Anda di halaman 1dari 32

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020
TAKE HOME EXAM

Oleh:

NUR ANISA PRATIWI


NIM : 1901110643
Kelas : C Kom (2.7)

Dosen Pembimbing: Dr. YASIR. M.Si/NOVA YOHANA, M.I.Kom

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahirabbil‘alamin, Puji syukur kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas Take Home Exam UTS semester ganjil pada mata kuliah Pengantar Ilmu komunikasi
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Take Home Exam UTS semester ganjil pada mata kuliah Pengantar Ilmu komunikasi yang
mana ditujukan kepada pembaca terutama kepada Dosen Pembimbing Bapak Dr. YASIR,
M.SI dan Ibu NOVA YOHANA, M.I.KOM tentang komunikasi sebagai ilmu multidisipliner,
sejarah dimulainya komunikasi, teknik dan metode komunikasi, manusia sebagai animal
symbolcum, makna komunikasi, dan perbedaan komunikasi verbal dan nonverbal.

Penulisan makalah ini tidak lepas dari berbagai hambatan. Diantaranya adalah
sulitnya menganalisis yang mendalam tentang beberapa pertanyaan yang diajukan oleh Bapak
dan Ibu dalam soal UTS Take Home Exam dan keterbatasan kesempatan untuk berbicara atau
bertanya pertanyaan yang saya kurang pahami dengan Dosen ketika kelas sedang
berlangsung. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan pembelajaran yang lebih baik dan
menggunakan kesempatan dengan baik dalam mengamati pembicaraan dengan Dosen secara
cermat.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini yaitu:

1. Allah SWT yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat makalah ini.
2. Orangtua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang bermanfaat
dalam proses pembuatan makalah tulis ini.
3. Dosen pengantar ilmu komunikasi Bapak Dr. YASIR, M.SI dan Bu NOVA YOHANA,
M.I.KOM yang telah memberikan saya UTS dalam bentuk Take Home Exam yang
disajikan dengan bentuk makalah yang sederhana.
4. Teman – teman yang telah mendukung pembuatan makalah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai persoalan yang
bersangkutan tentang ilmu komunikasi itu sendiri pada umumnya.

10 Oktober 2019

Penulis
UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI


KELAS :C
DOSEN : Dr. YASIR. M.Si/NOVA YOHANA, M.I.Kom
SIFAT UJIAN : TAKE HOME EXAM

Sebelum mengerjakan soal , perhatikan dulu hal-hal berikut ini :

 Ujian bersifat take home exam. Soft file dikirim ke email nova.yohana@lecturer.unri.ac.id
paling lambat hari Senin 14 Oktober pukul 12.00 WIB yang akan dinilai, hardcopy
dikumpul hari Selasa 15 Oktober di Prodi untuk pengisian absensi jam 12.00 wib
 Tugas dikerjakan dalam bentuk makalah spasi 1,5 dengan mengacu pada berbagai
referensi
 Dalam mengerjakan tugas, jagalah kapabelitas akademik Anda dengan tetap menjaga
totalitas dan kejujuran akademik. Hasil analisis yang sama tidak diberikan penilaian.
 Titik tekan bobot penilaian lebih banyak pada aspek analisis. Oleh karena itu pahami soal
dengan cermat dan jawablah pont-point yang diminta dengan seksama

Soal:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang multi
disipliner! Gambarkan peran ilmu-ilmu lain dalam ilmu komunikasi!
2. Jelaskan era dan sejarah perkembangan komunikasi manusia dan carilah tokoh-tokoh
yang berperan penting bagi perkembangan ilmu komunikasi!
3. Jelaskan apa perbedaan antara komunikasi sebagai teknik dengan komunikasi sebagai
metode? Berikan contoh-contoh dalam metode dan teknik komunikasi!
4. Mengapa manusia dianggap sebagai animal symbolicum? Dan bagaimana seandainya
manusia tidak menggunakan symbol, apa yang terjadi ?
5. Jelaskan mengapa para tokoh komunikasi menggambarkan model komunikasi secara
berbeda? Jelaskan pula salah satu model komunikasi yang anda ketahui dari salah satu
tokoh komunikasi?
6. Mengapa komunikasi adalah menciptakan makna, bukan mengirimkan pesan?
Manakah yang anda setujui “makna atau pesa itu dikirim” atau “makna itu
diciptakan”? sebutkan alasan atau argumentasi yang mendukung
7. Sebutkan beberapa perbedaan komunikasi verbal dan komunikasi non verbal!
Mengapa komunikasi verbal sangat terbatas? Dan berikan bukti bahwa kita lebih
banyak menggunakan komunikasi non verbal !

Selamat Bekerja
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ilmu komunikasi sebagai ilmu yang multi
disipliner! Gambarkan peran ilmu-ilmu lain dalam ilmu komunikasi!

Komunikasi sebagai ilmu yang multidisiplin sejak dulu telah dikembangkan


oleh banyak ilmuan yang berasal dari luar bidang komunikasi, misalnya John Dewey
seorang Psikologi dan filsafat, Dewey menginginkan adanya sebuah surat kabar yang
dapat mempublikasikan hasil-hasil riset ilmu pengetahuan serta memperbaiki masalah
masalah sosial. Juga menurut Charles Hortom Cooley, seorang sosiologi, Cooley
melihat bahwa proses komunikasi antar pribadi dengan orang tua dan kelompok
masyarakat, sebagai basis sosiologi dari studi sosiologi.

Itu sebabnya, komunikasi dianggap sebagai ilmu yang tidak berdiri sendiri dan
sering kali meminjam dari disiplin ilmu lain, seperti disebutkan di atas, termasuk juga
filsafat. Proses interdisipliner ini membuat ilmu komunikasi berkembang begitu
pesatnya. Seiring dengan perkembangan komunikasi umat manusia di era globalisasi
dan teknologi informasi komunikasi (ITC). Perkembangan ilmu komunikasi
mengambil bentuk-bentuk dan arahan yang berbeda di belahan dunia yang berbeda-
beda. Misalnya, teori-teori Timur cenderung berfokus pada keutuhan dan persatuan,
sedangkan peandangan Barat kadang-kadang mengukur bagian-bagian tanpa harus
memperhatikan integrasi dasar atau penggabungan bagian-bagian tersebut.

Sebagai sebuah ilmu multidisiplin, sebuah visi teori komunikasi yang


mengambil sebuah langkah maju yang besar untuk mempersatukan bidang yang akan
sedikit berbeda ini dan menunjukkan kerumitan-kerumitannya. Dengan kata lain,
komunikasi tidak akan pernah menyatu dengan dengan sebuah teori tunggal atau
kelompok teori. Teori-teori akan selalu mencerminkan perbedaan gagasan praktis
mengenai komunikasi dalam kehidupan yang umum. Sehingga, manusia selalu
dihadapkan pada keragaman pilihan.

Komunikasi sangat luas dan beraneka ragam. Hampir tidak ada aspek
kehidupan yang tidak lepas dari komunikasi. Berbagai dimensi selalu hadir dalam
kehidupan manusia dan sepanjang sejarah manusia ada, komunikasi dipastikan selalu
hadir baik secara perorangan, kelompok, bangsa maupun umat manusia sepanjang
hidup di muka bumi.
Dalam penerapannya masing-masing disiplin ilmu itu menggunakan
komunikasi untuk tujuan yang disesuaikan dengan bidangnya masing-masing.
Misalnya, para psikologi meneliti komunikasi sebagai jenis perilaku tertentu yang
didorong oleh proses-proses psikologi yang berbeda. Begitu juga para sosiolog
memfokuskan pada masyarakat dan proses sosial, serta melihat pula komunikasi
sebagai salah satu faktor sosial yang penting dalam masyarakat.

