Disusun Oleh :
Assalamu’alaikum Wr. Wb
kehadirat Allah SWT, serta shalawat dan salam kami sampaikan pada nabi
waktu.
Adapun tujuan kami membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah Farmasi Klinik dan Interpretasi Data Klinik. Semoga makalah yang
kami susun ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi kami dan umumnya
bagi pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami siap menerima segala kritik dan saran dari berbagai pihak demi
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
Penyusun
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 19
3.2 Saran .................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
profesional dari para profesi kesehatan. Rumah sakit adalah merupakan salah satu
unit/instansi kesehatan yang sangat vital dan strategis dalam melayani kesehatan
kesehatan yang tidak terpisahkan, salah satu aspek pelayanan kefarmasian yaitu
pelayanan informasi obat yang diberikan oleh apoteker kepada pasien dan pihak-
pihak terkait lainya. Informasi obat adalah suatu bantuan bagi dokter dalam
pengambilan keputusan tentang pilihan terapi obat yang paling tepat bagi seorang
pasien.
Pelayanan informasi obat yang diberikan tersebut tentulah harus lengkap,
penggunaan obat yang rasional yakni sesuai kebutuhan, efektif, aman, nyaman
bagi pasien.
rumah sakit, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pelayanan
profit di urutan ke-3 bahkan ada yang menduduki urutan ke-2 bagi managerial
galak dikembangkan oleh farmasi atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah
Pelayanan Informasi Obat merupankan salah satu bagian, cabang dari Pelayanan
obat dan makin tingginya harapan masyarakat, ledakan medis serta ilmiah.
dirumah sakit, maka diperlukan suatu acuan atau pedoman. Maka dari itu makalah
ini dibuat oleh penyusun dan dijelaskan berdasarkan sumber yang didapatkan.
1.2 Rumusan Masalah
sebagai berikut :
i. Apa saja strategi pencarian informasi secara sistemik?
j. Apa saja metode menjawab pertanyaan informasi?
1.3 Tujuan
obat.
b. mahasiswa dapat mengetahui dan memahami ruang lingkup dari pelayanan
informasi obat.
informasi obat.
obat.
obat oleh petugas.
TINJAUAN PUSTAKA
dilakukan oleh apoteker untuk memberi informasi secara akurat, tidak biasa dan
terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien
(Anonim, 2004).
berbagai bentuk dan metode kepada pengguna nyata yang mungkin (Siregar,
2004).
Ada berbagai macam definisi dari informasi obat, tetapi pada umumnya
maksud dan intinya sama. Salah satu definisinya, informasi obat adalah setiap data
tidak terbatas pada pengetahuan seperti nama kimia, struktur dan sifat sifat,
mulai kerja dan durasi kerja, dosis dan jadwal pemberian, dosis yang
gejala dan pengobatan toksisitas, efikasi klinik, data komparatif, data klinik, data
penggunaan obat dan setiap informasi lainnya yang berguna dalam diagnosis dan
pelayanan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,
terkini baik kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
a. Pemberian informasi kepada konsumemn secara aktif maupun pasif melalui surat,
d. Penyuluhan,
e. Penelitian.
pihak yang memerlukan (Anonim, 2006). Unit ini dituntut untuk dapat menjadi
sumber terpercaya bagi para pengelola dan pengguna obat, sehingga mereka dapat
c. Seimbang,
d. Ilmiah,
e. Berorientasi kepada pasien dan pro aktif.
sakit, antara lain:
tepat pada waktunya. Sumber informasi dapat dipusatkan dalam suatu sentra
obat di suatu rumah sakit. Suatu program evaluasi penggunaan obat memerlukan
standar atau kriteria penggunaan obat yang digunakan sebagai acuan dalam
mengevaluasi ketepatan atau ketidak tepatan penggunaan obat. Oleh karena itu,
komersial, tetapi belum disetujui oleh BPOM untuk digunakan pada manusia.
Terapi
rumah sakit yang vital dan berpengaruh dalam proses penggunaan obat dalam
rumah sakit. Hal ini dapat disiapkan dengan memadai oleh suatu pelayanan
informasi obat.
adalah suatu komponen penting dari pelayanan informasi obat. Untuk mencapai
sasaran itu, bulletin farmasi atau kartu informasi yang berfokus kepada suatu
a) Efektif
efektivitas biaya, yang ditandai dengan keluaran positif lebih besar daripada
keluaran negatif.
b) Aman
Aman berarti bahwa efek obat yang merugikan dapat diminimalkan dan tidak
membahayakan pasien.
c) Rasional
obat yang diberikan kepada pasien dapat memenuhi kriteria, yaitu tepat pasien,
pasien melalui terapi obat yang rasional.Oleh karena itu, prioritas harus diberikan
sebagai berikut :
mereka.
5. Keperluan dari berbagai fungsi PFT.
farmasi, stabilitas dan toksisitas obat), ketersediaan obat, harga obat, efek samping
rujukan primer.
benar, jawaban dapat dicari kembali pada rujukan asal dan tidak boleh
informasi yang telah diberikan baik lisan maupun tertulis (Juliantini dan Widayati,
(Anonim, 2006).
1. Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan seperti dokter, apoteker, dokter gigi, tenaga kesehatan lain
2. Pustaka
Terdiri dari majalah ilmiah, buku teks, laporan penelitian dan Farmakope.
