2. Bolehkah bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai bagian dari
kebudayaan nasional karena budaya tersebut memang
telah disenangi dan dipraktikkan oleh orang Indonesia? Misalnya, budaya makan sambil
berdiri (standing party).
Tidak Boleh, Karena Setiap Budaya memiliki Hak ciptanya sendiri, begitu juga Setiap
Negara memiliki Budaya Sendiri dengan ciri khasnya masing - masing.
Kebudayaan adalah suatu cara hidup dan kebiasaan yang berkembang dan dimiliki
oleh suatu masyarakat serta diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman yang sangat tinggi.
Keberagaman tersebut dapat dilihat dari berbagai segi kehidupan. Contoh
keberagaman tersebut antara lain kebudayaan, suku bangsa, dan lain sebagainya.
Dengan adanya keberagaman tersebut, kita harus mengembangkan sikap toleransi.
Hal ini dikarenakan setiap budaya yang ada memiliki hak ciptanya sendiri maka
bangsa Indonesia tidak boleh mengklaim budaya standing party sebagai budaya dari
Indonesia.
3. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas nasional tidak
diklaim oleh negara lain?
1. Melestarikan Budaya
2. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
3. Meningkatkan Perlindungan Hukum
4. Menjaga Diplomasi Budaya
5. Pendidikan
4. Pengembangan integrasi dapat dilakukan melalui lima strategi atau pendekatan. Apa
sajakah kelima strategi tersebut?
1. Adanya ancaman dari luar
2. Gaya politik kepemimpinan
3. Kekuatan lembaga–lembaga politik
4. Ideologi Nasional
5. Kesempatan pembangunan ekonomi
5. Berikanlah satu contoh kasus disintegrasi yang terjadi di Indonesia dewasa ini baik dari
media massa maupun media online. Selanjutnya analisislah berita tersebut
berdasarkan aspek-aspek: (a) Judul Berita dan Sumbernya; (b) Isi Pokok Berita; (c) Faktor
penyebab disintegrasi.
(a). Judul Berita : "Konflik Sosial di Papua: Masyarakat Sipil Minta Pemerintah
Bertindak" (Sumber: Kompas.com)
(b). Isi Pokok Berita : Berita ini menggambarkan konflik sosial yang terjadi di Papua,
di mana masyarakat sipil meminta pemerintah untuk mengambil tindakan. Konflik
ini melibatkan berbagai pihak, termasuk kelompok separatis Papua dan aparat
keamanan. Masyarakat sipil mengeluhkan pelanggaran hak asasi manusia,
ketidakadilan, dan ketidakpuasan terhadap pembangunan di daerah tersebut.
(c). Faktor Penyebab Disintegrasi :
1. Ketidakpuasan terhadap Pembangunan: Salah satu faktor penyebab konflik ini
adalah ketidakpuasan masyarakat Papua terhadap pembangunan di daerah
mereka. Ketimpangan pembangunan antara Papua dan wilayah lain di
Indonesia menjadi pemicu ketegangan.
2. Pelanggaran Hak Asasi Manusia: Pelanggaran hak asasi manusia yang
dilaporkan di Papua juga menjadi faktor penyebab konflik. Ketidakadilan dan
ketidaktransparanan dalam penegakan hukum dapat memperburuk situasi.