Anda di halaman 1dari 13

NAMA : Nur Sovi

NIM : 1804441039
KELAS : MK8A
MATA KULIAH : UAS Kewarganegaraan
DOSEN PENGAMPU : Muhammad Yusuf, M.Si.

UJIAN AKHIR SEMESTER

1. Demokrasi di Indonesia merupakan amanat Pembukaan UUD 1945 alenia 4 dan


UUD 1945 pasal 1 ayat 2. Yang inti dari kedua amanat tersebut membawa semangat
kedaulatan rakyat dan Demokrasi Pancasila dalam pelaksanaannya.
a. Bagaimana masa depan demokrasi di Indonesia dengan menghadapi Revolusi
5.0?
Jawaban:
Dalam menyongsong era society 5.0 tentu akan banyak tantangan dan terjadi
perubahan yang juga akan membawa dampak negatif seperti lunturnya moral
maupun karakter bangsa. Revolusi industri 5.0 atau yang lebih dikenal dengan era
super smart society diperkenalkan oleh pemerintah Jepang pada tahun 2019,
Dengan adanya era society 5.0 ini membuat nilai-nilai Pancasila semakin
memudar. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan dalam ilmu pengetahuan serta
teknologi yang terdapat di Indonesia dalam era society 5.0 tentu akan banyak
tantangan dan terjadi perubahan yang juga akan membawa dampak negatif seperti
lunturnya moral maupun karakter bangsa kecanggihan teknologi dapat menjadi
musuh manusia dalam mengerjakan kegiatan, masyarakat Indonesia harus selalu
bisa menyesuaikan diri terhadap kemajuan zaman tersebut pada hakikatnya
pancasila lahir diantara beragamnya suku, budaya, dan agama yang ada di
Indonesia.
Namun, pada hakikatnya Pancasila lahir di antara banyak perbedaan serta
beragamnya karakter merupakan produk asli Indonesia yang menjadi nilai dasar
kehidupan dan senantiasa dijunjung tinggi oleh segenap masyarakat Indonesia.
Tetapi kita tidak dapat menolak perubahan zaman yang diiringi berbagai
tantangan bahkan ancaman yang harus dihadapi oleh Pancasila, Masyarakat
Indonesia harus menyesuaikan terhadap kemajuan zaman tersebut dan secara
tidak langsung akan mempengaruhi peradabannya terutama dalam kemajuan di
bidang teknologi. Kecanggihan teknologi pada dasarnya diciptakan untuk
membantu kemudahan hidup manusia dalam mengerjakan aktivitas sehari-hari.
Meskipun demikian, teknologi juga bisa menjadi musuh manusia jika tidak
dipakai secara bijaksana atau digunakan oleh tangan yang salah cenderung
menjadi alat yang sangat membahayakan. Dalam menyikapi hal ini kita harus
merubah mindset kita dari sebuah kekurangan menjadi sebuah tantangan untuk
menyesuaikan nilai Pancasila agar menjadi konsep kehidupan yang mampu
membangun masyarakat Indonesia yang berkarakter. Pancasila juga dikatakan
sebagai ideologi bangsa merupakan hasil pemikiran yang dituangkan dalam suatu
rumusan rangkaian kalimat dengan mengandung makna falsafah untuk dijadikan
dasar, azas, pedoman hidup bersama dalam negara Indonesia (Fadilah, 2019)
Sumber:
 https://barki.uma.ac.id/2022/01/11/apa-itu-era-society-5-0-dan-apa-
perbedaannya-dengan-era-industri-4-0/
 https://jurnal.ugm.ac.id/pancasila/article/view/70085/pdf
 https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/2892/pdf

