Jawaban
1. Menurut saya, posisi geografis Indonesia di tingkat ASEAN maupun tingkat dunia itu
sangat penting. Dalam buku berjudul “Diplomasi Indonesia dan Pembangunan
Konektivitas Maritim” (2018), sudah dijelaskan kalau Indonesia ada di dalam posisi garis
equator yang berada di antara dua benua benua yakni benua Asia dan Australia, serta
berada di antara samudra Hindia dan Pasifik dan Indonesia tengah berupaya untuk
memanfaatkan posisi tersebut untuk maritim dunia.
Indonesia itu adalah Negara yang memiliki modal dasar yang lengkap sebagai modal
untuk menjadi bangsa yang maju, sejahtera serta berdaulat. Ditaksir sekitar 90%
perdagangan global diangkut melalui laut di mana 40% di antaranya melewati perairan
Indonesia. Ini berarti, posisi Indonesia sampai kapanpun akan selalu jadi tempat strategis
dalam peta perdagangan dunia. Oleh karena itu, Indonesia berupaya menjadi poros
maritime dunia. Poros maritime dunia adalah agenda pembangunan Indonesia yang boleh
dikatakan baru.
Poros maritime Indonesia dapat dipahami sebagai visi untuk menjadikan pusat kegiatan
ekonomi regional dan global dengan memanfaatkan sumber-sumber kelautan. Jadi, poros
maritime bisa dipahami sebagai cita-cita atau agenda dan strategi pembangunan
Indonesia yang berkelanjutan. Presiden SBY pada masa kepemimpinannya sebenarnya
telah meletakkan dasar-dasar pembangunan ekonomi kelautan, namun masih perlu
peningkatan dalam hal itu. Momentum suksesi kepemimpinan nasional, dari presiden
SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) kepada presiden terpilih Joko Widodo, merupakan
saat yang tepat untuk merumuskan kembali kebijakan implementasi pembangunan benua
maritime Indonesia secara menyeluruh dan terpadu. Mewujudkan visi Indonesia sebagai
poros maritime dunia pada 2019 menunjukkan keseriusan Indonesia dalam perlindungan
limgkungan maritime. Pentingnya posisi geografis Indonesia adalah, terletak di jalur
perdagangan internasional, memiliki dua musim yaitu kemarau dan penghujan, Indonesia
juga Negara maritime karena karena berbentuk kepulauan dan dikelilingi lautan dam
terjadi pertukaran berbagai kebudayaan-kebudayaan dan peradaban di seluruh dunia.
Indonesia juga merupakan Negara kepulauan. Memiliki lautan yang luas dengan garis
pantai terpanjang kedua di dunia. Posisi geografis Indonesia berada di daerah
khatulistiwa. Lokasi kepulauan nusantara ini telah menjadi sebuah lokus persilangan alur
lalu lintas laut yang menghubungkan benua timur dan barat. Hal tersebut menjadi
penguat bahwa Indonesia pantas disebut sebagai poros maritime dunia. Langkah pertama
penguatan ekonomi maritime yaitu dilakukan dari sisi penegakan hukum. Tujuannya
ialah, selain menjaga kedaulatan laut, juga dimaksudkan memberi nilai tambah bagi para
pelayan dalam peningkatan produksi dan industry perikanan. Artinya, lima pilar menuju
poros maritime dunia yang dicanangkan pemerintah hasilnya belum semuanya terlihat
maksimal, sementara ini memprioritas realisasi pilar kedua dan pilar ketiga.
Dengan cita-cita yang besar untuk membangun Indonesia sebagai poros maritime dunia,
pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mendorong pembangunan infrastruktur.
Dalam konteks infrastruktur kelautan, pemerintah menetapkan 24 pelabuhan strategis
untuk merealisasikan konsep tol laut. 5 pelabuhan hub nasional maupun internasional dan
19 pelabuhan pengumpan. Pelabuhan yang menjadi hubungan tol laut adalah,
Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Bitung.
