Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 1 KEWARGANEGARAAN

NAMA : MUHAMAD FATHUROHMAN


NIM : 043200277
UPBJJ-UT : MALANG
FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK

1. Lakukanlah analisis terkait pentingnya posisi grografis Indonesia baik di tingkat ASEAN
maupun dunia!

Secara garis besar arti dari letak geografis atau posisi geografis adalah letak atau posisi
suatu wilayah dilihat dari kenyataan yang ada di permukaan bumi.

Dan berdasarkan letak geografisnya negara Indonesia terletak diantara dua benua yaitu
Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik. Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang memiliki sejumlah kurang
lebih 17.508 pulau yang membentang dari sabang hingga merauke, luas wilayahnya 5.192 juta
km2, dengan rincian daratan seluas 2.027 km2, dan laut seluas 3.166 juta km2, dengan arti lain
negara Indonesia 2/3 nya adalah lautan/perairan. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat
5.110 km. Indonesia juta terletak pada garis khatulistiwa yang membuat Indonesia beriklim tropis
dengan hanya memiliki 2 musim saj yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Indonesia juga
menjadi dua jalur pegunungan yaitu Mediterania dan Sirkum Pasifik.

Sedangkan berdasarkan Konvensi hukum laut, wilayah Indonesia memiliki wilayah laut
yang sangat luas yaitu mencapai 5,9 juta km2, yan terdiri atas 3,2 juta km2 perairan territorial dan
2,7 km2 perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dimana luas perairan ini belum termasuk Landas
Kontinen.

Letak Geografis Indonesia ini menjadi penting bagi ASEAN maupun dunia karena,
Indonesia berada di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara dua
samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang merupakan jalur silang atau posisi
silang yang mebuat Indonesia menjadi persimpangan lalu lintas dan perdagangan dunia.
Letak geografis Indonesia yang strategis selalu menjadi persimpangan lalu lintas dunia,
baik lalu lintas udara maupun laut. Selain itu, Indonesia juga menjadi titik persilangan kegiatan
perekonomian dunia, terutama perdagangan antara negara-negara industri dan negara-negara yang
sedang berkembang. Misalnya, Indonesia menjadi titik persilangan perdagangan antara Jepang,
Korea, RRC dengan negara-negara di Afrika, Australia dan Eropa
Indonesia juga memiliki 4 chokepoint dari 10 chokepoint di dunia. Chokepoint Sendiri
adalah alur pelayaran utama internasional yang dilalui oleh berbagai kapal niaga dan kapal-kapal
lainnya. Dari 10 Chokepoint di dunia, empat di antaranya ada di Indonesia, yaitu Selat Malaka,
Selat Sunda, Selat Lombok, dan Selat Makassar. Titik-titik strategis ini dilalui oleh 40% kapal-
kapal asing karena merupakan jalur utama perdagangan Internasional.
Karena Negara Indoenesia merupakan negara kepulaian yang membentang dari Sabang
hingga Merauke hal ini menyebabkan Indonesia memiliki beragam kebudayaan. Beragamnya
kebudayaan, agama, bahasa, dan seni di Indonesia dipengaruhi oleh orang-orang asing dari
berbagai bangsa yang masuk ke Indonesia. Selain berdagang dan berlayar, mereka juga bermaksud
untuk menyebarkan kebudayaan dan agama di Indonesia.
Wilayah Indonesia yang sangat luas dan letak Geografis Indonesia yang berda di jalur
khatulistiwa yang menjadikan Indonesia hanya memiliki dua musim saja juga membuat Indonesia
banyak memiliki sumber daya alam.
Letak geografis Indonesia juga menyebabkan terjadinya fenomena Arlindo. Fenomena ini
terjadi karena perbedaan gradien tekanan yang memicu aliran arus dari Samudera Pasifik ke
Samudera Hindia. Arlindo menjadi massa air utama arus lalu lintas migrasi biota ikan dan biota
laut sehingga Indonesia juga kaya akan ikan maupun biota laut lainnya.
Yang kesemuanya tersebut tidak dimiliki oleh negara lain. Dengan letak geografis
Indonesia ini seharusnya dapat membuat Indonesia menjadi Poros Maritim dunia.

Sumber Referensi : MKDU4111/Modul 2 dan https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/letak-


geografis-indonesia-pengaruh-dan-keuntungannya-1

2. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa ikut berpatisipasi secara aktif dalam
melindungi berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG)
agar dapat mewujudkan ketahanan nasional. Ganguan tersebut bisa berasal dari dalam dan
luar negeri serta bisa berupa fisik dan non fisik.
Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan
non fisik!

