Anda di halaman 1dari 79

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan pedoman bagi guru untuk menyusun dan melaksanakan

proses pembelajaran. Didalam kurikulum terdapat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik

terpadu yang diberlakukan mulai kelas 1 s/d kelas V1. hal ini dipertegas oleh

permendikbud Nomor 67 Tahun 2013 dalam Kurniasih dan sani (2014:35) tentang

“kerangka dasar dan struktur Kurikulum SD bahwa pelaksanaan Kurikulum 2013

pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran tematik terpadu dari kelas I sampai kelas

VI “

Pengembangan pembelajaran tematik terpadu berawal dari pengembangan

skema-skema pengetahuan yang ada di dalam diri siswa dan menggunakan tema

sebagai pemersatuan kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata

pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberi pengalaman yang

bermakna bagi siswa. sebagaimana, dijelaskan oleh Majid (2014:85)bahwa

“pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pembelajaran yang secara sengaja

mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar mata

pelajaran,dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan

dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta

didik. Bermakna artinya bahwa pada pembelajaran tematik terpadu tampak lebih

menekankan pada keterlibat peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga peserta

didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran.”


2

Proses pembelajaran dalam tematik terpadu memiliki karateristik yang segala

aktivitas dalam proses pembelajaran berpusat pada siswa.Proses pemecahan masalah,

penemuan konsep, hukum, prinsip, serta melibatkan proses kognitif yang potensial

dalam merangsang perkembangan intelektual, merupakan inti dari pembelajaran

tematik terpadu. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru dituntut secara profesional

merancang pembelajaran dengan efektif sehingga tercipta sebuah pembelajaran yang

ideal, guru harus memiliki pemahaman terhadap pembelajaran yang akan diajarkan

,kesadaran kreativitas dan keuletan dalam meningkatkan proses pembelajaran agar

terciptanya pembelajaran yang ideal dan sesuai dengan apa yangdiharapan.

Guru memegang peranan penting dalam melakukan perbaikan proses

pembelajaran, menciptakan suasana belajar menyenangkan untuk mengembangkan

potensi diri yang ada pada peserta didik. Suasana belajar sangat mempengaruhi proses

belajar mengajar, suasana belajar yang tegang akan membuat siswa menjadi jenuh

untuk belajar. Sehingga pembelajaran yang diterima pesera didik nantinya tidak akan

bertahan lama.Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran

tematik terpadu, dalam pembelajara tematik terpadu dituntut keprofesionalan seorang

guru, apakah seorang guru tersebut mampu untuk menciptakan suasan belajar yang

kondusif, yang membuat siswa menjadi nyaman dalam belajar sehingga belajar

mengajar akan terjalin dengan baik.

Dalam kurikulum 2013 guru mendapatkan kemudahan dalam

mengimplementasikan pelaksanaannya, yaitu dengan adanya buku panduan. Sesuai

dengan permendikbud Nomor 71 Tahun 2013tentang buku teks pelajaran dan buku

panduan guru untuk pendidikan dasar dan menengah menetapkan ‘ buku teks

pelajaran sebagai buku siswa dan buku panduan guru, sebagai buku panduan guru

harus layak digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian, kualitas pendidikan


3

tentunya dapat ditingkatkan dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran dapat

berlangsung secara efektif, efisien, dan sesuai dengan tuntunan dari kurikulum 2013.

Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 22,23 Oktober

2019Tema 3 (Peduli Terhadap Maklhuk Hidup) Subtema 3 (Ayo Cintai Lingkungan )

di Kelas IV SD Negeri 20 Indarung Kota Padang, penulis menemukan beberapa

permasalahan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penulis menemukan bahwa RPP kurang adanya

inovasi dari guru, karena RPP yang di buat oleh guru tersebut sama persis yang ada

dibuku guru. Kemudian pada pelaksanaan pembelajaran penulis menemukan beberapa

permasalahan yang dialami guru dan siswa saat proses pembelajaran yaitu : (1)

dalam proses pembelajaran hanya menggunakan RPP yang ada pada buku guru,

sehingga persiapan saat mengajar di kelas belum maksimal seperti persiapan media,

alat dan bahan ataupun model pembelajaran yang akan digunakan saat menyampaikan

pembelajaran,(2) pada awal pembelajaran, langsung menjelaskan materi pembelajaran

sehingga pelaksanaan pembelajaran belum terlihat.,(3) dalam kegiatan pembelajaran

belum memberikan pengalaman langsung dan membawa siswa langsung ke situasi

nyata.

Permasalahan diatas sangat berdampak kepada siswa, adapun dampak

permasalahan tersebut kepada siswa yaitu: (1) siswa tidak berminat untuk menyelidiki

atau mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diselesaikannya, karena minat

siswa untuk belajar masih kurang. Akibatnya siswa kurang aktif dalam kegiatan

pembelajaran.,(2) pembelajaran menjadi kurang bermakna, karena siswa belum

mengalami langsung situasi nyata tentang apa yang dipelajarinya. Siswa juga sulit

menemukan prinsip, konsep atau pengetahuan yang baru,(3) materi pembelajaran

yang diperoleh tidak akan tahan lama dalam ingatan dan mudah dilupakan oleh siswa
4

karena siswa tidak diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri jawaban-jawaban

atas permasalahan yang diberikannya dengan terlibat langsung saat proses

pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.

Hal ini merupakan gejala atau permasalahan siswa yang kurang baik dalam

proses pembelajaran, untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna guru harus

melibatkan langsung siswa dalam proses pembelajaran dan guru dituntut harus kreatif,

dalam artinya guru hendaknya bisa memilih model model yang tepat dalam

pembelajaran tematik terpadu dan menerapkan model tersebut dalam proses

pembelajaran supaya permasalahan dapat teratasi dengan baik. Salah satu model yang

sangat cocok untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut menurut penulis adalah

model Discoveri Learning.

Model Discovery learning merupakan model pembelajaran yang menekankan

pada penemuan konsep atau siswa yang menemukan sendiri dalam pengalaman

belajar. Menurut Widiasworo(2017:161)menjelaskan bahwa. “Model Discovery

Learning adalah model pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk

menemukan sendiri konsep pengetahuan. Dalam proses menemukan, peserta didik

dibimbing untuk melakukan serangkaian tahap pembelajaran mulai dari mengamati

hingga mengorganisasikan hasil penemuannya menjadi suatu konsep pengetahuan.”

Menurut Kurniasih (2014:66)bahwa keunggulan model Discovery learning

“(1). dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu. (2) menyebabkan siswa

mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi

sendiri. (3) berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan

pendapat. (4) meningkatkan tingkat penghargaan siswa”. Sedangkan (Anis, 2017)

menyatakan bahwa “model discovery learning adalah model pembelajaran yang


5

mengatur kegiatan yang dilakukan peserta didik sehingga mereka memperoleh

pengetahuan dengan menemukan sendiri.”

Model discovery learning membantu siswa untuk memperbaiki dan

meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses pengetahuan,

pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena

menguatkan pengertian, ingatan dan transfer juga menimbulkan rasa senang pada

siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil. Model ini memungkinkan

siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.

Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan

akalnya dan motivasi sendiri, membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena

memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya, membantu siswa

menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang

final dan tertentu atau pasti, peserta didik juga akan mengerti konsep dasar dan ide-ide

lebih baik. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses

belajar yang baru.

Berdasarkan uraian di atas penulis ingin memperbaiki proses pembelajaran

dengan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : “Peningkatan Proses

Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Discovery Learning

dikelas IV SD Negeri 20 Indarung Kota Padang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka secara umum

rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:”Bagaimanakah

peningkatan proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery

Learning di Kelas IV SD Negeri 20 Indarung Kota Padang”.


6

Sedangkan rumusan masalah secara khusus adalah:

1. Bagaimanakah rencana pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan proses

pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning di Kelas

IV SD Negeri 20 Indarung Kota Padang ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatan proses

pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning di kelas

IV SD Negeri 20 Indarung Kota padang ?

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis atau peneliti kemukakan diatas,

maka tujuan dari penelitian secara umum adalah mensdeskripsikan “peningkatan pada

proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning di

kelas IV SD Negeri 20 IndarungKota padang”.Sedangkan tujuan khusus penelitian ini

adalah mendeskripsikan:

1. Rencana pelaksanaan pembelajaran dalam peningkatan proses pemebelajaran

tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning di kelas IV SD

Negeri 20 IndarungKota padang.

2. Pelaksanaan peningkatan proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan

model Discovery Learning di kelas IV SD Negeri 20 IndarungKota padang.

D. Manfaat Penelitian.

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori

pembelajaran tematik terpadu dengan Model Discovery Learning dikelas IV

SD.Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis,

bagi guru dan bagi kepala sekolah yang diuraikan sebagai berikut:

1. Bagi penulis, bermanfaat untuk menambah pengetahuan, wawasan dan

keterampilan dalam menerapkan model Discovery Learning dalam proses


7

pembelajaran. Dapat dijadikan bahan informasi sekaligus sebagai bahan

masukan dalam menjalankan tugas mengajar yang berhubungan dengan

pembelajaran Kurikulum 2013 di SD dan sebagai salah satu syarat bagi

penulis dalam memperoleh gelar sarjana (S1)

2. Bagi guru, bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan serta

dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau acuan dalam menjalankan tugas

mengajarnya untuk membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran

Kurikulum 2013 di SD.

3. Bagi kepala sekolah, bermanfaat untuk mendorong para guru dalam

melaksanakan pembelajaran Kurikulum 2013 dengan model Discovery

Learning dalam rangka perbaikan pembelajaran di SD.


8

BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI

A. Kajian Teori

1. Hakikat proses Pembelajaran

a. Pengertian Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses

pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses interaksi komunikasi

antara sumber belajar, guru, dan siswaHosnan, (2014)

Proses pembelajaran merupakan ujung tombak keberhasilan suatu

pendidikan, guru berusaha mendesain proses pembelajaran yang menarik agar

siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Guru

menciptakan suasana belajar yang menantang, siswa berusaha untuk

memecahkan masalah yang ada, mengaitkan proses pembelajaran dengan

keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.

Menurut Dermawan&Permasih(2011:132) berpendapat bahwa “proses

pembelajaran yang telah ditata dengan baik, juga harus meminta feed back dan

melakukan kajian untuk terus membenahi proses pembelajaran, selain itu proses

pembelajaran bisa juga dilaksanakan melalui tatap muka didalam ruangan atau

melalui media elektronik sesuai dengan kebutuan”. Sejalan dengan itu

Majidmengemukakan (2014:11) bahwa “Proses pembelajran bagi siswa sebagai

bagian dari kurikulum dan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan

perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan”.