Pelabuha-pelabuhan tersebut direncanakan menjadi jaringam terpadu yang terintergrasi
dengan kawasan industri. Jika pemerintah yang didukung oleh masyarakatnya, serius dan
memiliki tekad yang kuat melaksanakan program pembangunan “Poros Maritim Dunia”,
maka program tersebut nisa terealisasi dengan lancar. Dan jika program poros maritime
dunia ini bisa terealisasi dengan lancar maka akan banyak manfaat dan keuntungan yang
akan diperoleh oleh pemerintahan Indonesia.
2. Pentingnya peran mahasiswa dalam bela Negara dalam rangka menjadikan mahasiswa
Indonesia yang terlibat, maka diperlukan adanya pembinaan kesadaran bela Negara.
Upaya bela Negara tidak hanya tugas seorang TNI ataupun polri saja namun semua
komponen bangsa harus turut melaksanakan itu. Peran kita sebagai mahasiswa, menjaga
ketahanan nasional merupakan suatu tuntutan. Mahasiswa sebagai agent of change dan
social control. Agent of change yaitu suatu tindakan yang membawa suatu keadaan dari
kondisi yang kurang baik menjadi lebih baik serta yang sudah baik menjadi lebih baik
lagi. Mahasiswa tidak boleh acuh terhadap perkembangan dinamika keperintahan yang
sedang berjalan. Kesalahan-kesalahan atas kebijakan yang dilakukan harus dikritik dan
diberikan saran. Mahasiswa harus menjadi generasi yang cerdas dan tidak diam begitu
saja ketika masyarakatnya bergeming. Mahasiswa harus berada di garda terdepan dalam
memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Dalam upaya bela Negara, mahasiswa diharapkan bisa ikut ambil bagian dalam
memerangi narkoba di lingkungan kampus maupun di luar kampus, menolak keterlibatan
dalam paham-paham radikalisme dan ikut serta melakukan counter narasi terhadap
paham-paham radikal, uaran kebencian dan narasi-narasi yang memecah belah bangsa.
Meski terrlihat sederhana, tetapi dengan menjalankan kewajiban itu mahasiswa terlatih
untuk tidak hanya berguna bagi diri sendiri, tetapi juga masyarakat, bangsa dan Negara.
Sebagai kaum intelektual, peran dan fungsi mahasiswa tidak hanya sekedar lulus kuliah
dan sukses dalam pekerjaannya di kemudian hari. Mahasiswajuga memiliki fungsi sosial
yang lebih luas bagi kehidupan bermasyarakat. Peran mahasiswa bagi kehidupan
masyarakat yaitu, mahasiswa adalah kalangan akademis yang memiliki tempat tersendiri
di dalam masyarakat. Potensi, kelebihan, dan kemampuan yang tidak dimiliki tidak bisa
disamakan dengan rakyat rakyat lain karena kontribusinya terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara tidak bisa dianggap remeh.
Mahasiswa tidak hanya datang ke kampus untuk belajar dan bertemu teman. Mereka
sudah cukup dewasa untuk memiliki idealismenya sendiri, yaitu kebenaran yang murni
diyakini oleh mereka tanpa terpengaruhi oleh pihak lain. Atas dasar inilah mahasiswa
menjalankan fungsi penting dalam kehidupan bermasyarakat. Mahasiswa adalah agen
perubahanh yang harus berdiri di barisan paling depan untuk menggerakkan perubanahan
kea rah yang lebih baik. Melalui kacamata mahasiswa yang masih netral mereka bisa
melihat kesalahan kesalahan yang dilakukan negaranya. Salah satu contoh nyata fungsi
mahasiswa adalah aksi 1998 ketika orde baru tumbang. Salah satu aksi demo terbesar di
Indonesia itu dimotori oleh mahasiswa.
Yang ketiga, penyebab ternjadinya ATHG adalah karena dampak negative globalisasi.
