Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI PONDASI UNTUK

MEWUJUDKAN GENERASI EMAS 2045

Oleh : I Gusti Ngurah Arya Diyva

SMA Taruna Mandara

Berdirinya suatu negara memiliki latar belakang maupun tujuan, tidak


terkecuali negara Indonesia. Hal tersebut tersurat dengan jelas di pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pada alinea keempat. Adapun bunyinya
adalah sebagai berikut: “Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Untuk mewujudkan tujuan tersebut dipandang perlu untuk


memberdayakan seluruh warga negara Indonesia sehingga akan menghasilkan
sumber daya manusia yang memiliki nilai-nilai atau kualitas yang tinggi. Hal
mendasar yang perlu ditekankan adalah mempertahankan nilai-nilai luhur yang
telah diwariskan oleh pendahulu bangsa sehingga akan memiliki rasa cinta kepada
bangsanya sendiri. Ditengah pergaulan antar bangsa dimana satu bangsa dengan
lainnya memiliki kepentingan-kepentingan sendiri akan memiliki imbas antara
bangsa satu dengan yang lainnya. Tidak dapat dihindari bangsa yang memiliki
kualitas yang lebih baik akan mempengaruhi bangsa atau negara yang berada di
bawahnya. Salah satu contoh yang bisa diambil negara yang memiliki kualitas
yang lebih baik yaitu Amerika Serikat (US) saat ini masih memiliki pengaruh
yang besar terhadap negara yang lain karena memiliki kualitas yang lebih baik di
beberapa bidang seperti di bidang ekonomi, pertahanan keamanan bahkan di
bidang olahraga. Tercatat pada beberapa pergelaran olimpiade tim Amerika
Serikat selalu berada di papan atas klasemen perolehan medali.

Selama 78 tahun berdirinya bangsa Indonesia terdapat kemajuan-kemajuan,


namun tidak dapat dipungkiri masih terdapat banyak permasalahan yang harus
dibenahi. Adapun masalah yang dimaksud diantarnya sebagai berikut:

1. Kesejahteraan yang masih perlu ditingkatkan. Dikutip dari Badan


Statistika Nasional masih terdapat masyarakat miskin Indonesia sebanyak
25,90 juta orang pada bulan Maret 2023. Jadi masih terdapat 9,36 %
penduduk miskin di indonesia yang perlu ditingkatkan kesejahteraannya.
2. Tidak meratanya kesejahteraan antara daerah satu dengan lainnya. Negara
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Hal tersebut
memberi keuntungan juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
terhambatnya pemerataan pembangunan diseluruh daerah karena satu
daerah dengan lainnya dibatasi oleh lautan.
3. Perlu ditingkatkan pemahaman ataupun wawasan kebangsaan, sehingga
memahami jati diri sebagai bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Seperti
perlu ditingkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan bangsa sendiri dan
produk dalam negeri sendiri.
4. Kualitas sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan. Pesatnya
perkembangan teknologi informasi sangat perlu diimbangi dengan
pengembangan sumber daya manusia sehingga tidak mengalami
ketertinggalan.

Perkembangan era society 5.0 di abad ke-21 mempengaruhi perilaku


masyarakat umum terkhusus generasi muda. Dalam dunia yang bergerak dan
berubah begitu cepat, perlu menguasai tiga keterampilan utama, yaitu:
pertama, keterampilan belajar learning skills; kedua, keterampilan literasi
literacy skills; dan ketiga life skills. Ingat, sejarah mengajarkan, mahluk hidup
yang paling bisa bertahan, bukanlah mahluk hidup yang paling kuat atau
paling besar, tetapi mahluk hidup yang paling responsif dan adaptif.
Selanjutnya, keterampilan literasi berguna untuk memilih dan memilah
informasi yang relevan, agar tidak tenggelam dalam banjir informasi.
Keterampilan ini juga membekali dengan kemampuan mengelola media dan
teknologi dengan tepat. Rumuskan menjadi IMT: informasi, media, dan
teknologi. Setiap hari diperkirakan ada triliunan konten yang diunggah ke
dunia maya. Pentingnya menentukan informasi yang relevan. Jika tidak,
berpotensi mengalami apa yang disebut sebagai tsunami informasi
information overload, yang bisa membuat orang kehilangan daya kritis,
bahkan daya pikirnya. Jangan menjadi generasi yang mudah menyebarkan
berita palsu atau hoaks, black campaign, dan ujaran kebencian atau hate
speech. Praktik-praktik semacam ini hanya akan menciptakan kebingungan
dan kebodohan, serta memecah belah sesama anak bangsa. Sementara itu,
keterampilan hidup life skills adalah keterampilan yang berguna dalam
mengarungi kehidupan menusia modern pada saat ini.

