Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KEWARGANEGARAAN

MENGINDENTIFIKASI SEBUAH MASALAH BANGSA YANG


DAPAT DIANTISIPASI MELALUI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Rafifah : 4132311061
Wulan Permata Sari : 4132311066
Hana Glory Angelica : 4132311070
Benita Olivia. S : 4132311080
Joseph Ryan Jems : 4132311082

POLITEKNIK NEGERI BATAM


PROGRAM STUDI LOGISTIK PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan YME yang telah
memberikan rahmat, nikmat dan hidayah nya sehingga saya dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Kewarganegaraan pada tanggal 10 September 2023 dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Laporan Tugas Kewarganegaraan yang berjudul “Mengindentifikasi Sebuah


Masalah Bangsa Yang Dapat Diantisipasi Melalui Pendidikan Kewarganegaraan”.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi penilaian tugas mata kuliah
Kewarganegaraan.

Akhir kata dari saya menyadari kekurangan-kekurangan yang saya belum


mengerti, baik materi maupun penyusunannya dikarenakan keterbatasan
kemampuan dan waktu, Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, oleh karena itu Saya dengan
senang hati akan segala kritikan dan saran yang ditujukan untuk perbaikan agar
menjadikan laporan ini menjadi lebih sempurna, terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Kewarganegaraan


Kewarganegaraan adalah status hukum yang menunjukkan hubungan
individu dengan sebuah negara. Status ini mencakup hak dan kewajiban
hukum yang dimiliki oleh seorang warga negara, serta keanggotaan dalam
suatu bangsa berdasarkan kesamaan budaya, bahasa, dan kesadaran nasional.

Kewarganegaraan merupakan matakuliah wajib pengembangan


kepribadian. Seluruh warganegara Indonesia sejak dari PAUD sampai Sarjana
S1 wajib belajar kewarganegaraan agar menjadi warga negara yang baik.
Kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang
menunjukan hubungan atau ikatan negara dengan warga negara. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, warga negara adalah penduduk dalam sebuah
negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran. Mereka punya hak dan
kewajiban penuh sebagai warga di negara itu.

Kewarganegaraan adalah hubungan individu dengan negara.


Kewarganegaraan menunjukan kebebasan dan warga warga negara memiliki
hak, tugas, dan tanggung jawab tertentu. Secara umum, warga negara punya
hak politik penuh. Hak untuk memilih dan memegang jabatan publik.
Kewarganegaraan adalah bentuk kebangsaan yang paling istimewa. Istilah
yang lebih luas ini menunjukan berbagai individu dan negara yang tidak serta
merta memberikan hak politik.
1.2 Latar Belakang Sebuah Masalah Bangsa Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan
IPTEKS adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ini
mengacu pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, yang mencakup
penelitian, pengembangan, dan penerapan pengetahuan ilmiah dan inovasi
teknologi. IPTEKS merupakan bidang fokus penting bagi banyak jurnal
akademik, lembaga penelitian, dan organisasi di Indonesia.

Beberapa contoh jurnal dan publikasi yang terkait dengan IPTEKS antara
lain:
1. Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : Jurnal ini merupakan
jurnal peer-review yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya perikanan.

2. Jurnal Ipteks Terapan : Jurnal ini mencakup berbagai bidang ilmu terapan,
termasuk sains terapan, ekonomi terapan, manajemen terapan, pendidikan,
kesehatan, teknologi, dan penelitian lain tentang ilmu terapan.

3. Jurnal Hilirisasi IPTEKS : Jurnal akses terbuka dan peer-review yang


diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ini berfokus
pada diseminasi dan penerapan IPTEKS.

4. Jurnal Penelitian IPTEKS : Jurnal ini diterbitkan oleh Universitas


Muhammadiyah Jember dan mencakup berbagai topik penelitian yang
berkaitan dengan IPTEKS.

