aspek yang dimiliki baik aspek kognitif, dan berkaitan erat dengan status individu
afektif, dan psikomotorik. sebagai warga negara. Begitu pula dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan dan politik, ibarat dua sisi mata
ada hubungan signifikan dan positif antara uang yang tidak dapat dipisahkan serta saling
dukungan sosial dan konsep diri dengan berkaitan. Seperti yang diungkapkan oleh
penyesuaian diri remaja (Aristya & Rahayu, Sirozi (2010) bahwa lembaga-lembaga dan
2018). Dengan demikian, dapat dikatakan proses pendidikan berperan penting dalam
bahwa seorang remaja mudah dipengaruhi membentuk perilaku politik masyarakat, dan
oleh lingkungannya karena dapat membentuk sebaliknya lembaga-lembaga dan proses
sikap dan perilakunya, baik ke arah yang politik berdampak besar pada karakteristik
positif atau negatif. Lingkungan tersebut pendidikan negara.
meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan Pendidikan politik adalah kegiatan
lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. edukatif yang intensional dan sistematis
Masa remaja merupakan periode untuk mengarahkan individu pada proses
penting karena akibatnya yang langsung belajar berpartisipasi dalam kehidupan
berdampak terhadap sikap dan perilaku politik. Pendidikan politik sebagai upaya
(Izzati, 2013). Pada usia remaja, seorang yang disengaja untuk memengaruhi individu
individu juga mulai menyerap berbagai agar lebih aktif dalam perjuangan politik dan
informasi. Oleh karena itu, pada usia remaja memiliki tanggung jawab etis yang tinggi
siswa lebih mudah untuk diarahkan pada dalam kegiatan politiknya (Cholisin, 2013).
konsep-konsep positif yaitu konsep keilmuan. Saat ini, pelaksanaan pendidikan politik
Konsep keilmuan yang diserap termasuk pada masyarakat umum cenderung kurang
juga di dalamnya berbagai konsep politik. efektif, bahkan dapat dikatakan belum berjalan
Hal ini menjadi penting agar siswa tidak dengan baik karena sedikitnya peraturan
buta terhadap politik dan hanya menjadi atau undang-undang yang secara khusus
sasaran pembodohan politik, karena siswa mengatur tentang pendidikan politik. Ada
yang dikatakan sebagai pemilih pemula satu undang-undang saja yang mengatur
memiliki kedudukan strategis dalam setiap tentang pendidikan politik, yaitu Undang-
pelaksanaan politik praktis yaitu pemilihan Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
umum. 2008 tentang Partai Politik. Undang-undang
Pemilih pemula memiliki kedudukan tersebut menjelaskan bahwa pendidikan
strategis dalam setiap pelaksanaan pemilihan politik merupakan salah satu fungsi dari
umum karena secara kuantitatif jumlahnya partai politik, dan negara dalam hal ini
relatif banyak, pemilih pemula merupakan pemerintah tidak melibatkan diri untuk
salah satu bagian pemilih yang memiliki pola melakukan pendidikan politik. Ketentuan
perilaku sendiri dan sulit diatur atau diprediksi, ini diperkuat dengan Peraturan Menteri
kekhawatiran adanya kecenderungan untuk Dalam Negeri Nomor 36 Tahun 2010
tidak memilih karena bingung banyaknya tentang Pedoman Fasilitas Penyelenggaraan
partai politik yang muncul yang pada akhirnya Pendidikan Politik yang menjelaskan bawa
membuat pemilih pemula tidak memilih negara hanya memfasilitasi program-program
sama sekali, dan setiap organisasi sosial pendidikan politik yang dilakukan oleh
politik menyatakan sebagai organisasi yang para agen politik.
