Anda di halaman 1dari 6

Nama : M.

Rofiqi Azmi
NIM : 052111133024
Fakultas : Farmasi
Mata Kuliah : Pancasila C-3.6

“Aku Berkarya, Ku Pahat Sejarah”

Materi 1

Yang Muda Yang Berkarya

Pemateri : H.E. Tontowi Yahya (Duta Besar Republik Indonesia)

Karya adalah sesuatu yang bisa kita sembahkan untuk ilmu pengetahuan, bagi
kemanusiaan, bagi bangsa dan negara, dan bagi dunia. Sebagai bangsa Indonesia kita harus
bangga karena banyak faktor yang dimiliki Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain.
Berikut adalah hal yang patut kita banggakan dari Indonesia:

1. Negara Demokrasi terbesar ke-3 di dunia setelah India dan Amerika Serikat. Banyak negara
yang tidak berhasil menjalankan demokrasi karena demokrasi adalah kemampuan yang
harus dimiliki oleh pemimpin dan rakyatnya untuk dapat beradaptasi dengan toleransi.
Esensi dari demokrasi adalah toleransi yakni mau mendengar pendapat orang dan mau
mengikuti pendapat orang.
2. Negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Hal ini membuktikan bahwa Indonesia adalah pasar yang menggiurkan bagi berbagai
macam produk dari negara-negara maju.
3. Negara dengan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia. Indonesia memiliki penduduk
muslim lebih dari 85% tetapi bisa menjalankan demokrasi. Hal ini membuktikan islam dan
demokrasi berjalan bergandengan.
4. Negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
5. Satu-satunya negara anggota ASEAN yang menjadi anggota G-20. G-20 merupakan negara
dengan ekonomi maju.
6. Negara yang diprediksi sebagai kekuatan ekonomi ke-7 terbesar di dunia pada tahun 2030.
Kita harus bekerja keras bersama dengan semua komponen bangsa untuk mencapai hal
tersebut.

Indonesia dianalogikan sebagai “Gadis Cantik Anak Orang Kaya”. Sebagai bangsa yang
kuat, kita harus menjaga Indonesia agar tidak diambil oleh negara lain yang ingin memecah-
belah persatuan negara kita. Kita patut berbangga namun kita harus terus berkarya demi bangsa
dan negara, terutama generasi muda atau generasi millennial. Berikut beberapa faktor signifikan
dari generasi millennial:

1. Bonus demografis di usia produktif (lahir antara awal 1980 hingga akhir 1990). Produktif
disini sebagai pasar dan pelaku,
2. Populasi kedua terbesar di Indonesia yakni 69,38 juta jiwa (25,8 %),
3. Melek teknologi, baik sebagai konsumen dan juga creator,
4. Mudah beradaptasi dengan perubahan sosial, dan
5. Agen perubahan yang lengkap secara teknologi, informasi, dan kepekaan sosial.

Keuntungan bagi Indonesia dengan generasi millenial yang memiliki kemampuan seperti
hal diatas, maka pergerakan Indonesia sebagai negara maju dan negara besar akan sangat mudah
karena generasi millennial sudah adaptif dengan perilaku teknologi dan menjadi user dari
teknologi itu sendiri. Kedepan semuanya akan berbasis teknologi, sehingga bagi mereka yang
tidak mengenal teknologi akan tertinggal.

Sekarang kita sedang berada di era age of disruption. Era disrupsi merupakan era
perubahan yang awalnya manual atau analog menjadi digital. Era ini banyak memakan korban,
salah satunya industri. Contohnya saja travel agent, sekarang tinggal membuka web atau aplikasi
penyedia layanan travel.

Dalam berkarya di tengah masa disrupsi kita harus memiliki sikap adaptif (menyesuaikan
diri dengan keadaan), inovatif (memperkenalkan sesuatu yang baru), dan transformatif (merubah
apa yang ada).
Mindset yang harus kita terapkan antara lain menekuni mimpi, konseptualisme, dan
implementasi. Untuk itu penting untuk tetap berkarya sembari memupuk rasa cinta tanah air serta
merawat persatuan dan kesatuan

Materi 2

Tantangan bagi Generasi Muda Indonesia

Pemateri : Iman Prihandono, S.H., M.H., LL.M., Ph.D. (Dekan FH Unair)

