Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1 Pendidikan Kewarganegaraan

Nama : Vicky Ilma Mulia

Nim : 857223063

Prodi : S1 PGSD

1. Potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk menjadi negara maritim pertama karena letak
geografisnya. Indonesia berada di daerah ekuator, antara benua Asia dan Australia, antara
Samudra Pasifik dan Hindia, serta berada di Kawasan Asia Tenggara. Untuk dapat menjadi poros
maritim dunia maka sistem pelabuhan di Indonesia harus dimodernisasi sesuai dengan standar
intenasional sehingga pelayanan dan akses di seluruh pelabuhan harus mengikuti prosedur
internasional.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tengah berupaya untuk dapat
memanfaatkan posisi geostrategisnya sebagai poros maritim dunia. Letak geografis negara
adalah salah satu unsur yang penting dari kekuatan negara di dunia internasional. Namun, posisi
geostrategis Indonesia dalam jalur perdagangan dunia belum menjadikan Indonesia sebagai
negara maritim. Negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan dan menjaga laut
untuk menyejahterakan rakyatnya. Saat ini Indonesia masih berada pada tahap berusaha untuk
menjadi negara maritim. Negara kepulauan belum dapat dianggap sebagai negara maritim selama
belum mampu memanfaatkan laut yang sudah berada di dalam kekuasaannya.

Tentunya bukan sekadar kelancaran mobilitas barang dan orang, tetapi juga dampak ekonomi
bagi masyarakat luas sebagai bagian dari percepatan pembangunan dan pemerataan
pembangunan antar-kawasan. Pembentukan poros maritim juga bukan hanya untuk menjawab
masalah kebutuhan domestik dan regional, tetapi juga yang terpenting adalah menjawab
tantangan global tentang pentingnya jalur perdagangan transnasional dan internasional yang
melalui jalur laut.

2. Sebagai negara kepulauan, Indonesia tidak terlepas dari ancaman, baik secara internal maupun
eksternal.Definisi ancaman bagi sebuah negara adalah setiap kegiatan, baik yang berasal dari
dalam dan luar negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara
(NKRI), dan keselamatan bangsa atau yang bersifat penghambat atau penghalang kepentingan
nasional.

Ancaman merupakan faktor utama yang menjadi dasar dalam penyusunan rancangan sistem
penangkal, baik yang bersifat aktual (nyata) maupun potensial (belum nyata). Karakteristik
globalisasi berpengaruh terhadap pergeseran ancaman. Diantaranya kemajuan teknologi
informasi, komunikasi, dan transportasi, meningkatnya proses demokreasi, HAM, dan
lingkungan hidup, serta adanya perubahan dari segi geopolitik dan geoekonomi. Karakteristik
ancaman saat ini didominasi oleh hal yang non militer, yang sifatnya sangat kompleks,
multidimensional, dan ketidakpastian yang tinggi.

Peran kita sebagai mahasiswa dalam menghadapi ancama-ancaman tersebut sangatlah penting.
Ada beberapa peran yang dapat diaplikasikan oleh mahasiswa dalam menghadapi hal tersebut.
Diantaranya mahasiswa berperan sebagai agen perubahan dengan cara mendorong motivasi
berprestasi, berpikir positif, kreatif serta inovatif. Tak hanya itu peranan mahasiswa dalam
control sosial (idealisme) pun tak kalah pentingnya.

Karena kelak, kitalah yang akan memimpin bangsa ini di masa depan. Untuk itu kita harus
percaya diri dan mempersiapkan diri sematang mungkin, guna menghadapi persaingan yang
sehat dan globalisasi yang semakin pesat.

3. Dalam membangun integrasi nasional, bangsa Indonesia selalu dihadapkan pada Ancaman,
Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG). Indonesia tidak terbebas dari ancaman yang
dapat memecah belah bangsa. Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar maupun
dari dalam negeri Indonesia sendiri. Ancaman muncul dalam berbagai dimensi kehidupan berupa
ancaman militer dan nonmiliter. Ancaman di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
serta pertahanan dan keamanan.

Ancaman bidang ideologi

Ancaman di bidang ideologi adalah yang mengancam Pancasila seperti komunisme dan
liberalisme. Liberalisme merupakan akibat dari globalisasi.Akibat negatif globalisasi seperti
gaya hidup mewah, pergaulan bebas dan lainnya. Hal-hal tersebut akan menjadi ancaman bagi
kepribadian bangsa Indonesia bila tidak diatasi.

