Dapat kita saksikan dari lemahnya penegakan hukum yang terjadi dimasa sekarang ini
korupsi yang semakin marak dengan wajah - wajah baru, kolusi dan nepotisme dengan wajah
demokrasi, primordialisme, etika politik kalangan elit kita terutama para penyelenggara
Negara kita saat ini banyak mengecewakan masyarakat.
Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sinergitas dalam menyikapi tantangan tersebut
dimana sinergitas yang dimaksudkan adalah konseptual yang ada dalam pembelajaran
pedidikan kewarganegaraan harus dikolaborasikan dengan metode penyapaian pendidik
dengan baik dan terarah agar konsep dan tujuan pembelajaran ini dapat menjadi salah satu
solusi penyelesaian masalah yang terjadi.
4. ESENSI DAN URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pada tahun 2045, bangsa Indonesia akan memperingati 100 Tahun Indonesia
merdeka. Bagaimana nasib bangsa Indonesia pada 100 Tahun Indonesia merdeka?
Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013) bangsa
Indonesia akan mendapat bonus demografi (demographic bonus) sebagai modal Indonesia
pada tahun 2045 (Lihat gambar tabel di bawah). Indonesia pada tahun 2030- 2045 akan
mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah. Inilah yang dimaksud bonus
demografi. Bonus demografi ini adalah peluang yang harus ditangkap dan bangsa Indonesia
perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya. Usia produktif akan mampu berproduksi secara
optimal apabila dipersiapkan dengan baik dan benar, tentunya cara yang paling strategis
adalah melalui pendidikan, termasuk pendidikan kewarganegaraan.
Ekonomi Indonesia sangat menjanjikan walaupun kondisinya saat ini belum dipahami
secara luas. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada urutan 16 besar. Pada tahun 2030,
jumlah konsumen akan meningkat menjadi 135 juta dan jumlah penduduk produktif akan
meningkat menjadi 71 %. Nasib sebuah bangsa tidak ditentukan oleh bangsa lain, melainkan
sangat tergantung pada kemampuan bangsa sendiri.
Ooooooooooooooooooooooooooooooooooooo