Era society 5.0 kehidupan dalam dunia yang sangat berbeda, apalagi
dibandingkan dengan era-era sebelumnya. Wajah dunia begitu dinamis.
Terjadi perubahan-perubahan yang begitu cepat, begitu dramatis, dan kalau
tidak siap menghadapinya maka tidak dapat keuntungan apa-apa. Bahkan, bisa
menjadi pecundang, menjadi orang yang kalah di negerinya sendiri. Inilah
pentingnya pendidikan karakter untuk menunjang perubahan teknologi di era
disrupsi. Disrupsi sesungguhkan terjadi dari masa ke masa. Setiap manusia
membuat penemuan baru, maka akan memengaruhi cara manusia berinteraksi,
bekerja, berbisnis, dan lain sebagainya. Dahulu mengenal era revolusi
agrikultur, yang kemudian berubah menjadi masyarakat industry, dan kini
menjadi masyarakat digital. Saat ini semua serba digital, semakin terbuka, dan
borderless. Perpindahan manusia, barang dan jasa kini tak lagi memakan
waktu lama, semuanya serba cepat sehingga menghadirkan peluang dan
tantangan baru. Saat inilah generasi muda harus melakukan upgrade terhadap
kapasitas diri untuk melihat peluang dan menghadapi tantangan di abad ke-21
agar generasi muda tidak tertinggal. Selain perpindahan manusia, barang, dan
jasa, Era Society 5.0 juga dikenal sebagai era terjadinya revolusi di bidang
teknologi, informasi, dan komunikasi. Social media, internet of things, cloud
computing, dan big data menjadi sesuatu yang digunakan sehari-hari. Ini
adalah peluang, tetapi kalau tidak digunakan dengan bijak maka ini semua
akan menghadirkan segudang permasalahan. Dalam konteks keterampilan
belajar, Generasi muda harus memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif,
kemampuan komunikasi, serta kolaborasi. Pentingnya kolabolasi pada
kemajuan individu. ”competition makes us fast, but collaboration makes us
better”. Kompetisi bisa menggugah pontensi yang dimiliki masing-masing
individu. Tanpa kompetisi, pasti menjadi generasi muda yang malas. Namun,
kompetisi bukanlah segala-galanya. Kompetisi bisa menjadi motivasi, tetapi
kolaborasi bisa melipatgandakan potensi untuk menghasilkan hal-hal yang
hebat yang tidak diciptakan bila hanya sendiri. Ada pepatah dari Afrika
menyatakan “if you wanna go fast, go alone, but if you wanna go far, go
together.” Pepatah ini bisa diartikan secara harfiah, tetapi juga bisa sebuah
kiasan, bahwa semangat kebersamaan, team work, atau kolaborasi bisa
membuat melangkah lebih jauh dan mencapai hal-hal yang tidak bisa
dibayangkan sebelumnya. Sesuatu yang dianggap tidak mungkin bisa
dilakukan ketika kita berkolaborasi.

