Anda di halaman 1dari 32

Tujuan dan Ruang Lingkup Mata

Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SD/MI
Posted on 30 January 2011 by arinil

A. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan
keadilan
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata
tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah,
Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan
peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai
warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan
warga negara
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan
dasar negara dengan konstitusi
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem
pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indone
sia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi
internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

About these ads

Hakikat, Tujuan dan Ruang Lingkup Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan


(Pkn) di SD

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, khususnya pada jenjang


pendidikan dasar, sekolah seharusnya dikembangkan sebagai tatanan sosial yang
kondusif atau memberi suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi
peserta didik. Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan
sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang
mampu memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis.

Maka mata pelajaran PKN harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan
karakter warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab. Melalui PKN
sekolah perlu dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan
keterampilan hidup dalam kehidupan demokratis.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa hakikat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan ?
2.      Apa tujuan mempelajari pendidikan kewarganegaraan di SD ?
3.      Apa ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan di SD ?

C.    Tujuan
1.      Mengetahui hakikat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
2.      Memahami tujuan pendidikan kewarganegaraan di SD.
3.      Memahami ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan di SD.

D.    Manfaat
Diharapkan Mahasiswa mampu menguasai hakikat, tujuan, dan ruang lingkup
pendidikan kewarganegaraan sehingga mampu mengajarkan dan menerapkannya nanti
kepada peserta didik di sekolah dasar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Hakikat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan:


a. Program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam
kehidupan sehari hari.

b. Mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi
agama, sosial, budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang
cerdas, terampil dan berkarater yang dilandasi pancasila dan UUD i945.

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar ada tiga macam, yaitu
sebagai berikut :

1. Pendidikan Politik

Hakikat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang utama adalah


sebagai pendidikan politik. Sebagai pendidikan politik, Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) akan membantu siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman serta
keterampilan di bidang politik. Ini berarti siswa harus melek politik.

Kata politik secara umum memiliki banyak makna yaitu berarti (a) kekuatan atau
force; (b) kekuasaan/pemerintahan atau governance; (c) kekuatan atau power; (d)
kebijaksanaan atau polecy; (e) pengaruh atau influence. Pendidikan politik menekankan
pada upaya untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia memberikan dukungan atau
partisipasinya kepada suatu obyek tertentu dan dalam hal ini adalah kepada nusa,
bangsa dan negara atau pemimpin. Dalam sistem politik dikenal ada dua dimensi yang
dilakukan warga negara terhadap suatu obyek yang dapat berupa seorang tokoh, partai
politik atau pemerintah yaitu dukungan dan tuntutan.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai pendidikan politik mempunyai tugas


memperkenalkan nilai-nilai kaitannya dengan politik dan selanjutnya menumbuhkan
partisipasi peserta didik terhadap pelaksanaan suatu nilai. Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) sebagai pendidikan politik berupaya menumbuhkan dukungan murid terhadap
keluarga, guru, sekolah, masyarakat, nusa, bangsa dan negara. Tumbuhkan rasa cinta
terhadap Tanah Air dan bangsanya. Siap berkorban bagi bangsa dan negaranya. Ada tiga
aspek sikap yang harus ditumbuhkan yaitu : (a) Sense of belonging yaitu sikap memiliki
suatu nilai; (b) Sense of responsibility yaitu sikap untuk bertanggung jawab terhadap
suatu nilai, dan (c) Sense of participation yaitu sikap untuk berpartisipasi langsung dalam
perjuangan membela nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

2. Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan

Hakikat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berikutnya yaitu


sebagai Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan. Tugas pokok pendidikan hukum dan
kemasyarakatan dalam hal ini adalah mendidik generasi muda agar memiliki sikap melek
hukum. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang didalamnya memuat nilai, moral dan
norma secara otomatis membelajarkan siswa tahu akan aturan-aturan yang berlaku
mulai dari aturan dalam lingkup keluarga, sekolah, masyarakat dan negara. Segala
aktivitas ada aturannya yang tidak boleh dilanggar begitu saja. Dalam permainan
sekalipun digunakan aturan yang harus ditaati bersama.

Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar harus


memperkenalkan kepada para siswa segala bentuk aturan, maupun norma-norma yang
berkembang dalam masyarakat. Tujuannya adalah agar siswa menyadari bahwa
disamping ada kebebasan tetapi juga ada aturan yang membatasi hak dan kewajiban
seseorang.