cocok menjadi sarana penyaluran aspirasi Dengan demikian, pemahaman mengenai
para pemilih pemula (Setiajid, 2011). pentingnya pendidikan politik bagi remaja
Politik merupakan suatu hal yang tidak harus diberikan, mengingat dalam pendidikan
dapat dipisahkan dari kehidupan berbangsa dan politik tidak sekedar pemberian teori mengenai
bernegara, sehingga hal ini menjadi penting politik, tetapi juga harus mengetahui cara untuk
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 4, Nomor 2, Juni 2019 284
karena sekolah mempunyai sistem kurikulum politik yang tinggi karena terkendala
yang sudah direncanakan dan disusun secara oleh keterbatasan waktu, kurang adanya
baik. Kurikulum dapat dijadikan sebagai pendampingan atau pengawasan dari
media untuk merancang pendidikan politik guru secara khusus serta kurang adanya
yang baik karena dapat menunjang proses praktik secara langsung tentang kegiatan-
penanaman dan pembentukan kesadaran kegiatan yang berhubungan dengan politik.
politik pada siswa di lingkungan sekolah. Peningkatan kesadaran politik siswa di SMA
Selain itu, pendidikan bagi seorang siswa Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta belum
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan terlaksana secara optimal dan masih ada juga
perkembangan pola pikir dan soft skill-nya siswa yang acuh tak acuh terhadap kegiatan
sehingga akan berdampak positif terhadap yang ada di sekolah, tidak berpartisipasi
kehidupannya. Pendidikan adalah segala dalam organisasi siswa intra sekolah, serta
situasi yang memengaruhi pertumbuhan sulit untuk menerima suatu kebijakan dari
dan perkembangan hidup (Kadir, 2012). sekolah.
Sekolah mampu mengubah perilaku yang Kesadaran politik seorang siswa yang
lebih baik bagi siswa untuk bekal menjadi berada di lingkungan sekolah berbasis Islam
warga negara yang baik di kehidupan tergolong kurang atau rendah. Temuan awal
masyarakat (Nihayah & Adi, 2014). penelitian ini sejalan dengan hasil temuan
Pendidikan juga memiliki peran penting yang diungkapkan oleh Rachmiatie (2005)
untuk meningkatkan kesadaran politik yang menyatakan bahwa pengetahuan
seseorang dalam lingkungan masyarakat para santri tentang peraturan, perundang-
secara umum. Tingkat pendidikan memiliki undangan, dan kebijakan pemerintah yang
peranan penting dalam meningkatkan berkaitan dengan politik ada pada kategori
kesadaran politik. Semakin tinggi tingkat sedang dan rendah. Pendapat yang sama
pendidikan masyarakat maka akan semakin dikemukakan oleh Asyari (2017) bahwa
tinggi kesadaran politiknya (Sastroatmodjo, kesadaran politik kaum santri di pondok
1995). Demikian sebaliknya, semakin pesantren Tuhfaatul Ahbab sangat rendah,
rendah tingkat pendidikan masyarakat maka karena lingkungan sekitar pesantren tidak
semakin rendah pula tingkat kesadaran membuka celah bagi politik untuk masuk
politik masyarakat. ke dalam lingkungan pondok pesantren. Hal
Pemahaman politik siswa di sekolah ini yang menjadi dasar bagi peneliti untuk
didapatkan melalui mata pelajaran Pendidikan melakukan penelitian tentang pelaksanaan
Pancasila dan Kewarganegaraan. Pendidikan pendidikan politik melalui pembelajaran PPKn
Pancasila dan Kewarganegaraan yang untuk peningkatan kesadaran politik siswa di
notabene pendidikan politik merupakan kajian SMA Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta.
tentang demokrasi politik (Winarno, 2014). Sekolah ini dipilih karena SMA IT Abu
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Bakar Yogyakarta merupakan sekolah yang
secara khusus mendidik siswa untuk menjadi berbasis agama dan menerapkan nilai-nilai
warga negara yang baik, karena materi keislaman dalam kurikulum pendidikannya.
yang diajarkan berupa kaidah-kaidah atau Sekolah ini memiliki visi menjadi sekolah
nilai-nilai budi pekerti yang luhur yang unggulan dalam keterpaduan keimanan dan
merujuk pada nilai-nilai Pancasila serta ketaqwaan (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan
Undang-Undang Dasar Negara Republik dan teknologi (IPTEK), sehingga hal ini
Indonesia Tahun 1945. menjadi menarik untuk diteliti.
