Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SD/MI
Posted on 30 January 2011 by arinil
A. Tujuan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-
bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap
positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan
keadilan
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata
tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah,
Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan
peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai
warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan
warga negara
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan
dasar negara dengan konstitusi
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem
pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indone
sia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi
internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
BAB I
PENDAHULUAN
Maka mata pelajaran PKN harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan
karakter warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggungjawab. Melalui PKN
sekolah perlu dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan
keterampilan hidup dalam kehidupan demokratis.
C. Tujuan
1. Mengetahui hakikat mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
2. Memahami tujuan pendidikan kewarganegaraan di SD.
3. Memahami ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan di SD.
D. Manfaat
Diharapkan Mahasiswa mampu menguasai hakikat, tujuan, dan ruang lingkup
pendidikan kewarganegaraan sehingga mampu mengajarkan dan menerapkannya nanti
kepada peserta didik di sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi
agama, sosial, budaya, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang
cerdas, terampil dan berkarater yang dilandasi pancasila dan UUD i945.
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar ada tiga macam, yaitu
sebagai berikut :
1. Pendidikan Politik
Kata politik secara umum memiliki banyak makna yaitu berarti (a) kekuatan atau
force; (b) kekuasaan/pemerintahan atau governance; (c) kekuatan atau power; (d)
kebijaksanaan atau polecy; (e) pengaruh atau influence. Pendidikan politik menekankan
pada upaya untuk mempengaruhi orang lain agar bersedia memberikan dukungan atau
partisipasinya kepada suatu obyek tertentu dan dalam hal ini adalah kepada nusa,
bangsa dan negara atau pemimpin. Dalam sistem politik dikenal ada dua dimensi yang
dilakukan warga negara terhadap suatu obyek yang dapat berupa seorang tokoh, partai
politik atau pemerintah yaitu dukungan dan tuntutan.
Proses sosialisasi nilai dan moral adalah proses pengetahuan, yaitu pengetahuan
tentang nilai dan moral (Cognitive value /moral). Pemahaman tentang baik-buruk
merupakan cognitive value/moral. Sedangkan internalisasi nilai dan moral adalah proses
afektif sebagaimana dijelaskan di atas.
Terbentuknya proses sosialisasi dan internalisasinilai dan moral pada diri peserta
didik dapat dikembalikan pada dua buah teori sebagai dasar pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar. Teori tersebut sebagaimana dikemukakan
oleh Abdul Aziz Wahab (1995), yaitu :
Teori ini menyatakan bahwa perilaku, nilai dan moral seseorang dapat
ditumbuhkan melalui pengetahuan tentang nilai dan moral. Dengan pengetahuan
tentang nilai dan moral tersebut diharapkan dapat mengubah perilaku seseorang. Oleh
karena itu internalisasi tentang nilai dan moral merupakan hal yang utama.
Teori ini menyangkal teori yang pertama dan menyatakan bahwa : “Moral tidak
dapat diajarkan tetapi ditangkap atau dicontoh (morale cannot be taught but cought)”.
Kedua teori tersebut dapat dijadikan referensi dalam pembelajaran nilai dan moral
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dengan kata lain pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) dapat dibangun melalui proses perolehan informasi yaitu
melalui perolehan pengetahuan tentang nilai dan moral serta melalui pemberian contoh
keteladanan. Dengan mencontohkan perilaku yang bermuatan nilai-nilai dan moral
tertentu diharapkan siswa dapat meniru dan mengamalkannya.
Nilai yang dimiliki seseorang terbentuk atas dasar cipta, rasa dan karsa seseorang
atau kelompok masyarakat dan bangsa. Secara teoritis nilai terbentuk melalui proses
tertentu dan atas dasar kesadaran dan keyakinan atau belief. Jadi pembentukan nilai
pada diri seseorang tidak dapat dipaksakan.
Secara teoritis, kriteria proses internalisai nilai dan moral terbetuk melalui tiga
tahap sebagaimana dikemukakan Abdul Aziz Wahab (1995), yaitu (a) memilih nilai; (b)
menghargai nilai; (c) melaksanakan nilai atau moral. Rincian tahapan tersebut yaitu
sebagai berikut :
Kriteria proses internalisasi nilai dan oral tersebut selanjutnya disarankan untuk dapat
dijadikan acuan dala pelaksanaan pebelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di
Sekolah Dasar. Siswa sekolah dasar diharapkan dapat mengklarifikasikan nilai-nilai yang
menjadi pilihannya melalui tahapan memilih, menghargai dan melaksanakan nilai dan
moral.