3. Pendidikan Nilai dan Moral

Hakikat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berikutnya yaitu


sebagai Pendidikan Nilai dan Moral. Akan tetapi ini bukan berarti guru hanya cukup
mengenalkan kepada muridnya tentang nilai baik dan nilai tidak baik; moral baik dan
moral tidak baik. Lebih dari itu yang dimaksud dengan pendidikan nilai dan moral dalam
hal ini adalah pembelajaran tentang nilai-nilai dan moral yang mengacu pada jenjang
afektif, yaitu mulai dari jenjang penerimaan nilai, penanggapan nilai, penghargaan nilai,
pengorganisasian nilai sampai pada jenjang karakterisasi nilai-nilai dan moral. Jadi yang
ditekankan adalah : (a) seberapa murid menerima nilai dan moral yang menjadi
pilihannya; (b) seberapa murid menanggapi nilai dan moral yang menjadi pilihannya; (c)
seberapa murid menghargai nilai dan moral yang menjadi pilihannya; (d) seberapa
murid mengorganisasikan nilai dan moral dalam dirinya sebagai nilai pilihannya; (e)
seberapa jauh murid telah menjadikan nilai dan moral sebagai karakter dirinya dalam
kehidupannya sehari-hari (proses karakterisasi). Jadi dengan kata lain pendidikan nilai
dan moral adalah pendidikan yang menekankan terbentuknya proses sosialisasi dan
internalisasi nilai-nilai dan moral tertentu pada diri peserta didik. Dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ini yang dimaksud dengan nilai dan moral tertentu
itu adalah nilai dan moral yang bersumber pada budaya bangsa dan yang terkristalisasi
di dalam lima sila Pancasila.

Proses sosialisasi nilai dan moral adalah proses pengetahuan, yaitu pengetahuan
tentang nilai dan moral (Cognitive value /moral). Pemahaman tentang baik-buruk
merupakan cognitive value/moral. Sedangkan internalisasi nilai dan moral adalah proses
afektif sebagaimana dijelaskan di atas.

Terbentuknya proses sosialisasi dan internalisasinilai dan moral pada diri peserta
didik dapat dikembalikan pada dua buah teori sebagai dasar pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar. Teori tersebut sebagaimana dikemukakan
oleh Abdul Aziz Wahab (1995), yaitu :

a. Teori Pengetahuan Moral (Cognitive Morale Theory)

Teori ini menyatakan bahwa perilaku, nilai dan moral seseorang dapat
ditumbuhkan melalui pengetahuan tentang nilai dan moral. Dengan pengetahuan
tentang nilai dan moral tersebut diharapkan dapat mengubah perilaku seseorang. Oleh
karena itu internalisasi tentang nilai dan moral merupakan hal yang utama.

b. Teori Keteladanan (To Give Example Theory)

Teori ini menyangkal teori yang pertama dan menyatakan bahwa : “Moral tidak
dapat diajarkan tetapi ditangkap atau dicontoh (morale cannot be taught but cought)”.

Kedua teori tersebut dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran nilai dan moral
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dengan kata lain pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dapat dibangun melalui proses perolehan informasi yaitu
melalui perolehan pengetahuan tentang nilai dan moral serta melalui pemberian contoh
keteladanan. Dengan mencontohkan perilaku yang bermuatan nilai-nilai dan moral
tertentu diharapkan siswa dapat meniru dan mengamalkannya.

Nilai yang dimiliki seseorang terbentuk atas dasar cipta, rasa dan karsa seseorang
atau kelompok masyarakat dan bangsa. Secara teoritis nilai terbentuk melalui proses
tertentu dan atas dasar kesadaran dan keyakinan atau belief. Jadi pembentukan nilai
pada diri seseorang tidak dapat dipaksakan.

Secara teoritis, kriteria proses internalisai nilai dan moral terbetuk melalui tiga
tahap sebagaimana dikemukakan Abdul Aziz Wahab (1995), yaitu (a) memilih nilai; (b)
menghargai nilai; (c) melaksanakan nilai atau moral. Rincian tahapan tersebut yaitu
sebagai berikut :

a. Memilih Nilai, dengan indikatornya :

1)        Memilih nilai penuh kebebasan (menurut keinginan)


2)        Memilih nilai dari berbagai alternatif
3)        Memilih nilai setelah dipertimbangkan secara seksama dari berbagai alternatif

b. Menghargai Nilai, dengan indikatornya :


1)   Menghargai dan gembira dengan nilai pilihannya
2)   Berkeinginan untuk memperjelas nilai pilihannya agar diketahui orang banyak

c. Melaksanakan Nilai, dengan indikatornya :

1)      Melakukan sesuatu sesuai dengan nilai pilihannya

2)      Mengulanginya dalam beberapa pola hidup.

Kriteria proses internalisasi nilai dan oral tersebut selanjutnya disarankan untuk dapat
dijadikan acuan dala pelaksanaan pebelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di
Sekolah Dasar. Siswa sekolah dasar diharapkan dapat mengklarifikasikan nilai-nilai yang
menjadi pilihannya melalui tahapan memilih, menghargai dan melaksanakan nilai dan
moral.
B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD

Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan:


a.         Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
b.        Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi.
c.         Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa
lainnya.
d.        Berintegrasi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

C. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD

Berdasarkan Pemendiknas No. 22 tahun 2006  Ruang lingkup Mata pelajaran


Pendidikan Kewarganegaraan untuk Pendidikan Dasar dan Menengah secara umum 
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a.    Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi:
Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam
pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan.
b.    Norma Hukum dan Peraturan, meliputi:
Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di
masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan
internasional.
c.    Hak Asasi Manusia, meliputi:
Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional
dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d.   Kebutuhan Warga Negara, meliputi:
Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,
Persamaan kedudukan warga negara.

e.    Konstitusi Negara, meliputi:


Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f.     Kekuasaan dan Politik, meliputi:
Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah
pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju
masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
g.    Pancasila, meliputi:
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan
Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
h.    Globalisasi, meliputi:
Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak
globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi
globalisasi.

