Anda di halaman 1dari 5

Resume Kuliah Umum

Kuliah Kebangsaaan Cokroaminoto : “Aku Berkarya, Ku Pahat Sejarah”

Materi : Yang Muda Yang Berkarya dan Tantangan Bagi Generasi Muda Indonesia

Narasumber : H.E. Tantowi Yahya dan Imam Prihandono, Ph. D

Hari/tanggal : Selasa, 28 September 2021

Menjadi warga negara dari sebuah bangsa yang besar patut membuat generasi muda
Indonesia bangga. Modal kepercayaan diri ini wajib dimiliki untuk meringankan langkah dalam
menghadapi berbagai hambatan ke depannya. Berikut 6 faktor yang dimiliki bangsa Indonesia
untuk dibanggakan sebagai modal kepercayaan diri yaitu .

a. Negara Demokrasi terbesar ke-3 di dunia


Demokrasi adalah suatu kemampuan yang harus dimiliki pemerintah dan rakyat dalam
beradaptasi dengan toleransi, dan masih banyak negara yang tidak berhasil menjalankan
demokrasi dalam kehidupan bernegara.
b. Negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia
Negara dengan populasi yang besar menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menggiurkan
dari produk-produk negara maju dan mengandung arti bahwa semua negara butuh Indonesia.
c. Negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia
Penduduk Indonesia dengan lebih dari 85% Islam namun tetap bisa berdampingan dengan
demokrasi dan berjalan dengan baik.
d. Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara
Indonesia menjadi pemimpin ekonomi di wilayah Asia Tenggara.
e. Satu-satunya negara anggota G-20 dari ASEAN
Dari sepuluh negara anggota ASEAN, Indonesia adalah satu-satunya anggota G-20 yang
berarti negara dengan ekonomi yang maju dan dipilih oleh dunia.
f. Negara yang diprediksi sebagai kekuatan ekonomi ke-7 terbesar di dunia pada tahun 2030

Dengan segala faktor tersebut, Indonesia dapat dianalogikan sebagai “Gadis Cantik Anak
Orang Kaya” dengan berbagai keunggulan dan kekayaan yang menjadi target incaran dan perebutan
banyak negara, baik itu dengan cara yang baik maupun tidak baik (memaksa), contohnya adalah
memecah belah kerukunan atau adu domba dari dalam. Tugas dan kewajiban sebagai generasi muda
penerus bangsa adalah menjaga dan melindungi Indonesia dari usaha yang bersifat memecah belah
negara.
Tidak cukup hanya dengan turut berbangga, generasi muda milenial juga harus turut
berkarya dalam upaya menjaga Indonesia dan menjadikannya sebagai bangsa yang besar. Salah satu
cara untuk berkarya dengan memperkaya ilmu yang dimiliki terutama bagi para milenial. Para
milenial menjadi faktor utama dalam pergerakan menuju negara maju dan besar karena signifikansi
generasi millenial, antara lain:

 Bonus demografi yang berada pada usia produktif (lahir antara awal 1980 hingga akhir
1990)
 Populasi kedua terbesar di Indonesia : 69,38 juta jiwa (25,87%)
 Melek teknologi, baik sebagai konsumen dan juga creator
 Mudah beradaptasi dengan perubahan sosial
 Agen perubahan yang lengkap secara teknologi, informasi dan kepekaan sosial

Kini zaman berada pada era disrupsi, yaitu era perubahan dari segala sesuata yang manual
atau analog menjadi digital. Banyak industri menjadi korban dalam perubahan era ini, maka dari itu
diperlukan tiga modal sikap untuk berkarya dalam menghadapi era disrupsi ini, yaitu adaptif,
inovatif , dan transformatif atau mau berubah meninggalkan zona nyaman mengikuti kemajuan
yang ada. Dunia sekarang juga sangat kompetitif dan perlu diimbangi dengan jiwa kompetitif dari
generasi muda. Dalam menunjang jiwa kompetitif yang perlu dimiliki, harus ada pola pikir yang
harus diterapkan, yaitu menekuni mimpi yang dimiliki, konseptualisasi mimpi tersebut, dan
implementasi. Maka dari itu, penting bagi para generasi muda untuk tetap berkarya sembari
memupuk rasa cinta tanah air, serta merawat persatuan dan kesatuan.