Upaya dalam melindungi negara dari ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan adalah
tindakan dan sikap yang menjadi kewajiban setiap unsur masyarakat di Indonesia. Hal tersebut
menjadi salah satu hal yang berlandaskan pada Pancasila dan UUD 1945 dimana setiap unsur
masyarakat ikut menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara mulai dari menjaga hubungan
baik di dalam masyarakat hingga menangkal ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
(ATHG) baik yang bersumber dari dalam maupun luar negeri. ATHG tersebut juga memiliki
beberapa sifat baik yang bersifat kultural atau non fisik maupun material atau fisik. Upaya
melindungi negara dari ATHG tersebut tentunya selaras dengan nilai cinta tanah air dan kesadaran
akan berbangsa dan bernegara.
Menjaga nilai cinta tanah air dan kesadaran akan berbangsa dan bernegara menjadi
kewajiban setiap lapisan masyarakat termasuk di dalamnya kita sebagai mahasiswa yang
merupakan generasi yang dipersiapkan untuk menjadi pemeran utama dalam menjaga nilai
tersebut di masa yang akan mendatang.
Untuk menjaga nilai ketahanan tersebut, kita yakni mahasiswa dapat berlandaskan pada
Ajaran Atra Gatra yang merupakan gabungan dari Tri Gatra dan Panca Gatra. Ketahanan Nasional
ini yang di dasari oleh Asta Gatra mencakup aspek material dan social yangantara lain : ketahanan
nasional yang terdiri dari ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi, ketahanan
sosial budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan.
Ketahanan ideologi yang berlandaskan Pancasila. menjadi salah satu perwujudan yang
dapat diupayakan ketahanannya oleh mahasiswa dengan cara membangun, memperkuat, dan
memelihara persatuan dan kesatuan terutama antar sesama mahasiswa yang selanjutnya dapat
menjadi landasan atau pengantar sampai dengan seluruh lapisan masyarakat. ideologi pancasila
sebagai landasan dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menjunjung nilai-nilai pancasila yang
mengutamakan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa sebagai kepentingan bersama
di atas kepentingan individu dan golongan. Nilai Pancasila sendiri turut mengajarkan cinta tanah
air dan mengembangkan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.
Selanjutnya, ketahanan politik juga menjadi aspek ketahanan yang dapat diupayakan oleh
mahasiswa yaitu dengan cara ikut andil dalam mensukseskan aspek demokrasi untuk menjaga
kestabilan politik di Indonesia. Yang mana kita ketahui kehidupan politik dapat di bedakan
menjadi 2 yaitu masyarakat dan pemerintah. Disini mahasiswa dapat berperan sebagai penyalur
aspirasi dari masyarakat kepada pemerintah untuk memberikan masukan, menyatakan keinginan
dan tuntutan demi mempertahankan pola atau norma yang berlaku, pengaturan dan penyelesaian
ketegangan, penyesuaian keadaan, pencapaian tujuan dan penyatuan sistem sosial.
Aspek ketahanan ekonomi merupakan aspek untuk menjaga kestabilan ekonomi
masyarakat sehingga terciptanya lingkungan ekonomi yang dinamis dan sehat. Hal tersebut
menjadi upaya dalam mencegah ATHG terutama pada aspek kemiskinan dan kesenjangan
ekonomi dan sosial. Sebagai mahasiswa untuk mempertahankan aspek ekonomi yaitu dengan cara
ikut andil dalam mengembangkan dan menciptakan produk bisnis yang inovatif dan dapat bersaing
di pasar lokal hingga global.
Ketahanan sosial budaya yang memiliki dua aspek yakni masyarakat dan kebudayaan,
dalam hal ini diharapkan mahasiswa diharpakn mampu menjaga Indonesia dari penetrasi budaya
asing. Selain itu, di tengah jaman dimana isu dan informasi dapat menyebar dengan cepat, setiap
elemen di masyarakat termasuk mahasiswa memiliki tanggung jawab dalam menyaring informasi
yang diterima sehingga dapat menjaga kestabilan di dalam lingkungan sosial.
Yang terakhir mahasiswa dapat berperan dalam hal bela negara atau ketahanan pertahanan
keamanan, yang dimaksud bela negara disini adalah bela negara non fisik yakni mahasiswa dapat
menjadi salah satu aspek ketahanan dengan cara mendukung upaya pemerintahan untuk
mempertahankan kedaulatan negara, cita-cita negara dan menangkal segala bentuk ancaman untuk
menjaga ketertiban dunia seperti yang tercantumkan dalam pembukaan UUD 1945.