BAB III

PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang


memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut:


1.      Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang benar
dan sah

2.      Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta
watak ke-Indonesia

B.       SARAN

Dengan mempelajari materi tentang hakikat mata pelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan, kita dapat mengetahui pendidikan apa saja yang melandasi mata
pelajaran PKn ini. Yang mana semua pendidikan di dalamnya mempunyai tujuan yang
sama yaitu untuk membuat cita-cita negara kita terwujud, “mencerdaskan kehidupan
bangsa”. Semoga dengan makalah ini, dapat paling tidaknya sedikit membantu para
pembaca untuk ikut andil dalam cita-cita mulia negara kita negara Indonesia ini.

DAFTAR PUSTAKA

Maridjo Abdul HHasjmy; 2010, Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), FKIP
Universitas Tanjungpura, Pontianak

http://cenatcenutpgsd.blogspot.com/p/hakikat-dan-fungsi.html

http://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-
pendidikan-kewarganegaraan-sdmi/

 
MAKALAH

HAKIKAT, KARAKTERISTIK, PENGERTIAN, TUJUAN, DAN RUANG


LINGKUP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan SD yang dibina


oleh Selly Rahmawati, M.Pd.

                                                                   Oleh:

                                          Ratna Wahyu Hendratni             (12144600130)

                                          Nur Ernawati                               (12144600141

                                          Heri Susanto                               (12144600144)

                                          Wisnu Edi Wibowo                      (12144600149)

                                          Is  Kholifah Trisnawati                 (12144600158)

                                                                      A4-12

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2013

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“Hakikat, pengertian, Karakteristik, Tujuan, Ruang Lingkup Pendidikan
Kewarganegaraan”.

Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis mendapat bantuan dari semua pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Selly Rahmawati, M.Pd selaku dosen mata kuliah  Pendidikan


Kewarganegaraan SD.
2. Rekan-rekan Kelas A4-12 PGSD FKIP Universitas PGRI Yogyakarta.
3. Orang tua penulis tercinta yang tiada henti-hentinya memberikan doa dan
dukungan baik moral maupun material yang telah diberikan.
4. Teman-teman yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya
penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi semua pihak yang membacanya.

Yogyakarta,  September 2013

                                                                                                        Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR
……………………………………………………………………………    ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………
……….  iii

BAB I      
PENDAHULUAN………………………………………………………………….
.     1

1. Latar Belakang
…………………………………………………………………..     1
2. Rumusan
Masalah………………………………………………………………..     1
3. Tujuan
Masalah……………………………………………………………………
2   

                                                                 

BAB II      PEMBAHASAN      


……………………………………………………………..    3

1. Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan………………………………..3                                        
 
2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan………………………………….
6
3. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan……………………………….
9
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan   …………………………………….
11
5. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan…………………………….
14

BAB III    KESIMPULAN DAN


SARAN………………………………………………..   16

1. Kesimpulan…………………………………………………………………
………   16
2. Saran      
…………………………………………………………………………..  
16
 

DAFTAR PUSTAKA   17

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Urgensi matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam setiap jenjang


pendidikan tidak terlepas dari fungsi dan peranan Pendidikan Kewarganegaraan
dalam membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan harapan Undang-Undang
Dasar 1945 dan Pancasila. Meskipun Pendidikan Kewarganegaraan harus melalui
berbagai perubahan nama dan materi dari setiap kurikulum namun tidak dapat
dipungkiri Pendidikan Kewarganegaraan telah memberikan kontribusi yang cukup
besar dalam mencetak generasi bangsa berkepribadian luhur.

Mulai terkikisnya moral anak bangsa saat ini juga telah menjadi peringatan bagi
semua kalangan pada umumnya dan pendidik pada khususnya. Dalam mengatasi
hal ini pendidik harus bisa mengintegrasikan setiap matapelajaran menjadi
pendidikan karakter baik secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk
dalam matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengajarkan untuk
berperilaku sesuai norma-norma yang ada. Teori yang ada dalam materi pelajaran
tersebut harus dibarengi dengan praktik lapangan sehingga dapat tercipta peserta
didik yang tidak hanya sekedar cerdas dalam bidang akademik tetapi juga cerdas
menempatkan diri sebagai warga negara yang baik.

Oleh karena itu, melalui tugas matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah


Dasar kami ingin membahas lebih dalam mengenai hakikat, karakteristik,
pengertian, tujuan, dan ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan.

 B.   Rumusan Masalah

1. Apa hakikat Pendidikan Kewarganegaraan?


2. Bagaimana karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan?
3. Apa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?
4. Apa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan?
5. Apa saja ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan?