Indonesia sudah menjadi perhatian dunia bahkan sejak masih bernama “Nusantara”.
Nusantara sudah menjadi metropolitan yang telah dikenal tata pemerintahan, aturan perdagangan,
pengiriman utusan, pajak, irigasi, sampai dengan teknik membangun armada yang kuat. Dimulai
dari Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Sriwijaya, kekuatan maritim dan pengaruh kerajaan di
Nusantara terus berlanjut sampai Kerajaan Majapahit.

Masuknya orang Eropa ke Nusantara dalam kompetisi mendapatkan rempah-rempah telah


mengubah wajah Nusantara secara drastis. Kekuatan Belanda dengan meriam dan senjatanya terlalu
kuat untuk dilawan oleh kerajaan-kerajaan Nusantara. Akhirnya, tantangan bangsa pada zaman
penjajahan dimulai dengan politik adu domba dan tanam paksa diterapkan. Munculnya gerakan
Budi Utomo oleh inisiatif sekelompok pemuda pada tahun 1908, menjadi organisasi kebangsaan
pertama yang mengubah kembali wajah nusantara. Setelah proses panjang yang dilalui, baru pada
tahun 1928 pemuda-pemuda berkumpul dan menyatakan lahirnya sebuah bangsa, yaitu bangsa
Indonesia, dengan tanah air dan bahasa yang sama yaitu Indonesia.
Kita patut berbangga karena Indonesia adalah negara kepulauan dengan kekayaan alam
yang melimpah, kekayaan budaya yang beragam dan sesuatu yang tidak ditemukan di negara
lainnya di dunia. Tetapi yang menjadi pertanyaan apakah semua hal tersebut cukup untuk
menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang besar. Ada beberapa pendapat mengenai apa yang
diperlukan oleh sebuah bangsa untuk dapat menjadi bangsa yang besar, antara lain :

1. Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan dari masyarakat biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi
yang stabil. Semakin sejahtera masyarakat sebuah bangsa maka semakin tidak tergantung
dengan negara lain. Kesejahteraan ini juga pada akhirnya akan melahirkan kesetaraan di
masyarakat, dengan sebuah bangsa bahkan dapat membantu negara lain melalui bantuan
ekonomi dan mendapatkan pengakuan positif.

2. IPTEK
Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebuah bangsa yang memiliki
kemampuan ini akan memiliki kesempatan untuk melahirkan inovasi-inovasi baru yang
mendukung proses-proses produksi. Bangsa seperti ini tidak harus memiliki sumber daya
alam yang besar namun mampu menjual ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan
oleh dunia.

3. Kekuatan Militer
Bangsa yang besar ditandai juga dengan kemampuannya dalam menjaga kedaulatannya
yang ditandai dengan kekuatan militer yang dimiliki. Dengan kekuatan militer ini, sebuah
bangsa akan disegani dan mendapatkan penghormatan dari bangsa lainnya. Beberapa bangsa
bahkan memberikan bantuan militer untuk bangsa lain yang sedang dalam proses pemulihan
dari konflik bersenjata.

4. Adaptasi
beberapa ahli berpendapat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu beradaptasi
dengan baik terhadap perubahan geopolitik, teknologi, ekonomi, lingkungan, dan situasi
global lainnya. Kondisi global yang terus berubah dengan cepat mempengaruhi semua
bangsa di dunia. Oleh karena itu, bangsa yang besar memiliki pemerintahan dan masyarakat
yang mampu beradaptasi. Kemampuan ini memungkinkan sebuah bangsa untuk tetap ada,
dan hidup di tengah-tengah masyarakat global.

5. Pemerintahan yang Bersih


Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengutamakan aspek keadilan, di mana setiap orang
bersamaan kedudukannya di muka hukum, inklusif, memberikan perlindungan bagi
kelompok minoritas dan kurang beruntung, memberikan kesempatan bagi perbedaan
pendapat, serta adanya pemerintahan yang bersih dan transparan.