b. Uraikan pentingnya pendidikan demokrasi untuk kesadaran demokrasi di


Indonesia!
Jawaban:
Pendidikan merupakan bagian penting penguatan kapasitas individu, khususnya
untuk mencapai demokrasi deliberatif, yakni model demokrasi yang terjadi
melalui diskursus yang setara dari keragaman dan dinamika dalam masyarakat
sipil. Pendidikan demokrasi dapat dilakukan melalui Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) yang mengangkat berbagai fenomena di masyarakat.
Dengan adanya pendidikan demokrasi maka masyarakat memiliki wahana
substantif,pedagogis, dan sosial-kultural untuk membangun cita-cita, nilai,
konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan demokrasi dalam diri warga negara
melalui pengalaman hidup dan berkehidupan demokrasi dalam berbagai konteks.
Dengan wawasan dan pengalamannya itu, baik secara sendirisendiri maupun
bersama-sama warga negara mampu memberikan kontribusi yang bermakna bagi
peningkatan kualitas demokrasi dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indonesia. Inilah makna dari “learning democracy, through democracy, and for
democracy” (Winataputra, 2001).
Sehingga demokrasi akan tumbuh subur bila suatu bangsa memiliki tingkat
pendidikan yang memadai dan merata. Syarat ini menjadi penting karena melalui
pendidikan yang memadai masyarakat mampu berperan dalam beberapa hal
penting dalam memperkuat demokrasi, yaitu:
1. Pendidikan dapat mengarahkan masyarakat untuk menjadi “pemilih rasional”
(rational voters), yakni pemilih yang menggunakan kalkulasi rasional dalam
menentukan pilihan politik sehingga dapat meredam sentimen-sentimen
primordial (etnis, agama, dll.) yang dapat merusak esensi demokrasi. Pilihan
rasional juga dapat menjamin terpilihnya para pemimpin politik yang
kompeten.
2. Pendidikan yang merata dapat menentukan terbentuknya masyarakat sipil
yang memiliki kesadaran politik (politically vibrant civil society) yang
mampu mengontrol jalannya pemerintah melalui mekanisme di luar parlemen
dengan berbagai tulisan kritis, seminar, demonstrasi, protes, dll. Di banyak
negara demokratis, tingkat kedewasaan demokrasinya seringkali ditentukan
oleh ada-tidaknya masyarakat sipil yang memiliki kesadaran politik untuk
melakukan partisipasi politik.
3. Pendidikan yang memadai cenderung membentuk kelompok berketrampilan
cukup yang menjadi pekerja (salary earners) baik di sektor pemerintahan
maupun swasta.
Sumber:
 https://pskp.kemdikbud.go.id/berita/detail/313031/pendidikan-sebagai-
penjaga-demokrasi
 https://core.ac.uk/download/147421836.pdf
 https://unpar.ac.id/membangun-demokrasi-melalui-pendidikan/

2. Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa (bersifat Kodrati)
didasarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai mahluk Tuhan memiliki
derajat dan martabat yang sama.
a. Apakah dengan adanya Pasal 27 ayat 1 Undang-Undang ITE mempersempit
kebebasan berpendapat?
Jawaban:
Dalam Ketentuan hukum di Indonesia, pengaturan mengenai kejahatan terhadap
kesusilaan melalui media elektroniksecara khusus diatur dalam Pasal 27 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016. Isi dari Pasal 27 Ayat (1) adalah
berbunyi: “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar
kesusilaan”. Dengan mengacu kepada ketentuan Pasal 27 ayat (1) UU ITE, maka
seseorang yang mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan yang melanggar kesusilaan, dengan unsur sengaja dan tanpa hak
adalah dikateorikan telah melakukan perbuatan pidana dan kepadanya dapat
dimintakan pertanggungjawaban pidana menurut hukum pidana. Ketentuan Pasal
27 ayat (1) sangat terkait dengan perlindungan data pribadi yang merupakan salah
satu bagian dari hak pribadi (privacy rights) seseorang, Pasal terebut dibentuk
oleh pembentuk undang-undang dengan maksud untuk memberikan perlindungan
terhadap tindakan-tindakan asusila atau ontruchte handelingen dan terhadap
perilakuperilaku baik dalam bentuk kata-kata maupun dalam bentuk perbuatan-
perbuatan yang menyinggung rasa susila.
Namun beberapa pasal UU ITE memiliki multitafsir antara lain Pasal 27 ayat (1)
terkait kesusilaan; Pasal 27 ayat (3) terkait penghinaan dan pencemaran nama
baik; Pasal 28 ayat (2) terkait ujaran kebencian dan SARA serta Pasal 29 terkait
tindakan menakutnakuti pada media elektronik. Keberadaan pasal-pasal
multitafsir telah menghambat tercapainya tujuan hukum dari UU ITE. Pasal
multitafsir telah menimbulkan ketidakpastian hukum karena beragamnya putusan
hakim atas kasus yang sama. UU ITE juga menjadi kurang bermanfaat karena
menimbulkan rasa takut pada masyarakat untuk berpendapat. Selain itu UU ITE
cenderung tidak adil karena menimbulkan kesewenang-wenangan dari aparat
penegak hukum dan pihak yang ingin memanfaatkan keadaan.
Sumber:
 https://www.researchgate.net/publication/325690172_Analisis_Yuridis_
Pasal_27_Ayat_1_Undang-
Undang_Nomor_19_Tahun_2016_Tentang_Perubahan_Atas_Undang-
Undang_Nomor_11_Tahun_2008_Tentang_Informasi_Dan_Transaksi_
Elektronik
 https://berkas.dpr.go.id/sipinter/files/sipinter-2476-307-
20210722101750.pdf
 https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%20T
ahun%202016.pdf

b. Uraikanlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dilindungi hak usahanya oleh
UUD 1945 Pasal 33 dan UU N0. 20 tahun 2008!
Jawaban:

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan
peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus
memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha
ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik
Negara. Dengan mempertimbangkan hal-hal seperti tersebut di atas, dan untuk
memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam upaya meningkatkan
kemampuan dan kualitas usahanya, keberpihakan untuk lebih memberikan
perlindungan dan kepastian usaha serta untuk menjadi panduan bagi Pemerintah,
Dunia Usaha dan Masyarakat .

UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 33 berbunyi: Pelaksanaan kemitraan usaha yang


berhasil, antara Usaha Besar dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dapat
ditindaklanjuti dengan kesempatan pemilikan saham Usaha Besar oleh Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah. Yang dimaksud dengan ”kesempatan pemilikan
saham” adalah bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mendapat prioritas
dalam kepemilikan saham Usaha Besar yang terbuka (go public).

Sumber:
 https://ppid.unud.ac.id/img/admin/page_attc/a16a3dba809cb5346a0cbf2
c0073cd6d.pdf
 https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?option=com_content&vi
ew=article&id=1991:rpp-tentang-pelaksanaan-uu-no-20-tahun-2008-
tentang-usaha-mikro-kecil-dan-menengah&catid=268&Itemid=73

3. Ciri-ciri Negara Hukum menurut Frederich Julius Stahl yaitu menghormati hak
asasi manusia, adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan, pemerintahan
berdasarkan peraturan-peraturan dan peradilan administrasi yang tertata rapih.
a. Uraikan parameter keberhasilan Indonesia sebagai Negara Hukum dalam UUD
1945 Pasal 27 ayat 1!
Jawaban:
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Pasal ini menjelaskan bahwa
yang termasuk warga negara atau mereka tinggal di wilayah negara indonesia
wajib menjunjung tinggi hukum serta pemerintahan yang berlaku di wilayah
negara indonesia. Sehingga parameter keberhasilan yang dapat digunakan antara
lain: seperti tidak main hakim sendiri, melaporkan tindak kejahatan kepada pihak
berwajib, menghormati pemimpin, baik itu pemimpin negara maupun daerah
wilayah.
Sumber:
 https://lsc.bphn.go.id/konsultasiView?id=308
 https://yuksinau.co.id/pasal-27-ayat-1/

b. Bagaimana sanksi hukum terhadap pelaku koruptor di Indonesia?


Jawaban:
Menurut Pasal 5 UU No 20 Tahun 2001:
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5
(lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta
rupiah) setiap orang yang:
a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara
negara dengan maksud supaya pegawai negeri atau penyelenggara negara tersebut
berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya, yang bertentangan dengan
kewajibannya atau ;
b. Memberi sesuatu kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara karena
atau berhubungan dengan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban,
dilakukan atau tidak dilakukan dalam jabatannya.

Menurut Pasal 6 UU No 20 Tahun 2001 :


(1) Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama
15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 150.000.000,00 (seratus
lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 750.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh juta rupiah) setiap orang yang:
a. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada hakim dengan maksud untuk
mempengaruhi putusan perkara yang diserahkan kepadanya untuk diadili; atau:
b. Memberi atau menjanjikan sesuatu kepada seseorang yang menurut ketentuan
peraturan perundangundangan ditentukan menjadi advokat untuk menghadiri
sidang pengadilan dengan maksud untuk mempengaruhi nasihat atau pendapat
yang akan diberikan berhubung dengan perkara yang diserahkan kepada
pengadilan untuk diadili.

