NIM : 2210102010006
Kelas : 02.04
Model Komunikasi
A. Pengertian
Model?
Model ialah suatu gambar yang sistematis dan abstrak di mana menggambarkan potensi-
potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah prosesproses.
Komunikasi?
komunikasi merupakan aktivitas penyampaian informasi, baik berupa pesan, ide, dan gagasan,
dari satu pihak ke pihak lainnya. Komunikasi sendiri melalui sebuah proses, dimulai dengan
bahan pembicaraan yang dilontarkan oleh pembicara, kemudian diterima oleh penerima.
Model komunikasi?
Model komunikasi adalah gambaran yang sederhana dari proses aksi reaksi komunikasi yang
memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya.
•Model Aristoteles
Model Aristoteles disebut pula model retoris (rhetorical model) atau komunikasi publik, yang
terdiri dari Pembicara (speaker), pesan (message), pendengar (listener). Model ini lebih
menekankan pada komunikasi persuasi efektif; dengan isi pidato, susunanannya, dan cara
penyampainnya. Model ini juga menekankan komunikator sebagai sentral. Agar komunikasi
berjalan efektif, komunikator harus memiliki apa yang disebutnya sebagai ethos (kredibilitas/
keterpercayaan), logos (logika pendapat), pathos (emosi khalayak). Kekurangan untuk model ini
adalah bahwa komunikasi dianggap statis dan mengabaikan pesan nonverbal.
Model Komunikasi yang dibuat Aristoteles tersebut belum menempatkan unsur media
dalam proses komunikasi serta pada gambar di atas pembicara sebagai sumber yang
mengatakan apa atau pesan dan kepada siapa pesan itu diterima pastinya tanpa melibatkan
media.
•Model Lasswell
Model ini dikemukakan oleh Harold D. Lasswell pada tahun 1948. menggambarkan proses
komunikasi dan fungsinya dalam masyarakat. Menurutnya ada tiga (3) fungsi komunikasi atau
media massa, yaitu: pengawasan (surveilance), korelasi (corelation), transmisi warisan sosial
(transmission of social harritage). Fungsi pengawasan dilaksanakan oleh pemimpin politik dan
diplomat. Model Lasswell adalah salah satu model komunikasi yang paling populer.
Model ini mampu menggambarkan unsur-unsur komunikasi yang harus ada dalam proses
komunikasi massa. Berikut model Lasswell: -Who (komunikator), -Says what (pesan), -In which
channel (saluran/media), -To whom (komunikan), -With what effect (efek media). Di sini Laswell
melihat bahwa suatu proses komunikasi selalu mempunyai efek atau pengaruh. Oleh karena
itu, tidak mengherankan kalau model laswell ini banyak menstimuli riset komunikasi khususnya
di bidang komunikasi massa dan komunikasi politik. Kritik untuk model ini adalah komunikasi
dianggap memiliki motif dan tujuan tertentu dan menyederhanaan masalah.
Secara ringkas, semakin banyak gangguan, semakin besar kebutuhan akan redundansi pesan
yang mengurangi entropi relatif pesan. Model ini dapat diterapkan pada komunikasi
antarpribadi, komunikasi publik, dan komunikasi massa. Kritik untuk mmmodel ini adalah
komunikasi dianggap statis dan tidak ada umpan balik.
Kesimpulan dari tiga model analisis dasar komunikasi yang dikemukakan di atas yaitu
memperoleh kesan bahwa semua modal tersebut memiliki sifat satu arah atau linier serta
selalu menekankan peranan sumber dan media
Model ini adalah salah satu model yang banyak digunakan untuk gambaran proses komunikasi
yaitu model circular dikenalkan oleh Osgood dan Cramm (1954). Model ini menggambarkan
komunikasi sebagai proses dinamis, di mana Pesan ditransfer melalui proses econding dan
decoding. Econding adalah translasi yang digunakan oleh sumber atas sebuah pesan dan
decoding adalah translasi yang dilakukan oleh penerima terhadap pesan yang berasal dari
sumber. Hubungan antara econding dan decoding adalah hubungan antara sumber dan
penerima secara simultan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Dalam konteks komunikasi antarmanusia, Koncaid mencobak berpijak dari konsep sibernetik
dengan melihat komunikasi sebagai suatu proses yang memiliki kecenderungan bergerak
kearah suatu titik temu (convergence). Dalam proses komunikasi yang memusat, setiap pelaku
berusaha menafsirkan dan memahami informasi yang deiterimanya dengan sebaik-baiknya.
Dengan demikian pelaku komunikasi dapat memberi reaksi atau menyampaikan hasil
pikirannya dengan baik kepada orang lain.