6. Kemajuan Untuk Mewujudkan Cita-cita


Sebuah bangsa yang besar memiliki kemampuan untuk menjaga agar setiap individu di
dalamnya merasa nyaman untuk tetap tinggal dan terus-menerus berkontribusi positif untuk
mewujudkan atau mencapai nilai-nilai dan cita-cita yang telah disepakati bersama.
Kemauan individu ini menjadi penting karena bangsa dibentuk oleh kesepakatan bersama
antar individu dengan latar belakang suku, agama, budaya, dan ide yang berbeda untuk
bersatu dalam sebuah identitas yang sama.

Berdasarkan enam kriteria di atas, disimpulkan bahwa kekayaan sumber daya alam, luas
wilayah dan jumlah penduduk yang besar juga tidak cukup menjadikan Indonesia sebagai negara
yang besar apabila kekayaan-kekayaan tersebut tidak dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan
yang merata dan tidak dikelola dengan baik, entah karena kita tidak memiliki teknologi yang cukup
maupun karena lemahnya pertahanan.

Diperlukan campur peran generasi muda untuk memastikan Indonesia tetap menjadi negara
besar. Sejarah juga telah membuktikan bahwa pemuda yang selalu menjadi garda terdepan
perubahan wajah negeri ini. Meskipun berbeda kondisinya, namun ada kesamaan dalam setiap diri
generasi muda pendorong perubahan pada masanya. Para pemuda berani mengambil resiko untuk
keluar dari zona nyaman, mampu melihat peluang dan bertekad untuk melakukan perubahan,
memiliki semangat dan jiwa pantang menyerah untuk terus maju.

Tantangan yang dihadapi generasi muda saat ini bukan lagi melawan penjajahan di depan
moncong senjata ataupun melawan monopoli perdagangan satu negara. Medan perjuangan generasi
muda saat ini adalah melawan permasalahan pemerataan kesejahteraan, kesamaan di muka hukum,
akses terhadap pendidikan dan fasilitas kesehatan, akses atas pangan, akses untuk pekerjaan yang
layak dan pemenuhan perumahan yang masih ada.

Sebagai civitas akademika, mahasiswa khususnya Ksatria Airlangga berperan memelihara


nilai-nilai kebangsaan Indonesia melalui karya-karya positif dan memiliki posisi untuk
pengembangan keilmuan dengan berbagai fasilitas seperti dosen yang memadai hingga program
merdeka belajar kampus merdeka. Hal ini memberikan kesempatan untuk berinovasi, berkarya, dan
berkreasi sehingga bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Berbekal dari generasi muda terdahulu, pemanfaatan momentum dapat dijadikan sebagai
peluang untuk membawa perubahan. Masa pandemi COVID-19 telah menghantam kesehatan
manusia, membawa dampak ekonomi dan kehidupan sosial. Inilah momentum bagi generasi muda
Ksatria Airlangga untuk memahat sejarahnya. Tidak hanya itu ada “musuh” bersama saat ini yang
menjadi persoalan dan tantangan bagi para generasi muda, yaitu:

a. Ketimpangan sosial
Ketimpangan sosial di Indonesia saat ini ada pada bidang pendidikan dan tenaga kerja,
dimana tenaga kerja Indonesia didominasi oleh lulusan SMP ke bawah sebanyak 75,37 juta
jiwa. Dampaknya industri Indonesia yang terarah untuk tenaga kerja tidak berskill ini
bernilai ekonomis yang rendah.

b. Pemanfaatan sumber daya dlam dan cadangan energi


Di sektor mineral, data kementerian ESDM menunjukkan Indonesia memiliki cadangan batu
bara sebesar 38,84 miliar ton. Namun kekayaan ini menjadi tidak berarti bila dalam proses
penambangannya merusak lingkungan dan biaya produksinya justru lebih besar.

c. Kedaulatan pangan, pertanian, dan perikanan


Pada sektor pertanian, terjadi penurunan jumlah petani di Indonesia dari tahun ke tahun dan
pada sektor pangan, nilai impor bahan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun.

d. Pemanfaatan energi dan perubahan iklim


Kebutuhan bahan bakar migas di Indonesia masih diimpor, meskipun menunjukkan
penurunan, namun angka impornya masih tergolong tinggi. Misalnya, pada periode Januari-
Oktober 2019 angka impor migas Indonesia mencapai Rp 246,6 triliun.

Anda mungkin juga menyukai