9

Selanjutnya menurut Jamil (2014:80-81) proses pembelajaran adalah:

Interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam


pembelajaran yang satu sama lainnya saling berhubungan
(independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Hal yang termasuk
komponen pembelajaran antara lain tujuan instruksional yang hendak
dicapai, materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan
evaluasi sebagai alat ukur tercapai-tidaknya tujuan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran adalah proses interaksi komunikasi aktif antara siswa dengan guru,

maupun dengan komponen pembelajaran yang lain dalam kegiatan pendidikan.

b. Tujuan Proses Pembelajaran.

Tujuan proses pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh

berbagai pengalaman, dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah atau

berubah, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Menurut Setyaningrum,(2013)bahwa “Tujuan proses pembelajaran

adalah mengarahkan guru agar berhasil dalam membelajarkan siswa dalam

rangka tercapainya tujuan belajar”. tujuan proses pembelajaran adalah Untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannyaSlameto dalam

(Hamdani, 2011)

Proses pembelajaran memerlukan perwujudan multiperan dari guru,

yang bukan hanya menitikberatkan sebagai penyampaian pengetahuan dan

pengalih keterampilan, dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan

sebagaimana Hosnan (2014: 10) menjelaskan “melalui proses pembelajaran siswa

akan memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara

sadar, dan perubahan tersebut relative menetap serta membawa pengaruh dan

manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.


10

Selain itu Hosnan (2014: 295) “Tujuan proses pembelajaran dilakukan untuk

mengembangkan aktivitas dan kreativitas siswa”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan

proses pembelajaran itu adalah untuk memperoleh kemampuan yang ingin

dicapai setelah melakukan proses pembelajaran yang dilakukan secara efektif dan

efesien sehinga tingkah laku siswa bertambah atau berubah, baik kuantitas

maupun kualitasnya.

2. Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu

a. Pengertian pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema sebagai fokus utama, pembelajaran tersebut juga memberikan

kepada siswa secara utuh. Selanjutnya Majid, (2014:85).” juga menjelaskan

bahwa pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan yang secara

sengaja mengaitkan beberapa aspek ,baik dalam intramata pelajaran maupun antar

mata pelajaran.” lebih lanjut dijelaskan oleh Trianto, (2011:156)“Pembelajaran

tematik terpadu lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar

secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

pengetahuan yang di pelajarinya.”

Pembelajaran tematik terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu

kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pembelajaran sekaligus

dalam satu tatap muka, untuk memberi pengalaman yang bermakna bagi siswa.

(Kemendikbud,2014). Menurut Rusman(2012:139)bahwa “Pembelajaran tematik

terpadu merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran terpadu

(integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang


11

memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok aktif menggali

dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna

dan autentik”.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik

terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa..

b. Tujuan Pembelajaran Tematik terpadu

Tujuan proses pembelajaran adalah membantu siswa agar memperoleh

berbagai pengalaman, dengan pengalaman itu tingkah laku siswa bertambah atau

berubah, baik kuantitas maupun kualitasnya.

Husamah,Setyaningrum (2013:99)menyatakan bahwa “Tujuan proses

pembelajaran adalah mengarahkan guru agar berhasil dalam membelajarkan

siswa dalam rangka tercapainya tujuan belajar”. Sedangkan Menurut Slameto

dalam Hamdani (2011)tujuan proses pembelajaran adalah Untuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan

proses pembelajaran itu adalah untuk memperoleh kemampuan yang ingin

dicapai setelah melakukan proses pembelajaran yang dilakukan secara efektif dan

efesien sehinga tingkah laku siswa bertambah atau berubah, baik kuantitas

maupun kualitasnya.
12

c. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu juga mempunyai karakteristik yang harus

diperhatikan, Diantaranya, Menurut Majid, (2014:89)karakteristik pembelajaran

tematik terpadu adalah sebagai berikut:

(1) Berpusat pada siswa (student centered). (2) memberikan pengalaman


langsung kepada siswa (direct experinces). (3) pemisahan mata pelajaran
tidak begitu jelas, dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas.(4) menyajikan konsep dari berbagai
mata pelajaran, pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep tersebut
secara untuh. (5) bersifat fleksibel, pembelajran tematik besifat luas
(flexibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan
siswa berada. (6) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan
menyenangkan.

Menurut TIM pengembangan PGSD dalam Abdul, (2014:127)mengemukakan 4

karakteristik pembelajaran tematik terpadu yaitu:

(1) Holistic, pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari berbagai bidang
studi sekaligus, tidak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. (2)
pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, (3) Otentik, pembelajaran
tematik memungkinkan peserta didik memahami secara langsung konsep
dan prinsip yang ingin dipelajari, (4) Aktif, peserta didik terlibat secara
aktif dalam proses pembelajaran, mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
hingga proses evaluasi

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpukan bahwa

karateristik pembelajaran tematik terpadu pembelajaran yang sangat membantu

siswa dalam proses pembelajaran, karena dalam proses pembelajaran tematik

terpadu siswa lebih dituntut aktif sehingga siswa cenderung akan lebih mudah

memahami suatu materi atau konsep karena sesuai dengan dunia nyata siswa.

d. Tahap-Tahap Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran memiliki beberapa tahap-tahap yang penting

dilaksanakan. Menurut Bruner dkk dalam Syah(2004: 109) tahap-tahap proses

pemeblajaran yaitu: (1) tahap informasi (tahap penerimaan materi), (2) tahap
13

transformasi (tahap pengubahan materi), (3) tahap evaluasi (tahap penilaian

materi). Sejalan dengan itu, Wittig dalam Syah(2004: 110) menjelaskan setiap

proses pembelajaran selalu berlangsung dalam tiga tahap yaitu: (1) acquisition

(tahap perolehan/penerimaan informasi), (2) storage (tahap penyimpanan

informasi), (3) retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi).

Menurut Bandura dalam Syah(2004: 112) menguraikan tahap-tahap proses

pembelajaran yaitu:

(1) Tahap perhatian: pada tahap ini memusatkan perhatian siswa pada
objek materi atau perilaku model yang lebih menarik terutama karena
keunikannya dibanding dengan materi atau perilaku lain yang sebelumnya
telah mereka ketahui. (2) tahap penyimpanan dalam ingatan: informasi
berupa materi dan contoh perilaku model itu ditangkap, diproses dan
disimpan dalam memori. (3) tahap reproduksi: pada tahap ini segala
bayangan/citra mental atau kode-kode simbolis yang berisi informasi
pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpan dalam memori para siswa
itu diproduksi kembali. (4) tahap motivasi: pada tahap ini guru dianjurkan
untuk memberi pujian, hadiah, atau nilai tertentu kepada para siswa yang
berkinerja memuaskan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan tahap-

tahap proses pembelajaran adalah meliputi beberapa tahap yaitu: tahap informasi

(tahap penerimaan materi), tahap transformasi (tahap pengubahan materi), tahap

evaluasi (tahap penilaian materi) yang diberikan kepada siswa.

e. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu

Dalam pembelajaran tematik terpadu tentu saja mempunyai prinsip

prinsip, Menurut Trianto, (2011:154) mengemukakan”bahwa prinsip prinsip

pembelajaran tematik terpadu, yaitu (1) prinsip penggalian tema; (2) prinsip

pengololaan pembelajaran; (3) prinsip evaluasi,dan (4) prinsip reaksi,”

Menurut Kemendikbud dalamFaisal, (2014:40)prinsip prinsip pembelajaran

tematik terpadu adalah:

(1) Dari siswa diberi tahu menuju siswa menjadi tahu; (2) dari guru
sebagai satu –satunya sumber belajar menjadi belajar bebasis aneka
14

sumber belajar; (3) dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai


penguatan dan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) dari pembelajaran
berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; (5) dari
pembelajaran persial menuju pembelajaran terpadu; (6) dari pembelajaran
yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban
yang kebenarannya multi dimensi; (7) dari pembelajaran vervalisme
menuju keteramapilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara
keterampilan fisikal (hards skills) dan keterampilan mental (soft skills);

Selanjutnya Menurut Majid (2014:125)prinsip prinsip pembelajaran tematik

terpadu sebagai berikut;

(1)Pembelajaran tematik terpadu memiliki satu tema yang aktual ; (2)


pembelajaran tematik perlu memilih materi beberapa mata pembelajaran
yang saling berkaitan; (3) pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan
dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya; (4) materi yang
dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik
peserta didik seperti minat,kemampuan, kebutuhan ,dan pengetahuan
awal; (5) materi yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan,artinya, materi
yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.

f. Keuntungan Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu menggunakan tema yang disesuaikan

dengan minat, umur, karakteristik dan kondisi siswa dalam kehidupan sehari-hari

sehingga dapat memberikan keuntungan yaitu pembelajaran akan lebih bermakna

dan pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi siswa.

Menurut Hermawan, (2009:11)keuntungan pembelajaran tematik terpadu

bagi siswa antara lain: “Lebih mudah memusatkan perhatiannya pada sebuah

tema, dapat mempelajari berbagai kompetensi dasar dalam sebuah tema,

pembelajaran lebih berkesan dan mendalam, pembelajaran lebih bermakna, lebih

bermanfaat karena materi berbasis tema yang jelas, pembelajaran lebih

menggairahkan, dan lebih menghemat waktu”

Kemendikbud,(2014)juga menyatakan bahwa keuntungan pembelajaran

tematik terpadu adalah:

(1) Memberikan pengalaman yang relevan dengan tingkat perkembangan


dan kebutuhan anak, (2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan
15

kebutuhan anak, (3) Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih
berkesan dan bermakna, (4) Mengembangkan keterampilan berpikir anak
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, (5) Menumbuhkan
keterampilan sosial dalam bekerja sama, (6) Memiliki sikap toleransi (7)
Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan
yang sering ditemui dalam lingkungan anak.

3. Perencanaan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu

Perencanaan perlu dilakukan agar tercapainya tujuan dari pembelajaran

tematik terpadu itu sendiri.Perencanan berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk

melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan secara

efektif dan efesien. Perencanaan tersebut dapat dituangkan dalam bentuk rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang sering disingkat dengan

RPP merupakan suatu bentuk perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan

oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran.

Fadlillah, (2014:144)menyatakan bahwa RPP adalah “suatu rencana

yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai

satu atau lebih komponen dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan jabarkan

dalam silabus”. Sedangkan menurut Faisal, (2014:113)Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) adalah “Rencana yang menggambarkan prosedur dan

pengorganisasian pembelajaran untun mencapai kompetensi dasar (KD) yang

ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus“.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa RRP adalah

suatu rancangan yang memuat komponen-komponen untuk mencapai

Kompetensi Dasar dan indikator yang ditetapkan.

b. Prinsip Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


16

Guru dalam menyusun RPP tematik terpadu harus mengembangkan

tema berdasarkan satu KD yang terdapat dalam setiap mata pelajaran yang

dianggap relevan. Menurut Abdul,(2014:126)prinsip-prinsip penyusunan RPP

adalah “Memperhatikan perbedaan individu, mendorong partisipasi aktif peserta

didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik

dan tindak lanjut RPP, memiliki keterkaitan dan keterpaduan, dan (6) menerapkan

teknologi informasi dan komonikasi.

