Anggota :
NKRI adalah negara kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah, provinsi, kabupaten/kota. Itu
sesuai dengan UUD 1945, Pasal 18 ayat (1). ”Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah itu dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
Undang-Undang Dasar”.
Nilai-nilai persatuan dan kesatuan merupakan jiwa lahirnya NKRI. Karena menyadari tentang
keragaman bangsa Indonesia. Nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bangsa
Indonesia secara jelas dapat dipahami dari dasar negara Pancasila dan konstitusi negara,
UUD 1945.
NKRI yang merupakan wujud proklamasi kemerdekaan memiliki dengan kondisi bangsa
Indonesia yang majemuk.
Berikut makna NKRI:
Keutuhan wilayah yang meliputi seluruh pulau dengan segenap tanah air dan udara yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Keutuhan khasanah budaya yang meliputi adat istiadat, karya cipta dan hasil pemikiran.
Bangsa Indonesia dan suku-suku di seluruh wilayah NKRI.
Keutuhan Sumber Daya Alam (SDA) dengan meliputi seluruh kekayaan alam berupa
barang tambang, flora dan fauna.
Keutuhan penduduk atau Sumber Daya Manusia (SDM) yang meliputi orangnya, status,
keselamatan hingga kesejahteraannya.
Adanya persatuan dan kesatuan memiliki manfaatkan yang bisa kamu rasakan dalam
kehidupan bernegara.
Pengertian IPTEK adalah singkatan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. IPTEK sendiri
sebagai ilmu yang mempelajari tentang perkembangan teknologi berdasarkan pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berjalan beriringan untuk membangun sebuah kemajuan
dalam perkembangan global.
Ilmu pengetahuan menjadi studi tentang alam serta perilaku dunia fisik dengan alam melalui
metode ilmiah. Ilmu pengetahuan didefinisikan sebagai proses mengamati,
mengidentifikasi, eksperimen, deskripsi, penyelidikan, dan penjelasan teoretis tentang
fenomena alam tersebut.
Sedangkan teknologi ialah kumpulan teknik dan proses yang digunakan dalam produksi
barang atau jasa, serta pencapaian tujuan seperti penyelidikan ilmiah.
Teknologi berpacu pada metode, perangkat dan sistem yang berasal dari ilmu pengetahuan
ilmiah sebagai tujuan praktis.
Ilmu pengetahuan mencakup studi sistematis tentang struktur dan perilaku dunia fisik serta
alam. Melalui pengamatan dan eksperimen. Sementara teknologi adalah penerapan
pengetahuan ilmiah tadi untuk tujuan praktisnya.
Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa
jenis pemahaman.
Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia
haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Kedua, bahwa setiap IPTEK yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai
Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.
Ketiga, nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di
Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara
bertindak bangsa Indonesia.
Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian
ilmu).
Pengertian Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu mengandung konsekuensi yang
berbeda-beda. Pengertian pertama bahwa iptek tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila mengandung asumsi bahwa iptek itu sendiri berkembang
secara otonom, kemudian dalam perjalanannya dilakukan adaptasi dengan nilai-nilai
Pancasila. Setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai
Pancasila sebagai faktor internal, mengandaikan bahwa sejak awal pengembangan iptek
sudah harus melibatkan nilai-nilai Pancasila. Namun, keterlibatan nilai-nilai Pancasila ada
dalam posisi tarik ulur, artinya ilmuwan dapat mempertimbangkan sebatas yang mereka
anggap layak untuk dilibatkan.
Pengertian selanjutnya bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi
pengembangan IPTEK mengasumsikan bahwa ada aturan main yang harus disepakati oleh
para ilmuwan sebelum ilmu itu dikembangkan. Namun, tidak ada jaminan bahwa aturan
main itu akan terus ditaati dalam perjalanan pengembangan iptek itu sendiri. Sebab ketika
iptek terus berkembang, aturan main seharusnya terus mengawal dan membayangi agar
tidak terjadi kesenjangan antara pengembangan IPTEK dan aturan main.
Pengertian berikutnya yang menempatkan bahwa setiap pengembangan iptek harus
berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri sebagai proses indegenisasi ilmu
mengandaikan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, tetapi
sudah menjadi paradigma ilmu yang berkembang di Indonesia. Untuk itu, diperlukan
penjabaran yang lebih rinci dan pembicaraan di kalangan intelektual Indonesia, sejauh mana
nilai-nilai Pancasila selalu menjadi bahan pertimbangan bagi keputusan-keputusan ilmiah
yang diambil.
3. Dampak Positif dan Negatif Terhadap IPTEK pada Bidang Sosial Budaya
Manfaat UU ITE
UU ITE sudah cukup komprehensif dalam mengatur informasi elektronik dan transaksi
elektronik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa cakupan materi UU ITE yang merupakan
terobosan baru yang sudah dijelaskan sebelumnya. Beberapa hal yang belum diatur secara
spesifik diatur dalam UU ITE, akan diatur dalam Peraturan Pemeritanh dan peraturan
perundang-undangan lainnya.
5. Kesimpulan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dapat dikatakan sebagai suatu hal yang
berhubungan dengan teknologi, baik penemuan terbaru yang bersangkutan dengan
teknologi maupun perkembangan di bidang teknologi itu sendiri. IPTEK terus berinovasi
untuk mewujudkan manfaat positif terhadap kehidupan manusia. IPTEK tidak hanya
bermanfaat dalam sarana kehidupan, tetapi juga untuk mempermudah segala kebutuhan
hidup manusia. Dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, manusia menjadi semakin
mudah untuk berkomunikasi dalam jarak jauh, bahkan dalam lingkup dunia.