Negara Kesatuan Republik Indonesia bukan terbentuk dalam satu malam atau sekejap
mata. Nusantara sudah menjadi metropolitan dimana telah dikenal tata pemerintahan, aturan
perdagangan, pengiriman utusan, pajak, irigasi, sampai dengan teknik membangun armada
maritime yang kuat. Dimulai dari Kerajaan Tarumanegara (358 M), Kerajaan Sriwijaya (abad ke-
7 sampai 13). Kekuatan maritime dan pengaruh kerajaan di Nusantara terus berlanjut sampai
kejayaan Kerajaan Singasari (1272-1292 M), diteruskan oleh Kerajaan Majapahit (1293-1527
M). Masuknya orang Eropa ke Nusantara dalam kompetisi mendapatkan rempah-rempah
mengubah wajah Nusantara secara drastis. Kekuatan Belanda dengan meriam dan senjatanya
terlalu kuat untuk dilawan oleh kerajaan-kerajaan Nusantara. Penjajahan dimulai, politik adu
domba dijalankan, dan tanam paksa diterapkan.

Baru pada tahun 1908 sekelompok pemuda berinisatif mendirikan Boedi Oetomo yang
merupakan organisasi Gerakan Kebangsaan pertama. Selanjutnya, ada proses panjang yang harus
dilalui sebelum pemuda-pemuda berkumpul dan menyatakan lahirnya sebuah bangsa, yaitu
Bangsa Indonesia dengan tanah air dan bahasa yang sama Indonesia.

Apa hal yang diperlukan oleh sebuah bangsa untuk menjadi bangsa yang besar?

Kita patut berbangga Indonesia adalah negara kepulauan dengan luas wilayah lebih dari 5
juta kilometer persegi, yang merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Dengan 17 ribu lebih
pulau-pulau dan penduduk sebanyak kurang lebih 270 juta jiwa. Selain kekayaan alam yang
melimpah, Indonesia juga memiliki budaya yang beragam, sesuatu yang tidak ditemukan di
negara lainnya di dunia.
Kriteria-kriteria bangsa yang besar :

1. Pertama, tingkat kesejahteraan dari masyarakatnya, oleh karena itu biasanya dikaitkan
dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Semakin sejahtera masyarakat sebuah bangsa,
semakin tidak tergantung dengan negara lain. Kesejahteraan ini juga pada akhirnya akan
melahirkan kesetaraan di masyarakat. Dengan sebuah bangsa dapat membantu negara lain
melalui bantuan ekonomi dan mendapatkan pengakuan positif;
2. Kedua, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebuah bangsa yang
memiliki kemampuan ini akan memiliki kesempatan untuk melahirkan inovasi-inovasi baru
yang mendukung proses-proses produksi. Bangsa seperti ini tidak harus memiliki sumber
daya alam yang besar, namun mampu menjual ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dibutuhkan oleh dunia.
3. Ketiga, bangsa yang besar ditandai dengan kemampuan dalam menjaga kedaulatannya.
Biasanya kemampuan ini ditandai dengan kekuatan militer yang dimiliki oleh sebuah
negara. Dengan kekuatan militer ini, sebuah bangsa disegani dan mendapatkan
penghormatan dari bangsa lainnya. Beberapa bangsa-bangsa bahkan memberikan bantuan
militer untuuk bangsa lain yang sedang dalam proses pemulihan dari konflik bersenjata.
4. Keempat, beberapa ahli juga berpendapat bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang
mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan geopolitik, teknologi, ekonomi,
lingkungan, dan situasi global lainnya. Kondisi global terus berubah dengan cepat,
perubahan ini mempengaruhi semua bangsa di dunia. Oleh karena itu bangsa yang besar
memiliki pemerintahan dan masyarakat yang mampu beradaptasi. Kemampuan ini
memungkinkan sebuah bangsa untuk tetap ada dan hidup ditengah-tengah masyarakat
global.
5. Kelima, pendapat lain tentang bangsa yang besar adalah bangsa yang mengutamakan aspek
keadilan. Dimana setiap orang bersamaan kedudukannya di muka hukum, inklusif,
memberikan perlindungan bagi kelompok minoritas dan kurang beruntung, memberikan
kesempatan bagi perbedaan pendapat, serta adanya pemerintahan yang bersih dan
transparan.
6. Keenam, sebuah bangsa besar memiliki kemampuan untuk menjaga agar setiap individu
didalamnya merasa nyaman untuk tetap tinggal dan terus-menerus berkontribusi positif
untuk mewujudkan atau mencapai nilai-nilai dan cita-cita yang telah disepakati bersama.
Kemauan individu-individu ini menjadi penting karena bangsa dibentuk oleh kesepakatan
bersama individu-individu dengan latar belakang suku, agama, budaya, dan ide yang
berbeda untuk bersatu dalam sebuah identitas yang sama.