Berkolaborasi itu penting, bagaimana menciptakan inovasi dengan


kolaborasi untuk menciptakan generasi muda yang berkualitas. Hal ini tidak
jauh dari pentingnya pendidikan karakter sebagai pondasi untuk menyikapi
perkembangan teknologi yang begitu pesat. Pendidikan yang merupakan
agent of change diharapkan harus mampu melakukan perbaikan karakter
generasi bangsa. Dengan adanya UU tentang Sistem Pendidikan Nasional
No.20 Tahun 2003, maka misi besar pendidikan nasional menuntut semua
pelaksana pendidikan memiliki kepedulian yang tinggi akan masalah moral
atau karakter.
Berbagai upaya bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu
upaya untuk mewujudkan pendidikan berkarakter, ialah pendidikan melalui
sekolah berasrama Boarding school. suatu system sekolah berasrama yang
merupakan perpaduan antara pendidikan yang dilakukan di sekolah dan di
asrama sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas. Menurut Oxford
Dictionary, pendidikan boarding school is school where some or all pupil live
during the tern. Artinya adalah lembaga pendidikan yang mana sebagian atau
seluruh siswanya belajar dan tinggal berasrama selama kegiatan pembelajaran.
Sekolah berasrama lebih menekankan pada Character building, Definisi
karakter menurut Pusat Pendidikan Bahasa Depdiknas (dalam nurla isna
aunilla, 2011:19) adalah bawaan hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku,
personalitas, sifat, tabi’at, dan waktak. Sementara itu yang disebut berkarakter
ialah kepribadian, berprilaku, bersifat, bertabi’at, dan berwatak. Sekolah
berasrama dimana para siswa menjalani proses pembelajaran secara utuh dari
belajar, bermain, dan mendapatkan keterampilan hidup. Perbedaan sekolah
umum dengan sekolah berasrama sangat signifikan sehingga menghasilkan
lulusan yang berkarakter dan berdaya juang tinggi. Sekolah umum melakukan
pembelajaran kurang lebih selama 8 jam namun pada sekolah berasrama
menghabiskan 3x waktu sekolah umum sehingga keberadaannya di sekolah
selama 24 jam. Memilih sekolah sama dengan menentukan masa depan,
memilih sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter adalah pilihan yang
tepat. Pada akhirnya, sekolah dengan visi “The Leading School For Future
Leader” jawabannya. Calon generasi emas 2045 harus diperkenalkan dengan
sekolah berbasis boarding school. SMA Taruna Mandara yang menerapkan
pembelajaran berbasis e-learning dengan visi “The Leading School For Future
Leader”. Visi tersebut erat kaitannya untuk mewujudkan generasi emas 2045.
Sekolah berasrama menekankan pada pendidikan karakter yang menyiapkan
kader-kader pemimpin masa depan yang memiliki kualitas kepribadian,
akademik dan jasmani yang baik. Belajar melalui kepemimpinan leadership,
harus mengedepankan sikap ataupun prinsip lead by example. Leadership
adalah kata yang cukup sederhana, gampang untuk diucapkan, tetapi
sebetulnya tidak mudah untuk dilakukan karena leadership membutuhkan
kesadaran diri. Sebelum meminta orang lain untuk mengikuti gagasan,
seorang pemimpin harus bisa menjadi contoh untuk diri sendiri sehingga bisa
memengaruhi orang lain untuk melakukannya. Dari sinilah kemudian bisa
mencapai tujuan yang diinginkan. Adanya progam one tree one man
merupakan program satu tanaman pada satu siswa sebagai upaya untuk
menjaga sustainable environment. Ini adalah bentuk kecil untuk membentuk
pribadi yang bertanggung jawab atas kelestarian lingkungan hidup.
Pembentukan karakter membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan
secara terus menerus dan bersinambungan. Kehidupan asrama diawali dengan
bangun pagi pukul 04.45, kemudian melakukan olahraga pagi hingga pukul
05.30, Pentingnya menjaga fisik untuk membentuk daya tahan tubuh sehingga
tubuh tetap terjaga fit dan bugar. Kemudian pada pukul 06.45 melakukan Apel
pagi, proses apel pagi dimulai dari Tri sandya untuk mengucap syukur kepada
tuhan yang maha esa kemudian setelah Tri sandya melakukan transcendental
meditation untuk menenangkan hati dan merilekskan pikiran sebelum
mengawali kegiatan. Setiap apel dipimpin secara bargantian oleh seluruh
siswa, ini upaya untuk melatih kepemimpinan sejak dini. Kadang kala apel
pagi sempat tertunda karena kebersihan asrama yang kurang bersih. Didikan
seperti ini mengajarkan tanggung jawab atas kebersihan asrama, karena
kebersihan asrama mencerminkan kebersihan pemiliknya. Menerapkan time
management atau disiplin waktu makan diberikan selama 10 menit, bagaimana
caranya agar makanan tersebut habis dalam waktu 10 menit. Jika ada
keributan selama apel pagi berlangsung akan mendapatkan punishment push
up atau paling melelahkan yaitu lari pagi setelah makan. Hal tersebut
mendidik untuk disiplin yang dimulai dari segi hal yang paling mendasar.