Menurut Rusman,(2012:7)dalam menyusun RPP seorang guru

hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: (1) perbedaan

individual peserta didik, (2) partisipasi aktif peserta didik, (3) mengembangkan

budaya membaca dan menulis, (4) pemberian umpan balik dan tindak lanjut,

(5)keterkaitan dan keterpaduan dan, (6)menerapkan teknologi informasi dan

komunikasi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip

pengembangan RPP adalah berpusat pada peserta didik, mengembangkan budaya

membaca dan menulis, memberi umpan balik positif, ,mengakomodasikan

pembelajaran tematik, dan menerapkan teknologi informasi dan komonikasi.

c. Langkah-langkah Pengembangan RPP

Rencana pembelajaran dimaksudkan untuk mengarahkan kegiatan

pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Oleh

karena itu, perlu diperhatikan bagaimana langkah-langkah pengembangan RPP

tersebut. MenurutAbdul, (2014:126)langkah-langkah pengembangan RPP yaitu:

“(1) Mencantumkan identitas, (2) Mencantumkan tujuan pembelajaran, (3)

Mencantumkan materi pembelajaran, (4) Mencantumkan model/metode


17

pembelajaran, (5) mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran (6)

Mencantumkan media/alat/bahan/sumber belajar, (7) Mencantumkan penilaian”.

Dari langkah-langkah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Mencantumkan identitas.

Identitas meliputi: Sekolah, kelas/semester, Standar kompetensi,

kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu.

2) Mencantumkan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran memuat penguasaan kompetensi yang bersifat

operasional yang ditargetkan/dicapai dalam RPP. Tujuan pembelajaran

mengandung unsur audience (A), behavior (B), condition (C), dan degree (D).

3) Mencantumkan materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Hal yang harus diketahui adalah bahwa materi dalam

RPP merupakan pengembangan dari materi pokok yang terdapat dalam

silabus.

4) Mencantumkan model/metode pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran.

5) Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.

Untuk mencapai satu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan

memuat pendahuluan/kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan

masing-masing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan.

6) Mencantumkan media/alat/bahan/sumber belajar.


18

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang terdapat

dalam silabus. Jika memungkinkan, dalam satu perencanaan disiapkan media,

alat/bahan, dan sumber belajar.

7) Mencantumkan penilaian.

Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen, dan

instrumen yang digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator dan tujuan

pembelajaran.

4. Hakikat Model Discovery Learning

a. Pengertian Model Discovery Learning

Model Discovery Learning merupakan suatu model pembelajaran yang

melibatkan siswa secara aktif dengan menemukan sendiri konsep-konsep atau

prinsip-prinsip dalam proses pembelajaran. Model Discovery Learning adalah

model pembelajaran yang didefenisikan sebagai proses pembelajaran yang

terjadi bila siswa tidak disajikan dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan untuk

mengorganisasi sendiri dan bisa menemukan, dalam Faisal, (2014). Sedangkan

menurut Anam,(2016:110)menyatakan bahwa “proses pembelajaran yang

berfokus pada penemuan masalah (sumber pembelajaran) yang berasal dari

pengalaman pengalamannyata peserta didik”

Menurut Widiasworo,(2017:161)menyatakan bahwa model Discovery

Learning adalah “model pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk

menemukan sendiri konsep pengetahuannya, dalam proses menemukan peserta

didik dibimbing untuk melakukan seraingkaian tahap pemebelajaran mulai dari

mengamati hingga mengorganisasikan hasil penemuan menjadi suatu konsep

pengetahuan”.
19

Model Discovery Learning adalah model pembelajaran yang

didefenisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak di sajikan

dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana

pendapat Bruner dalam Kemendikbud (2014:39)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa model

Discovery Learning merupakan model pembelajaran penemuan yang didalam

proses pembelajaran siswa yang mencari sendiri sesuatu masalah yang baru,

siswa yang mencari imformasi guru hanya sebagai pembimbing.

b. Langkah Langka Model Discovery Learning

Model discovery learning mengarahkan siswa untuk dapat menemukan

sesuatu melalui proses pembelajaran yang dilakukan. Menurut Widiasworo

(2017:165) langkah-langkah model discovery learning adalah:

(1) menentukan tujuan, (2) melakukan identifikasi karakteristik peserta


didik, (3) memilih materi pelajaran, (4) menentukan topik-topik yang
harus dipelajari oleh pesertadidik secara induktif, (5) mengembangkan
bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi,tugas dan
sebagainya untuk dipelajaripeserta didik,(6) mengatur topik pembelajaran
yang sederhana kekompleks,dari kongkret keabstrak,(8) melakukan
penilaian proses dan hasil belajar,

Kemudian Kemendikbud (2014:32) Menyatakan, langkah-langkah model

discovery learning: “(1) Stimulation (stimulasi/pemberi rangsangan); (2) problem

Statement (pernyataan/indetifikasi masalah); (3) data collection (pengumpulan

data); (4) data processing (pengolahan data); (5) verification (pembuktian); (6)

generalization ( menarik kesimpulan/generalisasi.”

Menurut Riyanto (2009:138) beberapa langkah Discovery Learning

antara lain sebagai berikut:

(a) Stimulation,yaitu guru mulai bertanya dengan mengajukan


permasalahan, atau menyuruh peserta didik membaca atou mendengarkan
uraian yang memuat permasalahan. (b) Problem Statement,yaitu peserta
didik diberi kesempatan mengindentifikasi berbagai permasalahan,
20

kemudian memilihnya. permasalahan yang dipilih biasanya yang paling


menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. (c) Data Collection,untuk
menjawab benar tidaknya hipotesis itu,peserta didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relavan,
membaca,literatur, mengamati objek,wawancara dengan nara sumber,dan
melakukan uji coba sendiri.(d) Data processing, semua data dan informasi
diolah diacak,diklafikasikan,ditabulasi,bahkan bila perlu dihitung dengan
cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. (e)
Verification ( pembuktian) berdasarkan hasil pengolahan dan tafsirkan
data,pernyataan atou hipotesis yang telah dirumuskan dicek apakah
terjawab atau tidak,apakah terbukti atau tidak. (f)
Generalization,berdasarkan hasil verivikasi tersebut, peserta didik belajar
menarik kesimpulan atau generalisasi.

Merunjuk tentang pendapat para ahli di atas peneliti yang akan penulis

lakukan menggunakan langkah langkah dari pendapat Kemendikbud (2014:32)

karena penulis lebih bisa memahami langkah- langkah dari Kemendikbud.

c. Kelebihan Model Discovery Learning

Kelebihan model discoverylearning memberi kesempatan kepada siswa

untuk mengembangkan pengetahuannya, siswa lebih dituntut mencari sendiri

sehinga pada proses pembelajaran semua siswa bekerja sehingga siswa yang pasif

menjadi aktif.

Menurut Kurniasih (2014:66) Menjelaskan bahwa kelebihan model

Discovery Learning yaitu:

(1)Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan


keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif; (2) Pengetahuan
yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan tranfer, (3) Menimbulkan rasa senang
kepada peserta didik karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil, (4)
Model ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan
sesuai dengan kecepatannya sendiri, (5) Menyebabkan peserta didik
mengarahkan kegiatan belajar sendiri dengan melibatkan akalnya dan dan
motivasi sendiri , (6) Mode ini dapat membantu peserta didik memperkuat
dirinya,karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang
lainnya,dan; (7) Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-sama
aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.

Sedangkan menururt Sofwan, (2016) model ini memiliki kelebihan

sebagai berikut : (1) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan


21

masalah ( problem solving ) (2) Dapat meningkatkan motivasi (3) Mendorong

keterlibatan keaktifansiswa (4) Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab

ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir (5)

Menimbulakan rasa puas bagi siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin

melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat (6) Siswa akan

dapat mentransfer pengetahuannya keberbagai konteks. (7) Melatih siswa belajar

mandiri.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan model

discovery learning adalah membantu peserta didik untuk memperbaiki dan

meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif, dan

memberi pengalaman-pengalaman kegiatan belajar yang relavan dengan

perkembangan dan kebutuhan.

D. Pelaksanaan ProsesPembelajaranTematik Terpadu Menggunakan Model

Discovery Learning pada Tema 8 ( Daerah Tempat Tinggalku)

Penggunaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model

Discovery Learning di Kelas IV SD Negeri 20 Indarung Kota Padang dikemukakan

oleh Imas, (2014:69-70) yang terdiri dari langkah-langkah pembelajaran sebagai

berikut: “(1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), (2) Problem statement

(pernyataan/identifikasi masalah), (3) Data collection (pengumpulan data),

(4)Data processing (pengolahan data), (5)Verification (pembuktian), dan

(6)Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)”.

Penggunaan model Discovery Learning dalam pelaksanaan proses

pembelajaran tematik terpadu Tema 8 (Daerah tempat tinggalku) Subtema 1

( lingkungan tempat tingggalku) di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Langkah 1: Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)


22

Pada langkah ini kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu:

1) Guru memajang 2 gambar yang berbeda yang berhubungan dengan gaya

di depan kelas

2) Siswa mengamati gambar gaya yang dipajang oleh guru.

3) Siswa menuliskan pertanyaan berdasarkan gambar yang telah diamati.

4) Siswa menukarkan pertanyaan kepada teman sebangkunya.

b. Langkah 2: Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yaitu:

1) Siswa menentukan pertanyaan yang paling dianggap penting yang

berhubungan dengan gaya.

2) Siswa memberikan jawaban sementara atau hipotesis dari pertanyaan

yang telah dibuat.

c. Langkah 3: Data collection (pengumpulan data)

Pada langkah Data collection (pengumpulan data), kegiatan pembelajaran yang

dapat dilakukan yaitu:

1) Siswa menentukan bagian-bagian informasi penting dari bacaan dan

merumuskan komponen-komponen yang penting dalam sebuah gaya.

2) Siswa mengolah informasi dari teks bacaan tentang komponen di dalam

sebuah gaya dengan cara menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan

gaya pada kertas yang telah disediakan bersama teman sebangku.

d. Langkah 4: Data processing (pengolahan data)

Pada langkah ini kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu:

1) Siswa menyebutkan teks cerita asalmula telaga warna.

2) Siswa mengidentifikasi gambar teks asal mula telaga warna dan unsur-

unsur penting dalam sebuah teks cerit asalmula telaga warna.


23

e. Langkah 5: Verification (pembuktian)

Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan dalam langkah Verification

(pembuktian) yaitu:

1. Siswa menempelkan jawaban pertanyaan yang di kertas kecil dari teks

bacaan “gaya” pada karton besar yang telah disediakan guru dan

menempelkannya di dinding kelas.