Bisa didefenisikan bahwa ilmu komunikasi itu sendiri dianggap sebagai ilmu
yang tidak berdiri sendiri dan komunikasi haruslah mencari jenis hubungan yang
berbeda berdasarkan pada pemahaman umum mengenai kesamaan dan perbedaan atau
titik tekanan di antara teori-teori dan sebuah komitmen untuk mengatur tekanan-
tekanan melalui dialog. Namun sekaligus menekankan pentingnya komunikasi
sebagai sebuah bidang.

Peran ilmu lain dalam ilmu komunikasi:

1). Hubungan Komunikasi dan Politik

Komukikasi politik adalah komunikasi yang melibatkan pesan-pesan politik


dan aktor-aktor politik atau berkaitan dengan kekuasaan, pemerintah, kebijakan
pemerintah. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi antara yang
memerintah dan yang diperintah. Menurut gabriel almonno (1960) : Komunikasi
politik adalah salah satu fungsi yang selalu ada dalam setiap sistem politik.

2). Hubungan komunikasi dan Teknologi

Teknologi informasi dan komunikasi banyak mempengaruhi setiap unsur


rantai nilai, mengubah cara melaksanakan kegiatan bernilai, serta mengubah
hubungan antar kegiatan tersebut.Teknolgi informasi menyebabkan komunikasi jarak
jauh dapat dilakukan dengan mudah. Dan juga menyebabkan informasi tentang
keadaan konsumen, harga bahan mentah dan keadaan pasar di semua negara dapat
diketahui dengan mudah dan cepat. Hal ini membantu pembukaan cabang perusahaan
menjadi mudah, bukan hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Demikianlah
teknologi informasi dan komunikasi menimbulkan perubahan bekerja, memperluas
daerah kompetisi dan pada cara membuat suatu produk. Tehnologi informasi yang
menunjang adanya komunikasi. Contohnya yaitu Telepon, Telegram, Telex, Faximile,
Surat Kabar, Majalah, dan sebagainya. Suatu teknologi komunikasi yang banyak
dipergunakan dan besar dukungannya terhadap revolusi teknologi informasi adalah
komputer dapat digunakan sebagai mesin ketik yang istimewa yang dapat digunakan
untuk mengolah kata, membentu berpikir, termasuk simulasi, selain itu komputer juga
dapat digunakan untuk merancang informasi, termasuk desain dan lukisannya.

3). Hubungan antara sosiologi dengan ilmu komunikasi

Hubungan antara sosiologi dengan ilmu komunikasi adalah saling


berkesinambungan atau saling bergantung , antara kehidupan sosial masyarakat
dengan proses komunikasi yang tidak bisa lepas satu sama lain. Proses sosiologi
dalam kehidupan terus berjalan , begitu juga dengan komunikasi . Suatu proses yang
sama-sama akan terus berkembang , seperti halnya sosiologi.

4). Hubungan Ilmu komunikasi dengan Psikologi

Manusia adalah mahluk sosial yang dalam hidupnya memerlukan orang lain
berinteraksi dan berkomunikasi.komunikasi selalu kita lakukan didalam keluarga,
tempat kerja dan masyarakat luas yang kita temui dilingkungan sekitar
kita.komunikasi tidak hanya sekedar berbicara dengan orang lain, melainkan memiliki
tujuan dan maksud tertentu.Tanpa disadari didalam berkomunikasi adanya peran
emosi, contohnya dalam berbica dengan pasangan kita atau orang terdekat dalam
hidup kita akan berbeda dengan teman sepermainan, begitu juga jika seseorang
sedang mengalami masalah berat akan sulit berbicara dengan tenang,
komunikasi psikologi adalah pesan yang ingin disampaikan dari seseorang untuk
orang lain baik individu maupun kelompok yang diharapkan adanya perubahan
dalam prilaku.

5). Hubungan Ilmu Komunikasi dengan Jurnalistik


Dalam perspektif ilmu komunikasi, Komunikasi dibagi dalam enam jenis
komunikasi, yakni komunikasi interpersonal, antarpersonal, public, kelompok,
organisasi dan massa. Dari enam jenis tersebut, jenis komunikasi massa-lah yang
memiliki keterkaitan langsung dengan jurnalistik. Meskipun jenis komunikasi lainnya
juga ada hubungannya dengan dunia jurnalistik. Tapi komunikasi massa-lah yang
spesifik berbicara jurnalistik.

Menurut Josep A Devito, komunikasi massa adalah komunikasi yang


disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan audio visual (TV, radio, surat
kabar, majalah, film dan buku) yang ditunjukan kepada massa atau kepada khalayak
yang luar biasanya. Black dan Whithey mendefinisikan yang di produksi secara massa
atau tidak sedikit untuk disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim
dan heterogen.

Sementara jurnalistik merupakan aktivitas mencari, mengolah dan


menyampaikan informasi kepada masyarakat dalam bentuk tulisan, suara dan gambar
dengan menggunakan media massa.

Dari definisi komunikasi dan jurnalistik tersebut dapat ditarik kesimpulan


tentang hubungan antara ilmu komunikasi dengan jurnalistik, bahwa dalam
komunikasi itu ada yang menggunakan media massa sebagai wadah penyampaian
pesannya (disebut dengan komunikasi massa) dan untuk memproduksi pesan yang
akan disampaikan kepada khalayak tersebut memerlukan cara atau aktivitas
jurnalistik. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa dan untuk
memproduksi media massa memerlukan aktivitas jurnalistik.

2. Jelaskan era dan sejarah perkembangan komunikasi manusia dan carilah tokoh-
tokoh yang berperan penting bagi perkembangan ilmu komunikasi!

Komunikasi adalah prasyarat kehidupan manusia. Dengan demikian,


sejarahnya sama dengan sejarah peradaban manusia, yakni dimulai sejak Tuhan
menciptakan Adam dan Hawa di muka bumi ini. Namun demikian, hingga kini tidak
ada dokumentasi yang menjelaskan bagaimana bentuk dan corak komunikasi yang
terjadi pada saat itu atau beberapa generasi setelah Adam dan hawa, baik dalam
bentuk bahasa ataupun lambang-lambang dan tanda-tanda komunikasi lainnya.

Everret M. Rogers menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan


dimulai sejak sekitar 53.000 tahun sebelum Masehi (SM). Pada zaman ini yang
disebut sebagai zaman Cro-Magnon, diperkirakan bahasa sebagai alat berkomunikasi
sudah dikenal. Tiga belas ribu tahun kemudian, atau sekitar tahun 22.000 SM, para
ahli pra-sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua yang diperkirakan merupakan
karya komunikasi manusia pada zaman tersebut.

Sejarah perkembangan komunikasi yang lebih jelas diperkirakan dapat


ditelusuri sejak sekitar 4.000 tahun Sebelum Masehi. Sejak zaman itu hingga
sekarang, menurut Rogers, sejarah perkembangan komunikasi dapat dibagi dalam
empat 4 era perubahan: era komunikasi tulisan, era komunikasi cetakan, era
telekomunikasi, dan era komunikasi interaktif.

Era komunikasi tulisan diperkirakan dimulai ketika bangsa Sumeria mulai


mengenal kemampuan menulis dalam lembaran tanah liat sekitar 4.000 tahun
Sebelum Masehi. Era komunikasi cetakan dimulai sejak penemuan mesin cetak hand
press oleh Gutenberg pada tahun 1456. Era telekomunikasi diawali dengan
ditemukannya alat telegrap oleh Samuel Morse pada tahun 1844. Era keempat, era
komunikasi interaktif, mulai terjadi pada pertengahan abad ke-19. Pada saat itu,
tepatnya tahun 1946, ditemukan Mainframe Computer ENIAC dengan 18.000
vacuum tubes oleh para ahli dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat.