Menurut Pasal 12 B UU No 20 Tahun 2001 :


(1) Setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap
pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatan nya dan yang berlawanan
dengan kewajiban atau tugasnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Yang nilainya Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) atau lebih, pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut bukan merupakan suap dilakukan oleh penerima
gratifikasi;
b. Yang nilainya kurang dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah), pembuktian
bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan oleh penuntut umum.

(2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, dan pidana denda
paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan aturan baru terkait hukuman pidana bagi
koruptor, yang tertuang dalam Peraturan MA (Perma) Nomor 1 Tahun 2020.
Perma tersebut akan menjadi panduan bagi para hakim dalam menjatuhkan
lamanya pidana penjara bagi terdakwa kasus korupsi.
Simulasi hukuman berdasarkan Perma 1/2020 itu:
 Penjara Seumur Hidup atau penjara 16 tahun hingga 20 tahun: terdakwa
korupsi Rp 100 miliar lebih, kesalahan tinggi, dampak tinggi dan keuntungan
terdakwa tinggi.
 Penjara 13 tahun hingga 16 tahun penjara: terdakwa korupsi Rp 100 miliar
lebih, kesalahan sedang dampak sedang dan keuntungan terdakwa sedang
 Penjara 10 tahun-13 tahun penjara: terdakwa korupsi Rp miliar lebih,
kesalahan ringan, dampak ringan dan keuntungan terdakwa ringan
 Penjara 13 tahun hingga 16 tahun penjara: terdakwa korupsi Rp 25 miliar-Rp
100 miliar, kesalahan tinggi, dampak tinggi dan keuntungan terdakwa tinggi.
 Penjara 10 tahun-13 tahun penjara: terdakwa korupsi Rp 25 miliar-Rp 100
miliar, kesalahan sedang dampak sedang dan keuntungan terdakwa sedang
 Penjara 8-10 tahun penjara: terdakwa korupsi Rp 25 miliar-Rp 100 miliar,
kesalahan ringan, dampak ringan dan keuntungan terdakwa ringan.
Sumber:
 https://indonesiabaik.id/infografis/jerat-hukuman-baru-bagi-koruptor
 https://lsc.bphn.go.id/uploads/919381_leaflet_6.pdf
 https://nu.or.id/internasional/hukuman-berat-bagi-koruptor-di-sejumlah-
negara-bagaimana-di-indonesia-sP55y

4. Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah
airnya sebagai Negara kepulauan dengan kehidupan yang beragam
a. Bagaimana implementasi kepulauan Indonesia sebagai kesatuan politik?
Jawaban:
Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik,berarti :
 Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuanmatra
seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
 Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicaradalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagaiagama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harusmerupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti yang seluas luasnya.
 Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu,
senasibsepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai
tekaddalam mencapai cita-cita bangsa.
 Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa
dannegara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa
menujutujuannya.Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara
merupakan satukesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila
dan UndangUndang Dasar 1945.
 Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistemhukum
dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yangmengabdi kepada
kepentingan nasional.
 Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lainikut
menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebasaktif serta
diabdikan pada kepentingan nasional.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan wawasan
nusantara, yaitu:
 Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang – undang,seperti
UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU
PemilihanPresiden.Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum
danmementingkan persatuan bangsa. Contohnya seperti dalam pemilihan
presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan
prinsipdemokratis dan keadilan, sehingga tidak menghancurkan persatuan
dankesatuan bangsa.
 Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesiaharus
sesuai denga hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesiaharus
mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara,tanpa
pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yangdapat
diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentuk peraturandaerah
(perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlakusecara nasional.
 Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme
untukmempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yamg
berbeda,sehingga menumbuhkan sikap toleransi.
 Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga
pemerintahan untuk menigkatkan semangat kebangsaan dan kesatuan.
 Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional danmemperkuat
korps diplomatik ebagai upaya penjagaan wilayahIndonesia terutama pulau-
pulau terluar dan pulau kosong.
Sumber:
 https://osf.io/87ryz/download/?format=pdf

b. Uraikan tantangan wawasan nusantara pada revolusi 4.0 dan solusinya!