2. Siswa membaca dan mengamati beberapa jawaban yang ada di karton

besar.

3. Siswa dengan bimbingan guru melakukan pemeriksaan untuk

membuktikan dugaan sementara mereka dengan temuan yang telah mereka

dapatkan.

f. Langkah 6: Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Pada langkah ini kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan yaitu:

1) Siswa bersama guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum

dipahami oleh siswa.

2) Siswa diberikan penguatan atau pengulangan-pengulangan oleh guru atas

materi yang telah dipelajari.

B. Kerangka Teori

Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 di Sekolah Dasar

menggunakan pendekatan tematik terpadu. Tematik terpadu adalah pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran kedalam sebuah tema

sehingga pembelajaran jadi lebih bermakna bagi siswa.

Proses pembelajaran tematik terpadu di SD belum maksimal, karena

penerapannya belum sesuai dengan prinsip, karateristik dan tujuan pembelajaran

tematik terpadu. Hal ini disebabkan karena guru belum menerapkan model yang
24

tepat dalam pembelajaran. Akibatnya proses pembelajaran tematik terpadu menjadi

kurang maksimal.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses

pembelajaran tematik terpadu yaitu guru perlu menggunakan model pembelajaran

yang tepat dan efektif. Salah satunya adalah model Discovery Learning.

Penggunaan model Discovery Learning dalam pembelajaran tematik

terpadu dapat membantu siswa dalam memahami konsep pembelajaran serta

mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang baru. Penggunaan model

Discovery Learning untuk meningkatkan proses pembelajaran tematik terpadu

dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah menyiapkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan model

Discovery Learning, langkah-langkah yang akan dilakukan yaitu sebagai

berikut :

a. Menganalisis kompetensi dasar dan indikator pada kurikulum dan buku

guru

b. Menentukan tema, subtema dan pembelajaran.

c. Mengintegrasikan mata pelajaran dengan tema

d. Menyusun komponen-komponen yang terdapat dalam RPP, seperti:

identitas, kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator, tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan model pembelajaran,

media pembelajaran dan sumber pembelajaran, langkah kegiatan

pembelajaran, dan penilaian.


25

e. Membuat lembar kerja siswa yang akan dikerjakan pada proses

pembelajaran

f. Membuat rubrik penilaian yang mencakup penilaian pengetahuan, sikap

dan keterampilan.

g. Membuat lembar observasi serta proses pembelajaranyang digunakan

untuk melihat dan mengamati proses pembelajaran di kelas, baik

kegiatan yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dilakukan dengan

menggunakan model Discovery Learning yang dikemukakan oleh

Kurniasih, (2014:69-70)dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1)

Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan), yaitu guru memberikan

ransangan dengan memberi gambaran umum tentang materi

pembelajaran. Agar siswa terdorong untuk mengidentifikasi

permasalahan yang harus mereka temukan, (2) Problem statement

(pernyataan/identifikasi masalah), yaitu dengan adanya ransangan yang

diberikan guru, siswa mulai mengidentifikasi masalah yang akan

ditemukan. Siswa mulai mengira-ngira apa masalah dalam pembelajaran

yang sedang berlangsung, (3) Data collection (pengumpulan data), yaitu

siswa mencari, mengolah dan mengumpulkan informasi yang relevan

mengenai permasalahan yang diajukan untuk memperkuat penemuan

mereka.

Dengan demikian diharapkan penggunaan model Discovery

Learning dalam pembelajaran tematik terpadu dapat meningkatkan atau

memaksimalkan proses pembelajaran.


26

3. Penilaian

Tahap penilaian terdiri dari penilaian RPP, peneilaian pelaksanaan

yaitu aspek guru dan aspek siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

bagan kerangka teori di bawah ini


27

Kerangka Teori

Proses pembelajaran tematik terpadu di kelas IV SD Negeri


Indarung Belum Meningkat

Perencanaan Pelaksanaan Penilaian

1. Merencanakan Langkah-Langkah Model 1. RPP


jadwal penelitian Discovery Learning 2. Pelaksanaan
2. Merancang RPP 1. Stimulation kegiatan
3. Lembaran (stimulus/pemberi pembelajaran
observasi proses rangsangan) menggunakan
pembelajaran 2. Problem statement model Discovery
aktivitas guru dan (pernyataan/indenfikasi Learning
siswa. masalah) a. Aspek guru
3. Data collection b. Aspek siswa
( pengumpulan data)
4. Data Processing
( pengolahan data)
5. Verification
( pembuktian)
6. Generalization ( menarik
kesimpulan/ generalisai)

Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan

Model Discovery Learning Kelas IV SD Meningkat

Bagan 2.1. Karangka Teori Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu dengan

Model Discovery Learning.


28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 20 Indarung Kota Padang. Dengan

alasan peneliti memilih sekolah tersebut bahwa sekolah sudah menerapakan

kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, dan juga sekolah 20 Indarung dekat,

para majelis guru bersedia menerima kami dengan tujuan membawa pembaharuan-

pembaharuan dalam proses pemebelajaran tematik terpadu dengan mengunakan

model Discovery learning.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa dikelas IV di SD 20 Indarung

Kota Padang. jumlah siswa yang terdaftar tahun ajaran 2020/2021 berjumlah 29

0rang siswa, yang terdiri 17 perempuan dan 12 laki-laki, guru kelas sebagai

observer dan penulis sebagai praktisi.

3. Waktu yang dilaksanakan Penelitian.

Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari penyusunan perencanaan dan

langkah-langkah yang sudah diatur sehingga tersusun sebuah laporan penelitian,

penulis merencanakan dua siklus, dalam siklus pertama ada dua kali pertemuan

dan siklus kedua satu kali pertemuan, waktu penelitian akan dilaksanakan pada

semester II tahun ajaran 2020/2021 .dengan rincian waktunya:

a. Siklus I pertemuan I pada tema 8 daerah tempat tinggalku subtema I

lingkungan tempat tinggalku pembelajaran I.

b. Siklus I pertemuan II pada tema 8 daerah tempat tinggalku sub tema 2

Keunikan Daerah Tempat Tinggalku.


29

c. Siklus yang II pertemuan I pada tema 8 daerah tempat tinggalku

subtema 3 Bangga Terhadap Daerah Tempat Tinggalku.

B. Rancangan Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan

yang mengolah data dengan rumus-rumus dan angka-angka,

Menurut Emzir ( 2011:28) pendekatan kuantitatif adalah “suatu


pendekatan penelitian yang secara primer mengunakan paradigma
postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, seperti
pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan
pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi serta
pengujuian teori ,menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen
dan survei yang memerlukan data stastistik.”

sedangkan pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang disajikan

dengan kata-kata. Menurut Sugiyono, (2015:15) bahwa “Metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme,digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana

penelitian adalah sebagai instrumen kunci,pengambilan sampel sumber data

dilakukan cara purposive dan snowbaal,teknik pengumpulan dengan

trianggulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.”

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

kualitatif dan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan apabila data


30

yang dikumpulkan berupa data deskriptif berupa kata-kata atau lisan sedangkan

kuantitatif digunakan apabila data-data berupa angka atau statistik.

b. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

PTK merupakan suatu percematan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas secara

bersamaan.

Menurut Kusumah, Wijaya dan Dedi, (2011:9)penelitian tindakan kelas

(PTK) adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru sendiri dengan cara (1)

merencanakan (2) melaksanakan (3) merefleksikan tindakan secara koloboratif

dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga

hasil belajar dapat meningkat.”

Menurut Dave Ebbut dalam Uno, (2012), Penelitian tindakan kelas

adalah studi yang sistematis dalam usaha meningkatkan praktik-praktik atau

latihan-latihan dalam bidang pendidikan yang dilakukan oleh sekelompok orang

berdasarkan tindakan nyata dan refleksi diri akibat-akibat dari tindakan tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru atau

sekelompok orang untuk memperbaiki pembelajaran-pembelajaran di dalam

kelas agar proses pembelajaran dapat meningkat sesuai dengan rencana.

2. Alur Penelitian

Alur penelitian yang dipakai memilih model siklus yang dikembangkan

Kemmis dan Mc Taggart dalam Uno, (2012), yang pada hakikatnya berupa

perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari

empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.


31

Kempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus.

penelitian ini peneliti merencanakan dua siklus, rancangan penelitian dapat

dilihat dari siklus alur penelitian sebagai berikut:


32

Alur Penelitian Peningkatan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Dengan


Menggunakan Model DiscoveryLearning di Kelas IV SD Negeri Indarung Kota
Padang
Bagan 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas
Studi pendahuluan: observasi dan wawancara awal di SD, Guru dan Siswa dalam proses
pembelajaran tematik terpadu di kelas V SD Negeri 20 Indarung kota Padang belum
maksimal.

Perencanaan I Rancangan pelaksanaan


Siklus I
pembelajaran I

Langkah-langkah proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan


modelDiscovery Learningmenur Kemendikbud (2014:32):
1. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
2. Problem statment(pernyataan/identifikasi masalah)
3. Data collection (pengumpulan data)
Tindakan dan
pengamatan 4. Data processing (pengolahan data)
5. Verification (pembuktian)
6. Generalization(menarik kesimpulan/generalisasi)

Refleksi I Belum berhasil

Rancangan pelaksanaan Perencanaan II Siklus II


pembelajaran II

Langkah-langkah proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan


modelDiscovery Learningmenurut Kemendikbud (2014:32):
1. Stimulation(stimulasi/pemberian/rangsangan)
2. Problem statment(pernyataan/identifikasi masalah)
3. Data collection (pengumpulan data)
4. Data processing (pengolahan data)
Tindakan dan
5. Verification (pembuktian)
pengamatan
6. Generalization(menarik kesimpulan/generalisasi)
Laporan Berhasil Refleksi II
©©
Siklus n Belum berhasil

Sumber: Dikembangkan dari model siklus yang dikemukakan oleh Kemmis dan
MC Taggart
C. Prosedur dalam Hamzah,(2011:87)
Penelitian
33

Penulis melakukan studi pendahuluan berupa observasi awal terhadap

pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery Learning di Kelas IV di

SD Negeri 20 Indarung Kota Padang. hal ini dilakukan untuk mengetahui

permasalahan yang dihadapi guru dan peserta didik berkaitan dengan materi

pembelajaran yang dipilih, studi pendahuluan dilakukan dengan cara mengamati

proses pembelajaran.

Untuk melakukan Kegiatan pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tahap

pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran yang meliputiperencanaan

(planning), tindakan/ pelaksanaan (action), pengamatan (observing) dan refleksi

(reflecting). Masing-masing kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Perencanaan (planning)

Pada tahap ini disusun perencanaan yank akan menjadi pedoman dalam

pelaksanaan penelitian. Rencana yang akan dilakukan adalah:

a. Menyusun rancangan tindakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang sesuai dengan tahapan pembelajaran model discovery learning.