Berdasarkan hasil observasi, ditemukan Pendidikan politik merupakan faktor
bahwa siswa SMA Islam Terpadu Abu Bakar penting untuk membentuk kesadaran politik
Yogyakarta belum memiliki kesadaran warga negara. Kesadaran politik yang tinggi
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 4, Nomor 2, Juni 2019 286
membentuk sikap politik seseorang yang tiga tingkatan yaitu primer, sekunder dan
mendukung sistem suatu pemerintahan. tersier. Pada lingkungan pendidikan formal,
Pendidikan politik sangat penting untuk pemerintah bertindak sebagai penanggung
membangun kesadaran warga negara untuk jawab. Pendidikan nonformal adalah segala
memiliki kemampuan berpartisipasi dalam bentuk penyelenggaraan kegiatan pendidikan
pembangunan masyarakat dan bangsanya yang sistematis dan diselenggarakan di luar
(Wuryan & Syaifullah, 2008). Pendidikan sistem formal untuk memberikan pola-pola
politik yang dilaksanakan dengan baik, pembelajaran kepada anggota kelompok
terencana, terprogram, terarah, terkendali, dalam suatu populasi (masyarakat) baik
dan terkoordinasi akan berkontribusi positif dari kalangan orang dewasa maupun anak-
bagi pengembangan kesadaran politik atau anak. Metode pendidikan informal adalah
melek politik (political literacy). Pendidikan metode pendidikan yang tidak terorganisasi
politik merupakan upaya pendidikan yang dan biasanya juga tidak sistematis.
disengaja dan sistematis untuk membentuk Media yang digunakan dalam pendidikan
individu yang berkepribadian politik, agar politik terdiri atas dua model, yaitu media
memiliki kesadaran politik dan mampu langsung dan media tidak langsung (Handoyo
menjadi partisipan yang bertanggung jawab & Lestari, 2017). Media langsung yaitu
secara etis atau moral dalam mencapai masyarakat terlibat secara langsung, kritis
tujuan politik masyarakat, bangsa, dan dan otonom dalam proses-proses pendidikan
negara (Handoyo & Lestari, 2017). yang dilaksanakan, misalnya berbentuk
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, diskusi, pelatihan, workshop, debat terbuka,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan politik yang semuanya diarahkan pada materi-materi
merupakan suatu upaya edukasi secara pendidikan. Media tidak langsung merupakan
sistematis untuk membentuk kesadaran media yang warga negara tidak terlibat
individu dan masyarakat supaya paham secara langsung dalam proses pendidikan.
akan hak dan kewajiban, serta tanggung Media ini biasanya dipakai dalam proses
jawabnya sebagai warga negara. Selain itu pendidikan yang dilaksanakan secara massal
juga agar mengerti nilai-nilai, norma-norma, dengan tujuan membangkitkan kesadaran
dan simbol-simbol politik agar terciptanya warga negara atau memberi informasi
sistem politik yang demokratis berdasarkan penting kepada mereka tentang isu publik
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara tertentu yang harus diperhatikan bersama.
Republik Indonesia Tahun 1945. Media ini digunakan untuk menyebarkan
Pendidikan politik dilaksanakan dengan informasi secara massal, misalnya spanduk,
tujuan membuat rakyat menjadi melek selebaran, newsletter, iklan di media massa,
politik sehingga menjadi sadar politik, penyebaran informasi melalui internet, dan
lebih kreatif, dan mampu berpartisipasi sebagainya.
dalam kegiatan politik dan pembangunan Pembelajaran adalah proses interaksi
dalam bentuknya yang positif (Handoyo & siswa dengan guru, teman, orang tua, atau
Lestari, 2017). Melalui pendidikan politik sumber belajar lain di lingkungan sekolah dan
diharapkan tercapai adanya pribadi yang tempat tinggalnya. Pembelajaran merupakan
bertanggung jawab terhadap bangsa dan upaya yang dilakukan oleh seorang pendidik
negara. agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan
Metode pendidikan politik dapat dibagi pengetahuan, penguasaan, kemahiran, tabiat,
menjadi tiga macam, yaitu pendidikan serta pembentukan sikap dan keyakinan
politik secara formal, nonformal, dan pada peserta didik (Susanto, 2013).