Gambaran kronologis mengenai perkembangan dari keempat era tersebut


disertai dengan bentuk-bentuk penemuan komunikasi yang menandai masing-masing
era adalah sebagai berikut:
Kronologi Sejarah Perkembangan Komunikasi

35.000 SM Zaman Cro-Magon: Bahasa diperkirakan telah dikenal pada zaman ini.
22.000 SM Ahli pra-sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua.

I. Era komunikasi tulisan:


4.000 SM Bangsa Sumeria menulis dalam lembaran tanah liat.
Th. 1041 Pi Sheng, di Cina menemukan sejenis alat cetak buku yang sederhana.
Th. 1241 Tulisan dalam lembaran tanah fiat diganti oleh tulisan dalam lembaran metal di
Korea

II. Era komunikasi cetakan:


Th. 1456 Gutenberg menemukan alat mesin cetak (metal) hand-press.
Th. 1833 Penerbitan surat kabar penny press yang pertama, The New York Sun.
Th. 1839 Daguerre menemukan metode fotografi yang praktis untuk surat kabar.

III. Era telekomunikasi:


Th. 1844 Samuel Morse mengirimkan pesan melalui alat telegrap yang pertama.
Th. 1876 Alexander Graham Bell mengirimkan pesan melalui pesawat telepon yang pertama.
Th. 1894 Penemu film bioskop.
Th. 1895 Guglielmo Marconi mengirimkan pesan melalui radio.
Th. 1912 Lee de Forest menemukan vacuum tube.
Th. 1920 Siaran radio pertama oleh KDKA di Osburgh, Amerika Serikat.
Th. 1933 RCA di Amerika Serikat mendemonstrasikan TV.
Th. 1941 Siaran TV komersial pertama.

IV Era komunikasi interaktif:


Th. 1946 Penemuan Mainframe Computer, ENIAC dengan 18.000 vacuum tubes oleh
Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat.
Th. 1947 William Shockley, Jhon Bardeen dan Walter Brattain menemukan pesawat radio
transistor.
Th. 1956 Penemuan video-tape oleh perusahaan Ampex, Redwood City, California, Amerika
Serikat.
Th. 1957 Rusia meluncurkan satelit angkasa luar pertama, SPUTNIK.
Th. 1969 Pesawat luar angkasa NASA berpenumpang manusia mendarat di bulan,
dikendalikan oleh minicomputer yang besarnya lebih kecil dari ENIAC.
Th. 1971 Penemuan microprocessor, sebuah unit pengendali komputer (CPU)
dengan semi conductor chip oleh Ted Hoff.
Th. 1975 Pemasaran microcomputer pertama, Altair 8800.
Th. 1975 HBO (Home Box Office) mulai menyiarkan siaran TV kabel melalui satelit. Th. 1976
Sistem teletext pertama diperkenalkan oleh BBC dan IN di Inggris.
Th. 1977 Qube, sistem TV kabel interaktif pertama diperkenalkan di Columbus, Ohio,
Amerika Serikat.
Th. 1979 Sistem videotext pertama diperkenalkan oleh British Post Office, Inggris.

Sumber: Everett M. Rogers (1986): Communication Technology: The New Media in Society,
halaman 25-26.
Sejarah Perkembangan Ilmu Komunikasi

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya, komunikasi adalah


salah satu disiplin ilmu yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu
pengetahuan sosial. Secara umum, sejarah perkembangan ilmu komunikasi dapat
dibagi menjadi 4 periode. Periode pertama, periode "tradisi retorika" yang dimulai
sejak zaman Yunani kuno. Kedua, periode antara tahun 1900 sampai Perang Dunia
II yang dapat disebut sebagai periode pertumbuhan ilmu komunikasi. Ketiga,
periode konsolidasi. Keempat, adalah periode teknologi komunikasi yang dimulai
dari tahun 1960-an sampai sekarang. Tiap periode memberikan karakteristik
tersendiri terhadap penekanan bidang studi dan konteks peristiwa komunikasi yang
diamati. Berikut adalah uraian singkat mengenai kondisi dan perkembangan ilmu
komunikasi untuk setiap periode.

A. PERIODE TRADISI RETORIKA

Perkembangan lahirnya ilmu komunikasi dapat ditelusuri sejak


peradaban Yunani Kuno beberapa ratus tahun Sebelum Masehi. Sebutan
"komunikasi" dalam konteks arti yang berlaku sekarang ini memang belum dikenal
saat itu. Istilah yang berlaku pada zaman tersebut adalah "retorika".

Para ahli berpendapat bahwa studi retorika sebenarnya telah ada sebelum
zaman Yunani. Disebutkan bahwa pada zaman kebudayaan Mesir Kuno telah ada
tokoh-tokoh retorika seperti Kagemni dan Ptah Hotep. Namun demikian, tradisi
retorika sebagai upaya pengkajian yang sistematis dan terorganisasi baru dilakukan
di Zaman Yunani Kuno dengan perintisnya Aristotle.

Pengertian "retorika" menurut Aristotle, menunjukkan kepada segala


upaya yang bertujuan untuk persuasi. Lebih lanjut, Aristotle menyatakan bahwa
retorika mencakup tiga unsur, yakni:
a. ethos (kredibilitas sumber)

b. pathos (hal yang menyangkut emosi/perasaan), dan

c. logos (hal yang menyangkut fakta).


Dengan demikian upaya persuasi, menurut Aristotle, menuntut tiga 3
faktor, yakni kredibilitas dari pelaku komunikasi yang melakukan kegiatan
persuasi, kemampuan untuk merangsang emosi/perasaan dari pihak yang
menjadi sasaran, serta kemampuan untuk mengungkapkan fakta-fakta yang
mendukung (logika).
Pokok-pokok pikiran Aristotle ini kemudian dikembangkan lagi oleh
Cicero dan Quintilian. Mereka menyusun aturan retorika yang meliputi lima 5
unsur:
a. invento (urutan argumentasi),

b. dispositio (pengaturan ide),

c. eloquito (gaya bahasa),

d. memoria (ingatan), serta

e. pronunciation (cara penyampaian pesan).

Lima unsur ini menurut Quintilian dan Cicero merupakan faktor-faktor


penentu keberhasilan usaha persuasi yang dilakukan seseorang. Tokoh-tokoh
retorika lainnya yang dikenal pada zaman itu adalah Coraz, Socrates, dan Plato.

Dalam abad pertengahan, studi retorika ini secara institusional semakin


mapan, khususnya di negara-negara Inggris, Perancis, dan Jerman. Tokoh- tokoh
yang terkemuka pada masa ini, antara lain Thomas Wilson, Francis Bacon, Rene
Descartes, Jhon Locke, Giambattista Vico, dan David Hume.

Dalam akhir abad ke-18, prinsip-prinsip retorika yang dikemukakan oleh


Aristotle, Cicero dan Quantilian ini, kemudian menjadi dasar bagi bidang kajian
speech communication (komunikasi ujaran) dan rhetoric. Retorika tidak lagi
diartikan secara sempit sebagai upaya persuasi. Pengertian retorika sekarang ini
menunjukkan pada “Kemampuan manusia menggunakan lambang-lambang untuk
berkomunikasi satu sama lainnya”. Tokoh-tokoh retorika yang terkenal pada
saat ini antara lain: LA Richards, Richard M. Weaver, Stephen Toulmin, Kenneth
Burke, Marshall McLuhan, Michel Foucault, Jurgen Habermas, Ernesto Grassi,
dan Chaim Perelman.
B. PERIODE PERTUMBUHAN: 1900 - PERANG DUNIA II

Pertumbuhan komunikasi sebagi salah satu disiplin ilmu sosial


barangkali dapat dikatakan dimulai pada awal abad ke-19. Sedikitnya ada tiga
perkembangan penting yang terjadi pada masa ini. Pertama, adalah penemuan
teknologi komunikasi seperti telepon, telegrap, radio, TV. Kedua, proses
industrialisasi dan modernisasi yang terjadi di negara-negara Eropa Barat dan
Amerika. Ketiga, pecahnya perang dunia I dan II.