Hal ini meliputi: kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, menetapkan

tujuan pembelajaran, memilih dan menetapkan materi, pelaksanaan proses

pembelajaran, memilih media, sumber belajar, evaluasi. Menyusun indikator

deskriptor dan kriteria penilaian pembelajaran tematik terpadu menggunakan

model discovery learning di SD.

b. Menyiapkan alat pengumpulan data berupa lembar observasi dan lembar tes.

c. Mendiskusikan dengan guru kelas tentang cara pengumpulan data dalam

pelaksanaan obsevasi saat kegiatan dilakuakan, agar tidak terjadi

penyimpangan dalam pengambilan data.


34

2. Pelaksanaan (action)

Tahapan ini dimulai dengan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu

pada “Tema 8 (Tempat Tinggalku)” dengan menggunakan model discovery

learning. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai

dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan dilakukan oleh

peneliti sebagai praktisi dan guru sebagai observer. Penelitimelaksanakan

kegiatan pembelajaran di kelas berupa kegiatan intraksi antara guru dengan siswa

dan siswa dengan siswa.

3. Pengamatan (observing)

Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran tematik terpadu dilakukan

bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru pada

waktu peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran tematik terpadu.

Dalam kegiatanini peneliti (praktisi), guru (observer) berusaha mengenal,

dan mendokumentasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang terjadi

baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi dalam

pembelajaran tematik terpadu dengan model discovery learning. Keseluruhan hasil

pengamatan direkam dalam bentuk lembar observasi.Pengamatan dilakukan secara

terus menerus mulai dari siklus I, sampai siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada

satu siklus dapat mempengaruhi penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya.

4. Refleksi (reflecting)

Selanjutnya diadakan refeksi kembali terhadap hal-hal yang telah terjadi.

Catatan-catatan observasi dan nilai evaluasi itu sangat bermanfaat untuk dijadikan

pegangan dalam melaksanakan tindakan berikutnya. Tindakan berikutnya

dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan. Refleksi yang dilakukan

tentu bertolak dari pelaksanaan tindakan terdahulu. Data-data pelaksanaan tindakan


35

terdahulu ini sudah tertuang dalam catatan observasi. Pada tahap refleksi ini

usahakan menemukan masalah-masalah atau keunggulan-keunggulan yang telah

dilakukan dalam tindakan pertama tadi.

Hasil refleksi dimanfaatkan sebagai masukan pada tindakan selanjutnya.

Kelemahan-kelemahan dan kendala yang ditemukan pada siklus I diperbaiki pada

siklus II dan kekuatan yang ada direkomendasikan pada siklus II. Berdasarkan pada

kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus I disusun kembali perencanaan

untuk pelaksanaan siklus II.

D. Data dan Sumber Data

1. Data penelitian

Data penelitian berupa hasil pengamatan dan catatan dilapangan berdasarkan

proses pembelajaran di Kelas IV SD Negeri 20 Indarung Data tersebut berisikan hal-

hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran sebagai berikut:

a. Perencanaan pembelajaran tematik terpadu menggunakan model

Discovery learning merupakan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan

dalam pembelajaran sehingga tercipta kemungkinan yang terjadi proses

pembelajaran yang dapat mengantar siswa mencapai tujuan yang

diharapkan.

b. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berhubungan dengan penulis dan

siswa dari kegiatan awal, inti, dan akhir dengan menggunakan model

Discovery learning dengan berfokus pada aspek proses pembelajaran

tematik terpadu.

c. Data tentang hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu

menggunakan model Discovery Learning di kelas IV SD Negeri 20

Indarung.
36

2. Sumber Data.

Sumber data PTK ini adalah kegiataan proses pembelajaran tematik

menggunakan model Discovery learning pada siswa Kelas IV SD Negeri 20

Indarung. Yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang

terdiri dari kegiatan awal,kegiatan inti dan akhir ,kegiatan evaluasi pembelajaran dan

perilaku guru dan siswa selama proses pembelajaran. Dan juga berdasarkan lembar

obsever yang mengamati proses pembelajaran menggunakan format istrumen

penilaian proses dari guru dan siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan

dokumentasi. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati apa yang terjadi dalam proses

pemebelajaran, caranya ditandai deskriptor yang muncul dengan memberi

tanda ceklis ( √ ) pada kolom yang terdapat pada lembar pengamatan sesuai

dengan pengamatan pembelajaran tematik terpadu dengan model discovery

learning.

Observasi atau pengamatan ini berkaitan dengan kegiatan yang telah

disusun sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat dalam RPP tematik

terpadu, praktik pembelajaran tematik terpadu, serta dari aspek guru dan siswa

menggunakan model Discovery Learning.

b. Tes

Tes berfungsi untuk melihat peningkatan pembelajaran tematik

setelah diberikan tindakan yang berupa pembelajaran tematik dengan model


37

discovery learning.Tes ini berguna untuk mengetahui pemahaman siswa dalam

pembelajaran. Tes ini digunakan untuk memperkuat data observasi yang

terjadi dalam kelas terutama dalam butir penugasan materi pembelajaran dari

unsur siswa. Hal ini dilakuakan untuk memperoleh data yang akuarat atas

kemampuan siswa dalam memahami pembelajaran tematik.

2. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain lembar

observasi dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dari

kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi

pada penelitian ini terdiri dari lembar penilaian RPP, dan lembar observasi

proses pembelajaran tematik terpadu menggunakan model Discovery

Learning dari aspek guru dan siswa. Berpedoman pada lembaran pengamatan,

observer mengamati apa yang terjadi dalam proses pembelajaran tematik

terpadu. Pengamat bertugas memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang

tersedia sesuai dengan kegiatan yang terlaksana pada lembar observasi.

b. Dokumentasi

Dokumentasi dapat dilakukan dengan menggunakan kamera untuk

memberikan bukti konkret bahwa penulis sudah melakukan penelitian.

F. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan

analisis data kualitatif dan kuantitatif. Menurut (Kunandar, 2008:128)“Analisis data

kualitatif yaitu data yang berupa informasi berupa kalimat yang memberi gambaran

tentang ekspresi siswa yang berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu
38

mata pelajaran (kognitif), pandangan terhadap sikap siswa, serta perhatian dan analisis

siswa dalam mengikuti pelajaran”.

Menurut Milles dan Huberman dalam Kunandar,( 2008:102) tahap analisis

data diuraikan sebagai berikut:

1. Mereduksi data, merupakan proses menyeleksi menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah data mentah yang ada dalam

catatan lapangan.

2. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang

sudah direduksi, data tersebut mula-mula disajikan terpisah, tetapi setelah

tindakan terakhir direduksi, keseluruhan data tindakan dirangkum dan

disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus

pembelajaran tematik dengan model discovery learning.

3. Menyimpulkan hasil penelitian tindakan ini merupakan penyimpulan akhir

penelitian.

Sedangkan analisis data kuantitatif terhadap proses belajar siswa

denganmenggunakan persentase yang dikemukakan dalam ketuntasan belajar

ditentukan sebagai berikut:

Tabel 3.1. Tabel Konversi Nilai


Konversi Nilai Akhir Predikat (Pengetahuan
Sikap
Skala 100 Skala 4 dan Keterampilan)
86 – 100 4 A
SB
81-85 3.66 A-
76-80 3.33 B+
71-75 3.00 B B
66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+
56-60 2 C C
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+
K
0-45 1 D
Sumber Kemendikbut (2014:108)
39

Keteranagan:

SB = Sangan Baik B = Baik C = Cukup K = Kurang

Sedangkan untuk menghitung presetase hasil pengamatan praktik pembelajaran,

dalam Kemendikbud (2014:147) dengan rumus sebagai berikut:

Jumla h skor yang diprole h


Nilai= x 100 %
Jumla h skor maksimal

Selanjutnya kriteria taraf keberhasilannya dapat ditentukan dengan rumus sebagai

berikut:

Tabel 3.2. Kriteria Taraf Keberhasilan Pengamatan


Peringkat Nilai
Sanagat Baik (SB) 90<SB≤100
Baik (B) 80<B≤90
Cukup (C) 70<C≤80
Kurang (K) ≤70
Sumber Kemendikbut (2014:147)
40

DAFTAR RUJUKAN

Abdul, M. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Pt Remaja Rosdakarya.

Anam, K. 2016. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Anis, Y. W. 2017. Peningkatan Kemandirian Dan Hasil Belajar Ips Menggunakan Model
Discovery Learning Di Kelas Viii Smp. Jurnal Educatio: Jurnal Pendidikan Indonesia,
3(2), 15. Https://Doi.Org/10.29210/12017293

Emzir.2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualikatif.Jakarta: Pt


Rajagrafindo Persada.

Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Faisal. 2014. Sukses Mengawal Kurikulum 2013 Di Sd. Yogyakarta: Diandra Creative.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hermawan, N. 2009. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Pt Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Departemen Republik.

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Konstektual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor:
Pt Ghalia Indonesia.

Jamil, S. 2014. Strategi Pembelajaran Teori Dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasikan Kurikulum 2013. Jakarta:


Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan


Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kurniasih, I. Dan S. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jakarta: Kata


Pena.

Kusumah, Wijaya Dan Dedi, D. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pt
Indeks.

Permasih, D. Dan. 2011. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


41

Setyaningrum, H. Dan Y. 2013. Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi.


Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Sofwan, M. 2016. Meningkatkan Kemampuan Bertanya Dasar Siswa Dengan Menggunakan


Model Discovery Learning Di Kelas Iii B Sdn 64/1 Muara Bulian. Jurnal Pendidikan
Tematik Dikdas Universitas Jambi, 1(1), 29–36.

Sugiyono. 2015. Metode Penelittian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,Dan R&D.


Bandung: Alfabet.

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Pt Prenada Media


Group.Indonesia.

Uno, H. B. 2012. Mendai Peneliti Ptk Yang Professional. Jakarta: Bumi Aksara.

Widiasworo. 2017. Strategi Dan Model Mengajar Siswa Diluar Kelas Secara
Aktif,Kreatif,Inspiratif Dan Komunikatif. Yogyakarta: Araska.
42

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KURIKULUM 2013 KELAS IV SEMESTER II

Tema 8 Daerah tempat tinggalku Subtema 1 Lingkungan Tempat tinggalku


Pembelajaran 1

Oleh:

Nama : Ismi Sovia Wati


NIM : 16129049

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
43

Pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran

IPA
KompetensiDasar:
3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak
pada peristiwa di lingkungan sekitar.

4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang


hubungan antara gaya dan gerak.