C.   Tujuan

Dalam makalah ini kami ingin menjelaskan:


1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB II

PEMBAHASAN

 A.   Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

Kajian historis Pendidikan Kewarganegaraan sejak masa kemerdekaan (1946)


sampai masa reformasi (saat ini)

1. Tahun 1946

Pada tahun ini belum dikenal adanya matapelajaran yang menyangkut


kewarganegaraan

2.   Tahun 1957

Pada tahun ini mulai diperkenalkan matapelajaran Kewarganegaraan. Isi pokok


materinya meliputi cara memperoleh kewarganegaraan serta hak dan kewajiban
warga negara. Selain matapelajaran Kewarganegaraan juga diperkenalkan
matapelajaran Tata Negara dan Tata Hukum

3. Tahun 1959

Pada tahun ini ini muncul matapelajaran CIVICS di Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas yang isinya meliputi sejarah nasional, sejarah
proklamasi, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, pidato-pidato
kewarganegaraan presiden, serta pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Tahun 1962

Pada tahun ini telah terjadi pergantian matapelajaran CIVICS menjadi Kewargaan
Negara. Penggantian ini atas usul menteri kehakiman pada masa itu, yaitu Dr.
Saharjo, SH. Menurut beliau penggantian ini bertujuan untuk membentuk wara
negara yang baik. Materi yang diberikan menurut keputusan menteri P dan K no.
31/ 1967 meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Tap MPR, dan
pengetahuan PBB.

 5. Tahun 1968


Pada tahun ini keluar kurikulum 1968 sehingga istilah Kewargaan Negara secara
tidak resmi diganti menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.

Materi pokoknya menurut jenjang pendidikan, yaitu

1. Sekolah Dasar

      1)   Pengetahuan kewarganegaraan

      2)   Sejarah Indonesia

     3)    Ilmu bumi

2. Sekolah Menengah Pertama

      1)      Sejarah kebangsaan

      2)      Kejadian setelah kemerdekaan

      3)      Undang-Undang Dasar 1945

      4)      Pancasila

      5)      Ketetapan MPR

3. Sekolah Menengah Atas

      1)      Pasal-pasal UUD 1945 yang dihubungkan dengan tata negara

      2)      Sejarah

      3)      Ilmu bumi

      4)      Ekonomi

4. Sekolah Pendidikan Guru

    1)      Sejarah Indonesia

    2)      Undang-Undang Dasar 1945

    3)      Kemasyarakatan

    4)      Hak Asasi Manusia (HAM

6. Tahun 1973
Pada tahun ini Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan bidang PKn menetapkan 8 tujuan kurikuler, yaitu:

1. Hak dan kewajiban warga negara


2. Hubungan luar negeri dan pengetahuan internasional
3. Persatuan dan kesatuan bangsa
4. Pemerintahan demokrasi Indonesia
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
6. Pembangunan sosial ekonomi
7. Pendidikan kependudukan
8. Keamanan dan ketertiban masyarakat

7. Tahun 1975

Pada tahun ini muncul matapelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP)


menggantikan PKn. Menurut Tap MPR no. IV/MPR/1973 tentang GBHN
menginstruksikan matapelajaran PMP masuk dalam kurikulum sekolah mulai dari
Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi

8. Tahun 1984

Pada tahun ini kurikulum tetap mempertahankan matapelajaran PMP

9. Tahun 1994

Pada tahun ini matapelajaran PMP diganti menjadi matapelajaran Pendidikan


Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

10. Tahun 2006

Pada tahun ini keluar kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) muncul matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
menggantikan PPKn.

Materi pokok menurut jenjang pendidikannya meliputi:

1.Sekolah Dasar

1)      Norma-norma

2)      Pancasila

3)      Perilaku-perilaku yang baik dalam masyarakat

2.Sekolah Menengah Pertama


1)      Undang-Undang Dasar

2)      Struktur negara

3)      Hukum-hukum ketatanegaraan

3.Sekolah Menengah Atas

1)      Hubungan internasional

2)      Keterbukaan

3)      Keadilan

Jadi Hakikat PKn, yaitu:

1. Program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana


untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari.
2. Sebuah matapelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan diri yang
beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa
untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

 B.   Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan

Sejalan dengan uraian pada hakikat bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan


maka berikut ini akan diuraikan pula tentang karakteristik atau ciri-ciri/sifat
umum bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan. Melalui matapelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan menuntut lahirnya warga negara dan warga
masyarakat yang Pancasila, beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa yang mengetahui dan memahami dengan baik hak-hak dan kewajibannya
yang didasari oleh kesadaran dan tanggungjawabnya sebagai warga negara. Dapat
membuat keputusan secara cepat dan tepat, baik bagi dirinya maupun bagi orang
lain. Warga negara yang yang dimaksud adalah warga negara dan warga
masyarakat yang juga mandiri, bertanggungjawab, mampu berfikir kritis dan
kreatif atau yang secara umum oleh Lawrence Senesh seperti yang dikemukakan
oleh Murphy (1967:57) dengan sebutan desitable socio-civic behavior atau warga
negara yang mampu tink globally while act locally kata Rene Dubois.