Ancaman bidang politik

Ancaman di bidang politik memiliki tingkat risiko besar terhadap kedaulatan, keutuhan dan
keselamatan bangsa. Ancaman di bidang politik bersumber dari dalam dan luar negeri. Ancaman
politik dari luar negeri misalnya tekanan politik terhadap Indonesia oleh negara lain. Ancaman
nonmiliter berdimensi politik antara lain intimidasi, provokasi atau blokade politik.

Ancaman bidang ekonomi

Ekonomi suatu negara tidak dapat berdiri sendiri. Ini adalah bukti nyata pengaruh globalisasi.
Saat ini tidak ada negara dengan kebijakan ekonomi yang tertutup dari pengaruh negara lain.
Globalisasi perekonomian di satu sisi membuka peluang pasar produk dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif. Sebaliknya, juga membuka peluang masuknya produk-produk
global ke dalam pasar domestik.

Ancaman bidang sosial budaya

Ancaman berdimensi sosial budaya bisa berasal dari dalam dan dari luar. Ancaman dari dalam
didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketidakadilan. Munculnya
gaya hidup konsumtif terhadap barang-barang dari luar negeri. Muncul sifat hedonisme yaitu
kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai hidup tertinggi sampai melanggar norma-norma
di masyarakat seperti mabuk-mabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya.

Ancaman bidang pertahanan dan keamanan

Wujud ancaman di bidang pertahanan dan keamanan umumnya berupa ancaman militer.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi.
Ancaman militer membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan
4. Ideologi Pancasila dan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki makna “walaupun
berbeda-beda pada hakikatnya Indonesia tetap satu” merupakan dua pondasi ideologis vital
dalam konteks Indonesia yang multikultural.

Pasca kemerdekaan Indonesia hingga saat ini Pancasila telah teruji dan masih bertahan sebagai
ideologi yang paling tepat untuk Indonesia. Akan tetapi, perjalanan Pancasila sejak dilahirkan
pada 1 Juni 1945 bukan berarti tanpa masalah. Berbagai ideologi tandingan dan gerakan yang
menentang Pancasila pernah dilakukan oleh berbagai oknum dan kelompok.

Strategi menyelamatkan Pancasila

Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat dapat dilakukan dengan tiga
hal yaitu melalui pendekatan budaya, internalisasi di semua level pendidikan, dan penegakan
hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Pertama, nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan dengan pendekatan budaya. Pemerintah melalui
Kemdikbud harus menyusun strategi yang tepat, efektif, dan partisipatif tanpa paksaan. Hal ini
bisa dilakukan dengan membangun fasilitas atau pos-pos budaya di semua wilayah dalam rangka
melestarikan sekaligus mengembangkan kebudayaan lokal yang ada di masyarakat.

Kedua, penguatan nilai-nilai Pancasila di sektor pendidikan. Generasi muda adalah masa depan
bagi ideologi Pancasila. Saat ini paparan ideologi radikal mulai mengancam generasi-generasi
muda kita. Jika perlu, pemerintah bisa mengintervensi kurikulum yang digunakan di sekolah-
sekolah dan lembaga pendidikan tinggi.

Ketiga, penegakan hukum. Nilai-nilai Pancasila yang ada dalam konstitusi telah tercermin dalam
sejumlah peraturan dan instrumen internasional untuk melindungi hak-hak warga negara.
Pemerintah tak boleh segan-segan untuk menegakkan aturan hukum demi menjaga persatuan dan
keutuhan bangsa.

Referensi :

Buku Materi Pokok MKDU4111, Pendidikan Kewarganegaraan


Diplomasi Indonesia dan Pembangunan Konektivitas Maritim, Humphrey Wangke (ed)

https://kemahasiswaan.itb.ac.id/welcome/tampil_berita/734/peran-mahasiswa-hadapi-
ancaman-nasional-di-industri-global

https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/28/200000969/ancaman-bagi-integrasi-
nasional

https://nasional.kompas.com/read/2019/10/13/21112671/strategi-menyelamatkan-pancasila?
page=all#page2

Anda mungkin juga menyukai