Indikator:
3.4.1 Mengidentifikasi hubungan gaya
dengan gerak dilingkungan sekitar

3.4.2 Menentukan hubungan gaya dengan Pembelajara


gerak dilingkungan sekitar n1
4.4.1 Menampilkan hasil percobaan
hubungan gaya dengan gerak

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi.

4.9 Menyampaikan hasil identifikasi


tokoh-tokoh yang terdapat pada
teks fiksi secara lisan, tulis, dan
visual
Indikator :
3.9.1 Mengidentifikasi tokoh-tokoh
yang ada pada teks fiksi

3.9.2 Menentukan tokoh-tokoh pada


teks fiksi

4.9.1 Menyajikan informasi tetang


tokoh-tokoh pada teks fiksi
44

RencanaPelaksanaanPembelajaran
(RPP)
SatuanPendidikan :SekolahDasar
Kelas/Semester : IV / II (Dua)
Tema : 8Derah Tempat Tinggalku
Subtema : 1 lingkungan tempat tinggalku
Pembelajaran :1
AlokasiWaktu : 1x Pertemuan (4 x 35 menit)

I. KOMPETENSI INTI
KI 1. Menerimadanmenjalankanajaran agama yang dianutnya..
KI 2. Memilikiperilakujujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli,
danpercayadiridalamberinteraksidengankeluarga, teman, dan guru.
KI 3. Memahamipengetahuanfaktualdengancaramengamati [mendengar, melihat,
membaca] danmenanyaberdasarkan rasa ingintahutentangdirinya,
makhlukciptaanTuhandankegiatannya, danbenda-benda yang dijumpainya di
rumahdan di sekolah.
KI 4. Menyajikanpengetahuanfaktualdalambahasa yang jelasdanlogis, dalamkarya
yang estetis, dalamgerakan yang mencerminkananaksehat, dandalamtindakan
yang mencerminkanperilakuanakberimandanberakhlakmulia.

II. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Mencermati tokoh-tokoh yang 3.9.1 Mengidentifikasi tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi. ada pada teks fiksi
3.9.2 Menentukan tokoh-tokoh pada teks
4.9 Menyampaikan hasil identifikasi fiksi
tokoh-tokoh yang terdapat pada teks 4.9.1 Menyajikan informasi tetang tokoh-
fiksi secara lisan, tulis, dan visual tokoh pada teks fiksi

IPA
45

Kompetensi Dasar Indikator


3.4 Menghubungkan gaya dengan gerak 3.4.1 Mengidentifikasi hubungan gaya
pada peristiwa di lingkungan sekitar. dengan gerak dilingkungan
sekitar
4.4 Menyajikan hasil percobaan tentang 3.4.2 Menentukan hubungan gaya
hubungan antara gaya dan gerak. dengan gerak dilingkungan
sekitar
4.4.1 Menampilkan hasil percobaan
hubungan gaya dengan gerak

III. TUJUAN PEMBELAJARAN


1. Denganmembaca teks ‘’asal mula telaga warna’’, peserta didik
dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang ada pada teks fiksi dengan
benar
2. Denganpenugasan, peserta didik dapat menjelaskan tokoh-tokoh
yang ada pada teks fiksi dengan tepat
3. Dengan penugasan, peserta didik dapat menemtukan tokoh-tokoh
pada teks fiksi dengan tepat
4. Denganpenugasan, peserta didik dapat menyajikan informasi
tentang tokoh-tokoh pada teks fiksi dengan tepat
5. Dengantanya jawab, peserta didik dapat menyebutkan hubungan gaya
dengan gerak dilingkungan sekitar dengan benar
6. Denganpenugasan, peserta .didik dapat menjelsakan hubungan gaya
dengan gerak dilingkungan sekitar dengan tepat
7. Dengan penugasan, peserta didik dapat menentukan hubungan gaya
dengan gerakdilingkungan sekitar dengan tepat
8. Denganpenugasan, peserta didik dapat menampilkan hasil
percobaan tentang hubungan gaya dengan gerak dengan tepat
IV. Materi Ajar
Bahasa Indonesia : Asal mula telaga warna
IPA : Gaya dan gerak

V. PendekatandanMetodePembelajaran
1. Metode
46

pengamatan, tanyajawab, penugasan, percobaan, dankerjakelompok


2. Model Pembelajaran
Discovery learningdenganlangkah-langkah :
a. Stimulation / pemberianrangsangan
b. Problem statement / identifikasimasalah
c. Data collection / mengumpulkan data
d. Data processing / mengolah data
e. Verification / pembuktian
f. Generalization/ menarikkesimpulan
VI. Media danSumberBela
a. Media
1. Gambar danau telaga warna
2. Gambar main ayunan
3. Meja.

b. SumberBelajar
KementerianPendidikandanKebudayaan. 2013. Kurikulum 2013. Jakarta
:PusatKurikulumdanPerbukuan
KementerianPendidikandan Kebudayaan.2017.BukuSiswa SD/MI Kelas IV.Jakarta
:PusatKurikulumdanPerbukuan.
KementerianPendidikandanKebudayaan. 2017. Buku Guru SD/MI Kelas IV.
Jakarta: PusatKurikulumdanPerbukuan

VII. Langkah-langkah kegiatan


47

Kegiatan DeskripsiKegiatan AlokasiWaktu


Pendahuluan 1. Guru Mengkondisikankelas 15 menit
a. Merapikantempatduduk
b. Berdo’a
c. Mengecekkehadiran peserta didik
2. Apersepsidanmotivasioleh guru
3. Menyampaikantujuanpembelajaran
“peserta didika dapat mengetahui tokoh-
tokoh yang ada pada teks fiksi dan
mengetahui hubungan gaya dengan ,gerak”

Inti 1. Peserta didik diminta untuk mengamati 140 menit


teks yang berjudul ‘’asal mula telaga
warna’’.
2. Peserta didik membaca teks yang berjudul
‘’asal mula telaga warna’’
3. Peserta didik bersama bersama guru
melakukan tanya jawab tentang teks ‘’asal
mula telaga warna’’
4. Peserta didik diminta untuk menjelaskan
tokoh-tokoh yang ada pada teks ‘’asal
mula telaga warna’’
5. Peserta didik bersama guru melakukan
tanya jawab tentang watak tokoh teks
‘’asal mula telaga warna’’
6. Peserta didik diminta menceritakan
kembali teks tentang ‘’asal mula telaga
warna’’ secara lisan kedepan kelas
7. Peserta didik diminta untuk mengamati
gambar yang ada pada papan
tulis(stimulation)
8. Peserta didik bertanya jawab tentang
gambar yang ada pada papan
48

tulis(problem statement)
9. Peserta didik bersama guru melakukan
tanya jawab tentang gaya(data colection)
10. Peserta didik bersama guru melakukan
tanya jawab tentang gerak
11. Peserta didik diminta untuk mendorong
meja dari tempat duduk
kedepan(verification)
12. Peserta didik bersama guru melakukan
tanya jawab tentang percobaan yang
dilakukan(data processing)
13. Pesera didik diminta untuk mengerjakan
LKPD
14. Peserta didik mdiminta menampilkan hasil
kerja LKPD kedepan kelas
15. Peserta didik mengerjakan evaluasi
16. Peserta didik mengumpulkan evaluasi
Penutup 17. Peserta didik bersama guru menyimpulkan 20 Menit
pembelajaran(generalization)
18. Peserta didik
Melakukantanyajawabtentangmateri yang
telahdipelajari
(untukmengetahuiketercapaianmateri)
19. Siswabersama guru
menutuppembelajarandenganberdoa

VIII. Penilaian
1. Penilaiansikap (cermat, telitidanpercayadiri)
a. Teknikpenilaian : Non tes
b. Bentukpenilaian : Observasi
c. Instrument penilaian : lembarobservasi
49

2. Penilaianpengetahuan
a. Teknikpenilaian : Testulis
b. Bentukpenilaian : Essay
c. Instrument penilaian : Lembarsoalevalusidankuncijawaban
3. Penilaianketerampilan
a. Teknikpenilaian : Non tes
b. Bentukpenilaian : Kinerja
c. Instrument penilaian : format penilaianketerampilan

( penilaianterlampir)

Lampiran 1

Uraian Materi
50

Asal Mula Telaga Warna

Dahulu kala di Jawa Barat, ada Raja dan Permaisuri yang belum dikarunia anak.
Padahal, mereka sudah bertahun-tahunmenunggu.Akhirnya, Raja memutuskan untuk bertapa
di hutan.Di sana Raja terus berdoa kepada Yang MahaKuasa. Raja meminta agar segera
dikarunia anak. Doa Raja pun terkabul. Permaisuri melahirkan seorang bayi perempuan. Raja
dan Permaisuri sangat bahagia. Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiranPutri
Raja. Raja dan Permaisuri sangat menyayangi putrinya. Mereka juga sangat memanjakannya.
Segala keinginan putrinya pasti dituruti. Tak terasa Putri Raja telah tumbuh menjadi gadis
yang cantik. Hari itu dia berulang tahun ketujuh belas. Raja mengadakan pesta besarbesaran.
Semua rakyat diundang ke pesta. Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah istimewa
berupa kalung. Kalung terbuat dari untaian permata berwarna-warni. Saat pesta berlangsung,
Raja menyerahkan kalung itu. ”Kalung ini hadiah dari kami. Lihat, indah sekali, bukan? Kau
pasti menyukainya,” kata Raja. Raja bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya.
Sungguh di luar dugaan, Putri menolak mengenakan kalung itu. ”Aku tak suka kalung ini,
Ayah,” tolak Putri dengan kasar. Raja dan Permaisuri terkejut. Kemudian, Permaisuri
berusaha membujuk putrinya dengan lembut. Permaisuri mendekat dan hendak memakaikan
kalung itu ke leher putrinya. ”Aku tidak mau! Aku tidak suka kalung itu! Kalung itu jelek!”
teriak Putri sambil menepis tangan Permaisuri Tanpa sengaja, kalung itu terjatuh. Permata-
permatanya tercerai berai di lantai. Permaisuri sangat sedih. Permaisuri terduduk dan
menangis. Tangisan Permaisuri menyayat hati. Seluruh rakyat yang hadir turut menangis.
Mereka sedih melihat tingkah laku Putri yang mereka sayangi. Tidak disangka, air mata yang
tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air. Aliran air menghanyutkan permata-permata
yang berserakan. Air tersebut mengalir keluar istana dan membentuk danau. Anehnya, air
danau berwarna-warni seperti warna-warna permata kalung Putri. Kini danau itu dikenal
dengan nama Telaga Warna.

