Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 1

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OLEH :
NAMA : ROMA ANRIFALDI
NIM : 042810848

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
1. Pentingnya posisi grografis Indonesia baik di tingkat ASEAN maupun dunia

Posisi geografis adalah letak suatu wilayah yang dilihat dari keadaan permukaanbumi dan kemudian
didasarkan pada keadaan alam sekitar. Secara umum letak geografissuatu wilayah ditentukan dalam
berbagai segi seperti segi astronomis, fisiografis, geologis dan sosial budaya.
Posisi geografis negara Indonesia terletak pada posisi silang, yaitu diantara dua benua Asia dan Australia
dan dua samudra, Hindia dan Pasifik. Letak geografis posisi silang negara Indonesia menjadikannya
perlintasan pengaruh ekonomi, sosial, dan budaya dari berbagai penjuru dunia. Maka dari itu, Indonesia
harus bersifat terbuka dan mampu beradaptasi terhadap pengaruh luar serta harus punya dasar jati diri
sebagai penyaring sehingga tak mudah terseret arus pengaruh luar. Dengan demikian, Indonesia berada
pada posisi silang yang sangat strategis.Dikatakan strategis karena letaknya merupakan jalur
perdagangan. Lalu lintas perdagangan bukan hanya bangsa Asia dan Australia, bahkan bangsa-bangsa
lain di seluruh dunia, akan selalu melewati wilayah Indonesia. Indonesia sebagai titik persilangan
kegiatan perekonomian dunia,antara perdagangan negara-negara industri dan negara-negara yang sedang
berkembang. Misalnya antara Jepang, Korea, dan China dengan negara-negara di Asia, Amerika, dan
Eropa, sehingga Indonesia bisa terlibat dalam aktivitas ekonomi di skala global itu. Selain itu, Indonesia
turut memiliki kekayaan alam yang luar biasa besar, penduduk yang banyak sebagai SDM dan tenaga
kerja, pasar yang besar bagi produk industri modern yang turut menjadi daya tarik bagi kepentingan luar
negeri.
Dalam hal kepentingan nasional, kekayaan alam harus bisa diolah dan dimanfaatkan oleh kemampuan
bangsa sendiri, baik dari modal dalam negeri yang dominan maupun tenaga kerja ahli. Dengan begitu,
keuntungan lebih besar akan bisa didapatkan oleh ekonomi dalam negeri. Kekayaan wilayah negara
Indonesia merupakan modal bersama bangsa untuk keperluan hidup dan kesaejahteraan rakyat yang
merata di seluruh wilayah tanah air. Maka dari itu, Indonesia harus bisa memantapkan kekuatan fisik dan
mentalnya dengan strategi politik luar negeri bebas aktif dan dasar negara Pancasila.

Berikut ada beberapa pengaruh posisi grografis Indonesia baik di tingkat ASEAN maupun dunia, yaitu :
Ekspor ImporProses
ekspor impor menjadi mudah dikarenakan Indonesia menjadi pusat pelayaran dan perdagangan
internasional. Indonesia menjadi titik persilangan perekonomian negara maju danberkembang
yang menyebabkan mudahnya pemasaran produksi di Indonesia.
Kemajuan di bidang sosial dan budaya
Bangsa asing mempengaruhi sosial budaya di Indonesia menjadi lebih maju lagi. Pengaruhbangsa asing
pada kemajuan Indonesia misalnya pada penguasaan dan berkembangnya ilmu pengetahuan
teknologi (IPTEK). Selain itu, akulturasi budaya membuat masyarakat dinamis dengan pengetahuan
mode pakaianmaupun gaya hidup yang sedang populer. Demikian pula, penggunaan bahasa-bahasa
asing dalam komunikasi sehari-hari meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan masyarakat.
Membantu perekonomian masyarakat
Banyak orang berkebangsaan asing yang berlayar dan singgah di Indonesia untuk kepentingan
ataupun dalam rangka liburan. Keberadaan mereka menambah penghasilan masyarakat sekitar
yang berdagang di sekitar pantai atau tempat wisata yang sering di kunjungi orang berkebangsaan
asing dan menyediakan persewaan tempat singgah atau penginapan.