B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta
watak ke-Indonesia
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Maridjo Abdul HHasjmy; 2010, Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), FKIP
Universitas Tanjungpura, Pontianak
http://cenatcenutpgsd.blogspot.com/p/hakikat-dan-fungsi.html
http://arinil.wordpress.com/2011/01/30/tujuan-dan-ruang-lingkup-mata-pelajaran-
pendidikan-kewarganegaraan-sdmi/
MAKALAH
Oleh:
A4-12
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
“Hakikat, pengertian, Karakteristik, Tujuan, Ruang Lingkup Pendidikan
Kewarganegaraan”.
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis mendapat bantuan dari semua pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
Penulis sadar bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya
penulis berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
…………………………………………………………………………… ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………
………. iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………….
. 1
1. Latar Belakang
………………………………………………………………….. 1
2. Rumusan
Masalah……………………………………………………………….. 1
3. Tujuan
Masalah……………………………………………………………………
2
1. Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan………………………………..3
2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan………………………………….
6
3. Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan……………………………….
9
4. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan …………………………………….
11
5. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan…………………………….
14
1. Kesimpulan…………………………………………………………………
……… 16
2. Saran
…………………………………………………………………………..
16
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
Mulai terkikisnya moral anak bangsa saat ini juga telah menjadi peringatan bagi
semua kalangan pada umumnya dan pendidik pada khususnya. Dalam mengatasi
hal ini pendidik harus bisa mengintegrasikan setiap matapelajaran menjadi
pendidikan karakter baik secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk
dalam matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang mengajarkan untuk
berperilaku sesuai norma-norma yang ada. Teori yang ada dalam materi pelajaran
tersebut harus dibarengi dengan praktik lapangan sehingga dapat tercipta peserta
didik yang tidak hanya sekedar cerdas dalam bidang akademik tetapi juga cerdas
menempatkan diri sebagai warga negara yang baik.
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tahun 1946
3. Tahun 1959
Pada tahun ini ini muncul matapelajaran CIVICS di Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas yang isinya meliputi sejarah nasional, sejarah
proklamasi, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, pidato-pidato
kewarganegaraan presiden, serta pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Tahun 1962
Pada tahun ini telah terjadi pergantian matapelajaran CIVICS menjadi Kewargaan
Negara. Penggantian ini atas usul menteri kehakiman pada masa itu, yaitu Dr.
Saharjo, SH. Menurut beliau penggantian ini bertujuan untuk membentuk wara
negara yang baik. Materi yang diberikan menurut keputusan menteri P dan K no.
31/ 1967 meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Tap MPR, dan
pengetahuan PBB.
1. Sekolah Dasar
1) Pasal-pasal UUD 1945 yang dihubungkan dengan tata negara
3) Kemasyarakatan
6. Tahun 1973
Pada tahun ini Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan bidang PKn menetapkan 8 tujuan kurikuler, yaitu:
7. Tahun 1975
8. Tahun 1984
9. Tahun 1994
Pada tahun ini keluar kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) muncul matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
menggantikan PPKn.
1.Sekolah Dasar
1) Norma-norma
2) Pancasila
2) Keterbukaan
3) Keadilan
Warga negara yang memiliki pandangan seperti ini memiliki apa yang disebut
cosmopolitan stance atau sikap mental/pendirian yang bersifat cosmopolitan.
Mereka adalah warga negara yang dapat menggunakan sumber-sumber daya dunia
dan mengakumulasikan kebijakan dan kearifan dalam melahirkan tindakan
bersama terhadap masalah bersama yang dihadapi setiap orang. Warga negara
dengan pandangan global memahami saling ketergantungan, kemajemukan, nilai-
nilai dan menemukannya bukan hanya dalam budaya kelompok mereka sendiri
sebagai suatu negara-bangsa, tetapi juga masyarakat dunia secara keseluruhan.
