Anda di halaman 1dari 10

TUGAS Review Jurnal

Proposal Penelitian Kualitatif

Nama: Georgy Prilian Mokalu


NIM: 19081105041
Jurnal 1
Judul:
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR SARANA PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 3
TONDANO KABUPATEN MINAHASA
Penulis:
Claudia Syalom Gerungan
Publikasi:
Jurnal Implementasi Kebijakan, Vol. 3, No. 1, 2019, Hal. 10-30
Latar Belakang:
Implementasi adalah proses pelaksanaan suatu keputusan kebijakan yang telah dibuat, proses
implementasi kebijakan dapat dimulai apabila tujuan-tujuan kebijakan telah dibuat. Implementasi
kebijakan tidak selalu dapat berjalan dengan baik, karena dalam proses kebijakan selalu terdapat
kemungkinan terjadinya perbedaan antara apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan dengan
apa yang ingin dicapai. Implementasi kebijakan standar sarana pendidikan sekolah, maka
sekolah haruslah memenuhi standar sarana dan prasarana yang telah ditetapkan oleh undang-
undang guna memberikan kenyamanan dalam kelangsungan proses belajar mengajar siswa-siswi.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui proses Penerapan Standar Sarana dan Prasarana Di
SMA Negeri 3 Tondano, dan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi oleh sekolah
dalam proses Penerapan Standar Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 3 tondano.
Metode:
penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan ntuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Jumlah informan atau responden
dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yaitu 20 siswa-siswi SMA Negeri 3 tondano dan 20
tenaga pendidik SMA Negeri 3 tondano.
Hasil:
Berdasarkan analisa data yang dilakukan, diperoleh hasil penelitian bahwa implementasi
Kebijakan Standar Sarana Pendidikan sekolah, maka setiap sekolah haruslah memenuhi standar

1
sarana dan prasarana yang telah ditetapkan oleh undang- undang guna memberikan kenyamanan
dalam kelangsungan proses belajar mengajar siswa-siswi.
Kesimpulan:
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama
dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam
pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Saran/kritik/pujian:
Proposal penelitian yang telah ditulis sudah cukup baik, dan diharapkan agar penelitian tersebut
bisa lebih dikembangkan lagi agar bisa mendapatkan hasil maupun tujuan yang baik bagi banyak
orang khususnya kepada pemerintah dalam bidang Pendidikan.

2
Jurnal 2
Judul:
KEINTIMAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERMEDIASI MELALUI NEW MEDIA
Penulis:
Budy Sumitra
Publikasi:
Jurnal Studi Fenomenologi, Vol. 8, No. 4, 2021, Hal. 17-121
Latar Belakang:
Hubungan antarmanusia diawali dengan komunikasi, yakni aktivitas pertukaran pesan antara dua
orang. Satu orang berperan sebagai komunikator (pengirim pesan), sedangkan satunya berperan
sebagai komunikan (penerima pesan). Komunikasi seperti ini dinamakan komunikasi
interpersonal. Melalui komunikasi interpersonal seseorang akan menghasilkan interaksi dan
pertukaran pesan, baik secara verbalmaupun non verbal. Di tengah pesatnya perkembangan
teknologi komunikasi, pola komunikasi interpersonal pun mulai bergeser. Pada awalnya
komunikasi interpersonal dipahami sebagai komunikasi face-to-face, yakni komunikasi tatap
muka antara komunikator dan komunikan. Dewasa ini fleksibilitas media dan kemudahan akses
internet membuat setiap orang dapat terkoneksi dan berkomunikasi satu dengan lainnya tanpa
harus bertatap muka, dimana pun, dan kapan pun. Hal tersebutlah yang menjadikan komunikasi
menjadi ber-evolusi lagi, dalam hal komunikasi interpersonal, perubahan tersebut merupakan
objek yang baik untuk dikaji sehingga akan muncul pertanyaan apakah komunikasi antar pribadi
dapat terintegrasi dalam perkembangan teknologi terutama dalam new media. Penelitian
komunikasi interpersonal pasangan jarak jauh ini diarahkan ke pemanfaatan new media bukan
hanya karena bergesernya tren komunikasi antarmanusia, tetapi juga karena dalam dunia virtual
tidak terdapat nilai dan norma yang mengikat, dalam pemenuhan diri sebuah pasangan selain itu,
penelitian ini juga difokuskan kepada perbedaan pemenuhan kebutuhan Keintiman pasangan
parak jauh, dalam hubungan yang dilakukan melalui media baik secara langsung (Synchronous)
maupun tidak langsung (Asynchronous).
Metode:
penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif deksriptif, dimana penelitian tentang
Keintiman komunikasi interpersonal melalui new media ini berusaha untuk memaparkan
gambaran akan fenomena yang terjadi tanpa perlu melakukan hipotesis atau membuat perkiraan
awal penelitian, penelitian berusaha menemukan kebenaran dengan mencari informasi secara
mendalam dan jelas. Adapun jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan pendekatan fenomenologi Edmund Husserl.
Peneliti harus mencurahkan waktu dengan narasumber yang ditelitinya untuk memperoleh
sebuah pemahaman tentang bagaimana pandangan kelompok dan menjelaskan kehidupan sosial
tempat anggota masyarakat menjalani kehidupan sehari-hari. Peneliti tidak boleh menyertakan
asumsi teoritis dalam studinya akan tetapi menderivikasikan ide-ide yang berasal dari