Semua perubahan ini memberi bentuk dan arah pada bidang kajian ilmu
komunikasi yang terjadi di masa ini. Secara umum, bidang-bidang studi
komunikasi yang berkembang pada periode ini meliputi hubungan
komunikasi dengan institusi dan masalah-masalah politis kenegaraan,
Peranan komunikasi dalam kehidupan sosial, analisis psikologi sosial komunikasi,
komunikasi dan pendidikan, propaganda, dan penelitian komunikasi komersial.

Pada masa itu, bidang kajian komunikasi dan bidang kehidupan sosial mulai
berkembang sejalan dengan proses modernisasi yang terjadi. Diasumsikan bahwa
komunikasi mempunyai peran dan kontribusi yang nyata terhadap perubahan sosial.
Penelitian-penelitian empiris dan kuantitatif mulai banyak dilakukan dalam
mengamati proses dan pengaruh komunikasi. Di bidang pengkajian komunikasi dan
pendidikan misalnya, aspek-aspek yang diteliti mencakup penggunaan teknologi
baru dalam pendidikan formal, keterampilan komunikasi, strategi komunikasi, serta
reading and listening. Sementara di bidang penelitian komunikasi komersial, dampak
iklan terhadap khalayak serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media
mulai berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran
(broadcasting).

Pikiran-pikiran baru tentang komunikasi yang terjadi pada masa ini,


langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi juga oleh gagasan-gagasan para ahli
ilmu sosial Eropa. Pada masa itu (menjelang akhir abad ke 18) universitas-
universitas di Eropa, terutama Jerman dan Perancis merupakan pusat intelektual
terkemuka di dunia. Pokok-pokok pikiran dari Marx Weber, August Comte, Emile
Durkheim, dan Sir Herbert Spencer dipandang punya pengaruh terhadap
pengembangan teori-teori komunikasi yang terjadi pada periode ini. Tokoh-tokoh
ilmuwan Eropa lainnya yang dianggap punya andil besar adalah Grabriel Tarde dan
Georg Simmel.

C. PERIODE KONSOLIDASI: PERANG DUNIA II - 1960-AN

Periode setelah Perang Dunia II sampai tahun 1960-an disebut sebagai


periode konsolidasi. Karena pada masa ini konsolidasi pendekatan ilmu
komunikasi sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner
(mencakup berbagai ilmu) mulai terjadi. Kristalisasi ilmu komunikasi ditandai oleh
tiga 3 hal, yaitu:

Pertama, adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara


seragam. Kedua, munculnya buku-buku yang membahas tentang pengertian dan
proses komunikasi. Ketiga, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses
komunikasi. Pendekatan komunikasi telah menjadi suatu pendekatan yang lintas
disipliner dalam arti mencakup berbagai disiplin ilmu lainnya karena disadari
bahwa komunikasi merupakan suatu proses sosial yang kompleks.

Sedikitnya ada tujuh tokoh yang punya andil besar dalam periode ini.
Mereka adalah Claude E, Shannon, Norbert Wiener, Harold Lasswell (ahli ilmu
politik), Paul F. Lazarsfeld, dan Wilbur Schramm. Harold D. Lasswell (ahli ilmu
politik), Paul F. Lazarsfeld (ahli sosiologi), Kurt Lewin dan Carl I. Hovland
(keduanya ahli psikologi sosial), disebut oleh Wilbur Schramm sebagai the
founding fathers (para pendiri dan perintis) ilmu komunikasi. Disebut demikian
karena pokok-pokok pikiran mereka dipandang sebagai landasan bagi
pengembangan teori-teori komunikasi. Wilbur Schramm sendiri dipandang
sebagai institutionalizer, yakni yang merintis upaya pelembagaan pendidikan
komunikasi sebagai bidang kajian akademis. Karena jasanyalah pengembangan
bidang kajian komunikasi menjadi suatu disiplin ilmu sosial yang mapan dan
melembaga menjadi terealisasi. Institute of Communication Research yang
didirikan Schramm di Illonis pada tahun 1947, merupakan lembaga pendidikan
tinggi ilmu komunikasi yang pertama di Amerika Serikat. Sementara itu, dua
tokoh lainnya, yakni Claude E. Shannon dan Norbert Wiener disebut sebagai
“Insinyur-insinyur komunikasi”.

Istilah Mass Communication (Komunikasi Massa) dan Communication


Research (Penelitian Komunikasi) mulai banyak dipergunakan. Cakupan bidang
studi komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam beberapa bidang tataran, yaitu
komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan
organisasi, komunikasi macro-sosial serta komunikasi massa. Lebih lanjut, sejalan
dengan kegiatan pembangunan yang terjadi di seluruh negara, termasuk negara-
negara berkembang studi-studi khusus tentang peranan dan kontribusi komunikasi
dalam proses perubahan sosial, difusi inovasi, juga mulai banyak dilakukan.

D. PERIODE TEKNOLOGI KOMUNIKASI: 1960-AN – SEKARANG

Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan


mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986) perkembangan studi komunikasi
sebagai suatu disiplin telah mulai memasuki periode take off (tinggal landas) sejak
tahun 1950. Secara institusional, kepesatan perkembangan ilmu komunikasi pada
masa sekarang ini tercermin dalam beberapa indikator, yaitu: (1) jumlah
universitas yang menyelenggarakan program pendidikan komunikasi semakin
banyak dan tidak hanya terbatas di negara-negara maju seperti AS, tetapi juga
negara-negara berkembang di Asia, Amerika Latin dan Afrika, (2) asosiasi-asosiasi
profesional di bidang ilmu komunikasi juga semakin banyak tidak saja dalam jumlah,
tetapi juga cakupan keanggotaannya yang regional dan internasional, (3) semakin
banyaknya pusat-pusat penelitian dan pengembangan komunikasi.

Dalam bidang keilmuan, kemajuan disiplin ilmu komunikasi ini juga


tercermin dengan: (1) semakin banyak literatur komunikasi seperti buku-buku/jurnal-
jurnal, hasil-hasil penelitian ilmiah ataupun terapan, monografis, dan bentuk- bentuk
penerbitan lainnya, (2) semakin beragamnya bidang-bidang studi spesialisasi
komunikasi, (3) semakin banyaknya teori-teori dan model-model komunikasi yang
dihasilkan para ahli.
Periode masa sekarang juga disebut sebagai periode teknologi
komunikasi dan informasi yang ditandai oleh beberapa faktor, yaitu: (1) kemajuan
teknologi komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV Cable, Parabola,
video home computers, satelit komunikasi, teleprinter, videotext, laser vision, dan
alat-alat komunikasi jarak jauh lainnya, (2) tumbuhnya industri media yang tidak
hanya bersifat nasional, tetapi juga regional dan global, (3) ketergantungan terhadap
situasi ekonomi dan politik global/internasional, khususnya dalam konteks center
periphery (pusat dan sekelilingnya/pinggirannya), (4) semakin gencarnya kegiatan
pembangunan ekonomi di seluruh negara, serta (5) semakin meluasnya proses
demokrasi (liberalisasi) ekonomi dan politik. Sebagai akibatnya, studi-studi
komunikasi yang banyak dilakukan (khususnya di negara-negara maju seperti AS)
cenderung difokuskan pada proses dan dampak sosial penggunaan teknologi media
komunikasi, arus penyebaran dan pemusatan informasi regional dan global (misalnya
transborder data flow), aspek-aspek politik dan e k o n o m i , informasi, kompetisi
antarmedia, dampak sosial dari teknologi interaktif seperti komputer, komunikasi
manusia, mesin, dampak telekomunikasi terhadap hubungan antarbudaya, serta
aspek-aspek yang menyangkut manajemen informasi. Pendekatan disiplin ekonomi
mulai diterapkan karena disadari bahwa informasi di masa sekarang ini merupakan
komoditi yang mempunyai nilai tambah.

