
komunikasi. Bersifat timbal-balik dan mempunyai efek, bergantung kepada
tanggapan para peserta komunikasi. Bisa berupa efek positif atau negative
yang dapat mengubah tindakan komunikasi berikutnya.