3
narasumber. Jadi, seluruh aspek kehidupan sehari-hari menggunakan observasi partisipan,
wawancara mendalam, atau keduanya dan juga penalaran induktif untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik dan meminimalkan distorsi dari fenomena yang ditelitinya.
Hasil:
Berdasarkan penelitian dan juga pengumpulan data yang telah dilakukan oleh penulis,
disimpulkan bahwa hasil yang didapat ialah bahwa pasangan jarak jauh hanya mampu untuk
mengubah sifat impersonal dari CMC, menggunakan kapasitas interaktif melalui bahasa internet
dan jaringan, sehingga pemenuhan kebutuhan keintiman tidak sepenuhnya dapat dirasakan oleh
pasangannya.
Kesimpulan:
Berdasarkan penelitian, jarak bukanlah suatu hambatan dalam melakukan keintiman, sehingga
pertengkaran dan penyelesaian masalah dapat terjadi melalui media online. Akan tetapi, media
yang dipilih dalam menyelesaikan masalah adalah skype atau Videocall karena komunikasi dapat
dilakukan dengan cara bertatap muka. Keterbukaan diri dalam hubungan pasangan jarak jauh
dapat terjadi dengan membicarakan mengenai seks, karena pasangan jarak jauh lebih merasa
berani mengungkapkan tentang hal tersebut. Selain itu kurangnya komunikasi yang dilakukan
oleh pasangan jarak jauh, menjadikan perasaan curiga dan khawatir yang berlebih dari pasangan
jarak jauh, sehingga diperlukan rasa saling pengertian dan percaya satu sama lain sebagai
landasan untuk saling bertahan .Pada akhirnya, tahap keintiman, menciptakan perasaan
mendalam dalam diri informan, yaitu berupa perasaan akan kehadiran pasangannya dan
ketakutan akan keretakan hubungan mereka. Keintiman ini tidak ditunjukkan secara eksplisit,
melainkan secara implisit. Hal itu disebabkan keintiman tersebut hanya bisa dirasakan dalam diri
pasangan dan terjadi tanpa disadari.
Saran/kritik/pujian:
Proposal yang seperti ini sangat relevan dengan zaman saat ini yang dimana banyak sekali new
media yang merajalela dan juga banyak sekali kasus yang terjadi dan sangat relevan dengan
kasus yang dibawa dalam proposal ini, sehingga sangat baik bila penelitian ini untuk
dikembangkan lagi dan juga untuk dibaca oleh banyak pembaca khususnya bagi anak-anak muda
millennial saat ini.