Selain pengaruh diatas letak Geografis Indonesia juga membawa beberapa dampak positif dan negatif,
yaitu :

Pembangunan sarana transportasi


Oleh karena letak geografisnya yang strategis, Indonesia tentu akan banyak dikunjungi wisatawan dan
pedagang asing. Hal ini akan membuat pemerintah membangun berbagai sarana transportasiyang tentu
saja juga mempermudah dan membawa keuntungan bagi masyarakat Indonesia.
Keberagaman budaya semakin bertambah
Budaya Indonesia akan semakin beragam karena adanya percampuran budaya asli Indonesia dengan
budaya asing. Tidak hanya itu, masyarakat juga bisa mengenalkan budaya Indonesia dan menambah
pengetahuan mengenai budaya luar Indonesia.
Sumber referensi: BMP MKDU4111

2. Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
(ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan non fisik.

Sebagai negara besar archipelago state dengan berbagai ragam, suku, bangsa, budaya dan Bahasa,
Indonesia tidak pernah terlepas dari berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik secara
internal maupun eksternal, baik militer maupun non militer dengan berbagai proxy war. Ini menjadi
sesuatu yang harus kita cermati semua.

Untuk menjadi ATHG tersebut diperlukan sinergi dari seluruh elemen bangsa, salah satunya dengan
peran sentral dari perguruan tinggi, di mana mahasiswa berada di dalamnya yang memiliki peranan
penting dalam menangkal ATHG tersebut.

Peran mahasiswa dalam melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal
dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan non fisik.
Peran mahasiswa dalam bernegara untuk menjaga ketahanan nasional adalah suatu tuntutan, Mahasiswa
sebagai agent of change dan social control. Agent of change yaitu suatu tindakan yang membawa suatu
keadaan dari kondisi yang kurang baik ke kondisi yang lebih baik, dan yang sudah baik menjadi lebih
baik lagi.
Peran Mahasiswa Dalam Bela Negara Adalah Bagian Dari Menjaga Ketahanan Nasional, sekaligus
Mahasiswa seharusnya berfikir untuk mengembalikan dan mengubah kondisi negara kita ini menjadi
negara ideal dan mampu bersaing. Perubahan sangat diperlukan untuk tercapainya keidealismean di di
dunia ini, namun, dengan tidak menghilangkan jati diri sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia sebagai
bangsa yang sopan, ramah, bermoral dan memiliki akhlak yang mulia.

Bela negara secara fisik menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara fisik dapat dilakukan dengan menjadi anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Pelatihan Dasar Kemiliteran. Pelatihan dasar kemiliteran diselenggarakan
melalui program Rakyat Terlatih (Ratih), meskipun konsep Rakyat Terlatih (Ratih) adalah amanat dari
Undang- Undang No. 20 Tahun 1982. Rakyat Terlatih (Ratih) terdiri dari berbagai unsur, seperti Resimen
Mahasiswa (Menwa), Perlawanan Rakyat (Wanra), Pertahanan Sipil (Hansip), Mitra Babinsa, dan
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah mengikuti Pendidikan Dasar Militer, dan lain-lain.
Rakyat Terlatih mempunyai empat fungsi, yaitu Ketertiban Umum, Perlindungan Masyarakat, Keamanan
Rakyat, dan Perlawanan Rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan pada masa damai
atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsur-unsur Rakyat Terlatih membantu
pemerintah daerah dalam menangani keamanan dan ketertiban masyarakat. Sementara fungsi Perlawanan
Rakyat dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana Rakyat Terlatih merupakan unsur bantuan
tempur. Bila keadaan ekonomi dan keuangan negara memungkinkan maka dapat pula dipertimbangkan
kemungkinan untuk mengadakan Wajib Militer bagi warga negara yang memenuhi syarat seperti yang
dilakukan di banyak negara maju di Barat.

Bela negara nonfisik menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam bela negara secara nonfisik dapat diselenggarakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dan pengabdian sesuai dengan profesi. Bela negara tidak harus dalam wujud perang
tetapi bisa dengan cara lain seperti belajar dengan rajin, hidup bertoleransi, melestarikan budaya
berprestasi mengharumkan nama bangsa di dunia internasional, menjaga nama baik bangsa dan negara.
Pendidikan kewarganegaraan diberikan dengan maksud menanamkan semangat kebangsaan dan cinta
tanah air. Pendidikan kewarganegaraan dapat dilaksanakan melalui jalur formal (sekolah dan perguruan
tinggi) dan jalur nonformal (sosial kemasyarakatan). Berdasarkan hal itu maka keterlibatan warga negara
dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, sepanjang masa, dan dalam
segala situasi.

