Anda di halaman 1dari 21

TA’ALLUM: Jurnal Pendidikan Islam

Volume ##, Nomor ##, Bulan Tahun, Halaman 1-21


p-ISSN: 2303-1891; e-ISSN: 2549-2926

KEBIJAKAN KURIKULUM PENDIDIKAN


KARAKTER

Asfiatus Sholikhah1, Abd Aziz2, Nur Kholis3


1
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung; 2 Dosen Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung
sholikhahasfiatus@gmail.com1,

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana


pentingnya kebijakan kurikulum pendidikan karakter. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini ialah kualiatif dengan menggunakan
pendekatan berbasis kepustakaan yakni mencari referensi melalui
artikel dan sumber lainnya yang dipandang relevan dan
representatif. Hasil kajian dan pembahasan menunjukkan bahwa
pendidikan karakter sudah ada sejak masa pra kemerdekaan, tetapi
tidak diistilahkan demikian melainkan pedidikan budi pekerti,
moral, dan pancasila. Istilah pendidikan karakter mulai populer
sejak tahun 2010 pada masa pasca reformasi; Pendidikan karakter
pada masa pra kebijakan nasional pembangunan karakter belum
sepenuhnya terbingkai dalam sistem pendidikan Nasional. Konteks
pendidikan karakter dalam pendidikan nasional masih tersirat dari
pendidikan yang berbasis kebudayaan, pancasilais dan keagamaan.
Penyelenggaraanya pun belum diatur secara komprehensif.
Sedangkan pasca kebijakan nasional pembangunan karakter,
pendidikan karakter sudah menjadi ciri khas sistem pendidikan
nasional, dan pelaksanaanya diatur secara rinci mulai dari strategi
pelaksanaan, sampai pada tahap evaluasinya.

Kata kunci: Kurikulum, Pendidikan Karakter

DOI: 10.21274/taalum.TTTT.V.N.1-21
Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

Abstract: This study aims to reveal how important the character


education curriculum policy is. The method used in this research is
qualitative by using a literature-based approach, namely looking for
references through articles and other sources that are considered
relevant and representative. The results of the study and discussion
show that character education has existed since the pre-
independence era, but it is not termed that way but character
education, morals, and Pancasila. The term character education has
become popular since 2010 during the post-reform era; Character
education during the pre-national character development policy was
not fully framed in the national education system. The context of
character education in national education is still implied by culture-
based, Pancasila and religious education. Its implementation has not
yet been comprehensively regulated. Meanwhile, after the national
character development policy, character education has become the
hallmark of the national education system, and its implementation
is regulated in detail starting from the implementation strategy, up
to the evaluation stage.

Keywords: Curriculum, Character Education

Pendahuluan
Karakter adalah suatu hal yang sedang hangat dan banyak
dibicarakan dalam dunia pendidikan. Hal ini berlatar belakang
dengan adanya fakta yang menunjukkan bahwa karakter bangsa
pada zaman globalisasi seprti saat ini merosot tajam.
Pendidikan dianggap sebagai suatu media yang paling jitu
dalam mengembangkan potensi anak didik baik
berketerampilan maupun berwawasan. Oleh karena itu ,
pendidikan secara terus menerus dibagun dan dikembangkan
agar dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang
diharapkan.
Dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 yang terkhir
dijelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan: “pendidikan

2 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

akhlak atau karakter masih digabung dalam mata pelajaran


agama dan diserahhkan sepenuhnya pada guru agama”. Karena
pendidikan karakter dibebankan sepenuhnya kepada guru
agama saja maka pendidikan karakter itu sendiri belum
mencapai batas yang optimal. Hal ini terbukti dari fenomena
sosial yang menunjukkan prilaku yang tidak berkarakter,
seperti maraknya terjadi tawuran antar pelajar, adalanya
pergaulan bebas, adanya kesenjangan sosial, ekonomi, politik
di masyarakat, masih terjadinya ketidak adilan hukum,
kekerasan dan kerusuhan, dan korupsi yang mewabah dan
merambah pada semua sektor kehidupan masyarakat, tindakan
anarkis atau konflik sosial.

