18% persen dari penduduk Indonesia, ini membuktikan bahwa media sosial turut mengambil
peran dalam membentuk karakter generasi muda, di tambah dengan dampak yang begitu
signifikan di lihat dari sisi positif maupun negatifnya. Dampak positif yang bisa kita lihat dari
menggunakan internet atau media sosial bagi generasi muda yaitu, mereka dapat belajar
meningkatkan dan mengembangkan keterampilan teknis dan social yang memang sangat di
butuhkan dalam zaman digital sekarang ini.
Namun ketika kita lihat dari sisi negatif dari menggunakan media sosial yang cukup
transparan dan terbuka ini membuat para remaja Dengan leluasa mengakses konten-konten
Yang berbau pornografi, selain itu juga media sosial akan membuat anak dan remaja lebih
mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akang lingkungan virtual, karena
kebanyakan menghabiskan waktu di internet, hal semacam ini dapat mengakibatkan anak
kurang berempati dengan lingkungan di dunia nyata.
Sadar maupun tidak sadar media sosial turut mengambil peran dalam membentuk karakter
daripada generasi muda itu sendiri, dengan dampak yang di timbulkan Secara tidak langsung
memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap tingkah laku orang yang
menggunakannya, untuk itu dalam mengunakan media sosial kita haruslah cerdas, cerdas
dalam artian mengerti apa yang seharusnya kita lakukan dalam menggunakannya, agar
tercipta generasi yang cerdas dan berkompeten dalam mengelola media informasi sebagai
basis data dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Dan seharusnya media sosial hadir sebagai
spot education dalam hal ini menjadi wadah ataupun tempat belajar mengelola arus
modernisasi berupa teknologi, informasi dan komunikasi, agar generasi muda Indonesia
tampil sebagai generasi yang cerdas dalam segala bidang, dan lebih kepada cerdas dalam
mengunakan media sosial.
“Di Indonesia semua mengaku beragama, biasanya orang yang beragama itu pasti jujur, akan
tetapi pada saat berpemilu sebagian besar tingkat kejujurannya merosot di bawah rata-rata,’’
ungkap Nelson
Nelson menambahkan, Bawaslu bertekad melakukan pemilu yang demokratis sejak reformasi.
Kondisi kepemiluan di Indonesia merosot terutama pada tingkat kejujuran. Pelanggaran yang
terjadi di pemilu sebetulnya diinisiasi oleh peserta pemilu, misalkan ketidakjujuran saat
berkampanye dan mempengaruhi penyelenggara pemilu. Hampir semua peserta pemilu
membeli suara dari rakyat selaku pemilih, dan yang paling parah berusaha mengubah hasil
pemilu.
Salah satu tugas Bawaslu melakukan proses pengawasan dalam hal pencegahan, dengan cara
mengajak masyarakat melalui sosialisasi agar tidak melakukan pelanggaran dan mendorong
masyarakat untuk jujur dalam demokrasi dan Pemilu.
Bawaslu juga berharap partisipasi dari para tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Tetapi setelah melihat proses-proses pengambilan keputusan dalam struktural keagamaan,
tidak sedikit dari mereka juga ikut-ikutan bermain politik uang. Jadi apa yang akan diharapkan
dari para tokoh ini, padahal peran mereka sangat diperlukan?
“Saya sempat tidak percaya diri dalam melakukan pengawasan dengan melihat kondisi seperti
sekarang ini, tapi saya yakin masih banyak masyarakat yang mempunyai niat kejujuran dalam
berpemilu,’’katanya
Selain itu salah satu pendiri JEMARI Sabar Mangado mengatakan, secara formal ada hirarki
sistem aturan dan peraturan yang dijalankan negara. Tapi fakta di lapangan aturan dan
peraturan yang sifatnya baku tidak mampu dihayati oleh masyarakat dengan benar sehingga
menjadi celah bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan memanfaatkan itu secara
pragmatis.
3)Dewan ini setuju penerapan kultur keberagaman sulit dilaksanakan dalam
lembaga pendidikan
1) Maraknya pembulian yang terjadi di media sosial Membuat konflik antara individu
maupun kelompok sehingga terciptanya kerusuhan dan ketidak harmonisan antara
individu maupun kelompok sehingga berdampak buruk bagi penerapan nilai Ukuwah
Islamiah
2) Terlalu lalai dalam menggunakan media sosial sehingga mengurangi interaksi Antar
sesama di lingkungan masyarakat sehingga mengakibatkan berkurangnya Silaturahmi
Antar kelompok maupun individu
3) Dampak positif dari media sosial adalah memudahkan kita untuk berinteraksi
dengan banyak orang, memperluas pergaulan, jarak dan waktu bukan lagi masalah,
lebih mudah dalam mengekspresikan diri, penyebaran informasi dapat berlangsung
secara cepat, biaya lebih murah.
4) Sedangkan dampak negatif dari media sosial adalah menjauhkan orang-orang yang
sudah dekat dan sebaliknya, interaksi secara tatap muka cenderung menurun,
membuat orang-orang menjadi kecanduan terhadap internet, menimbulkan konflik,
masalah privasi, rentan terhadap pengaruh buruk orang lain.