Globalisasi tindak hanya memberi dampak positif namun juga memberikan dampak
negative pada kehidupan masyarakat Indonesia seperti terjadinya kesenjangan sosial,
sikap individualistic, pola hidup masyarakat yang konsumtif, serta masyarakat yang
mengalami perubahan dan pergaulan yang bebas. Di sisi lain terjadinya globalisasi
perekonomian membuka masuknya peluang pasar masuknya produk-produk dalam negeri
ke pasar internasional dan begitupun sebaliknya. Oleh karena itu masyarakat harus bisa
mengikuti arus globalisasi tanpa harus terjebak dalam dampak negatifnya. Jika dampak
negative ini terjadi terus-menerus maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi ATHG.
Yang keempat adalah adanya ancaman militer di bidang politik, seperti provokasi,
intimidasi dan juga blockade. Hal itu bisa memicu terjadinya ATHG yang bisa memecah
belah bangsa Indonesia apabila Indonesia tidak mengatasi hal ini. Yang ke lima adalah
karena adanya ancaman di bidang sosial budaya dapat berasal dari dalam negeri dan luar
negeri. Ancaman dari dalam negeri disebabkan karena kebodohan, keterbelakangan,
ketidakadilan, dan isu-isu kemiskinan. Jika ancaman yang satu ini tidak dapat dipahami
dan diatasi maka akan dapat memecah belah Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI).
Dapat disimpulkan bahwa wilayah Indonesia yang sangat luas dengan ribuan pulaunya
yang tersebar dari sabang sampai merauke, timbulnya etnosentrisme, adanya
kemungkinan ancaman atau gangguan untuk memecah belah persatuan dan kesatuan
bangsa karena adanya, adanya rasa tidak puas, masyarakat yang bersifat heterogen,
kurangnya sikap toleransi, budaya asli yang mulai tergerus karena adanya pengaruh
budaya asing, kurangnya kesadaran diri dalam masyarakat, dan pembangunan yang tidak
merata menyebabkan adanya hambatan integrasi nasional.
4. Ancaman terhadap pancasila yang terjadi di era modern atau pascareformasi yang
ditandai dengan jatuhnya orde baru di bawah Soeharto, tekanan terhadap eksistensi
pacasila terus berlangsung. Banyak kritik yang mengatakan bahwa pacasila hanya
slogandan mitos saja. Hal ini sebenarnya terlihat dari beberapa hal. Dalam level Negara
misalnya, adanya pencabutan ketetapan MPR no 2 tahun 1978 tentang pedoman
penghayatan dan pengalaman pancasila (P-4) dan pembubaran badan pelaksanaan dan
pembinaan dan pendidikan (P-4) .
Merujk pada kondisi-kondisi di atas, artinya pacasila sedang dalam ancaman. Oleh
karena itu perlu adanya upaya revitalisasi terhadap pengalamn niali-nilai pancasila
dengan cara yang efektif, konsisten dan benar. Upaya menjaga dan menguatkan nilai nilai
pancasila di msayarakat dapat dilakukan dengan tiga hal yaitu melakukan pedekatan
budaya, internaliasi di semua pendidikan dan penegakan hukum terhadap hukum
terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai nilai pacasila. Pertama, nilai nilai
pavcasila perlu dikuatkan dengan pendekatan buudaya. Pemerintah melalui kemendikbud
harus menyusun strategi yang tepat, efektif, dan partisipatif tanpa paksaan. Kedua,
nilainilai pancasila di sector pendidikan. Generasi muda adalah masa depan bagi ideology
pancasila. Saat ini paparan ideology radikal mulai mengancam generasi generasi muda
kita. Ketiga, penegakan hukum. Nilainilai pancasila yang ada dalam konstitusi telah
tercermin dalam sejumlah peraturan dan instrument internasional yang telah diratifikais
untuk melindungi hak hak warga Negara. Pemerintah tak boleh segan segan untuk
menegakkan aturan hukum demi menjaga persatuan dan juga keutuhan bangsa Indonesia.
Kita juga harus meningkatka penerapan penghayatan isi pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Kita juga harus sadar dengan adanya upaya upaya tersebut kita bisa
memperkuat wawasan ideology dengan samasama kita melakukannya.