Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan pendidikan merupakan suatu hal yang pokok untuk menentukan arah dan pedoman dalam
penyelenggaraan pendidikan dalam suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di setiap lembaga pendidikan
tidak akan pernah lepas dari suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan dalam negera tempat lembaga
pendidikan itu ada.

Di Indonesia, yang merupakan negara hukum juga menitikberatkan sektor pendidikan sebagai wahana untuk
memajukan negaranya. Bagaimana tidak? Kebijakan demi kebijakan dibongkar pasang untuk menghasilkan kualitas
pendidikan yang optimal, meski realitanya masih jauh dari harapan.

Dimulai dari kebijakan pengalokasian 20% APBN untuk anggaran pendidikan yang sampai saat ini masih belum 100%
terlaksana, hingga kurikulum yang berubah-ubah. Inkonsistensi pemerintah dalam memutuskan kebijakan
pendidikan sering menimbulkan tanda tanya dan kontroversi di masyarakat dan dunia pendidikan.

Para analisis kebijakan dalam bidang pendidikan tidak hanya dituntut untuk menguasai isu-isu pendidikan yang
relevan baik isu pendidikan secara internal maupun isu-isu pendidikan dalam kaitannya secara lintas sektoral.

A. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari analisis kebijakan pendidikan?


2. Siapakah aktor analisis kebijakan pendidikan itu?
3. Seperti apakah ruang lingkup analisis kebijakan pendidikan?
4. Pendekatan seperti apa yang digunakan untuk melakukan analisis kebijakan?

B. Tujuan Penulisan

1. Memahami pengertian dan hakikat analisis kebijakan pendidikan


2. Mengetahui aktor analisis kebijakan pendidikan.
3. Mengetahui ruang lingkup analisis kebijakan pendidikan.
4. Mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan untuk melakukan analisis kebijakan pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kebijakan Pendidikan

Analisis kebijakan merupakan suatu prosedur berpikir yang sudah lama dikenal dan dilakukan dalam sejarah
manusia, paling tidak sejak manusia mampu melahirkan dan memelihara pengetahuan dalam kaitannya dengan
tindakan.
Beberapa ahli memiliki pengertian yang berbeda dalam mengartikan analisis kebijakan, diantaranya:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis adalah


1. penyelidikan thd suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yg
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb);
2. penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta
hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
2. Dunn mengungkapkan bahwa analisis kebijakan adalah suatu prosedur untuk menghasilkan informasi
mengenai masalah-masalah kemasyarakatan berikut tindakan pemecahannya.
3. Patton dan Sawicki (1986) analisis kebijakan adalah suatu rangkaian proses dalam menghasilkan kebijakan.
4. Duncan MacRae ( 1976) analisis kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan
argumentasi rasional dengan menggunakan fakta-fakta untuk menjelaskan, menilai, dan membuahkan
pikiran dalam rangka upaya memecahkan masalah publik.
5. Stokey dan Zekhauser ( 1986) analisis kebijakan sebagai suatu proses rasional dengan menggunakan
metode dan teknik rasional.

Dari beberapa pengertian di atas dapat kita tarik pengertian yang lebih rinci bahwa analisis kebijakan merupakan
cara atau prosedur dalam menggunakan pemahaman manusia terhadap dan untuk memecahkan masalah-masalah
kebijakan. Jadi analisis kebijakan pendidikan merupakan cara memecahkan masalah yang ada dalam kebijakan-
kebijakan tentang pendidikan menggunakan pemahaman yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.

Menurut william dunn (1981:70) yang dialih bahasakan oleh muhajir darwin (1987:63-64) bahwa kebijakan publik
adalah serangkaian pilihan yang kurang lebih berhubungan (termasuk keputusan untuk tidak berbuat) yang dibuat
oleh badan badan atau kantor-kantor pemerintah, diformulasikan dalam bidang-bidang issue yaitu arah tindakan
actual atau potensial dari pemerintah yang didalamnya terkandung konflik diantara kelompok masyarakat.
Aktor Analisis Kebijakan Pendidikan

Sejak berdirinya badan penelitian dan pengembangan di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada
permulaan tahun 1970an, berbagai bentuk kegiatan penelitian, penilaian, dan pengembangan pendidikan telah
banyak dilakukan untuk menunjang proses pembuatan keputusan. Badan ini terus berkembang dengan pesat,
khususnya dalam memberikan masukan pemikiran terhadap proses pembangunan pendidikan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis sejak Repelita I. Badan ini terus berperan dalam melahirkan
berbagai gagasan pembaharuan pendidikan sehingga proses pembangunan pendidikan telah melewati masa-masa
yang penuh tantangan.