Kemajuan iptek, menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan, kebebasan dan demokrasi
berpengaruh kuat terhadap pikiran maupun kemauan bangsa Indonesia. Dengan adanya
keterbukaan, dimungkinkan akan dapat mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
sehingga dapat dicapai pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Dengan demikian, perkembangan IPTEK mendukung terciptanya globalisasi. Karena
perkembangan IPTEK memudahkan manusia komunikasi jarak jauh, bahkan dalam lingkup
dunia sekalipun. Adanya kemudahan ini menunjukan adanya kekaburan batas-batas suatu
negara.
Kasus Dwi Hartano si Jenius ‘Penerus BJ Habibie’
(Aspek Sosial Budaya)
Pada tahun 2015, ia muncul di media massa atas karyanya di dunia aeronautika, karena
disebut menciptakan Satellite Launch Vechile/SLV (Wahana Peluncur Satelite, red) dengan
teknologi termutakhir yang disebut The Apogee Ranger V7s (TARAV7s). TARAV7s
merupakan satu dari sejumlah prestasi yang ditorehkan oleh Dwi. Ia juga disebut memiliki
lima hak paten di bidang kedirgantaraan dan kini disebut tengah terlibat proyek pembuatan
Eurofighter Typhoon Defence.
Ia juga menyebut bahwa dirinya sedang terlibat dalam penyempurnaan teknologi pesawat
tempur Eurofighter Typhoon generasi anyar milik Airbus Defence. Atas 'prestasinya' ini, Dwi
mengklaim bahwa dirinya berulang kali ditawari paspor Belanda. Pada tahun 2016, Dwi yang
juga mengaku sebagai lulusan Tokyo Institute of Technology,Jepang ini, sempat beberapa
kali diwawancarai sejumlah media nasional terkait prestasinya. Dalam wawancara tersebut,
Dwi terlihat sangat lihai menjelaskan penelitian yang tengah dia lakukan di negeri kincir
angin tersebut.
Namun satu tahun berselang, kebohongan terstruktur yang dilakukan oleh Dwi, akhirnya
terbongkar juga, setelah alumni TU Delft di Indonesia menyelidiki latar belakangnya.
Penyelidikan tentang kebohongan Dwi, bermula saat dia diundang sebagai pembicara di
salah satu konferensi tentang kedirgantaraan di Indonesia. Kala itu, alumni TU Delft di
Indonesia menyelidiki background Dwi, namun tak menemukannya.
"Alumni yang awalnya nyelidiki ini adalah dosen di Indonesia, dulunya TU Delft juga, bidang
aerospace engineering. Dia merasa ada yang aneh dengan Mas Dwi, lalu dicek
backgroundnya. Agak dalam juga tuh ngeceknya," kata salah seorang mahasiswa TU Delft
saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Minggu (8/10).
Mereka juga menanyakan ke European Space Agency (ESA), karena Dwi mengaku bekerja di
sana. Namun ternyata setelah dikroscek, tidak ada nama Dwi Hartanto di ESA. Dia tak tahu
sejak kapan Dwi Hartanto berbohong. Namun menurutnya penyelidikan kasus Dwi sudah
berlangsung cukup lama.
"Awal mula kecurigaan alumni itu sudah lama. Mungkin sudah setahunan," katanya.
Akhirnya, Dwi diinterogasi oleh PPI Delft, PPI Belanda, dan KBRI Den Haag, dan dia mengakui
kesalahannya. Dwi yang menyelesaikan pendidikan S1 nya di Akprind Yogyakarta itu juga
telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada publik.
Karena kebohongannya ini, KBRI Belanda akhirnya mencabut penghargaan untuk Dwi,
karena mengaku memenangkan kompetisi riset teknologi antar Space Agency (Lembaga
Penerbangan dan Antariksa) dari seluruh dunia di Cologne, Jerman. Namun sayang, prestasi
tersebut, lagi-lagi hanya khayalan semata.
"Menetapkan, keputusan kepala perwakilan tentang pencabutan keputusan kepala
perwakilan Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda Nomor SK/023/KEPPRI/VIII/2017
tentang penghargaan kepada DR. Ir. Dwi Hartanto," tulis surat tersebut, seperti tercantum
dalam situs resmi KBRI Belanda, http://ina.indonesia.nl, Kamis (5/10).
Karena sudah kadung ketahuan, Dwi pun tak dapat mengelak lagi. Melalui surat pernyataan
tertulis, pria ini akhirnya meminta maaf karena telah menimbulkan kehebohan atas prestasi
'semu' yang sempat dia gembar-gemborkan ke publik. Dalam pernyataannya, Dwi pun
mengaku khilaf.
Saya mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah
dirugikan atas tersebarnya informasi-informasi yang tidak benar terkait dengan pribadi,
kompetensi, dan prestasi saya.
Saya mengakui dengan jujur, kesalahan/kekhilafan dan ketidakdewasaan saya, yang
berakibat pada terjadinya framing, distorsi informasi, atau manipulasi fakta yang
sesungguhnya secara luas yang melebih-lebihkan kompetensi dan prestasi saya.
Saya sangat berharap bisa berkenan untuk dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.
Untuk itu saya berjanji:
1. Tidak akan mengulangi kesalahan/perbuatan tidak terpuji ini lagi,
2. Akan tetap berkarya dan berkiprah dalam bidang kompetensi saya yang
sesungguhnya dalam sistem komputasi dengan integritas tinggi,
3. 3. Akan menolak untuk memenuhi pemberitaan dan undangan berbicara resmi yang
di luar kompetensi saya sendiri, utamanya apabila saya dianggap seorang ahli
satellite technology and rocket development, dan otak di balik pesawat tempur
generasi keenam.