5) Dengan adanya media sosial sebagai media komunikasi dapat menambah pengalaman
relasi teman yang berasal dari belahan dunia lain
6)
SETUJU
Agar mendapatkan efek jera atas hal yang sebelumnya dilakukan yang tidak
berdasar tersebut, karena penyebar hoax dapat mencemarkan nama baik orang lain
sehingga merugikan orang tersebut
TIDAK SETUJU
Kembali kepada masing masing bahwa mungkin orang tersebut tidak berniat untuk
menyebarkan hoax namun hanya meneruskan informasi tersebut dari orang lain ke
orang lain lagi yang dimaksudkan untuk hanya sebagai memberikan informasi
Yang di mana di sini iya posisinya hanya sebagai penerus pesan namun bukan
sebagai pembuat pesan hoax tersebut
:Semua itu kembali lagi kepada masing masing orang Yang secara bijak
menggunakan sosial media sebagai sarana menerima informasi dari orang lain
Contohnya pada saat Pandemi banyak sekali informasi yang beredar tentang hal
hal yang terkait seputar Pandemi Contohnya adalah vaksin yang di ray rumorkan
bahwa vaksin tersebut tidak efektif dan tidak baik apabila vaksin tersebut
digunakan kepada manusia hal tersebut bagi sebagian orang yang awam merasa
bahwa hal tersebut adalah hal yang falid dan dapat di akui kebenarannya sehingga
orang tersebut merasa bahwa informasi seperti ini harus di sebarkan kepada orang
lain yang niatnya untuk membantu dan menginformasikan terkait hal tersebut
7)Dewan ini setuju etika pergaulan islami menjadi norma hukum dalam
masyarakat.
SETUJU
-Karena etika Pergaulan Islami tersebut mengajarkan kita untuk menghindari
Pergaulan bebas dan hal hal yang menyimpang sehingga lebih mengarahkan kita
kepada hal hal yang lebih positif lagi dan menjaga diri kita dari hal hal yang
menyimpang yang tidak dinginkan
-Dapat meningkatkan moral seseorang seseorang menjadi ciri khas seseorang yang
berlandaskan etika dan moral yang baik dalam Pergaulan sehingga orang”
memberikan kesan Yang baik dan membuat orang orang pandangan orang orang
Terhadap individu tersebut dibesarkan oleh nilai dan moral yang Terpuji
TIDAK SETUJU
Seperti yang kita lihat pada zaman sekarang, kenyataannya Banyak sekali orang
orang yang dalam bergaul mengikuti etika Pergaulan layaknya orang Barat karena
terkesan lebih ekspresif dan lebih leluasa dalam bergaul dan mengekspresikan diri
Contohnya saja misalnya di sekolah pada saat adik adik kelas yang memanggil
kakak kelasnya dengan sebutan lama langsung apapun ataupun lebih ekspresif
dalam bergaul dengan kakak kelasnya, dan lebih santai, Sehingga memberikan
kesan kepada orang tersebut lebih santai lebih santai ekspresif dan lebih gampang
mengembangkan diri dalam bergaul
-Atau contoh lain Dapat membatasi interaksi antara laki laki dan perempuan dalam
bergaul sehingga menimbulkan keterbatasan dalam interaksi sosial
TIDAK SETUJU
-SEKOLAH UMUM: biasanya di sekolah umum terdapat siswa siswa yang
menganut kepercayaan berbeda beda tidak hanya yang berlandaskan Islam
sehingga untuk penggunaan seragam dengan ciri agama pastinya berbeda tiap
pemakaian pakaiannya
-
9) Dewan ini setuju pajak rokok sebagai salah satu sumber devisa Negara
2) Budaya religius sekolah adalah cara berfikir dan cara bertindak warga sekolah
yang didasarkan atas nilai-nilai religius (keberagamaan). Religius menurut Islam
adalah menjalankan ajaran agama secara menyeluruh (kaffah).
5) Dengan menjadikan agama sebagai tradisi dalam sekolah maka secara sadar
maupun tidak ketika warga sekolah mengikuti tradisi yang telah tertanam tersebut
sebenarnya warga sekolah sudah melakukan ajaran agama.
6) Oleh karena itu, untuk membudayakan nilai-nilai keberagamaan (religius) dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain melalui: kebijakan pimpinan sekolah,
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan ektrakurikuler di luar
kelas serta tradisi dan perilaku warga sekolah secara kontinyu dan konsisten,
sehingga tercipta religious culture tersebut dalam lingkungan sekolah.
7) Lalu bagaimana jika suatu sekolah terdapat siswa nonmuslim? Jika pendidikan
agama Islam selama ini masih konvensional dengan lebih menekankan pada
proses how to know, how to do dan how to be, maka pendidikan agama Islam
berwawasan multikultural menambahkan proses how to live and work together
with other.
9) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin ibadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan, secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
10) Dengan kata lain, yang diutamakan oleh pendidikan agama (Islam) bukan
knowing
(mengetahui tentang ajaran dan nilai-nilai agama) ataupun doing
(bisa mempraktekkan apa yang diketahui) setelah diajarkan di sekolah, tetapi justru
mengutamakan being-nya (beragama atau menjalani hidup atas dasar ajaran dan
nilai-nilai agama). Hal ini sejalan dengan esensi Islam adalah sebagai agama amal
atau kerja (praksis).
11) Dan dengan adanya religious culture pula lah siswa diajarkan untuk
mempunyai sikap toleransi untuk mempererat ukhuwah, bukan hanya sesame
muslim tapi kepada semua, sesama makhluk ciptaan Allah SWT.
12) Jadi, meskipun budaya Islami yang diterapkan di sekolah, maka bukan berarti
mengucilkan atau mendiskriminasi yang nonmuslim.
11) Dewan ini setuju pelajaran Pendidikan Agama Islam diajarkan oleh guru
non-muslim di sekolah
12) Dewan ini menolak adanya moderasi beragama di sekolah