Anda di halaman 1dari 6

TANTANGAN PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN PANCASILA

Merupakan sekumpulan materi didirikan dan pengenalan akan pancasila sebagai


dasar negara, dan untuk menanamkan ideologi pancasila itu sendiri kepada anak didik atau
pendidikan pancasila yaitu pendidikan nilai- nilai yang bertujuan membentuk sikap dan
perilaku positif manusia/ mahasiswa sesuai dengan nilai- nilai yang terkandung dalam
pancasila.

TANTANGAN PENDIDIKAN PANCASILA

Dewasa ini, negara bangsa menghadapi tantangan yang sangat luar biasa untuk
mempertahankan diri. Kemajuan Teknologi Informasi Komunikasi dan Tranportasi yang
melahirkan globalisasi telah melahirkan jaringan informasi yang melintasi batas ruang dan
waktu, sehingga manusia pada era saat ini hidup ditengah era kebebasan mengakses dan
memproduksi informasi. Jaringan informasi yang terbentuk akan sarat akan nilai-nilai yang
terkandung, dan tidak menutup kemungkinan terjadinya benturan nilai dalam diri manusia.
Jika dahulu produksi pengetahuan dapat dimonopoli oleh entitas negara bangsa maka saat
ini produksi pengetahuan melewati entitias negara bangsa itu sendiri. Tantangan saat ini
adalah bahwa status kewarganegaraan tidak cukup dikaji sebagai sebuah status hukum
seorang individu terkait dengan status hukum dari individu dengan negara. Kita bisa melihat
bagaimana contoh serangan terorisme di berbagai negara atau perkembangan ISIS yang
merekrut anggota dari berbagai negara melintasi entitias negara bangsa.

Pendidikan Ideologi (pendidikan Pancasila, khususnya di Indoensia) menjadi sebuah


alternatif solusi yang kembali digalakkan di Indonesia. Kurikulum KKNI mewajibakan dua
mata kuliah yang wajib diselenggarakan semua jurusan dan program studi di tingkat
Universitas di seluruh Indonesia. Pendidikan Pancasila merupakan wujud dari pendidikan
ideologi, yang menjadi tantangannya adalah Bagaimana pendidikan ideologi (Pancasila )
tanpa harus melalui jalan indoktrinasi untuk menyadarkan mahasiswa akan kebenaran dari
Pancasila ? Hal ini yangmenjadi pertanyaan, melihat tantangan global dan terbentuknya
jaringan informasi dan pengetahuan di era digital.
Disadari atau tidak tebentuknya jaringan informasi dan pengetahuan sebagai
manifesto dari kemajuan Teknologi informasi dan komunikasi serta tranportasi (TIKP) telah
merubah bagaimana gaya berpikir manusia saat ini. Saat ini manusia hidup di era dmana
informasi bukan lagi menjadi yang sulit di akses, manusia bukan hanya sebagai penerima
indormasi tetapi sudah menjadi produsen informasi. Ciri utama dari masyarakat informasi
(pasca industri) ditandai oleh timbulnya sektor jasa ekonomi yang relatif terhadap
manufaktur dan agrikulutur, sehingga kegiatan secara dominan pada informasi
(information-based) (Kalidjernih 2009:84). Masyarakat informasi merupakan masyarakat
yang beraktifitas secara dominan pada proses penciptaan, penyebaran, penerimaan dan
pemrosesan informasi. Individu di tuntut memiliki kemampuan berpikir kritis atau berpikir
tingkat tinggi untuk dapat memproses suatu informasi dan meyakini kebenaran dan
kepercayaan informasi, sehingga masyarakat informasi bkan masyarakat yang mudah di
mobilisasi karena pengambilan keputusan dalam bertindak dilakukan dalam proses berpikir
tingkat tinggi.