Para analisis kebijakan dalam bidang pendidikan tidak hanya dituntut untuk menguasai teknik-teknik penelitian dan
pengembangan tetapi juga dituntut untuk menguasai isu-isu pendidikan yang relevan baik isu pendidikan secara
internal maupun isu-isu pendidikan dalam kaitannya secara lintas sektoral.

Isu-isu pendidikan secara nternal akan meliputi sistem pendidikan berikut komponen-komponennya yang integral,
seperti pendidikan dasar (berfungsi menanamkan kemampuan dasar), pendidikan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidikan profesional, pendidikan luar sekolah, serta komponen-komponen penunjang sisitem pendidikan.

Isu-isu pendidikan secara eksternal, yang juga sangat penting untuk terus dikaji oleh para analisis kebijakan,
menyangkut keterkaitan yang integral antar pendidikan dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang
seperti politik, ekonomi, ketenagakerjaan, lingkungan hidup, serta kehidupan sosial budaya.

Dalam kaitannya dengan hal-hal di atas suatu lembaga penelitian dan pengembangan pendidikan perlu
mencurahkan perhatiannya untuk memenuhi tantangan yang dimaksudkan. Kemampuan lembaga penelitian dan
pengembangan dalam melaksanakan analisis kebijakan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan gagasan-gagasan
pembaharuan berdasarkan isu-isu yang realistis dan sesuai dengan tuntutan zaman, tetapi yang sama pentingnya
ialah kemampuan dalam mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang dihasilkan tersebut agar benar-benar terwujud
dalam bentuk kebijakan pemerintah yang dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Dalam sejarahnya, badan ini terus meningkatkan fungsinya sebagai badan pembaru sistem pendidikan nasional. Dari
periode Repelita I berikutnya, pergeseran fungsi badan ini semakin terasa terutama dalam menjalankan fungsinya
mempersiapkan bahan kebijakan jangkah menengah dan jangka panjang.

Di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, proses pengambilan kebijakan public telah diatur baik oleh
Undang-undang No. 2 Tahun 1989, Peraturan Pemerintah maupun kebijakan Depdikbud itu sendiri. tentang proses
pelaksanaan analisis kebijakan sebagai suatu sistem telah diungkapkan secara sistematis oleh Penelaah sektor
Pendidikan, yang dilaksanakan oleh Balitbang Depdikbud bekerjasama dengan proyek IEES (Improving the Efficency
System Project) pada tahun 1986.

Salah satu lembaga penelitian yang melakukan analisis kebijakan pendidikan yakni Smeru. Smeru adalah sebuah
lembaga penelitian independen yang melakukan penelitian dan pengkajian kebijakan publik secara profesional dan
proaktif, serta menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dengan analisis yang objektif mengenai berbagai
masalah sosial-ekonomi dan kemiskinan yang dianggap mendesak dan penting bagi rakyat Indonesia.
C. Ruang Lingkup Analisis Kebijakan Pendidikan

Ruang lingkup kegiatan analisis kebijakan pendidikan meliputi:

1. Pengumpulan data statistik pendidikan


2. Pengembangan kurikulum.
3. Sistem pengujian.
4. Penelitian pendidikan dan kebudayaan.
5. Teknologi komunikasi pendidikan.
6. Pengembangan analisis kebijakan pendidikan dan kebudayaan.

Kegiatan yang terakhir yakni kegiatan pada nomor 6 berfungsi untuk menyiapkan bahan-bahan rumusan kebijakan
pendidikan, baik kebijakan jangka panjang, menengah, dan jangka pendek, maupun bahan-bahan untuk kebijakan
departemen yang setiap saat diperlukan oleh pengambil keputusan.

Salah satu fungsi paling menonjol dari Badan Penelitian dan Pengembangan adalah Analisis dan Perumusan Bahan
Kebijakan dengan tujuan untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan dan merumuskan bahan-bahan kebijakan
sesuai dengan isu-isu penting pendidikan yang berkembang dalam dunia penelitian, pengembangan, dan masyarakat
luas.