Ini hanyalah beberapa contoh, dan masih banyak jurnal dan publikasi lain
yang berfokus pada IPTEKS di Indonesia. IPTEKS memainkan peran penting
dalam mendorong inovasi, pembangunan ekonomi, dan kemajuan masyarakat
dengan menerapkan pengetahuan ilmiah dan kemajuan teknologi pada
masalah-masalah di dunia nyata.
Program pendidikan kewarganegaraan biasanya mencakup berbagai topik,
seperti sejarah bangsa, konstitusi, demokrasi, hak asasi manusia, pluralisme,
kebhinekaan, lingkungan hidup, globalisasi, dan isu-isu sosial-politik terkini.
Tujuan dari program ini adalah untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi warga negara
yang aktif, bertanggung jawab, dan berperan dalam membangun bangsa dan
negara.

Ketegangan geopolitik menjadi tantangan paling berat. Meningkatnya


tensi geopolitik menyebabkan perubahan signifikan arah kebijakan ekonomi
negara-negara besar menjadi inward looking. Akibatnya, dunia semakin
terfragmentasi dan tren globalisasi berubah menjadi deglobalisasi.

Tantangan selanjutnya yakni kecepatan perkembangan teknologi digital.


Perubahan teknologi informasi yang cepat membawa manfaat bagi
masyarakat maupun efisiensi produksi. Namun di sisi lain, hal ini
menghadirkan tantangan berupa penghematan tenaga kerja manusia secara
masif, persoalan privasi, dan keamanan siber.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Masalah Bangsa
Permasalahan bangsa sosial mengacu pada permasalahan dan tantangan sosial
yang dihadapi suatu bangsa. Permasalahan ini berkaitan dengan tatanan sosial
masyarakat dan dapat berdampak signifikan terhadap kesejahteraan dan
pembangunan bangsa. Beberapa permasalahan umum bangsa sosial antara lain
kemiskinan, kesenjangan, kerusuhan sosial, diskriminasi, dan kurangnya kohesi
sosial.
a. Kecurangan Pemilihan dan Ketidakpercayaan terhadap sistem politik
Ketidakpercayaan terhadap sistem politik dan keterlibatan pemilihan yang
rendah adalah masalah serius yang dapat diantisipasi dan diatasi melalui
pendidikan kewarganegaraan. Berikut adalah beberapa cara pendidikan
kewarganegaraan dapat membantu mengatasi masalah ini:

1. **Pendidikan Politik yang Mencerahkan**: Pendidikan


kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana sistem politik bekerja, termasuk pemahaman tentang struktur
pemerintahan, proses pemilihan, dan fungsi lembaga-lembaga politik. Ini
dapat membantu mengurangi ketidakpercayaan karena masyarakat akan
lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam sistem.

2. Pengajaran Nilai-nilai Demokrasi : Pendidikan kewarganegaraan dapat


mengajarkan nilai-nilai dasar demokrasi seperti partisipasi, penghargaan
terhadap pendapat orang lain, dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia. Ini dapat merangsang minat dan keterlibatan dalam proses
politik.
3. Pendidikan Kritis tentang Media : Pendidikan kewarganegaraan harus
mencakup pemahaman tentang bagaimana media bekerja dan bagaimana
media dapat memengaruhi persepsi politik. Ini akan membantu masyarakat
untuk lebih kritis dalam mengevaluasi berita dan informasi politik yang
mereka terima.

4. Diskusi dan Debat : Kelas pendidikan kewarganegaraan dapat


memberikan forum bagi siswa untuk berdiskusi dan berdebat tentang isu-
isu politik kontemporer. Ini akan melatih mereka dalam berpikir kritis,
berbicara dengan berdasarkan fakta, dan mendengarkan sudut pandang
yang berbeda.

5. Simulasi Pemilihan : Simulasi pemilihan di sekolah dapat memberikan


pengalaman langsung tentang proses pemilihan dan pentingnya suara
setiap warga negara. Ini juga dapat memberikan pemahaman tentang
bagaimana hasil pemilihan memengaruhi kebijakan dan kehidupan sehari-
hari.