Sumber Referensi:
MKDU411/Modul 3 halaman 3.5 – 3.8, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia. (2016). Panduan Program Hibah Pembelajaran Bela Negara, Kementerian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jakarta

3. Upaya pembangunan integrasi nasional selalu mendapat Ancaman, Tantangan, Hambatan,


dan Gangguan atau yang disingkat dengan ATHG. Hal tersebut dapat memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa yang bisa berasal dari dalam danluar negeri serta bisa
berupa fisik dan nonfisik.
Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI!

Hingga saat ini yang menjadi pengaruh besar dalam turunnya kestabilan dinamika hingga
mampu memecah belah NKRI adalah adanya Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan
atau ATHG. ATHG dapat timbul oleh beberaoa faktor baik yang berada dari dalam negeri maupun
faktor yang muncul dari luar negeri. Di tengah era globalisasi dan cepatnya persebaran informasi
menjadi salah satu faktor terbesar dari munculnya ATHG. Seperti yang disebutkan di awal,
terdapat 2 sumber yang menjadi penyebab munculnya ATHG yaitu dalam negeri dan luar negeri,
baik yang bersifat fisik maupun non-fisik. Ancaman yang bersifat fisik dapat dilihat dari contoh
kasus yang pernah terjadi di Indonesia maupun di negara lain seperti komunisme, liberalisme,
hingga fasisme dan militerisme. Lalu, ATHG yang berbentuk fisik sendiri juga dipengaruhi oleh
ATHG yang bersifat non-fisik. Jika mengambil contoh kasus yang telah terjadi yaitu
pemberontakan Partai Komunis Indonesia, hal tersebut tentunya didorong atas adanya faktor cara
berpikir dan mentalitas yang perlu diwaspadai

Berbagai sikap dan cara hidup bermasyarakat yang perlu diwaspadai karena dapat
menimbulkan ATHG yaitu sikap materialistis, mentalitas yang berorientasi pada kekuatan dan
kekerasan, sikap yang formalistis, dan sikap yang primordial. Sikap dan mentalitas tersebut dapat
menyebabkan dampak yang memicu munculnya ATHG yaitu mempersempit moralitas pengakuan
terhadap kesamaan harkat dan martabat manusia, penyalahgunaan aturan dan kekuasaan,
melunturkan wawasan kebangsaan serta persatuan dan kesatuan bangsa, mempersulit upaya
pencapaian rasa nasionalisme dan kesetiaan terhadap bangsa dan negara, hingga perilaku yang
mengarah terhadap tindak pemberontakan atau pengkhianatan yang mengingkari keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

Oleh karena itu, banyaknya sumber penyebab ATHG baik yang fisik seperti ancaman
persebaran isu dan informasi yang dapat menjadi ATHG tidak akan menjadi problematika besar
jika setiap komponen masyarakat menjunjung tinggi Pancasila sebagai landasan filsafat dalam
menjalankan ketahanan nasional. Banyak nilai-nilai yang dapat dipegang yaitu nilai keterbukaan,
nilai tanggung jawab, nilai solidaritas, nilai kepercayaan, nilai keadilan, dan nilai kerja sama. Nilai
tersebut memiliki relevansi yang penting bagi segenap elemen masyarakat Indonesia dalam
mempertahankan dan memperkuat ketahanan nasional yang terus menjunjung landasan Pancasila
untuk menguatkan jati diri kemanusiaan bangsa Indonesia.

. Kesemuanya tersebut di atas sesuai dengan maksud dari ketahanan nasional sebagai
konsepsi atau doktrin, ketahanan nasional sebagi kondisi dan ketahanan nasional sebagai strategi,
cara atau pendekatan yang telah diutaraka olej GPH S. Suryomataraman.

Sumber Referensi: Modul4111/Modul 3 hal 3.5, Redefinisi Ketahanan Nasional Guna


Mewujudkan Ketahanan Regional Asia Tenggara, UPN Veteran Jakarta, Jakarta.

4. Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang menjadikan pedoman
untuk hidup berbangsa dan bernegara. Kondisi sekarang ini banyak teradapat Ancaman,
Tantangan, hambatan dan Gangguan (ATHG) yang dapat merusak ketahanan nasional,
sehingga Pancasila seharusnya dinternalisasikan bukan hanya sekedar dihafalkan supaya
ketahanan nasional negara Indoneisa menjadi kokoh.
Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha untuk
memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan nasional!