Warga negara yang memiliki pandangan seperti ini memiliki apa yang disebut
cosmopolitan stance atau sikap mental/pendirian yang bersifat cosmopolitan.
Mereka adalah warga negara yang dapat menggunakan sumber-sumber daya dunia
dan mengakumulasikan kebijakan dan kearifan dalam melahirkan tindakan
bersama terhadap masalah bersama yang dihadapi setiap orang. Warga negara
dengan pandangan global memahami saling ketergantungan, kemajemukan, nilai-
nilai dan menemukannya bukan hanya dalam budaya kelompok mereka sendiri
sebagai suatu negara-bangsa, tetapi juga masyarakat dunia secara keseluruhan.
Sehubungan dengan penggambaran seperti dikemukakan di atas mengarahkan kita
pada landasan konsep yang mendasari Pendidikan Kewarganegaraan tersebut,
yaitu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan insan sosial politik yang
terorganisasi dengan tujuan agar manusia Indonesia tersebut memiliki kemauan
dan kemampuan untuk:

1. Sadar dan patuh terhadap hukum (melek hukum)


2. Sadar dan bertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

( melek politik )

    3, Memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan  nasional ( insan


pembangunan )

    4. Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heroisme dan patriotisme)

Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan dengan paradigma baru, yaitu bahwa


Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program
pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana utama serta esensi pendidikan
demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui berikut ini:

1.        Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik
dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial

2.        Civic Reponsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang bertanggungjawab

3.        Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas


dasar tanggungjawabnya, baik secara individual, sosisal, maupun sebagai
pemimpin hari depan

Sejalan dengan itu kompetensi-kompetensi yang hendak diwujudkan melalui mata


pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu sebagai
berikut :

 1. Kompetensi untuk  menguasai pengetahuan kewarganegaraana.Memahami


tujuan pemerintahan dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintahan Republik
Indonesia

 a. Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintah daerah dan nasional
sebagaimana   keterlibatan warga negara membenuk kebijaksanaan publik
b. Mengetahui hubungan negara dan bangsa Indonesia dengan negara-negara dan
bangsa-bangsa lain beserta masalah-masalah dunia dan atau internasional

2.  Kompetensi untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan

a. Mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses pemecahan


masalah dan inkuiri

b. Mengusasai kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu

c. Membela atau mempertahankan posisi bagi mengemukakan argumen yang


kritis logis dan rasional

d. Memaparkan suatu informasi yang penting pada khalayak umum

e.Membangun koalisi, kompromi, negosiasi, dan consensus(demokrasi)

3.  Kompetensi untuk mengusai karakter kewarganegaraan

a. Memberdayakan dirinya sebagai warga negara yang aktif, kritis dan


bertanggungjawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam berbagai
aktifitas masyarakat, politik dan pemerintahan dalam semua tingkat (daerah dan
nasional).

b. Memahami bagaimana warga negara melaksanakan peranan, hak dan tanggung


jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat pada semua
tingkatan (daerah dan nasional).

c.Memahami, menghayati dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti, demokrasi,


Hak Asasi Manusia dan Nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara

d.Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam kehidupan


sehari-hari

 C.   Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan sebenarnya dilakukan dan dikembangkan di seluruh


dunia, meskipun dengan berbagai istilah atau nama. Matakuliah tersebut sering
disebut sebagai civic education, Citizenship Education, dan bahkan ada yang
menyebutnya sebagai democrcy education. Tetapi pada umumnya pendapat para
pakar tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang sama.

Beberapa pandangan para pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan adalah


sebagai berikut:
1. Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizendan Civics,
pada tahun 1886, merumuskan pengertian Civics dengan The sciens of
citizenship, the relation of man, the individual, to man in organized
collections, the individual in his relation to the state. Dari definisi tersebut,
Civics dirumuskan dengan Ilmu Kewarganegaraan yang membicarakan
hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan
yang terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi, politik) dan antara
individu- individu dengan negara.
2. Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah citizenship
mempunyai dua makna dalam aktivitas sekolah. Yang pertama,
kewarganegaraan termasuk kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang
sah. Yang kedua, aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak,
organisasi pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung
jawab
3. Menurut Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda
menjadi warga negara yang demokrasi dan partisipatif melalui suatu
pendidikan yang dialogial. Sementara Soedijarto mengartikanPendidikan
Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk
membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara politik
dewasa dan ikut serta membangun sistem politik yang demokratis

Dari definisi tersebut, semakin mempertegas pengertian civic education


(Pendidikan Kewarganegaraan) karena bahannya meliputi pengaruh positif dari
pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah, dan pendidikan di luar sekolah.
Unsur-unsur ini harus dipertimbangkan dalam menyusun program Civic
Education yang diharapkan akan menolong para peserta didik (mahasiswa) untuk:

1. Mengetahui, memahami dan mengapresiasi cita-cita nasional.


2. Dapat membuat keputusan-keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab
dalam berbagai macam masalah seperti masalah pribadi, masyarakat dan
negara.

Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan nilai-


nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-
nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa Indonesia yang diharapkan
dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagao individu, sebagai calon
guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan demikian, selain pengetahuan, sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai moral Pancasila  para Mahasiswa S1 PGSD diharapkan pula memiliki
keterampilan di dalam mengorganisir dan mengembangkan materi bidangstudi
Pendidikan Kewarganegaraan untuk dapat diajarkan di SD. Itu juga berarti para
Mahasiswa selain  memperoleh pengetahuan, mengembangkan sikap dan perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai moral Pancasila juga diharapkan dapat
mengajarkannya dalam tingkat SD agar para siswa SD dapat mengetahui dan
menghayati serta mengamalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tersebut menurut
tingkat kematangan siswa SD.

Dalam melaksanakan Pendidikan Kewarganegaraan patut diperhatikan bahwa


bidangstudi tersebut menggantikan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
masa berlakunya Kurikulum sekolah tahun 1944

Melalui penjelasan  di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum tujuan


Pendidikan Kewarganegaraan  adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila


yang benar dan sah
2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan
ciri khas Indonesia
3. Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik
4. Mengubah kesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga
masyarakat Indonesia untuk  selalu mempertahankan dan melestarikan
nilai-nilai moral Pancasila tanpa menutup kemungkinan
diakomodasikannya nilai-nilai lain dari luar yang sesuai dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai moral Pancasila terutama dalam
menghadapi arus globalisai dan dalam rangka kompetisi dalam pasar bebas
dunia
5. Memberikan motivasi agar dalam langkah laku lampahnya bertindak dan
berperilaku  sesuai dengan nilai, moral dan norma Pancasila
6. Mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga negara dan warga
masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai
bangsa dan negaranya (Udin S. Winataputra,2008 :3.8)

 D.     Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara sekolah sebagai wahana


pengembangan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, yang
secara kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan  harus menjadi wahana psikologi-
pedagogis yang utama.

Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sekolah seyogyanya di


kembangkan sebagai pranata atau tatanan social-pedagogis yang kondusif atau
memberi suasana bagi tumbuhkembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik.
Kualitas pribadi ini sangat penting karena akan menjadi bekal untuk berperan
sebagai warga negara yang demokratis serta tanggung jawab, dengan sikap dan
perilakunya dilandasi oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak
mulia, kesehatan, ilmu, kecakapan, kreativitas, dan kemandirian. Oleh karena itu,
sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai
pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang
mampu memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis. Dengan
demikian, secara bertahap sekolah akan menjadi komunitas yang memiliki budaya
yang berintikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak dan kewajiban serta
keharmonisan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat yang tertib, adil dan
berkeadaban. Dalam kerangka semua itu matapembelajaran PKn harus berfungsi
sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggungjawab.

Menyadari betapa pentingnya peran PKn dalam proses pembudayaan dan


pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan,
pembangunan kemauan, dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran maka dengan melalui PKn sekolah perlu dikembangkan sebagai
pusat pengembangan wawasan, sikap, dan ketrampilan hidup dan berkehidupan
yang demokratis untuk membangun kehidupan demokratis. Pendidikan
prasekolahan seyogyanya dikembangkan sebagai wahana social cultural untuk
membangun kehidupan yang demokratis. Hal ini dapat diartikan bahwa sekolah
harus menjadi wahana pendidikan untuk mempersiapkan kewarganegaraan yang
demokratis melalui pengembangan kecerdasan spiritual, rasional, emosional, dan
social warga negara yang baik sebagai aktor social maupun sebagai
pemimpin/kholifah pada hari ini dan hari esok. Karakter utama warga negara yang
cerdas dan baik adalah dimilikinya komitmen untuk secara konsisten, mau dan
mampu memelihara, dan mengembangkan cita-cita dan nilai demokrasi sesuai
perkembangan zaman, dan secara efektif dan langgeng menangani dan mengelola
krisis yang selalu muncul untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia sebagai
bagian integral dari masyarakat global yang damai dan sejahtera.

Tujuan Pkn

Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa “Mata


Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan matapelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUd
1945”, sedangkan tujuannya, digariskan dengan tegas agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:

1. Berfikir secara krisis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu


kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawa, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti-
korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.

Tujuan PKn di SD:

1. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila


yang benar dan sah.
2. Meletakkan dan membentuk pola piker yang sesuai dengan Pancasila dan
ciri khas serta watak ke-Indonesiaan.
3. Menanamkan nilai-nilai moral Pancasila ke dalam diri anak didik.
4. Menggugahkesadaran anak didik sebagai warga negara dan warga
masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan
nilai-nilai moral Pancasila tanpa menutup kemungkinan bagi
diakomodasikannya nilai-nilai laindari luar yang sesuai dan tidak
bertentangan dengan nilai-nilai moral Pancasila terutama dalam
menghadapi arus globalisasi dan dalam rangka kompetisi dalam pasar
bebas dunia.
5. Memberikan motivasi agar dalam setiap langkah laku lampahnya
bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma Pancasila.
6. Mempersiapkan anak didik utuk menjadi warga negara dan warga
masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai
bangsa dan negaranya.