E. SEKILAS SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN TINGGI


ILMU KOMUNIKASI DI INDONESIA

Dibandingkan dengan jurusan-jurusan lainnya di lingkungan fakultas


ilmu sosial dan ilmu politik, jurusan komunikasi sebenarnya merupakan jurusan
yang tergolong “tertua”. Sebutan jurusan ilmu komunikasi baru dikenal pada
sekitar tahun 1970-an. Sementara sebelumnya populer dengan sebutan Jurusan
Publisistik atau Jurnalistik.

Menurut laporan “perkembangan Ilmu Komunikasi di Indonesia” yang


dibuat oleh Tim ISKI Semarang, ilmu komunikasi telah diajarkan pada Akademi
Ilmu Politik di Yogyakarta pada tahun 1946. Tahun 1950, akademi tersebut
kemudian menjadi bagian sosial politik dari Fakultas Hukum Universitas Gajah
Mada, di mana penerangan menjadi salah satu jurusan yang ada di dalamnya.
Perguruan tinggi berikutnya yang menyelenggarakan pendidikan komunikasi
adalah Perguruan Tinggi Djurnalistik di Jakarta yang didirikan pada tanggal 5
September 1963. Kini perguruan tinggi ini namanya telah berubah menjadi Institut
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki Fakultas Komunikasi.

Di Universitas Indonesia, pendidikan komunikasi telah dimulai sejak tahun


1959 dengan dibukanya jurusan Publisistik pada Fakultas Hukum dan Ilmu
Pengetahuan Kemasyarakatan. Dibukanya jurusan Publisistik ini sekaligus
merupakan awal dari munculnya fakultas baru di lingkungan Universitas
Indonesia, yakni Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakat (FIPK). Empat tahun
kemudian sebutan Fakultas IPK diganti menjadi Ilmu- ilmu Sosial (FIS-UI), dan
sejak tahun 1983 nama FISUI ini diubah lagi menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP). Sejalan dengan perubahan nama fakultas, sebutan jurusan
Publisistik pun ikut berganti menjadi Departemen Komunikasi Massa (1972), dan
kemudian menjadi Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP-UI Pada tahun 1983.

Di Bandung, Jawa Barat, Pendidikan komunikasi dimulai pada tahun 1960


dengan didirikan Fakultas Djurnalistik dan Publisistik yang berbeda di bawah
naungan Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran. Fakultas ini kemudian menjadi
Institut Publisistik, dan tanggal 3 November 1965, diubah statusnya menjadi
Fakultas Publisistik Universitas Padjadjaran. Kini namanya telah berubah
menjadi Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM- UNPAD). Pada tahun-tahun berikutnya
perguruan tinggi baik negeri ataupun swasta yang menyelenggarakan pendidikan
komunikasi semakin banyak jumlahnya. Menurut data yang ada hingga kini terdapat
sekitar 70 perguruan tinggi/sekolah tinggi/akademi (negeri dan swasta) yang
menyelenggarakan pendidikan komunikasi.

Pada awalnya kurikulum program pendidikan tinggi komunikasi di Indonesia


hanya dititikberatkan pada bidang studi jurnalistik dan penerangan. Tujuan kurikulum
umumnya diarahkan pada upaya pemberian pengetahuan dan keahlian bagi kalangan
yang berkecimpung atau berminat untuk bekerja dalam bidang pers, khususnya surat
kabar, majalah dan radio, serta bidang penerangan.
Pada masa sekarang ini, pendidikan tinggi komunikasi pada universitas-
universitas/sekolah tinggi di Indonesia tidak lagi terbatas pada bidang
kewartawanan/ jurnalistik dan penerangan. Bidang-bidang spesialisasi studi lainnya
seperti komunikasi pembangunan, kehumasan, periklanan, broadcasting
(siaran radio dan TV), perfilman, informatika dan teknologi komunikasi telah pula
diselenggarakan. Menurut peraturan pendidikan yang baru, jurusan perpustakaan
yang sebelumnya umumnya masuk dalam Fakultas Sastra, sekarang ini
dimasukkan sebagai salah satu bidang studi komunikasi. Jenjang pendidikan yang
diselenggarakan pun semakin meningkat. Beberapa universitas negeri seperti UI,
UGM, UNPAD telah mampu menyelenggarakan pendidikan tinggi komunikasi
sampai jenjang S-2 (program magister). Di UI program pendidikan tinggi
komunikasi, bahkan sudah diselenggarakan sampai jenjang tertinggi, yakni S-3
(program doktoral). Sementara di perguruan-perguruan tinggi swasta umumnya
hanya diselenggarakan pada tingkat akademi/ program diploma atau sampai S-1.

3. Jelaskan apa perbedaan antara komunikasi sebagai teknik dengan komunikasi


sebagai metode? Berikan contoh-contoh dalam metode dan teknik komunikasi!

Tenik Komunikasi
Teknik komunikasi digunakan supaya komunikasi antar manusia terjalin
secara efektif. Pengertian teknik adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan
sesuatu hal. Sedangkan pengertian komunikasi adalah penyampaian informasi dari
komunikator ke komunikan melalui media tertentu. Maka pengertian teknik
komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari
komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini
diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain
dan secara tepat menggunakannya. Beberapa teknik komunikasi:

a. Informative Communication (Komunikasi Informatif)

Informative communication adalah suatu pesan yang disampaikan kepada


seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya. Teknik ini
berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya
dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik
informatif ini berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga,
pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta
komunikannya heterogen. Biasanya teknik informatif yang digunakan oleh media
bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek
atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.

b. Persuasif Communication (Komunikasi Persuasif)

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau


perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan. Penekanan
ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi
dilakukan dengan halus, luwes, yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga
mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar
komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu dilakukan
perencanaan yang matang dengan mempergunakan komponen-komponen ilmu
komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan komunikan. Sehingga dapat
terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya terorganisasi secara
mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar
tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.

c. Coersive/ Instruktive Communication (Komunikasi Bersifat Perintah)

Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah,


ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga orang-orang yang
dijadikan sasaran (komunikan) melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik
komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau
menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat red-herring, yaitu
interest atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik,
perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk
menyerang lawan. Teknik ini bisa digunakan oleh atasan terhadap bawahannya
yang menuntut adanya kedisiplinan kerja karyawannya.

d. Human Relation (Hubungan Manusia)

Hubungan manusiawi merupakan terjemahan dari human relation. Adapula


yang mengartikan hubungan manusia dan hubungan antar manusia, namun dalam
kaitannya hubungan manusia tidak hanya dalam hal berkomunikasi saja, namun
didalam pelaksanaannya terkandung nilai nilai kemanusiaan serta unsur-unsur
kejiwaan yang amat mendalam.