Tantangan dalam proses pembelajaran dalam pendidikan ideologi adalah bahwa


mahasiswa peserta didik tidak dapat kita pandang sebagai entitias kosong yang menerima
seuatu informasi atau pengetahuan tentang kebenran ideologi. Mahasiswa telah terbentuk
atau telah mengkonrtuksi dirinya dari berbagai informasi yang dia terima dan proses.
Sehingga, tantangan bagi para dosen pendidikan Pancasila untuk dapat memberikan
pemebelajaran yang berbasis pada terbentuknya penyadaran nilai. Oleh karena itu,
dibutuhkan pembelajaran yang berbasis pada kemampuan mengolah dan memproses
informasi karena Masyarakat Pengetahuan merupakan suatu masyarakat yang dimana
perkembangan anpa batas dari masyarakat dan informasi sehingga, memberikan peluang
pada berbagai macam pengetahuan (bahkan ideologi) menjadi sebuah hal yang diproduksi
dan digunakan secara massal bagi masyarakat tersebut.

Modal utama dari masyarakat informasi adalah pengetahuan yang dimiliki, sehingga
modal pengetahuan akan menjadi individu memiliki modal untuk mengolah informasi yang
di milikinya. Sehingga, Pengetahuan adalah kekuatan, sehingga orang-orang dimasa lalu
mencoba merahasiakannya. Di masa pasca Kapitalisme (era digital, era informasi, pen),
kekuatan muncul dengan menyebarluaskan informasi agar menjadi produktid, bukan
dengan, menyembunyikannya. (Drucker, Peter F 1997:14), Jika dahulu pengetahuan
merupakan hal yang paling dirahasiakan oleh orang yang memilikinya, saat ini pengetahuan
menjadia alat untuk menebar pengaruh kepada orang lain. Sehingga semakin banyak
individu memproduksi ifnromasi dan pengetahuan maka semakin besar kontribusinya
mempengaruhi orang lain. Oleh karena itu, paradigma pendidikan ideologi harus merubah
diri menjadi pendidikan yang mengkhususkan diri kepada pembentukan pemahaman,
ketrampilan bagi warga negara dalam menjadikan ideologi (pancasila) sebagai landasan
berpikir.

Selanjutnya, Masyarakat informasi memiliki ciri sebagai berikut : pertama, suatu


masyarakat yang penciptaan kekayaan atau kemakmuran ekonominya bergantung terutama
dari sejauh mana dan bagaimana mutu input dan kegiatan intelektual dari pada proses-
proses produksi fisik. kedua, Suatu masyarakat yang anggota-anggotanya telah siap dan
dapat memperoleh akses kepada sejumlah seumber informasi yang luas yang dapat
mendukung dan memperkaya hampir semua wilayah kegiatan manusia. Ketiga, Suatu
masyarakat dimana akses informasi menjadi pembeda utama kekuasaan (Kalidjernih
2009:84)

Pernyataan diatas bahwa kualitas dari kegiatan intelektual merupakan modal utama
penciptaan kekayaan dan kemakmuran ekonoml. Hal ini berarti bahwa kegiatan intelektual
merupakan sebuah kegiatan yang harus mampu dilaksanakan oleh individu sebagai anggota
masyarakat informasi. Kemampuan ini harus dipersiapkan kepada warga negara di era
informasi saat ini.

Tantangan yang dihadapi bangsa indonesia mengenai nilai moral dalam pendidikan
pancasila :

- Dilihat dari kehidupan masyarakat, terjadi kegamangan dalam kehidupan bernegara


dalam era reformasi ini karena perubahan sistem pemerintahan yang begitu cepat
termasuk digulirkannya otonomi daerah yang seluas- luasnya, di satu pihak, dan di
pihak lain, masyarakat merasa bebas tanpa tuntutan nilai dan norma dalam
kehidupan bernegara.
- Dalam bidang pemerintahan, banyak muncul di ranah publik aparatur pemerintahan,
baik sipil maupun militer yang kurang mencerminkan jiwa kenegarawanan. Terdapat
fenomena perilaku aparatur yang aji mumpung atau mementingkan kepentingan
kelompoknya saja.