Di dekat rumah Udin di Jawa Barat juga terdapat taman bermain. Udin dan saudara-
saudara sepupunya bermain di sana. Dita ingin bermain ayunan.Udin membantu Dita menarik
dan mendorong ayunan.
51
52

Udin menarik ayunan. Kemudian, Udin mendorong ayunan. Udin telah


memberikan gaya pada ayunan itu. Apakah yang dimaksud dengan gaya?Gaya adalah suatu
kekuatan yang mengakibatkan benda yang dikenainya dapat mengalami gerak, perubahan
kedudukan, atau perubahan bentuk. Gaya juga dapat diartikan sebagai tarikan atau dorongan
yang dapat memengaruhi keadaan suatu benda. Gaya yang diberikan Udin terhadap ayunan
yaitu tarikan dan dorongan. Akibatnya, ayunan itu bergerak. Saat ditarik, ayunan bergerak ke
belakang atau mendekati Udin. Saat didorong, ayunan bergerak ke depan atau menjauhi
Udin. Apa yang dimaksud dengan gerak? Gerak adalah perpindahan kedudukan suatu benda
terhadap benda lainnya, baik perpindahan kedudukan yang mendekati maupun menjauhi
suatu benda atau tempat asal akibat benda itu dikenai gaya.
53

Lampiran 2

Media

1. Gambar ayunan
54

Lampiran 3

Lembar Kerja Pesertadidik (LKDP)

Kelas/ Semester : IV/II

Hari/tanggal : …………..

Nama :

Judul : Menentukan hubungan gaya dengan gerak

Tujuan : Peserta didik mampu untuk menentukan hubungan gaya dengan gerak

Alat : Meja

Langkah kegiatan :

1. Letakkan meja ditempat yang cukup luas


2. Doronglah meja itu
3. Amati yang terjadi pada meja itu
4. Tariklah meja itu
5. Amati apa yang ,terjadi pada meja itu

Tulislah hasil percobaanmu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikur


1. Apa yang terjadi pada meja saat meja didorong ?

...................................................................................................................

...................................................................................................................

.....................................................................................................................

2. Kemana arah meja saat didorong ?


...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
55

3. Apa yang terjadi pada meja saat ,ditarik?


.......................................................................................................................
...................................................................................................................
.....................................................................................................................
4. Kemana arah meja saat ditarik ?
...................................................................................................................
...................................................................................................................
...................................................................................................................
56

Lampiran 4

Evaluasi

1. Dimana tempat cerita asal mula telaga warna tersebut?


2. Siapa saja tokoh yang ada pada teks cerita asal mula telaga warna ?
3. Apa isi dari teks cerita tersebut ?
4. Sebutkan pengertian dari gaya ?
5. Sebutkan pengertian dari gerak ?
57

Lampiran5
Kunci LKPD

Disesuaikan dengan jawaban siswa


58

Lampiran6

KunciEvaluasi

1. Jawa barat
2. Raja, permaisuri, bayi perempuan, rakyat
3. Putri raja yang menolak kalung dari permaisuri dan di buang lah kalung tersebut
kelantai dan akirnya kalung tersebut berubah menjadi air dan ,terbentuklah sebuah
danau yg dikenal dengan telaga warna
4. Gaya adalah suatu kekuatan yang mengakibatkan benda yang dikenainya dapat
mengalami gerak, perubahan kedudukan, atau perubahan bentuk.
5. Gerak adalah perpindahan kedudukan suatu benda terhadap bendalainnya, baik
perpindahan kedudukan yang mendekati maupunmenjauhi suatu benda atau tempat
asal akibat benda itu dikenai gaya
59

Lampiran 7
Penilaian

1. Penilaiansikap
Aspek yang
Deskriptor
diamati
PercayaDiri 1. Berpendapatataumelakukankegiatantanparagu-ragu
2. Tidakcanggungdalambertindak
3. Beraniberpendapat, bertanyadanmenjawabpertanyaan
4. Tidakmudahputusasa
Teliti 1. Mengecekkembalijawaban
2. Berhati-hatidalammenyelesaikanmasalah
3. Melakukanperencanaan yang
matangdalammenyelesaikantugas
4. Memusatkanperhatiandalammenyelesaikanmasalah
Cermat 1. Memecahkanmasalahdenganakurat
2. Mengambilkeputusan yang tepat
3. Menyelesaikanmasalahdenganmemperhatikanhal-hal
yang detail
4. Terfokuspadapemecahanmasalah

2. PenilaianPengetahuan (terlampir)
Penilaianpengetahuandinilaidengansoalevaluasiberupauraian yang
berjumlah 5 buahsoal.Setiapsoalmemilikiskor 20.Jadi
jumlahskormaksimalnya 100.

3. PenilaianKeterampilan

Rubrik Keterampilan Membaca Teks

ASPEK KRITERIA PENILAIAN


BT (1) MT (2) MB (3) SM (4)
YANG
60

DIAMA
ISI
TI DAN Siswa masih perlu Siswa dapat Siswa dapat Siswa dapat
PENGE membaca memahami memahami memahami
TAHUA saksama dan keseluruhan keseluruhan keseluruhan
N memahami bacaan dengan bacaan dengan bacaan dengan
keseluruhan cukup baik, baik, dan dapat sangat baik,
bacaan dengan dan dapat memberikan dan dapat
baik, serta perlu memberikan informasi memberikan
meningkatkan informasi singkat yang informasi
kemampuan singkat yang lengkap singkat yang
untuk dapat cukup lengkap sangat lengkap
memberikan
informasi singkat
yang lengkap

SIKAP Siswa masih Siswa Siswa Siswamenunjukka


KETIK harus menunjukkan menunjukkan n
A menunjukkan kecermatan dan kecermatan dan kecermatan
MEMB peningkatan ketelitian ketelitian yang dan ketelitian
ACA dalam kecermatan yang cukup baik ketika yang sangat baik
SAKSA dan ketelitian baikketika membaca serta ketika membaca
MA ketika membaca membaca serta menunjukkan serta
serta masih harus menunjukkan kualitas sikap menunjukkan
meningkatkan kualitas sikap yang baik dan kualitas sikap
kualitas sikap yang cukup baik terpuji ketika yang sangat
yang baik dan dan terpuji membaca baik dan terpuji
terpuji ketika ketika membaca saksama ketika
membaca saksama membaca
saksama saksama
LAFAL, Siswa belum Siswa sudah Dalam membaca Siswa sudah
INTON memperhatikan memperhatikan teks bacaan siswa memperhatikan
ASI lafal, intonasi dan lafal, intonasi masih melakukan lafal, intonasi dan
61

DAN tanda baca saat dan tanda 2-3 kesalahan tanda baca
TANDA membaca teks bacaakan tetapi dalam lafal, sehingga siswa
BACA bacaan masih terdapat intonasi dan tanda sudah membaca
banyak baca teks bacaan
kesalahan saat dengan benar.
membaca teks
bacaan

Mengetahui, Padang, oktober 2019

Guru kelas IV Simulator

( ………………..………… ) ( …………………...……… )

Lampiran 8
62

Instrumen Penilaian

Lembar Observasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Petunjuk pengisian :

1. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom skor (0, 1, 2, 3, 4) sesuai dengan kriteria

yang tertera pada kolom tersebut.

2. Isilah Identitas RPP yang diamati:

Nama :

Tema/Subtema :

Pembelajaran :

Deskriptor Kualifikasi
A B C D T
No Karakteristik Deskriptor yang
L
muncul 4 3 2 1 0
1 Identitas Mata a. Terdapatsatuan pendidikan

Pelajaran b. Terdapatkelas, semester,

c. Terdapatmata pelajaran atau tema

pelajaran/subtema

d. Terdapatjumlah pertemuan
Jumlah deskriptor yang muncul
2. Merumuskanindi a. Indikator yang yang dirumuskan

kator sudah sesuai dengan kompetensi

pembelajaran dasar

b. Indikator yang dirumuskan jelas

c. Indikator yang dirumuskan

tersusun secara sistematis

d. Indikator yang dirumuskan


63

menggunakan kata kerja

operasional
Jumlah deskriptor yang muncul
3. Menetapkan a. Tujuan pembelajaran sudah

tujuan mencakup aspek Audience,

pembelajaran Behaviour, Condition, dan Degree

b. Tujuan pembelajaran yang

dirancang sesuai dengan indikator

yang ingin dicapai

c. Tujuan pembelajaran sudah sesuai

dengan kegiatan pembelajaran

d. Tujuan pembelajaran yang

dirancang sudah jelas


Jumlah deskriptor yang muncul
4. Materi a. Pemilihan materi sudah sesuai

Pembelajaran dengan karakteristik peserta didik

b. Materi sudah sesuai dengan

indikator yang ingin dicapai

c. Pengembangan materi

sudahsesuaidengantujuanpembelaj

aran

d. Pengembangan materi rinci dan

jelas
Jumlah deskriptor yang muncul
5 Pemilihansumbe a. Kesesuaian dengan tujuan

rbelajar pembelajaran

b. Kesesuaian dengan materi


64

pembelajaran

c. Kesesuaian dengan

modelDiscovery Learning

d. Kesesuaian dengan karakteristik

peserta didik

Jumlah deskriptor yang muncul


6 Pemilihan Media a. Kesesuaian dengan tujuan

Pembelajaran pembelajaran

b. Kesesuaian dengan materi

pembelajaran

c. Kesesuaian dengan model

Discovery Learning

d. Kesesuaian dengan karakteristik

peserta didik

Jumlah deskriptor yang muncul


7 Metodepembelaj a. Metode pembelajaran yang

aran digunakan tidak membuat peserta

didik bosan

b. Metode pembelajaran yang

digunakan menarik bagi peserta

didik

c. Metode pembelajaran yang

digunakan adalah model

pembelajaran yang inovatif


65

d. Metode pembelajaran yang

digunakan sesuai dengan tujuan

pembelajaran
Jumlah deskriptor yang muncul
8 Skenariopembel a. Menampilkan kegiatan

ajaran pendahuluan, inti, dan penutup

sesuaialokasiwaktudandenganurut

an yang jelas

b. Kesesuaian kegiatan dengan

model Discovery Learning

c. Kesesuaindenganmetodepembelaj

aran

d. Kesesuaian kegiatan dengan

sistematika/keruntutan materi
Jumlah deskriptor yang muncul
9 Rancanganpenil a. Kesesuaian bentuk, teknik dan

aianautentik instrument dengan indikator

pencapaian kompetensi

b. Kesesuaian antara bentuk, teknik

dan instrument penilaian sikap

c. Kesesuaian antara bentuk, teknik

dan instrument penilaian

pengetahuan

d. Kesesuaian antara bentuk, teknik

dan instrument penilaian

keterampilan
Jumlah deskriptor yang muncul
66

Jumlah skor yang diperoleh


Jumlah skor maksimal
Persentase
Sumber : Buku materi pelatihan guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014

Keterangan :

SB (4) : Jika keempat deskriptor pada komponen RPP terlaksana

B (3) : Jika tiga deskriptor pada Komponen RPP terlaksana

C (2) : Jika dua deskriptor pada Komponen RPP terlaksana

K (1) : Jika satu deskriptor pada Komponen RPP terlaksana

KS (0) :Jika tidak ada satu deskriptor pada komponen RPP terlaksana

Skor maksimal : 36

Untuk perhitungan dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif yang dikemukakan oleh Kemendikbud (2014:146) dengan

rumus sebagai berikut:

Jumlah skor yang diperoleh jumlahskoryangdiperoleh


Nilai = X 100
Jumlah skor maksimal jumlahskormaksimal

Dalam indeks nilai kuantitatif dengan skala sebagai berikut:

Konversi nilai akhir Predikat

(pengetahua Klasifikasi

n dan sikap dan


Skala 0-
Skala 1-4 keterampila ekstrakuliku
100
n ler
86-100 4 A SB (Sangat
81-85 3.66 A-
Baik)
76-80 3.33 B+ B (Baik)
71-75 3.00 B
66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+ C (Cukup)
56-60 2 C
67

51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+ K (Kurang)
0-45 1 D
Sumber : Buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014

LAMPIRAN 9

Lembar Observasi Proses Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Model

Discovery Learning Di Kelas IV SD

Kota Padang

(Aspek Guru)

Petunjuk Pengisian: Isilah tabel di bawah ini dengan memberi tanda ceklis (√)

pada setiap deskriptor yang muncul kemudian ceklis juga salah satu kolom

kualifikasi dengan berpedoman pada kriteria kualifikasi.