Model-Model Komunikasi
Model adalah kerangka kerja konseptual yang menggambarkan penerapan
teori untuk kasus-kasus tertentu. Sebuah model membantu kita mengorganisasikan
data-data sehingga dapat tersusun kerangka konseptual tentang apa yang akan
diucapkan atau ditulis. Kerap kali model-model teoritis, termasuk ilmu komunikasi,
digunakan untuk mengekpresikan definisi komunikasi, bahwa komunikasi adalah
proses transmisi dan resepsi informasi antara manusia melalui aktivitas encoder yang
dilakukan pengirim dan decoder terhadap sinyal yang dilakukan oleh penerima.
Deutsch Menyebutkan bahwa model mempunyai empat fungsi: pertama,
mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati,
kedua, heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui),
ketiga, prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga
yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak, keempat,
pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi.

3 model komunikasi dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari

a. Model Linear (Komunikasi Sebagai Aksi)

Istilah linear berarti lurus. Jadi dalam konteks komunikasi, model linear yaitu
komunikasi satu arah, dimana proses penyampaian pesan dilakukan oleh
komunikator saja tanpa adanya feedback atau umpan balik oleh komunikan.

Contohnya seorang ayah memberikan nasihat kepada anaknya tanpa adanya


umpan balik dari si anak. Contoh lainnya yaitu seorang hakim sedang
membacakan tuduhan tehadap terdakwa.

b. Model Interaksional (Komunikasi Sebagai Interaksi)

Maksudnya adalah komunikasi berlangsung dua arah: dari komunikator


kepada komunikan dan dari komunikan kepada komunikator. Jadi komunikator
bisa menjadi komunikan dan komunikan bisa menjadi komunikator.
Contohya : Seorang dosen yang memberikan materi kepada mahasiswa,
kemudian mahasiswa bertanya pada dosen tersebut tentang informasi yang
disampaikan dosen, dosen pun menjawabnya pertanyaan tersebut. kemudian saat
mahasiswa sedang presentasi, dosen pun balik bertanya pada mahasiswa tersebut.
jadi disini komunikasi berlangsung secara dua arah atau adanya umpan balik.

Contoh lainnya ialah si A yang memberi tahu si B bahwa besok ada ulangan
disekolah, kemudian si B balik bertanya pada si A, “besok ujian apa?”, si A pun
menjawab ” besok ujian pengantar komunikasi ”, “oh oke lah siap” jawab si B. di
saat yang bersamaan si A bertanya pada si B,”kamu tahu tentang arti komunikasi
tidak?” “tahu, jadi komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari satu
pihak (individu atau kelompok) kepada pihak lain (individu atau kelompok),
melalui saluran tertentu ataupun tidak sehingga menimbulkan pengertian bersama
untuk mencapai tujuan tertentu.” jawab si B, “oh begitu ya, terimakasihnya atas
jawabannya”, “oke sama-sama, terimakasih juga ya informasinya”, “oke sip”

Jadi, dalam model interaksi komunikator bisa menjadi komunikan, begitupun


sebaliknya komunikan bisa menjadi komunikator

c. Model Transaksional

Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang


berlangsung secara terus-menerus dalam proses komunikasi. Model ini bersifat
kooperatif: yaitu komunikator dan komunikan sama-sama bertanggungjawab
terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional
beranggapan bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan,
kita berurusan baik dengan komunikasi verbal dan nonverbal. Dengan kata lain,
peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.

Contohnya : Jika seseorang mengatakan “Hai” pada Anda ( Hai merupakan


stimulus ) dan Anda tersenyum, senyum Anda itu respon, maka terjadilah
transaksi.

4. Mengapa manusia dianggap sebagai animal symbolicum? Dan bagaimana


seandainya manusia tidak menggunakan symbol, apa yang terjadi ?
Manusia dianggap sebagai Animal Symbolicum

Menurut Ernst Cassirer, manusia sebagai animal symbolicum memiliki


cakupan yang lebih luas dari homo sapiens atau manusia sebagai makhluk berpikir.
Homo sapiens agak lebih rendah dari animal symbolicum sebab keunikan manusia
sebenarnya bukan pada kemampuan berpikirnya namun bahwa dengan kemampuan
berpikirnya yang rasional manusia mampu menggunakan symbol sebagai wujud nyata
kemampuan manusia dalam berbahasa. Tanpa bahasa tulisan, kegiatan manusia yang
sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilaksanakan. Tanpa bahasa tulisan,
manusia akan kehilangan kemampuannya untuk meneruskan nilai-nilai budaya dari
generasi ke generasi berikutnya.

Filsuf Adolfus Huxley mengatakan bahwa tanpa bahasa tulisan, manusia tidak
berbeda dengan anjing dan monyet. Dengan bahasa tulisan, manusia dapat berpikir
rumit dan mampu mengkomunikasikan pengetahuannya kepada orang lain. Huxley
mengatakan bahwa, “Mungkin terdapat genius di antara para gorilya, namun karena
para gorilya itu tidak memiliki bahasa maka buah pikiran dan penemuan genius itu
tidak tercatat dan menghilang begitu saja”. Dengan bahasa, manusia dapat berpikir
secara abstrak dan nyata. Musik dapat disebutkan sebagai salah satu bentuk bahasa
manusia di mana emosi terbebas dari informasi. Fungsi simbolik dari bahasa
menonjolkan komunikasi ilmiah, sedangkan fungsi emotif menonjolkan komunikasi
estetis.

Manusia ialah makhluk yang menonjokan simbol di mana simbol


menyembunyikan makna yang hanya dapat dimengerti melalui belajar. Umpamanya:
simbol lalulintas berupa lampu berwarna hijau berarti boleh terus berjalan, lampu
warna kuning berarti boleh berjalan namun harus hati-hati serta simbol lampu warna
merah berarti berhenti sama sekali. Demikianpun simbol bendera merah putih yang
merupakan lambang negara Indonesia di mana putih artinya suci dan merah artinya
berani. Tanpa sistem simbol yang rumit, pemikiran relasional tak mungkin tumbuh
dan berkembang.
Ada sifat-sifat yang disebut sifat transendensi seperti baik, benar, satu, tinggi.
Sifat-sifat transental ini belumlah sempurna sebab yang baik, yang satu, yang tinggi
dan yang benar, menuju kepada adanya sesuatu yang Maha. Sesuatu itu diyakini
sebagai wujug tertinggi yakni Tuhan sendiri. Maka adanya yang baik menuju kiblat
kepada adanya Maha Baik, demikianpun benar menuju ke Maha Benar dan adanya
satu menuju ke Maha Esa. Wujud transendensi tertinggi hasil dari adanya sifat-sifat
pada benda seperti baik, benar, satu, tinggi ialah Maha yakni Tuhan. Sehingga
lengkapnya adanya sebutan kepada Sang Wujud Tertinggi itu sebagai Tuhan Maha
Benar, Tuhan Maha Esa, Tuhan Maha Tinggi. itu terjadi karena manusia merupakan
animal symbolicum, yakni makhluk yang mampu berbahasa baik secara tulisan
maupun lisan. Dengan bahasa manusia dapat mengembangkan pengetahuan ilmiah-
abstrak dan pengetahuan estetika demi memajukan kebudayaannya sepanjang segala
periode kehidupan manusia .

5. Jelaskan mengapa para tokoh komunikasi menggambarkan model komunikasi


secara berbeda? Jelaskan pula salah satu model komunikasi yang anda ketahui
dari salah satu tokoh komunikasi?