Dalam suatu proyek yang dinamakan Proyek Perencanaan dan Kebijakan Pendidikan (Education Policy and Planning
Project) atau proyek EPP yang mendapat bantuan USAID (The United States Agency for International Development).
Proyek tersebut resmi dilaksanakan pada bulan Juli 1984 dengan tujuan pokok: “meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia melalui perumusan kebijakan dan perencanaan yang lebih baik yang didasarkan pada informasi yang lebih
lengkap dan teliti serta metode analisis yang lebih baik terhadap informasi tersebut.”

Sejak dilaksanakannya proyek tersebut, berbagai upaya telah dilakukan khususnya dalam melakukan identifikasi
terhadap berbagai masalah pendidikan sebagai sasaran dalam melakukan analisis kebijakan. Sejak saat itu analisis
kebijakan dilaksanakan melalui koordinasi di antara berbaga unit di lingkungan Depdikbud. Hasilnya adalah usulan-
usulan kebijakan yang sangat berguna dalam mempersiapkan Rumusan kebijakan Tahunan Mendikbud dan Naskah
Repelita.

D. Pendekatan Analisis Kebijakan Pendidikan

Dalam literatur analisis kebijakan, pendekatan dalam analisis kebijakan pada dasarnya meliputi dua bagian besar,
yaitu pendekatan deskriptif dan pendekatan normatif.

1. Pendekatan Deskriptif. Pedekatan deskriptif adalah suatu prosedur atau cara yang digunakan dalam
penelitian pengembangan ilmu pengetahuan baik ilmu pengetahuan murni maupun terapan, untuk
menerangkan suatu gejala yang terjadi di dalam masyarakat. Istilah yang digunakan oleh Cohn mengenai
pendekatan deskriptif ini adalah pendekatan positif yang diwujudkan dalam bentuk upaya ilmu
pengetahuan dalam menyajikan suatu State of Art atau keadaan apa adanya dari suatu gejala yang sedang
dteliti dan yang perlu diketahui oleh para pemakai. Tujuan pendekatan deskriptif dalam analisis kebijakan
ialah agar para pengambil keputusan memahami permasalahan yang sedang disoroti dari suatu kebijkan.
2. Pendekatan Normatif. Pendekatan normatif yang sering juga disebut pendekatan preskriptif merupakan
upaya dalam ilmu pengetahuan untuk menawarkan suatu norma, kaidah atau “resep” yang dapat
digunakan oleh pemakai dalam rangka memecahkan masalah. Tujuan pendekatan ini adalah membantu
mempermudah para pemakai hasil penelitian dalam menentukan atau memilih salah satu dari beberapa
pilihan cara atau prosedur yang paling efisien dalam menangani atau memecahkan suatu masalah. Dengan
norma tersebut diharapkan para pemakai hasil penelitian memperoleh manfaat yang lebih besar dari
kegiatan penelitian dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam memecahkan masalah-masalah sosial atau
kemasyarakatan. Informasi yang bersifat normatif ini oleh Penelaah Sektor Pendidikan Balitbang-
Depdikbud 1986 disebut informasi teknis, karena merupakan hasil analisis data berdasarkan informasi yang
berkaitan dengan suatu isu kebijakan yang sedang atau ingin disoroti.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Analisis kebijakan pendidikan merupakan cara memecahkan masalah yang ada dalam kebijakan-kebijakan
tentang pendidikan menggunakan pemahaman yang dimiliki oleh manusia itu sendiri.
2. Aktor yang melakukan analisis kebijakan pendidikan adalah lembaga penelitian dan pengembangan yang
berada di bawah Departemen Pendidikan dan Kebudayan serta lembaga penelitian independent seperti
SMERU.
3. Ruang lingkup analisis kebijakan pendidikan meliputi pengumpulan data statistik pendidikan,
pengembangan kurikulum, sistem pengujian, penelitian pendidikan dan kebudayaan, teknologi komunikasi
pendidikan, dan pengemabangan analisis kebijakan pendidikan dan kebudayaan.
4. Pendekatan analisis pendidikan yakni pendekatan deskriptif dan normatif.

DAFTAR PUSTAKA

 Ace Suryadi dan H.A.R Tilaar, 1993, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
 Nanang Fattah, 2012, Analisis Kebijakan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
 William N Dunn,1980, Analisis Kebijakan Publik. (Yogyakarta: Gadjah Mada. University Press. Edward III,
George C.
 http://immstitwates.blogspot.com/2014/04/analisis-kebijakan-pendidikan.html,(diakses 22-September-
2018)

Anda mungkin juga menyukai