informal (Handoyo & Lestari, 2017). Metode Prinsip dalam pembelajaran yang dapat
pendidikan formal dapat digolongkan dalam digunakan ada lima yaitu: (1) learning is a
Pelaksanaan pendidikan politik melalui ... 287
Islam Terpadu Abu Bakar Yogyakarta. Teknik negatif tentang politik. Kesadaran politik
pengumpulan data menggunakan observasi, yang ada di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta
wawancara, dan dokumentasi. Analisis data sudah cukup baik, dibuktikan dengan
pada penelitian ini menggunakan analisis aktifnya siswa untuk mengikuti kegiatan
data kualitatif model interaktif. sekolah, mentaati peraturan sekolah, aktif
dalam keorganisasian siswa yaitu Organisasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA IT Abu
Bakar Yogyakarta dan Forum Komunikasi
Pelaksanaan Pendidikan Politik melalui Pengurus OSIS se-Kota Yogyakarta, dan
Pembelajaran PPKn di SMA IT Abu lain-lain.
Bakar Yogyakarta Hasil observasi dan analisis dokumen
Pelaksanaan pendidikan politik melalui menunjukkan bahwa guru PPKn SMA IT
mata pelajaran PPKn merupakan salah satu Abu Bakar Yogyakarta mempersiapkan
cara untuk meningkatkan kesadaran politik kegiatan peningkatan kesadaran politik
siswa, khususnya siswa SMA IT Abu Bakar melalui kegiatan belajar mengajar secara
Yogyakarta. Guru PPKn mengajarkan terencana dan terstruktur. Guru PPKn
materi-materi yang berkaitan dengan menyusun perangkat pembelajaran yang
pendidikan politik, contohnya seperti lengkap antara lain: membuat program
yang tertera dalam standar kompetensi 1 tahunan, program semester, dan rencana
dan standar kompetensi 2 pada kelas XI pelaksanaan pembelajaran (RPP) tahun
semester satu, yaitu menganalisis budaya pelajaran 2018-2019 yang menjadi acuan
politik di Indonesia dan menganalisis budaya dan pedoman pembelajaran di SMA IT Abu
demokrasi menuju masyarakat madani. Bakar Yogyakarta. Silabus dan RPP yang
Berdasarkan standar kompetensi 1, dibuat mengacu pada kurikulum 2013 dan
guru mendeskripsikan pengertian budaya ada juga yang masih menggunakan kurikulum
politik, menganalisis tipe-tipe budaya tingkat satuan pendidikan (KTSP) atau
politik yang berkembang dalam masyarakat kurikulum 2006. Silabus dan RPP yang
Indonesia, mendeskripsikan pentingnya dibuat memuat nilai-nilai pendidikan politik.
sosialisasi pengembangan budaya politik, Rencana pelaksanaan pembelajaran
dan menampilkan peran serta budaya politik terdiri atas identitas sekolah, mata pelajaran,
partisipan. Berdasarkan standar kompetensi 2, kelas dan semester, pertemuan, standar
guru mendeskripsikan pengertian dan prinsip- kompetensi, kompetensi dasar, indikator
prinsip budaya demokrasi, mengidentifikasi pencapaian, tujuan pembelajaran, materi
ciri-ciri masyarakat madani, menganalisis ajar, metode pembelajaran dan langkah-
pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak langkah pembelajaran yang meliputi kegiatan
orde lama, orde baru, dan reformasi, serta pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan
menampilkan perilaku budaya demokrasi penutup, sumber pembelajaran, media
dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
guru PPKn memberikan motivasi untuk
aktif dalam bersosialisasi di masyarakat, ikut Faktor Pendukung Pelaksanaan Pendidikan
keorganisasian siswa, berperan aktif dalam Politik di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta
kegiatan sekolah, dan juga memberikan Hasil penelitian menunjukkan ada tiga
edukasi tentang keharusan warga negara faktor pendukung pelaksanaan pendidikan
berperan aktif dalam kehidupan politik, ikut politik di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta.