4
Jurnal 3
Judul;
PERAN ORANG TUA DALAM MENGHILANGKAN RASA CANGGUNG ANAK USIA
DINI (STUDI KASUS DI DESA KARANGBONGM GEDANGAN, SIDOARJO)
Penulis:
Syifaul Adhimah
Publikasi:
Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 9, No. 1, 2020, Hal. 57-62
Latar Belakang:
Dunia pendidikan merupakan lingkup penting dalam menentukan masa depan dan kemajuan
suatu bangsa. Pendidikan dapat menggerakkan generasi bangsa untuk terus menggali ilmu
sebagai bekal membangun kehidupan yang lebih baik. Tujuan pendidikan yang beorientasi pada
masa depan tercermin dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sebagaimana
disebutkan dalam UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 bahwa PAUD merupakan suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut (Fadlillah dan Khorida, 2013). Dalam Pendidikan Anak Usia Dini terdapat enam
aspek perkembangan yaitu nilai agama dan moral, kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial
emosional dan seni. Salah satu aspek perkembangan yang menjadi fokus dalam penelitian ini
adalah sosial emosional anak. Anak usia dini pada umumnya berada pada tahapan suka bermain,
suka bereksplorasi, dan mempunyai banyak teman. Seiring bertambahnya usia anak, maka anak
akan bertemu dengan orang-orang baru dan mulai menjalin sosialisasi. Sesuai dengan tahapan
perkembangan anak usia dini pada aspek sosialnya diharapkan anak dapat akrab dengan teman
dan orang-orang yang ada disekitarnya, anak juga diharapkan untuk bias mengungkapkan ide,
gagasan, dan pikirannya saat sedang bersosialisasi dengan teman sebayanya. Namun berdasarkan
hasil observasi di lapangan, masih banyak anak usia dini yang masih didominasi oleh sikap-sikap
tidak percaya diri, seperti canggung dalam bertemu orang baru. Berdasarkan kenyataan dan
permasalahan terkait rasa canggung anak, maka penulis tertarik untuk meneliti secara mendalam
terkait peran orang tua dalam menghilangkan rasa canggung anak usia dini di Desa Karangbong
rt. 06 rw. 02 Gedangan-Sidoarjo. Tujuan yang diharapkan dalam penelitian tersebut adalah untuk
mengetahui peran serta strategi orang tua dalam menghilangkan rasa canggung anak usia dini di
Desa Karangbong rt. 06 rw. 02 Gedangan-Sidoarjo.

5
Metode:
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah pendekatan kualitatif yang
digunakan untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti
sehingga memudahkan mendapatkan data yang objektif. Pada penelitian tersebut menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian tersebut juga memusatkan
diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Data studi
kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan. Penelitian tersebut dilakukan dengan
membandingkan data peran orang tua dalam menghilangkan rasa canggung anak usia dini yang
diperoleh melalui teknik wawancara, dokumentasi dan observasi. Peneliti melakukan wawancara
terhadap orang tua tentang peran masing-masing komponen tersebut. Kemudian untuk mengecek
kebenaran hasil wawancara, peneliti menggunakan obervasi atau pengamatan dengan melihat
langsung kondisi keluarga.
Hasil:
Hasil dari wawancara dua orang tua yang memiliki anak dengan rasa canggung di lapangan ialah
dampak anak memiliki rasa canggung adalah dia akan sulit berinteraksi dan bergaul dengan
lingkungan disekitarnya. Orang tua merupakan kunci yang paling penting didalam
menghilangkan rasa canggung pada anak sejak dini, dan peran orang tua inilah yang tidak dapat
diberikan di lembaga pendidikan. Anak yang mempunyai rasa canggung akan merasa dikucilkan
oleh lingkungannya. Anak akan ragu dalam melakukan sesuatu hal karena dia takut orang akan
menilai buruk tentang perilaku yang dilakukannya. Biasanya anak yang mempunyai rasa
canggung lebih memilih menghindar dari sesuatu yang memperhatikan dirinya. Sifat canggung
yang dimiliki anak akan membuat anak kehilangan banyak kesempatan dan membawa banyak
kerugian.
Kesimpulan:
Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Setiap anak memiliki karakter dan sifat
yang berbeda-beda. tumbuh kembang anak tergantung pada interaksinya dalam suatu
lingkungan. Anak akan mudah berinteraksi jika berada dilingkungan yang menurutnya nyaman.
Mengembangkan sosial dan emosional anak yang mempunyai rasa canggung bukan hal yang
menyulitkan. Itu semua tergantung bagaimana strategi guru atau orang tua untuk menghilangkan
rasa canggung pada anak. Karena pada masa inilah yang akan membentuk anak ketika dewasa.
Rasa canggung pada anak sering sekali kita jumpai. Disinilah peran orang tua sangat penting
untuk menghilangkan rasa canggung yang ada dalam diri anak.
Saran/kritik/pujian:
Penelitian yang ditulis sudah sangat baik dengan pengambilan materi yang jelas dan teori-teori
yang jelas sumbernya sehingga bisa dipercaya validitasnya. Data yang tidak terlalu rumit
sehingga pembaca merasa mudah untuk membaca data yang dipaparkan penulis. Diharapkan
agar penelitian tersebut bisa lebih dikembangkan dalam lingkup yang lebih luas.

