Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DEDDY HARTARTO

NIM : J520170023

1. Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan Esensi Pendidikan Kewarganegaraan di

Perguruan Tinggi?

Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan suatu

keniscayaan karena mahasiswa sebagai agen perubahan dan intelektual muda yang di

masa yang akan datang akan menjadi inti pembangunan dan pemegang estafet

kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga negara, badan-badan

negara, lembaga daerah, lembaga infrastruktur politik, lembaga-lembaga bisnis, dan

sebagainya.

2. Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan di

Perguruan Tinggi?

Memperkokoh jiwa kebangsaan mahasiswa sehingga menjadi dorongan pokok

dan bintang penunjuk jalan bagi calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan

bangsa di berbagai bidang dan tingkatan. Selain itu, agar calon pemegang tongkat

estafet kepemimpinan bangsa tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham asing

yang dapat mendorong untuk tidak dijalankannya nilai-nilai Pancasila.

3. Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan

di Perguruan Tinggi?

Eksistensi Pendidikan Kewarganegaraan dalam memperkokoh karakter bangsa

Indonesia di lingkup perguruan tinggi bisa dilihat dari beberapa perspektif,

diantaranya

a. Perspektif akademik

Membangun karakter manusia Indonesia yang Pancasilais, karena ideologi

Pancasila merupakan identitas bagi bangsa Indonesia.


b. Perspektif yuridis

c. Perspektif politis

Pendidikan Kewarganegaraan tidak akan rentan dari pengaruh baik dari dalam

maupun luar yang sekiranya dapat merongrong karakter bangsa Indonesia.

4. Apa dan bagaimana yang saudara ketahui mengenai Civics Education di dunia

Internasional?

Pendidikan kewarganegaraan (Civics) berasal dari pendidikan tentang

kewarganegaraan (Citizenship). Citizenship sebagaimana keterhubungan dengan

kegiatan-kegiatan sekolah mempunyai dua pengertian dalam arti sempit, citizenship

hanya mencakup status hukum warga negara dalam sebuah negara, organisasi

pemerintah, mengelola kekuasaan, hak hak hukum dan tanggung jawab. Hal yang

menarik dari pendapat Dimond bahwa adanya keterkaitan Citizenship dengan

kegiatan belajar di sekolah mengingat pentingnya disiplin pengetahuan ini bagi

kehidupan warga negara dengan sesamanya maupun dengan negara di mana mereka

berada. Pada perkembangan selanjutnya makna penting citizenship telah melahirkan

gerakan warga negara (civic community) yang sadar akan pentingnya pendidikan

kewarganegaraan

5. Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan

Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi?

Berdasarkan keputusan DIRJEN DIKTI NO 43/DIKTI/Kep/2006, tujuan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah dirumuskan dalam visi, misi dan kompetensi

sebagai berikut:

a. Visi, pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah merupakan sumber

nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi,

guna mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia


seutuhnya. Hal ini berdasarkan pada suatu realitas yang dihadapi, bahwa

mahasiswa adalah sebagai generasi bangsa yang harus memiliki visi intelektual,

religius, berkeadaban, berkemanusiaan dan cinta tanah air dan bangsanya.

b. Misi, Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu

mahasiswa memantabkan kepribadiannya, agar secara konsisten mampu

mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air

dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.

6. Apa dan Mencakup apa saja Dasar  Hukum Pendidikan Kewarganegaraan di

Perguruan Tinggi?

a. Pembukaan UUD 1945 Alinea II & IV tentang Cita-cita, Tujuan, dan Aspirasi

Bangsa Indonesia mengenai Kemerdekaannya.

b. UUD 1945 :

- Pasal 27 (1), Kesamaan Kedudukan Warganegara di Bidang Hukum dan

Pemerintahan, serta Wajib Menjunjung Hukum dan Pemerintahan Tanpa

Kecuali; Pasal

- 30 (1), Setiap Warga Negara Berhak dan Wajib Ikut Usaha Bela Negara;

- Pasal 31 (1), Setiap Warganegara Berhak Mendapat Pengajaran. 

c. UU. No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam :

- Pasal 18 a, Hak & Kewajiban Warganegara Ikut Bela Negara Melalui

Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai Bagian Sisdiknas.

- Pasal 19 (2), Pend. Bela Negara Wajib diikuti Setiap Warganegara.

7. Rumuskan apa saja yang menjadi Capaian Pembelajaran (CPL) Mata Kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi?


a. Mampu menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap positif dan

menampilkan perilaku mendukung semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

b. Mampu menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap posit if

dan menampilkan perilaku yang mendukung demokrasi berkeadaban.

c. Mampu menganalisis masalah kontekstual PKn, mengembangkan sikap posit if

dan menampilkan perilaku yang mendukung kesadaran hukum dan keragaman.

8. Apa dan bagaimana keterkaitan Demokrasi dengan Pendidikan Kewarganegaraan di

Perguruan Tinggi?

Pendidikan Kewarganegaraan tidak lepas dari realitas bangsa Indonesia saat

ini yang masih awam tentang demokrasi. Lebih dari sekedar pendidikan

kewarganegaraan yang umumnya dikenal sebagai Pendidikan Demokrasi, Pendidikan

Kewarganegaraan memiliki dimensi dan orientasi pemberdayaan warga negara

melalui keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam praktik berdemokrasi langsung

sepanjang perkuliahan.

9. Apa dan bagaimana keterkaitan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan Pendidikan

Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi?

Persoalan hak asasi manusia merupakan persoalan yang mendasar dalam

kehidupan manusia. Dalam pelaksanaannya masih banyak terjadi pelanggaran HAM

di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Bahkan dalam dunia pendidikan

terjadi pelanggaran HAM, yang dilakukan oleh institusi pendidikan sendiri ataupun

oleh para pendidik. Terjadinya pelanggaran HAM tersebut bisa disebabkan antara lain

“keserakahan” manusia atau karena ketidaktahuan tentang HAM. Adanya

keserakahan pada diri manusia juga mengindikasikan ada sesuatu yang belum

berhasil dalam proses human being. Dalam proses tersebut juga diperlukan
pendidikan sebagai salah satu solusi diantara adalah melalui Pendidikan

Kewarganegaraan.

10.Apa dan bagaimana keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi

dengan Masyarakat Madani?

Perguruan Tinggi sangat erat kaitannya terhadap pembentukan karakter

kewarganegaraan yang ditanamkan dalam mahasiswa melalui pendekatan berbasis

nilai tidak hanya pengenalan nilai-nilai yang dilakukan, melainkan menginternalisasi

pula nilai tersebut kepada mahasiswa guna menuju terwujudnya atribut masyarakat

madani yang bercirikan berketuhanan yang maha esa, berperikemanusiaan yang adil

dan beradab, bersatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, demokratis-

konstitusional, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, berbhinneka tunggal

ika, menjunjung tinggi hak dan kewajiban azasi manusia dan mencintai perdamaian

dunia.

11.Apa dan bagaimana peran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi dalam

pembentukan karakter mahasiswa?

Pendidikan kewarganegaraan akan membentuk karakter mahasiswa sebagai berikut

yang

a. Mahasiswa yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara

b. Mahasiswa yang cerdas, aktif, kritis dan demokratis, namun tetap memiliki

komitmen menjaga persatuan dan integritas bangsa.

c. Mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban yaitu kebebasan, persamaan,

toleransi dan tanggungjawab. Dengan demikian, setelah mahasiswa mengikuti

Pendidikan Kewarganegaraan dengan baik dan benar diharapkan mereka akan

menjadi warga negara Indonesia yang memiliki kemampuan untuk melakukan


perubahan di tengah masyarakat melakukan transfer of learning (proses

pembelajaran), transfer of values (proses pengejawantahan nilai-nilai) dan transfer

of principles (proses pengalihan prinsip-prinsip) demokrasi, HAM dan masyarakat

madani dalam kehidupan nyata

12.Apa dan bagaimana sumbangan Pendidikan Kewarganegaraan di Fakultas

Kedokteran Gigi Program Studi Kedokteran Gigi  dalam pembentukan calon dokter

gigi yang profesional?

Pancasila merupakan nilai universal yang sebenarnya tidak hanya

diberlakukan bagi negara Indonesia saja, namun memiliki nilai universal yang bisa

digunakan oleh profesi kedokteran gigi. Pancasila memiliki nilai transedental yang

dapat diaplikasikan dalam moral dan etika yang harus dimiliki oleh dokter untuk

memberi pelayanan medis kepada pasien dengan sikap yang penuh hati nurani.

Anda mungkin juga menyukai