Kesadaran bela negara tidaklah dibawa sejak lahir, tetapi perlu ditumbuhkan secara terus menerus.
Karena itu, pembinaan bela begara adalah upaya tanpa henti untuk menyesuaikan dengan tuntutan
perubahan zaman. Dalam upaya Bela Negara, mahasiswa diharapkan dapat ikut ambil bagian dalam
memerangi narkoba di lingkungan kampus maupun di luar kampus, menolak keterlibatan dalam paham-
paham radikalisme dan ikut serta melakukan counter narasi terhadap paham-paham radikal, ujaran
kebencian dan narasi-narasi yang memecah belah bangsa.

Sumber referensi: BMP MKDU4111- https://medium.com/@sabrinaputrinur19/pentingnya-peran-


mahasiswa-dalam-bela-negara-86b46304ca7b

3. Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI

Dalam menjaga kedaulatan & membangun integrasi nasional, bangsa Indonesia dihadapkan pada
Ancaman, Tantangan, Hambatan & Gangguan (ATHG). Dikutip dr situs resmi Kementerian Pendidikan
& Kebudayaan Republik Indonesia, yg dimaksud dgn ATHG yakni:

-Ancaman ialah setiap perjuangan & acara dlm negeri maupun mancanegara yg dinilai membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan kawasan negara, & keamanan segenap bangsa.

-Tantangan ialah suatu hal atau usaha bersifat menggugah kemampuan dlm negara, dgn tantangan yg ada
apakah kita kemampuan kita dapat menanggulangi tantangan tersebut. misal seperti tantangan abad serba
digital pada saat ini, negara dituntut untuk bisa mengikuti keadaan dgn segera.

-Hambatan ialah sebuah hal atau usaha berasal dr diri sendiri yg bertujuan melemahkan atau menghalangi
dengan-cara tak konsepsional atau tak cocok dgn keinginankita. contohnya kendala dr dlm negara adalah
budaya kebodohan, keterbelakang & kejumudan.

-Gangguan dengan-cara lazim berasal dr luar badan yg bermaksud melemahkan atau menghalangi yg tak
sesuai dgn kehendak kita atau tak konsepsional. misal gangguan dr negara aneh dll.

Penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI

-Munculnya ketidakpuasan & ketidakadilan dlm masyarakat terhadap ketimpangan yg terjadi pada
pembangunan & ekonomi di tempat yg tertinggal,
-Masyarakat Indonesia yg bersifat heterogen (keberagaman suku bangsa, budaya, agama & ras). Ke-
heterogen-an ini akan menjadi duduk perkara bila tak terdapat rasa toleransi & saling menghargai ,
menghormati antar keanekaragaman Suku, Budaya, Ras & Agama,
-Wilayah Indonesia yg sangat luas dgn ribuan pulau yg tersebar dr Sabang hingga Merauke. perlu kinerja
tambahan dlm mengatur seluruh wilayah Indonesia alasannya daerah berupa negara maritim.
-Kurangnya kesadaran diri dlm masyarakat untuk menjaga persatuan & kesatuan.
-Adanya kemungkinan bahaya atau gangguan datang untuk memecah belah persatuan & kesatuan bangsa,
baik dr dlm maupun luar negeri.
-Pembangunan yg tak merata, sehingga hal ini mampu menghalangi integrasi nasional. baik dari sisi
akomodasi da pula perasaan penduduk kawasan yg mungkin saja muncul ke-irian karena
membandingkan dgn kemudahan yg ada didaerah yg berfasilitas lengkap.
-Kurangnya perilaku saling menghargai perbedaan di dlm masyarakat.
-Budaya asli mulai tergeser karena dipengaruhi budaya asing yang belum tentu sesuai dengan kepribadian
bangsa.
-Banyak masyarakat yg masih memiliki perilaku etnosentrisme adalah terlalu meninggi-ninggikan suku
& budayanya, sehingga menilai rendah kalangan suku atau budaya yg lain.
-Maraknya liberalisme atau sikap individualistik adalah lebih mementingkan keuntungan pribadi
ketimbang kepentingan bersama.

4. Bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha untuk memperkuat wawasan ideologi
Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan nasional

Wawasan kebangsaan, yang nilai-nilainya bersumber dari ideologi Pancasila, harus menjadi suatu
kesadaran bagi seluruh komponen bangsa, dari rakyat kebanyakan (jelata) sampai para pejabat/ pimpinan
negara dan masyarakat. Diharapkan melalui kesadaran wawasankebangsaan ini pengelolaan tata
kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang besar, solid,
bersatudan semua kepentingan rakyat, bangsa dan negara terakomodasikan. Sehingga bangsa Indonesia
ke depan mampu bersaing dengan bangsa lain dan mampu mengeliminasi berbagai pengaruh negatif
nilai-nilai kehidupan global, baik saat ini maupun yang akan datang.