Kegiatan Deskriptor Kualifikasi


AB B C K
pembelajar Karakteristik Deskriptor yang 4 3 2 1

an terlaksana
Kegiatan 1. Guru mengkondisikan

awal kelas dan memimpin do’a

sesuai keyakinan masing

dan absensi
68

2. Guru memberikan

appersepsi untuk

membuka skemata siswa

3. Guru menyampaikan

Tema, Subtema dan

Pembelajaran

4. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran
Jumlah descriptor yang mucul

Kegiatan 1. Stimulation(sti 1. Guru meminta peserta

inti mulasi) didik mengamati teks

bacaan “asal mula danau

telaga”

2. Guru meminta siswa

membaca teks yang telah

disediakan

3. Guru bertanya jawab

dengan peserta didik

4. Guru meminta peserta

didik mengetahui tokoh

yang ada dalam cerita


Jumlah descriptor yang muncul

2. Problem 1. Guru meminta siswa

Statement mengamati gambar yang


69

(identifikasi ada dipapan tulis

masalah) 2. Guru bertanya jawab

dengan peserta didik

tentang gambar yang ada

dipapan tulis

3. Jawaban sementara atau

hipotesis dari pertanyaan

yang telah dibuat

4. Guru memberikan

penguatan atas jawaban

dari peserta didik.


Jumlah deskriptor yang muncul

3. Data 1. Guru bertanya jawab

Collection(pen dengan peserta didik

gumpulan tentang “gaya”

data) 2. Jawaban sementara atau

hipotesis dari peserta

didik

3. Guru melakukan

penguatan atas jawaban

tentang gaya

4. Guru bertanya jawab

tentang “gerak”
Jumlah deskriptor yang muncul

4. Data 1. Guru bertanya jawab


70

Processing tentang percobaan yang

(pengolahan dilakukan peserta didik

data) 2. Guru menugaskan

peserta didik untuk

menyelesaikan lkpd yang

diberikan guru.

3. Guru membimbing

peserta didik diminta

membacakan hasil kerja.

4. Guru memberikan

penguatan atas jawaban

peserta didik.
Jumlah deskriptor yang muncul

5. Verification 1. Guru meminta peserta

didik untuk menggeser

meja dari tempat duduk

kedepan

2. Guru membimbing

peserta didik dalam

melakukan percobaan. -

3. Guru meminta peserta

didik menjawabkan hasil

jawabannya.

4. Guru memberikan
71

penguatan terhadap

jawaban peserta didik.


Jumlah deskriptor yang muncul

6. Generalization 1. Guru meminta peserta

didik untuk

menyimpulkan

pembelajaran.

2. Guru mendengakan

jawaban sementara dari

peserta didik.

3. Guru meminta peserta

didik lainnya untuk

memberikan jawaban

yang lain.

4. Guru memberikan

penguatan atas jawaban

peserta didik
Jumlah deskriptor yang muncul
Kegiatan 1. Guru memberikan

akhir kesimpulan atas materi

yang telah dipelajari

2. Guru memberikan tindak

lanjut berupa evaluasi soal

uraian.

3. Guru memberikan
72

informasi mengenai

pembelajaran untuk besok

harinya.

4. Guru menutup

pembelajaran dengan

mengucapkan salam dan

doa.
Jumlah deskriptor yang muncul
Skor yang diperoleh
Skor maksimal
Persentase
Peringkat

Keterangan :

SB (4) = jika semua deskriptor dilaksanakan

B (3) = jika salah satu deskriptor tidak dilaksanakan

C (2) = jika dua deskriptor tidak dilaksanakan

K (1) = jika hanya satu deskriptor dilaksanakan

Total skor maksimal = 32

Untuk perhitungan dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif yang dikemukakan oleh Kemendikbud (2014:146) dengan

rumus sebagai berikut:

Jumlah skor yang diperoleh jumlahskoryangdiperoleh


Nilai = X 100
Jumlah skor maksimal jumlahskormaksimal

Dalam indeks nilai kuantitatif dengan skala sebagai berikut:


73

Konversi nilai akhir Predikat

(pengetahua Klasifikasi

n dan sikap dan


Skala 0-
Skala 1-4 keterampila ekstrakuliku
100
n ler
86-100 4 A SB (Sangat
81-85 3.66 A-
Baik)
76-80 3.33 B+ B (Baik)
71-75 3.00 B
66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+ C (Cukup)
56-60 2 C
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+ K (Kurang)
0-45 1 D
Sumber : Buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014

LAMPIRAN 10

Lembar Observasi Proses Pembelajaran Tematik Terpadu Dengan Model

Discovery Learning Di Kelas IV SD


74

Kota Padang

(Aspek Siswa)

Petunjuk Pengisian: Isilah tabel di bawah ini dengan memberi tanda ceklis (√)

pada setiap deskriptor yang muncul kemudian ceklis juga salah satu kolom

kualifikasi dengan berpedoman pada kriteria kualifikasi.

Kegiatan Deskriptor Kualifikasi


AB B C K
pembelajar Karakteristik Deskriptor yang 4 3 2 1

an terlaksana
Kegiatan 1. Siswa berdo’a menurut agama

awal atau kepercayaan masing-

masing dan dan mendengarkan

absensi dari guru.

2. Siswa menjawab pertanyaan

dari guru yang berhubungan

dengan ekosistem

3. Siswa menuliskan tema 8

ekosistem, Subtema 1

komponen ekosistem dan

Pembelajaran 1

4. Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran yang disampaikan

guru
Jumlah descriptor yang muncul
Kegiatan 1. Stimulation 1. Peserta didik mengamati teks

inti (stimulasi) bacaan tentang “asal usul

danau telaga”
75

2. Peserta didik membaca teks

tentang asal usul danau telaga.

3. Peserta didik mengetahui siapa

saja tokoh yang terdapat pada

cerita.

4. Peserta didik mengamati

gambar yang ada di papan

tulis.
Jumlah deskriptor yang muncul
2. Problem 1. Peserta didik menjawab

statement pertanyaan yang diberikan guru.

(identifikasi 2. Jawaban sementara dari peserta

masalah) didik/ hipotesis.

3. Peserta didik lainnya memberi

jawaban yang lain kedepan

kelas.

4. Peserta didik bersama guru

menyimpulkan jawaban yang

benar.
Jumlah deskriptor yang muncul
3. Data 1. Peserta didik bertanya jawab

Collection(pen tentang gaya.

gumpulan 2. Peserta didik memberikan

data) jawaban sementara.

3. Peserta didik lainnya diminta

untuk memberikan jawaban


76

yang lain.

4. Peserta didik diberi pengutan

oleh guru atas jawabannya.


Jumlah deskriptor yang muncul
4. Data 1. Peserta didik menjawab

Processing(pen pertanyaan berdasarkan

golahan data) percobaan yang dilakukan.

2. Peserta didik membeikan

jawaban sementara/ hipotesis.

3. Peserta didik yang lain diminta

untuk memberikan jawaban

yang lain.

4. Peserta didik diberikan

penguatan oleh guru mengenai

hasil jawabannya.
Jumlah deskriptor yang muncul

5. Verification 1. Peserta didik melakukan

percobaan mendorong meja

dari tempat duduk kedepan.

2. Peserta didik melakukan

percobaan dengan bimbingan

guru.

3. Peserta didik menjawab

langsung apa gaya yang terjadi

dari percobaan tersebut.


77

4. Perseta didik dan guru

mengoreksi jawaban dari

percobaan yang dilakukan.


Jumlah deskriptor yang muncul

6. Generalization 1. Peserta didik menyimpulkan

pembelajran.

2. Peserta didik lainnnya

memberikan kesimpulan yang

lain.

3. Perseta didik bersama sama

mecoba untuk menyimpulkan

pembelajaran.

4. Peserta didik diberi penguatan

oleh guru terhadap materi

pembelajran.
Jumlah deskriptor yang muncul

Kegiatan 1. Siswa mendengarkan

akhir kesimpulan atas materi yang

telah dipelajari yang

disampaikan guru

2. Siswa mengerjakan soal

evaluasi

3. Siswa mendengarkan informasi

yang disampaikan guru


78

mengenai pembelajaran untuk

besok harinya.

4. Siswa membaca doa dan

mengucap salam.
Jumlah descriptor yang muncul

Skor yang diperoleh


Skor maksimal
Persentase
Peringkat
Keterangan :

SB (4) = jika semua deskriptor dilaksanakan

B (3) = jika salah satu deskriptor tidak dilaksanakan

C (2) = jika dua deskriptor tidak dilaksanakan

K (1) = jika hanya satu deskriptor dilaksanakan

Total skor maksimal = 32

Untuk perhitungan dilakukan dengan menggunakan pendekatan

kuantitatif yang dikemukakan oleh Kemendikbud (2014:146) dengan

rumus sebagai berikut:

Jumlah skor yang diperoleh jumlahskoryangdiperoleh


Nilai = X 100
Jumlah skor maksimal jumlahskormaksimal

Dalam indeks nilai kuantitatif dengan skala sebagai berikut:

Konversi nilai akhir Predikat

(pengetahua Klasifikasi
Skala 0- Skala 1-4 n dan sikap dan
79

keterampila ekstrakuliku
100
n ler
86-100 4 A SB (Sangat
81-85 3.66 A-
Baik)
76-80 3.33 B+ B (Baik)
71-75 3.00 B
66-70 2.66 B-
61-65 2.33 C+ C (Cukup)
56-60 2 C
51-55 1.66 C-
46-50 1.33 D+ K (Kurang)
0-45 1 D
Sumber : Buku Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai