Nim : 044977689
2. Uraikan peranan mahasiswa agar dapat melindungi NKRI dari ATHG baik yang
berasal dari dalam negeri dan luar negeri serta berupa fisik dan non-fisik.
Mahasiswa ialah remaj a-remaja produktif yang memiliki tempat tersendiri di
antara masyarakat dan pemerintahan. Tidak berarti bahwa mahasiswa berbeda
dengan masyarakat. Hanya saja entitas mahasiswa, kritikan dan masukan dari
mahasiswa lebih dipandang oleh pemerintahan. Peranan mahasiswa ini sendiri
menyangkut moral, kontrol sosial, agen perubahan. Yang artinya cukup penting
dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Para mahasiswa
diwajibkan untuk belajar mengenai pengembangan diri, pengelolaan diri,
pengelolaan lingkungan dan masyarakat sekitar dan pengelolaan tugas.
Pengelolaan tugas yang dimaksud adalah kreativitas dan antusiasme yang
dibangun mahasiswa itu sendiri dalam menjaga dan melindungi NKRI. seperti
contoh, dibuatnya organisasi untuk dan komunitas untuk membela negara,
sosialisasi tentang bagaimana cara mempertahankan budaya indonesia di era
globalisasi atau era yang perkembangan teknologinya sudah maju dengan pesat.
Itu juga termasuk peranan mahasiswa melindungi NKRI Mahasiswa diharuskan
memiliki nilai moral. Karena pada zaman ini, manusia dijajah moralnya dengan
teknologi. Karena perkembangan teknologi sudah tidak bisa dihindari, maka kita
sebagai mahasiswa harus sadar akan pentingnya nilai moral. Menanamkan nilai
karakter yang baik sesuai dengan tingkat intelektual. Sikap yang sopan dan
beradab itu juga termasuk moral. Nilai moral digunakan setiap harinya. Tidak
hanya dalam pendidikan saya, nilai moral juga berguna bagi sosial. Bagaimana
kita berinteraksi, bagaimana kita menunaikan ibadah sesuai kepercayaan masing-
masing, bagaimana kita menjaga lingkungan sekitar, dan sebagainya. Semua
terlihat mudah namun memiliki arti yang sangat mulia karena mengandung moral.
Mahasiswa juga harus mempertahankan nilai- nilai dalam masyarakat. Mahasiswa
harus bisa menanamkan nilai-nilai kepada masyarakat. Istilahnya adalah
mahasiswa sebagai contoh baik bagi masyarakat. Nilai-nilai itu termasuk nilai
sosial, moral, keadilan, kejujuran, empati. Di era kemajuan teknologi seperti ini,
tidak jarang orang memiliki sifat individualisme
sampai mereka lupa dengan lingkungan yang mereka tinggali sendiri. Peran
mahasiswa disini sangatlah penting untuk menggabungkan kembali. Contoh,
bekerja sama untuk gotong royong. Bahkan tidak sedikit komunitas atau organisasi
mahasiswa yang turun ikut serta membantu kebersihan lingkungan. Misalnya, ada
program kerja untuk seluruh mahasiswa di kampus A untuk membersihkan alun-
alun. Itu adalah salah satu nilai sosial yang bisa ditanamkan oleh masyarakat
sekitar ataupun orang-orang yang melihatnya. Dengan begitu mereka bisa
termotivasi untuk menjadi lebih peduli lagi terhadap lingkungan. Mahasiswa-
mahasiswa yang mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri, banyak dari mereka
yang ikut serta membanggakan budaya mereka di luar negeri. Memakai batik
contohnya. Itu adalah salah satu menanamkan nilai sosial budaya. Mahasiswa juga
diwajibkan untuk bisa memimpin. Mahasiswa mempelajari bagaimana cara
pengelolaan diri itu termasuk bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik.
Pengelolaan diri sama saja pengembangan diri. Mahasiswa diajarkan untuk
mengembangkan dirinya sesuai dengan minat dan bakat yang mereka punya.