3. Sarana
4. Prasarana
dapat diperoleh dari setiap kemasan atau brosur obat yang berisi:
2. Komposisi
4. Dosis pemakaian
5. Cara pemakaian
8. Tanggal kadaluarsa
Dokumen mencakup pustaka farmasi dan kedokteran, terdiri atas majalah ilmiah,
buku teks, laporan penelitian dan farmakope. Fasilitas mencakup fasilitas ruangan,
industry farmasi, Badan POM, pusat informasi obat, pendidikan tinggi farmasi,
organisasi profesi dokter dan apoteker. Manusia mencakup dokter, dokter gigi,
yang ,emgadakan pelayanan informasi obat harus mempelajari juga cara terbaik
kategori, yaitu:
1. Pustaka primer
Artikel asli yang dipublikasikan penulis atau peneliti, informasi yang terdapat
b) Laporan kasus
c) Studi evaluative
d) Laporan deskriptif
2. Pustaka sekunder
informasi ini dibuat dalam berbagai data base, contoh : medline yang berisi
3. Pustaka tersier
Berupa buku teks atau data base, kajian artikel, kompendia dan pedoman
praktis. Pustaka tersier umumnya berupa buku referensi yang berisi materi yang
No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, pasal 53 ayat 2 menyatakan bahwa Standar
menghormati hak pasien. Yang dimaksud dengan hak pasien antara lain ialah hak
informasi, hak untuk memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran, dan
1. Dokter
Dalam proses penggunaan obat, pada tahap pemilihan obat serta regimennya
untuk seorang pasien tertentu, dokter memerlukan informasi dari apoteker agar ia
dapat membuat keputusan yang rasional. Informasi obat diberikan langsung oleh
menyertai tim medis dalam kunjungan ke ruang perawatan pasien atau dalam
2. Perawat
kesehatan yang paling banyak berhubungan dengan pasien, karena itu perawatlah
dan ringkas misalnya frekuensi pemberian dosis, metode pemberian obat, efek
samping yang mungkin, penyimpanan obat, inkompatibilitas campuran sediaan
Informasi yang dibutuhkan pasien dan keluarga pasien pada umumnya adalah
pasien rawat jalan, informasi diberikan sewaktu penyerahan obat. Informasi obat
jangka waktu penggunaan, pengaruh makanan pada obat, penggunaan obat bebas
4. Apoteker
Setiap apoteker rumah sakit masing masing mempunyai tugas atau fungsi
menerima pertanyaan mengenai informasi obat dan pertanyaan yang tidak dapat
a. Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker selama 24 jam atau on call
b. Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker pada jam kerja, sedang diluar
iam kerja dilayani oleh apoteker instalasi farmasi yang sedang tugas jaga.
c. Pelayanan informasi obat dilayani oleh apoteker pada jam kerja, dan tidak ada
d. Tidak ada petugas khusus pelayanan informasi obat, dilayani oleh semua
apoteker instalasi farmasi, baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja.
e. Tidak ada apoteker khusus, pelayanan informasi obat dilayani oleh semua
apoteker instalasi farmasi di jam kerja dan tidak ada pelayanan informasi obat
langkah pertama dalam menjawab suatu pertanyaan. Hal ini dapat dilakukan
pertanyaan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pertanyaan. Umur, bobot, jenis
diagnosis sekarang, fungsi ginjal dan hati, sering diperlukan. Dalam beberapa
pengambilan sejarah obat berdasarkan dua alasan dari sudut pandang penyediaan
biasanya dapat diperoleh, tetapi jika jawaban tidak dapat, apoteker bergerak ke
melalaikan sumber penting dan kehilangan perspektif. Masalah ini dapat terjadi
terutama pada apoteker tanpa pengalaman praktid atau tanpa ketrampilan klinik
manfaat dari membaca pendahuluan atau latar belakang persiapan, terutama jika
Pada umumnya, ada dua jenis metode utama untuk menjawab pertanyaan
informasi, yaitu komunikasi lisan dan tertulis. Apoteker, perlu memutuskan kapan
suatu jenis dari metode itu digunakan untuk menjawab lebih tepat daripada yang
lain. Dalam banyak situasi klinik, jawaban oral biasanya diikuti dengan jawaban
tertulis.
a. Jawaban tertulis
kepada penanya dan menjadi suatu rekaman formal untuk penanya dan responden.
didesak penanya. Jawaban tertulis dapat mengakomodasi tabel, grafik, dan peta
memutuskan jenis metode jawaban lisan yang digunakan. Ada dua jenis metode
menjawab secara lisan, yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi telepon.
Komunikasi tatap muka lebih disukai, jika apoteker mempunyai waktu dan
2004).
a. Menjawab pertanyaan spesifik yang diajukan melalaui telpon, surat atau tatap
muka,
b. Menyiapkan materi brosur atau leflet informasi obat (pelayanan cetak ulang
atau re print),
konsep obat yang sedang dalam penelitian atau peninjauan penggunaan obat-
obatan,
d. Mendukung kegiatan panitia farmasi terapi dalam menyusun formularium rumah
sakit dan meninjau terhadap obat-obat baru yang diajukan untuk masuk dalam
obat (Anonim, 2006).
2.13 Evaluasi Kegiatan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
apoteker untuk memberi informasi secara akurat, tidak biasa dan terkini kepada
penggunaan obat yang rasional, berorientasi pada pasien, tenaga kesehatan, dan
pihak lain. menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien, tenaga
d. Sasaran pelayanan informasi obat yaitu kepada dokter, perawat, pasien dan
kedepannya agar penyusun dapat menyajikan karya tulis yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI.
Anonim. 2006. Keputusan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
Kefarmasian Di Puskesmas.
Tengah.
Kurniawan, W.K., dan Chabib.L. 2010. Pelayanan Informasi Obat Teori dan Praktik.
I. Jakarta: Penerbit EGC.