Metode
Metode penelitian yang digunakan disesuaikan dengan
tujuan penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif. Sukmadinata menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun
berkelompok”. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi
instrumen yang terpenting adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
menggunakan alat- alat bantu untuk mengumpulkan data seperti
voice recorder, alat tulis, dan kamera. Tetapi kegunaan atau

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 3


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

pemanfaaaan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti itu


sendiri.1
Sumber data dari penelitian ini diperoleh melalui kajian
pustaka dan teoritis yang didapatkan melalui jurnal dan buku yang
relefan. Data-data yang diperoleh dari beberapa referansi dijadikan
dasar atau alat utama yang digunakan untuk melakukan lakukan
pembahasan. Hasil dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis
beberapa teori yang diperoleh berkenaan dengan kebijakan
kurikulum pendidikan karakter

Hasil dan Pembahasan


A. Pengertian Kebijakan
Secara umum kebijakan atau policy dipergunakan untuk
menunjukan perilaku seseorang aktor misalnya seorang pejabat,
suatu kelompok, maupun lembaga tertentu untuk memecahkan
masalah yang sedang dihadapi. Pada dasarnya terdapat banyak
penjelasan dengan batasan-batasan atau pengertian mengenai
kebijakan.
Menurut Noeng Muhadjir kebijakan merupakan upaya
memecahkan problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas
asas keadilan dan kesejaheraan masyarakat. Dan dalam
kebijakan setidaknya harus memenuhi empat hal penting yakni;
(1)tingkat hidup masyarakat meningkat, (2) terjadi keadilan :

1
Ahmad Fauzi dkk, Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning dalam Pembelajaran Mandiri pada Pendidikan Kesetaraan Paket C,
Journal of Nonformal Education, Vol, 3. No, 1. 2019. hlm. 53

4 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

By the law, social justice, dan peluang prestasi dan kreasi


individual, (3) diberikan peluang aktif partisipasi masyarakat
(dalam membahas masalah, perencanaan, keputusan dan
implementasi), dan (4) terjaminnya pengembangan
2
berkelanjutan.
Kemudian Monahan dan Hengst seperti yang dikutip oleh
Syafaruddin baawa kebijakan (policy) secara etimologi
diturunkan dalam bahasa Yunani, yaitu “Polis” yang artinya
kota (city).3 Pendapat ini menjelaskan kebijakan mengacu
kepada cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan
untuk mengelola kegiatan mereka. Dalam hal ini, kebijakan
berkenaan dengan gagasan pengaturan organisasi dan
merupakan pola formal yang sama-sama diterima pemerintah
atau lembaga sehingga dengan hal itu mereka berusaha
mengejar tujuannya.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa
kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang
menjadi arah dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang
harus diikuti oleh para pelaku dan pelaksana kebijakan karena
sangat penting bagi pengolahan dalam mengambil keputusan
atas perencanaan yang telah dibuat dan disepakati bersama.

2
Noeng Muhadjir, Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial. Teori
Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif. (Yogyakarta : Raka Sarasin, 2000), hlm. 15
3
Heinz Weihrich and Haroid Koontz, Management A.Global Perspective
Tent Edition (New York : McGraw-Hill, Inc., 1993), hlm 123

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 5


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan


masalah atas tindakan yang terjadi.
Istilah kebijakan dalam dunia pendidikan sering disebut
dengan istilah perencanaan pendidikan (educational planning),
rencana induk tentang pendidikan (master plan of education),
pengaturan pendidikan (educational regulation), kebijakan
tentang pendidikan (policy of education) namun istilah-istilah
tersebut itu sebenarnya memiliki perbedaan isi dan cakupan
makna dari masing-masing yang ditunjukan oleh istilah
tersebut.4
Kebijakan pendidikan menurut Riant Nugroho sebagai
bagian dari kebijakan publik, yaitu kebijakan publik di bidang
pendidikan. Dengan demikian, kebijakan pendidikan harus
sebangun dengan kebijakan publik dimana konteks kebijakan
publik secara umum, yaitu kebijakan pembangunan, maka
kebijakan merupakan bagian dari kebijakan publik. Kebijakan
pendidikan di pahami sebagai kebijakan di bidang pendidikan,
untuk mencapai tujuan pembangunan Negara Bangsa di bidang
pendidikan, sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan
Negara Bangsa secara keseluruhan.5
Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait kurikulum
pendidikan megalami perubahan yang amat sering tanpa rentan

4
Arif Rohman, Politik Ideologi Pendidikan, (Yogyakarta: Mediatama,
2009), hlm .107- 108
5
Riant Nugroho, Public Policy, (Jakarta: Alex Media Komputindo, 2008),
hlm. 37

6 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

waktu yang jelas. Dinamika kebijakan yang terjadi dalam


kurikulum pendidikan di Indonesia terlihat seperti potret
dinamika kebijakana yang labil. Kebijakan labil karena terlalu
sering mengalami perubahan tanpa arah dan substansi yang
jelas serta terukur. Perubahan kebijakan ditentukan oleh banyak
factor yang mendorong terjadinya perubahan.6

B. Pengertian Pendidikan Karakter


1. Pengertian Pendidikan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara
(pasal 1, butir 1).7
Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa latin
“educatum” yang terdiri dari dua kata yaitu: E dan Duco
dimana kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam
keluar atau dari sedikit ke banyak, sedangkan Duco berarti

6
Dilla Janu Istanti, Dinamika Kebijakan Kurikulum Pendidikan di
Indonesia Pasca Reformasi, Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Vol. 05,
No. 02, hlm. 142.
7
Abdul Jalil, Karakter Pendidikan untuk Membentuk Pendidikan
Karakter, Jurnal Pendidikan Islam Vol. 6, No. 2, 2012, hlm. 176.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 7


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

pengembangan atau sedang berkembang. Jadi, secara


etimologi pengertian pendidikan adalah proses
mengembangkan kemampuan diri sendiri dan kekuatan
individu.
Oemar Hamalik menjelaskan bahwa “pendidikan adalah
suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam
dirinnya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat
dalam kehidupan masyarakat”.8
Pendidikan merupakan salah satu bagian dari agama
Islam. Sebab dalam agama Islam, pendidikan pun
disyariatkan. Sebagai bentuk dari implementasi syariat yang
telah digariskan, maka muncul lah sebuah sistem pendidikan
yang berasaskan Islam. Sejak dahulu pendidikan Islam telah
dicontohkan oleh para nabi dan rasul.9
2. Pengertian Karakter
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa
alatin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat
kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak.
Sedangkan secara terminologi karakter diartikan sebagai

8
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta; Bumi Aksara, 2001),
hlm. 25
9
Muhammad Jundi, Muh. Arif Abdullah, Pendidikan Islam dan
Keteladanan Moral Rasulullah Muhammad Saw. bagi Generasi Muda, Al-
Tarbawi Al-Hadits: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 4, No. 1, 2020, hlm. 41-59

8 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

sifat manusia secara pada umumnya yang bergantung pada


fakor kehidupannya sendiri.
Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka
mengenai pengertian karakter diantara yaitu: Fitri
menyatakan bahwa “karakter merupakan nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,
hokum, tata karma, budaya, dan adat istiadat”.10
Kemudian Samani juga berpendapat bahwa “karakter
adalah cara berfikir dan berprilaku yang khas tiap individu
untuk hidup, dan bekerja sama baik dalam lingkkungan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”.11
Jadi dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai-
nilai dan prilaku manusia yang khas atau yang melekat
pada diri seseorang yang medasari cara pandang, berpikir,
dan berprilaku dalam lingkungan keluarka ataupun
masyarakat.
3. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang
menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang

10
Agus Zaenul Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di
Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz,2012), hlm.20.
11
Muchlas, Samani dan Hariyanto, Konsep dan Modal Pendidikan
Karakter, (Bandung; Remaja Rosdakarya,2012), hlm. 41

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 9


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

mengandung komponen pengetahuan, kesadaran individu,


tekat, serta adanya kemauan dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, maupun bangsa yang pada
akhirnya akan mewujudkan insan kamil.12
Menurut Fadlillah pendidikan karakter adalah “suatu
bentuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang
mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-
nilai moralitas, dan keberagaman”. 13 Sedangkan
Kurniawan menjelaskan bahwa “pendidikan karakter
adalah usaha sadar dan terencana untuk membentuk watak
atau kepribadian sesorang berdasarkan nilai-nilai yang ada
di masyarakat dan lingkungan keluarga”.14
Berdasarkan pada berbagai pengertian di atas maka
dapat diartikan bahwa pendidikan karakter merupakan
upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis yang menghubungkan dimensi moral dengan
ranah sosial.15 serta untuk membantu peserta didik
memahami nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan

12
Abdul Halim Rofi’ie, Pendidikan Karakter Adalah Sebuah Keharusan,
Waskita, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 116.
13
M. Fadlillah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz, 2013), hlm.23
14
Syamsul, Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi
Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi dan
Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2013), hlm.42.
15
Asnelly Ilyas & Eliwatis, Kajian Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Karakter Berdasarkan Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Negeri Kec. Lima
Kaum Kabupaten Tanah Datar, Jurnal Ta’dib, Volume 19, No. 2, 2016. Hlm. 135

10 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama


manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, dan adat istiadat.16
pendidikan karakter tersebut, dapat
diimplementasikan pada semua lingkungan pendidikan,
baik pendidikan formal, non formal, dan informal. Artinya,
pengembangan pendidikan karakter menjadi tanggung
jawab semua pihak. Implementasi pendidikan karakter di
lingkungan pendidikan formalsekolah, merupakan pemeran
utama.17

C. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter


Dalam publikasi Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional berjudul
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, telah
teridentifikasi 18 nilai pendidikan karakter diantaranya adalah
sebagai berikut:18

16
Muh. Arif, Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Al-Qur’an (Telaah QS.
Luqman dan Relevansinya dengan Dasadarma Pramuka), Tadrîs Vol. 9, No. 2,
2014, hlm. 172-185.
17
Kaimuddin, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum 2013,
Dinamika Ilmu Vol. 14. No 1, 2014, hlm. 52.
18
Badan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-
nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat
Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010, hlm. 9-10

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 11


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

1. Religius : sikap dan perilaku yang patuh dalam melakukan


ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agam lain , dan hidup rukun dnegan pemeluk agama
lain. Serta berkaitan dengan hubungan dengan tuhan yang
meliputi pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang
diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan
dan/atau ajaran agamanya.19
2. Jujur : perilaku yang didasari pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi : sikap dan tindakan yang menghargai perbadaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplinn : tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras : tindakan yang menunjukkan perilaku tertib
dan patuh terhadap berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif : berfikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.

19
Lyna Dwi Muya Syaroh, Zeni Murtafiati Mizani, Membentuk Karakter
Religius dengan Pembiasaan Perilaku Religi di Sekolah: Studi di SMA Negeri 3
Ponorogo, Indonesian Journal of Islamic Education Studies (IJIES), Vol. 3, No.
1, 2020, hlm. 63-82.

12 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

7. Mandiri : sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung


dalam orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Dan
dapat dibentuk sedari kecil.20
8. Demokratis : cara berfikir, besikap, dan bertindak, yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu : sikap dan tindakan yang selalu berupaya
untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat kebangsaan : cara berfikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air : sikap dan prilaku yang mencerminkan
rasa bang, setia, peduli, dan enghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya,
sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang
dapat merugikan bangsa sendiri.
12. Menghargai prestasi : sikap dan tindakan yang nendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ komunikatif : sikap dan tindakan terbuka
terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun

20
Deana Dwi Rita Nova, Novi Widyastuti, Pembentukan Karakter
Mandiri Anak Melalui Kegiatan Naik Transfortasi Umum, Jurnal Comm- Edu,
Vol. 2, No. 2, 2019, hlm. 113-118.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 13


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan


baik.
14. Cinta damai : sikap dan perilaku yang mencerminkan
suasana damai, aman, tenang, dan nyaman atas kehadiran
dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu.
15. Gemar membaca : kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk
menyediakan waktu secara khusus guna membaca berbagi
informasi, baik buku, jurnal, majalah, Koran, dan
sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan : sikap dan tindakan yang selalu
berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.
17. Peduli sosial : sikap dan perbuatan yang mencerminkan
kepedulian kepedulian terhadap orang lain maupun
masyarakat yang membutuhkannya.
18. Tanggung jawab : siap dan perilaku seseorang dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya , baik yang
berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa,
Negara, maupun agama.
Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter
bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas
pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi
yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari
18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis
karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu
daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain.