6. Kepedulian Terhadap Isu-isu Sosial : Pendidikan kewarganegaraan


dapat merangsang minat dalam isu-isu sosial yang relevan, seperti hak
asasi manusia, ketidaksetaraan, dan lingkungan. Ini dapat membantu siswa
melihat bagaimana partisipasi politik dapat membawa perubahan positif
dalam masyarakat.

7. Pendidikan Karakter : Selain pengetahuan politik, pendidikan


kewarganegaraan dapat mempromosikan karakteristik seperti integritas,
tanggung jawab, dan kepemimpinan yang baik, yang penting dalam
membangun kepercayaan terhadap pemimpin dan sistem politik.

Dengan bantuan pendidikan kewarganegaraan yang baik, masyarakat akan


lebih cenderung untuk terlibat dalam proses politik, berpartisipasi dalam
pemilihan, dan memiliki kepercayaan yang lebih besar terhadap sistem
politik mereka. Ini penting untuk menjaga kesehatan demokrasi dan
memastikan bahwa sistem politik bekerja untuk kepentingan seluruh
warga negara.

b. Keterlibatan Politik yang rendah


Peran serta atau partisipasi masyarakat dalam politik adalah kegiatan
seseorang atau sekelompok orang untuk turut serta secara aktif dalam
kehidupan politik, dengan jalan memilih pimpinan negara, dan secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah, public
policy.

Penyebab partisipasi rendah ;


Penyebab pertama, kata Hurek di Kupang, Rabu, figur pemimpin yang
diajukan dalam suatu pesta demokrasi kurang berkenan di hati pemilih.
Penyebab kedua, pemilih mulai jenuh dengan proses demokrasi lima
tahunan yang tidak membawa perubahan bagi kehidupan rakyat.
Penyebab ketiga, tambahnya, pemilihan umum (Pilkada, Pemilu Legislatif
dan Pemilu Presiden) tidak lagi dipandang rakyat pemilih sebagai sesuatu
yang prioritas atau sangat diperlukan dalam membangun kehidupannya
sehari-hari.
c. Intoleransi dan konflik sosial
Intoleransi adalah sikap abai atau rasa ketidakpedulian terhadap eksistensi
orang lain, sebagaimana dijelaskan dalam buku bertajuk Bagaimana
Menghancurkan Pikiran-pikiran Negatif dan Menjadi Pribadi Positif +
Bahagia karya Danieda Fanun.
Sikap intoleransi seringkali tidak manusiawi sehingga memicu konflik dan
kebencian atas sebuah perbedaan.
Orang intoleransi akan dengan mudahnya tidak menghargai dan
merendahkan orang lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik adalah
percekcokan, perselisihan, dan pertentangan. Konflik sosial adalah
pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam
kehidupan.
Konflik berasal dari kata kerja latin "configere". Artinya saling memukul.
Secara sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih. Di mana salah satu pihak berusaha yang ingin
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya. Konflik sering kali
berubah menjadi kekerasan terutama ada upaya-upaya dengan pengelolaan
konflik tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh pihak yang
berkaitan.
Karena konflik selalu menjadi bagian hidup manusia yang bersosial dan
berpolitik serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial
politik. Dalam kamus umum bahasa Indonesia yang disusun
Poerwadarminta (1976), konflik berati pertentangan atau percekcokan.
Pertentangan sendiri bisa muncul ke dalam bentuk pertentangan ide
maupun fisik antara dua belah pihak berseberangan.

Faktor penyebab terjadinya konflik,


Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya konflik sosial
dalam kehidupan masyarakat.

Berikut faktor-faktor penyebabnya :


Perbedaan antar perorangan, Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud), perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan
perasaan, pendirian, atau pendapat.

