0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan3 halaman
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang negara, hukum, dan pancasila serta kemampuan berpikir kritis dan bertindak demokratis berdasarkan UUD 1945. Sumber-sumber pendidikan kewarganegaraan meliputi sejarah perjuangan kemerdekaan, pengaruh budaya masyarakat, dan proses politik. Tantangan yang dihadapi meliputi perubahan teknologi, hilang
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang negara, hukum, dan pancasila serta kemampuan berpikir kritis dan bertindak demokratis berdasarkan UUD 1945. Sumber-sumber pendidikan kewarganegaraan meliputi sejarah perjuangan kemerdekaan, pengaruh budaya masyarakat, dan proses politik. Tantangan yang dihadapi meliputi perubahan teknologi, hilang
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang negara, hukum, dan pancasila serta kemampuan berpikir kritis dan bertindak demokratis berdasarkan UUD 1945. Sumber-sumber pendidikan kewarganegaraan meliputi sejarah perjuangan kemerdekaan, pengaruh budaya masyarakat, dan proses politik. Tantangan yang dihadapi meliputi perubahan teknologi, hilang
A. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Pengertian pendidikan kewarganegaraan Menurut Sumantri(2001)”Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan serta juga kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara lain dan pendidikan pendahuluan belanegara menjadi warga negara supaya dapat di andalkan olehbangsa dan negara.”. Ada juga yang mengatakan bahwa “Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh- pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” M. Nu’man Somantri(2001). Dan dapat disimpulkan menjadi “Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan serta juga kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dengan negara lain agar dapat berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.” Tujuan pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi. (a) Mahasiswa dapat mengetahui wawasan yang lebih luastentang negara, pancasila, dan bangsa. (b) Dapat menghindarkan kesalahan dalam pemahaman dan norma-norma agama. (c) Mahasiswa dapat menimbulkan jiwa nasionalisme dalam berbangsa dan bernegara. Fungsi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi yaitu supaya orang mengerti jika semua kehidupan di atur oleh agama, undang-undang 1945 dan pancasila sebagai landasan dan dapat menerapkan prilaku yang sesuai dengan pancasila agar dapat berjalan sesuai norma-norma yang berlaku,upaya selalu memiliki jiwa kesadaran dalam berbangsa dan bernegara Urgensi. Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013) bangsa Indonesia akan mendapat bonus demografi (demographic bonus) sebagai modal Indonesia pada tahun 2045. Indonesia pada tahun 2030-2045 akan mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah. Inilah yang dimaksud bonus demografi. Bonus demografi ini adalah peluang yang harus ditangkap dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya. B. Sumber Historis,Sosiologis, dan Politis Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Sumber Historis adalah sumber sejarah pendidikan kewarganegaraan yang terjadi karena adanya peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Pendidikan kewarganegaraan telah dimulai jauh sebelum Indonesia diproklamasikan sebagai negara merdeka. Salah satu contoh peninggalan peristiwa yaitu penjajahan didunia, bangsa Indonesia harus berusaha supaya terlepas dari penjajahan yang pernah dialami di masa lalu, itulah yang dapat menyebabkan adanya Pendidikan kewarganegaraan di setiap lembaga pendidikan, setiap mahasiswa memiliki pemahaman bagaimana Pendidikan kewarganegaraan yang harus dijalankan dan di pahami. Contoh: Seluruh mahasiswa D3 di Unniversitas Negeri Padang wajib mengikuti pelaksanaan upacara hari kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 2019 Sumber Sosiologis adalah sumber terjadi pada saat permulaan atau awal kemerdekaan lebih banyak dilakukan pada tataran sosial kultural dan dilakukan oleh para pemimpin negara-bangsa. Seluruh pemimpin bangsa membakar semangat rakyat untuk mengusir penjajah yang hendak kembali menguasai dan menduduki Indonesia yang telah dinyatakan merdeka. Pendidikan kewarganegaraan sangat diperlukan oleh mahasiswa yang fungsinya untuk menjaga, memelihara, dan mempertahankan eksistensi negara-bangsa. Contoh: Seluruh organisasi mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) diseluruh Perguruan tinggi di Sumatera Barat mengadakan konsolidadi pada tanggal 25 agustus 2019 Sumber Politis adalah sumber yang berasal dari kajian politik, partai politik dan sebuah ketatanegaraa,Contohnya pada saat pemilihan presiden dan wakil presiden, semua orang berpartisipasi dalam kegiatan pemilu, menuangkan hak pilih pada selembar kertas untuk menentukan siapa yang diyakini dapat memimpin negara dan bertanggung jawab. Fungsinya adalah dapat menimbulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan itu ada dan dapat mengerti apa yang harus dilakukan supaya sebuah negara menurutketentuan agama dan norma yang berlaku. Contoh: Seluruh organisasi mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) diseluruh Perguruan tinggi di Sumatera Barat ikut dalam aksi penuntutan kepada DPRD yang terpilih agar menepati semua janjinya dan bertanggung jawab pada tanggal 23 agustus 2019 C. Argumen Dinamika dan tantangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Dinamika dan tantangan Pendidikan Kewarganegaraan pernah dihadapi oleh Indonesia dari masa ke masa sejak periode Negara Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai negara merdeka sampai dengan periode saat ini. Dinamika dan tantangan Pendidikan Kewarganegaraan sangat erat dengan perjalanan sejarah praktik kenegaraan/pemerintahan RI. Secara implisit, setiap konstitusi mensyaratkan kriteria warga negara yang baik karena setiap konstitusi memiliki ketentuan tentang warga negara. Artinya, konstitusi yang berbeda akan menentukan profil warga negara yang berbeda. Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya didasarkan pada konstitusi negara yang bersangkutan, tetapi juga tergantung pada tuntutan perkembangan zaman dan masa depan. Contohnya: 1) kecenderungan masa depan bangsa meliputi isu tentang HAM, 2) Pelaksanaan demokrasi, 3) Dan lingkungan hidup. Sebagai warga negara muda, mahasiswa perlu memahami, memiliki kesadaran dan partisipatif. Pendidikan Kewarganegaraan yang berlaku di suatu negara perlu memperhatikan kondisi masyarakat. Walaupun tuntutan dan kebutuhan masyarakat telah diakomodasi melalui peraturan perundangan, namun perkembangan masyarakat akan bergerak dan berubah lebih cepat. Dinamika perubahan dalam perkembangan IPTEK yang mempengaruhi Pendidikan Kewarganegaraan di Era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan perubahan dalam semua tatanan kehidupan termasuk perilaku warga negara. Terdapat contoh kasus Dinamika dan tantangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia, yaitu: 1) Tantangan mengajar Pendidikan Kewarganegaraan di era milenial saat ini butuh usaha keras,tantangan itu bukan dari materi atau kurikulum melainkan guru yang harus kompeten. 2) Tidak ada jiwa pancasila dalam diri seseorang. Contohnya sila kelima yaitu persatuan Indonesia, banyak kita temui kasus dimana ada sebagian kelompok mahasiswa atau antar kampung tawuran, dan itu dapat menyebabkan kerusakan fasilitas yang adadan juga dapat menghilangkan adanya sikap bersatu menjadi keluarga sehingga akan hancurnya negara Indonesia jika hal itu terus terjadi. 3) Banyak terdapat penyimpangan terhadap Hak Asasi Manusia(HAM) seperrti seringnya ditemukan orang yang masih dibuli dan dikucilkan karena alasan sepele D. Daftar Pustaka Ristekdikti. 2016. Pendidikan kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kemenristekdikti