6
Jurnal 4
Judul:
PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI BAGI REMAJA PEREMPUAN DALAM
PENCARIAN INFORMASI KESEHATAN
Penulis:
Ditha Prasanti
Publikasi:
Jurnal LONTAR, Vol. 6, No. 1, Januari-Juni 2018, Hal. 13-21
Latar Belakang:
Manusia sendiri merupakan media yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi
dan perasaan melalui bagian – bagian tubuhnya. Rogers (1983) menyatakan bahwa saluran
komunikasi adalah alat atau media yang dapat dimanfaatkan oleh individu-individu atau
kelompok serta organisasi yang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan mereka.
Hurlock mengatakan bahwa remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Alfani (2009)
menjelaskan hasil penelitiannya bahwa pengalaman masa lalu seseorang mempengaruhi pilihan
atas sumber informasi kesehatan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi
kesehatan. Disamping itu ditemukan pula bahwa terdapat perbedaan perilaku pencarian
informasi kesehatan antara laki-laki dan perempuan khususnya dalam hal jenis informasi
kesehatan yang dicari. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini bahwa dalam
memenuhi kebutuhan informasi kesehatan seseorang dapat menemui sejumlah hambatan yaitu
hambatan internal dan eksternal. Seseorang juga cenderung menggunakan sumber informasi
kesehatan yang paling mudah ditemukan dan digunakan. Hambatan yang ditemui dan sumber
informasi kesehatan yang digunakan oleh seseorang dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti
demografi, pengalaman langsung, pentingnya informasi dan kegunaan informasi kesehatan
(Alfani, 2009).
Metode:
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dan Teknik pengumpulan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Penulis
menggunakan teknik sampling purposive untuk menentukan informan dalam penelitian ini.
Teknik sampling purposive yaitu cara menentukan informan dengan memilih informan sesuai
dengan kriteria dan kebutuhan penulis dalam penelitian ini.

7
Hasil:
Berdasarkan wawancara dan observasi yang telah dilakukan, penulis dapat menguraikan tentang
media komunikasi yang digunakan oleh remaja perempuan dalam pencarian informasi kesehatan.
Dalam penelitian ini, penulis memperoleh hasil mengenai penggunaan media komunikasi bagi
remaja perempuan dalam mencari informasi kesehatan yang beragam. Oleh karena itu,
berdasaarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa para remaja perempuan
yang menjadi informan penelitian penulis ini menggunakan media komunikasi yang beragam.
Kalangan remaja perempuan yang tengah menempuh pendidikan di jurusan kesehatan memilih
menggunakan literatur jurnal online saja. Sedangkan kalangan remaja perempuan yang sedang
menempuh studi di jurusan non kesehatan menggunakan media online berupa situs portal
kesehatan, Whatsapp, Instagram, dan Facebook.
Kesimpulan:
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa para remaja perempuan yang menjadi
informan penelitian penulis ini menggunakan media komunikasi yang beragam. Kalangan remaja
perempuan yang tengah menempuh pendidikan di jurusan kesehatan memilih menggunakan
literatur jurnal online saja. Sedangkan kalangan remaja perempuan yang sedang menempuh studi
di jurusan non kesehatan menggunakan media online berupa situs portal kesehatan, Whatsapp,
Instagram, dan Facebook.
Saran/kritik/pujian:
Isi penelitian sudah dirasa sangat baik, dengan pemaparan teori-teori yang relevan dengan materi
penelitian, dan juga pengambilan metode dan pengumpulan data yang sejalan dengan metode
penelitian yang dipakai peneliti saya rasa sudah sangat cocok, dan saya harap dengan penelitian
yang bagus ini bisa menjadi lebih berkembang lagi di masa yang akan datang.

8
Jurnal 5
Judul:
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN RUMASH SAKIT SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN PUBLISITAS (PENGEMBANGAN MODEL STRATEGI KOMUNIKASI
PEMASARAN TERPADU PADA TIGA RUMAH SAKIT SWASTA)
Penulis:
Tanti Hermawati, Prahastiwi Utari, Hamid Arifin
Publikasi:
Jurnal Komunikasi Massa, Vol. 7, No. 2, Juli 2014, Hal. 111-120
Latar Belakang:
Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan yang awalnya merupakan perusahaan non profit.
Rumah sakit atau sarana kesehatan adalah sarana pelayanan kesehatan sebagai kesatuan sosio-
ekonomi mengandung unsur norma moral dan norma etika baik yang diselenggarakan oleh
pemerintah maupun masyarakat. Dalam perkembangannya, rumah sakit tidak lagi hanya
merupakan perusahaan non profit yang bergerak di bidang sosial saja, namun sudah menuju
profit oriented.Walaupun ada orientasi ke arah profit, namun tetap ada etika dan moral tertentu
yang harus dipatuhi oleh semua rumah sakit di Indonesia. Dengan strategi komunikasi yang
terencana dengan baik dimana dengan penggunaan jenis komunikasi pemasaran yang telah
diterapkan di beberapa perusahaan seperti, periklanan, personal selling, sales promotions, public
relations, dan direct marketing akan membawa dampak yang baik pada peningkatan publisitas
sebuah perusahaan. Membangun image perusahaan supaya terkenal di masyarakat memang tidak
bisa diwujudkan dalam waktu sesaat, namun diperlukan adanya perencanaan yang matang dan
strategi khusus. Tiga rumah sakit (RS PKU Muhammadiyah Surakarta, RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar dan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu) dipilih sebagai obyek riset dan makalah
ini mencoba membahas temuan dari riset terkait tentang strategi pemasaran terpadu yang
diterapkan.
Metode:
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Lokasi
penelitian RS PKU Muhammadiyah Surakarta, RS PKU Muhammadiyah Karanganyar dan RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu. Data primer dari para informan yang berada di tiga wilayah
lokasi penelitian (Surakarta, Karanganyar dan Klaten). Sedangkan data sekunder diperlukan
sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Pengumpulan data digunakan metode observasi,
wawancara, Focus Group Disscusion (FGD) dan dokumentasi. Validitas data adalah dengan
teknik triangulasi data (sumber). Analisis data yakni model analisis interaktif yang dikemukakan
oleh Miles dan Huberman dalam bukunya Sutopo (2002: 94).

9
Dalam model analisis interaktif ini terdiri dari tiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian
data dan penarikan simpulan dengan verifikasinya.
Hasil:
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa tiga rumah sakit yang menjadi obyek
penelitian telah melakukan lima jenis komunikasi pemasaran (periklanan, personal selling, sales
promotions, public relations, dan direct marketing) namun dari focus group discussion dengan
para tim manajemen menunjukkan bahwa masingmasing jenis komunikasi pemasaran masih
dijalankan sesuai dengan kebutuhan sesaat. Padahal kalau ingin memposisikan sebagai rumah
sakit dengan brand tertentu, tentunya masyarakat perlu mengenali seperti apa rumah sakit
tersebut.
Kesimpulan:
Komunikasi Pemasaran dilakukan belum konsisten dan pengguna jasa layanan masih belum
mengetahui seluruhnya dari komunikasi pemasaran yang dilakukan rumah sakit. Dan
menghasilkan pengembangan model strategi komunikasi pemasaran yang bisa dijadikan pijakan
rumah sakit ketika hendak menentukan komunikasi pemasaran yang akan dipilih.
Saran/kritik/pujian:
Pemilihan judul penelitian yang cukup bagus, yang dimana bagaimana pihak rumah sakit
melakukan strategi komunikasi pemasaran terpadu untuk meningkatkan publisitas sehingga lebih
banyak orang yang tertarik untuk melakukan pengobatan di rumah sakit tersebut, dan semoga
dengan penelitian tersebut, para pembaca bisa lebih tahu strategi komunikasi pemasaran yang
baik itu seperti apa dan lingkupan apa saja yang bisa digunakan menggunakan strategi tersebut,
dan semoga penelitian ini juga bisa dikembangkan lebih luas lagi agar bisa lebih dikembangkan
lagi cakupannya.

10

Anda mungkin juga menyukai