Dengan begitu dia bisa menjadi pemimpin yang dapat diandalkan oleh orang lain.
misalnya, ia adalah seseorang yang pandai berinteraksi. Sifat itulah yang membuat
dia lebih mudah menarik perhatian orang lain. Kemudian, dia memiliki sifat yang
jujur, sifat itulah yang membuat orang lain percaya. Karena itu dia harus bisa
mengembankan dirinya untuk bagaimana bisa caranya mempertahankan
kemampuan tersebut. Itu juga termasuk dengan pengembangan diri untuk bisa
menjadi pemimpin. Setiap mahasiswa pasti bisa menjadi pemimpin dengan gaya
dan pemahamannya masing-masing. Mahasiswa harus bisa menjadi sosial kontrol.
Arti sosial ini sangat luas. Sebagaimana pemahaman dari saya, mahasiswa harus
berpikir secara rasional agar bisa membedakan mana yang benar dan mana yang
salah. Keadilan contohnya. Dalam masalah keadilan, tentu kita tidak hanya melihat
dari satu sisi saja. Kita harus melihat dari dua sisi atau lebih agar semua bisa
mendapatkan keuntungan. Namun bukan berarti pihak yang salah juga
mendapatkan keuntungan. Seperti contoh, kesalahpahaman antara seorang kakek
yang menemukan tas dan seorang perempuan yang menuduh sang kakek sebagai
pencuri. Dalam hal ini, tentu kita tidak dapat menghakimi sang kakek. Kita harus
mendengarkan penjelasan kakek tersebut dahulu. Kemudian perempuan itu juga
harus mengecek kembali isi tas tersebut dan menjelaskan bagaimana ia bisa
kehilangan tas itu. Dengan begitu keduanya akan berada di posisi aman dan
menguntungkan. Semua yang saya sebutkan diatas memang terkesan tidaklah
mudah. Kita juga membutuhkan mental yang kuat untuk menghadapi ATHG dan
melindungi NKRI. saya memberikan contoh ATHG yang sering kita temui di
masyarakat karena mahasiswa tidak bisa membela negara menggunakan fisik. Non
Fisik adalah cara yang tepat bagi mahasiswa untuk membela dan melindungi
NKRI dari Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan.
Referensi : Buku Modul Pendidikan Kewarganegaraan (MKDU4111) Modul 3 kegiatan belajar 1
tentang ketahanan nasional, http://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/SPD/article/view/45/
3. Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI!
Indonesia mempunyai wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang tinggi.
Indonesia juga masih belum menjadi negara maju. Tatanan sosial nya juga belum
merata. Maka dari itu banyak kasus kesetaraan di masyarakat. Terutama di
pedesaan. Kurangnya perhatian pemerintah di pedesaan membuat pendidikan di
desa terbilang sulit. Mereka yang ingin belajar jadi memiliki keterbatasan. Selain
itu, banyak orang desa yang masih percaya atas mitos-mitos dari nenek moyang.
Alhasil mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan begitu mereka
tidak tahu apa itu nilai moral, nilai sosial, dll. Dan juga perkembangan teknologi
ini membuat persaingan semakin ketat Karena itu juga bisa menyebabkan
pemberontakan.. Tidak hanya di desa saja, tingkat kriminalitas di kota juga tinggi.
Kriminalitas menjadi salah satu ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
dalam integrasi nasional. Masalah kejahatan semakin pelik di kalangan
masyarakat. Lingkungan masyarakat yang sangat beragam menjadi salah satu
faktor terjadinya kejahatan. Selain itu penyebab terjadinya kriminalitas antara lain
adalah kurangnya tingkat pendidikan, tingginya tingkat pengangguran, pengaruh
dari lingkungan hidup, tingginya angka kemiskinan. Orang yang tidak bekerja atau
hanya dengan lulusan Sekolah dasar dan Sekolah Menengah Pertama akan
mendapatkan waktu luang yang cukup banyak dibandingkan dengan lulusan
Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi. Dengan begitu, banyak yang
memanfaatkan waktu luang tersebut untuk melakukan tindakan kriminal. Tindakan
kriminal ini juga termasuk ATHG yang bisa memecah belah NKRI. tindakan
kriminal dalam negeri tak hanya mencuri saja. Tetapi juga penyelundupan narkoba
dan senjata-senjata ilegal, pemberontakan atas kinerja pemerintahan dengan
melakukan kerusakan lingkungan, sabotase, terorisme, perilaku kekerasan seperti
pelecehan seksual dan pembegalan, dan juga pergerakan separatis, memperjual
belikan manusia. Itu adalah contoh Ancaman fisik bagi Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Sedangkan ancaman nonfisik adalah seperti sekarang ini,
perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan hidup masyarakat menjadi
individualis. Dengan begitu mereka kekurangan moral. Perang ideologi, isu-isu
politik, tingkat korupsi meningkat juga termasuk ancaman nonfisik. Sementara
hambatan dalam negeri yang ada seperti tidak setujunya kubu lain jika Jokowi
menjadi presiden. Ini adalah contoh hambatan yang sudah terjadi. Namun
hambatan ini juga mengandung ancaman. Karena banyak orang yang tidak setuju
kemudian mereka akan melakukan tindakan separatis, melakukan penggelapan
suara pemilu, dan melakukan tindakan lain yang bisa menyebabkan kerusakan
lingkungan. Ketahanan nasional ialah konsep tentang kemampuan bangsa
mempertahankan kesatuan dan kedaulatan dalam menghadapi ancaman dari luar
maupun dari dalam negeri. Ketahanan nasional juga mampu mengusahakan
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam buku “The Influence
Sea Power on History” Alfred Thayer Mahan mengemukakan bahwa kekuatan
nasional suatu bangsa akan terpenuhi apabila bangsa tersebut memiliki unsur-
unsur antara lain: letak geografi, bentuk dan wujud bumi, wilayah bangsa, jumlah
penduduk, watak nasional bangsa dan sifat pemerintahan. Hal ini sangat
berpengaruh kepada bagaimana menjaga ketahanan nasional adanya pancasila
sebagai ideologi juga berpengaruh bagi ketahanan nasional. Ketahanan nasional ini
sendiri memiliki arti yang cukup luas. Tetapi pada intinya, ketahanan nasional
adalah suatu bangsa atau negara hanya dapat mempertahankan kehidupannya jika
bangsa atau negara tersebut memiliki ketahanan nasional. Pada tahun 1960-an,
seorang ahli GPH yaitu S. Suryomentaraman mengemukakan persoalan tentang
ketahanan nasional. yaitu : a. Ketahanan nasional sebagai konsepsi/doktrin, artinya
upaya menanggulangi ancaman melalui ajaran Asta Gatra. Astagatra adalah
gabungan dari Tri Gatra yang memiliki arti tiga aspek ilmiah yaitu aspek kekayaan
alam, geografi dan kependudukan. Sedangkan Panca Gatra memiliki arti lima
aspek sosial. Meliputi politik, ideologi, sosial dan budaya, ekonomi dan keamanan.
b. Ketahanan sosial sebagai kondisi.Ketahanan sebagai kondisi bersifat dinamis
atau berubah ubah. Karena seiring berjalannya waktu dari masa ke masa, kondisi
akan selalu berubah. Ketahanan sosial ini dilakukan atas dasar faktor dari Asta
Gatra c. Ketahanan nasional sebagai strategi. Strategi yang dimaksud ini lebih
mengarah ke pertanyaan bagaimana indonesia bisa bertahan walau memiliki
berbagai macam ancaman dan bahaya. Solusinya adalah dengan menanamkan
ajaran Asta Gatra untuk menanggulangi ancaman dan bahaya tersebut.
Referensi : Buku Modul Pendidikan Kewarganegaraan (MKDU4111) modul ketiga kegiatan belajar 1
tentang ketahanan nasional http://eprints.unm.ac.id/2692/1/Artikel%20Jurnal%20Nasional%20Tidak
%20Terakredita si%20%20Urgensi%20Ketahanan%20Nasional%20Sebagai%20Geostrategi
%20Indonesia.