Sehubungan dengan penggambaran seperti dikemukakan di atas mengarahkan kita
pada landasan konsep yang mendasari Pendidikan Kewarganegaraan tersebut,
yaitu manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan insan sosial politik yang
terorganisasi dengan tujuan agar manusia Indonesia tersebut memiliki kemauan
dan kemampuan untuk:
( melek politik )
4. Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heroisme dan patriotisme)
1. Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik
dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial
2. Civic Reponsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
negara yang bertanggungjawab
a. Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintah daerah dan nasional
sebagaimana keterlibatan warga negara membenuk kebijaksanaan publik
b. Mengetahui hubungan negara dan bangsa Indonesia dengan negara-negara dan
bangsa-bangsa lain beserta masalah-masalah dunia dan atau internasional
Dengan demikian, selain pengetahuan, sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai moral Pancasila para Mahasiswa S1 PGSD diharapkan pula memiliki
keterampilan di dalam mengorganisir dan mengembangkan materi bidangstudi
Pendidikan Kewarganegaraan untuk dapat diajarkan di SD. Itu juga berarti para
Mahasiswa selain memperoleh pengetahuan, mengembangkan sikap dan perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai moral Pancasila juga diharapkan dapat
mengajarkannya dalam tingkat SD agar para siswa SD dapat mengetahui dan
menghayati serta mengamalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tersebut menurut
tingkat kematangan siswa SD.
Tujuan Pkn
DAFTAR PUSTAKA
http://h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan-di-sd/
http://izzati-site.blogspot.com/2012/10/apa-sich-hakikat-pendidikan.html
http://stkip.files.wordpress.com/2011/05/ppkn1.pdf
Makalah Hakikat pembelajaran Pkn
PENDAHULUAN
Dari sisi isi misalnya,lebih menekankan pengetahuan untuk dihafal dan bukan materi
pembelajaran yang mendorong berpikir apalagi berpikir kritis siswa.Dari segi
pendekatan yang lebih ditonjolkan adalah pendekatan politis dan kekuasaanDari segi
pembelajaran atausistem penyampaiannya lebih menekankan padapembelajaran satu
arahdengan dominasi guru yang lebih menonjolsehingga hasilnya sudah dapat diduga,
yaitu verbalisme yang selama ini sudah dianggap sangat Melakat padapendidikan
umumnya di Indonesia.
Rumusan masalah
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
1. Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yng benar dan
sah
2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta
watak ke-Indonesian
Khususnya pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Sekolah seyogyanya
dikembangkan sebagai pranata atau tatanan sosial-Pedagogis yang kondusif atau
member suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta
didik.Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu member
keteladanan,, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta didik
dalam proses pembelajaran demokratis.
Dalam kerangka semua itu mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana
kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan
bertanggung jawab.Peran PKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sepanjang hayat, melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan
pengembangan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.Melalui PKn sekolah
perlu di kembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan
hidup dan berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi.
Dari kedua konsep dasar tersebut dapat dikemukakan bahwa paradigma pendidikan
demokrasi melalui PKn yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah adalah
pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersifat jamak. Sifat
multidimensionalnya itu terletak pada:
Keempat, tersedianya sumber belajar yang dapat mempasilitasi siswa untuk dapat
memahami penerapandemokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan
yang luas tentang ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks.
Stuasi sekolah dan kelas di kembangkan sebagai democratic laboratory atau lab
demokrasi dengan lingkungan sekolah/kampus yang diperlakukan sebagai micro cosmos
of democracy atau linkungan kehidupan yang demokratis yang bersifat micro ddan
memperlakukan masyarakat luas sebagai open global classroom atau sebagai kelas yang
terbuka.
Dengan cara itu akan memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam stuasi yang
demokratis dan membangun kehidupan yang lebih demokratis. Itulah makna dari
konsep “learning and for democracy,and for democracy” dengan PKn sebagai wahana
2. Meletakkan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan ciri khas serta
watak ke-Indonesian
DAFTAR PUSTAKA
http//arini.wodpres.com/2011/01/30 tujuan-ruanglingkup-mata pelajaran pendidikan-
kewarganegaraan-sd-mi
http//h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakekat-fungsi-tujuan-pendidikan
kewarganegaraan- di-sd