Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN

POLITIK
TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA dan KEWARGANEGARAAN
PENDIDIKAN POLITIK
A. Bentuk Pendidikan Politik
Dalam wajah pendidikan politik bangsa kita setidaknya ada dua bentuk pendidikan politik, yaitu pendidikan formal
dan pendidikan informal. Pendidikan politik secara formal ini telah diperkenalkan di sekolah hingga perguruan tinggi,
terutama sekolah atau perguruan tinggi jurusan sosial politik.
Dalam menempuh pendidikan kita tidak boleh berhenti ataupun malas untuk belajar karena manfaat belajar sangat
berguna untuk menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan dapat mengubah sifat kita. Pentingnya pendidikan bagi
anak bangsa adalah negara akan berharap nantinya kalian dapat memajukan Indonesia dengan bekal ilmu yang kalian
dapat dalam menempuh pendidikan. Akan tetapi, dengan kondisi adanya wabah penyakit menular di Indonesia
mengharuskan kegiatan pendidikan dilakukan secara online.

1. Pendidikan Formal
Merupakan jalur pendidikan yang pastinya kalian sudah tahu atau umum di Indonesia yaitu pendidikan yang
diselenggarakan seperti sekolah dan memiliki tingkat pendidikan yaitu tingkat SD, SMP dan SMA. pada jalur
pendidikan ini memiliki jenjang pendidikan yang terstruktur dan sangat jelas.
Ciri Ciri Pendidikan Formal :
1. Terdapat kurikulum yang terstruktur
2. Memiliki persyaratan tertentu
3. Materi yang dipakai bersifat akademik
4. Memakan waktu yang lama untuk proses pembelajaran
5. Tenaga pembimbing / guru memenuhi kualifikasi tertentu
6. Tempat pendidikan dari pemerintah atau swasta
7. Harus mengikuti ujian untuk peserta didik
8. Adanya peraturan berseragam
9. Saat selesai menempuh jenjang pendidikan atau melanjutkan ke jenjang berikutnya membutuhkan ijazah sebagai
peranan penting dalam penerimaan peserta didik.
2. Pendidikan Informal
Pendidikan informal merupakan metode pendidikan dari keluarga dan lingkungan tertentu terhadap kegiatan belajar
individu yang dilaksanakan dengan bertanggung jawab. Setelah lulus ujian, hasil pendidikan informal akan diperlakukan
sama dengan pendidikan formal dan pendidikan informal sesuai standar nasional pendidikan.

Pemerintah memiliki alasan untuk memulai pendidikan informal adalah sebagai berikut:

1. Memulai Pendidikan dengan Keluarga


2. Pendidikan Informal juga telah disosialisasikan untuk menggapai tujuan pendidikan nasional dimulai dari Keluarga
3. Homeschooling: Formal tapi Informal
4. Anak harus dibesarkan sejak lahir
5. Kurikulum pendidikan usia dini
Ciri Ciri Pendidikan informal
1. Lingkungan keluarga dapat dilakukan khusus untuk pendidikan informal
2. Persyaratan khusus tidak berlaku
3. Tidak perlu untuk mengikuti ujian yang diselenggarakan
4. Keluarga dan lingkungan berperan penting dalam proses pendidikan
5. Tidak berlakunya kurikulum
6. Jenjang pendidikan / tingkat pendidikan tidak berlaku dalam pendidikan informal
7. Pendidikan informal dilakukan tanpa adanya batasan waktu dan ruang
8. Guru pada pendidikan informal adalah orang tua
9. Dalam pendidikan informal tidak adanya sistem manajemen yang terstruktur
10. Tidak dibutuhkannya ijazah
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Politik
Pendidikan politik berfungsi untuk mengubah atau membentuk tata laku pribadi individu dan membentuk suatu
tatanan masyarakat yang diinginkan sesuai dengan tuntuan politik. Menurut Nasrullah dan Amril (2004), fungsi
atau tujuan pendidikan politik adalah sebagai berikut:
1. Melatih orang muda dan orang dewasa menjadi warga Negara yang baik khususnya dalam fungsi social dan
fungsi politik, seperti bias kerja sama: bersikap toleran, loyal terhadap bangsa dan Negara, bersikap sportif dan
seterusnya demi kesejahteraan hidup bersama.
2. Membangkitkan dan mengembangkan hati nurani politik, rasa etika politik dan tanggung jawab politik, agar
orang menjadi insan politik terpuji (bukan memupuk egoism dan menjadi bintang politik).
3. Agar orang memiliki wawasan kritis mengenai relasi-relasi politik yang ada di sekitarnya. Memiliki kesadaran
bahwa urusan-urusan manusia dan struktur sosial yang ada ditengah masyarakat itu tidak permanen, tidak massif
atau immanen sifatnya, tetapi selalu bias berubah dan dapat diubah melalui perjuangan politik.
4. Kemudian mampu mengadakan analisis mengenai konflik-konflik yang actual, lalu berusaha ikut memecahkan,
jadi terdapat partisipasi politik. Urusan politik itu jelas membawa dampak kebaikan atau keburukan kepada rakyat
banyak. Karena rakyat juga sangat berkepentingan dengan urusan pada umumnya .
5. Selanjutnya berpartisipasi politik dengan jalan memberikan pertimbangan yang konstruktif mengenai masyarakat
dan kejadian politik itu merupakan hak-hak demokratis yang asasi. Hal yang perlu bukan hanya melancarkan
proses proses politik dari warga Negara dan pertanggungjawabannya untuk mengatur masyarakat dan Negara
mengarah pada kehidupan yang sejahtera.
Bentuk Pendidikan Politik
a. Melalui Kegiatan Sekolah

1. OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Didalam kegiatan OSIS banyak sekali yang menjurus pada kegiatan
politik seperti dalam bermusyawarah didalam anggota, cara menyampaikan pendapat kepada orang lain, kegiatan
upacara bendera dan bakti sosial dan semua kegiatan yang dilakukan oleh OSIS. Seperti pada pemilihan pengurus
osis dalam suatu sekolahpun cara berso sialisasinya merupakan kegiatan politik.
2. Pramuka. Pramuka merupakan suatu wadah pembina dan pengembangan para remaja baik yang ada di
lingkungan sekolah maupun non sekolah. Pramuka membina dan mengembangkan sikap prilaku remaja lebih
sesuai pada pengembangan sikap prilaku umum yang terdapat dalam masyarakat.

b. Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral yang berlaku pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari siswa. Pendidikan Kewarganegaraan melalui kurikulumnya memberikan
pandangan-pandangan yang kongkrit tentang lembaga-lembaga politik dan hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat
memegang peran penting dalam pembentukan sikap terhadap aturan permainan politik yang tak tertulis. Pendidikan
Kewarganegaraan pun dapat mempertebal kesetiaan terhadap sistem politik dan memberikan symbol-simbol umum
untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif terhadap system tersebut.
c. Media massa
Melalui media masa seperti media cetak atau elektronik seperti televisi, majalah, surat kabar, radio
yang biasanya berada di perpustakaan dapat memuat masalah-masalah social politik, ekonomi, bisnis, budaya
serta masalah lingkungan hidup dan sebagainya dan sebagaimana yang actual dan factual. Dengan adanya media
masa ini para siswa dapat membaca dan melihat memahami berbagai ilmu.
Hambatan Pendidikan Politik
Menurut Kartono (2009), terdapat beberapa hambatan yang sering ditemukan dalam pelaksanaan pendidikan politik,
antara lain adalah sebagai berikut:

1. Amat sulitnya menyadarka rakyat akan kondisi diri sendiri yang diliputi banyak kesengsaraan dan kemiskinan,
sebagai akibat terlalu lamanya hidup dalam iklim penindasan, penghisapan dan penjajahan, sehingga mereka
menjadi “terbiasa” hidup dalam keserba-kekurangan dan ketertinggalan. Sulit mendorong mereka kearah
konsientisasi diri mengungkapkan segala problema yang tengah dialami.
2. Apatisme politik dan sinisme politik yang cenderung menjadi sikap putus asa itu mengakibatkan rakyat sulit
mempercayai usaha-usaha edukatif dan gerakan-gerakan politik yang dianggap palsu dan menina-bobokan
rakyat belaka. Sulit pula untuk megajak mereka untuk berfikir lain dengan nalar jernih. Bahkan banyak diantara
massa rakyat yang takut pada kemerdekaan (dirinya).
3. Dengan latar belakang pendidikan yang rendah atau kurang, rakyat kebanyakan sulit memahami kompleksitas
sosial dan politik di sekitar dirinya.
Para penguasa yang otoriter cenderung tidak menghendaki adanya pendidikan politik, karena mereka
berkepentingan sekali dengan status quo dan pelestarian rezim-nya. Partisipasi aktif dan pengawaan terhadap
jalannya pemerintahan oleh rakyat itu tidak dikehendaki, sebab mengurangi kebebasan dan kekuasaan organ-organ
ketatanegaraan.
Urgensi Pendidikan Politik
Politik Indonesia dewasa ini seperti sedang mendominasi wacana di media. Layaknya gula yang sedang di
kelilingi semut, seperti itulah media yang memberitakan kondisi politik di Indonesia. hampir disetiap stasiun
Televisi maupun surat kabar pasti dipenuhi dengan berita-berita politik terkini yang begitu hot. Namun kondisi politik
yang terjadi justru saling mempertontonkan perebutan kekuasaan secara tidak sehat. Para penjabat yang
memiliki kekuasaan telah melupakan masyarakat. Janji – janji yang dulu di buat justru dilupakan seiring
dengan kursi kekuasaan yang telah diperoleh seolah tidak menerima dengan kemenangan dan popularitas sang
rival, maka berusaha mencari kesalahan untuk dapat menggulingkan.
Pandangan masyarakat terhadap politik sedemikian negatif. Padahal, politik tidak lah seburuk yang dibayangkan
dan dirasakan bangsa Indonesia. Politik hanyalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.
sejatinya politik adalah usaha yang ditempuh oleh warga negara untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Di Eropa
setiap guru dan dosen dibekali ilmu politik, sehingga mereka bisa mengajarkan bagaimana mereka bisa membuat
keputusan terbaik. Dengan pendidikan politik maka politik tidak menjadi tumpang tindih. Kesalahan di Indonesia
politik masih tumpeng tindih dan politik dipegang bukan oleh orang yang bukan bidangnya, sehingga hanya
memikirkan keuntungan bukan kesejahteraan.
Pokok-Pokok Pendidikan Politik

