PENDIDIKAN PANCASILA
Dewasa ini, negara bangsa menghadapi tantangan yang sangat luar biasa untuk
mempertahankan diri. Kemajuan Teknologi Informasi Komunikasi dan Tranportasi yang
melahirkan globalisasi telah melahirkan jaringan informasi yang melintasi batas ruang dan
waktu, sehingga manusia pada era saat ini hidup ditengah era kebebasan mengakses dan
memproduksi informasi. Jaringan informasi yang terbentuk akan sarat akan nilai-nilai yang
terkandung, dan tidak menutup kemungkinan terjadinya benturan nilai dalam diri manusia.
Jika dahulu produksi pengetahuan dapat dimonopoli oleh entitas negara bangsa maka saat
ini produksi pengetahuan melewati entitias negara bangsa itu sendiri. Tantangan saat ini
adalah bahwa status kewarganegaraan tidak cukup dikaji sebagai sebuah status hukum
seorang individu terkait dengan status hukum dari individu dengan negara. Kita bisa melihat
bagaimana contoh serangan terorisme di berbagai negara atau perkembangan ISIS yang
merekrut anggota dari berbagai negara melintasi entitias negara bangsa.
Modal utama dari masyarakat informasi adalah pengetahuan yang dimiliki, sehingga
modal pengetahuan akan menjadi individu memiliki modal untuk mengolah informasi yang
di milikinya. Sehingga, Pengetahuan adalah kekuatan, sehingga orang-orang dimasa lalu
mencoba merahasiakannya. Di masa pasca Kapitalisme (era digital, era informasi, pen),
kekuatan muncul dengan menyebarluaskan informasi agar menjadi produktid, bukan
dengan, menyembunyikannya. (Drucker, Peter F 1997:14), Jika dahulu pengetahuan
merupakan hal yang paling dirahasiakan oleh orang yang memilikinya, saat ini pengetahuan
menjadia alat untuk menebar pengaruh kepada orang lain. Sehingga semakin banyak
individu memproduksi ifnromasi dan pengetahuan maka semakin besar kontribusinya
mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, paradigma pendidikan ideologi harus merubah
diri menjadi pendidikan yang mengkhususkan diri kepada pembentukan pemahaman,
ketrampilan bagi warga negara dalam menjadikan ideologi (pancasila) sebagai landasan
berpikir.
Pernyataan diatas bahwa kualitas dari kegiatan intelektual merupakan modal utama
penciptaan kekayaan dan kemakmuran ekonoml. Hal ini berarti bahwa kegiatan intelektual
merupakan sebuah kegiatan yang harus mampu dilaksanakan oleh individu sebagai anggota
masyarakat informasi. Kemampuan ini harus dipersiapkan kepada warga negara di era
informasi saat ini.
Tantangan yang dihadapi bangsa indonesia mengenai nilai moral dalam pendidikan
pancasila :
Untuk menghadapi tantangan terhadap pemahaman pancasila, oleh karena itu seluruh
elemen masyarakat harus bahu- membahu merespon secara serius dan bertanggung jawab
guna memperkokoh nilai- nilai pancasila sebagai kaidah penuntun bagi setiap warga negara,
baik bagi yang berkiprah di sektor masyarakat maupun di pemerintahan.
Sehingga diharapkan semakin kokoh dan secara bertahap bangsa indonesia dapat
mewujudkan cita- cita dan tujuan negara yang menjadi idaman seluruh lapisan masyarakat.
Pancaslia kita sedang berhadapan dengan pola perilaku elite yang tidak lagi peka terhadap
rakyatnya. Pancasila kita juga sedang menghadapi tantangan bagaimana membuat orang –
orang beragama lebih toleran terhadap lainnya. Yang tercantum pada sila 1 pancasila dan
saling berhubungan dengan sila- sila pancasila lainnya.
Tantangan terhadap pancasila sudah mulai tampak sejak masa- masa awal bangsa
indonesia menyatakan kemerdekaannya. Tantangan terhadap eksistensi pancasila tidak
hanya bersifat internal tetapi juga bersifat eksternal.
Masalah dan tantangan yang disorot hanyalah gambaran dari masalah yang
berkaitan dengan identitas, kejujuran, dan kepemilikan di era digital. Dalam hal ini
(identiitas, kejujuran) pernah pada masyarakat yang fluktuasi dan maju dalam teknologi,
ketiga permasalahan tersebut ( identitas, kejujuran dan kepemilikian akan terus menjadi
topik lengkap untuk penelitian, pembahasan dan mungkin undang-undang masa depan.
Tapi dari tiga, yang paling mendasar dari aspek ini adalah tentang identitas, kepemilikan
kita dan identitas orang-orang yang berinteraksi dengan di arena digital. Tanpa identitas,
kita tidak bisa membangun kepercayaan, kita tidak dapat mengembangkan hubungan
online yang bermakna karena hal ini penting untuk proses belajar, dan kita menjadi rentan
dan terbuka untuk disalah gunakan oleh predator digital. Tanpa identitas, kita tidak dapat
membuktikan kepemilikan ide intelektual, atau tanpa mengetahui identitas sumbernya,
percaya bahwa situs Web atau kerja elektronik adalah semua yang tampaknya.
teknologi informasi dengan lima karakteristik dasar. Pertama, ini adalah teknologi yang
bereaksi berdasarkan informasi, kedua, karena informasi adalah bagian dari aktivitas
manusia, teknologi-teknologi ini mempunyai efek pervasif. Ketiga, semua sistem yang
menggunakan teknologi informasi didefiniskan oleh “logika jaringan”, keempat teknologi
baru sangat fleksibel, membuatnya bisa beradaptasi dan berubah secara konstan. Kelima
teknologi spesifik yang diasosiasikan dengan informasi berpadu dengan sistem yang
terintegrasi
Simpulan
https://id.scribd.com/presentation/426054527/4-Dinamika-Dan-Tantangan-Pendidikan-
Pancasila
https://www.academia.edu/29690305/Tantangan_Pendidikan_Pancasila_di_Masyarakat_In
formasi