Komunikasi memiliki beberapa model, dan setiap modelnya memiliki definisi


yang berbeda pula. Model komunikasi dibuat oleh para tokoh supaya mempermudah
dalam memahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang ada dalam
suatu komunikasi. Komunikasi juga merupakan suatu proses. Hal ini terlihat dari
setiap gejala atau peristiwa yang tidak luput dari adanya suatu komunikasi yang
terjalin antarmanusia.

Salah satu model komunikasi yang anda ketahui dari salah satu tokoh
komunikasi adalah Model Lasswell. Model ini menggambarkan komunikasi dalam
ungkapan who, says what, in which channel, to whom, with what effect atau dalam
bahasa Indonesia adalah, siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada siapa,
dan pengaruh nya apa?

Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap


masyarakat. Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi.
Yang pertama adalah pengawasan lingkungan, yang mengingatkan anggota – anggota
masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua adalah korelasi
berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan. Ketiga adalah
transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Model ini sering digunakan pada komunikasi massa. Who menjadi pihak yang
mengeluarkan dan menyeleksi berita, says what adalah bahan untuk menganalisa
pesan itu. In which channel adalah media. To whom adalah khalayak. Dan with what
effect adalah pengaruh yang diciptakan pesan dari media massa kepada pembaca,
pendengar, dan pemirsa. Sama seperti model komunikasi lainnya, model ini juga
mendapat kritik. Hal itu dikarenakan model ini terkesan seperti menganggap bahwa
komunikator dan pesan itu selalu mempunyai tujuan. Model ini juga dianggap terlalu
sederhana. Tapi, sama seperti model komunikasi yang baik lainnya, model ini hanya
fokus pada aspek-aspek penting dalam komunikasi.

6. Mengapa komunikasi adalah menciptakan makna, bukan mengirimkan pesan?


Manakah yang anda setujui “makna atau pesan itu dikirim” atau “makna itu
diciptakan”? sebutkan alasan atau argumentasi yang mendukung!

Didalam proses komunikasi yang ditekakan bukanlah pada komunikasi sebagi


proses pengiriman pesan, melainkan komunikas sembagi pembangkian makna (the
generation of meaning). Atau beberapa para ahli mengatakan bahwa komunikasi
adalah usaha menciptakan pesan.

Dalam komunikasi terjadilah pertukaran kata dengan arti dan makna tertentu.
Dari sudut pandang pertukaran makna, komunikasi dapat didefinisikan sebagai
"proses penyampaian makna dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui media tertentu". Pertukaran makna merupakan inti yang
terdalam dari kegiatan komunikasi karena yang disampaikan orang komunikasi bukan
kata-kata, tetapi arti atau makna dari kata-kata. Yang ditanggapi orang dalam
komunikasi bukan kata-kata, tetapi makna dari kata-kata.
Karena merupakan interaksi, komunikasi merupakan kegiatan yang dinamis.
Selama komunikasi berlangsung, baik pada pengirim maupun pada penerima, terus-
menerus terjadi saling memberi dan menerima pengaruh dan dampak dari komunikasi
tersebut.

Jika dilihat dari uraian diatas, saya setuju jika komunikasi adalah menciptakan
suatu makna/makna itu diciptakan bukan makna atau pesan itu dikirim. Proses
komunikasi dari komunikan ke komunikator terjadi suatu hubungan timbal balik,
feedback atau pertukaran suatu makna didalamnya. Sebagai pertukaran makna,
komunikasi bersifat khas, unik dan tidak dapat diulangi persis sama. Karena meski
orang yang berkomunikasi sama, isi, dan maksudnya sama, namun bila diulang,
waktu, situasi, dan keadaan batin orang yang berkomunikasi sudah berbeda. Karena
itu, dalam setiap komunikasi, baik bagi orang yang mengirim maupun yang
menerima, dampaknya tidak dapat dihilangkan karena mereka tidak dapat mencabut
kata yang sudah mereka ucapkan dan mengganti dampak yang diakibatkannya.
Mereka hanya dapat merubah kata-kata.

7. Sebutkan beberapa perbedaan komunikasi verbal dan komunikasi non verbal!


Mengapa komunikasi verbal sangat terbatas? Dan berikan bukti bahwa kita
lebih banyak menggunakan komunikasi non verbal!

Komunikasi verbal dan nonverbal memiliki perbedaan yang mendasar.


Perbedaan pertama dapat kita lihat dari pernyataan Anderson yang menyatakan bahwa
“nonverbal communication is perceived as more honest. If verbal and nonverbal
behaviors are inconsistent, most people trust the nonverbal behavior. There is little
evidence that nonverbal behavior actually is more trustworthy than verbal
communication; after all, we often control it quite consciously. Nonetheless, it is
perceived as more trustworthy”. Pernyataan diatas menyatakan bahwa ada perbedaan
antara kedua sistem komunikasi. Pertama, komunikasi nonverbal yang dianggap lebih
jujur. Jika muncul perilaku verbal dan nonverbal yang tidak konsisten, kebanyakan
orang percaya perilaku nonverbal. Ada beberapa bukti menyatakan bahwa perilaku
nonverbal sebenarnya lebih dapat dipercaya daripada komunikasi verbal, walaupun
kita sering mengontrolnya cukup sadar. Namun, komunikasi nonverbal dianggap lebih
dapat dipercaya.

Perbedaan kedua komunikasi nonverbal memiliki saluran yang banyak.


komunikasi verbal biasanya terjadi dalam satu saluran, komunikasi verbal lisan yang
diterima melalui pendengaran, dan komunikasi verbal tertulis dapat dilihat, dirasakan,
didengar, berbau, dan mencicipi. Kami sering menerima komunikasi nonverbal secara
bersamaan melalui dua atau lebih saluran, seperti ketika kita merasa dan melihat
pelukan sambil mendengar berbisik "I love you".

Perbedaan ketiga, komunikasi verbal adalah diskrit, sedangkan komunikasi


nonverbal berlangsung terus menerus. Simbol verbal mulai dan berhenti secara
bergantian. Saat seseorang mulai berbicara pada satu saat dan berhenti berbicara saat
yang lain. Komunikasi nonverbal cenderung mengalir terus. Sebelum kita berbicara,
ekspresi wajah dan postur mengungkapkan perasaan kita, saat kita bicara, gerakan
tubuh kita dan mengkomunikasikan penampilan, dan setelah kita berbicara postur
tubuh berubah, mungkin santai).

Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, dalam arti. kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk
menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan-perbedaan.
Menurut Don Stacks, ada tiga perbedaan utama diantara komunikasi verbal dan non
verbal, yaitu :

1. Kesengajaan (intentionality)

Perbedaan utama komunikasi verbal dan nonverbal adalah persepsi


mengenai niat (intent). Niat menjadi lebih penting ketika kita
membicarakan lambang atau kode verbal. Michael Burgoon dan Michael
Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi kalau
pesan tersebut dikirimkan oleh sumber dengan sengaja dan diterima oleh
penerima secara sengaja pula. Komunikasi nonverbal tidak banyak dibatasi
oleh niat. Komunikasi nonverbal cenderung dilakukan dengan tidak
sengaja. Komunikasi nonverbal juga mengarah pada norma-norma yang
berlaku. Sebagai contoh, normanorma untuk penampilan fisik. Kita semua
berpakaian, namun berapa sering kita dengan sengaja berpakaian untuk
sebuah situasi tertentu? Berapa kali seorang teman memberi komentar
terhadap penampilan kita? Persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup
untuk memenuhi persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.