Perbedaan kebudayaan, Setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-


beda, seperti perilaku atau tata sikap. Konflik bisa terjadi karena kelainan
tata sikap dan perilaku sosialnya. Jika tidak ada titik temu atau
kesepakatan akan konflik akan meluas. Perbedaan kebudayaan identik
dengan daerah yang berbeda. Tidak menutup kemungkinan mereka yang
berasal dari daerah yang sama memiliki kebudayaan yang berbeda karena
kebudayaan lingkungan keluarga yang membesarkannya tidaklah sama.
Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan bisa membentuk pribadi-
pribadi yang berbeda. Pemikiran dan pendirian yang berbeda akhirnya
akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik bahkan
kekerasaan sosial.

Perbedaan kepentingan, Adanya perbedaan kepentingan bisa menjadi


munculnya konflik sosial. Karena kepentingan itu sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup itu sendiri. Ketika individu berhasil memenuhi
kepentingannya, maka akan merasakan kepuasan. Sebaliknya ketika
mengalami kegagalan dalam memenuhi kepentingannya maka akan
menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun lingkungannya.

Perubahan sosial, yang terlalu cepat Konflik sosial bisa terjadi dampak
dari revolusi atau perubahan sosial yang terlalu cepat di masyarakat.
Konflik adalah salah satu penyebab perubahan sosial yang cepat di atas.
Bila kasus revolusi dijadikan acuan, konflik adalah faktor penggerak
revolusi.

Sebuah revolusi biasanya diawali oleh rentetan atau gelombang aksi-aksi


demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang. Perubahan-perubahan
yang terjadi secara cepat dan mendadak akan membuat keguncangan di
masyarakat. Bahkan bisa terjadi upaya penoxlakan terhadap semua bentuk
perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat
yang telah ada.

d. Ketidakadilan Sosial dan Ekonomi


Ketimpangan sosial dan ekonomi bertolak belakang dengan nilai-nilai
yang terdapat dalam dasar negara Indonesia. Pancasila merujuk kepada
kesetaraan, keadilan sosial, dan kebersamaan dalam masyarakat.
Ketimpangan yang serius dapat membahayakan keharmonisan dan
persatuan masyarakat. Selain itu, ketimpangan tersebut bertolak belakang
dengan prinsip keadilan sosial dalam Pancasila yang menuntut pembagian
sumber daya dan kesempatan yang adil. Kesenjangan dalam akses
terhadap pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan infrastruktur telah
menciptakan divisi yang merugikan bagi masyarakat. Dalam rangka
mengurangi kesenjangan ini, pemerintah telah meluncurkan sejumlah
kebijakan publik dengan tujuan mencapai keadilan sosial berdasarkan
nilai-nilai Pancasila.

Kesimpulannya, ketimpangan sosial dan ekonomi berdasarkan nilai-nilai


Pancasila merupakan suatu tantangan yang kompleks. Untuk mengatasi
masalah tersebut, perlu dilakukan upaya seperti melakukan kebijakan
redistribusi pendapatan lebih efektif dan tepat sasaran. Pembangunan
dalam infrastruktur dasar juga harus diperhatikan seperti jalan,
jembatan,air bersih,listrik terutama di daerah memprihatinkan . Pemerintah
juga harus meningkatkan kualitas pendidikan diseluruh Indonesia untuk
mendapatkan akses yang lebih baik dan meningkatkan peluang bagi
perempuan dalam kehidupan ekonomi untuk mengurangi kesenjangan
gender.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dari kesimpulan yang bisa di ambil adalah setiap bangsa tentunya
memiliki masalah baik secara politik ekonomi maupun secara global.salah
satu permasalahannya adalah permasalahan yang sudah di bahas pada
laporan ini,penyelesaian yang dapat dilakukan salah satunya adalah
dengan cara memahami tentang pendidikan kewarganegaraan yang sudah
di miliki dan di dapatkan oleh setiap warga negara Indonesia.

3.2 Saran
Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja, tetapi
pelaksanaannya dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai