Anda di halaman 1dari 9

LATAR BELAKANG MASALAH PENILITIAN

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM


RESOLUSI KONFLIK PADA PERNIKAHAN
ANTAR BUDAYA
May 5, 2010 at 7:41 am (Tugas Kuliah) (Tugas kuliah Bahasa Indonesia)

Latar Belakang Masalah

Marekzki (dalam Tseng, Mcdermott & Maretzki, 1977), mengatakan bahwa perkawinan
beda budaya sudah menjadi fenomena yang terjadi pada masyarakat modern dan dampak
dari semakin berkembangnya sistem komunikasi yang memungkinkan individu untuk
mengenal dunia dan budaya lain. Berdasarkan data yang ada pada catatan sipil DKI
Jakarta, tercatat sebanyak 353 sepanjang tahun 1999-2000, dimana sebanyak 81% adalah
pernikahan WNI dengan WNA dari budaya barat (Faradila, 2001).
Dari beberapa riset kita temukan bahwa perkawinan campuran cenderung lebih
berpotensi menimbulkan konflik dibandingkan perkawinan dalam budaya sama. Dengan
adanya perbedaan budaya diantara keduanya, maka sering terjadi hambatan komunikasi
antar budaya. Hambatan karena prasangka, stereotip dan kecenderungan untuk menilai
perilaku seseorang telah digeneralisasikan oleh etnis yang lainnya, seolah-olah sepertinya
perilaku seseorang itu juga adalah perilaku etnis tersebut. Hambatan ini cukup serius
karena perbedaan budaya sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hal
ini bisa menimbulkan konflik di antara pasangan ini. Selain itu, hambatan karena
keterbatasan bahasa yang dimiliki oleh para pelaku komunikasi dapat menimbulkan
kesalahpahaman atau permasalahan.
Dengan menikah, akan banyak hal baru yang akan ditemukan oleh individu pada diri
pasangannya. Individu harus mulai belajar untuk saling menyesuaikan diri agar dapat
menerima pasangannya apa adanya. Bila tidak maka akan timbul konflik. Kita berbagi
hidup dengan pasangan. Setiap tindakan kerap diilhami oleh subjektifitas diriApa yang
dianggap normal oleh satu pihak, mungkin tidak normal bagi pihak lain. Bagi seseorang,
melalui hidup secara rutin dengan cara tertentu tidak perlu dipertanyakan lagi. Tapi bagi
pasangan yang berbeda budaya, situasi tadi, jadi baru, dan melaluinya dapat
menimbulkan ketidaknyamanan. Dalam mengatasi konflik yang terjadi individu
menggunakan gaya konflik. Menurut Kilman dan Thomas (1975) dalam buku
interpersonal conflict (Wilmot, 2001) mengemukakan lima gaya dalam mengatasi konflik
adalah gaya avoidance, gaya accomodation, compromise, collaboration, dan competition.
Komunikasi adalah media yang dapat menciptakan atau mengatur konflik. Melalui
komunikasi jualah, kita membuat hubungan kita dengan pasangan menjadi konstruktif
atau destruktif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan komunikasi antarbudaya dan
bagaimana resolusi untuk mengatasi konflik pada pernikahan antar budaya.Penelitian ini
menggunakan ANALISIS DENGAN PENDEKATAN KUALITATIF
FENOMOLOGIKDENGAN MODEL METODE ETHNOGRAPHIC MULTIPLE SIDE
STUDIES.
Permalink Leave a Comment

PROPOSAL PENELITIAN STUDI DESKRIPTIF


PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI SMA NEGERI 2 LAMONGAN
TAHUN 2007
May 5, 2010 at 6:20 am (Tugas Kuliah) (Tugas kuliah Bahasa Indonesia)

1. Latar Belakang Masalah

Belakangan ini, seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi di era globalisasi
yang tengah ramai dibicarakan di masyarakat kita serta mengenai era perdagangan bebas
yang akan dimulai sebentar lagi, pemerintah mencanangkan kegiatan – kegiatan
pembaruan yang kelak akan berguna guna menghadapi era globalisasi dan perdagangan
bebas.

Mewujudkan pemuda – pemudi yang dapat menghadapi era globalisasi dan perdagangan
bebas, serta dapat menjadi wakil Indonesia dalam mengembangkan segala potensi Negara
kita nantinya yang tetap berdasar pada dasar Negara kita yakni PANCASILA tentu
menjadi cita –cita pemerintah yang harus segera diwujudkan dengan strategi yang efektif
mengingat sedikitnya waktu yang tersisa.

Pendidikan adalah sektor yang merupakan bagian penting dari usaha pemerintah guna
mewujudkan cita citanya. Adapun pemerintah segera memberdayakan sistem Kurikulum
Berbasis Kompetensi atau “KBK” guna mendapatkan hasil maksimal dari bidang
pendidikan.

Berdasarkan pengamatan atas usaha dari pemerintah tersebut, penulis ingin mengetahui
apakah sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi tersebut sudah diterapkan secara baik dan
menyeluruh di segala bidang khususnya di SMA Negeri 7 Tangerang.

Dari uraian di atas, untuk mengetahui lebih lanjut tentang Kurikulum Berbasis
Kompetensi di SMA Negeri 7 Tangerang, penulis bermaksud melakukan penelitian yang
diberi judul “ Studi Deskriptif Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMA
Negeri 7 Tangerang”.

2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar permasalahan tetap berada pada lingkup yang sesuai
serta selalu terarah, diperlukan beberapa pertanyaan yang membatasi masalah ini,
sehingga dapat dicapai solusi yang tepat pada pokok permasalahan. Adapun pertanyaan –
pertanyaan yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut :
Apakah “KBK” sudah diterapkan dengan baik di SMA Negeri 7 Tangerang ini ?
Bagaimana pendapat semua perangkat sekolah baik tentang sistem “KBK” ini ?

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui bagaimana sistem “KBK” di SMA Negeri 7.


Untuk mengetahui tanggapan para perangkat sekolah tentang sistem “KBK” di SMA
Negeri 7 Tangerang.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

Menambah pengetahuan khusnya bagi penulis dalam hal penelitian.


Sebagai bahan rujukan atau perbandingan bagi Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 7
Tangerang tentang “KBK” di SMA Negeri 7 Tangerang sehingga dapat melakukan
tindakan tepat yang efektif bila masih terdapat kelemahan sehingga SMA Negeri 7 dapat
menjadi SMA Favorit.

4. Landasan Teori

Landasan teori adalah bagian penting dalam suatu penelitian, adapun guna dari landasan
teori adalah agar penelitian dapat tepat sasaran dan efektif. Adapun beberapa landasan
teori disini :

a. Sekolah. Sekolah adalah tempat berkumpulnya seseorang yang ingin mendapatkan


ilmu (siswa) dengan fasilitas lainnya dalam rangka membantu proses mendapatkan ilmu
atau belajar.

b. Kepala Sekolah. Kepala sekolah atau Headmaster adalah seseorang yang memegang
pimpinan paling tinggi dalam sekolah. Biasanya berfungsi sebagai pengatur, pengawas,
maupun pengambil kebijakan dengan tujuan efektifnya kegiatan belajar mengajar yang
terjadi di sekolah.

c. Guru. Guru adalah bagian dari fasilitas belajar seseorang yang ingin mendapatkan
ilmu. Guru berfungsi sebagai pengajar atau media belajar dari siswa tersebut.

d. Siswa. Siswa adalah seseorang yang ingin mendapat ilmu guna digunakan atau
dikembangkan dalam kehidupannya guna mencapai cita – cita hidup atau tujuan dari
siswa tersebut.

5. Metodologi Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif adalah metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang.
( Idianto M, 2006: 85, 86).
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui
gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta gejala yang sudah
diselidiki.

Adapun langkah – langkah penelitiannya sebagai berikut :

Menyusun proposal penelitian sosial. Penyusunan proposal dilakukan sebagai langkah


awal dalam melakukan penelitian. Penyusunan ini terdiri dari menentukan topik yang
dipilih. Setelah itu peneliti merumuskan masalah.
Mengumpulkan data. Pengumpulan data dilaksanakan setelah proposal penelitian
disetujui oleh guru pembimbing. Untuk mengumpulkan data, penulis menetukan dengan
cara Kuesioner dan Wawancara.
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
Tanya jawab sambil bertatap muka antara si peneliti dengan objek penelitian ( Idianto M,
2006: 121 )
Kuesioner adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
menyebarkan selebaran yang diisi oleh objek penelitian. ( Idianto M, 2006: )
Pengolahan Data. Setelah data – data terkumpul, penulis akan mengolah data tersebut
dengan teknik tabulasi.
Penyusunan Laporan. Setelah tahap – tahap sebagaimana diuraikan diatas, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun laporan agar tujuan dan manfaat dapat dikomunikasikan.

6. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan Bulan Maret 2007.

7. Personalia Penelitian
1. Nama Lengkap : Christian Fernando NIS.04051007
2. Nama Lengkap : Ray Hidayat NIS.04051247

8. Anggaran Biaya
Anggaran biaya pada penelitian ini diperoleh dari iuran anggota dengan rincian :

A. Pemasukan
Iuran Anggota :@Rp. 45.000,00 X 2 = Rp. 90.000,00
B. Pengeluaran
Penyusunan Proposal Rp. 40.000,00
Pembuatan Pertanyaan Untuk Kuesioner Rp. 30.000,00
Wawancara Rp. 20.000,00 +
Total pengeluaran Rp. 90.000,00

9. Daftar Pustaka
M. Widianto. Sosiologi untuk SMA jilid 1,2,3, Jakarta, 2004. Erlangga
SUMBER : phetroexs.blogspot.com/…/contoh-proposal-penelitian-sosial.html

Permalink Leave a Comment

PROPOSAL PENELITIAN
May 5, 2010 at 5:43 am (Tugas Kuliah) (Tugas kuliah Bahasa Indonesia)