2. Perbedaan Simbolik (Symbolic Differences)

Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk komunikasi yang


diantarai. Pada komunikasi verbal kita mencoba mengambil kesimpulan
terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-kata
yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya,
sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus 'dibagi' di antara
orang-orang yang terlibat didalammnya. Sebaliknya, komunikasi
nonverbal lebih alami, sebagai perilaku yang didasarkan pada norma.
Mehrabian menjelaskan bahwa komunikasi verbal dipandang lebih
eksplisit dibanding bahasa nonverbal yang bersifat implisit. Isyaratisyarat
verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat
aturan-aturan, namun komunikasi nonverbal hanya memiliki penjelasan
yang samar-samar dan informal. Berdasarkan hal tersebut dapat kita lihat
bahwa ada ketidaksamaan antara tanda (sign) dengan lambang (simbol).

Tanda merupakan representasi alami dari suatu kejadian atau tindakan.


Tanda adalah apa yang kita lihat atau rasakan. Lambang merupakan
sesuatu yang ditempatkan pada sesuatu yang lain. Lambang
merepresentasikan tanda melalui abstraksi. Apa yang secara fisik menarik
bagi kita adalah tanda (sign) dan bagaimana menciptakan perbedaan yang
berubahubah untuk menunjukkan derajat ketertarikan tersebut adalah
lambang (simbol). Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa nonverbal,
karena dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah
cara yang berubah-ubah. Bahasa nonverbal lebih mengarah pada reaksi-
reaksi alami seperti perasaan atau emosi.
3. Mekanisme pemrosesan (processing mechanism)

Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak,


kemudian otak kita menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi
mengendalikan perilaku-perilaku fisiologis (refleks) dan sosiologis
(perilaku yang dipelajari dan perilaku sosial). Satu perbedaan utama dalam
pemrosesan adalah dalam tipe informasi pada setiap belahan otak. Belahan
otak kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak berkesinambungan dan
berubah-ubah, sedangkan belahan otak kanan, tipe informasinya Iebih
berkesinambungan dan alami. Pesan-pesan verbal dan nonverbal juga
berbeda dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi nonverbal kurang
terstruktur. Aturan-aturan ketika kita berkomunikasi secara nonverbal akan
lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan
aturan-aturan tata bahasa dan kalomat. Komunikasi nonverbal
diekspresikan pada saat komunikasi berlangsung. Bahasa nonverbal tidak
bisa mengekspresikan peristiwa komunikasi di masa lalu atau masa
mendatang. Selain itu, komunikasi nonverbal mempersyaratkan sebuah
pemahaman mengenai konteks di mana interaksi tersebut terjadi,
sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.

4. Struktur vs Nonstruktur

Komunikasi verbal sangat terstruktur dan mempunyai aturan-aturan


tata bahasa. Komunikasi nonverbal tidak ada struktur formal yang
mengarahkan komunikasi karena terjadi secara tidak disadari, tanpa urut-
urutan kejadian yang dapat diramalkan sebelumnya. Perilaku nonverbal
yang sama dapat memberi arti yang berbeda pada saat yang berlainan atau
pada tempat yang berbeda.

5. Linguistik vs Nonlinguistik

Linguistik mempelajari macam-macam segi bahasa verbal, yaitu suatu


sistem dari lambang-lambang yang sudah diatur pemberian maknanya.
Pada komunikasi nonverbal, sulit untuk memberi makna pada lambang
karena tidak memiliki struktur.

6. Continuous vs Discontinuous

Komunikasi nonverbal dianggap bersifat kontinyu, sementara


komunikasi verbal bersifatterputus-putus. Komunikasi nonverbal baru
berhenti bila orang yang terlibat di dalamnya meninggalkan suatu tempat.
Tetapi selama tubuh, wajah dan kehadiran kita masih dapat dipersepsikan
oleh orang lain atau diri kita sendiri, berarti komunikasi nonverbal dapat
terjadi. Tidak sama halnya dengan kata-kata dan simbol dalam komunikasi
verbal yang mempunyai titik awal dan akhir yang pasti.

7. Dipelajari vs Didapat secara Ilmiah

Komunikasi nonverbal sangat jarang untuk dipelajari. Manusia lahir


dengan naluri-naluri dasar nonverbal. Sebaliknya komunikasi verbal
adalah sesuatu yang harus dipelajari.

8. Pemrosesan Bagian Otak Kiri vs Pemrosesan Bagian Otak Kanan

Kebanyakan stimuli nonverbal diproses dalam bagian otak sebelah


kanan, sedangkan stimuli verbal yang memerlukan analisis dan penalaran,
diproses dalam bagian otak sebelah kiri.

Banyak perilaku nonverbal yang diatur oleh dorongan-dorongan biologik.


Sebaliknya komunikasi verbal diatur oleh aturan-aturan dan prinsip-prinsip yang
dibuat oleh manusia, seperti kalimat dan tata bahasa. Kita bisa secara sadar
memutuskan untuk berbicara, tetapi dalam berbicara secara tidak sadar pipi menjadi
memerah dan mata berkedip terus-menerus.

Banyak komunikasi nonverbal serta lambang-lambangnya yang bermakna


universal. Sedangkan komunikasi verbal lebih banyak yang bersifat spesifik bagi
kebudayaan tertentu. Dalam komunikasi nonverbal bisa dilakukan beberapa tindakan
sekaligus dalam suatu waktu tertentu, sementara komunikasi verbal terikat pada
urutan waktu. Komunikasi nonverbal dipelajari sejak usia sangat dini. Sedangkan
penggunaan lambang berupa kata sebagai alat komunikasi membutuhkan masa
sosialisasi sampai pada tingkat tertentu. Komunikasi nonverbal lebih dapat memberi
dampak emosional dibanding komunikasi verbal.

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam


bentuk tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh lebih banyak
dipakai daripada komuniasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis
komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunakasi nonverbal bersifat tetap
dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih bersifat jujur mengungkapkan hal yang
mau diungkapkan karena spontan.

Komunikasi nonverbal (nonverbal communicarion) menempati porsi penting.


Banyak komunikasi verbal tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak
menggunakan komunikasi nonverbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui
komunikasi nonverbal, orang bisa mengambil suatu kesimpulan mengenai suatu
kesimpulan tentang berbagai macam persaan orang, baik rasa senang, benci, cinta,
kangen dan berbagai macam perasaan lainnya. Bentuk komunikasi nonverbal sendiri
di antaranya adalah, bahasa isyarat, ekspresi wajah, sandi, symbol-simbol, pakaian
sergam, warna dan intonasi suara. Beberapa contoh komunikasi nonverbal:

a. Sentuhan

Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan,


berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan
lain-lain.

b. Gerakan Tubuh

Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh


meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh.
Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata
atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk
mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan.

c. Vokalik

Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu


ucapan, yaitu cara berbicara. Contohnya adalah nada bicara, nada
suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas
suara, intonasi, dan lain-lain.

d. Kronemik

Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu


dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi
nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas,
banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka
waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).
DAFTAR PUSTAKA

Yasir, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, 2009. Pekanbaru: Pusat Pengembangan Pendidikan


Universitas Riau

Indah T. “Komunikasi Verbal Dan Non Verbal”. UIN Sumatra Utara: n. pag. web. 2 Juli-Des.
2016

A Liliweri. “Komunikasi Serba Ada Serba Makna”. E-book. Kencana: 1 Des. 2011

Fachrul Z. “Kajian Tentang Efektivitas Pesan Dalam KomunikasiI”. Universitas Garut: n.


pag. web. 1 April 2017

D Mulyana, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, 2000. Bandung: Remaja Rosdarya

CE May, “The Nature Of Knowledge In Short Fiction”. Studies in Short Fiction: 1984

Nuryanto H, “Sejarah Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi”, E-book. PT


Balai Pustaka: 2012

Anda mungkin juga menyukai