Jawaban:
Peran teknologi di era revolusi industri 4.0 mengambil alih hampir sebagian besar
aktivitas perekonomian. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi, tren ini telah
mengubah banyak bidang kehidupan manusia, termasuk dunia kerja dan bahkan
gaya hidup manusia itu sendiri. Pada dasarnya, revolusi industri 4.0
menggabungkan mesin, alur kerja dan sistem dengan penerapan jaringan cerdas
di sepanjang prosesnya. Revolusi industri 4.0 mampu melenyapkan sejumlah
jenis pekerjaan, namun di sisi lain juga menghadirkan jenis pekerjaan baru.
Pembinaan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air melalui program pendidikan
pancasila dan kebawrganegaraan secara berkelanjutan. Masyarakat harus
memiliki tanggung jawab moral bagaimana pancasila bisa diaktualisasikan dalam
kehidupan sehari-hari termasuk di ruang digital. penguatan nilai bangsa dan
pemahaman tentang bangsa Indonesia sebagai fondasi, mempertahankan nilai-
nilai lurur bangsa, hingga memperkuat pertahanan terhadap berbagai pengaruh
perkembangan zaman di era globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi serta komunikasi menjadi faktor penting untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dalam rangka membangun peradaban melalui
pendidikan yang bermulu. Untuk itu masyarakan harus memahami sikap
nasionalisnye yang merupakan sikap yang harus dijaga dan dikembangkan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara terutama di era digital.

Sumber:
 https://www.uii.ac.id/tantangan-dan-peluangdi-era-revolusi-industri-4-0/
 https://kalteng.antaranews.com/berita/498790/pentingnya-wawasan-
kebangsaan-menghadapi-tantangan-di-era-digital

5. Good Governance yaitu pemerintahan di sebuah Negara yang mempunyai kapasitas


pemerintahan yang baik dalam mengeluarkan kebijakan dan tindakan kepada
rakyatnya.
a. Jelaskan reformasi birokrasi adalah bagian dari good governance!
Jawaban:
Reformasi birokrasi diartikan sebagai upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintah dalam rangka
mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance). Tujuan dari
reformasi birokrasi adalah terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik
dengan aparatur berintegritas tinggi, produktif, dan melayani secara prima dalam
rangka meningkatkan kepercayaan publik.
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
good governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap
sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek
kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur.
Dalam pelaksanaannya, reformasi birokrasi menuju good governance di
Indonesia masih banyak ditemukan masalah seperti ketidak profesionalitas,
kepentingan politik, budaya feodalistis, tertutup, tidak efesien serta arogansi
kekuasaan, sehingga terbuka ruang terjadinya praktik KKN, sehingga sulitnya
menciptakan pemerintahan yang baik. Meskipun demikian, tidak semua birokrasi
di Indonesia memiliki kendala dalam pelaksanaan reformasi birokrasi menuju
pemerintahan yang baik.
Sumber:
 https://www.kemenkopmk.go.id/RB/profil#:~:text=Reformasi%20birokr
asi%20merupakan%20salah%20satu,dan%20sumber%20daya%20manus
ia%20aparatur.
 https://rp2u.unsyiah.ac.id/index.php/welcome/prosesDownload/14181/4

b. Bagaimana hubungan akuntabilitas dan good governance?


Jawaban:
Akuntabilitas dalam good governance, merupakan aktivitas suatu pelayanan yang
dilakukan suatu organisasi sudah sesuai dengan norma dan nilai nilai yang dianut
oleh rakyat dan apakah pelayanan publik tersebut mampu mengakomodasi
kebutuhan rakyat yang sesesungguhnya. Akuntabilitas merupakan salah satu dari
lima asas GPG yaitu demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, serta
kewajaran dan kesetaraan. Dimana akuntabilitas merupakan konsep yang terus
menerus mengalami perkembangan dan terus menerus digunakan karena
memberikan citra transparansi dan kepercayaan bagi yang menjalankannya.
Sumber:
 http://bdksurabaya-
kemenag.id/p3/data/uploaded/dokumen/Implementasi_Prinsip_Transpara
nsi_Guna_Mewujudkan_Good_Governance_ok.pdf
 https://kemenag.go.id/read/akuntabilitas-upaya-wujudkan-good-public-
governance-kementerian-agama-q9qmw
 http://shintahappyyustiari.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/AKUNTABILIT
AS-DALAM-GOOD-GOVERNANCE.pdf

Anda mungkin juga menyukai