serta dalam pemilu jika sudah cukup umur, Faktor pendukung yang pertama adalah
mencegah golongan putih, serta bersikap fasilitas sekolah. Fasilitas yang telah dimiliki
dan bertindak bijak dalam menanggapi isu sekolah telah memberikan kontribusi positif
Pelaksanaan pendidikan politik melalui ... 289
dalam melaksanakan pendidikan politik sosialisasi politik kepada para siswa yang
pada siswa. Adanya laboratorium komputer notabene harus mendapatkan pengetahuan
dan perpustakaan yang dimiliki sekolah tentang politik.
dapat dimanfaatkan untuk mempermudah Faktor penghambat ketiga yaitu contoh
pendidikan politik terhadap siswa. keteladanan elit politik nasional yang sangat
Faktor pendukung yang kedua adalah minim. Kondisi perpolitikan di Indonesia
adanya organisasi siswa intra sekolah. yang banyak diwarnai KKN (korupsi, kolusi,
OSIS dapat dijadikan sebagai pelaksanaan dan nepotisme) membuat kesan buruk
pendidikan politik bagi siswa, karena siswa bagi kehidupan politik di Indonesia. Hal
dibiasakan untuk mengelola sebuah organisasi. ini juga diperkuat dengan kurang adanya
Selain itu pelaksanaan pemilihan ketua OSIS figur politik yang dapat dijadikan contoh
dapat dijadikan pendidikan politik secara sehingga siswa enggan untuk mencari tahu
sederhana bagi siswa. Faktor pendukung ketiga politik secara lebih mendalam.
adalah kegiatan ekstrakurikuler. Kebijakan
sekolah yang menyediakan wadah berbentuk SIMPULAN
ekstrakurikuler dapat menstimulasi siswa Pendidikan politik dilaksanakan melalui
untuk terbiasa berorganisasi. Siswa akan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
terbiasa memecahkan masalah yang timbul Kewarganegaraan. Materi pendidikan
dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. politik dikembangkan dari materi Pancasila,
Hal ini dapat dijadikan stimulus dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
pelaksanaan pendidikan politik pada siswa Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal
Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Faktor Penghambat Pelaksanaan budaya demokrasi, dan sistem pemerintahan
Pendidikan Politik di SMA IT Abu Indonesia. Faktor-faktor yang mendukung
Bakar Yogyakarta pelaksanaan pendidikan politik ada tiga,
Pelaksanaan peningkatan kesadaran yaitu: fasilitas sekolah, organisasi siswa
politik siswa di SMA Islam Terpadu Abu intra sekolah, dan ekstrakurikuler. Faktor
Bakar Yogyakarta belum berjalan maksimal penghambat pendidikan politik ada tiga
karena mendapat hambatan. Hambatan yaitu: kurangnya fasilitas sekolah; minimnya
ini bersumber dari kondisi masyarakat sosialisasi politik dari instansi terkait; dan
sekitar. Faktor penghambat pelaksanaan minimnya contoh keteladanan elit politik
pendidikan politik di SMA IT Abu Bakar nasional.
Yogyakarta ada tiga. Faktor penghambat yang
pertama adalah kondisi perpolitikan yang DAFTAR PUSTAKA
kurang kondusif. Kondisi perpolitikan di Aristya, D. N., & Rahayu, A. (2018).
Indonesia tidak mendukung dengan kondisi Hubungan Dukungan Sosial dan
yang ada di lingkungan sekolah. Sekolah Konsep Diri dengan Penyesuaian
mengajarkan konsep dan teori politik sesuai Diri Remaja Kelas X SMA Angkasa I
dengan kompetensi yang telah ditetapkan, Jakarta. Ikraith-Humaniora, 2, 75–81.
sedangkan keadaan nyata perpolitikan di Asyari. (2017). Menakar Kesadaran Politik
Indonesia secara umum tidak mendukung Kaum Santri dalam Dinamika Politik.
terhadap kompetensi tersebut. Fenomena., 16(1), 99–118.
Faktor kedua yang menjadi penghambat Avin, R. (2016). 12 Pejabat Negara
pendidikan politik adalah kurangnya yang Divonis sebagai Koruptor.
sosialisasi politik dari instansi terkait. Retrieved from: https://media.iyaa.
Pentingnya pendidikan politik tidak diiringi com/article/2016/03/12-pejabat-
dengan peran instansi terkait dalam melakukan negara-yang-divonis-sebagai-
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 4, Nomor 2, Juni 2019 290