Melalui penanaman, pengembangan dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan yang di mulai sejak dini yaitu
melalui pendidikan anak-anak sekolah sampai orang meninggal dunia (sebagai long life
education),diharapkan akan tumbuh rasa, jiwa dan semangat kebangsaan sebagai wujud pemikiran, sikap,
dan tindakan yang di landasi oleh nasionalisme yang kuat. Ketika semua pemikiran, sikap dan tindakan
yang di lakukan oleh seluruh rakyat/masyarakat dan seluruh pejabat/pimpinan negara di landasi oleh rasa,
jiwa dan semangat untuk kepentingan rakyat,bangsa dan negaranya, maka akan terbangun “national in-
cooperated”dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan pemerintahan negara dan pelaksanaan
pembangunan di seluruh aspek kehidupan (IPOLEKSOSBUD-HANKAM). Sehingga bangsa dan negara
ini akan selalu tegak berdiri, bersatu dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain didunia.

Dalam rangka mewujudkan wawasan kebangsaan ini, makaberbagai langkah kebijakan yang perlu
diambil antara lain: Saat inikegiatan pemantapan wawasan kebangsaan telah dilakukan olehberbagai
instansi pemerintah (17 lembaga) namun dengan kurikulum, materi dan metode pengajaran yang berbeda-
beda, serta belum
terstruktur dan berkesinambungan, sehingga pemantapan wawasan kebangsaan bersifat sektoral dan
partial dan bahkan seringkali terjadiperbedaan dan salah tafsir bagi para peserta didik.
Pentingnya ditunjuk suatu lembaga negara yang ditugasi untuk menjadi penjuru dan pembina dalam
rangka pelaksanaan kegiatanpenanaman, pengembangan dan pemantapan wawasan kebangsaan.
Penanaman dan pengembangan wawasan kebangsaan harus di lakukan mulai sejak pendidikan dini
sampai pendidikan tinggi dan dilaksanakan sebagai pendidikan sepanjang hidup. Oleh karena itu
wawasan kebangsaan harus menjadi materi pelajaran yang termuat dalam kurikulum pelajaran untuk
Pendidikan Tingkat
Dasar (SD), Pendidikan Tingkat Lanjutan (SLTP dan SLTA), serta Perguruan Tinggi.
Mengingat bahwa saat ini berdasarkan hasil penelitian pemahaman wawasan kebangsaan di lingkungan
aparatur negara, juga telah mengalami degradasi/ penurunan dilihat dari kesadaran akan jati-dirinya
ataupun dilihat dari kesadaran terhadap sistem nasional ketika melaksanakan tugas-tugasnya, maka
pemantapan wawasan kebangsaan bagi kalangan aparatur negara menjadi kebutuhan yang sangat
mendesak.
Partai politik adalah pilar demokrasi dan sebagai alat untuk menggapai kekuasaan secara demokratis,
sebagai lembaga pendidikan politik bagi warga negara sehingga dapat menumbuhkan kesadaran tentang
hak dan kewajibannya, sebagai alat kontrol atau pengawasan terhadap kekuasaan dan pengelolaan dan
pertanggung jawaban keuangan negara, sebagai sarana rekruitmen dan pelatihan kader politik dan kader
pimpinan nasional di semua lini kehidupan, sebagai sarana komunikasi politik dan sosialisasi kebijakan
publik, serta sebagai pengemban etika politik dan budaya politik yang santun dan elegan. Mengingat
betapa strategisnya partai politik dalam penyelenggaraan politik kenegaraan maka kepada jajaran
pengurus partai politik di tingkat pusat dan daerah perlu diberikan pembekalan mengenai wawasan
kebangsaan.
Pemantapan nilai-nilai kebangsaan juga wajib ditanamkan kembali kepada pelaku-pelaku usaha/ekonomi
nasional, mencakup kalangan pengusaha swasta besar-menengah-kecil, badan usahamilik Negara
dankoperasi.
Pemantapan nilai-nilai kebangsaan juga wajib dilakukan kepada generasi muda, baik yang tergabung
dalam organisasi-organisasi kepemudaan maupun yang tergabung melalui kegiatan pembinaan generasi
muda seperti pramuka, badan eksekutif mahasiswa, korps Menwa dan sebagainya.

Sumber referensi : MKDU4111-https://proceeding.unnes.ac.id

Anda mungkin juga menyukai