01 Demokrasi dan 02 Kedaulatan


hak-hak warga rakyat
negara

Sistem 04 Hubungan
03 kelembagaan kekasaan pusat
negara dan daerah

05 Sistem ekonomi
Masalah Politik di Indonesia masa kini
Sumber utama masalah di Indonesia berasal dari politik. Hampir tidak ada aspek
yang menyangkut hajat hidup orang banyak yang tidak ditentukan oleh
keputusan politik. Dalam sistem demokrasi, melalui politik, orang yang terpilih
diberi kekuasaan untuk mengelola negara. Baik atau buruk suatu negara sedikit
banyak ditentukan oleh kualitas orang- orang yang mengurus negara. Sayangnya,
teori- teori indah dan mulia tentang politik banyak yang tidak sesuai dengan
kenyataan. Tidak bisa dipungkiri, hampir semua aspek kehidupan sudah dipolitisasi.
Agama, ekonomi, investasi, bencana alam, kesehatan, sosial, olahraga, pendidikan,
hukum dan lainnya sudah menjadi komoditas politik. Politisasi dilakukan hanya
untuk kepentingan politik belaka.
Kepentingan politik baik partai politik (parpol) dan politisi hanya tiga, yaitu kekuasaan, kekayaan, dan ketenaran.
Bisa dikatakan, parpol – baik parpol lama atau baru, progresif atau konservatif, nasionalis atau relijius- tidak lagi
memiliki ideologi.Ideologi dan nilai- nilai idealis yang dimiliki parpol cuma diatas kertas. Untuk menang dalam
pemilu, tidak sedikit parpol mengusung calon hanya dari aspek popularitas daripada kualitasnya. Kualitas politisi
juga tidak berbeda jauh dengan parpol. Sangat sulit menemukan politisi yang kompeten, negarawan dan
berintegritas. Hitungan politiknya sebatas kalau ikut parpol A atau tokoh B, nanti dapat ini dan jadi itu. Sama seperti
parpol, politisi juga lebih mengutamakan elektabilitas daripada kredibilitas. Politisi yang merampok uang negara
untuk menambah pundi- pundi kekayaannya adalah hal yang lumrah dan kerap terjadi. Sikap tamak dan keinginan
untuk memperkaya diri adalah godaan yang sulit ditaklukkan.
Parpol dan politisi tidak keberatan melakukan apa saja demi memenuhi ambisinya. Politik uang marak terjadi untuk
membeli suara rakyat. Ongkos politik yang mahal membuat sebagian besar parpol dan politisi mengucurkan uang
yang tidak sedikit. Mungkin, setelah menang dalam pemilu atau berkuasa, parpol dan politisi memakai cara apapun
untuk mengembalikan modal politik yang telah mereka keluarkan. Tidaklah heran bila hasil penelitian menunjukkan
bahwa praktek politik uang di Indonesia adalah yang terbanyak nomor tiga di dunia. Oleh karena itu, korupsi, kolusi
dan nepotisme (KKN) yang masih terjadi, tidak lain dan tidak bukan bersumber dari politik.
A. Kesimpulan

Pendidikan politik adalah upaya menyadarkan masyarakat dari belenggu yang dibuat oleh
manusia bagi manusia lainnya. Dengan adanya pendidikan di harapkan
seluruh warganegara dapat sadar dan dapat meningkatkan pengetahuannya dalam berpolitik,
mengenal dan memahami nilai-nilai ideal yang terkandung dalam system politik yang sedang
diterapkan, memaksimalkan hak mereka, melaksanakan kewajiban mereka, dan juga turut
berpartisipasi dalam segala bentuk aktivitas politik.

Anda mungkin juga menyukai