Dari enam kriteria, nampak bahwa kekayaan sumberdaya alam saja tidak cukup
menjadikan Indonesia sebagai negara besar, yaitu bila kekayaan sumber daya alam ini tidak
memberikan manfaat bagi kesejahteraan yang merata. Luas wilayah dan jumlah penduduk yang
besar juga tidak cukup menjadikan kita sebgaai negara besar bila luas wilayah darat dan laut
tidak dikelola dengan baik, baik karena kita tidak memiliki teknologi yang cukup maupun karena
lemahnya pertahanan.

Apa tantangan bagi genereasi muda Indonesia saat ini?

Sejarah membuktikan pemudalah yang selalu menjadi garda terdepan perubahan wajah
negeri ini. Sultan Agung dari Mataram berumur 35 tahun pada saat memerintahkan penyerangan
merebut Batavia dari VOC. Dokter Sutomo siswa Sekolah Stovia berusia 20 tahun saat bersama-
sama mendirikan Budi Utomo.

Meskipun berbeda kondisinya, namun ada kesamaan dalam setiap diri generasi muda
pendorong perubahan pada masanya. Mereka berani mengambil resiko untuk keluar dari zona
nyaman. Mampu melihat peluang untuk melakukan perubahan. Memiliki keinginan kuat untuk
melakukan perubahan itu. Kegagalan, kekurangan, dan hambatan tidak menjadikan mereka
mundur, bahkan menambah semangat mereka untuk terus maju.

Kita tidak lagi melawan penjajahan di depan moncong senjata. Tidak juga melawan
monopoli perdagangan satu negara. Namun kita melawan permasalahan pemerataan
kesejahteraan, kesamaan di muka hukum. Inilah medan perjuangan generasi muda saat ini.

Inilah momentum bagi generasi muda saat ini untuk memahat sejarahnya. Musuh
bersama saat ini adalah ketimpangan sosial, pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan
rakyat yang merata, kedaulatan pangan, pengembangan, pemanfaatan energi terbarukan, dan
perubahan iklim.
Bagaimana peran akademisi muda Ksatria Airlangga dalam memelihara nilai-nilai
kebangsaan Indonesia melalui karya-karya positif?

Sebagai mahasiswa baru Universitas Airlangga mungkin menganggap solusi dari


permasalahan saat ini diluar jangkauan. Tetapi kita harus berbuat lebih tidak hanya sekedar
belajar. Hasil sensus BKKBN 2020 menunjukan jumlah penduduk Indonesia yang mengenyam
Pendidikan Tinggi hanya 8,5%. Untuk itu ada tanggung jawab mengembalikan privillage yang
telah diberikan kepada kita sebagai mahasiswa. Pengembalian ini berbentuk kontribusi positif,
karya, dan inovasi bagi pemecahan masalah-masalah sosial yang akan dihasilkan. Di Universitas
semua civitas akademika, baik itu dosen atau mahasiswa memiliki posisi yang sama dalam
pengembangan keilmuan. Universitas memberikan peluang yang sama bagi dosen dan
mahasiswa untuk memiliki kebebasan akademik. Maka jangan mebuang sia-sia kesempatan
untuk meneliti, berinovasi, dan berkarya.

Program merdeka belajar kampus merdeka memberikan kita kesempatan untuk


berinovasi, berkarya, dan berkreasi sesuai dengan bidang minat diluar kampus. Dengan ini tidak
ada alasan lagi bagi kita sebagai mahasiswa untuk tidak menghasilkan karya yang bermanfaat
bagi masyarakat banyak.

Diusia yang ke 76 tahun, Bangsa Indonesia telah melewati banyak cobaan. Namun, kita
masih membuktikan diri sebagai bangsa yang besar yaitu bangsa yang mampu menjaga semua
individu untuk tetap berada di dalamnya untuk mencapai cita-cita bersama.

Anda mungkin juga menyukai