Selesainya apel pagi siswa berangkat menuju widya loka atau ruang kelas
untuk mengikuti proses pembelajaran. Selama perjalanan menuju widya loka
diharuskan untuk membentuk barisan minimal 5 siswa, 4 anggota dan 1
danton barisan. Jika kurang dari 5 siswa diwajibkan untuk lari ataupun
jogging. Peraturan ini mengajarkan bahwa jika berjalan sendiri harus waspada
sehingga dituntut untuk menunggu teman yang lain, selain tidak berlari juga
bisa menumbuhkan rasa kebersamaan antar siswa. Sebelum memulai
pembelajaran pada pukul 08.00 terdapat program thursday literacy untuk
menumbuhkan minat membaca siswa, ini dilaksanakan pada pukul 07.45
hingga pukul 08.00 hanya 15 menit membaca di pagi hari. Suasana yang
masih pagi dengan pemandangan bukit desa Tigawasa membuat semangat
siswa membara untuk bersemangat melaksanakan pembelajaran interaktif di
dalam maupun luar ruang kelas. Pukul 15.30 pembelajaran telah berakhir
kemudian siswa kembali ke dormitory untuk melakukan general cleaning di
lingkungan SMA Taruna Mandara. Setelah general cleaning taruna melakukan
olahraga sore, dimulai dari pull up, sit up dan lari. Kemudian dilanjutkan
dengan apel makan sore. Setelah makan sore, siswa diwajibkan belajar
mandiri untuk mengulas materi maupun mengerjakan tugas yang diberikan
pada saat pembelajaran di kelas. Dengan system pembelajaran berbasis e-
learning dilakukan pembatasan penggunaan teknologi seperti penggunaan
laptop dibatasi hingga pukul 22.00 Supaya keesokan harinya para siswa dapat
melakukan aktivitas dalam kondisi yang bugar.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sumber daya


manusia yang berkualitas di segala bidang ditengah persaingan antar bangsa
akan menghasilkan output yang berkualitas tinggi. Segala keterampilan yang
akan diperoleh akan dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bersifat
positif, namun akan berpotensi menjadi sesuatu yang tidak baik apabila
sumber daya yang bersangkutan kurang memiliki budi pekerti yang luhur.
Oleh sebab itu pendidikan karakter menjadi sangatlah penting sehingga
kepribadian sebagai bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur tidak sampai
hilang.
DAFTAR PUSTAKA

Najihaturrohmah, J. (2017). Implementasi program boarding school dalam


pembentukan karakter siswa di sma negeri cahaya madani banten boarding
school pandeglang. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 3(02),
207-224.

Ferezagia, D. V. (2018). Analisis tingkat kemiskinan di Indonesia. Jurnal


Sosial Humaniora Terapan, 1(1), 1.
Alvira, S., Furnamasari, Y. F., & Dewi, D. A. (2021). Pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan bagi Generasi Muda sebagai Agent of Change. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 5(3), 9201-9207.
Zubaidah, S. (2016, December). Keterampilan abad ke-21: Keterampilan yang
diajarkan melalui pembelajaran. In Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 2, No.
2, pp. 1-17).
Ambarwati, A., & Raharjo, S. T. (2018). Prinsip Kepemimpinan Character of
A Leader pada Era Generasi Milenial. PHILANTHROPY: Journal of
Psychology, 2(2), 114-127.

Anda mungkin juga menyukai