 E.   Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Ruang Lingkup matapelajaran


Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah secara
umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan,


cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,
Keutuhan Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam bela Negara,
Sikap positif terhadap negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan
dan jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga,
sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah,
norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum
dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM,
pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup bergotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri,
persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi negara, meliputi Proklamasi kemerdekaan dan konstitusa yang
pertama, kostitusi yang pernah digunakan Indonesia, hubungan dasar
negara dengan konstitusi.
6. Kekuasaan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi pemerintahan pusat, demokrasi dan
sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakan demokrasi.
7. Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila  sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila
sebagai ideologi terbuka.
8. Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional
dan organisasi internasional dan mengevaluasi globalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin S. (2008). Pembelajaran PKn di SD, Jakarta:Universitas


Terbuka.

http://h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan-di-sd/

http://izzati-site.blogspot.com/2012/10/apa-sich-hakikat-pendidikan.html

http://stkip.files.wordpress.com/2011/05/ppkn1.pdf
Makalah Hakikat pembelajaran Pkn
                                                    PENDAHULUAN

  A.Latar belakang masalah


 Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang
memang mengalami perubahan nama dengan sangat cepatkarena mata pelajaran
tersebut memang rentan terhadap perubahan politik, namun ironisnya nama berubah
berkali-kali, tetapi secara umum serta pendekatan cara penyampaianya kebanyakan
tidak berubah.

Dari sisi isi misalnya,lebih menekankan pengetahuan untuk dihafal dan bukan materi
pembelajaran yang mendorong berpikir apalagi berpikir kritis siswa.Dari segi
pendekatan yang lebih ditonjolkan adalah pendekatan politis dan kekuasaanDari segi
pembelajaran atausistem penyampaiannya lebih menekankan padapembelajaran satu
arahdengan dominasi guru yang lebih menonjolsehingga hasilnya sudah dapat diduga,
yaitu verbalisme yang selama ini sudah dianggap sangat Melakat padapendidikan
umumnya di Indonesia.

Untuk dapat mengatasi hal itulsh kiranya dibutuhkan oerubahan-perubahan dalm


pendidikan kewarganegaraan psling tidak untuk ketiga aspek tersebut.

Rumusan masalah

1.Apa pengertian dari pembelajaran Pkn?

2.Jelaskan tujuan Pendidikan kewarganegaraan?

3.Apa yang di maksud Ruang lingkup pembelajaran Pkn?

 4.Bagaimana Hakikat bidang studi pendidikan kewarganegaraan?


                                                      PEMBAHASAN

A.  Pengertian Pembelajaran Pkn[1]


Istilah Pkn yang menggunakan dengan “N” atau huruf capital merupakan
singkatan dari singkatan dari pendidikan kewarganegaraan Pendidikan
kewarganegaraan (Pkn ) merupakan pendidikan  yang menyangkut status formal
warganegara yang di atur dalam UU NO 2 tahun 1949,UU NO 62 Tahun 1958,UU NO 12
tahun 2006 tentang status kewarganegara yang telah berlaku mulai tanggal 1 Agustus
2006.

Menurut pandangan soemantri(1967) pendidikan kewargaan Negara(Pkn)


identik dengan istilah civic,yaitu mata pelajaran yang bertujuan membentuk atau
membina kewarganegara yang baik,warga  Negara yang tahu,mau sadar akan hak dan
kewajibannya .hal ini dapat di wujudkan dalam bentuk sikap, prilaku dan perbuatan yang
baik(Ruminiati 2008)

Menurut wahab dan winataputra(2005) menyatakan bahwa perubahan istilah


PKN menjadi PKn perlu di artikan adanya pergeseran makna.Istilah PKn yang secara
teknis diartikan sebagai status formal warga Negara  bergeser maknanya menjadi hal-hal
yang berkenaan dengan warga Negara,yang tentunya termasuk status formal warga
Negara. Sedangkan secara semantic,Kn berasal dari WN.Ke- warganegaara-an dapat di
aartikan sebagai segala sesuatu yang berkenaan dengan warga Negara.

Berdasarkan pandangan Wahab dan Winataputra tersebut,Istilah Pkn dalam


buku ajaran MI tetap menggunakan “n” huruf kecil, dengan makna sebagai “N” huruf
capital,yaitu sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran warga Negara yang baik

B.Tujuan pendidikan kewarganegaraan

[1][1] Paket 1 hakekat pembelajaran Pkn MI


1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisifasi secara aktifdan bertanggung jawab, serta beeertindak cerdas
dalam kegiatan kemasyararakatan, berbangsa dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratisuntuk membentuk diri beerdasarkan
pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pecaturan dunia secar langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

 C. Ruang Lingkup[2]


Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib
di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan
nasional, Hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota
masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga
masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara
dengan konstitusi

[2][2] http//h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakekat-fungsi-tujuan-pendidikan kewarganegaraan- di-


sd
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan
daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik,
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara,
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indone sia di era
globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional,
dan Mengevaluasi globalisasi.