14 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

Semakin berkembangnya dunia pendidikan, saat ini mulai


beramai-ramai meningkatkan kualitas sumber daya peserta
didik dengan berbagai cara. Hal ini berangkat dari banyaknya
tuntutan untuk menjadikan manusia yang kaya ilmu, yang
berkarakter serta diseimbangkan dengan skill yang mumpuni.
Kebutuhan akan pendidikan yang dapat melahirkan manusia
yang sangat dirasakan karena degradasi moral yang terus
menerus terjadi pada generasi bangsa ini dan nyaris membawa
Indonesia pada kehancuran.21

D. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Karakter


1. Tujuan pendidikan karakter
Sejalan dengan pendidikan pasti ada tujuan dari
pendidikan. Begitu pula dengan pendidikan karakter,
tentunya memiliki tujuan tersendiri tetapi tidak meyimpang
dari tujuan pendidikan yang ada. Fadlilla mengatakan bahwa
“tujuan pendidikan karakter adalah untuk mempersiapkan
anak supaya mempunyai karakter yang baik, yang mana
nantinya anak dewasa sudah menjadi kebiasaan dalam
kesehariannya”.22 Selain itu tujuan pendidikan karakter lebih
intensif kaada nilai-nilai yang dapat tertanam dalam
kehidupan sehari-hari peserta didik.

21
Moh Julkarnain Ahmad dkk, Pentingnya Menciptakan Pendidikan
Karakter Dalam Lingkungan Keluarga, Jurnal Pendais, Vol. 3 No. 1 2021, hlm.
17.
22
M. Fadlillah, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini… hlm. 23

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 15


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

Kemendiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan


karakter adalah:23
1) mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta
didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik
yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan
tradisi budaya bangsa yang religius
3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa
4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi
manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan
5) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas
dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang
tinggi dan penuh kekuatan.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari
pendidikan karakter tercermin dalam pengetahuan, sikap,
dan perilaku anak yang berdasar pada nilai-nilai kebaikan,
nilai-nilai kebaikan yang dimaksud adalah nilai-nilai moral
yang bersumber pada hati nurani dan bersifat universal.24

23
Kementerian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum dan Perbukuan,2011),hlm.2
24
Chairiyah, Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan The Education
Character in Education World, Jurnal LITERASI, Vol. 4, No. 1, 2014, hlm. 44.

16 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

2. Fungsi Pendidikan Karakter


Menanamkan pendidikan karakter sejak kecil begitu
penting supaya peserta didik dapat menjadi orang lebih baik,
unggul, dan bermartabat. Pemerintah melalui Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan memberikan rekomendasi
supaya memasukkan suatu ajaran pada pembentukan
karakter pada setiap berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar. Dengan harapan dengan adanya pendidikan
karakter sehingga bisa mengurangi keterpurukan moral yang
marak terjadi pada saat ini dan juga membangun karakter
peserta didik menjadi lebih positif.
Selanjutnya dijelaskan fungsi pendidikan Menurut
kemendiknas pendidikan karakter yaitu antara lain:
1) pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi
pribadi berperilaku baik ini bagi peserta didik yang telah
memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan
budaya dan karakter bangsa
2) perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional
untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi
peserta didik yang lebih bermartabat
3) untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya
bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa yang bermartabat
4) Membangun kehidupan kebangsaan yang multicultural

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 17


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

5) Membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya


luhur, dan mampu mengkontribusi terhadap
pengembangan kehidupan manusia.
6) Membangun potensi dasar agar berhati baik, berpikirn
baik , dan berprilaku baik serta keteladanan baik.
7) Membangun sikap warga Negara yang cinta damai,
kreatif, mandiri, dan mampu hidup berdampingan
dengan bnagsa lain dalam suatu harmoni.

Kesimpulan
1. kebijakan merupakan petunjuk dan batasan secara umum yang
menjadi arah dari tindakan yang dilakukan dan aturan yang
harus diikuti oleh para pelaku dan pelaksana kebijakan karena
sangat penting bagi pengolahan dalam mengambil keputusan
atas perencanaan yang telah dibuat dan disepakati bersama.
Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan
masalah atas tindakan yang terjadi.
2. Menurut Fadlillah pendidikan karakter adalah suatu bentuk
pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai
tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas, dan
keberagaman.
3. Ada 18 nilai pendidikan karakter diantaranya adalah sebagai
berikut:
Religius, jujur, toleransi, disiplinn, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah

18 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai,


gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
tanggung jawab.
4. Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah: (1)
mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik (2)
mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang
terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi
budaya bangsa yang religius; (3) menanamkan jiwa
kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa. Selanjutnya dijelaskan fungsi
pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah: (1)
pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi pribadi
berperilaku baik; (2) perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan
nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan
potensi peserta didik yang lebih bermartabat; dan (3) untuk
menyaring budaya bangsa sendiri dan 19 budaya bangsa lain
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
yang bermartabat.

Daftar Rujukan
Ahmad Moh Julkarnain dkk, 2021 Pentingnya Menciptakan
Pendidikan Karakter Dalam Lingkungan Keluarga, Jurnal
Pendais, Vol. 3 No. 1
Arif Abdullah, Muhammad Jundi, Muh. 2020, Pendidikan Islam
dan Keteladanan Moral Rasulullah Muhammad Saw. bagi
Generasi Muda, Al-Tarbawi Al-Hadits: Jurnal Pendidikan
Islam Vol. 4, No. 1

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 19


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

Arif, Muh. 2014, Nilai-nilai Pendidikan Karakter Dalam Al-Qur’an


(Telaah QS. Luqman dan Relevansinya dengan Dasadarma
Pramuka), Tadrîs Vol. 9, No. 2
Chairiyah, 2014, Pendidikan Karakter dalam Dunia Pendidikan The
Education Character in Education World, Jurnal LITERASI,
Vol. 4, No. 1,
Eliwatis, Asnelly Ilyas 2016, Kajian Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Karakter Berdasarkan Kurikulum 2013 Di
Sekolah Dasar Negeri Kec. Lima Kaum Kabupaten Tanah
Datar, Jurnal Ta’dib, Vol. 19, No. 2,
Fadlillah M.,2013, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini,
Yogyakarta: Ar-Ruzz
Hariyanto, Muchlas dan Samani, 2012 Konsep dan Modal
Pendidikan Karakter, Bandung; Remaja Rosdakarya
Hamalik Oemar, 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta; Bumi
Aksara
Heinz Weihrich and Haroid Koontz, 1993, Management A.Global
Perspective Tent Edition New York : McGraw-Hill, Inc.
Istanti Dilla Janu, 2021, Dinamika Kebijakan Kurikulum
Pendidikan di Indonesia Pasca Reformasi, Jurnal Ilmu Politik
dan Ilmu Pemerintahan, Vol. 05, No. 02
Jalil Abdul, 2012, Karakter Pendidikan untuk Membentuk
Pendidikan Karakter, Jurnal Pendidikan Islam Vol. 6, No. 2
Kaimuddin, 2014, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Kurikulum 2013, Dinamika Ilmu Vol. 14. No 1,
Muhadjir Noeng, 2000, Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial.
Teori Pendidikan Pelaku Sosial Kreatif. Yogyakarta : Raka
Sarasin
Nugroho Riant, 2008, Public Policy, Jakarta: Alex Media
Komputindo
Novi Widyastuti, Deana Dwi Rita Nova, 2019, Pembentukan
Karakter Mandiri Anak Melalui Kegiatan Naik Transfortasi
Umum, Jurnal Comm- Edu, Vol. 2, No. 2
Rohman Arif, 2009, Politik Ideologi Pendidikan, Yogyakarta:
Mediatama
Rofi’ie, Abdul Halim, 2017, Pendidikan Karakter Adalah Sebuah
Keharusan, Waskita, Vol. 1, No. 1,

20 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


Penulis Pertama: Kebijakan Kurikulim Pendidikan…

Syamsul Kurniawan, 2013, Pendidikan Karakter: Konsep dan


Implementasi Secara Terpadu di Lingkungan Keluarga,
Sekolah, Perguruan Tinggi dan Masyarakat, Yogyakarta: Ar-
Ruzz,
Zaenul Fitri Agus, 2012, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan
Etika di Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz.
Zeni Murtafiati Mizani, Lyna Dwi Muya Syaroh, 2020, Membentuk
Karakter Religius dengan Pembiasaan Perilaku Religi di Sekolah:
Studi di SMA Negeri 3 Ponorogo, Indonesian Journal of Islamic
Education Studies (IJIES), Vol. 3, No. 1

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 21

Anda mungkin juga menyukai