Untuk menghadapi tantangan terhadap pemahaman pancasila, oleh karena itu seluruh
elemen masyarakat harus bahu- membahu merespon secara serius dan bertanggung jawab
guna memperkokoh nilai- nilai pancasila sebagai kaidah penuntun bagi setiap warga negara,
baik bagi yang berkiprah di sektor masyarakat maupun di pemerintahan.

Sehingga diharapkan semakin kokoh dan secara bertahap bangsa indonesia dapat
mewujudkan cita- cita dan tujuan negara yang menjadi idaman seluruh lapisan masyarakat.

Pancaslia kita sedang berhadapan dengan pola perilaku elite yang tidak lagi peka terhadap
rakyatnya. Pancasila kita juga sedang menghadapi tantangan bagaimana membuat orang –
orang beragama lebih toleran terhadap lainnya. Yang tercantum pada sila 1 pancasila dan
saling berhubungan dengan sila- sila pancasila lainnya.

Tantangan terhadap pancasila sudah mulai tampak sejak masa- masa awal bangsa
indonesia menyatakan kemerdekaannya. Tantangan terhadap eksistensi pancasila tidak
hanya bersifat internal tetapi juga bersifat eksternal.

1. Tantangan dari dalam


Berbagai gerakan separatis yang hendak memisahkan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI)
2. Tantangan dari luar
Di era modernisasi saat ini, dimana batas negara sudah tidak tampak lagi dan semua
ini menurut adanya keterbukaan dan transparansi.

Masalah dan tantangan yang disorot hanyalah gambaran dari masalah yang
berkaitan dengan identitas, kejujuran, dan kepemilikan di era digital. Dalam hal ini
(identiitas, kejujuran) pernah pada masyarakat yang fluktuasi dan maju dalam teknologi,
ketiga permasalahan tersebut ( identitas, kejujuran dan kepemilikian akan terus menjadi
topik lengkap untuk penelitian, pembahasan dan mungkin undang-undang masa depan.
Tapi dari tiga, yang paling mendasar dari aspek ini adalah tentang identitas, kepemilikan
kita dan identitas orang-orang yang berinteraksi dengan di arena digital. Tanpa identitas,
kita tidak bisa membangun kepercayaan, kita tidak dapat mengembangkan hubungan
online yang bermakna karena hal ini penting untuk proses belajar, dan kita menjadi rentan
dan terbuka untuk disalah gunakan oleh predator digital. Tanpa identitas, kita tidak dapat
membuktikan kepemilikan ide intelektual, atau tanpa mengetahui identitas sumbernya,
percaya bahwa situs Web atau kerja elektronik adalah semua yang tampaknya.

teknologi informasi dengan lima karakteristik dasar. Pertama, ini adalah teknologi yang
bereaksi berdasarkan informasi, kedua, karena informasi adalah bagian dari aktivitas
manusia, teknologi-teknologi ini mempunyai efek pervasif. Ketiga, semua sistem yang
menggunakan teknologi informasi didefiniskan oleh “logika jaringan”, keempat teknologi
baru sangat fleksibel, membuatnya bisa beradaptasi dan berubah secara konstan. Kelima
teknologi spesifik yang diasosiasikan dengan informasi berpadu dengan sistem yang
terintegrasi

Simpulan

Pendidikan Pancasila sebagai pendidikan ideologi di era digital diajarkan dengan


pendekatan kritis dan analitis jauh dari usaha pendoktrinan yang membunuh kebebasan
berpikir dan berpendapat. Sehingga Pendidikan Pancasila mendapat tantangan tersendiri
untuk dapat dijadikan sebuah pendidikan yang sesuai dengan kemampuan berpikir logika,
kebeneran suatu ideologi harus lurus dengan nalar warga, sehingga ideologi di era digital
benar-benar dirasakan kebenaran oleh warga.
Daftar pustaka

https://id.scribd.com/presentation/426054527/4-Dinamika-Dan-Tantangan-Pendidikan-
Pancasila

https://www.academia.edu/29690305/Tantangan_Pendidikan_Pancasila_di_Masyarakat_In
formasi

Anda mungkin juga menyukai