D. HAKIKAT DAN KAREKTERISTIK BIDANG STUDI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Hakikat bidang studi pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai


pancasilasebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan
Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri
yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para Mahasiswa
baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang


memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945.

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagaii berikut:

1.      Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yng benar dan
sah

2.      Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta
watak ke-Indonesian
Khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Sekolah seyogyanya
dikembangkan sebagai pranata atau tatanan sosial-Pedagogis yang kondusif atau
member suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta
didik.Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu member
keteladanan,, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta didik
dalam proses pembelajaran demokratis.

Dalam kerangka semua itu mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana
kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan
bertanggung jawab.Peran PKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan
pengembangan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.Melalui PKn sekolah
perlu di kembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan
hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi.

Dari kedua konsep dasar tersebut dapat dikemukakan bahwa paradigma pendidikan
demokrasi melalui PKn yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah adalah
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersifat jamak. Sifat
multidimensionalnya itu terletak pada:

1. Pandangan yang pluralistik –uniter (bermaacam-macam teetapi menyatu)


dalam  pengertian Bhineka Tunggal Ika.[3]
1. Sikapnya dalam menempatkan individu, Negara, dan masyarakat global
secara harmonis.
2. Tujuannya yang diarahkan pada dimensi kecerdasan (spiritual, rasional,
dan sosial)
3. Konteks (setting) yang menghasilkan pengalaman belajarnyayang
terbuka, fleksibel atau luwes, dan bervariasi kepada dimensi
tujuannya.Dalam program pendidikan , paradigma ini menuntut hal-
hal sebagai berikut:[4]

[3][3] http//arini.wodpres.com/2011/01/30 tujuan-ruanglingkup-mata pelajaran pendidikan-


kewarganegaraan-sd-mi
Pertama, memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada
pengembangan pengertian entang hakikat dan karekteristik aneka ragam demokrasi,
bukan hanya yang berkembang di Indonesia.
Kedua, mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk
memfasilitasi siswa agar mampu mengeksplorasi sebagaimana cita-citademokrasi telah
diterjemahkan kedalam kelembagaan dan praktik diberbagai belahan bumi dn dalam
berbagai kurun waktu.

Ketiga, tersedianya sumber belajar yang memungkinkan siswa mampu mengekplorasi


sejarah demokrasi di negara untuk dapat menjawab persoalan apakah kekuatan dan
kelemahan demokrasi yang di terapkan di negaranya itu secara jernih.

Keempat, tersedianya sumber belajar yang dapat mempasilitasi siswa untuk dapat
memahami penerapandemokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan
yang luas tentang ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks.

Stuasi sekolah  dan kelas di kembangkan sebagai democratic laboratory atau lab
demokrasi dengan lingkungan sekolah/kampus yang diperlakukan sebagai micro cosmos
of democracy atau linkungan kehidupan yang demokratis yang bersifat micro ddan
memperlakukan masyarakat luas sebagai open global classroom atau sebagai kelas yang
terbuka.

Dengan cara itu akan memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam stuasi yang
demokratis dan membangun kehidupan yang lebih demokratis. Itulah makna dari
konsep “learning and for democracy,and for democracy” dengan PKn sebagai wahana

kurikuler yang                     Kesimpulan

Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang


memfokuskan pada pembentukkan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD1945.

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagaii berikut:

[4][4] Prof.Dr.H. Kaelan,M.s. “Pendidikan kewarganegaraan “ PARADIGMA, Yogyakarta. 2007, 1-3


1.      Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yng benar dan
sah

2.      Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta
watak ke-Indonesian

Menurut pandangan soemantri(1967) pendidikan kewargaan Negara(Pkn) identik


dengan istilah civic,yaitu mata pelajaran yang bertujuan membentuk atau membina
kewarganegara yang baik,warga Negara yang tahu,mau sadar akan hak dan
kewajibannya .hal ini dapat di wujudkan dalam bentuk sikap, prilaku dan perbuatan yang
baik(Ruminiati 2008)

 DAFTAR PUSTAKA
 http//arini.wodpres.com/2011/01/30 tujuan-ruanglingkup-mata pelajaran pendidikan-
kewarganegaraan-sd-mi

Prof.Dr.H. Kaelan,M.s. “Pendidikan kewarganegaraan “ PARADIGMA, Yogyakarta. 2007,


1-3

http//h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakekat-fungsi-tujuan-pendidikan
kewarganegaraan- di-sd

Paket 1 hakekat pembelajaran Pkn MI

Diposkan oleh Afifah di 05.39

Anda mungkin juga menyukai