1. Judul Penelitian : Pemanfaatan Internet Sebagai Sumber Belajar Oleh Mahasiswa


Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta.
2. Bidang Ilmu
Ilmu Sosial
3. Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka keberhasilan kegiatan belajar
mengajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar/dosen,
melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan mahasiswa. Kurikulum baru tahun 2004
mempertegas bahwa proses pembelajaran harus berpusat pada peserta belajar, pengajar
bukan sebagai satu-satunya sumber belajar atau sumber informasi, melainkan berperan
sebagai fasilitator, dinamisator, dan motivator dalam pembelajaran.
Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus, sekarang ini
berkembang teknologi internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam
menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat mengakses berbagai
literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dengan cepat, sehingga dapat
mempermudah proses studinya.
Penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana mahasiswa prodi Pendidikan Administrasi
Perkantoran FIS UNY telah memanfaatkan teknologi internet sebagai sumber belajar
yang mendukung proses belajarnya di bangku kuliah.
b. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang
berkaitan dengan pemanfaatan sumber belajar, antara lain : optimalisasi pemanfaatan
perpustakaan sebagai sumber belajar, pemenuhan koleksi buku-buku yang tersedia di
perpustakaan, pemanfaatan internet sebagai sumber belajar, serta pemanfaatan sumber
daya lingkungan sebagai sumber belajar.
c. Batasan Masalah
Meskipun banyak permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber belajar
dalam proses pembelajaran, namun dalam penelitian ini hanya membatasi pada masalah
pemanfaatan internet sebagai sumber belajar oleh mahasiswa prodi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.
d. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka masalah tersebut dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah mahasiswa prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran telah memanfaatkan
internet sebagai sumber belajar ?
2. Alasan apa yang memotivasi mahasiswa prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran
memanfaatkan internet sebagai sumber belajar ?
3. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat mahasiswa prodi Pendidikan
Administrasi Perkantoran untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar ?
e. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Jumlah mahasiswa prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran yang telah
memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
2. Alasan yang memotivasi mahasiswa prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran
memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
3. Faktor-faktor yang mendukung dan menghambat mahasiswa prodi Pendidikan
Administrasi Perkantoran memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
f. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi mahasiswa, untuk lebih meningkatkan pemanfaatan teknologi internet sebagai
sumber belajar, sehingga mempercepat masa studinya.
2. Bagi program studi, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dan
program kerja yang berkaitan dengan fasilitas sumber belajar.
3. Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan penguasaan teknologi
informasi sehingga dapat memperbaiki kemampuan dalam mengajar.
g. Definisi Operasional
1. Internet
Adalah jaringan komputer yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia
sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi dapat diakses dari berbagai belahan dunia
secara cepat.
2. Sumber Belajar
Segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah
maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.
4. Kajian Pustaka
a. Pengertian Internet
Internet adalah kependekan dari inter-network. Secara harfiah mengandung pengertian
sebagai jaringan komputer yang menghubungkan beberapa rangkaian
(www.wikipedia.com). Jaringan internet juga didefinisikan sebagai jaringan komputer
yang mampu menghubungkan komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis dan
bentuk informasi dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global
(www.jurnal-kopertis4.org). Selain kedua pengertian di atas, internet juga disebut sebagai
sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik, pemerintahan,
komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet menyediakan akses untuk layanan
telekomunikasi dari sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di
seluruh dunia. Layanan internet meliputi komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi
(usenet news, milis, bulletin board), sumber daya informasi yang terdistribusi (World
Wide Web, Ghoper), remote login dan lalu lintas file (Telnet, FTP), serta berbagai
layanan lainnya (www.andhika.com).
Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak aktivitas yang dilakukan dengan
memanfaatkan jaringan internet, seperti e-Commerce, e-Banking, e-Government, e-
Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang berkaitan dengan proses pembelajaran
adalah e-Learning. E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang
pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat
sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang
dijembatani oleh teknologi internet.
b. Internet dalam Kegiatan Belajar
Fred S Keller, teknolog pendidikan era tahun 1960-an mengkritik penerapan metode-
metode pembelajaran konvensional yang kurang menarik perharian peserta didik.
Menurut dia, peserta didik harus diberi akses yang lebih luas dalam menentukan apa yang
ingin mereka pelajari sesuai minat, kebutuhan, dan kemampuannya. Dikatakannya pula
bahwa guru bukanlah satu-satunya pemegang otoritas pengetahuan di kelas. Siswa harus
diberi kemandirian untuk belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar
(www.kompas.com).
Kekayaan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan
bahkan imajinasi para penemu sistemnya. Melalui internet dapat diakses sumber-sumber
informasi tanpa batas dan aktual dengan sangat cepat. Adanya internet memungkinkan
seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat dalam bentuk
Digital Library. Sudah banyak pengalaman tentang kemanfaatan internet dalam penelitian
dan penyelesaian tugas akhir mahasiswa. Tukar menukar informasi atau tanya jawab
dengan pakar dapat juga dilakukan melalui internet. Tanpa teknologi internet banyak
tugas akhir dan thesis atau bahkan desertasi yang mungkin membutuhkan waktu lebih
banyak untuk menyelesaikannya (www.jurnal-kopertis4.org).
Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan
internet. Berbagai referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui
internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi harus
mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas
kuliahnya. Cukup memanfaatkan search engine, materi-materi yang dibutuhkan dapat
diperoleh dengan cepat. Selain menghemat tenaga dan biaya dalam mencarinya, materi-
materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up to date.
Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan profesinya, karena
dengan internet dapat : (a) meningkatkan pengetahuan, (b) berbagi sumber diantara rekan
sejawat, (c) bekerjasama dengan pengajar di luar negeri, (d) kesempatan
mempublikasikan informasi secara langsung, (e) mengatur komunikasi secara teratur, dan
(f) berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional. Di samping itu para
pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan
mengakses rencana pembelajaran atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses
materi kuliah yang cocok untuk mahasiswanya, serta dapat menyampaikan ide-idenya.
Sementara itu mahasiswa juga dapat menggunakan internet untuk belajar sendiri secara
cepat, sehingga akan meningkatkan dan memeperluas pengetahuan, belajar berinteraksi,
dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian (www.pendidikan.net).
Dalam www.jurnal-kopertis4.org disebutkan beberapa manfaat internet bagi pendidikan
di Indonesia, yaitu : akses ke perpustakaan, akses ke pakar, perkuliahan online, layanan
informasi akademik, menyediakan fasilitas mesin pencari data, menyediakan fasilitas
diskusi, dan fasilitas kerjasama.

c. Pengertian Sumber Belajar


Menurut Association for Educational Communications and Technology sumber
pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik
secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar
dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber
pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu :
1) Sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan (learning resources by design), yakni
semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem
instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; dan
2) Sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan (learning resources by utilization),
yakni sumber belajar yang tidak secara khusus didisain untuk keperluan pembelajaran
namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah
satunya adalah media massa.
Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak
yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga
pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pengertian “dapat”
di sini menekankan pada pengertian, bahwa jumlah sebenarnya penerima pesan informasi
melalui media massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Yang penting ialah “The
communicator is a social organization capable or reproducing the message and sending it
simultaneously to large number of people who are spartially separated”. Adapun bentuk
media massa, secara garis besar, ada dua jenis, yaitu : media cetak (surat kabar dan
majalah, termasuk buku-buku) dan media elektronik (televisi dan radio, termasuk
internet) (http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html).
Berdasarkan kajian pustaka di atas menunjukkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan
di perguruan tinggi dapat ditempuh melalui berbagai cara, antara lain : peningkatan
kompetensi dosen, peningkatan muatan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran
dan penilaian hasil belajar, peningkatan bekal ketrampilan mahasiswa, penyediaan bahan
ajar yang memadai, dan penyediaan sarana belajar. Ketersediaan bahan ajar dan sarana
belajar merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Namun demikian sering kali bahan ajar yang ada di perpustakaan tidak mampu
memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa, sehingga perlu memanfaatkan sumber belajar
yang lain. Salah satu sumber belajar yang dapat digunakan oleh mahasiswa secara
mandiri adalah jaringan internet. Untuk itu, bekal ketrampilan mahasiswa khususnya
dalam memanfaatkan teknologi internet sangat diperlukan.
Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan
sesuai kebutuhan yang relevan dengan subjek mata kuliah. Sehingga pemanfaatan
jaringan internet sebagai sumber belajar, akan membantu mempermudah dan
mempercepat penyelesaian tugas-tugas perkuliahan, termasuk penyelesaian tuga akhir.
Oleh karena itu, dosen sebagai motivator dan dinamisator dalam pembelajaran hendaknya
memberi dorongan serta menciptakan kondisi agar mahasiswa dapat secara aktif
menemukan ilmu pengetahuan baru melalui pemanfaatan teknologi internet.
5. Metodologi Penelitian
a. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survai, yang dipakai untuk tujuan
eksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi tentang pemanfaatan
internet sebagai sumber belajar oleh mahasiswa prodi Pendidikan Administrasi
Perkantoran FIS UNY.
b. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan wilayah generalisasi penelitian ini adalah mahasiswa prodi Pendidilan
Administrasi Perkantoran FIS UNY yang meliputi mahasiswa angkatan 2002, 2003,
2004, dan 2005. Sampel penelitian diambil secara proporsional random sampling.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
d. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul akan dianalisis secara deskriptif dengan tabulasi dan persentase.
6. Daftar Pustaka
Anonim. (2005). Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia. www.jurnal-kopertis4.org.
diambil 24 Februari 2006.

Anonim. (2005). Kamus Istilah Internet.(www.wikipedia.com). diambil 24 Februari


2006.

Arif A Mangkoesapoetro. (2004). Pemanfaatan Media Massa Sebagai Sumber


Pembelajaran IPS Di Tingkat Persekolahan. (http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html).
diambil 27 Februari 2006.

Andhika. (2005). Apa itu Internet ? (www.andhika.com). diambil 25 Februari 2006.

Marsell Ruben Payong. (2005). Good Bye Teacher. (www.kompas.com). diambil 24


Februari 2006.

Philip Rechdalle.(2005). Internet dan Pendidikan. (www.pendidikan.net). Diambil 24


Februari 2006.

Sumber : www.freewebs.com/gothink…/internet%20dalam%20pembelajaran.doc

Anda mungkin juga menyukai