Pancasila sebagai ideologi bangsa dan berada dalam latar diametral antara paradigma
individualisme dan sosialisme menjadi interpretasi dua gambaran manusia individu dan manusia
sosial dimana kedua hal tersebut merupakan aspek yang menjadi target dari ATHG. gambaran-
gambaran tersebut dituangkan menjadi nilai-nilai yang dapat menjadi usaha dalam melindungi
bangsa dan negara dari ATHG. Pancasila memberikan nilai-nilai yang dapat menjadi pemerkuat
usaha dalam melindungi bangsa dan negara dari ATHG baik yang datang dari dalam negeri
maupun luar negeri. Nilai tersebut yaitu nilai keterbukaan, nilai tanggung jawab, nilai
solidaritas,nilai kepercayaan, nilai keadilan, dan nilai kerjasama. Nilai keterbukaan mewakili
aspek manusia sebagai makhluk sosial yang dapat berkembang dengan kehadiran hubungan sosial
yang berada di sekitarnya.
Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor manusia untuk mempelajari dan memahami
setiap individualisme yang hingga dapat menghargai manusia sebagai individu yang personal.
Keterbukaan tersebut tentunya memiliki 2 sisi yaitu keterbukaan secara aktif atau keterbukaan
kepada individu lain maupun pasif atau keterbukaan bagi individu lain. Nilai keterbukaan pada
konteks ketahanan nasional dari ATHG merupakan cerminan aktualitas manusia seimbang
terhadap Pancasila dimana keterbukaan dapat ditunjukkan dengan sikap untuk menghargai dan
memandang pihak lain sebagai individu yang dapat menjaga dan meningkatkan mutu kehidupan.
Serta, menjadi aspek untuk menumbuhkan rasa empati terhadap sesama pemangku kewajiban atas
persoalan-persoalan dalam menjaga setiap elemen masyarakat dari ATHG. Nilai tanggung jawab
sebagai konsekuensi dari hakikat manusia yang harus diwujudkan sehingga dapat menjadi jaminan
antar individu untuk mengakui kehadiran dan kebebasan setiap individu. Dengan hadirnya nilai
tanggung jawab, dapat menjadi perisai setiap individu untuk melawan ATHG seperti ketidakadilan
dalam hidup dan kesenjangan dalam kehidupan sosial.

Nilai solidaritas merupakan nilai yang dapat mencerminkan cita-cita persaudaraan dalam
lingkup lokal dan global dimana masing-masing manusia ikut bekerja sama dalam menjaga
tanggung jawab terhadap kehidupan yang ada di setiap elemen masyarakat. Sehingga nilai
solidaritas menjadi asas dalam menjaga kebersamaan untuk saling menjaga dari ATHG. Nilai
kepercayaan dalam menjaga ketahanan dari ATHG yaitu dengan upaya menjunjung sikap untuk
memegang teguh komitmen, dan menghargai setiap tanggung jawab dan hak yang harus dijunjung.

Dengan adanya kepercayaan sebagai nilai untuk mempertahankan ketahanan dari ATHG
dapat mendasari kebijakan publik yang melindungi setiap elemen masyarakat. Nilai keadilan juga
menjadi nilai yang dapat memberikan jaminan terhadap setiap elemen masyarakat akan ketahanan
dan perlindungan dari ATHG dimana setiap individu memiliki kewajiban dan hak yang adil
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial yang didasarkan pada kodratnya. Nilai kerjasama
menjadi salah satu nilai khusus dalam pancasila yang menjadi representasi dari nilai gotong
royong. Gotong royong tersebut menjadi ciri khas masyarakat sebagai makhluk sosial yang
memerlukan dan bahu-membahu dalam menjaga hak dan kewajiban masing-masing untuk
merealisasikan ketahanan dari ATHG. Sebagai filosofi yang mewakili paradigma individualisme
dan sosialisme, pancasila menjadi filosofi filsafat jalan tengah yang menggambarkan dan
mengayomi nilai untuk mempertahankan hak dan kewajiban individu dan sosial dalam ketahanan
nasional.

Dalam praktisnya, pancasila sebagai filsafat jalan tengah melahirkan nilai-nilai yang dapat
menjaga ketahanan dari ATHG dimana nilai-nilai tersebut memiliki relevansi bagi bangsa
Indonesia dalam memperkuat ketahanan nasional yang berlandaskan pada penguatan jati diri serta
mentalitas dan pola pikir yang dapat menjaga ketahanan nasional serta mencegah munculnya
ATHG.

Referensi: Kontekstualisasi Pancasila Sebagai Filsafat Jalan Tengah dalam Memperkokoh


Ketahanan Nasional, Universitas PGRI Semarang, Semarang

Anda mungkin juga menyukai